• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN PADA SAAT BERLAYAR UNTUK KELOMPOK NELAYAN MADURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN PADA SAAT BERLAYAR UNTUK KELOMPOK NELAYAN MADURA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN PADA SAAT

BERLAYAR UNTUK KELOMPOK NELAYAN MADURA

1

Heru Lumaksono, 2Hariyanto Soeroso, 3Bambang Teguh S. 1, 2

Teknik Bangunan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) 3

Teknik Perancangan & Konstruksi Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) tkmayangsari@yahoo.co.id

ABSTRAK

Prosentase penyebab terjadinya musibah kecelakaan kapal ikan di laut Madura disebabkan beberapa faktor, yaitu: 43,67% disebabkan kesalahan manusia (human error), 32,37% disebabkan oleh alam dan 23,94% oleh faktor teknis. Dilihat dari jenisnya musibah kecelakaan kapal ikan antara lain disebabkan oleh tubrukan, bocor, kandas dan terbakar, sedangkan dampak yang paling besar dari empat jenis musibah tersebut adalah tenggelamnya kapal. Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan pemahaman kesadaran tentang keselamatan kerja antara lain meliputi: penggunaan alat keselamatan, teknik evakuasi dan cara meminta bantuan pertolongan ketika terjadi kecelakaan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan membantu penyadaran dan pemahaman nelayan terhadap hal-hal yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja. Kegiatan akan dilakukan melalui penyadaran dan pelatihan keterampilan penggunaan peralatan keselamatan kerja di laut. Kegiatan ini memiliki potensi yang cukup baik untuk diberdayakan, diarahkan dan dikembangkan sebagai percontohan nelayan di daerah lain. Berdasarkan perencanan program IbM yang telah dilakukan oleh tim pelaksana telah dihasilkan beberapa progres kegiatan sebagai berikut: [1] Koordinasi dengan para kelompok masyarakat untuk memetakan permasalahan di lapangan (100%); [2] Melakukan sosialisasi pentingnya keselamatan kerja waktu bekerja di laut (100%), [3] Membuat buku panduan tentang keselamatan kerja bagi nelayan tradisional Madura (100%); [4] Melakukan pendidikan dan pelatihan tentang keselamatan kerja di laut (100%); [5] Melakukan pembinaan melalui evaluasi penerapan penggunaan alat keselamatan dalam bekerja (70%); [6] Memberikan rekomendasi kegiatan keberlanjutan bagi stakeholder pendukung IbM (70%).

Kata Kunci: alat keselamatan, nelayan, Madura

1. PENDAHULUAN

Nelayan, kapal dan alat tangkap merupakan 3 (tiga) faktor yang mendukung keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan. Sebagaimana yang diketahui, aktifitas menangkap ikan terutama di laut merupakan kegiatan yang beresiko tinggi. Hal ini dikarenakan kapal-kapal ikan beroperasi mulai dari perairan yang tenang hingga perairan yang memiliki gelombang yang sangat besar. Oleh karena itu, faktor keselamatan kapal maupun nelayan merupakan hal yang utama untuk menunjang kesuksesan suatu operasi penangkapan ikan. Prosentase penyebab terjadinya musibah kecelakaan kapal di Indonesia disebabkan beberapa faktor, yaitu: 43,67% disebabkan kesalahan manusia

(human error), 32,37% disebabkan oleh alam

dan 23,94% oleh faktor teknis.

Kegiatan nelayan di Madura sebagian

mulai perlu dipikirkan masalah keselamatan kerja bagi nelayan ketika mereka bekerja di laut.

Apabila diperhatikan dari segi keselamatan kerja, kapal yang digunakan nelayan tidak dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan. Hal ini terjadi karena memang tidak ada peraturan yang mengikat di samping pemahaman tentang keselamatan berlayar untuk kapal kecil masih sangat minim. Oleh sebab itu fungsi alat keselamatan waktu berlayar bagi nelayan sangat-sangat dibutuhkan.

Keselamatan kerja bagi nelayan ini memiliki potensi yang cukup baik untuk diberdayakan, diarahkan dan dikembangkan sebagai contoh untuk nelayan tradisional minimal memiliki peralatan pelampung di masing-masing kapal mereka. Sehingga Program Iptek Bagi Masyarakat yang

(2)

Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (SENIAS) 2017 – Universitas Islam Madura 111

2. METODE PENGABDIAN

Secara sosial budaya, masyarakat nelayan Madura memiliki ciri-ciri yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Untuk melakukan perubahan dari kebiasaan tidak menggunakan alat keselamatan di saat berlayar membutuhkan proses yang lama karena perlu pendekatan secara sosial, agama dan kebudayaan yang berkembang di wilayah tersebut.

Program iptek bagi masyarakat yang dilakukan bersama-sama kelompok masyarakat nelayan tradisional di desa Montok dan Kaduara Barat. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat nelayan di Desa Kaduara Barat dan Desa Montok, meminimalisasi terjadinya korban kecelakaan di laut.

2.1. Waktu dan Tempat Pengabdian

Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan sejak April – Nopember 2017 di Desa Kaduara Barat dan Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan. 2.2. Metode dan Rancangan Pengabdian

Metode pelaksanaan program pengabdian masyarakat dimulai dengan analisis kondisi mitra, perumusan permasalahan mitra, tawaran solusi, sosialisasi, penyuluhan, evaluasi dan pendampingan.

Tabel 1. Materi Penyuluhan IbM

NO MATERI

1. Pengenalan berbagai faktor keselamatan kerja pada kapal

2.

Pengenalan perlengkapan keselamatan kerja pada kapal (life boat / craft, life

jacket, life buoy, penangkal petir)

3. Penerapan penggunaan perlengkapan keselamatan kerja pada kapal

4. Perawatan perlengkapan keselamatan kerja pada kapal

5. Keuntungan dan manfaat penggunaan alat keselamatan di kapal

Kegiatan ini merupakan kegiatan transfer teknologi dan atau pengetahuan dari

narasumber kepada peserta pelatihan. Pelatihan dilakukan di lapangan dengan cara belajar sambil bekerja (learning by doing) yang disertai diskusi dan tanya jawab dengan memperhatikan metode pendekatan sosial dan psikologis. Pemberian materi dilengkapi perlengkapan multimedia dan pemasangan foto/poster yang berhubungan dengan keselamatan kerja di sekitar lokasi.

Metode keberlanjutan yang dibangun dalam program pengabdian kepada masyarakat tersebut adalah pendampingan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan serta tokoh masyarakat, secara detail dapat dilihat pada Gambar 1.

2.3. Tahapan Pelaksanaan IbM

Berdasarkan beberapa hasil diskusi dan kajian tentang permasalahan di atas, maka harus ada beberapa terobosan solusi untuk mengatasi tersebut, yaitu:

1. Sosialisasi program iptek bagi masyarakat 2. Memberikan buku pedoman perlengkapan keselamatan kerja kepada kelompok nelayan

3. Memberikan penyuluhan keselamatan kerja

4. Pelatihan pengenalan dan penggunaan perlengkapan keselamatan kerja

5. Penerapan dan pemakaian serta perawatan perlengkapan keselamatan kerja.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara berkesinambungan dengan melakukan monitoring dan evaluasi secara partisipatif dimaksudkan untuk melihat pelaksanaan kegiatan, apakah mampu memberikan manfaat bagi kelompok masyarakat nelayan. Pelaksanaan IbM ini melibatkan semua pemangku kepentingan yang berperan sebagai sumber teknologi. Selanjutnya pendampingan mempunyai peran sangat penting bagi berhasilnya pelatihan yang dilakukan. Pendampingan dilaksanakan oleh tim pelaksana dibantu oleh beberapa orang dosen dan mahasiswa.

(3)

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Program Iptek bagi Masyarakat

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sosialisasi Program IbM

Setelah mengetahui permasalahan masyarakat tersebut maka selanjutnya dilakukan sosialisasi tentang detail program iptek bagi masyarakat (IbM). Tujuan dari sosialisasi adalah menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan pelaksanaan program.

Peserta sosialisasi adalah 2 mitra kelompok nelayan, tokoh masyarakat dan Dinas Perikanan & Kelautan. Materi sosialisasi yang diberikan tentang tahapan pelaksanaan, tujuan dan target. Metode sosialisasi presentasi, diskusi dan tanya jawab program.

3.2 Pembuatan Buku Panduan

Keselamatan Kerja Saat Berlayar Buku pedoman saat berlayar dibuat sebagai bahan bacaan bagi nelayan, buku ini dibuat dengan sederhana supaya lebih mudah dipahami, isi dari buku pedoman mencakup hal-hal sebagai berikut:

3.3 Pelatihan Penggunaan Alat

Keselamatan Kerja Saat Berlayar

Gambar 2. Hari pertama adalah pelatihan

penerapan penggunaan alat keselamatan saat berlayar

Untuk meningkatkan motivasi, kesadaran dan pengetahuan nelayan dalam menggunakan alat keselamatan kerja saat berlayar maka perlu dilakukan pelatihan selama 2 hari kepada mereka.

(4)

Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (SENIAS) 2017 – Universitas Islam Madura 113

Gambar 3. Hari kedua praktek lapangan

penggunaan alat keselamatan

Pada hari kedua masyarakat diajak untuk berlatih menggunakan alat keselamatan di kapal mereka dan cara mitigasi di saat terjadi bencana kecelakaan di kapal.

Gambar 4. Proses simbolis penyerahan alat

keselamatan di saat berlayar

Pemberian alat keselamatan oleh PPNS merupakan stimulus bagi kelompok masyarakat nelayan supaya mampu menyediakan alat keselamatan minimal di kapal mereka seperti alat pelampung (ban bekas, jerigen plastik, dll).

Gambar 5. Proses deklarasi bersama penggunaan

alat keselamatan kerja saat berlayar Hari terakhir masyarakat diajak untuk bersama-sama berperan aktif menjadi duta sadar keselamatan kerja saat berlayar, harapan besar dari kampus PPNS adalah meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam menggunakan alat keselamatan kerja di saat berlayar.

3.4 Program Pendampingan

Setelah dilakukan pemberdayaan peningkatan kesadaran masyarakat dalam menggunakan alat keselamatan saat berlayar maka selanjutnya adalah program pendampingan. Program pendampingan dilakukan untuk memastikan sasaran dan tujuan program pengabdian kepada masyarakat sudah tercapai sesuai yang ditargetkan.

Gambar 6. Proses pendampingan dengan ketua

kelompok masyarakat nelayan

Dari program pendampingan ini diperoleh progress kemajuan masyarakat nelayan pasca dilakukan pelatihan, dari program pendampingan ini juga diperoleh masukan-masukan dari ketua kelompok untuk menjamin keberlanjutan program tersebut.

Hasil dari program Iptek bagi masyarakat ini baik dilihat dari hasil umpan balik (kuisioner) yang diberikan pada saat pelatihan selesai.

Tabel 2. Hasil capaian IbM yang diterapkan di

masyarakat nelayan Madura Kec. Larangan

Berdasarkan hasil analisa akhir program iptek bagi masyarakat seperti pada Tabel 2 diperoleh sebagai berikut:

(5)

 Masyarakat nelayan telah memahami resiko kecelakaan saat berlayar = Cukup  Masyarakat nelayan telah memahami

macam-macam alat keselamatan = Baik  Masyarakat nelayan telah memahami

penggunaan dan manfaat alat keselamatan = Sangat Baik

 Meningkatnya kesadaran masyarakat nelayan tentang keselamatan berlayar = Baik

 Meningkatnya pengetahuan masyarakat nelayan tentang keselamatan berlayar = Baik

Harapan dari program ini diharapkan masyarakat lebih berperan aktif dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan keselamatan dalam bekerja, peran aktif dari tokoh masyarakat, Pemerintah sangat diperlukan untuk menjamin keberlanjutan dari program tersebut.

4. SIMPULAN

Setelah melalui beberapa tahapan pelaksanaan program iptek bagi masyarakat untuk penerapan penggunaan alat keselamatan bagi kelompok nelayan Madura dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Secara umum kelompok masyarakat nelayan sangat senang dengan adanya program iptek bagi masyarakat (IbM) yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi  Program iptek bagi masyarakat sudah

mampu meningkatkan kesadaran nelayan untuk menggunakan alat keselamatan saat berlayar

 IbM telah mampu menggugah nelayan untuk menyiapkan peralatan keselamatan di setiap kapal mereka

 Terwujudnya transfer pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat nelayan oleh Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS)

 Luaran program IbM ini adalah dampak sosial yang positif kepada masyarakat nelayan, buku ajar keselamatan berlayar bagi nelayan tradisional.

5. DAFTAR PUSTAKA

SEMARANG, M. P. 2013. Iin Indarti, Dwiyadi Surya Wardana. BENEFIT

Jurnal Manajemen dan Bisnis (pp.

75-88). Semarang: Jurnal Manajemen dan Bisnis.

SIPAHELUT, M. 2010. Analisis

Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di

Kecamatan Tobelo Kabupaten

Halmahera Utara. Bogor: ITB.

Transportasi, K. N. 2009. Kajian Analisis

Trend Kecelakaan Transportasi Laut Tahun 2003 - 2008. Jakarta: Komite

Nasional Keselamatan Transportasi. Unus, F. 2004. Analisis Kebijakan Mengenai

Keselamatan Nelayan dan Kapal di Laut.

Bogor: IPB.

Zamzami2, L. 2007. Pemanfaatan Budaya

Lokal Terhadap Teknologi Penangkapan Ikan Pada Masyarakat Nelayan. Padang:

FISIP Universitas Andalas Jurusan Antropolog.

www.kompas.com , Keselamatan Melaut Bagi Nelayan Tradisional.

Gambar

Tabel 1. Materi Penyuluhan IbM
Gambar 1. Metode Pelaksanaan Program Iptek bagi Masyarakat
Gambar 3. Hari kedua praktek lapangan  penggunaan alat keselamatan

Referensi

Dokumen terkait

kekurangannya.pendapatan dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan proyek atau pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini peningkatan tarif atau juga

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Java bukan turunan langsung dari bahasa pemrograman manapun, juga sama sekali tidak kompetibel dengan semuanya.. Java memiliki keseimbangan menyediakan mekanisme

Buku The Zodiac “the secret and history behind the constellation” menjadi buku zodiac yang bukan hanya menjelaskan tentang rasi bintang saja tapi juga menjelaskan lebih

Manakala untuk menyelesaikan masalah kita perlu berfikir sejenak dan men(ari jalan serta memeikirkan langkah#langkah tertentu yang mungkin tidak pernah di(uba sebelum itu,

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai Analisis Kandungan dan Radiosensitivitas Escherichia coli pada Air Minum Dalam Kemasan yang

Pada Gambar 2 terlihat bahwa secara umum pemlastis minyak jarak termodifikasi memberi sifat kuat tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak parafinik pada berbagai

Simulasi Monte Carlo untuk mengevaluasi spectrum sinar X yang dihasilkan oleh Linac Elekta untuk berkas 6 MV dilakukan dengan menggunakan program paket EGSnrc,