• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa Indonesia - Penggunaan Bahasa Alay Pada Remaja Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahasa Indonesia - Penggunaan Bahasa Alay Pada Remaja Indonesia"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Di era globalisasi seperti ini, kemajuan dan perkembangan teknologi

sangatlah pesat. Kemajuan dan perkembangan tersebut tentunya sangat

berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan masuknya budaya

asing yang akan semakin mempengaruhi kehidupan dan pergaulan, terutama pada

remaja.

Dengan semakin majunya teknologi dan ditambah dengan pengaruh

budaya asing tersebut, maka akan mengubah sikap, perilaku serta kebiasaan

mereka. Hal tersebut tidak hanya mengubah gaya hidup, seperti cara berpakaian,

tetapi juga dapat mengubah cara seseorang (dalam hal ini remaja) dalam

berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain.

Hal ini tentunya berkaitan erat dengan penggunaan bahasa. Seiring

perkembangan jaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada

masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan mulai tidak nampak.

Hal itu terjadi karena munculnya modifikasi bahasa, yang sering disebut dengan

‘bahasa alay’.

Bahasa alay mulai muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya

penggunaan jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lain sebagainya. Bahkan

bukan hanya dalam dunia maya (seperti facebook dan twitter), bahasa alay juga

(2)

Terutama pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan remaja, misalnya

acara-acara ditelevisi yang menjadi totonan utama dan memang ditujukan kepada

para remaja. Hal tersebut membuat penyebaran bahasa alay di kalangan remaja

menjadi semakin pesat.

Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang sedang mencari

identitas, ingin mendapat pengakuan, dan masih sangat labil sehingga remaja

sering memiliki hasrat untuk meniru segala sesuatu yang dianggapnya menarik

tanpa melihat sisi negatif yang akan ditimbulkan. Menurut Erikson (1968),

“Remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity versus role

confusion.

Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan

pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki

identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan

bahasa baru ini merupakan bagian dari proses perkembangan mereka sebagai

identitas independensi mereka dari dunia orang dewasa dan anak-anak”.

Hal itulah yang mendorong remaja untuk menggunakan bahasa alay.

Mereka menganggap bahwa bahasa alay itu sangat menarik. Pada awalnya

mungkin mereka hanya mendengar bahasa alay dari orang lain dan tidak mengerti

apa maksud dari bahasa alay yang orang lain katakan tersebut, namun karena

mereka merasa bahasa alay tersebut sangat menarik, maka mereka berusaha untuk

mencari tahu dan mempelajarinya.

Setelah itu mereka akan merealisasikan bahasa alay tersebut dalam

(3)

bahasa baku, yang harus digunakan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah

yang dianjurkan. Seperti yang diketahui bahwa remaja tidak begitu suka dengan

adanya aturan-aturan.

Itulah sebabnya mengapa mereka lebih banyak memilih menggunakan

bahasa alay daripada bahasa Indonesia. Apalagi beberapa dari mereka

beranggapan bahwa bahasa alay adalah bahasa gaul, sehingga seseorang yang

tidak menggunakannya akan dianggap kuno, ketinggalan jaman, bahkan ‘ndeso’

yang berarti kampungan.

Dengan adanya pernyataan tersebut, maka remaja akan semakin

tertantang dan berlomba-lomba untuk mencari tahu bahkan menciptakan sendiri

bahasa-bahasa yang menurut mereka pantas untuk disebut sebagai bahasa alay dan

dapat digunakan oleh remaja-remaja lainnya.

Kebanyakan dari mereka yang menggunakan bahasa alay tidak begitu

mengerti dan memahami pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Jika hal itu dibiarkan, maka akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan

perkembangan bahasa Indonesia di negara ini. Antara lain, remaja akan sulit untuk

berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Padahal disekolah maupun ditempat kerja nanti kita diharuskan untuk

menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Tidak mungkin jika

ulangan atau tugas dikerjakan menggunakan bahasa alay. Selain itu, penggunaan

bahasa alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata

(4)

Bahkan bisa terjadi kesalahpahaman antar orang yang berkomunikasi atau

bisa saja terjadi salah persepsi, karena sulit dipahami saat bahasa tersebut

digunakan sebagai pengucapan dan sulit dibaca saat digunakan sebagai penulisan.

Karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata alay tersebut. Hal

itu sangat memusingkan dan membutuhkan waktu yang lama untuk sekedar

memahaminya.

Dengan penggunaan bahasa alay oleh remaja yang semakin berkembang

ini, bisa jadi suatu saat nanti anak cucu kita (masyarakat) sudah tidak lagi

mengenal bahasa baku dan tidak lagi memakai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

sebagai pedoman dalam berbahasa, kemudian menganggap remeh bahasa

Indonesia.

Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan

budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak.

Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai

identitas bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, harusnya

mampu menjadi tonggak dalam mempertahankan bangsa Indonesia ini.

Salah satu yang bisa kita lakukan adalah dengan menjaga, melestarikan,

dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Seperti dalam ikrar ketiga Sumpah

Pemuda yang berbunyi, “Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa

persatuan, bahasa Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Penggunaan bahasa alay sudah sangat berkembang dikalangan remaja saat

(5)

1. Bagaimana awalmula digunakannya bahasa alay dikalangan remaja?

2. Bagaimana perkembangan bahasa alay dikalangan remaja saat ini?

1.3 Tujuan penelitian

a. Tujuan Penelitian Secara Umum

Menjelaskan awal mula digunakannya bahasa alay di kalangan remaja. Menjelaskan perkembangan bahasa alay di kalanagan remaja saat ini. Menjelaskan karasteristik bahasa alay di kalangan remaja.

Mengetahui upaya-upaya yang ditempuh dalam meningkatkan penguasaan

bahasa Indonesia guna meninggalkan bahasa alay.

b. Tujuan Penelitian Secara Khusus

Tujuan penelitian secara khusus ialah supaya para pembaca dan terutama saya

pribadi dapat mengetahui pengaruh bahasa alay terhadap kemampuan remaja

berbahasa indonesia yang baik dan benar.

1. 4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan acuan bagi masyarakat (dalam hal ini

remaja) akan pengaruh bahasa alay terhadap kemampuan remaja berbahasa

Indonesia yang baik dan benar.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Remaja

Manfat yang diperoleh bagi remaja sebagai berikut :

(6)

 Memberikan pemahaman kepada remaja akan pengaruh bahasa alay.

2. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan refrensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan

penelitian di masa yang akan datang.

BAB II

(7)

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita.

Pentingnya bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda

1928 yang berbunyi: ”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa

persatuan, bahasa Indonesia”. Dan undang-undang dasar kita yang di dalamnya

tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa negara ialah bahasa

Indonesia”.

Namun, di samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa

Indonesia menduduki tempat yang termuka di antara berates-ratus bahasa

Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu.

Kita sebagai warga Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik

dan benar.

Maksud dari bahasa yang benar atau betul ialah pemakaian bahasa yang

mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku. Sedangkan bahasa

yang baik atau tepat ialah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut

golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Maka anjuran agar kita “berbahasa

Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang

serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang

betul.

Ungkapan “bahasa yang baik dan benar”, sebaliknya, mengacu ke

ragam bahasa yang sekaligs memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

BAB III

PEMBAHASAN

(8)

Bahasa adalah kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk

kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.

Bahasa merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk berpikir dengan tertib

dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L. Grootaers).

Bahasa alay itu adalah variasi bahasa yang muncul karena adanya komunitas

anak-anak remaja/muda. Alay adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay,

Anak layu atau Anak kelayapan yang menghubungkannya dengan anak jarpul

(Jarang Pulang). Tapi yang paling terkenal adalah Anak layangan. Dominannya,

istilah ini menggambarkan anak yang menganggap dirinya keren secara gaya

busananya.

Menurut Koentjaraningrat, Alay adalah gejala yang dialami pemuda dan

pemudi bangsa Indonesia, yang ingin diakui statusnya di antara teman-temannya.

Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakaian mereka.

Istilah alay hadir setelah di facebook semakin marak penggunaan bahasa

tulis yang tak sesuai kaidah bahasa Indonesia oleh remaja. Hingga kini belum ada

definisi yang pasti tentang istilah ini, namun bahasa ini kerap dipakai untuk

menunjuk bahasa tulis. Dalam bahasa alay bukan bunyi yang dipentingkan tapi

variasi tulisan.”

Menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik, Universitas Padjajaran,

bahasa alay merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas

mereka. Penggunaan bahasa sandi tersebut menjadi masalah jika digunakan dalam

(9)

Dalam ilmu bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa ‘diakronik’. Yaitu

bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan

berkembang hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini,

tidak hanya penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau

mungkin juga politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup

dan berkembang karena fenomena sosial tertentu.

B. Awal mula pengunaan Bahasa Alay

Dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama berkembangnya situs

jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu

bahasa baru dikalangan remaja, yang disebut dengan bahasa “Alay”.

Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup menyita perhatian.

Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia dikalangan

segelintir remaja. Mereka lebih tertarik untuk mengunakan bahasa alay yang dapat

digunakan sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa Indonesia

yang kaku dan baku.

Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa alay ini sudah ada jauh

sebelum bahasa alay berkembang di facebook maupun twitter, yaitu ditandai

dengan maraknya penggunaan singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS

(short message service). Hanya saja pada saat itu belum disebut dengan bahasa

alay.

Selain itu ada banyak tambahan variasi yang menyebabkan bahasa tersebut

kemudian disebut dengan bahasa alay. Misalnya dalam bentuk SMS biasa, “km lg

(10)

alay menjadi, “xm Gy nGaps?”. Tujuan awalnya adalah sama yaitu untuk

mengirimkan pesan yang singkat, padat, dan dapat menekan biaya.

C. Perkembangan Bahsa Alay

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa alay sudah mulai

berkembang pesat seiring dengan berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya

hanya digunakan oleh kalangan tertentu, sekarang bahasa alay sudah dapat

digunakan oleh berbagai kalangan, tak terkecuali anak-anak. Yang semula hanya

digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa alay sudah banyak ditemukan

dalam bentuk lisan.

Bagaimana caranya? Banyak cara yang digunakan untuk berbahasa alay

dalam bentuk lisan, salah satunya yaitu dengan memonyongkan bibir atau

mendesah mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan. Bagi mereka yang sudah

terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa alay, hal tersebut merupakan

kesenangan dan kebanggaan tersendiri.

Mereka menginginkan untuk menjadi yang paling ‘keren’ dari

teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bahasa alay merupakan bentuk kreativitas

yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk

mendapatkan pujian dari teman-temannya.

Namun dalam pandangan orang lain yang tidak terbiasa mendengar atau

menggunakan bahasa alay, hal tersebut justru sangat ‘norak’ dan kampungan.

Mereka tidak mau menerima adanya bahasa alay karena mereka terganggu dan

menganggap bahasa alay adalah bahasa yang sangat sulit untuk dipahamai serta

(11)

D. Karakteristik Bahasa Alay

Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan bahasa alay pada kalangan

remaja, variasi atau karasteristiknya pun semakin beragam. Antara lain:

a. Pemakaian huruf besar kecil yang berantakan dalam satu kalimat,

contohnya: “kaMu Lagi nGapaiN?”

b. Penggunaan angka sebagai pengganti huruf,

contohnya: “k4mu L49i n94p4in?”

c. Penambahan atau pengurangan huruf-huruf dalam satu kalimat,

contohnya: “amue agie ngapaein?”

d. Menambahkan atau mengganti salah satu huruf dalam kalimat,

contohnya: “xmoe agie ngaps?”

e. Penggunaan simbol-simbol dalam kalimat,

contohnya: “k@mu L@g! nG@p@!n?”

Contoh-contoh tersebut masih sangat sedikit, itu artinya masih banyak lagi

variasi-variasi atau karasteristik penggunaan bahasa alay di kalangan remaja saat

ini. Karasteristik tersebut juga tidak dapat diketahui dan dijelaskan secara pasti

karena kata-kata dalam bahasa alay itu sendiri tidak mempunyai standar yang

pasti, hanya disesuaikan oleh mood atau teknik penulisan si pembuat kalimat.

E. Upaya-Upaya Peningkatan Penguasaan Bahasa Indonesia Guna

(12)

Khusus mengenai upaya penguasaan bahasa Indonesia yang dimaksud disini

adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh setiap individu dalam meningkatkan

penguasaan bahasa Indonesianya guna meninggalkan bahasa alay.

 Pertama, tanamkan kesadaran (motivasi) bahwa penguasaan bahasa

Indonesia dengan baik merupakan modal dasar untuk sukses di segala

bidang.

 Kedua, usahakan sebanyak mungkin untuk membaca, baik surat kabar,

majalah, buku-buku pelajaran, terlebih lagi buku-buku tentang

kebahasaan. Biasakanlah dalam kegiatan sehari-hari selalu ada waktu

untuk membaca, walaupun hanya beberapa menit, sebab dengan banyak

membaca wawasan kita akan semakin bertambah, termasuk dalam hal

kebahasaan.

 Ketiga, usahakan agar bersikap kritis dalam membaca, artinya jangan

hanya asal membaca, tapi juga harus diperhatikan dan dimengerti dengan

baik bentuk bahasa yang dibaca, struktur kalimatnya,bentuk kata-katanya,

ejaannya, tata tulisnya, dan sebagainya.

 Keempat, hal lain yang harus diperhatikan oleh penutur bahasa Indonesia

adalah berpegang teguh peda prinsip “berbeda bentuk berbeda arti”.

Dengan prinsip ini, orang akan selalu sadar dalam memilih penggunaan

kata-kata, apakah akan menggunakan kata-kata baku yang sesuai ejaan

atau kata nonbaku yang tidak sesuai dengan ejaan. F. Dampak Bahasa Alay

(13)

Dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih creative. Terlepas

dari menganggu atau tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap

perubahan atauinovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi, tepat, media

dan komunikan yang tepat juga.

Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa Alay itu adalah seni. Dengan

mengkombinasikan antara huruf dan angka, setidaknya membuat orang lain untuk lebih

mencermati bahwa kombinasi itu bisa di baca. Atau mungkin juga bisa jadi sebuah simbol

atau kode rahasia.

Dampak negatifnya

Penggunaan bahasa Alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa

Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan

untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan

rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan bahasa Alay.

Karena, bahasa Alay tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di

kantor, laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan bahasa Alay. Jadi, ketika

situasi kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan bahasa Alay sebagai

komunikasi. Maka sebaiknya bahasa-bahasa Alaydigunakan pada tempat, situasi dan

forum yang tepat.

Bahasa Alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata

yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari

kata-kata Alaytersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan

(14)

BAB IV

PENUTUP

(15)

Bahasa menunjukkan bangsa, pemakaian bahasa yang baik dan benar akan

mencerminkan bangsa kita. Walaupun bahasa alay tidak menjadi bahasa yang

menggantikan bahasa Indonesia, tetapi lebih baik penggunaan bahasa ini

dikurangi, karena dilihat dari kenyataan saat ini, bahasa alay membuat

masyarakat. Indonesia kian kehilangan ciri kebahasa-Indonesiaanya.

Siapa lagi yang bangga dengan bahasa Indonesia jika bukan kita? Bahasa alay

mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak negatif lebih cenderung

menguasai dan mengakibatkan permasalahan bagi orang yang menggunakanya.

Seperti sulit berbicara, menulis, membaca bahkan menyimak dalam bahasa yang

sesuai EYD.

Maka dari itu sebaiknya kita mencegah dengan cara meminimalisir bahasa

alay yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila kegemaran

menggunakan bahasa alay ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita

mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.

B. Saran

Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan

bahasa alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat.

Namun sebaiknya penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi

dan kondisi atau tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada

saat berbicara dengan teman.

Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay

(16)

kita. Karena biar bagaimanapun bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Jadi ya menunggu umurnya sama ya,” kata Pak Kemplu seperti orang tanpa dosa.” Tuturan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Kemplu telah melakukan pelanggaran prinsip kerja sama

Upaya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa melalui metode mendongeng dilaksanakan dengan langkah-langkah yakni (1) Pemilihan cerita yang sesuai dengan

Hasil perhitungan menunjukkan sudut penyinaran memberikan pengaruh terhadap terimaan dosis radiasi pada permukaan fantom, namun dosis radiasi pada permukaan yang diterima

• ADH released, increasing water retention by kidneys. • Minimizes water loss,

Pengawasan (controlling) merupakan bagian akhir dari fungsi pengelolaan/manajemen. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan; persepsi perawat pelaksana di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum

Sesuai dengan proposal yang diajukan oleh lembaga, kami siap untuk menjadi menyelenggarakan program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat dan menggunakan dana bantuan penyelenggaraan

BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 oleh perusahaan Kanada Research In Motion (RIM), perangkat pintar ini mengirimkan informasi lewat jaringan data nirkabel