• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Informasi Pendataan Administrasi Siswa di MAN 2 Bukittinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Sistem Informasi Pendataan Administrasi Siswa di MAN 2 Bukittinggi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Terbit online pada laman : https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/ijokid/

Knowbase : International Journal of Knowledge in Database

| ISSN (Print) xxx-xxxx | ISSN (Online) xxx-xxxx |

Perancangan Sistem Informasi Pendataan Administrasi Siswa

di MAN 2 Bukittinggi

Maidel Fani1,*

1Politeknik Negeri Batam, Jl. Ahmad Yani, Batam Center, Batam, Indonesia

Informasi Artikel A B S T R A C T

Sejarah Artikel:

Diterima Redaksi: 12 Februari 2021 Revisi Akhir: 22 April 2021 Diterbitkan Online: 2 Juni 2021

Teknologi informasi dan komunikasi sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyebaran, penyimpanan, dan penyajian informasi. Dalam dunia pendidikan di Indonesia perkembangan teknologi mulai dirasakan, salah satunya dalam pengelolaan data kesiswaan. Proses Pendataan Administrasi siswa di MAN 2 Bukittinggi yang masih menggunakan cara manual menyebabkan berbagai masalah. Diantara masalah tersebut adalah penggunaan kertas yang banyak, data manual susah untuk dicari, sangat rentan untuk rusaknya dokumen kertas dan hilangnya data siswa, tidak ada backup untuk data manual, dan membutuhkan ruang penyimpanan dokumen yang besar. MAN 2 Bukittinggi merupakan sekolah yang terus berkembang dengan penambahan jumlah siswa baru yang signifikan. Penambahan jumlah siswa tentu akan berdampak pada semakin banyaknya data siswa yang harus diolah dan disimpan. Hasil penelitian ini dapat memudahkan pihak sekolah dalam administrasi data siswa. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D), yaitu penelitian yang menghasilkan produk baru yang telah diuji validitasnya. Penelitian R&D ini dilaksanakan dengan pendekatan 4D (define, design, develop, disseminate). Sedangkan untuk tahapan pengembangan sistem, penulis menggunakan metode waterfall. Uji validitas produk mendapatkan nilai 0,88 yaitu valid. Uji praktikalitas produk mendapatkan nilai 85 yaitu praktis. Uji efektivitas produk memperoleh nilai 0,88 yaitu sangat efektiv.

This is an open access article under the CC–BY-SA license

Kata Kunci sistem informasi waterfall 4D model PHP R&D Korespondensi E-mail: maidelfani@polibatam.ac.id*

1. Introduction

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, ketersediaan infrastruktur teknologi masih sangat minim mengakibatkan setiap orang untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan menjadi terbatas. Dalam dunia pendidikan di Indonesia perkembangan teknologi mulai dirasakan memiliki dampak positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyebaran, penyimpanan, dan penyajian informasi. Banyak manfaat yang kita dapatkan penggunaan komputer di dunia pendidikan, salah satu contohnya adalah pada jenjang pendidikan Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Sehingga pemanfaatan teknologi dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak sekolah dan lingkungan sekitarnya. Institusi pendidikan memang selalu ingin mengikuti perkembangan teknologi terutama di sekolah tentang administrasi kesiswaan.

Administrasi siswa merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencananaan jumlah siswa, penerimaan siswa, bimbingan dan pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya [1]. Dalam buku pedoman administrasi kesiswaan selama satu tahun pelajaran dibagi dalam tiga tahap waktu, terdapat beberapa jenis kegiatan. Untuk satu tahun pelajaran dibagi dalam tiga tahapan waktu, yaitu (a) awal tahun pelajaran, (b)

(2)

selama tahun pelajaran, (c) akhir tahun pelajaran. Dengan tujuh jenis kegiatan, yaitu (1) menerima siswa baru, (2) menyusun data siswa, (3) keadaan siswa, (4) kehadiran siswa, (5) mutasi siswa, (6) pelaksanaan ujian akhir, (7) kenaikan kelas [2]. Pengelolaan data kesiswaan merupakan salah satu garapan administrasi siswa yang tidak dapat ditinggalkan. Pada intinya ada tiga macam data yang perlu sekali dikelola, yaitu: data tentang identitas siswa, tentang hasil belajar siswa dan kehadiran siswa [3].

Berdasarkan observasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN), penulis menemukan beberapa kelemahan dalam admnistrasi kesiswaan dengan adanya peningkatan jumlah siswa setiap tahunnya menyebabkan guru kewalahan dalam mengolah administrasi siswa terutama dalam pendataan informasi data diri siswa (identitas siswa), informasi kehadiran siswa dan ketika mendata hasil belajar siswa masih dilakukan secara manual oleh guru. Hal ini membutuhkan waktu lama, dan dalam pengolahannya hnaya menggunakan Microsoft Office Excel sebagai tempat penyimpanan data. Sekolah tidak memiliki database, sehingga memperlambat pekerjaan guru serta informasi yang diperoleh oleh siswa juga membutuhkan waktu lama.

Proses pengolahan data kehadiran dihitung oleh guru secara manual satu persatu tanpa program pengolah data. Dengan adanya peningkatan jumlah siswa maka membutuhkan waktu lama dalam perekapan kehadiran siswa yang dilakukan oleh guru sehingga tingkat kesalahan yang ditimbulkan masih cukup tinggi dan dapat mengurangi kevalidan data. Kemungkinan terjadinya kehilangan data - data absensi sangat besar serta banyaknya coretan jika terjadi penggantian absensi yang menggunakan buku teks yang ditulis dan dicatat dengan manual. Perekapan data absensi siswa tidak dapat dilakukan kapan saja oleh guru karena membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan semua data absensi siswa. Serta dalam mendata hasil belajar siswa harus dilakukan secara satu persatu oleh guru berdasarkan jumlah siswa dan kelas yang diajarkan oleh guru mata pelajaran. Dengan adanya sistem informasi yang akan dirancang maka informasi yang akan diterima oleh siswa akan lebih cepat dan menjadi lebih efektiv dan efisien. Karena bisa diakses dimanapun dan kapanpun. Baik pengisian data diri siswa maupun hasil belajar siswa.

2. Method

2.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Research and Development atau yang biasa disingkat R&D secara sederhana bisa didefenisikan sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan atau diarahkan untuk mencari temukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektivan produk, model, metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektiv, efisien, produktif, dan bermakna [4].

Saat ini langkah pengembangan yang dapat digunakan dalam penelitian dan pengembangan (research and development) cukup beragam. Salah satu langkah pengembangan yang dapat digunakan dalam penelitian pengembangan adalah langkah pengembangan 4D. Alasan peneliti menggunakan model 4D adalah karena pada prinsipnya inti dari prosedur pengembangan produk sudah terwakili pada model 4D. Peneliti perlu memahami bahwa proses pengembangan dipersingkat namun di dalamnya sudah mencakup proses pengujian dan revisi sehingga produk yang dikembangkan telah memenuhi kriteria produk yang baik, teruji secara empiris dan tidak ada kesalahan lagi.

Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri dari empat tahap utama yaitu: define (pendefenisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran) [5]. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap dapat dijelaskan sebagai berikut [6] :

2.1.1. Define (Pendefenisian)

Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat pengembangan. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pengembangan diawali dengan analisis kebutuhan.

(3)

2.1.2. Design (Perancangan)

Dalam tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal (prototype) atau rancangan produk. 2.1.3. Develop (Pengembangan)

Thiagarajan membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan developmental testing. Expert appraisal merupakan teknik untuk memperoleh saran untuk meningkatkan produk. Sejumlah pakar diminta mengevaluasi produk dari segi teknik. Berbasis pada umpan-balik (feedback).

2.1.4. Disseminate (Penyebarluasan)

Tahap disseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan produk. Thiagarajan membagi tahap disseminate dalam tiga tahapan yaitu: validation testing, packaging, diffusion and adoption. Pada tahap validation testing, produk yang digunakan untuk diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya.

2.2. Model Pengembangan Sistem

Model pengembangan sistem pada penelitian ini adalah SDLC (System Development Life Cycle). System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik) [7].

Penelitian ini menggunakan model SDLC waterfall, karena waterfall ini mudah dalam pengelolaan proyek (sebuah fase dijalankan setelah fase sebelumnya selesai), proses-prosesnya mudah dipahami dan jelas serta sistemnya terstruktur. Metode waterfall merupakan model pengembangan sistem informasi yang sistematik dan sekuensial [8].

Metode Waterfall memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut [9] : 2.2.1. Requirements Definition

Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface. Dari dua aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.

2.2.2. System and Software Designc

Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti dua aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

2.2.3. Implementation and Unit Testing

Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.

2.2.4. Integration and System Testing

Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

(4)

2.2.5. Operation and Maintenance

Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

Gambar 1 berikut ini merupakan tahapan pada model waterfall [8].

Gambar 1. SDLC Waterfall Model

2.3. Uji Produk 2.3.1. Uji Validitas

Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur [10]. Uji validitas dapat dilakukan dengan mengacu rumus statistik Aiken’s V sebagai berikut [11] :

  s/n(c 1)

V (1)

Dimana S = r – lo. Sedangkan Lo adalah angka penelitian validitas yang terendah. Untuk c merupakan angka penelitian validitas yang tertinggi. Simbol r merupakan angka yang diberikan oleh seorang penilaian. Dan n adalah jumlah penilai.

Untuk menentukan validitas angka “V” diperoleh antara 0,00 sampai 1,00. Kategori penentuan validitas formula aiken menyatakan bahwa sebuah produk valid jika memiliki rentang nilai Aiken’s V dari 0.60-1.00 dan tidak valid jika nilai Aiken’s kecil dari 0.60 [11].

2.3.2. Uji Praktikalitas

Kepraktisan mengacu pada tingkat bahwa pengguna (atau pakar-pakar lainnya) memperimbangkan intervensi dapat digunakan dan disukai dalam kondisi normal. Data hasil uji praktikalitas dianalisis dengan presentase pritmenya dengan rumus [12] :

% 100 x St S Np (2)

Diman Np merupakan nilai praktikalitas. Sedangkan S adalah skor yang diberikan penilai. Kemudian St merupkana skor tertinggi.

(5)

2.3.3. Uji Efektivitas

Uji efektivitas mengacu pada tingkatan bahwa pengalaman dan hasil intervensi konsisten dengan tujuan yang dimaksud. Uji Efektivitas dilakukan menggunakan formula kappa cohen. Formula tersebut adalah sebagai berikut [13] : Pe Pe Po k    1 (3)

Dimana k adalah nilai moment kappa. Sedangkan Po merupakan proporsi yang terealisasi. Dan Pe didapatkan dengan cara (nilai maksimal – nilai yang diberi penguji) / nilai maksimal.

3. Results and Discussion

3.1. Define

Tahap ini melakukan penelurusan dari keadaan yang sedang berjalan untuk memudahkan penulis mendefenisikan permasalahan yang dihadapi oleh MAN 2 Bukittinggi dalam melakukan pendataan administrasi siswa yang masih dilakukan secara manual. Pada tahap ini dilakukan analisis masalah yang bertujuan untuk mengetahui pentingnya sistem yang dirancang dan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses perancangan sistem informasi pendataan administrasi siswa.

3.2. Design

Dalam tahap perancangan ini dibuat rancangan sistem berupa penggambaran secara umum, merancang desain dalam bentuk cetak biru (blue-print) yaitu berupa Use Case diagram, Activity diagram, Sequence diagram, dan Class diagram. Kemudian dalam desain sistem secara khusus penulis menggambarkan bagaimana perancangan sistem informasi pendataan administrasi siswa di MAN 2 Bukittinggi dalam bentuk desain Output, desain Input, Database dan desain teknologi.

3.3. Develop

3.3.1. Requirements Definition

Pada tahap analisis kebutuhan ini, terdapat beberapa bagian kebutuhan. Pertama kebutuhan user yang terdiri dari admin di MAN 2 Bukittinggi yaitu orang yang bertugas menjalankan sistem informasi, seperti memasukkan data-data yang dibutuhkan oleh sistem informasi. Sehingga sistem dapat berjalan dengan baik. Guru adalah user yang menggunakan sistem informasi tersebut dalam penginputan hasil belajar siswa dan absensi. Sistem informasi pendataan administrasi siswa ini dibuat untuk mempermudah pekerjaan guru. Siswa juga termasuk user yang menggunakan sistem informasi tersebut yaitu dalam mengentrikan data diri dan menampilkan absensi dan hasil belajar. Kedua kebutuhan sistem, untuk mempermudah dan menentukan keseluruhan kebutuhan sistem secara lengkap, maka dalam kebutuhan sistem ini dibagi menjadi dua yaitu kebutuhan fungsional dan non fungsional. Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses serta informasi-informasi yang ada dan dihasilkan oleh sistem informasi pendataan administrasi siswa yang berguna untuk memudahkan guru dan staff yang bertugas dalam melakukan pendataan. Kebutuhan non fungsional, yaitu tipe kebutuhan yang berisi properti yang dimiliki oleh sistem informasi administrasi siswa. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan hardware dan kebutuhan software.

Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan SDM (Brainware). Brainware yang dibutuhkan dalam perancangan sistem informasi ini yang terdiri dari admin, dan user. Untuk user terdiri dari guru dan siswa. Keempat kebutuhan teknologi, yaitu kebutuhan fisik berupa peralatan yang digunakan dalam pengembangan sistem yang dapat berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

(6)

3.3.2. System and Software Design

Pada tahapan ini dilakukan perancangan sistem secara umum dan perancangan alur kerja dan proses dari sistem tersebut. Perancangan software merupakan perancangan bentuk global dari perangkat lunak tersebut. Perancangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

Pertama desain input login. Halaman login merupakan halaman untuk masuk ke dalam sistem yang yang kemudian pilih level yang terdiri dari Admin, guru dan siswa. Jika username dan password sesuai maka dapat masuk ke sistem. Namun sebaliknya, Jika userID dan password tidak sesuai maka user dapat mencoba kembali. Gambar 2 berikut merupakan desain form Login.

Gambar 2. Halaman Login Awal

Kedua desain menu home. Halaman ini merupakan tampilan awal setelah user melakukan login yang terdiri dari kata selamat datang di halaman web. Tampilan dari menu home terdapat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Halaman Home

Ketiga desain ganti password. Halaman ini merupukan untuk mengubah atau memperbaharui pasword yang digunakan sesuai dengan yang diharapkan. Gambar 4 berikut merupakan jendela untuk mengganti password.

(7)

Gambar 4. Halman Ganti Password

Keempat desain ganti profile. Halaman ini untuk mengubah atau memperbaharui foto pengguna. Bisa dilihat pada Gambar 5 berikut ini.

Gambar 5. Halaman Mengganti Foto Profil

Kelima desain data mengajar guru. Halaman ini untuk menambahkan mata pelajaran yang di ajarkan oleh guru bidang studi. Bisa dilihat pada Gambar 6 berikut ini.

Gambar 6. Halaman Input Beban Ajar Guru

(8)

Gambar 7. Halaman Input Biodata Siswa

Ketujuh desain halaman login admin. Halaman ini merupakan halaman yang harus di isi oleh admin. Admin harus memasukkan userID, password untuk masuk ke dalam sistem informasi. Jika valid, maka sistem akan masuk ke halaman khusus hak akses admin yang merupakan menu utama. Jika tidak valid, maka admin akan diminta untuk mengisikan kembali user ID dan password yang benar. Gambar 8 berikut desain form login.

Gambar 8. Form login admin

Kedelapan desain halaman dashboard. Desain menu dashboard ini menunjukkan halaman utama saat admin telah berhasil login yang terdiri dari informasi dan foto dari majelis guru MAN 2 Bbukittinggi. Gambar 9 berikut merupakan desainnya.

(9)

Gambar 9. Halaman dashboard

Kesembilan desain manage kelas. Desain menu manage kelas ini menunjukkan halaman untuk menambah kelas yang ada di sekolah. Dapat dilihat pada gambar 10 berikut ini.

Gambar 10. Halaman manage kelas

Kesepuluh desain manage siswa. Desain menu manage siswa ini menunjukkan halaman untuk mengentrikan data siswa. Dapat dilihat pada Gambar 11 berikut.

Gambar 11. Halaman manage siswa

Kesebelas desain manage guru. Desain menu manage guru ini menunjukkan halaman untuk menambah guru yang nantinya guru akan bisa untuk login ke halaman sistem. Gambar 12 berikut adalah desainnya.

(10)

Gambar 12. Halaman manage guru

3.3.3. Implementation and Unit Testing

Pada tahapan ini dilakukan proses pengkodean dari sistem. Kemudian program tersebut akan diuji untuk setiap unit/modul yang telah dirancang.

3.3.4. Integration and System Testing

Pengujian terintegrasi adalah teknik yang sistematis untuk penyusunan struktur program, pada saat bersamaan dikerjakan uji coba untuk memeriksa kesalahan yang nantinya digabungkan dengan interface. Tujuan uji integrasi adalah untuk pemeriksaan fungsional, kinerja dan kehandalan dari struktur program yang dirancang.

Testing adalah tahap pengujian, testing akan dilakukan apabila pembuatan program dan seluruh data dimasukkan. Setelah program diujikan apabila terdapat kesalahan maka program akan diperbaiki, apabila sudah berjalan dengan baik maka program akan diterjunkan kelapangan (distribution).

3.3.5. Operation and Maintenance

Dalam operasi dan pemeliharaan ini peneliti telah melakukan pembaharuan terhadap sistem dan koreksi dari berbagai kekurangan yang telah melalui tahap pengujian dan pengujian sistem.

3.4. Disseminate

Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Tahapan diseminasi merupakan tahap penggunaan produk final yang dihasilkan berupa sistem informasi pendataan administrasi siswa.

3.5. Uji Produk 3.5.1. Uji Validitas

Tahap pengujian validitas ini penulis tujukan pada ahli sistem komputer yaitu dengan kesimpulan produk sangat valid dengan rata-rata 0,88. Kesimpulan yang penulis peroleh adalah produk yang dirancang valid.

3.5.2. Uji Praktikalitas

Berdasarkan hasil uji praktikalitas dari guru mata pelajaran dan staf di MAN 2 Bukittinggi diperoleh nilai rata-rata adalah 85 dengan kategori praktis. Dengan kesimpulan sistem informasi pendataan administrasi siswa yang dibuat sudah praktis digunakan untuk memperkenalkan secara umum ke majelis guru dan siswa.

(11)

3.5.3. Uji Efektivitas

Berdasarkan hasil uji efektivitas diperoleh nilai rata-rata yaitu 0,88 dengan kategori sangat efektiv. Dengan kesimpulan tampilan, isi dan kemanfaatan sistem informasi dapat membantu guru, siswa dan staf dalam mempermudah pekerjaan.

4. Conclusion

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis serta uraian yang telah penulis kemukakan sebelumnya mengenai sistem informasi pendataan administrasi siswa di MAN 2 Bukittinggi, maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu telah berhasil membuat sebuah rancangan sistem informasi pendataan administrasi siswa di MAN 2 Bukittinggi yang menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.

References

[1] M. Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press Group, 2013. [2] Daryanto, Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2014.

[3] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010.

[4] Rochmad, “Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika,” J. KREANO, vol. 3, no. 1, pp. 59– 72, 2012.

[5] Y. Firmansyah, “Penerapan Metode SDLC Waterfall Dalam Pembuatan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Habi Sholeh Kabupaten Kubu Raya , Kalimantan Barat,” J. Teknol. Manaj. Inform., vol. 4, no. 1, pp. 184–191, 2018.

[6] G. W. Sasmito, “Penerapan Metode Waterfall Pada Desain Sistem Informasi Geografis Industri Kabupaten Tegal,” J.

Inform. Pengemb. IT(JPIT), vol. 2, no. 1, pp. 6–12, 2017.

[7] P. Sudarmaningtyas, R. A. Pascapraharastyan, and A. Supriyanto, “Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Arsip Rumah Sakit Bedah Surabaya Berbasis Web,” J. Sist. Inf., vol. 3, no. 1, pp. 139–143, 2014.

[8] M. Maharani, and N. Merlina, “Penerapan Metode Straight Selection Pada Sistem Parkir Universitas Bina Nusantara,” J. Pilar Nusa Mandiri, vol. X, no. 1, pp. 95–100, 2014.

[9] Jan van den Akker, “Principles and Methods of Development Research,” Des. Approaches Tools Educ. Train., pp. 215– 224, 2011.

[10] Lewis R. Aiken, “Three coefficients for analysing Reliability and Validity of rating.,” Educ. Psychol. Meas., vol. 45, pp. 131–142, 1985.

[11] Y. L. R. Lasmi Lestari, H. Alberida, “Validitas dan Praktikalitas Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD ) Materi Kingdom Plantae Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Peserta,” J. Eksakta Pendidik., vol. 2, no. 2, pp. 170–177, 2018. [12] S. Suryelita and Z. Fitriza, “Development of Organic Chemistry I Learning Module Integrated Experiment Based on

Conceptual Change Model ED3U (Explore, Diagnose, Design, Discuss, Use),” JKPK (Jurnal Kim. dan Pendidik. Kim., vol. 3, no. 1, p. 19, 2018.

Gambar

Gambar 1 berikut ini merupakan tahapan pada model waterfall [8].
Gambar 3. Halaman Home
Gambar 5. Halaman Mengganti Foto Profil
Gambar 7. Halaman Input Biodata Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di laboratorium Analis Kesehatan di SMK Kesehatan Donohudan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang: 1) perencanaan pengadaan alat dan

APB secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti dan memberikan kontribusi sebesar 3,53 persen terhadap Kecukupan Modal

Secara garis besar, pendidikan sebagai system mencakup komponen atau sub-sistem ; (a) masukan ( input ): anak didik, pendidik (guru), materi pendidikan, metode,

Jika dilihat per zonanya, maka hal tersebut sejalan dengan hasil studi bawa hanya sebagian kecil responden di lahan irigasi yang mengatakan bahwa teknologi yang dihasilkan oleh

Sedangkan dari hasil uji statistik yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan adalah nilai stabilitas dan marshall quotient pada prosentase penambahan serbuk karet ban

Iklan Baris JAKARTA UTARA BODETABEK Serba Serbi JAKARTA BARAT RUPA-RUPA SILAT Rumah Dikontrakan JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR JAKARTA TIMUR

Kebijakan konkrit yang telah dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya dalam hal perbaikan daerah kumuh di Surabaya khususnya di Kelurahan Tanah Kalikedinding adalah

Sebelum menentukan banyaknya pohon rentangan pada graf commuting dari grup