• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Keywords: cat, urolithiasis, degree of acidity, specific gravity, urolith.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. Keywords: cat, urolithiasis, degree of acidity, specific gravity, urolith."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis, Teresia Irene Julianta dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1995 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Penulis merupakan warga negara Indonesia. Penulis merupakan bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Belsabas Saragih dan Fatrelly Samosir. Penulis menempuh pendidikan formal di TK Ananda Desa Kabun, Rokan Hulu (2000), SD Negeri 007 Kabun (2001-2007), SMP Sw RK Bintang Timur Pematang Siantar (2007-2010), dan SMA Sw RK Budi Mulia Pematang Siantar (2010-2013). Penulis diterima menjadi mahasiswa di Universitas Udayana, Fakultas Kedokteran Hewan, pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama berada di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, penulis aktif pada salah satu Minat dan Profesi (MINPRO) yang ada di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana yaitu MINPRO SULUH pada periode kepengurusan 2014-2017. Penulis juga menjadi ketua MINPRO SULUH pada periode kepengurusan 2016/2017. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir dan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Hewan penulis melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu penyakit dalam dengan judul Derajat Keasaman dan Berat Jenis Urin sebagai Indikator Kajian Urolitiasis pada Kucing.

(2)

ABSTRAK

Urolitiasis merupakan suatu keadaan ditemukanya urolit di dalam sistem urinaria. Faktor utama yang mengatur kristalisasi mineral dan pembentukan urolit adalah derajat saturasi urin dengan mineral-mineral tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat keasaman (pH) dan berat jenis urin (BJ) kucing dapat dijadikan sebagai indikator kejadian urolitiasis dan mengetahui jenis urolit yang terbentuk pada urolitiasis kucing. Sejumlah 15 sampel urin kucing yang mengalami urolitiasis digunakan dalam penelitian ini. Urin diuji dengan dipstik untuk mengamati perubahan BJ dan pH urin dan pemeriksaan sedimen dengan mikroskop untuk mengamati urolit yang terbentuk. Diperoleh hasil bahwa derajat keasaman (pH) urin dapat dijadikan sebagai indikator untuk mendiagnosa urolitiasis pada kucing, sedangkan berat jenis (BJ) urin pada penelitian ini tidak dapat dijadikan sebagai indikator untuk mendiagnosa urolitiasis pada kucing dan urolit yang terbentuk yaitu urolit struvit dan urolit kalsium oksalat.

(3)

ABSTRACT

Urolithiasis can be defined as the formation of sediment anywhere within the urinary tract. The main factor that regulates mineral crystallization and urolit formation is the degree of urine saturation with certain minerals. This study aims to determine the degree of acidity (pH) and specific gravity of urine (BJ) cats can serve as an indicator of urolithiasis incidence and know the type of urolith formed in cat urolithiasis. A total of 15 urine cat samples with urolithiasis were used in this study. Urine was tested by dipstick to observe changes in BJ and urinary pH and the examination of sediments by microscope to observe the urolith formed. The results show that the degree of acidity (pH) of urine can be used as an indicator to diagnose urolithiasis in cats, but specific gravity (BJ) of urine in this study can not be used as an indicator to diagnose urolithiasis in cats and urolit that is formed urolit struvit and urolit calcium.

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul “Derajat Keasaman dan Berat Jenis Urin sebagai Indikator Kajian Urolitiasis pada Kucing”, disusun berdasarkan hasil penelitian sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokeran Hewan Universitas Udayana.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materi. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.

2. Bapak Dr. drh. I Wayan Bebas, M.Kes, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi.

3. Bapak drh. I Putu Gede Yudhi Arjentinia, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah membimbing, memberikan waktu, sumbangan ilmu, dan tenaga selama penelitian hingga akhir penulisan skripsi ini.

4. Ibu drh. Putu Ayu Sisyawati Putriningsih, M.Sc, selaku pembimbing II yang telah membimbing, memberikan waktu, sumbangan ilmu, dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Penguji Dr. Drh. I Gusti Made Krisna Erawan, M.Si, drh. Anak Agung Sagung Kendran, M.Kes, drh. Tjokorda Sari Nindhia, MP yang telah menguji penulis mengenai skripsi ini, memberikan masukan, dan sumbangan ilmu.

6. Para senior dan staff yang berada di Rumah Sakit Hewan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan tempat untuk melakukan penelitian.

7. Klinik-klinik hewan yang ada di Denpasar dan Badung yang telah bersedia membantu penulis memberikan informasi penunjang dalam penelitian ini. 8. Keluarga besar Saragih, Bapak, Mama terkasih, Abang tersayang Adi beserta

(5)

Surya dan keponakan Cleo atas dukungan doa, motivasi, materi, dan tempat berkeluh kesah hingga penulisan skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

9. Teman satu penelitian Frederika dan Bitha yang berjuang bersama dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi.

10. Teman Kelompok Tumbuh Bersama Grace, Eudia, Maria, Rima, Tina, dan Kak Kristianto sekeluarga. Teman satu kontrakan wanda, ebi, bitha, dan lina. Teman saya Pincur Purba, Hesty, Bina, Andra, Anggi, Ines, Onik dan Veby yang telah memberikan motivasi, doa, membantu segala sesuatu, dan saling mendukung dalam suka dan duka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat dan memberikan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Denpasar, 15 Juni 2017 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Landasan Teori ... 5

2.2 Tanda Klinis Urolitiasis ... 8

2.3 Patogenensis ... 8

2.4 Pemeriksaan Urin ... 9

2.5 Kerangka Konsep ... 13

BAB III. MATERI DAN METODE ... 15

3.1 Objek Penelitian ... 15

3.2 Bahan Penelitian ... 15

3.3 Alat Penelitian ... 15

3.4 Rancangan Penelitian ... 15

3.5 Cara Pengumpulan Data ... 15

3.6 Prosedur Penelitian ... 16

3.7 Analisis Data ... 16

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Hasil ... 17

4.2 Pembahasan ... 19

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 25

5.1 Simpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(7)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Signalemen dan Anamnesa Sampel Kucing ... 18 2. Pemeriksaan Uji Organoleptik Urin dan Tanda Klinis Kucing ... 19 3. Pemeriksaan Dipstik dan Sedimen Urin ... 20

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Sistem urinaria kucing jantan dan betina ... 6

2. Struvit ... 12

3. Kalsium oksalat monohydrate dan dihydrate ... 13

4. Sistin ... 13

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kucing merupakan salah satu hewan yang banyak dipelihara sebagai hobi atau hewan kesayangan (Kusumawati dan Sardjana, 2006). Kelincahan dan kelenturan tubuh kucing menyebabkan manusia menjadikan mereka sebagai hewan untuk bermain. Tak jarang kucing diberi makan oleh pemiliknya dengan makanan yang juga mereka makan, yang pada dasarnya jenis makanan yang dibutuhkan kucing dengan manusia adalah berbeda. Terkadang hal tersebut yang dapat menyebabkan kucing mereka lebih rentan terkena penyakit yang terkait dengan gangguan nutrisi misalnya urolitiasis. Pola pemberian pakan juga dapat berpengaruh terhadap pH urin, volume urin, dan konsentrasi urin yang dapat menyebabkan terbentuknya presipitasi mineral, seperti urolit yang terdiri dari berbagai mineral (Mariyani, 2009).

Urolitiasis adalah pembentukan urolit pada ginjal, ureter, atau kandung kemih (Ikhlas et al., 2015). Pada anjing dan kucing urolit lebih banyak ditemukan di dalam vesika urinaria atau uretra, urolit dapat juga ditemukan di dalam pelvis renalis namun kejadiannya sangat jarang (kurang dari 10%). Urolit adalah kumpulan hasil metabolit yang mengandung kalsium, oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak turun sepanjang ureter dan masuk ke dalam vesika urinaria.

Pakan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi pH urin kucing. Menurut Meyer dan Harvey (1998) asupan protein tinggi menyebabkan pH urin di bawah netral (asam), sedangkan apabila asupan makanan mengandung serat menyebabkan pH urin bersifat alkalis atau netral. Nilai pH urin merupakan salah satu faktor yang menunjukkan berbagai macam keadaan dalam saluran perkemihan, misalnya terbentuknya urolit.

Berat jenis urin akan tinggi jika terjadi peningkatan sekresi antiduretik hormon (ADH) dan urin yang dihasilkan lebih pekat dan sebaliknya bila sekresi

(10)

ADH rendah, urin yang dihasilkan lebih encer sehingga berat jenis urin akan rendah (Guyton dan Hall, 1997). Asupan cairan ke dalam tubuh juga mempengaruhi berat jenis urin baik dari minum ataupun makanan. Pengaruh pakan terhadap berat jenis lebih nyata pada kucing daripada anjing. Kucing yang memakan makanan terutama pakan kering biasanya memiliki berat jenis urine lebih besar dari 1,030, sedangkan kucing yang diberi makan hanya makanan kaleng mungkin memiliki urin dengan berat jenis minimal 1,025. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi berat jenis urin adalah suhu lingkungan. Berat jenis urin akan meningkat dengan meningkatnya temperatur (Todd dan Sanford, 1974).

Infeksi bakteri pada saluran perkencingan kucing juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab urolitiasis. Bakteri yang dapat menyebabkan urolitiasis ialah Escherichia coli, Streptococcus sp, Staphylococcus sp, dan Proteus sp (Dokuzeylul et al., 2015). Infeksi bakteri dapat meningkatkan pembentukan kalkuli struvit karena bakteri yang menginfeksi memproduksi urease sehingga akan meningkatkan pH urin menjadi basa (Rizzi, 2014).

Beberapa hal yang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit urolitiasis ialah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan fisik urin, pemeriksaan kimia urin dengan dipstik dan pemeriksaan sedimen urin, pemeriksaan ultrasonografi (USG), dan radiografi abdomen (Birchard dan Sherding 2000). Mengingat bahwa pH urin penting untuk diagnosa dan langkah terapi dalam manajemen formasi urolit, maka memantau pH urin harus dilakukan pada penderita urolitiasis untuk mencegah terjadinya pembentukan urolit (Raskin et al., 2002).

Tanda klinis kucing yang mengalami urolitiasis secara umum ialah kesulitan urinasi (kucing sering buang air kecil tidak pada tempatnya), sering menjilat daerah genital, merejan saat buang air kecil (kadang disertai suara tangisan), serta ada darah pada urin. Adanya urolit di dalam saluran perkencingan dapat menyebabkan iritasi yang menimbulkan rasa nyeri, akibatnya saluran tersebut rusak dan ditemukan darah bersama urin. Iritasi yang ditimbulkan dari hasil gesekan antara urolit dengan lumen vesika urinaria tergantung dari permukaan urolit itu sendiri (Bloom et al., 1954).

(11)

Resiko terbentuknya urolit dapat dicegah dengan mempertahankan pH urin 5,9–6,4 (Kusumawati dan Sardjana, 2006; Nelson et.al., 2003). Pakan harus mengandung magnesium yang rendah serta tetap mempertahankan pH urin kucing dalam keadaan asam jika kucing mengalami urolitiasis struvit (Perdawinata, 2005). Pakan harus mengandung kalsium, oksalat dan sodium yang rendah untuk kucing yang mengalami urolitiasis kalisum oksalat (Lakcharoensuk et al., 2002; Perdawinata, 2005). Sekitar 15% - 21% kucig di diagnosa urolitiasis dari kucing dengan tanda klinis penyakit saluran kemih bawah.

Kejadian urolitiasis pada kucing merupakan gangguan yang paling sering pada sistem perkemihan kucing (Holt, 1983; Vedrenne et al., 2003). Kasus urolitiasis pada kucing pernah dilaporkan oleh The Ohio State University Veterinary Hospital yang mengevaluasi 109 ekor kucing dengan tanda klinis stranguria dan 15 ekor di antaranya mengalami urolitiasis (Buffington, 2002).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu adanya suatu penelitian yang meneliti tentang perubahan derajat keasaman (pH) dan berat jenis (BJ) urin terhadap kejadian urolitiasis pada kucing, serta apa saja jenis urolit yang terbentuk pada kucing. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini bermanfaat untuk tindakan pencegahan yang sesuai dengan penyebab urolitiasis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini ialah:

1. Apakah pH dapat dijadikan sebagai indikator kejadian urolitiasis? 2. Apakah BJ dapat dijadikan sebagai indikator kejadian urolitiasis? 3. Apa saja jenis urolit yang terbentuk pada kucing?

1.3 Tujuan Penelitan

(12)

1. Untuk mengetahui pH dapat dijadikan sebagai indikator kejadian urolitiasis.

2. Untuk mengetahui BJ dapat dijadikan sebagai indikator kejadian urolitiasis.

3. Untuk mengetahui jenis urolit yang terbentuk pada kucing.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca mengenai pengaruh derajat keasaman (pH) dan berat jenis (BJ) urin kucing terhadap kejadian urolitiasis. Dapat membantu peneguhan diagnosa urolitiasis dilapangan bagi dokter hewan praktisi. Serta menambah informasi pemilik kucing mengenai penyebab terjadinya urolitiasis.

Referensi

Dokumen terkait

Kepada seluruh penenun di Pabrik Pertenunan Ulos Sianipar Medan yang telah membantu saya dan bersedia dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini dan telah memberikan data

Dengan membangun sebuah aplikasi sistem monitoring berbasis web dengan menggunakan protokol SNMP, diharapkan dapat memudahkan administrator jaringan didalam melakukan

Das et al melaporkan bahwa terjadinya penghambatan nikotin yang diinduksi pada kompleks rantai elektron mitokondria dan dihasilkan peningkatan oksida nitrat (NO) di

Bagi yang nomornya berubah atau yang belum menerima kuota sebelumnya, baru bisa menerima bantuan kuota mulai bulan April 2021, dengan memperhatikan hal sebagai berikut:..

hasil analisis data dan inf ormasi proses produksi massal produk +arang(asa Metode perakitan #% (P  Mengamati untuk produk barang,jasa mengidentif ikasi,dan menganalisis

Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (Pemberdayaan dan Pelatihan) terhadap variabel dependen (Kepuasan Kerja) sebesar 93,6% atau

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Apa apa yang menimpa seorang muslim baik

Petani berada di jantung dari produksi pangan dan apa yang sangat kita butuhkan adalah kedaulatan pangan - membutuhkan perlindungan dan menasionalisasikan kembali pasar