• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN BAHASA ALAY TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN BAHASA ALAY TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN BAHASA ALAY TERHADAP PENGGUNAAN

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Susi Ekalestari

Fakultas Sastra, Universitas Islam Sumatera Utara – Medan susi.ekalestari1977@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menemukan pengaruh penggunaan Bahasa Alay terhadap penggunaan Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Peneliti terpicu oleh semakin maraknya pemakaian Bahasa Alay di kalangan remaja khususnya mahasiswa. Terdapat sejumlah penelitian yang serupa namun dengan responden yang berbeda yang akhirnya menemukan bahwa penggunaan Bahasa Alay memang berdampak negatif terhadap Bahasa Indonesia. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sumatera Utara semester dua. Data penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden yang kemudian di analisa dengan menggunakan metode kualitatif. Temuan dari penelitian menunjukkan ternyata penggunaan Bahasa Alay berdampak negatif terhadap penggunaan Bahasa menurut mahasiswa semester dua, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sumatra Utara, Medan. Kata kunci: Bahasa Alay, Dampak, Bahasa Indonesia

Abstract

This research is aimed to find the effect of using Alay Language towards the using of proper Bahasa Indonesia. The researcher is triggered by the rampant usage of Alay Language by young users especially university students. There are some researches on similar matter with different respondents found that Bahasa Alay effects negatively to Bahasa Indonesia. The respondents in this research are the second-year students of the Faculty of Economic majoring Management, Islamic University of North Sumatra. The data are obtained by sharing questionnaires to the respondents which is, then, analyzed by using qualitative method. This research finds that Alay Language has negative effect to Bahasa Indonesia according to the second-year students of Faculty of Economic, Islamic University of North Sumatra, Medan.

Keywords: Alay Language, Effect, Bahasa Indonesia.

I. Pendahuluan

Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan ide dan perasaan kepada orang lain. Setiap negara memiliki satu bahasa yang menjadi bahasa resmi atau bahasa nasional di negara tersebut. Bahasa juga merupakan identitas suatu negara. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan di negara kita, yaitu Indonesia, dimana setiap delapan tahun sekali diadakan penyempurnaan bahasa. Penyempurnaan bahasa bisa terjadi karena faktor pengaruh pemakaian bahasa asing atau faktor keseringan pemakaian bahasa oleh masyarakat Indonesia. Sayangnya, di Indonesia sepertinya sedang terjadi trend pemakaian Bahasa Alay oleh remaja yang akan menjadi generasi penerus bangsa kita. Seperti apa yang ditulis oleh Setyawati (2016: 1) bahwa Bahasa Alay banyak digemari anak usia SLTP dan SLTA bahka anak usia SD. Mereka sering mencapuradukkan antara huruf, gambar, dan simbol dalam mengungkapkan ekspresi mereka. Tatanan kalimat yang mereka gunakan juga bersifat manasuka dan tidak memiliki sistem dan ketentuan yang jelas, misalnya: dalam penggunaan huruf besar dan kecil, penggunaan tanda baca, bentukan kalimat, pembentukan singkatan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tata bentukan maupun tata kalimat. Menurutnya, penggunaan Bahasa Alay sudah merambah ke berbagai bidang yang cukup luas dalam kehidupan remaja Indonesia. Beliau juga menekankan bahwa kebiasaan penggunaan Bahasa Alay telah mengancam eksistensi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sehingga merupakan sinyal ancaman yang cukup serius terhadap Bahasa Indonesia. Bahasa Alay ternyata memiliki dampak negatif, yaitu: mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dan mengganggu siapa saja yang membaca dan mendengar kata-kata yang termasuk dalam Bahasa Alay terutama mereka yang tidak terbiasa bahkan tidak tahu tentang kata-kata dalam Bahasa Alay.

(2)

"Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakaian, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya” (Ningrat dalam Rendrasari. 2016: 4). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar. Selo dalam Meiriani (2014: 371)juga mengatakan bahwa "Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV (sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu."

Meyke (2013: 18) menulis bahwa “Bahasa gaul/alay adalah jenis bahasa sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia “Alay” merupakan singkatan dari “anak layangan”atau “anak lebay”. Istilah ini merupakan menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa. Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja. atau menyingkat secara berlebihan. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan”. Dia juga mengatakan bahwa Pemakaian Bahasa Alay Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergusur oleh munculnya bahasa Alay, hal ini tampak jelas pada bahasa lisan dan tulisan yang sering digunakan oleh masyarakat kita, khususnya remaja. Remaja Indonesia kesulitan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesulitan terjadi karena adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai sebuah kreativitas. Bahasa yang mengadung sandi-sandi tertentu dan dirasa wajar muncul dari beberapa kalangan yang menggunakan Bahasa Alay Meyke (2013: 47).

Menurut Meirinai (2014: 371), Kosakata bahasa gaul di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa gaul berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa gaul, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain. Kehadiran bahasa gaul itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada.

Munculnya Bahasa Alay/Gaul itu disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Pateda (1990:63) dalam Meyke (2013: 22) ada empat alasan mengapa bahasa lisan itu penting dalam komunikasi, yaitu (1) faktor kejelasan, karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakanny, (2) faktor kecepatan, pembicara segera melhat reaksi pendengar mengerti apa yang dibicarakan, (3) dapat disesuaikan dengan situasi artinya meskipun gelap orang masih bisa berkomunikasi, dan (4) faktor efisiensi, karena dengan bahasa lisan banyak yang dapat diungkapkan dalam waktu yang relatif singkat dan tenaga sedikit.

Gibran (2013: 12) menemukan dalam penelitiannya bahwa pemakaian Bahasa Alay berpengaruh terhadap pola fikir (mindset) si pemakai. Menurutnya, para pemakai Bahasa Alay tersebut hanya berfikir bagaimana agar mereka tidak dikatakan anak yang ketinggalan jaman atau anak kuper (kurang pergaulan). Sementara menurut Nasrullah (2016: 4) menulis bahwa Bahasa Alay tidak hanya dibicarakan oleh para pengguna Alay namun oleh mereka yang merasa terganggu oleh Bahasa Alay. Hal ini mengandung arti bahwa ternyata ada juga sekelompok orang yang tidak suka menggunakan Bahasa Alay. Mungkin saja karena factor usia, lingkungan ataupun profesi, orang tersebut merasa tidak nyaman dengan Bahasa Alay.

II. Permasalahan

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan Bahasa Alay terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut mahasiswa semester dua, jurusan manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan?

III. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menemukan apa dampak penggunaan Bahasa Alay terhadap penggunaan Bahasa Indonesia menurut mahasiswa semester dua, jurusan manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan.

(3)

IV. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pemakaian kosa kata Alay oleh mahasiswa semester dua, jurusan manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan, baik secara lisan maupun tulisan.

V. Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Adapun data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan kalkulasi sederhana untuk mencari persentase tertinggi dari elemen-elemen yang mendukung titik permasalahan dalam penelitian ini. Selain itu, data yang merupakan ungkapan atau pendapat akan dianalisa berkaitan dengan persentase yang diperoleh untuk mengetahui alasan yang mendukung pendapat responden.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester dua, jurusan manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan. Kemudian, sampel diperoleh dari populasi dengan menggunakan cluster system, dimana peneliti akan menentukan sekelompok populasi dan menjadikan seluruh individu dalam kelompok tersebut menjadi sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelas. Peneliti menentukan dua kelas untuk menjadi sampel. Individu yang terdapat dalam dua kelas tersebut berjumlah 54 mahasiswa. Jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 54 responden. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada 54 responden.

KUESIONER

PENGARUH PENGUNAAN BAHASA ALAY TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

TANGGAL : ………

PERTANYAAN:

1. Apakah anda kenal dengan istilah alay:

a. Ya

b. tidak

2. Jika ya, apakah anda sering berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Alay?

a. Sering

b. Jarang

3. Kepada siapa anda sering berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Alay?

a. Teman sebaya

b. Teman sekampus tetapi beda jurusan

c. Teman sekampus dan sama jurusan

d. Teman sekelas

e. Teman sepermainan

f. Siapa saja

4. Anda lebih sering menggunakan Bahasa Alay secara: ….

a. Lisan

b. Tulisan

c. Lisan dan tulisan

5. Menurut anda, Bahasa Alay mempengaruhi pemakaian Bahasa Indonesia secara:….

a. Positif

b. Negatif

c. Positif dan negatif

6. Jika berpengaruh positif, tuliskan alasannya:

___________________________________________________________________________________________________________________________

7. Jika berpengaruh negatif, tuliskan alasannya:

___________________________________________________________________________________________________________________________

8. Jika berpengaruh positif dan negatif, tuliskan alasannya:

___________________________________________________________________________________________________________________________

9. Tuliskan salah satu Bahasa Alay yang terakhir kali anda gunakan:

__________________________________________________________________________________________________________________________

10. Apakah anda suka dengan Bahasa Alay?

a. Suka

b. Tidak suka

11. Jika suka, tuliskan alas an anda:

___________________________________________________________________________________________________________________________

12. Jika tidak suka, tuliskan alasan anda:

___________________________________________________________________________________________________________________________

13. Menurut anda, apakah Bahasa Alay perlu dipertahankan?

a. Ya

b. Tidak

14. Jika ya, tuliskan alasan anda dan bagaimana cara mempertahankannya:

Alasan:

___________________________________________________________________________________________________________________________ Cara Mempertahankan:

___________________________________________________________________________________________________________________________

15. Jika tidak, tuliskan alasannya:

___________________________________________________________________________________________________________________________ Thank you

(4)

VI. Temuan dan Analisa

A. Temuan

No Pertanyaan Respon J lh R e sp o n d e n Y a Tdk Ya Tdk S e rin g Ja ra n g T em a n s eb a ya T em a n se ka m p u s te ta p i b e d a ju ru s a n T em a n se ka m p u s sa m a T m n S e ke la s T em a n S ep e rm a in S ia p a s a ja L is a n T u lis a n L is a n d a n tu lis a n p o s iti f n e g a tif P o s iti f & N e g a tif S u ka T id ak s u ka

1. Apakah and kenal dengan istilah alay 51 3

2.

Jika ya, apakah anda sering berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Alay?

2 48

3.

Kepada siapa anda sering berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Alay?

12 1 0 2 25 5

4. Anda lebih sering menggunakan Bahasa

Alay secara: 27 15 4

5.

Menurut anda, Bahasa Alay mempengaruhi pemakaian Bahasa Indonesia secara:

1 49 4

6. Apakah anda suka dengan Bahasa

Alay? 4 50

7. Menurut anda, apakah Bahasa Alay

perlu dipertahankan? 1 53 Jumlah 51 3 1 53 2 48 12 1 0 2 25 5 27 15 4 1 49 4 4 50 54 Persentase 9 4 % 6 % 2 % 98 % 4 % 89 % 22 % 2 % 0 % 4 % 46 % 9 % 0 %5 28 % 7 % 2 % %91 7 % 7 % 93 % %

(5)

B. Analisa

Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada responden sebanyak 54 mahasiswa, diperoleh bahwa sebanyak 94 % mereka mengetahui tentang Bahasa Alay dan hanya 6 % yang tidak mengetahui Bahasa Alay. Namun, walaupun responden mengetahui Bahasa Alay, tetapi mereka jarang menggunakannya dalam berkomunikasi. Hanya 4 % yang sering menggunakan Bahasa Alay. Bahkan 7 % ditemukan tidak pernah menggunakan Bahasa Alay. Mengenai dengan siapa responden berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Alay, ternyata responden biasanya berkomunikasi menggunakan Bahasa Alay dengan teman sepermainan memiliki persentase tertinggi sebesar 46 %, kemudian dengan teman sebaya sebesar 12 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden akan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Alay kepada orang yang terdekat dengan mereka yang memiliki usia yang hampir sama. Karena teman sepermainan dan teman sebaya biasanya adalah mereka yang sering atau selalu bersama-sama dan yang memiliki beberapa kesamaan baik itu usia ataupun tempat bermain dan topik-topik yang biasa mereka bahasa dalam kebersamaan mereka. Selain itu, dengan teman sepermainan atau teman sebaya, para pengguna Bahasa Alay membentuk suatu komunitas yang kelihatan berbeda dengan orang lain. Ini terbukti dengan pernyataan repsonden yang beberapa ada mengatakan bahwa Bahasa Alay digunakan hanya untuk bercanda atau untuk mencairkan suasana dan untuk menunjukkan keakraban mereka. Ini menunjukkan bahwa responden memang jarang menggunakan Bahasa Alay. Mereka menggunakan Bahasa Alay hanya pada kondisi tertentu. Mereka hanya sekedar mengetahui, namun tidak banyak mengetahui. Hal ini agar mereka tidak dikatakan kurang pergaulan. Bahasa Alay juga digunakan untuk tidak menyinggung perasaan orang lain karena banyak orang lain yang tidak paham dengan Bahasa Alay sehingga orang tersebut tidak mengetahui apa yang sedang dibicarakan. Terdapat juga pernyataan dari responden yang menyatakan bahwa akan dianggap tidak sopan jika menggunakan Bahasa Alay. Oleh sebab itu mereka hanya menggunakan Bahasa Alay dengan teman sepermainan dan teman sebaya.

Dari data yang diperoleh, peneliti juga menemukan bahwa responden lebih sering menggunakan Bahasa Alay secara lisan dibanding tulisan. Yang menjadi alasannya adalah mereka menganggap bahwa Bahasa Alay sangat sulit dibaca dan dimengerti maknanya, terlalu ribet dan berlebihan sehingga selain akan menyulitkan diri sendiri dalam menuliskannya juga akan menyulitkan orang lain dalam memahaminya. Kemudian, Responden diminta untuk menulis Bahasa Alay yang terakhir kali mereka gunakan. Ditemukan bahwa responden hanya menuliskan kata dan bukan kalimat. Dan dari 54 responden, contoh kata Bahasa Alay yang mereka berikan hampir semua memiliki kata yang serupa (seperti: ea, woles, bingits, cius). Ini menunjukkan bahwa mereka memang tidak memiliki kosa kata Bahasa Alay yang banyak karena memang mereka jarang menggunakan Bahasa Alay. Hal ini juga didukung oleh data lainnya bahwa 93 % dari responden mengaku tidak suka menggunakan Bahasa Alay. Ditemukan beberapa alasan mengapa mereka tidak menyukai Bahasa Alay, yaitu bahwa jika mereka menggunakan Bahasa Alay, orang lain akan mengejek mereka, orang lain akan menjauhi mereka, bahkan orang lain akan membenci mereka.

Pengaruh Bahasa Alay terhadap Bahasa Indonesia berdasarkan data yang diperoleh 91 % adalah negatif. Alasan yang diberikan oleh responden sebagian besar mengatakan bahwa Bahasa Alay dapat merusak Bahasa Indonesia baik dari struktur kalimat, tata bahasa, makna, dan penulisannya khususnya ketika membuat singkatan kata. Terdapat 2 % yang menyatakan bahwa Bahasa Alay berdampak positif. Responden bersangkutan menyatakan demikian bahwa mengetahui Bahasa Alay adalah untuk menambah pengetahuan mereka tentang bahasa yang digunakan dalam masyarakat dan hanya untuk sekedar mengetahui. Sementara itu, terdapat 7 % yang menyatakan bahwa Bahasa Alay berdampak positif dan negatif. Mereka memiliki alasan yang sama dengan mereka yang mengatakan bahwa Bahasa Alay memiliki dampak negatif terhadap Bahasa Indonesia. Namun, untuk yang berdampak positif, mereka menambahkan catatan bahwa Bahasa Alay dapat menambah pengetahuan mereka dalam hal bahasa namun harus tahu kapan, dimana, dan dengan siapa mereka harus menggunakan Bahasa Alay. Selain itu, Bahasa Alay tidak akan mereka gunakan ketika mereka bertambah dewasa.

VII. Kesimpulan

Peneliti, akhirnya, dapat membuat kesimpulan bahwa mahasiswa semester dua Fakultas Ekonomi tidak terbiasa menggunakan Bahasa Alay karena dapat merusak penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan kata lain penggunaan Bahasa Alay berdampak negatif terhadap pengunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, penggunaan Bahasa alay berdampak negatif terhadap kehidupan mereka karena mereka dianggap tidak sopan, dijauhi teman bahkan dibenci teman. Disimpulkan juga bahwa Bahasa Alay adalah bahasa yang ribet, berlebihan dan sulit dimengerti baik secara lisan dan tulisan.

(6)

Daftar Pustaka

Gibran, KahlilArda Yassin. 2013. Fenomena Bahasa Alay Studi Fenomenologi Pada Mahasiswa

Surya University Tahun Ajaran 2013/2014.

https://kahlilardha.files.wordpress.com/2014/08/kahlil-gibra-ardha-yassin.pdf (2 Mei 2016) Meiriani, Annisa. 2014. Opini Remaja Tentang Penggunaan Bahasa Alay dalam Iklan di Televisi: Studi

Deskriptif pada Iklan Operator Seluler XL versi “Ciyus Miapah” di Desa Bukit Raya Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara. eJournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (2): 370-384

ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id. http://ejournal.ilkom.fisip- unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/06/Jurnal%20Icha%20Genap%20fix%20(06-10-14-03-35-37).pdf (2 Mei 2016)

Meyke. 2013. Penggunaan Kosa Kata Alay oleh Remaja pada Facebook di Kota Bengkulu. Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bengkulu

Rendrasari, Retno. PENGGUNAAN BAHASA ALAY dI FACEBOOK SISWA SMK NEGERI 1

LABUAN. File:///C:/Users/User/Downloads/2181-6444-1-PB.Pdf (2 Mei 2016)

Setiawaty, Kurni. Bahasa pergaulan/bahasa alay dan pengaruhnya terhadap kemampuan berbahasa

Indonesia mahasiswa. http://www.stiks-tarakanita.ac.id/files/Tarakanita%20News%20No.

%202/Opini/36%20Bahasa%20Pergaulan%20dan%20pengaruhnya%20terhadap %20kemampuan.pdf (2 Mei 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Alih-alih mempermudah orang lain mengerti apa yang hendak dikatakan, penggunaan bahsa alay justru memperlambat orang lain untuk memahami apa yang diungkapkan, terlebih lagi

• Menghindari pemakaian unsur-unsur kelsikal yang terpengaruh oleh bahasa dialek. • Pemakaian partikel lah, kah, tah, pun secara konsisten • Pemakaian awalan me-

bahasa baku, yang harus digunakan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah..

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa alay yang dilakukan remaja di media sosial facebook adalah ekspresi diri

Dalam urainan diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang dalam penggunaan nya sesuai dengan kaidah tata bahasa.Kaidah bahasa

Bahasa alay yang banyak digunakan oleh generasi muda Indonesia hanya mempunyai syarat mengancam dan merusak bahasa Indonesia apabila digunakan pada media yang tidak pada

Berdasarkan pendapat dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan menguasai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah suatu

2.2.1.1 Ragam bahasa lisan.. Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam