• Tidak ada hasil yang ditemukan

Roti unleavened bread India Chapati unleavened bread India Rotti unleavened bread Sri Lanka Waina unleavened bread Nigeria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Roti unleavened bread India Chapati unleavened bread India Rotti unleavened bread Sri Lanka Waina unleavened bread Nigeria"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Pemanfaatan jewawut (Vogel dan Graham, 1978)

Nama Produk Tipe Produk Nama Produk

Injera leavened bread Ethiopia

Gahlet leavened bread Upper volta

Hoppers leavened bread Sri Lanka

Kisra leavened bread Sudan

Maasa leavened bread Ghana

Masa leavened bread Nigeria

Msa wana leavened bread Nigeria

Mugabi leavened bread Uganda

Sinasin leavened bread Nigeria

Thosai leavened bread Sri Lanka

Dosai leavened bread Sri Lanka

Roti unleavened bread India

Chapati unleavened bread India

Rotti unleavened bread Sri Lanka

Waina unleavened bread Nigeria

Ugali stiff porridge Kenya,Tanzania,Uganda

Tuwo stiff porridge Nigeria

Sangati stiff porridge India

Aceda stiff porridge Sudan

Atap stiff porridge Uganda

Bensaab stiff porridge Ghana

Bogobe jwa ting stiff porridge Botswana

Dalaki stiff porridge Nigeria

Eko tutu stiff porridge Nigeria

Kafa stiff porridge Nigeria

Kalo stiff porridge Uganda

Karo stiff porridge Uganda

Kunu zaki stiff porridge Nigeria

Kwon stiff porridge Uganda

Nshima stiff porridge Zambia

Nuchu stiff porridge India

Saino stiff porridge Nigeria

(2)

Lampiran 1. Pemanfaatan jewawut (lanjutan)

Nama Produk Tipe Produk Nama Produk

Acha (acha patten) whole grain Nigeria

Burabusko whole grain Nigeria

Dafa duka whole grain Nigeria

Dahuwa whole grain Nigeria

Ewa whole grain Nigeria

Garin acha whole grain Nigeria

Khichri whole grain India

Khir whole grain India

Ly cracked grain India

Mehri whole grain India

Oka baka whole grain Nigeria

Paparia cracked grain India

Pate cracked grain Nigeria

Kande whole atau cracked grain Tanzania

Millet Rice whole grain India, Sudan

Uji wa mtama thin porridge Kenya

Uji thin porridge Tanzania

Obungi thin porridge Uganda

Ambali thin porridge India

Akamu thin porridge Nigeria

Eko thin porridge Nigeria

Ogi thin porridge Nigeria, Ghana

Nasha thin porridge Sudan

Edi thin porridge Uganda

Kamu thin porridge Nigeria

Koko medium thin porridge Nigeria, Ghana

Kunu zaki medium thin porridge Nigeria

Kunni tzamia thin porridge Nigeria

Obungi bwa kala thin porridge Uganda

Obushera thin porridge Uganda

Puttu thin porridge India

Rabri thin porridge India

Fura Snack Nigeria

(3)

Lampiran 1. Pemanfaatan jewawut (lanjutan)

Nama Produk Tipe Produk Nama Produk

Besi fried snack Nigeria

Dakuwa noncooked snack Nigeria

Dambu steamed dumpling Nigeria

Fate fate Dumpling Ghana,

Fulla, Fula, Fura pounded and reshaped steamed

dumplings Upper Volta

Furah pounded and reshaped steamed

dumplings Nigeria

Gaibalin pounded and reshaped steamed

dumplings Nigeria

Halape steamed balls roasted Sri Lanka

Hankara kanzo dumpling Nigeria

Kadi snack India

Kanji snack India

Kharadya fried dough cakes India

Kurodya spagheti India

Maikya deep fried batter snack Nigeria

Stringhoppers extruded snack Sri Lanka

Tsatsapa deep-fried steamed batter Nigeria

Tubani deep-fried steamed batter Nigeria

Tuwon katirara Dumpling Nigeria

Yer yau deep-fried snack Nigeria

Ajon beer Uganda

Amaarwa beer Uganda

Bojalwa beer Botswana

Burukutu beer Nigera

Busaa beer Kenya, Uganda

Chipumu beer Zambia

Dohlou beer Upper volta

Embush beer Ethiopia

Itamba (itimba) beer Zambia

Katata beer Zambia

Kongo beer Uganda

Kwete beer Uganda

(4)

Lampiran 1. Pemanfaatan jewawut (lanjutan)

Nama Produk Tipe Produk Nama Produk

Marwa beer Uganda

Munkoye beer Zambia

Ajon beer Uganda

Pito beer Ghana, Nigera

Pombe beer Tanzania

Omukimba beer Uganda

Omulamba beer Uganda

Seven-day beer beer Zambia

Abrey nonalcoholic beverage Sudan

Hulu-mur nonalcoholic beverage Sudan

Huswa nonalcoholic beverage Sudan

Araki whiskey Ethiopia, Sudan

Kachasu whiskey Zambia

(5)

B io k im a • L is o zi m ( k er in g at ) • S ek re si s eb as eu s • A sa m l am b u n g • L ak to fe ri n • A sa m n eu ra m in ik H u m o ra l • K o m p le m en • I n te rf er o n • C R P • F ag o si t → M o n o n u k le ar → P o li m o rf o n u k le ar • S el N K • S el M as t • B as o fi l • S el L im fo si t B → I g G → I g A → I g M → I g D → I g E • S el L im fo si t T → T h 1 → T h 2 → T s/ T r/ T h 3 → T d th → C T L / T c • K u li t • S el ap u t le n d ir • S il ia • B at u k • B er si n L am p ir an 2 . G am b ar an u m u m s is te m i m u n ( B ar at aw id ja ja , 2 0 0 6 )

(6)

Lampiran 3. Plasma dan sel darah*

(7)

Lampiran 4. Contoh ilustrasi kegiatan penentuan derajat sosoh biji pearl millet

1. Diagram alir proses penentuan derajat sosoh biji pearl millet waktu sosoh 0 detik

2. Diagram alir proses penentuan derajat sosoh biji pearl millet waktu sosoh 100 detik

Untuk proses kegiatan penentuan derajat sosoh biji pearl millet dengan waktu sosoh 150 detik, 200 detik, 250 detik, dan 300 detik sama dengan proses yang dilakukan pada diagram alir proses penentuan derajat sosoh biji pearl millet dengan waktu sosoh 100 detik, hanya saja berbeda waktu sosohnya.

Biji jewawut (150 g)

Tidak dilakukan penyosohan dengan

Satake Grain Mill

Biji jewawut tidak tersosoh

Tidak ada produk sampingan

Perhitungan derajat sosoh (%)

Biji jewawut (150 g)

Penyosohan dengan Satake Grain Mill selama 100 detik Biji jewawut tersosoh 100 detik (J(100 detik)) Produk sampingan hasil sosoh 100 detik (S(100 detik))

Perhitungan derajat sosoh biji terososh 100 detik (%) Perhitungan rendemen biji

(8)

Lampiran 5. Tahapan ekstraksi bertingkat tepung pearl millet tersosoh 100 detik

Filterisasi dengan vacuum filter (kertas saring whattman nomor 1)

Filtrat heksana Evaporasi (rotavapor 400C) Ekstrak heksana Substrat heksana

Maserasi dengan etil asetat absolut (shaker, suhu ruang, 24 jam)

Filtrat etil asetat

Ekstrak etil asetat Substrat etil asetat

Maserasi dengan etanol absolut (shaker, suhu ruang, 24 jam)

Ekstrak etanol Substrat etanol

Maserasi dengan heksana absolut (shaker, suhu ruang, 24 jam)

Tepung pearl millet

Pembuangan Filtrat etanol Evaporasi (rotavapor 400C) Evaporasi (rotavapor 400C) Filterisasi dengan vacuum filter

(kertas saring whattman nomor 1)

Filterisasi dengan vacuum filter (kertas saring whattman nomor 1)

(9)

Filtrat akuades

Ekstrak akuades Substrat akuades

Maserasi dengan akuades (shaker, suhu ruang, 24 jam) Tepung pearl millet

Pembuangan

Filterisasi dengan vacuum filter (kertas saring whattman nomor 1)

Evaporasi (rotavapor 400C) Lampiran 6. Tahapan ekstraksi tepung pearl millet dengan pelarut akuades

(10)

Lampiran 7. Tahapan ekstraksi dan purifikasi senyawa β-glukan dari tepung biji pearl millet sosoh 100 detik Pembuangan     Presipitat I Sentrifugasi dengan kecepatan

6000g selama 15 menit

Supernatan I

Ekstraksi kembali dengan NaOH 1N (1:50)

Sentrifugasi dengan kecepatan 6000g selama 15 menit

Supernatan II Presipitat Penambahan NaOH 1N (1:50)

secara perlahan NaOH 1N

Pengadukan dengan stirer selama ± 1 jam sambil dilakukan pemecahan granula tepung dengan gelas

pengaduk setiap 10 menit sekali 10 g tepung pearl

millet sosoh 100 detik

NaOH 1N

Penyesuaian pH menjadi 6.5

Penambahan CaCl2

(7 mg/100 ml) Kristal CaCl2

Penyatuan Supernatan I dan II

Penambahan Termamyl (0.1 ml/ 100 ml)

Pengkondisian (960C, 1 jam) pada

waterbath bergoyang

(11)

Lampiran 7. Tahapan ekstraksi dan purifikasi senyawa β-glukan dari tepung biji pearl millet sosoh 100 detik (lanjutan)

Pendinginan hingga suhu kamar

Pengaturan pH menjadi 4.5 Sejumlah HCl

pekat

Sentrifugasi dengan kecepatan 6000g selama 15 menit

Supernatan III Presipitat III

Penambahan Etanol sebanyak 50% dari volume akhir supernatan

Sentrifugasi dengan kecepatan 6000g selama 15 menit Presipitat IV     Pembuangan Resuspensi dengan akuades

Pencucian dengan etanol 50% sebanyak 2 kali

Sentrifugasi dengan kecepatan 6000g selama 15 menit Pembuangan supernatan IV Supernatan IV Presipitat V Supernatan V



Pembuangan

(12)

Lampiran 7. Tahapan ekstraksi dan purifikasi senyawa β-glukan dari tepung biji pearl millet sosoh 100 detik (lanjutan)

Homogenisasi dengan akuades

Pengeringbekuan



0.44 g Ekstrak β-glukan

(13)

Lampiran 8. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak heksana

• Bahan yang dilarutkan : ekstrak heksana

• Pelarut : RPMI

• Pembuatan larutan stok ekstrak heksana:

Larutan ekstrak heksana dengan konsentrasi stok

Konsentrasi stok larutan ekstrak heksana = 2.6984 g 20 ml = 2698.40 mg 20 ml = 134.92 mg/ml = 134920 µg/ml

a.) Pembuatan larutan ekstrak heksana dengan konsentrasi setengah kali konsentrasi ekstrak heksana dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak heksana = 224.87 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak heksana:

MSH x VSH = MKH x VKH

134920 µg/ml x VSH = 224.87 µg/ml x 10 ml VSH = 0.0167 ml = 16.67 µl Keterangan:

MSH : Konsentrasi stok ekstrak heksana (µg/ml) VSH : Volume stok ekstrak heksana (ml)

MKH : Konsentrasi larutan kerja ekstrakheksana (µg/ml) VKH : Volume larutan kerja ekstrak heksana (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 16.67 µl = 9983.33 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak heksana dengan konsentrasi 224.87 µg/ml adalah 16.67 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9983.33 µl.

2.6984 g Ekstrak heksana

(14)

Lampiran 8. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak heksana (lanjutan)

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 224.87 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak heksana yang dikultur = (20 µl x 224.87 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 4.50 µg

→ Konsentrasi ekstrak heksana di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 4.50 µg / 110 µl

= 0.04088 µg/µl = 40.88 µg/ml

b.) Pembuatan larutan ekstrak heksana dengan konsentrasi satu kali konsentrasi ekstrak heksana dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak heksana = 449.73 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak heksana:

MSH x VSH = MKH x VKH

134920 µg/ml x VSH = 449.73 µg/ml x 10 ml VSH = 0.0333 ml = 33.33 µl Keterangan:

MSH : Konsentrasi stok ekstrak heksana (µg/ml) VSH : Volume stok ekstrak heksana (ml)

MKH : Konsentrasi larutan kerja ekstrakheksana (µg/ml) VKH : Volume larutan kerja ekstrak heksana (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 33.33 µl = 9966.67 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak heksana dengan konsentrasi 449.73 µg/ml adalah 33.33 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9966.67 µl.

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 449.73 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak heksana yang dikultur = (20 µl x 449.73 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 8.99 µg

→ Konsentrasi ekstrak heksana di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 8.99 µg / 110 µl

(15)

Lampiran 8. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak heksana (lanjutan)

c.) Pembuatan larutan ekstrak heksana dengan konsentrasi dua kali konsentrasi ekstrak heksana dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak heksana = 899.47 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak heksana:

MSH x VSH = MKH x VKH

134920 µg/ml x VSH = 899.47 µg/ml x 10 ml VSH = 0.06667 ml = 66.67 µl Keterangan:

MSH : Konsentrasi stok ekstrak heksana (µg/ml) VSH : Volume stok ekstrak heksana (ml)

MKH : Konsentrasi larutan kerja ekstrakheksana (µg/ml) VKH : Volume larutan kerja ekstrak heksana (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 66.67 µl = 9933.33 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak heksana dengan konsentrasi 899.47 µg/ml adalah 66.67 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9933.33 µl.

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 899.47 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak heksana yang dikultur = (20 µl x 899.47 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 17.99 µg

→ Konsentrasi ekstrak heksana di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 17.99 µg / 110 µl

(16)

Lampiran 9. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak etil asetat

• Bahan yang dilarutkan : ekstrak etil asetat

• Pelarut : RPMI

• Pembuatan larutan stok ekstrak etil asetat:

Larutan ekstrak etil asetat dengan konsentrasi stok

Konsentrasi stok larutan ekstrak etil asetat = 0.3651 g 20 ml = 365.10 mg 20 ml = 18.255 mg/ml = 18255 µg/ml

a.) Pembuatan larutan ekstrak etil asetat dengan konsentrasi setengah kali konsentrasi ekstrak etil asetat dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak etil asetat = 31.44 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak etil asetat:

MSEA x VSEA = MKEA x VKEA 18255 µg/ml x VSEA = 31.44 µg/ml x 10 ml

VSEA = 0.01722 ml = 17.22 µl

Keterangan:

MSEA : Konsentrasi stok ekstrak etil asetat (µg/ml) VSEA : Volume stok ekstrak etil asetat (ml)

MKEA : Konsentrasi larutan kerja ekstraketil asetat (µg/ml) VKEA : Volume larutan kerja ekstrak etil asetat (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 17.22 µl = 9982.78 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 31.44 µg/ml adalah 17.22 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9982.78 µl.

0.3651 g Ekstrak etil asetat

(17)

Lampiran 9. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak etil asetat (lanjutan)

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 31.44 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak etil asetat yang dikultur = (20 µl x 31.44 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 0.63 µg

→ Konsentrasi ekstrak etil asetat di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 0.63 µg / 110 µl

= 0.00572 µg/µl = 5.72 µg/ml

b.) Pembuatan larutan ekstrak etil asetat dengan konsentrasi satu kali konsentrasi ekstrak etil asetat dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak etil asetat = 62.88 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak etil asetat:

MSEA x VSEA = MKEA x VKEA 18255 µg/ml x VSEA = 62.88 µg/ml x 10 ml

VSEA = 0.03445 ml = 34.45 µl

Keterangan:

MSEA : Konsentrasi stok ekstrak etil asetat (µg/ml) VSEA : Volume stok ekstrak etil asetat (ml)

MKEA : Konsentrasi larutan kerja ekstraketil asetat (µg/ml) VKEA : Volume larutan kerja ekstrak etil asetat (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 34.45 µl = 9965.55 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 62.88 µg/ml adalah 34.45 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9965.55 µl.

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 62.88 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak etil asetat yang dikultur = (20 µl x 62.88 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 1.26 µg

→ Konsentrasi ekstrak etil asetat di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 1.26 µg / 110 µl

(18)

Lampiran 9. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak etil asetat (lanjutan)

c.) Pembuatan larutan ekstrak etil asetat dengan konsentrasi dua kali konsentrasi ekstrak etil asetat dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak etil asetat = 125.76 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak etil asetat:

MSEA x VSEA = MKEA x VKEA

18255 µg/ml x VSEA = 125.76 µg/ml x 10 ml

VSEA = 0.06889 ml = 68.89 µl

Keterangan:

MSEA : Konsentrasi stok ekstrak etil asetat (µg/ml) VSEA : Volume stok ekstrak etil asetat (ml)

MKEA : Konsentrasi larutan kerja ekstraketil asetat (µg/ml) VKEA : Volume larutan kerja ekstrak etil asetat (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 68.89 µl = 9931.11 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 125.76 µg/ml adalah 68.89 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9931.11 µl.

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 125.76 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak etil asetat yang dikultur = (20 µl x 125.76 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 2.52 µg

→ Konsentrasi ekstrak etil asetat di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 2.52 µg / 110 µl

(19)

Lampiran 10. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak etanol

• Bahan yang dilarutkan : ekstrak etanol

• Pelarut : RPMI

• Pembuatan larutan stok ekstrak etanol

Larutan ekstrak etanol dengan konsentrasi stok

Konsentrasi stok larutan ekstrak etanol = 1.8717 g 20 ml = 1871.70 mg 20 ml = 93.585 mg/ml = 93585 µg/ml

a.) Pembuatan larutan ekstrak etanol dengan konsentrasi setengah kali konsentrasi ekstrak etanol dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak etanol = 161.69 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak etanol:

MSE x VSE = MKE x VKE

93585 µg/ml x VSE = 161.69 µg/ml x 10 ml VSA = 0.01728 ml = 17.28 µl Keterangan:

MSE : Konsentrasi stok ekstrak etanol (µg/ml) VSE : Volume stok ekstrak etanol (ml)

MKE : Konsentrasi larutan kerja ekstraketanol (µg/ml) VKE : Volume larutan kerja ekstrak etanol (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 17.28 µl = 9982.72 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak etanol dengan konsentrasi 161.69 µg/ml adalah 17.28 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9982.72 µl.

1.8717 g Ekstrak etanol

(20)

Lampiran 10. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak etanol (lanjutan)

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 161.69 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak etanol yang dikultur = (20 µl x 161.69 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 3.23 µg

→ Konsentrasi ekstrak etanol di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 3.23 µg / 110 µl

= 0.02940 µg/µl = 29.40 µg/ml

b.) Pembuatan larutan ekstrak etanol dengan konsentrasi satu kali konsentrasi ekstrak etanol dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak etanol = 323.38 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak etanol:

MSE x VSE = MKE x VKE

93585 µg/ml x VSE = 323.38 µg/ml x 10 ml VSA = 0.03455 ml = 34.55 µl Keterangan:

MSE : Konsentrasi stok ekstrak etanol (µg/ml) VSE : Volume stok ekstrak etanol (ml)

MKE : Konsentrasi larutan kerja ekstraketanol (µg/ml) VKE : Volume larutan kerja ekstrak etanol (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 34.55 µl = 9965.45 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak etanol dengan konsentrasi 323.38 µg/ml adalah 34.55 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9965.45 µl.

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 323.38 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak etanol yang dikultur = (20 µl x 323.38 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 6.47 µg

→ Konsentrasi ekstrak etanol di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 6.47 µg / 110 µl

(21)

Lampiran 10. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak etanol (lanjutan)

c.) Pembuatan larutan ekstrak etanol dengan konsentrasi dua kali konsentrasi ekstrak etanol dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak etanol = 646.76 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak etanol:

MSE x VSE = MKE x VKE

93585 µg/ml x VSE = 646.76 µg/ml x 10 ml VSA = 0.06911 ml = 69.11 µl Keterangan:

MSE : Konsentrasi stok ekstrak etanol (µg/ml) VSE : Volume stok ekstrak etanol (ml)

MKE : Konsentrasi larutan kerja ekstraketanol (µg/ml) VKE : Volume larutan kerja ekstrak etanol (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 69.11 µl = 9930.89 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak etanol dengan konsentrasi 646.76 µg/ml adalah 69.11 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9930.89 µl.

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 646.76 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak etanol yang dikultur = (20 µl x 646.76 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 12.94 µg

→ Konsentrasi ekstrak etanol di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 12.94 µg / 110 µl

(22)

Lampiran 11. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak akuades

• Bahan yang dilarutkan : ekstrak akuades

• Pelarut : RPMI

• Pembuatan larutan stok ekstrak akuades:

Larutan ekstrak akuades dengan konsentrasi stok

Konsentrasi stok larutan ekstrak akuades = 14.7762 g 20 ml = 14776.20 mg 20 ml = 738.81 mg/ml = 738810 µg/ml

a.) Pembuatan larutan ekstrak akuades dengan konsentrasi setengah kali konsentrasi ekstrak akuades dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak akuades = 1231.35 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak akuades:

MSA x VSA = MKA x VKA

738810 µg/ml x VSA = 1231.35 µg/ml x 10 ml VSA = 0.01667 ml = 16.67 µl Keterangan:

MSA : Konsentrasi stok ekstrak akuades (µg/ml) VSA : Volume stok ekstrak akuades (ml)

MKA : Konsentrasi larutan kerja ekstrakakuades (µg/ml) VKA : Volume larutan kerja ekstrak akuades (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 16.67 µl = 9983.33 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak akuades dengan konsentrasi 1231.35 µg/ml adalah 16.67 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9983.33 µl.

14.7762 g Ekstrak akuades

(23)

Lampiran 11. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak akuades (lanjutan)

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 1231.35 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak akuades yang dikultur = (20 µl x 1231.35 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 24.63 µg

→ Konsentrasi ekstrak akuades di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 24.63 µg / 110 µl

= 0.22388 µg/µl = 223.88 µg/ml

b.) Pembuatan larutan ekstrak akuades dengan konsentrasi satu kali konsentrasi ekstrak akuades dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak akuades = 2462.70 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak akuades:

MSA x VSA = MKA x VKA

738810 µg/ml x VSA = 2462.70 µg/ml x 10 ml VSA = 0.03333 ml = 33.33 µl Keterangan:

MSA : Konsentrasi stok ekstrak akuades (µg/ml) VSA : Volume stok ekstrak akuades (ml)

MKA : Konsentrasi larutan kerja ekstrakakuades (µg/ml) VKA : Volume larutan kerja ekstrak akuades (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 33.33 µl = 9966.67 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak akuades dengan konsentrasi 2462.70 µg/ml adalah 33.33 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9966.67 µl.

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 2462.70 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak akuades yang dikultur = (20 µl x 2462.70 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 49.25 µg

→ Konsentrasi ekstrak akuades di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 49.25 µg / 110 µl

(24)

Lampiran 11. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak akuades (lanjutan)

c.) Pembuatan larutan ekstrak akuades dengan konsentrasi dua kali konsentrasi ekstrak akuades dalam darah:

 Volume larutan ekstrak = 10 ml

 Konsentrasi larutan kerja ekstrak akuades = 4925.40 µg/ml  Pembuatan larutan kerja ekstrak akuades:

MSA x VSA = MKA x VKA

738810 µg/ml x VSA = 4925.40 µg/ml x 10 ml VSA = 0.06667 ml = 66.67 µl Keterangan:

MSA : Konsentrasi stok ekstrak akuades (µg/ml) VSA : Volume stok ekstrak akuades (ml)

MKA : Konsentrasi larutan kerja ekstrakakuades (µg/ml) VKA : Volume larutan kerja ekstrak akuades (ml)

 Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml dalam satuan µl = 10000 µl – 66.67 µl = 9933.33 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak akuades dengan konsentrasi 2462.70 µg/ml adalah 66.67 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 10 ml larutan ekstrak adalah 9933.33 µl.

 Sebanyak 20 µl larutan ekstrak dari larutan kerja ekstrak dengan konsentrasi ekstrak 2462.70 µg/ml dimasukkan dalam sumur kultur sel.

→ Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak akuades yang dikultur = (20 µl x 2462.70 µg/ml) x (1 ml /1000 µl)

= 49.25 µg

→ Konsentrasi ekstrak akuades di kultur sel dengan langkah di atas dalam 110 µl total volume kultur sel adalah

= 49.25 µg / 110 µl

(25)

Lampiran 12. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak β-glukan • Bahan yang dilarutkan : ekstrak β-glukan

• Pelarut : RPMI

• Rendemen ekstrak adalah 4.40%.

• Jumlah ekstrak yang setara dengan konsumsi 100 g/hari = 4.40 g

• Konsentrasi teoritis ekstrak dalam 6 liter darah manusia jika semua ekstrak dapat terserap adalah:

MEGD = 4.40 g 6000 ml = 0.7333 mg/ml = 733.33 µg/ml Keterangan:

MEGD : Konsentrasi ekstrak β-glukan secara teoritis yang terserap dalam 6 liter darah (µg/ml) • Informasi guna mengetahui besar konsentrasi larutan kerja ekstrak sebanyak 20 µl yang

ditambahkan ke dalam kultur sel dengan menganalogian besar konsentrasi ekstrak 730 µg/ml dalam darah sama dengan 730 µg/ml dalam volume 1 ml tabung eppendorf:

MEGD x VEp = MKG x VEKS 733.33 µg/ml x 1 ml = MKG x 0.02 ml

MKG = 36666.67 µg/ml

Jadi, konsentrasi larutan kerja ekstrak β-glukan adalah 36666.67 µg/ml.

Keterangan:

VEp : Volume eppendorf (ml)

MKG : Konsentrasi larutan kerja ekstrak β-glukan (µ g/ml)

VEKS : Volume larutan kerja ekstrak β-glukan yang dikulturkan (ml)

a.) Pembuatan larutan stok ekstrak β-glukan dengan konsentrasi 200 mg/ml:

Pembuatan stok konsentrasi 200 mg/ml adalah dengan melarutkan 0.44 g ekstrak dengan 2.20 ml larutan RPMI

MSG = 0.44 g 2.20 ml

= 0.2 g/ml = 200 mg/ml = 200000 µg/ml Keterangan:

(26)

Lampiran 12. Tahapan pembuatan larutan kerja ekstrak β-glukan (lanjutan) b.) Pembuatan larutan kerja ekstrak ke dalam eppendorf 1 ml dari larutan stok:

MSG x VSG = MKG x VEp

200000 µg/ml x VSG = 36666.67 µg/ml x 1 ml VSG = 0.18333 ml = 183.33 µl Keterangan:

MSG : Konsentrasi larutan stok ekstrak β-glukan (µ g/ml)

VSG : Volume larutan stok ekstrak β-glukan yang diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak β-glukan (µl)

VEp : Volume eppendorf (ml)

MKG : Konsentrasi larutan kerja ekstrak β-glukan (µ g/ml)

Volume RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 1 ml dalam satuan µl = 1000 µl – 183.33 µl = 816.67 µl

Jadi volume larutan stok yang harus diambil untuk membuat larutan kerja ekstrak β-glukan dengan konsentrasi 36666.67 µg/ml adalah 183.33 µl dan larutan RPMI yang ditambahkan untuk mencapai total 1 ml larutan kerja ekstrak adalah 816.67 µl.

Dari larutan kerja ekstrak inilah selanjutnya 20 µl larutan ekstrak β-glukan diambil untuk ditambahkan ke dalam kultur sel.

c.) Bobot ekstrak dalam 183.33 µl dapat diketahui nilainya dengan perhitungan sebagai berikut (untuk membuat larutan ekstrak 1 ml):

BEK = [183.33 µl x (1 ml / 1000 µl)] x 200000 µg/ml = 36666 µg Keterangan:

BEK : Bobot ekstrak dalam VSG (µg)

d.) Bobot ekstrak dalam 20 µl larutan ekstrak yang diambil adalah: BEKS = {[20 µl x (1 ml / 1000 µl)] x 36666 µg = 733.33 µg Keterangan:

BEKS : Bobot ekstrak dalam VEKS (µg)

e.) Konsentrasi ekstrak β-glukan dalam kultur sel dengan total volume kultur sel adalah 110 µl MKS = 733.33 µg

110 µl = 6.6667 µg/µl = 6666.67 µg/ml Keterangan:

(27)

Lampiran 13. Komposisi media RPMI-1640

Komponen Konsentrasi (mg/l) Komponen Konsentrasi (mg/l)

Asam Amino Arginin Asparagin Asam Aspartat Sistin Asam Glutamat Glutamin Glisin Histidin Hidroksiprolin Isoleusin Leusin Lisin HCL Metionin Phenilalanin Prolin Serin Threonin Tryptophan Tyrosin Valin 700 50 20 50 20 300 10 15 20 50 50 40 15 15 20 30 20 5 20 20 Vitamin Biotin D-Ca Pantothenat Kolin Klorida Asam Folat I-Inositol Nikotinamide Riboflavin Thiamin HCL Vitamin B12 Piridoksin HCL Asam P-aminobenzoat Garam Anorganik KCL MgSO4.7H2O NaCl NaHCO3 Na2HPO4 dan H2O 0.2 0.25 3 1 35 1 0.2 1 0.005 1 1 400 100 6000 2200 1512

(28)

Lampiran 14. Gambar peta sumur pada microplate untuk pengujian pengaruh ekstrak heksana, etil asetat, etanol, dan akuades terhadap proliferasi sel limfosit

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 A B C D E F G H

(29)

Lampiran 14. Gambar peta sumur pada microplate untuk pengujian pengaruh ekstrak heksana, etil asetat, etanol, dan akuades terhadap proliferasi sel limfosit (lanjutan)

Keterangan :

Lambang Kode peta Sampel

A1, B1, C1 Kontrol standar (RPMI)

A3, B3, C3 Mitogen PKW

A5, B5, C5 Mitogen LPS

A7, B7, C7 Ekstrak heksana dengan konsentrasi 40.88 µg/ml

A8, B8, C8 Ekstrak heksana dengan konsentrasi 81.77 µg/ml

A9, B9, C9 Ekstrak heksana dengan konsentrasi 163.54 µg/ml

F1, G1 Ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 5.72 µg/ml

F2, G2 Ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 11.43 µg/ml

F3, G3 Ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 22.87 µg/ml

F5, G5 Ekstrak etanol dengan konsentrasi 29.40 µg/ml

F6, G6 Ekstrak etanol dengan konsentrasi 58.80 µg/ml

F7, G7 Ekstrak etanol dengan konsentrasi 117.59 µg/ml

F9, G9 Ekstrak akuades dengan konsentrasi 223.88 µg/ml

F10, G10 Ekstrak akuades dengan konsentrasi 447.76 µg/ml

F10, G11 Ekstrak akuades dengan konsentrasi 895.53 µg/ml

(30)

Lampiran 15. Gambar peta sumur pada microplate untuk pengujian pengaruh ekstrak β-glukan terhadap proliferasi sel limfosit

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 A B C D E F G H Keterangan :

Lambang Kode peta Sampel

A1, B1, C1 Kontrol standar (RPMI)

A3, B3, C3 Mitogen PKW

A5, B5, C5 Mitogen LPS

A7, B7, C7 Mitogen Con A

A9, B9, C9 Ekstrak β-glukan standar dengan

konsentrasi 6666.54 µg/ml

A11, B11, C11 Ekstrak β-glukan dari tepung pearl millet tersosoh 100 detik dengan konsentrasi 6666.54 µg/ml

(31)

RS(%) = 136 g x 100% 150 g

RS(%) = Σ biji serealia tersosoh selama waktu sosoh tertentu x 100% Σ biji serealia utuh

DS(%) = 12 g x 100% 44 g

RS(%) = bobot biji pearl millet tersosoh selama 100 detik x 100% bobot awal biji pearl millet utuh

DS(%) = Σ produk sampingan hasil sosoh biji serealia waktu sosoh tertentu x 100% Σ produk sampingan hasil sosoh biji serealia tersosoh sempurna

Lampiran 16. Contoh perhitungan derajat sosoh dan rendemen biji pearl millet tersosoh 100 detik

Diketahui data-data sebagai berikut: Waktu Sosoh = 100 detik

Bobot awal biji pearl millet utuh = 150 g

Bobot biji pearl millet tersosoh selama 100 detik = 136 g

Bobot produk sampingan hasil sosoh biji pearl millet selama 100 detik = 12 g ` Bobot produk sampingan hasil sosoh biji pearl millet selama 300 detik = 44 g

 Derajat sosoh biji pearl millet tersosoh 100 detik:

DS = 27.27%

Jadi, derajat sosoh biji pearl millet selama 100 detik adalah 27.27%.

 Rendemen biji pearl millet tersosoh 100 detik:

RS = 90.67%

Jadi, rendemen biji pearl millet yang tersosoh selama 100 detik adalah 90.67%.

DS(%) = bobot produk sampingan hasil sosoh biji pearl millet selama 100 detik x 100% bobot produk sampingan hasil sosoh biji pearl millet selama 300 detik

(1.2) (1.1)

(32)

Lampiran 17. Gambar biji pearl millet

a. Sosoh 0 detik b. Sosoh 100 detik

c. Sosoh 150 detik

e. Sosoh 250 detik

d. Sosoh 200 detik

(33)

Lampiran 18. Senyawa terlarut dari tepung pearl millet yang telah diketahui dapat larut dalam pelarut nonpolar, polar, dan larut air

Jenis komponen terlarut

Nama komponen

terlarut

Subkomponen terlarut Keterangan

Nonpolar Vitamin Vitamin A Pada umumnya tergolong

dalam vitamin larut lemak Vitamin D

Vitamin E Vitamin K

Lemak trigliseridaa Dapat diekstraksi dengan

menggunakan pelarut heksana atau petroleum eter.

Asam lemak (linoleat dan oleat) a,b

Sterol bebasa Komponen gliseridaa

Polar Protein Prolamin (memiliki asam amino lisin terbatas tetapi asam amino triptofan tinggi)c

Larut senyawa alkohol

Lemaka Komponen lemak yang terasosiasi dengan komponen pati pada endosperma

Merupakan residu setelah ekstraksi lemak bebas dengan pelarut nonpolar

Komponen fenolik

Asam fenolik (asam ferulat, kaumarat, sinamat,dan

gentisic)

Larut senyaw polar

Golongan flavonoid (tanin, katekin, antosianidin, flavon, dan glikosida)d, e

Glikosylvitexin dan glikosylorientin

(34)

Lampiran 18. Senyawa terlarut dari tepung pearl millet yang telah diketahui dapat larut dalam pelarut nonpolar, polar, dan larut air (lanjutan)

Jenis komponen terlarut

Nama komponen

terlarut

Subkomponen terlarut Keterangan

Larut air Proteinf Albumin Larut air

Prolamin -

Globulin -

Glutelin -

Soluble dietary fiberg

Pektin Serat yang dapat larut

Sebagian kecil hemiselulosa Komponen oligosakarida Sebagian gula alkohol

Karbohidrath Fruktosa Rendemennya tinggi pada varietas pearl millet

Glukosa Sukrosa Maltosa

Komponen oligosakarida Vitamin Vitamin B (niacin, B6,

folacin)

Pada umumnya tergolong dalam vitamin larut air Vitamin C

Mineral Mineral larut air

Sumber:

aPruthi dan Bhatia (1970) di dalam Chen (1978) bKulp dan Ponte (2000)

c

Swaminathan et al. (1971), Sawhney dan Naik (1969), Concon (1966) di dalam Chen (1978) d Leder (2004) e Tang (1991) f Bhuja (2009) g

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2009)

(35)

Lampiran 19. Rincian perhitungan rendemen ekstrak hasil kegiatan ekstraksi tepung pearl millet

 Ekstrak heksana

Diketahui: Bobot tepung pearl millet awal = 100 g Bobot ekstrak heksana = 2.6984 g

Jadi, rendemen ekstrak heksana adalah 2.70%.

 Ekstrak etil asetat

Diketahui: Bobot substrat heksana = 96.7687 g Bobot ekstrak etil asetat = 0.3651 g

Jadi, rendemen ekstrak etil asetat adalah 0.38%. Rendemen ekstrak etil asetat (%)

= Bobot ekstrak etil asetat x 100% Bobot substrat heksana

= 0.3651 g x 100%

96.7687 g = 0.38%

Rendemen ekstrak heksana (%)

= Bobot ekstrak heksana x 100% Bobot tepung awal

= 2.6984 g x 100%

100 g = 2.70%

Rendemen ekstrak etanol (%)

= Bobot ekstrak etanol x 100%

Bobot substrat etil asetat (4.a.3)

Rendemen ekstrak etil asetat (%) = Bobot ekstrak etil asetat x 100%

Bobot substrat heksana (4.a.2)

Rendemen ekstrak heksana/ akuades/ β-glukan (%) = Bobot ekstrak x 100%

(36)

Lampiran 19. Rincian perhitungan rendemen ekstrak hasil kegiatan ekstraksi tepung pearl millet (lanjutan)

 Ekstrak etanol

Diketahui: Bobot substrat etil asetat = 96.4650 g Bobot ekstrak etanol = 1.8717 g

Jadi, rendemen ekstrak etanol adalah 1.94%.

 Ekstrak akuades

Diketahui: Bobot tepung awal = 100 g Bobot ekstrak akuades = 14.7762 g

Jadi, rendemen ekstrak akuades adalah 14.78%.

 Ekstrak β-glukan

Diketahui: Bobot tepung awal = 10 g Bobot ekstrak β-glukan = 0.44 g

Jadi, rendemen ekstrak β-glukan adalah 4.40%. Rendemen ekstrak heksana (%)

= Bobot ekstrak β-glukan x 100% Bobot tepung awal

= 0.44 g x 100%

10 g = 4.40%

Rendemen ekstrak heksana (%)

= Bobot ekstrak akuades x 100% Bobot tepung awal

= 14.7762 g x 100%

100 g = 14.78%

Rendemen ekstrak etil asetat (%)

= Bobot ekstrak etanol x 100% Bobot substrat etil asetat

= 1.8717 g x 100%

96.4650 g = 1.94%

(37)

Lampiran 20. Contoh perhitungan konsentrasi ekstrak akuades dalam darah dan variasi konsentrasinya

 Diketahui:

Bobot asumsi tepung pearl millet yang dikonsumsi per hari = 100 g/hari • Volume darah dalam tubuh = 6000 ml (6 liter)

• Rendemen ekstrak akuades = 14.78%

 Perhitungan dan hasil konsentrasi ekstrak akuades dalam darah:

 Variasi konsentrasi ekstrak akuades pada kultur sel: • Setengah kali konsentrasi ekstrak akuades dalam darah

• Satu kali konsentrasi ekstrak akuades dalam darah = konsentrasi ekstrak heksana dalam darah = 2462.70 µg/ml

• Dua kali konsentrasi ekstrak akuades dalam darah = konsentrasi ekstrak heksana dalam darah x 2 = 2462.70 µg/ml x 2 = 4925.40 µg/ml = 1 2 = 1 2 = 1231.35 µg/ml

Konsentrasi ekstrak dalam darah

= Bobot asumsi konsumsi ekstrak tepung pearl millet per hari 6 liter darah

= 14780 mg = 14780 mg = 2.4627 mg/ml = 2462.70 µg/ml

6 L 6000 ml

Konsentrasi ekstrak dalam darah

= Bobot asumsi konsumsi ekstrak tepung pearl millet per hari (4.a.5) 6 liter darah

Bobot asumsi konsumsi ekstrak tepung pearl millet per hari

= Rendemen ekstrak x 100 g/hari (4.a.4)

Bobot ekstrak akuades dengan asumsi konsumsi tepung pearl millet per hari = 14.78% x 100 g/hari

= 14.78 g/hari = 14780 mg/hari

x konsentrasi ekstrak dalam darah

(38)

Lampiran 21. Contoh perhitungan jumlah sel limfosit dengan metode pewarnaan biru tripan pada pengujian pengaruh ekstrak hasil ekstraksi bertingkat

(5.1)

Keterangan:

Ā = Rata-rata jumlah sel terhitung dari dua area kotak besar yang saling berseberangan

FP = Faktor pengenceran (2), diperoleh dari penambahan pewarna biru trifan : suspensi sel yaitu 1:1

104 = Faktor koreksi volume hemasitometer yang setiap kotak sekundernya

berukuran 1 x 1 mm dan kedalaman 0.1 mm, sehingga volumenya 0.1 mm3 (1 ml = 1 cm3 = 1000 mm3)

(Zimmerman, 2006; Northwestern University, 2005)

Diketahui:

→ Jumlah sel limfosit hidup pada ke dua area kotak besar (16 kotak kecil) hemasitometer yang saling bersebrangan (dalam penelitian ini adalah kotak B dan D):

• Area B = 48 sel • Area D = 55 sel

Maka total sel hidup pada ke dua area adalah 103 sel.

Sel limfosit yang hidup ditunjukkan dengan keadaan sel dengan bentuk bulat penuh dan terlihat transparan (tidak berwarna biru).

Jumlah sel limfosit yang hidup per ml = [(48 + 55) / 2] x 2 x 104 = 1.03 x 106 sel/ml

→ Jumlah sel limfosit mati pada ke dua area dalam hemasitometer adalah: • Area B = 2 sel

• Area D = 0 sel

Maka total sel limfosit yang mati pada ke dua area adalah 2 sel.

Sel limfosit yang mati ditunjukkan dengan keadaan sel dengan bentuk tidak bulat atau tidak teratur dan terlihat berwarna biru.

Jumlah sel limfosit yang mati per ml = [(2 + 0) / 2] x 2 x 104 = 2.00 x 104 sel/ml Jumlah sel limfosit/ml = Ā x FP x 104 sel/ml

(39)

Lampiran 22. Contoh perhitungan mencari bobot tepung pearl millet yang diasumsikan terkonsumsi dengan konsentrasi ekstrak heksana pada kultur sel

Diketahui:

Bobot asumsi konsumsi tepung pearl millet tersosoh 100 detik = 100 g/hari

• Rendemen ekstrak heksana = 2.70%

Rendemen esktrak heksana 2.70% merupakan pembulatan dari 2.6984% nilai rendemen ekstrak yang diperoleh.

• Konsentrasi ekstrak heksana secara teoritis = 449.73 µg/ml • Konsentrasi ekstrak heksana pada kultur sel = 81.77 µg/ml

Dari data-data di atas dapat diperoleh:

a.) Bobot ekstrak heksana yang terkonsumsi dengan asumsi konsumsi: = 100 g/hari x 2.6984% = 2.6984 g/hari

Bobot ekstrak inilah yang sebanding dengan besar konsentrasi ekstrak dalam darah sebesar 449.73 µg/ml.

b.) Bobot ekstrak heksana yang diasumsikan terkonsumsi dari konsentrasi yang ada pada kultur sel

WH 2.6984 g/hari 81.77 µg/ml 449.73 µg/ml WH 0.49 g/hari Keterangan:

WH : bobot ekstrak heksana yang diasumsikan terkonsumsi dengan konsentrasi ekstrak pada kultur sel (g/hari)

c.) Bobot tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik yang diasumsikan terkonsumsi dengan konsentrasi ekstrak heksana pada kultur sel:

WT 0.49 g/hari 100 g/hari 2.6984 g/hari

WH 18.18 g/hari Keterangan:

WT : bobot tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik yang diasumsikan terkonsumsi dengan konsentrasi ekstrak pada kultur sel (g/hari)

=

=

=

=

(40)

Lampiran 23. Perolehan absorbansi hasil pembacaan dengan ELISA reader dan nilai rata-rata indeks stimulasi ekstrak tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik hasil ekstraksi bertingkat terhadap proliferasi sel limfosit manusia

Sampel Ulangan Absorbansi Indeks

Stimulasi Rata-rata Indeks Stimulasi Kontrol Standar 1 1.263 1.00 1.00 2 0.774 1.00 3 1.036 1.00 PKW konsentrasi 9.09 µg/ml 1 0.676 0.66 0.70 2 0.694 0.68 3 0.773 0.75 LPS konsentrasi 9.09 µg/ml 1 0.908 0.89 0.89 2 0.937 0.91 3 0.889 0.87

Ekstrak heksana konsentrasi 40.88 µg/ml

1 1.041 1.02

0.97

2 0.943 0.92

Ekstrak heksana konsentrasi 81.77 µg/ml

1 1.006 0.98

0.74

2 0.512 0.50

Ekstrak heksana konsentrasi 163.54 µg/ml

1 0.902 0.88

0.84

2 0.827 0.81

Ekstrak etil asetat konsentrasi 5.72 µg/ml

1 0.900 0.88

0.92

2 0.994 0.97

Ekstrak etil asetat konsentrasi 11.43 µg/ml

1 0.822 0.80

1.00

2 1.217 1.19

Ekstrak etil asetat konsentrasi 22.87 µg/ml

1 0.805 0.79

0.95

(41)

Lampiran 23. Perolehan absorbansi hasil pembacaan dengan ELISA reader dan nilai rata-rata indeks stimulasi ekstrak tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik hasil ekstraksi bertingkat terhadap proliferasi sel limfosit manusia (lanjutan)

Sampel Ulangan Absorbansi Indeks

Stimulasi

Rata-rata Indeks Stimulasi

Ekstrak etanol konsentrasi 29.40 µg/ml

1 0.903 0.88

0.93

2 1.005 0.98

Ekstrak etanol konsentrasi 58.80 µg/ml

1 0.901 0.88

0.91

2 0.971 0.95

Ekstrak etanol konsentrasi 117.59 µg/ml

1 0.993 0.97

1.10

2 1.266 1.24

Ekstrak akuades konsentrasi 223.88 µg/ml

1 1.002 0.98

1.04

2 1.135 1.11

Ekstrak akuades konsentrasi 447.76 µg/ml

1 0.985 0.96

1.12

2 1.311 1.28

Ekstrak akuades konsentrasi 895.53 µg/ml

1 1.422 1.39

1.35

(42)

Lampiran 24. Contoh perhitungan indeks stimulasi ekstrak akuades dari tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik

IS = OD yang distimulasi dengan ekstrak atau mitogen (5.2) OD pada kontrol standar

Keterangan:

IS = Indeks Stimulasi

OD = Optical Density (absorbansi) pada panjang gelombang 570 nm

• Kontrol Standar (RPMI)

Absorbansi terukur ELISA reader

Kontrol standar (RPMI): Ulangan 1= 1.263 Ulangan 2= 0.774 Ulangan 3= 1.036

→ Rata-rata absorbansi sampel standar (RPMI) = (1.263 + 0.774 + 1.036) / 3 = 1.0243

→ IS sampel standar (RPMI)= (1.0243 / 1.0243)= 1.00

• Ekstrak akuades pada konsentrasi 447.76 µg/ml di kultur sel: → Absorbansi terukur ELISA reader

Sampel standar (RPMI): Ulangan 1= 0.985 Ulangan 2= 1.311

→ IS masing-masing ulangan: IS ulangan 1= (0.985 / 1.0243)= 0.96 IS ulangan 2= (1.311 / 1.0243)= 1.28

Rata-rata IS ekstrak akuades = (0.96 + 1.28) /2 = 1.12

(43)

Lampiran 25. Perolehan absorbansi hasil pembacaan dengan ELISA reader dan nilai rata-rata indeks stimulasi ekstrak β-glukan terhadap proliferasi sel limfosit manusia

Perlakuan Ulangan Absorbansi Indeks Stimulasi

Rata-rata Indeks Stimulasi Standar dengan RPMI

dengan konsentrasi 189.45 µg/ml 1 2.029 1.00 1.00 2 1.968 1.00 3 1.987 1.00 Mitogen PKW konsentrasi 9.09 µg/ml 1 1.824 0.91 0.86 2 1.728 0.87 3 1.618 0.81 Mitogen LPS konsentrasi 9.09 µg/ml 1 1.445 0.72 0.70 2 1.322 0.66 3 1.398 0.70

Mitogen Con A konsentrasi 9.09 µg/ml 1 1.792 0.90 0.82 2 1.623 0.81 3 1.479 0.74 STD β-glukan murni konsentrasi 6666.54 µg/ml 1 1.839 0.92 0.92 2 1.848 0.93 3 1.792 0.90

Ekstrak β-glukan dari tepung biji pearl millet sosoh 100 detik konsentrasi

6666.54 µg/ml

1 2.259 1.13

1.21

2 2.513 1.26

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian pengaruh kompesasi terhadap kinerja dengan disiplin sebagai variabel intervening maka hasil diperoleh: kompensasi terhadap kinerja pegawai dengan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kefektifan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat kita lihat dari berbagai sisi seperti prinsip-prinsip dan

Nasution (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Fungsi dan Makna Fukushi Chotto dalam Komik Klinik Dr. Kouto Karya Takatoshi Yamada Ditinjau dari Segi

Jika mahasiswa tidak memenuhi salah satu atau beberapa unsur penilaian karena alasan penting yang bisa diterima (alasan akan diuji perkasus) dan dibuktikan dengan

Hasil penelitian pada aspek pendidikan karakter dalam novel Kartini, ditemukan 17 nilai pendidikan karakter, yang sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Salah satu komponen yang paling penting untuk menunjang keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah metode, yaitu cara yang dipergunakan oleh

beban pada bantalan a.. 90 bantalan luncur dengan benar.  Siswa dapat menjelaskan fungsi bantalan luncur dengan benar.  Siswa dapat mnyebutkan bahan-bahan bantalan

Implikasinya dalam dunia pendidikan, kepala sekolah selaku pimpinan harus senantiasa mengusahakan agar: (1) perilaku kepemimpinannya bisa seefektif mungkin dengan