• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

8

Dalam kajian teori ini akan dibahas tentang pengertian IPS, pembelajaran IPS, tujuan dan ruang lingkup IPS, metode pembelajaran dengan mind mapping, langkah-langkah mind mapping, sintaks metode mind mapping, kelebihan dan kekurangan metode mind mapping.

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosisl serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara indonesia (Depdiknas, 2004). Sedangkan menurut Sumantri (dalam Isnining 2008:10) IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu, (social science) maupun ilmu pendidikan.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMA. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial (E. Mulyasa,2007). Definisi menurut ischak bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan (Ischak, 1997).

Berdasarkan pengertian di atas maka simpulan IPS adalah bidang studi yang mempelajari tentang masalah-masalah sosial yang dipadukan dalam lingkungan masyarakat yang mengkaji perisitiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan sosial.

(2)

2.1.2 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari (Sugandi, 2006:9). Peristiwa pembelajaran merupakan proses interaksi mempengaruhi si belajar sehingga memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah diterapkan sebelumnya (Trianto, 2010:17). Menurut isjoni (2010:11), pembelajaran adalah sasuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakuan kegiatan belajar.

Dari uraian di atas maka simpulan pembelajaran adalah merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju pada suatu target yang telah diterapkan sebelumnya.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pembelajaran sebuah bidang ilmu yang mempelajari, menelaah, menganalisa gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari beberapa aspek kehidupan atau satu perpaduan. Norma Machezie mengemukakan bahwa Ilmu Sosial adalah semua ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat (Ischak, 1997).

Hanna menegaskan bahwa pembelajaran IPS mengikuti konsep dan kepada siswa diajarkan lingkup kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, rumah, kemudian berkembang menuju lingkup yang lebih luas, seperti sekolah, RT/RW, desa, kota, propinsi, dan negaranya sendiri melalui aspek-aspek Antropologis, Sosiologis, Geografis, Ekonomis dan Tata Negara dan Sejarah (Ischak, 1997).

Dari pengertian diatas maka simpulan pembelajaran IPS yaitu pembelajaran sebuah bidang ilmu yang mempelajari, menelaah, menganalisa

(3)

gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari beberapa aspek kehidupan atau satu perpaduan.

2.1.3 Tujuan pembelajaran IPS

Richard C. Remy (dalam Winataputra, dkk, 1997). menyatakan bahwa tujuan mempelajari IPS adalah untuk menjadikan seseorang menjadi warga negara yang baik karena semakin sulit dan kompleks akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Untuk mewujudkan tujuan ini, guru IPS berkewajiban sebagai pengembang kurikulum, semakin harus memperhatikan tujuan tersebut yang dituangkan dalam persiapan mengajar atau disebut tujuan pembelajaran.

Adapun tujuan mempelajari IPS menurut Tri (2009:4) adalah:

a. Supaya peserta didik dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.

b. Supaya peserta didik dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggungjawab.

c. Supaya para peserta didik dapat mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan dilingkungan sendiri dan antar manusia.

2.1.4 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Ruang lingkup pembelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Manusia, tempat, dan lingkungan

b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan c. Sistem sosial dan budaya

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Peranan pengajaran IPS harus mendidik dan mempersiapkan para siswa agar dapat hidup di dunianya dan memahami dunianya dimana di perlukan kualitas personal dan kualitas sosial yang merupakan hal penting, menurut (A.K. Ellis, 1991), bahwa alasan diajarkannya mata pelajaran IPS di sekolah adalah sebagai berikut:

a. IPS memberikan tempat bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan demokrasi

b. IPS dirancang untuk membantu siswa memahami "dunianya" c. IPS adalah sarana untuk mengembangkan diri siswa secara positif

(4)

d. IPS membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan mendasar tentang sejarah, geografi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya

e. IPS meningkatkan kepekaan sosial siswa terhadap masalah-masalah sosial.

Hal tersebut harus diimbangi dengan salah satu prinsip KTSP yaitu dikembangkan berdasarkan potensi daerah atau lingkungan sekitar dan tingkat perkembangan peserta didik (BSNP, 2006)

2.2 Metode Pembelajaran

Metode secara harfiah berarti „cara‟ Dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu (Pupuh F. dan Sobry , 2007 : 55 ). Sedangkan menurut Prof. Dr. Winarno Surahman ( 1961: 64 ) dalam Drs. B.Suryo Subirto (2002 : 148 ), menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid disekolah.

Menurut Nana Sudjana (2005) mengemukakan “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian metode pembelajaran adalah suatu cara atau kegiatan yang dilakukan secara sistematik agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif yang dapat menarik perhatian siswa.

2.2.1 Pengertian Metode Mind Mapping

Mind Mapping atau Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita dalam menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak

(5)

menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

Gambar 2.1 Mind mapping

Sumber : Gembira Belajar Mind Mapping

Mind Mapping merupakan istilah teknik pemetaan pikiran untuk membantu membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih "tersembunyi". Pemetaan pikiran ini akan melibatkan kedua sisi otak secara bersamaan, yaitu otak kanan dan otak kiri.

Metode ini mempermudah memasukan informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind Mapping merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak. (Prayudi: 2008)

Menurut (Bobby DePorter, 2003) Mind Mapping yaitu Metode mencatat yang baik membantu kita mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru.

Menurut (Prof. Dr. H.A.R Tilaar, 2010) Mind Mapping adalah metode yang sangat tepat untuk menjabarkan proses Brainstorming dengan mudah dan efisien. Mind Mapping dapat digunakan mulai dari anak setingkat sekolah dasar

(6)

sampai dengan orangtua dengan usia di atas 55 tahun dengan nyaman. Mind Mapping dimulai dari sebuah topik yang berada di tengah kertas, kemudian sub topik harus disusun secara acak, tetapi wajib mengelilingi topik utama yang berada ditengah tengah kertas.

George Posner dan Alan Rudnitsky dalam (Nur 2001:36) menyatakan bahwa peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan hanya meggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu.

Dari pengertian menurut beberapa ahli diatas maka simpulan metode mind mapping (peta konsep) adalah suatu alat berfikir kreatif yang melibatkan siswa di dalam proses belajar mengajar dimana siswa dapat termotivasi dan merangsang keingintahuan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan langsung dari apa yang siswa pikirkan sendiri. Diharapkan dengan mind mapping daya ingat siswa dapat ditingkatkan. Penggunaan mind mapping dalam proses belajar mengajar lebih menuntun peran aktif para siswa.

2.2.2 Langkah-langkah metode Mind Mapping

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode mind mapping adalah sebagai berikut. Menurut (Tony buzan, 2007:83) langkah langkah metode mind mapping sebagai berikut.

1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya di letakkan mendatar.

2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral.

3. Gunakan warna untuk menambah pemikiran kreatif.

4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.

5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. 6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.

7. Gunakan gambar.

Menurut (Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, 2010) langkah langkah metode mind mapping sebagai berikut.

(7)

1. Siswa diberi teks bacaan dan diminta membuat peta pikiran isi bacaan tersebut.

2. Pilih pusat atau topik, ditulis di tengah lingkaran.

3. Tangkap cabang dan ranting isi bahasan, masukan ke dalam peta pikiran.

4. Berikan waktu 5 menit untuk masing-masing siswa membacanya dan membuat peta pikiran.

5. Persentasikan di depan kelas.

Menurut (Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009:46) langkah langkah metode mind mapping sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa (sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban).

3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.

4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.

5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan mencatat di papan serta mengelompokkan yg sesuai kebutuhan.

6. Dari data di papan tulis siswa diminta membuat kesimpulan.

Dari beberapa langkah-langkah diatas bahwa mind mapping merupakan suatu cara penyajian konsep atau gagasan pokok yang disusun secara berjenjang dari yang bersifat umum menuju khusus dan dilengkapi dengan garis-garis penghubung yang sesuai. Dalam mind mapping dapat ditempatkan suatu susunan yang nyata, dengan cara menghubungan konsep-konsep yang ada. mind mapping yang lengkap harus menyajikan konsep atau gagasan pokok dengan hubungan yang sesuai dan mengungkapkan pola pandang tunggal yang mempunyai hubungan timbal balik. Diharapkan dengan mind mapping daya ingat siswa dapat ditingkatkan. Penggunaan mind mapping dalam proses belajar mengajar lebih menuntun peran aktif para siswa.

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Mind Mapping Kiranawati ( 2007) menjelaskan 10 Kelebihan metode pembelajaran Mind Mapping sebagai berikut.

(8)

2. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya 3. Catatan lebih padat dan jelas

4. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan. 5. Catatan lebih terfokus pada inti materi

6. Mudah melihat gambaran keseluruhan

7. Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan

8. Memudahkan penambahan informasi baru 9. Pengkajian ulang bisa lebih cepat

10. Setiap peta bersifat unik

Kiranawati ( 2007) menjelaskan 2 Kelemahan metode pembelajaran Mind Mapping sebagai berikut.

1. Hanya murid yang aktif yang terlibat

2. Mind map (peta konsep) murid bervariasi sehingga guru akan kewalahan. Cara mengatasi kelemahan metode pembelajaran Mind Mapping :

1. Apabila ada siswa yang kurang aktif, sebagai guru harus memotivasi siswa untuk lebih giat dan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Dengan bervariasinya mind mapping yang ditulis oleh siswa, maka guru harus menguasai materi dan meneliti hasil mind mapping yang di tulis oleh siswa.

2.2.4 Sintaks Metode Mind Mapping Dalam Pembelajaran IPS

Vivin Findriani(2009) Rencana pembelajaran berisi komponen-komponen yang sama dengan pembelajaran yang biasa digunakan disekolah, yang biasa disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tetapi memiliki spesifikasi untuk mengajarkan IPS yang menekankan ketrampilan berpikir. Enam komponen dari rencana pembelajaran tersebut adalah:

1. Tema/ topik , berisi nama tema/ topik yang akan diajarkan. Tema/topik tersebut diambil dari kurikulum (silabus) IPS pada semester yang sesuai bagi pembelajaran mind mapping (peta konsep).

2. Tujuan pembelajaran, merupakan sasaran yang akan dicapai. Yang berisi kompetensi yang diharapkan oleh siswa.

3. Materi pembelajaran, merupakan isi atau subtansi bahan yang akan diajarkan, yang menunjang komperensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran ini hanya memuat garis-garis

(9)

besar bahan ajaran yang merupakan rincian dari topik pembelajaran

4. Media dan sumber pembelajaran berisi tentang media atau alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk membantu, memperjelas atau mempermudah penguasaan materi atau kompetensi yang ingin dicapai.

5. Evaluasi pembelajaran, kegiatan untuk mengukur dan menilai pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.

Simpulan dari sintaks pembelajaran dengan metode mind mapping (Peta Konsep) yaitu dimulai guru memberikan ide pokok pada siswa, setelah mendapatkan ide pokok, siswa membuat peta konsep secara kelompok mengenai ide pokok siswa tersebut. Siswa menempatkan ide sekunder di sekeliling ide pokok yang sudah diberikan oleh guru. Setelah selesai, siswa mempersentasikan hasilnya di depan kelas. Dan selanjutnya kegiatan untuk mengukur atau evaluasi dan menilai pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penerapan langkah langkah metode mind mapping dalam pembelajaran IPS sebagai berikut.

Tabel 2.1

Langkah langkah metode mind mapping dalam pembelajaran IPS

No. Tahap Kegiatan

1. Pendahuluan 1. Mengucap salam 2. Berdoa

3. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

5. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Inti: Eksplorasi

1. Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang materi IPS yang akan diajarkan.

2. Siswa diberi tugas untuk mencari informasi yang luas tentang topik/tema materi IPS.

3. Siswa diberikan ide pokok/tema untuk membuat peta konsep.

(10)

Elaborasi 1. Setelah mendapatkan ide pokok, siswa membuat peta konsep secara individu/kelompok mengenai ide pokok siswa tersebut.

2. Siswa menempatkan ide sekunder di sekeliling ide pokok yang sudah diberikan oleh guru.

3. Setelah selesai, siswa mempersentasikan hasilnya di depan kelas.

Konfirmasi 1. Siswa bersama-sama menyimpulkan tentang tugas yang dipersentasikan

2. Memberikan penguatan kepada siswa atas tugas yang sudah mereka kerjakan,

3. Meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.

4. Memberikan motivasi supaya siswa berpartisipasi aktif. 3. Penutup 1. Guru bersama siswa membuat rangkuman/simpulan

pelajaran.

2. Siswa mengerjakan Soal evaluasi

3. Bersama dengan siswa menutup pembelajaran.

2.3 Belajar

Slameto (2003:2) mendefinisikan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannnya”. Winkel (dalam Purwanto, 2009:38) mendefinisikan bahwa “belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya”. Belajar berlangsung dalam interaksi aktif dengan dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Dari beberapa pengertian belajar diatas, simpulan mengenai pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang yang dapat berupa pengetahuan, pemahaman, tingkah laku dan sikap, dan keterampilan sebagai hasil dari pengalamannya dengan lingkungan.

(11)

2.4 Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) menyatakan, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Menurut Winkel (dalam Lina, 2009),“mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan menurut Arif Gunarso (dalam Lina, 2009),”hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar”. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya.

Hasil belajar menurut pandangan Hamalik (2009) hasil belajar adalah “bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku orang tersebut”. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai individu atau siswa setelah siswa tersebut mengalami atau melakukan suatu proses aktivitas belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar atau prestasi belajar itu merupakan kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh siswa, kecakapan potensial (potencial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki individu untuk mencapai prestasi.

Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara pendidikan (UU No 20 Tahun 2003 SISDIKNAS), ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik (PP No 9 Tahun 2005 SNP).

Menurut Darsono (2000:110) hasil belajar siswa merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif, keterampilan/ psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat inetraksi aktif dengan

(12)

lingkungan. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif setelah mereka memperoleh pengalaman belajar. Nana sudjana (2006: 22) menyatakan bahwa proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tetang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu penilaian hasil belajar mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar.

Dari uraian diatas hasil belajar semua memgacu terhadap perubahan siswa setelah melakuan proses kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah siswa mengalami berbagai kegiatan belajar yang menyebabkan perubahan dalam dirinya. Hasil belajar siswa dapat diukur dengan kriteria atau patokan-patokan tertentu. Dalam pengukuran hasil belajar siswa dapat menggunakan teknik tes. Jadi yang dimaksud hasil belajar disini adalah nilai tes IPS yang diberikan guru sebagai hasil belajar siswa.

Bloom dalam usman (1995:29) bahwa tingkat kemampuan atau penugasan yang dikuasai oleh siswa mencakup tiga aspek kognitif, psikomotorik, afektif sebagai berikut.

1. Aspek kognitif: a. Pengetahuan

Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudahdipelajari dari yang sederhana sampai pada teiori-teori yang sukar.

b. Pemahaman

Mengacu pada kemampuan memahami makna materi. c. Penerapan

Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yangsudah dipelajari pada situsi yang baru dan menyangkut pada penggunaan aturan dan prinsip.

d. Analisis

Mengacu pada kemampuan menguraikan materi kedalam komponen-komponen atau faktor penyebab, dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan lainya sehingga struktur dan aturanya dapat lebih dimengerti.

(13)

e. Sintesis

Mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.

f. Evaluasi

Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.

2. Perubahan psikomotor

mencakup perubahan yang berhubungan dengan tujuan yang berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak (motor). Hasil belajar yang diharapkan pada perubahan psikomotor tersebut berhubungan dengan kemampuan yang harus dikuasai siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai hasil penguasaan materi yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari performance/kinerja yang dilakukan oleh siswa terhadap tugas yang diberikan, dimana siswa diminta untuk dapat menunjukkan kinerja yang memperlihatkan keterampilan-keterampilan tertentu atau kreasi mereka untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan materi.

3. Perubahan afektif

merupakan suatu perubahan yang menyangkut tujuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, dan minat pada diri siswa. Hasil belajar yang diharapakan dari perubahan afektif ini adalah sikap uang berhubungan dengan menerima, menanggapi, menilai, mengelola dan menghayati yang dapat mempengaruhi pikiran dan tindakan siswa. Misalnya sikap teliti dan cermat dalam mengerjakan tugas pengamatan di sekitar sekolah atau tempat tinggal siswa.

Simpulan dari beberapa pengertian hasil belajar diatas hasil belajar adalah prestasi belajar siswa secara keseluruhan sebagai wujud dari keberhasilan belajar tentang keahlian dalam penguasaan materi pelajaran sebagai akibat dari proses belajar yang telah dijalani yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomorik dan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dalam waktu tertentu.

(14)

2.5 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Dari penelitian Isnining (2011) dan Septiawati (2011) sejalan dengan yang akan diadakan penelitian ini, karena peneliti mempunyai rancangan seperti penelitian Isnining dan Septiawati, bahwa melalui metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesudah adanya tindakan.

Penelitian tentang penggunaan peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang pernah dilakukan oleh Isnining (2011) dalam upaya merancang peta konsep dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada materi sumberdaya alam kelas IV SD Dringo Todanan Blora semester I 2010/2011. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan peta konsep dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi sumberdaya alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester I di SD Negeri Dringo Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat ditunjukkan dari peningkatan ketuntasan belajar pada kondisi awal/ pembelajaran yang tidak menggunakan rancangan peta konsep dengan penggunaan rancangan peta konsep pada siklus I; penggunaan rancangan peta konsep siklus II adalah: 35% ; 70% ; 95%.

Septiawati (2011) yang berjudul “peningkatkan proses pembelajaran IPA di kelas V SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan dan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode mind map dalam pembelajaran IPA dikelas V SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian yang telah diketahui bahwa rata-rata tes siklus I 74,7 dan siklus II 85,5 dan rata-rata pengamatan proses pembelajaran pada aspek siswa diperoleh persentase adalah siklus I dan siklus II yaitu 64,7% dan 165,8 %, sedangkan rata-rata pada observasi proses pelaksanaan aspek guru pada siklus I dan siklus II yaitu 154,5% dan 177,1%. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 25 Bukit Kecil Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.

(15)

2.6 Kerangka Pikir

Materi IPS selama ini terkesan abstrak sehingga siswa sulit memahami materi pelajaran. Siswa jenuh mengingat materi hafalan yang hanya diajarkan tanpa menggunakan media yang menyenangkan. Kemampuan guru dalam menggunakan dan memilih metode dan media secara tepat dalam pembelajaran pun masih kurang. Hal ini sering menyebabkan siswa kehilangan semangat untuk belajar, sehingga hasil belajar IPS siswa rendah.

Permasalahan di atas harus dapat diselesaikan yaitu salah satunya dengan metode mind mapping yang dianggap dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPS siswa kelas 5 SD N 02 Ngeluk Kabupaten Grobogan. Penggunaan metode mind mapping didasarkan beberapa alasan, antara lain karena metode ini mampu melatih kemampuan berpikir sistematis dan melatih siswa memetakan pikirannya, melatih penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan. Yaitu dapat membuat siswa mudah memahami materi dengan konsep-konsep yang berkesinambungan dan dalam proses pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan. Karena proses pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa bersemangat dalam belajar, bahkan hasil belajar pada materi mata pelajaran IPS akan meningkat..

Adapun kerangka berpikir penggunaan metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilihat pada bagan.

(16)

Skema Kerangka Pikir

Gambar 2.1

Bagan kerangka pikir penggunaan metode mind mapping.

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka dirumuskan suatu hipotesis. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Kondisi awal Guru menggunakan ceramah dalam pembelajaran

Hasil belajar IPS siswa rendah

Tindakan Guru menggunakan metode mind mapping dalam proses pembelajaran

Guru memberikan ide pokok pada siswa, Setelah mendapatkan ide pokok, siswa membuat peta konsep secara kelompok mengenai ide pokok siswa

tersebut. Siswa menempatkan ide sekunder di sekeliling ide pokok yang sudah diberikan oleh guru. Setelah selesai, siswa

mempersentasikan hasilnya di depan kelas. Selanjutnya evaluasi

Kondisi akhir

Melalui metode mind mapping

Hasil belajar IPS pada pokok bahasan Menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia meningkat/ mencapai KKM.

(17)

1. Apabila guru menggunakan metode mind mapping maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi “Menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia” kelas 5 SD N 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013”.

2. Dengan menggunakan langkah-langkah metode mind mapping dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi “Menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia” kelas 5 SD N 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013”.

Gambar

Gambar 2.1         Mind mapping

Referensi

Dokumen terkait

Selain dengan menggunakan rumus Johnson Thousack, taksiran berat badan janin dapat ditentukan dengan menggunakan lingkar perut ( Abdominal girth ), metode yang

Lebih jauh lagi, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi secara empiris manfaat relasional yang didapat nasabah sebagai hasil menjalin hubungan jangka panjang dengan

Hasil analisis mengenai ibu-ibu di wilayah X menunjuk- kan bahwa ibu-ibu yang anaknya memiliki riwayat diare tiga bulan terakhir menunjukkan tingkat self-efficacy tinggi

Dalam etnik Minangkabau terdapat banyak klan , dimana mereka sendiri yang menyebutnya dengan istilah suku.. Awalnya sebagai suku mereka ada

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar mahasiswa dengan nilai P value 0,015 hal ini sejalan dengan pendapat yang

Solusi yang disarankan oleh mahasiswa dari universitas negeri atau swasta persis sama dengan persiapan sebelum berbicara dimulai dan lingkungan yang mendukung

Economic Policy-Making in France After the Crisis sebagai bahan presentasi untuk seminar Conversations on Ökonomie, Politics and Society (COOPS) Cole, Alistair.. French Politics

Dalam konteks Kantin Kejujuran, permasalahannya adalah bagaimana menghitung jumlah masing-masing dari aneka obyek makanan secara real time berdasarkan input berupa citra hasil