• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUSUN Dr. Mukiyat, M.Pd (PPPPTK PKn dan IPS) PEMBAHAS Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S (Universitas Negeri Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYUSUN Dr. Mukiyat, M.Pd (PPPPTK PKn dan IPS) PEMBAHAS Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S (Universitas Negeri Malang)"

Copied!
350
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUN Dr. Mukiyat, M.Pd (PPPPTK PKn dan IPS) Dr. Suwarno, M.H (PPPPTK PKn dan IPS)

Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ (PPPPTK PKn dan IPS)

Diana Wulandari, S.Pd (PPPPTK PKn dan IPS)

Drs. Margono, M.Pd, M.Si (Universitas Negeri Malang)

Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S (Universitas Negeri Malang)

Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum (Universitas Negeri Malang)

PEMBAHAS

Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S (Universitas Negeri Malang)

Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum (Universitas Negeri Malang)

Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si (Universitas Negeri Malang)

Siti Awaliyah, S.Pd, SH, M.Hum (Universitas Negeri Malang)

Muhammad Rohmatul Adib, S.Pd (SMA Negeri 3 Malang)

Drs. Dewantara (SMA Negeri 7 Malang) Dra. Husniah (SMA Negeri 4 Malang) Sukamto, S.Pd (SMA Negeri 1 Kandangan) Drs. Teguh Santosa (SMA Negeri 8 Malang)

(2)

PPKn SMA/SMK K-1

i

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

PPKn SMA/SMK

KELOMPOK KOMPETENSI 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PPPPTK PKn DAN IPS

2015

PENYUSUN

Dr. Mukiyat, M.Pd

(PPPPTK PKn dan IPS)

Dr. Suwarno, M.H

(PPPPTK PKn dan IPS)

Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ

(PPPPTK PKn dan IPS)

Diana Wulandari, S.Pd

(PPPPTK PKn dan IPS)

Drs. Margono, M.Pd, M.Si

(Universitas Negeri Malang)

Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S

(Universitas Negeri Malang)

Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum

(Universitas Negeri Malang)

PEMBAHAS

Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S

(Universitas Negeri Malang)

Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum

(Universitas Negeri Malang)

Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si

(Universitas Negeri Malang)

Siti Awaliyah, S.Pd, SH, M.Hum

(Universitas Negeri Malang)

Muhammad Rohmatul Adib, S.Pd

(SMA Negeri 3 Malang)

Drs. Dewantara

(SMA Negeri 7 Malang)

Dra. Husniah

(SMA Negeri 4 Malang)

Sukamto, S.Pd

(SMA Negeri 1 Kandangan)

Drs. Teguh Santosa

(SMA Negeri 8 Malang)

(3)

PPKn SMA/SMK K-1

ii

PENGANTAR

Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru. Informasi, tentang peta kompetensi tersebut diwujudkan dalam buku modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran.

PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya modul PKB untuk mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam Kelompok Kompetensi 1 sampai dengan 10. Dengan adanya modul ini, diharapkan semua kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksan dengan pola tatap muka maupun on-line bisa mengacu dari modul-modul yang telah disusun ini.

Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS.

Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal

Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D

NIP. 1959080119850320

(4)

PPKn SMA/SMK K-1

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Pendahuluan ... Kegiatan Pembelajaran 1 ... A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 2 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 3 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... ii iii 1 13 13 13 14 24 24 24 25 26 28 28 29 29 45 46 46 50 50 51 51 51 52 69 70 71 72 72

(5)

PPKn SMA/SMK K-1

iv

Kegiatan Pembelajaran 4 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 5 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 6 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 7 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... 73 73 74 74 98 98 99 100 100 101 101 101 102 111 112 113 114 114 115 115 115 116 138 139 142 144 144 145 145 145 145 164 166 169 172 172

(6)

PPKn SMA/SMK K-1

v

Kegiatan Pembelajaran 8 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 9 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 10 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 11...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... 173 173 173 174 186 187 187 187 188 189 189 189 190 210 212 212 213 214 216 216 216 216 222 224 224 224 225 226 226 226 226 237 237 237 237 238

(7)

PPKn SMA/SMK K-1

vi

Kegiatan Pembelajaran 12 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 13 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 14 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... Kegiatan Pembelajaran 15 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... H. Kunci Jawaban ... 239 239 239 239 253 253 254 254 254 257 257 257 257 269 269 269 269 269 270 270 270 271 289 290 291 293 293 297 297 297 298 331 331 332 333 333

(8)

PPKn SMA/SMK K-1

vii

Penutup ... Daftar Pustaka ... Glosarium ... 335 336 340

(9)

PPKn SMA/SMK K-1

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan agar mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan

dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana

diamanatkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu ―Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif‖. Untuk itu guru dan tenaga kependidikan yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan

(10)

PPKn SMA/SMK K-1

2

diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan salah satu bahan referensi bagi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kegiatan PKB. Penyusunan modul ini telah melalui beberapa proses dan mekanisme yaitu tahap: persiapan, penyusunan, pemantapan (sanctioning), dan

pencetakan. Modul ini disusun untuk memberikan

informasi/gambaran/deskripsi dan pembelajaran mengenai materi-materi yang relevan, serta disesuaikan dengan standar isi kurikulum.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan modul diklat PKB secara umum adalah memberikan pemahaman dan sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat PKB, sehingga kompetensi ranah profesional dan paedagogik tercapai. Kompetensi inti dalam ranah profesional yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK

3. Mengembangkan materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK secara kreatif

Sedangkan kompetensi inti dalam ranah paedagogik yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan matapelanjaran yang

(11)

PPKn SMA/SMK K-1

3

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

C. Peta Kompetensi

No Mata Diklat Kompetensi Materi

1 Konsep

Dasar Pancasila

1. Mendeskripsikan Konsep perumusan Dasar Negara Republik Indonesia.

2. Mendeskripsikan sejarah perumusan Dasar Negara Republik Indonesia.

3. Mendeskripsikan Peran BPUPKI dan PPKI dalam perumusan Pancasila.

4. Memahami makna nilai-nilai yang tekandung dalam sila Pancasila. 5. Memahami Rumusan Kesatuan sila-sila Pancasila sebagai sistem. 6. Mendeskripsikan penetapan Pancasila sebagai dasar 1. Konsep perumusan Dasar Negra Republik Indonesia.

2. Sejarah perumusan Dasar Negara Republik Indonesia. 3. Peran BPUPKI dan

PPKI dalam

perumusan Pancasila. 4. Makna nilai-nilai yang tekandung dalam sila Pancasila. 5. Rumusan Kesatuan sila-sila Pancasila sebagai sistem. 6. Penetapan Pancasila sebagai dasar

2. Konstitusi 1. Mendiskripsikan definisi

dari konstitusi.

2. Menyebutkan tujuan dari adanya konstitusi. 3. Menceritakan tentang

sejarah lahirnya konstitusi.

4. Mendeskripsikan peran BPUPKI dan PPKI dalam penetapan perumusan konstitusi.

5. Menjelaskan fungsi kontitusi sebagai pembatas dan sumber

1. Definisi dari konstitusi. 2. Tujuan konstitusi. 3. Sejarah lahirnya

konstitusi.

4. Peran BPUPKI dan PPKI dalam penetapan perumusan konstitusi. 5. Fungsi kontitusi

sebagai pembatas dan sumber legitimasi kekuasaan negara. 6. Isi muatan konstitusi. 7. Kontitusi sebagai

(12)

PPKn SMA/SMK K-1

4

No Mata Diklat Kompetensi Materi

legitimasi kekuasaan negara.

6. Dapat menjelaskan isi muatan konstitusi. 7. Dapat memahami

kontitusi sebagai sarana persatuan,pengendali, perekayasa, dan pembaharuan masyarakat. 8. Mampu mendeskripsikan makna nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam kontitusi. persatuan,pengendali, perekayasa, dan pembaharuan masyarakat. 8. Makna nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam kontitusi. 3 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1. menjelaskan hakikat

negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai konsep

2. menjelaskan unsur-unsur

Negara Kesatuan

Republik Indonesia sesuai konsep

3. menjelaskan arti penting

semangat persatuan dan kesatuan untuk

memperkuat serta memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan baik

4. menjelaskan memperkuat

semangat persatuan dan kesatuan yang mencerminkan komitmen terhadap keutuhan nasional 5. menjelaskan sejarah perjuangan membangun NKRI 6. menjelaskan

macam-macam ancaman yang membahayakan keutuhan NKRI.

7. menjelaskan usaha

mempertahankan keutuhan NKRI.

1. Hakikat negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai konsep 2. Unsur-unsur Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai konsep

3. Arti penting semangat

persatuan dan kesatuan untuk memperkuat serta memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan baik 4. Semangat persatuan

dan kesatuan yang mencerminkan komitmen terhadap keutuhan nasional 5. Sejarah perjuangan membangun NKRI 6. Macam-macam ancaman yang membahayakan keutuhan NKRI. 7. Usaha mempertahankan keutuhan NKRI.

(13)

PPKn SMA/SMK K-1

5

No Mata Diklat Kompetensi Materi

4 Sistem dan Bentuk Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1. Menjelaskan pengertian sistem dan bentuk pemerintahan negara 2. Menjelaskan

macam-macam sistem dan bentuk pemerintahan negara 3. Menjelaskan sistem dan

bentuk pemerintahan Negara Indonesia menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

4. Menjelaskan dinamika pelaksanaan sistem dan bentuk pemerintahan di Indonesia

5. Menjelaskan sistem pembagian kekuasaan pemerintah pusat sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

6. Menjelaskan sistem pembagian kekuasaan pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 7. Menjelaskan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 8. Menjelaskan konsep demokrasi Pancasila 9. Menjelaskan perkembangan pelaksanaan demokrasi Pancasila di Indonesia 10. Mencontohkan sikap dan

perilaku yang

mencerminkan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara

1. Menjelaskan pengertian sistem dan bentuk pemerintahan negara 2. Menjelaskan

macam-macam sistem dan bentuk pemerintahan negara 3. Menjelaskan sistem dan bentuk pemerintahan Negara Indonesia menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 4. Menjelaskan dinamika pelaksanaan sistem dan bentuk pemerintahan di Indonesia 5. Menjelaskan sistem pembagian kekuasaan pemerintah pusat sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 6. Menjelaskan sistem

pembagian kekuasaan pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 7. Menjelaskan hubungan

struktural dan fungsional

pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 8. Menjelaskan konsep demokrasi Pancasila 9. Menjelaskan perkembangan pelaksanaan demokrasi Pancasila di Indonesia 10. Mencontohkan sikap

dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kehidupan

(14)

PPKn SMA/SMK K-1

6

No Mata Diklat Kompetensi Materi

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 5 Sistem Hukum dan Peradilan Nasional 1. Menjelaskan pengertian sitem hukum dan peradilan.

2. Menjelaskan tujuan dan fungsi sistem hukum dan peradilan

3. Menjelaskan Pasal 10 ayat(2) UU No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

4. Mendiskripsikan macam-macam sanksi yang terkndung dalam Pasal 10 KUHP

1. Pengertian sitem hukum dan peradilan. 2. Tujuan dan fungsi

sistem hukum dan peradilan 3. Pasal 10 ayat(2) UU No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman. 4. Macam-macam sanksi yang terkndung dalam Pasal 10 KUHP. 6 Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Inonesia 1. Menjelaskan konsep kehidupan berbangsa dan bernegara kesatuan RI sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 2. Mendeskripsikan

perjalanan sejarah

berbangsa dan bernegara NKRI berdasarkan

keilmuan

3. Menjelaskan posisi dan kronologi geopolitik

Indonesia sesuai keilmuan 4. Menjelaskan makna dan

pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai konsep

5. Menjelaskan makna dan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara dilihat dari konteks sejarah Indonesia

6. Menjelaskan makna dan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara dilihat dari konteks

geopolitik Indonesia 7. Menjelaskan hubungan

kesadaran berbangsa dan bernegara dengan

pemahaman dan

1. Konsep kehidupan berbangsa dan

bernegara kesatuan RI sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945

2. Perjalanan sejarah berbangsa dan bernegara NKRI berdasarkan keilmuan 3. Posisi dan kronologi

geopolitik Indonesia sesuai keilmuan 4. Makna dan pentingnya

kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai konsep

5. Makna dan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara dilihat dari konteks sejarah Indonesia

6. Makna dan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara dilihat dari konteks geopolitik Indonesia

7. Hubungan kesadaran berbangsa dan bernegara dengan pemahaman dan

(15)

PPKn SMA/SMK K-1

7

No Mata Diklat Kompetensi Materi

penerapan Wawasan Nusantara

8. Menunjukan wujud

kesadaran berbangsa dan bernegara dalam

kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945

penerapan Wawasan Nusantara 8. Wujud kesadaran berbangsa dan bernegara dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan

bernegara sesuai nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 7 Hak Asasi Manusia di Indonesia 1. menjelaskan hakikat Hak Asasi Manusia 2. mengidentifikasi ciri-ciri

pokok/khusus Hak Asasi Manusia

3. menjelaskan hubungan Hak Asasi Manusia dengan Kewajiban Asasi Manusia 4. menjelaskan

macam-macam Hak Asasi Manusia

5. mendeskripsikan perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia

1. Hakikat Hak Asasi Manusia

2. Ciri-ciri pokok/khusus Hak Asasi Manusia 3. Hubungan Hak Asasi

Manusia dengan Kewajiban Asasi Manusia 4. Macam-macam Hak Asasi Manusia 5. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia 8 Sistem Politik Indonesia 1. Menjelaskan pengertian sistem dan politik. 2. Menjelaskan pengertian

Sistem, dan budaya politik.

3. Menjelaskan tipe-tipe budaya politik.

4. Menjelaskan budaya politik berdasarkan sikap dan tujuan . 5. Menjelaskan budaya politik berdasarkan orientasi politik. 6. Menjelaskan pentingnya budaya politik berdasarkan sikap, tujuan, dan orientasi politiknya

1. Pengertian sistem

dan politik. 2. Pengertian Sistem,

dan budaya politik. 3. Tipe-tipe budaya politik. 4. Budaya politik berdasarkan sikap dan tujuan . 5. Budaya politik berdasarkan orientasi politik. 6. Pentingnya budaya politik berdasarkan sikap, tujuan, dan orientasi politiknya 9 Hubungan Internasional Indonesia 1. memahami konsep organisasi internasional 2. memahami konsep 1. Konsep organisasi internasional 2. Konsep hubungan

(16)

PPKn SMA/SMK K-1

8

No Mata Diklat Kompetensi Materi

hubungan internasional 3. memahami peran Indonesia dalam hubungan internasional. internasional 3. Peran Indonesia dalam hubungan internasional. 10 Pendekatan saintifik 1. Menjelaskan pengertian pendekatan saintifik 2. Menguraikan alasan digunakan pendekatan saintifik 3. Menguraikan tahapan pelaksanaan pendekatan saintifik 1. Pengertian penilaian autentik 2. Alasan digunakan penilaian autentik 3. Tahapan pelaksanaan penilaian autentik 11 Model-Model Pembelajaran 1. Mengidentifikasi model pembelajaran Discovery Learning, 2. Mengidentifikasi model pembelajaran Problem Based learning 3. Mengidentifikasi model pembelajaran Project Based Learning 4. Menjelaskan manfaat model pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning dan Proyek Based Learning

1. Model pembelajaran Discovery Learning, 2. Model pembelajaran

Problem Based learning 3. Model pembelajaran

Project Based Learning 4. Manfaat model

pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning dan Proyek Based Learning

12 Penilaian Autentik 1. Mendeskripsikan pengertian penilaian autentik 2. Mendeskripsikan fungsi penilaian autentik 3. Menjelaskan tujuan penilaian autentik 4. Menjelaskan prinsip penilaian autentik 5. Menjelaskan lingkup penilaian autentik 6. Mengidentifikasi sistem penilaian autentik 7. Memahami ketuntasan belajar 1. Pengertian penilaian autentik 2. Fungsi penilaian autentik 3. Tujuan penilaian autentik 4. Prinsip penilaian autentik 5. Lingkup penilaian autentik 6. Sistem penilaian autentik 7. Ketuntasan belajar 13 Silabus dan RPP 1. Menjelaskan pengertian perencanaan pembelajaran 2. Menjelaskan pengertian silabus 3. Menjelaskan pengertian 1. Pengertian perencanaan pembelajaran 2. Pengertian silabus 3. Pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

(17)

PPKn SMA/SMK K-1

9

No Mata Diklat Kompetensi Materi

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 4. Menjelaskan prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran 5. Menjelaskan komponen silabus dan RPP 4. Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran

5. Komponen silabus dan RPP

14 Sumber dan

Media

Pembelajaran

1. menjelaskan pengertian dan klasifikasi sumber pembelajaran

2. menjelaskan pengertian dan klasifikasi media pembelajaran

3. menjelaskan landasan media pembelajaran 4. menjelaskan fungsi media

pembelajaran

5. menjelaskan manfaat media pembelajaran 6. menjelaskan kriteria media

pembelajaran 7. menjelaskan analisis kebutuhan media pembelajaran 1. Pengertian dan klasifikasi sumber pembelajaran 2. Pengertian dan klasifikasi media pembelajaran 3. Landasan media pembelajaran 4. Fungsi media pembelajaran 5. Manfaat media pembelajaran 6. Kriteria media pembelajaran 7. Analisis kebutuhan media pembelajaran 15 Penelitian Tindakan Kelas 1. Mendeskripsikan konsep dasar penelitian tindakan kelas

2. Mendeskripsikan timbulnya penelitian tindakan kelas 3. Menjelaskan tujuan

penelitian tindakan kelas 4. Menjelaskan manfaat

penelitian tindakan kelas 5. Menjelaskan karakteristik

penelitian tindakan kelas 6. Mendeskripsikan landasan

konseptual penelitian tindakan kelas

7. Menjelaskan asas-asas penelitian tindakan kelas 8. Menjelaskan

prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas

9. Menjelaskan prosedur pelasaksanaan penelitian tindakan kelas

10. Menjelaskan latar, subyek dan obyek penelitian

1. Konsep dasar penelitian tindakan kelas 2. Timbulnya penelitian tindakan kelas 3. Tujuan penelitian tindakan kelas 4. Manfaat penelitian tindakan kelas 5. Karakteristik penelitian tindakan kelas 6. Landasan konseptual penelitian tindakan kelas 7. Asas-asas penelitian tindakan kelas 8. Prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas 9. Prosedur pelasaksanaan penelitian tindakan kelas

10. Latar, subyek dan obyek penelitian tindakan kelas

(18)

PPKn SMA/SMK K-1

10

No Mata Diklat Kompetensi Materi

tindakan kelas

11. Menjelaskan model-model penelitian tindakan kelas 12. Menjelaskan instrumen

penelitian tindakan kelas 13. Menjelaskan teknik

pengambilan data dalam penelitian tindakan kelas 14. Menjelaskan siklus dalam

penelitian tindakan kelas 15. Menjelaskan fungsi

observasi dan refleksi dalam penelitian tindakan kelas

16. Mendeskripsikan analisis penelitian tindakan kelas

11. Model-model penelitian tindakan kelas

12. Instrumen penelitian tindakan kelas 13. Teknik pengambilan

data dalam penelitian tindakan kelas

14. Siklus dalam penelitian tindakan kelas

15. Fungsi observasi dan refleksi dalam penelitian tindakan kelas

16. Analisis penelitian tindakan kelas

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan dalam modul ini mencakup: 1. Konsep Dasar Pancasila

2. Konstitusi

3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 4. Sistem dan Bentuk Pemerintahan Negara Indonesia 5. Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

6. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia 7. Hak Asasi Manusia di Indonesia

8. Sistem Politik Indonesia

9. Hubungan Internasional Indonesia 10. Pendekatan saintifik

11. Model model pembelajaran 12. Penilaian Autentik

13. Silabus dan RPP

14. Sumber dan Media Pembelajaran 15. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(19)

PPKn SMA/SMK K-1

11

P eta K ompe ten si G rade 1 Profesional Konsep Dasar Pancasila Konstitusi NKRI Sistem dan Bentuk Pemerintahan Negara

Indonesia Sistem Hukum dan Peradilan Nasional Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia HAM di Indonesia Sistem Politik Indonesia Hubungan Internasional Indonesia Paedagogik Pendekatan saintifik Model model pembelajaran Penilaian Autentik

Sumber dan Media Pembelajaran Penelitian Tindakan

Kelas

(20)

PPKn SMA/SMK K-1

12

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Petunjuk penggunaan modul ini adalah sebagai berikut: 1. Membaca judul modul dengan teliti

2. Membaca pendahuluan agar memahami latar belakang penulisan modul, tujuan penyusunan modul, peta kompetensi dalam modul, ruang lingkup pembahasan, serta petunjuk penggunaan modul yang termuat dalam saran cara penggunaan modul

3. Mengikuti alur kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan pembelajaran 1 sampai dengan kegiatan pembelajaran 15. Kegiatan pembelajaran menunjukan mata diklat atau topik yang akan dibahas dalam kegiatan diklat. Setiap kegiatan pembelajaran memiliki tujuan, indikator pencapaian, aktivitas pembelajaran, latihan/ kasus /tugas, rangkuman materi, umpan balik dan tindak lanjut, serta kunci jawaban yang berbeda.

(21)

PPKn SMA/SMK K-1

13

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

KONSEP DASAR PANCASILA

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini yaitu tentang Konsep Dasar Negara Indonesia (Pancasila) diharapkan anda dapat:

1. Mendeskripsikan konsep perumusan Dasar Negara Republik Indonesian dari Mr. Moh. Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno.

2. Mendeskripsikan sejarah perumusan Negara Republik Indonesia.

3. Mendeskripsikan peran BPUPKI dan PPKI dalam Perumusan Pancasila. 4. Menjelaskan makna nilai-nilai yang Tekandung dalam Sila Pancasila. 5. Menjelaskan rumusan kesatuan sila-sila Pancasila sebagai sistem. 6. Menjelaskan kapan dan siapa yang menetapan Pancasila sebagai Dasar

Negara.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan Konsep perumusan Dasar Negra Republik Indonesia. 2. Mendeskripsikan sejarah perumusan Dasar Negara Republik Indonesia. 3. Mendeskripsikan Peran BPUPKI dan PPKI dalam perumusan Pancasila. 4. Menjelaskan makna nilai-nilai yang tekandung dalam sila Pancasila. 5. Menjelaskan Rumusan Kesatuan sila-sila Pancasila sebagai sistem. 6. Menjelaskan kapan dan siapa yang menetapan Pancasila sebagai dasar

(22)

PPKn SMA/SMK K-1

14

C. Uraian Materi

1.

Konsep Perumusan Dasar Negara Republik Indonesia.

Rumusan sila-sila pada Pancasila seperti yang sekarang ini, yang terdiri dari lima sila yaitu seperti yang ada dilambang negara Burung Garuda Pancasila seperti dibawah:\

Gambar 1: Burung Garuda Pancasila.

Kelima rumusan tersebut tidak sekali jadi tetapi melalui proses yang panjang dan pemikiran yang mendalam dari beberapa tokoh pendiri negara ini.

Pertama-tama rumusan sila-sila Pancasila berupa konsep lalu disampaikan/dipidatokan dalam sidang BPUPKI. Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari,berturut-turut yang tampil untuk berpidato menyampaikan konsep usulan rumusan Pancasila adalah sebagai berikut: a) Tanggal 29 Mei 1945 Mr. Moh. Yamin.

b) Tanggal 31 Mei 1945 Prof Dr. Soepomo. c) Tanggal 1Juni 1945

a. Konsep Perumusan Dasar Negara oleh Mr. Moh Yamin.

Dalam sidang tanggal 29 Mei 1945 Mr.Moh.Yamin mengusulkan berupa konsep rumusan dasar negara Indonesia sebagai berikut:

1. Peri Kebangsan. 2. Peri Kemanusiaan. 3. Peri Ketuhanan.

4. Peri Kerakyatan, (a) permusyaratan, b) perwakilan, c) kebijaksanaan. 5. Kesejahteraan rakyat, (keadilan sosial)

Selain konsep usulan tersebut pada akhir pidatonya Mr.Moh Yamin menyerahkan naskah sebagai lampiran yaitu: suatu usulan rancangan

(23)

PPKn SMA/SMK K-1

15

rumusan UUD RI dan rancangan itu dimulai dengan Pembukaan yang isinya sebagai berikut:

‖Untuk membentuk pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, menyuburkan hidup kekeluargaan dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan Rakyat dengan berdasarkan kepada: KetuhananYang Maha Esa, Kebangsaan, Persatuan Indonesia, dan rasa Kemanusiaan yang adil dan beradap, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.‖(Pringgodigdo,AG:162)

b. Konsep Perumusan Dasar Negara oleh Prof. Dr. Soepomo pada 31 Mei 1945.

Berbeda dengan konsep usulan Mr. Moh. Yamin, Prof.Dr. Soepomo mengemukakan teori-teori negara sebagai berikut:

1) Teori negara perseorangan (individu), sebagaimana diajarkan oleh Thomas Hobbes (abad 17), Jean Jacques Rousseau (abad 18), Herbert Spencer (abad 19), H.J. Laski (abad 20). Menurut paham ini negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disususun atas kontrak antara seluruh individu (contract social). Paham negara ini banyak terdapat di Eropa dan Amerika.

2) Paham negara kelas (class theory) atau teori golongan. Teori ini sebagaimana diajarkan oleh Engel dan Lenin. Negara adalah alat dari suatu golongan (suatu klasse) untuk menindas klasse lain. Negara kapitalis adalah alat dari kaum borjuis, oleh karena itu kaum Marxis menganjurkan untuk maraih kekuasaan agar kaum buruh dapat ganti menindas kaum borjuis.

3) Paham negara Integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, Hegel (18 dan 19) Menurut paham ini negara bukanlah untuk menjamin perseorangan

(24)

PPKn SMA/SMK K-1

16

atau golongan, akan tetapi menjamin kepentingan yang integral, segala golongan, yang anggotanya saling berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan kesatuan organis. Menurut paham ini yang terpenting negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu persatuan (Sekretaris Negara 1995;33 dalam Kalean2004:39).

Selanjutnya dalam kaitanya dengan dasar negara Indonesia Soepomo mengusulkan konsep sebagai berikut:

1) Saya mengusulkan pendirian negara nasional yang bersatu yaitu negara yang tidak akan mempersatukan diri atau golongan besar dan kecil. 2) Kemudian dianjurkan supaya setiap warga negara takluk kepada Tuhan

supaya tiap-tiap waktu ingat kepada Tuhan.

3) Mengenai kerakyatan, bentuk sistem badan permusyawaratan, Kepala negara harus terus bergaul dengan badan permusyaratan supaya senantiasa mengetahui dan merasakan rasa keadilan dan cita-cita rakyat.

4) Mengenai lapangan okonomi negara bersifat bersifat kekeluargaan,sistem tolong menolong dan sistem koperasi.

5) Mengenai hubungan antar negara, Prof.Dr. Soepomo menganjurkan supaya negara Indonesia bersifat Negara Asia, karena anggota dari kekeluargaan Asia Timur Raya.

c. Konsep Perumusan Dasar Negara oleh Ir. Soekarno pada 1Juni 1945. Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato dalam sidang BPUPKI,

yang disampaikan secara lisan tampa teks. Beliau mengusulkan konsep dasar negara yang terdiri dari lima prinsip yang rumusannya sebagai berikut:

1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia). 2) Internasionalisme (peri kemanusiaan) 3) Mufakat (demokrasi)

4) Kesejahteraan sosial.

5) Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang Berkebudayaan).

Lima prinsip dasar negara tersebut oleh Soekarno diusulkan agar diberi nama ‖Pancasila‖ atas saran temannya yang ahli bahasa. Lima sila tersebut dapat diperas menjadi Tri sila yaitu: (1) Sosio nasionalisme (2) Sosio demokrasi (3) Ketuhanan. Dari tri sila tersebut beliau mengusulkan dapat dipersa lagi menjadi Eka sila yaitu: ‖gotong royong‖.

(25)

PPKn SMA/SMK K-1

17

1. Sejarah Perumusan Dasar Negara Republik Indonesia.

Sejarah perumusan Pancasila hampir sama dengan konsep perumusan Pancasila, kalau konsep lebih menekankan pada conten, sedang sejarah perumusan Pancasila lebih menekankan pada proses dan peristiwa yaitu tanggal, bulan dan tahunnya.

Dalam rangka pemberian dukungan dalam usaha perangnya melawan Amerika Serikat dan Inggris yang kekalahannya sudah diambang pintu, maka Indonesia akan diberi kemerdekaan. Untuk itu Pemerintah Jepang di Jawa membentuk ‖dokuritsu Jumbi Cosakai atau BPUPKI. Sejumlah tokoh Indonesia dijadikan anggota badan itu Sedang dua orang yiatu: dr. Radjiman Wedyodiningrat dan R.P. Soeroso diangkat masing menjadi Ketua dan Ketua Muda (merangkap Kepala Kantor atau Kepala Sekretariat) dengan seorang Jepang sebagai Ketua Muda yang lain (Nugroho Notosusanto, 1981:20). Pada tanggal 28 Mei 1945 Panglima Tentera Keenambelas Jepang di Jawa Letnan Jenderal Kumakici Harada melantik para angota BPUPKI dan pada keesokan harinya dimulailah persidangan BPUPKI yang pertama, tepatnya mulai tanggal 29 Mei sampai 1Juni 1945. Dalam kata pembukaannya Ketua dr. Rajiman Wedyodiningrat meminta pandangan para anggota mengenai ‖Dasar Negara‖ Indonesia jika Indonesia merdeka.

Ternyata ada tiga anggota yang memenuhi permintaan ketua yaitu: a. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Moh. Yamin.

b. Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo. c. 1 Juni 1945 Ir. Soekarno.

Sidang BPUPKI kedua Tanggal 10 sampai 16 Juli 1945. Hari pertama sebelum sidang BPUPKI dimulai diadakan penambahan 6 anggota , selain penambahan anggota BPUPKI Ir. Soekarno sebagai Ketua Panitia Kecil melaporkan hasil pertemuannya yang dilakukan sejak tanggal 1Juni yang telah lalu. Menurut laporan pada tanggal 22 Juni 1945 Ir. Soekarno mengadakanpertemuan antara panitia Kecil dengan anggota Badan Penyelidik. Yang hadir dalam pertemua itu berjumlah 38 anggota yaitu anggota yang bertempat tinggal di Jakarta dan angota-anggota Badan Penyelidik yang merangkap menjadi anggota Tituoo Sangi In dari luar jakarta. Pertemuan antara 38 anggota itu diadakan di gedung kantor besar Jawa Hooko Kai (kantornya Bung Karno sebagai Honbucoo/sekretaris Jendral Jawa

(26)

PPKn SMA/SMK K-1

18

Hooko Kai). Mereka membentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang yang populer disebut ‖Panitia Sembilan‖ yang anggotanya adalah sebagai berikut: 1. Ir. Soekarno.

2. Wachid Hasyim. 3. Mr.Muh. Yamin. 4. Mr. Maramis. 5. Dras. Moh. Hatta. 6. Mr. Soebardjo.

7. Kyai Abdul Kahar Moezakkir. 8. Abikosno Tjokrosoejoso. 9. Haji Agus Salim.

Panitia sembilan ini dibentuk karena kebutuhan untuk mencari modus antar apa yang disebut ‖golongan Islam‖ dengan apa yang disebut ‖golongan Kebangsaan‖ mengenai soal agama dan negara. Persoalan ini rupanya sudah timbul selama persidangan BPUKI. Panitia berhasil mencapai modus itu yang diberi bentuk suatu rancangan pembukaan hukum dasar. Inilah yang dikenal

dengan nama yang diberikan oleh Muh. Yamin ”Piagam Jakarta” (Jakarta

Charter).

Adapun isi naskah preambule tersebut adalah sebagai berikut: Maka disusunlah kemerdekaan bangsa Indonesia itu suatu hukum dasar Negera Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan dengan kewajiban syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia dan

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kemudian proses selanjutnya Rumsan Pancasila: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemuknya, menjadi masalah. Pada tanggal 17 Agustus 1945, di proklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Pada sore harinya Bung Hatta menerima Nisjidjima menyampaikan keberatan kaum Kristen: Katolik dan Protestan terutama

Bangsa Indonesia di wilayah timur keberatan dengan kalimat: ―dengan

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya‖.

(27)

PPKn SMA/SMK K-1

19

Hadikusumo, Wahid Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo, Mr. Teuku Hasan. membebicarakan, dan musyawarah menghilangkan kalimat yang dapat

memecah belah kerukunan umat demi persatuan. Akhirnya kalimat ―dengan

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemuknya‖ oleh Moh. Hatta di coret sehingga tinggal ―Ketuhanan Yang Maha Esa seperti sekarang ini, pada tanggal 18 Agustus PPKi menetapkan UUD 1945, rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan secara tidak langsung ikut ditetapkan sebagai Dasar Negara seperti sekarang ini.

2. Peran BPUPKI dan PPKI dalam Perumusan Pancasila.

a. Peran BPUPKI Dalam Perumusan Pancasila.

Lembaga BPUPKI mempunyai peran yang strategis dan penting dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia khususnya dalam merumuskan Pancasila. Sejak dibentuk pada tanggal 28 Mei 1945 Panglima Tentera Keenambelas Jepang di Jawa Letnan Jenderal Kumakici Harada melantik para angota BPUPKI dan pada keesokan harinya dimulailah persidangan BPUPKI yang pertama, tepatnya mulai tanggal 29 Mei sampai 1Juni 1945. Ketua BPUPKI dr. Rajiman Wedyodiningrat dalam sambutannya meminta pandangan para anggota mengenai ‖Dasar Negara‖ Indonesia jika Indonesia merdeka.

Ternyata ada tiga anggota yang memenuhi permintaan ketua yaitu: a. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Moh. Yamin.

b. Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo. c. 1 Juni 1945 Ir. Soekarno.

b. Peran PPKI Dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila dan UUD 1945. Setelah BPUPKI dibubarkan, pada pertengahan bulan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI (Dokuchi Zyunbi Iinkai.

Untuk keperluan membentuk panitia tersebut pada tanggal 8 Agustus Ir. Soekarno dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas panggilan

Jenderal Besar Terauchi. Menurut Soekarno pada tanggal 9 Agustus Jendral Teruchi kepadanya 3 cap yaitu:

1) Ir. Soekarno sebagai ketua PPKI, dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. Radjiman sebagai anggota.

(28)

PPKn SMA/SMK K-1

20

2) PPKI boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus 1945.

3) Cepat dan tidaknya pekerjaan PPKI diserahkan sepenuhnya kepada Panitia.

Anggota PPKI terdiri dari 21 orang yang sebagian didatangkan dari daerah untuk mewakali derahnya. Dalam anggota PPKI tidak seorangpun bangsa Jepang yang duduk dalam anggota.

(1) Sidang Pertama PPKI Tanggal 18 Agustus 1945.

Sehari setelah Proklamasi keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang pertama, sebelum sidang resmi dimulai, kira-kira 20 menit dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa perubahan yang berkaitan dengan naskah Panitia Pembukaan UUD 1945 yang dikenal piagam Jakarta. Terutama sila pertama Pancasila yaitu dengan mencoret kalimat ―dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemuknya‖. Dalam siding pertama PPKI dihadiri oleh 27 orang dan menghasilkan keputusan sebagai berikut:

a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar yang meliputi:

(1) Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta kemudian berfungsi sebagai Pembukaan UUD 1945.

(2) Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan 1945 pada tanggal 17 Juli setelah mengalami perubahan berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta.

b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.

c. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan musyawarah darurat.

(2) Sidang Kedua PPKI Tanggal 19 Agustus 1945.

Sidang kedua PPKI berhasil menentukan dan menetapkan propinsi di Indonesia yaitu ada 8 propinsi,pembagian propinsi tersebut sebagai berikut:

(1) Jawa Barat. (2) Jawa Tengah. (3) Jawa Timur. (4) Sumatera. (5) Borneo. (6) Sulawesi. (7) Maluku.

(29)

PPKn SMA/SMK K-1

21

(8) Sunda Kecil.

Disamping itu berhasil membentuk kementerian yang meliputi 12 Departemen yaitu Departemen : (1) Pertanian. (2) Luar Negeri. (3) Kehakiman. (4) Keuangan. (5) Kemakmuran. (6) Kesehatan.

(7) Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan. (8) Sosial.

(9) Pertahanan. (10) Penerangan. (11) Perhubungan.

(12) Pekerjaan Umum (Sekretariat Negara, 1995: 461). (3) Sidang Ketiga PPKI tanggal 20 Agustus 1945.

Pada sidang ketiga PPKI dilakukan pembahasan terhadap agenda tentang ‖Badan Penolong Keluarga Korban Perang‖ salah satu putusannya adalah dibentuklah suatu badan yang disebut ‖Badan Keamanan Rakyat (BKR). (4) Sidang Keempat PPKI Tanggal 22 Agustus 1945.

Pada sidang ke empat PPKI hanya membahas agenda tentang Komite Nasional Partai Nasional Indonesia, yang pusatnya berkedudukan di Jakarta,(Kalean,2004:48).

c. Makna nilai-nilai yang Tekandung dalam Sila Pancasila.

Nilai, bahasa inggrisnya adalah “value”, termasuk bidang kajiaan

filsafat, yaitu Filsafat Nilai (Axiology, Theory of Value), sehingga filsafat sering juga diartikan sebagai ilmu tentang nilai. Istilah nilai ini dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda yang abstrak yang artinya ―keberhargaan‖ (worlh) atau kebaikan (goodness) dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian Frankena (dalam Kaelan, 2004).

Di dalam nilai terkandung suatu yang ideal, harapan-harapan yang dicita-citakan untuk kebaikan. Dalam hal ini menilai berarti menimbang, suatu kegiatan untuk menghubungkan sesuatu dengan yang lain, kemudian

(30)

PPKn SMA/SMK K-1

22

mengambil keputusan. Sesuatu dianggap punya nilai jika sesuatu itu dianggap benar dan berguna bagi kehidupan manusia, baik ditinjau dari segi religius, etika, moral, estetis, ekonomi, dan sosial budaya.

Notonegoro, (1974: 66) membagi nilai menjadi 3 :

1) Nilai material, yaitu: sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani.

2) Nilai vital, yaitu: segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan aktivitas.

3) Nilai rohani, yaitu: segala sesuatu yang berguna bagi rokhani manusia. Nilai rokhani ini menurut Notonegoro (1974: 67) dibedakan menjadi empat macam yaitu:

1) Nilai kebenaran/kenyataan, bersumber pada unsur akal manusia (ratio, budi, cipta).

2) Nilai keindahan, bersumber pada unsur rasa manusia, (gevoel, perasan, estetis).

3) Nilai kebaikan atau nilai moral, bersumber pada unsur kehendak/ kemauan manusia (will, karsa, etik).

4) Nilai religius, merupakan nilai Ketuhanan , kerohanian yang tertinggi dan nilai mutlak, nilai religius: bersumber pada agama, kepercayaan/keyakinan masing-masing manusia.

Jika dikaitkan dengan nilai Pancasila, Pancasila mengakui ketiga nilai tersebut, hanya penekanannya pada “nilai rohani”. Ditinjau dari segi filsafat, nilai ini merupakan hasil pemikiran yang dianggap paling tinggi (reflektif thinking) sebagai hasil pemikiran yang maksimal, yang paling benar, paling bijaksana, dan paling baik.

Dalam kehidupan manusia, baik hidup bernegara maupun hidup bermasyarakat, nilai ini sebagai landasan dalam bersikap, berbuat atau

beperilaku. Atas dasar hal tersebut dalam operasionalnya/

pengejawantahannya nilai-nilai ini dijabarkan/diwujudkan dalam bentuk : hukum. kaidah, norma yang merupakan keharusan, larangan , atau suatu anjuran yang hendaknya dilakukan oleh seseorang.

Jika manusia, khususnya bangsa Indonesia bersikap dan berperilaku sesuai dengan nalai-nilai Pancasila, maka manusia tersebut akan memiliki budi pekerti yang luhur, bermoral tinggi, dan berdampak positif bagi kehidupan bangsa Indonesia. Tetapi jika perilaku bangsa Indonesia sudah melupakan

(31)

PPKn SMA/SMK K-1

23

atau menyimpang dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan berdampak negatif, seperti yang kita rasakan sekarang ini, bangsa Indonesia mengalami keterpurukan, kebobrokan moral, banyaknya perilaku yang menyimpang dari hukum, agama, dan norma-norma lain yang seharusnya kita junjung tinggi.

d. Rumusan Sila-sila Pancasila Sebagai Sistem.

Rumusan Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem. Pengertian sistem adalah satu kesatuan dari bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan,saling berhubungan, dan merupakan satu kesatuan yang utuh serta salingkerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakekatnya mempunyai asas, makna sendiri dan fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yang utuh,herarkhis, sistematis.

Penjabaran atau penjelasan dari rumusan Pancasila yang bersifat Herarkhis dan berbentuk piramidal tersebut sebagai berikut:

1. Sila pertama : Ketuhanan yang Maha Esa adalah menjiwai sila Kemanusian yang adil dan beradap, persatuan, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Silakedua : kemanusian yang adil dan beradab dijiwai oleh sila ke 1 dan menjiwai sila ke 3,4 dan 5.

3. Sila ketiga: persatuan Indonesia dijiwai sila ke 1 dan 2 serta menjiwai sila ke 4 dan 5.

4. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dijiwai oleh sila ke 1, 2 dan 3 serta menjiwai sila ke 5.

5. Sila kelima: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dijiwai oleh sila 1, 2, 3, dan 4 serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sendiri.. e. Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara.

Seperti dijelaskan dan diuraikan diatas perumusan Pancasila dilakukan dalam sidang BPUPKI dan disempurnakan oleh PPKI yaitu pada tanggal 18 Agustus, terutama sila ke satu dengan mencoret kalimat: menjalankan kewajiban syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

(32)

PPKn SMA/SMK K-1

24

UUD 1945,yang inklusif didalam Pembukaan ada rumusan Pancasila,

dengan demikian dapat disimpulkan Pancasila ikut ditetapkan oleh PPKI.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Bacalah dengan cermat dan pamami modul di atas,

2. Setelah itu diskusikan dengan kelompok anda (membentuk kelompok). 3. Presentasikan hasil diskusi tersebut dan kelompok lain menanggapinya. 4. Simpulkan isi dan makna modul tersebut dengan kelompok anda.

E. Latihan dan Tugas

Setelah membaca modul di atas tugas anda adalah menjawab pertanyaan di bawah ini.

1.

Jelaskan konsep perumusan Dasar Negara Republik Indonesian dari Mr.

Moh. Yamin, dan Ir. Soekarno?

2.

Deskripsikan sejarah perumusan Negara Republik Indonesia?

3.

Uraikan peran BPUPKI dan PPKI dalam Perumusan Pancasila?

4.

Uraikan makna nilai-nilai yang Tekandung dalam Sila Pancasila?

5.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan rumusan sila-sila Pancasila sebagai

sistem?

6.

Jelaskan kapan dan siapa yang menetapan Pancasila sebagai Dasar

Negara?

7.

Tugas: amalkan nilai Pancasila dalam bentuk sikap dan perilaku anda

sehari-hari

F. Rangkuman Materi

1. Kosep Perumusan Dasar Negara (Pancasila) diusulkan oleh 3 orang yaitu: a. Oleh Mr. Moh Yamin dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. b. Prof. Dr. Soepomo dalam sidang BPUPKI pada 31 Mei 1945.

c. Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. Beliau pada pidatonya menyampaikan secara lisan tampa teks. Beliau mengusulkan konsep dasar negara yang terdiri dari lima prinsip agar diberi nama ‖Pancasila‖ atas saran temannya yang ahli bahasa. Lima sila tersebut dapat diperas menjadi Tri sila yaitu: (1) Sosio nasionalisme (2) Sosio

(33)

PPKn SMA/SMK K-1

25

demokrasi (3) Ketuhanan. Dari tri sila tersebut beliau mengusulkan dapat dipersa lagi menjadi Eka sila yaitu: ‖gotong royong‖.

2. Peran BPUPKI dan PPKI dalam Perumusan Pancasila,

BPUPKI merupakan lembaga yang berperan penting dalam proses perumusan Pancasila baik sidang 1 maupun sidang ke 2. Sedangkan PPKI berperan untuk menyempurnakan rumusan Pancasila sekaligus menetapkan Pancasila sebagi dasar negara.

3. Makna nilai-nilai yang Tekandung dalam Sila Pancasila.

Pancasila terdiri dari 3 nilai yaitu nilai material, nilai vital dan rohani.tetapi Pancasila lebih menekankan pada nilai rohani. Nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila memiliki kebenaran yang obyektif dan universal.

Nilai-nilai Pancasila digali dan diangkat dari budaya Bangsa Indonesia, nilai tersebut digunakan sebagai landasan dalam bersikap, berbuat atau beperilaku baik hidup bernegara maupun bermasyarakat.

4. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Sistem.

Rumusan Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem. Yaitu : satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Antara sila satu dan lainya saling menjiwai dan dijawai. Hubungan antara sila satu dan lainnya bersifat herarkhis, paramidal dan rational.

5. Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara.Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah anda membaca modul tersebut di atas apa komentar anda atau pendapat anda tentang materi tersebut.

Tugas anda adalah mengamalkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sebab pembelajaran yang paling sulit adalah pembelajaran sikap,

(34)

PPKn SMA/SMK K-1

26

H. Kunci Jawaban

1. Konsep perumusan Dasar Negara Republik Indonesia oleh: Mr. Moh. Yamin dalam sidang tanggal 29 Mei 1945 adalah: 1) Peri Kebangsan.

2) Peri Kemanusiaan. 3) Peri Ketuhanan.

4) Peri Kerakyatan, (a) permusyaratan, b) perwakilan, c) kebijaksanaan. 5) Kesejahteraan rakyat, (keadilan sosial)

Sedangkan konsep perumusan Dasar Negara Republik Indonesian dari Ir. Soekarno adalah:

1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia). 2) Internasionalisme (peri kemanusiaan). 3) Mufakat (demokrasi).

4) Kesejahteraan sosial.

5) Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang Berkebudayaan). 2. Deskripsikan sejarah perumusan Negara Republik Indonesia adalah:

1) Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Moh. Yamin. 2) Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo. 3) 1 Juni 1945 Ir. Soekarno.

4) Ditetapkan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, setelah mengalami penyempurnaan daneberapa perubahan. 3. Peran BPUPKI dan PPKI dalam Perumusan Pancasila

Perannya sangat penting dan strategis dalam merumuskan Pancasila, yaitu: BPUPKI sebagai lembaga yang berperan dalam proses perumusan Pancasila, sedang PPKI berperan menyem-purnakan.menghaluskan rumusan Pancasila dari hasil sidang BPUPKI serta menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.

4. Makna nilai-nilai yang Tekandung dalam Sila Pancasila.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila mempunyai makna yang mendalam yaitu: Sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari baik hidup bernegara maupun bermasyarakat. Siapa saja yang dalam hidupnya berpedoman sila-sila Pancasila di jamin bvahagia sejahtera dunia dan akhirat.

(35)

PPKn SMA/SMK K-1

27

Rumusan Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem. Yaitu : satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Antara sila satu dan lainya saling menjiwai dan dijawai. Hubungan antara sila satu dan lainnya bersifat herarkhis, paramidal dan rational.

6. Kapan dan siapa yang menetapan Pancasila sebagai Dasar Negara?

Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara ditetapkan ditetapkan pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI.

.

(36)

PPKn SMA/SMK K-1

28

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

KONTITUSI

A. Tujuan

Adapun tujuan dalam mempelajari materi konstitusi ini adalah sebagai berikut:

1. Peserta diklat/pelatihan mampu untuk mendiskripsikan tentang arti dari konstitusi dengan benar setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini.

2. Peserta diklat/pelatihan mampu menyebutkan fungsi dari dibentuknya konstitusi dengan baik setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini.

3. Peserta diklat/pelatihan mampu mendeskripsikan hal-hal yang melatar belakangi lahirnya konstitusi dengan benar setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini.

4. Peserta diklat/pelatihan mampu untuk memahami peran BPUPKI, dan PPKI dalam penetapan perumusan kontitusi dengan tepat setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini.

5. Peserta diklat/pelatihan mampu untuk mendiskripsikan fungsi kontitusi sebagai pembatas dan sumber legitimasi kekuasaan negara dengan benar setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini.

6. Peserta diklat/pelatihan mampu untuk mejelaskan isi muatan kontitusi dengan baik setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini.

7. Peserta diklat/pelatihan mampu untuk memahami kontitusi sebagai

sarana persatuan,pengendali, perekayasa, dan pembaharuan

masyarakat dengan baik setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini.

8. Peserta diklat/pelatihan mampu untuk memahami makna nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam kontitusi dengan baik setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini.

(37)

PPKn SMA/SMK K-1

29

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indicator pencapaian kompetensi pada pembelajaran I adalah sebagai berikut:

1. Mampu mendiskripsikan definisi dari konstitusi. 2. Mampu menyebutkan tujuan dari adanya konstitusi. 3. Mampu menceritakan tentang sejarah lahirnya konstitusi.

4. Mampu mendeskripsikan peran BPUPKI dan PPKI dalam penetapan perumusan konstitusi.

5. Mampu menjelaskan fungsi kontitusi sebagai pembatas dan sumber legitimasi kekuasaan negara.

6. Menjelaskan isi muatan konstitusi.

7. Memahami kontitusi sebagai sarana persatuan,pengendali, perekayasa, dan pembaharuan masyarakat.

8. Mendeskripsikan makna nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam kontitusi.

C. Uraian Materi

1. Definisi Konstitusi

Dalam kehidupan suatu Negara, konstitusi merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk suatu Negara.konstitusijuga menjadi pegangan bagaimana kekuasaan Negara harus dijalankan.konstitusi menjadi instrument of government yaitu seperangkat kebijakan yang digunakan sebagai pegangan untuk memerintah dalam suatu Negara. Negara yang berdasarkan konstitusi adalah Negara yang kekuasaan pemerintahannya, hak-hak rakyatnya, hubungan antara kekuasaan pemerintah,serta hak-hak warga negaranya diatur oleh hokum. Pada umumnya konstitusi memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Organisasi Negara b. Wilayah Negara

c. Warga Negara dan penduduk d. HAM

(38)

PPKn SMA/SMK K-1

30

f. Perekonomian nasional dan kesejahteraan nasional

g. Perubahan konstitusi itu sendiri

Dari catatan sejarah klasik terdapat dua istilah yang berkaitan erat dengan konstitusi, yaitu politea (bahasa Yunani kuno) dan constitution (bahasa Latin) yang juga berkaitan dengan istila jus. Dari kedua istilah ini awal mula gagasan konstitusionalisme diekspresikan oleh umat manusia. Jika kedua istilah tersebut dibandingkan, dapat dikatakan bahwa yang paling tua usianya adalah kata politeia yang berasal dari kebudayaan Yunani.

Pengertian konstitusi di zaman Yunani kuno masih bersifat materiil, dalam arti belum berbentuk seperti konstitusi pada zaman modern ini. Namun perbedaan antara konstitusi dengan hokum biasa sudah tergambar dalam pembedaan yang dilakukan oleh Aristoteles terhadap pengeertian politea dan nomoi. Politea dapat disepadankan dengan pengertian konstitusi, sedangkan nomoi adalah undang-undang biasa.politea mengandung kekuasaan yang lebih tinggi dari nomoi, karena politea mempunyai kekuasaan membentuk sedang nomoi tidak ada.. nomoi hanya merupakan materi yang harus dibentuk agar tidak bercerai berai. Dalam kebudayaan Yunani istilah konstitusi berhubungan erat dengan sebutan respublica constituere yang melahirkan semboyan “prinsep legibus solutes est, salus publica suprema lex” (artinya rajalah yang berhak menentukan struktur organisasi Negara, karena dialah satu-satunya pembuat undang-undang)

Dalam bahasa Latin kata konstitusi merupakan gabungan dua kata, yaitu cume dan statuere. Cume adalah sebuah preposisi yang berarti ―bersama dengan‖, dan statuere yang berarti ―berdiri‖. Atas dasar itu kata statuere

mempunyai arti ―membuat sesuatu agar berdiri atau

mendirikan/menetapkan‖. Dengan demikian constitution (bentuk tunggal) berarti menetapkan sesuatu secara bersama-sama. Dan constitutions (bentuk jamak) berarti segala sesuatu yang telah ditetapkan.

Beberapa ahli mendefinisikan konstitusi sebagai berikut:

a. K. C. Wheare mengartikan konstitusi sebagai keseluruhan system ketatanegaraan dari suatu Negara, berupa kumpulan peraturan yang

(39)

PPKn SMA/SMK K-1

31

membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu Negara.

b. Strong mendefinisikan konstitusi sebagai suatu kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintahan, hak-hak pihak yang diperintah/rakyat, dan hubungan diantara keduanya.

c. L. J. Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis ataupun peraturan yang tidak tertulis.

d. James Bryce, konstitusi adalah sebagai kerangka Negara yang diorganisasikan dengan dan melalui hokum, dalam hal mana hokum menetapkan:

1) Pengaturan mengenai pendirian lembaga-lembaga yang permanen. 2) Fungsi dari lembaga-lembaga tersebut.

3) Hak-hak tertentu yang ditetapkan.

e. Herman Heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis. f. Prof. Prayudi Atmosudirdjo merumuskan konstitusi sebagai berikut,

1) Konstitusi suatu Negara adalah hasil atau produk sejarah dan proses perjuangan bangsa yang bersangkutan.

2) Konstitusi suatu Negara adalah rumusan filsafat, cita-cita, kehendak, dan perjuangan bangsa Indonesia.

3) Konstitusi adalah cermin dari jiwa, jalan pikiran, mentalitas, dan kebudayaan suatu Negara.

Berdasarkan definisi konstitusi yang dikemukakan oleh para ahli konstitusi dibagi dalam dua cakupan, yaitu definisi konstitusi secara luas dan definisi secara sempit.

a. Konstitusi secara luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar (hokum dasar yang meliputi hokum dasar tertulis dan hokum dasar tidak tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu negara). Tokohnya K. C. Wheare, L. J. Van Apeeldorn, dan Herman Heller. b. Konstitusi secara sempit, merupakan undang-undang dasar yaitu

suatu dokumen yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari ketatanegaraan suatu Negara. Tokohnya C. F. Strong, James Bryce

(40)

PPKn SMA/SMK K-1

32

Konstitusi harus memuat beberapa unsur, yakni :

a. Konstitusi sebagai perwujudan kontak social, yaitu merupakan perjanjian dari kesepakatan antara warga Negara dengan pemerintah. b. Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan

penentu hak dan kewajiban warga Negara dan badan-badan pemerintahan.

c. Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka pembangunan pemerintah.

Sri Sumarti menyatakan bahwa setidaknya dalam konstitusi berisi 3 hal pokok, yaitu:

a. Jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga Negara. b. Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental. c. Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan.

Menurut Miriam Budiardjo, setiap undang-undang dasar/konstitusi memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Organisasi Negara. Misalnya: pembagian kekuasaan antara badan eksekutif, legislative, dan yudikatif. Masalah pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat/ pemerintah federal dengan pemerintah daerah/ pemerintah Negara bagian, dan prosedur penyelesaian masalah pelanggaran yurisdiksi lembaga Negara.

b. Hak-hak asasi manusia.

c. Prosedur mengubah undang-undang dasar.

d. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari undang-undang dasar.

Undang-undang Dasar Negara kita (UUD 1945) menganut pengertian konstitusi dalam arti luas. Petunjuk untuk itu kita jumpai dalam penjelasan umum UUD 1945 tentang sistem pemerintahan Negara. Disebutkan bahwa pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutism ( kekuasaan yang tidak terbatas ). Disebutkan bahwa Undang Dasar adalah sebagian dari hukum dasar. Undang-Undang Dasar suatu Negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar Negara itu. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang di sampingnya Undang-Undang Dasar itu berlaku hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara

(41)

PPKn SMA/SMK K-1

33

dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis (penjelasan umum UUD 1945).

2. Fungsi Konstitusi

Konstitusi dan Negara adalah dua hal yang mempunyai hubungan sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Diterapkannya Undang-Undang Dasar kemudian setelah adanya negara tidak berarti dapat dipisahkannya kedua lembaga tersebut.

Leslie Wolf – Philips mengklasifikasikan pendapat beberapa sarjana

mengenai konstitusi ke dalam dua golongan, yaitu :

a. Golongan pertama disebutnya golongan tradisional. Sarjana yang tergolong kelompok ini seperti: James Bryce, C. F. Strong dan seterusnya. Pendapatnya mengenai pengertian konstitusi seperti tersebut di atas.

b. Golongan kedua, yang berbeda pendapat dengan golongan pertama, yang termasuk golongan ini seperti Karl L., Herman Finer, C. J. Friedrich.

Menurut Karl Loewenstein seperti dikutip Gede Pantja Astawa, konstitusi adalah suatu sarana dasar untuk mengawasi proses-proses kekuasaan. Oleh karena itu setiap konstitusi itu senantiasa memiliki dua tujuan yaitu:

1) Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.

2) Untuk membebaskan kekuasaan dari control mutlak para penguasa. Serta menetapkan batas-batas kekuasaannya.

Pembatasan-pembatasan seperti ini nampak dalam konstitusi, sehingga konstitusi mempunyai fungsi khusus yakni untuk membagii kekuasaan dalam negara, dan membatasi kekuasaan dari penguasa dalam negara.

Menurut Joeniarto UUD atau konstitusi mempunyai fungsi pada umumnya:

1) Ditinjau dari tujuannya:

Untuk menjamin hak-hak anggota warga masyarakatnya. Terutama warga Negara dari tindakan sewenang-wenang penguasanya. 2) Ditinjau dari penyelenggaraan pemerintahannya:

Gambar

Gambar 2 Pulau Sipadan
Gambar 3. NKRI Harga Mati
Gambar 4. Pembagian Urusan Pemerintahan
Tabel 1. Pembukaan UUD 1945 dan Penjelasannya  b)  UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dipersembahkan dengan hormat, bahwa setelah membaca dan menganalisis serta mengadakan koreksi seperlunya, kami berpendapat bahwa skripsi saudari Muhamad Ikhsan Maulana, NIM

Tantangan guru di era milenial dituntut memiliki pemahaman yang luas di bidangnya agar memiliki opsi guna meningkatkan Pembelajaran Agama Islam (PAI) di SMAN 11

Strategi Belajar Mengajar (Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama), Cet.. Ahmadi Abu &

Dr Asep Suryana, M Pd Suryadi, M Pd MODUL BIMBINGAN DAN KONSELING KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Bimbingana dan Konseling  MODUL BIMBINGAN DAN KONSELING Dr Asep Suryana, M

Teori SOSIOLOGI Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis, Evaluatif dan lntegratif Editor Muhammad Akhir, S Pd M Pd Dr' Nursalam, P,tSi , Suardi, S Pd, M Pd , Sya1ifudd

@All Right Reserved Hak Cipta dilindungi Undang undang RENSTRA Dr Abdurrahman Hi Usman, S Pd, SH, M Pd RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN Dr Agus, M Pd I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

The purpose of this research is to explain the effect of Quipper School on teaching reading comprehension and to describe the students' engagement in online learning reading

To describe the the students' engagement of using Quipper School in mastering reading comprehension in online learning context for the tenth grade English