MENINGKATKAN KINERJA GURU BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMA NEGERI 1 TUKKA
DAN SMA NEGERI 1 PINANG SORI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Kepengawasan Oleh:
SEVEN SUMIHAR SIHOMBING NIM. 8126132065
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KONSENTRASI KEPENGAWASAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
MENINGKATKAN KINERJA GURU BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMA NEGERI 1 TUKKA
DAN SMA NEGERI 1 PINANG SORI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Kepengawasan Oleh:
SEVEN SUMIHAR SIHOMBING NIM. 8126132065
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KONSENTRASI KEPENGAWASAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
ABSTRACT
Seven Sumihar Sihombing, Improving Teacher Performance In Learning Biology
Through Clinical Supervision In Senior High School1 Tukka and Senior High School 1 Pinangsori Tapanuli Tengah Thesis: State University Negeri Medan, 2014.
The purpose of this study is: (1) to determine the performance in learning biology teacher in Senior High School 1 Tukka and Senior High School 1 Pinangsori Tapanuli Tengah after obtaining guidance through clinical supervision, (2) determine the performance improvement in learning biology teacher at Senior High School 1 Tukka and Senior High School 1 Pinangsori Tapanuli Tengah.
This is a qualitative research method or action research approach to observation. Subjects were high school biology teacher and teacher Tukka State 1 and Senior High School 1 Pinangsori Tapanuli Tengah amounted to four people. The instrument used to collect the data sheet observation of teacher performance assessment in planning learning (APKG 1), the implementation of learning (APKG 2), and evaluation of learning to assess learning outcomes.
The results showed: (1) pre cycle average value in learning biology teacher performance that is planned is 68.7 with enough categories, carry is 65.6 with enough categories, and assess the results of the learning process is 68.7 with enough categories, (2) the first cycle of the average value in learning biology teacher performance that is planned is 74.3 with enough categories, carry is 74.2 with enough categories, assess the results of the learning process is 75 to either category; (3) The second cycle of the average value in learning biology teacher performance that is planned is 95 with a very good category, with a 96.6 carry is very good category, assess the results of the learning process is 98.75 with very good category, (4) average the average value of a biology teacher in the learning performance of the pre-cycle, the first cycle and the second cycle is 79.5 with a plan that is good category, carry is 78.8 with a good category, and assess the results of the learning process is 80.8 with a good category, has met the success criteria specified action, (5) clinical supervision can improve the performance of teachers in learning biology.
ABSTRAK
Seven Sumihar Sihombing, Meningkatkan Kinerja Guru Biologi Dalam
Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis Di SMA Negeri 1 Tukka Dan SMA Negeri 1 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. Tesis: Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kinerja guru biologi dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah setelah memperoleh pembinaan melalui supervisi klinis; (2) mengetahui peningkatan kinerja guru biologi dalam pembelajaran di SMA Negeri 1Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.
Metode penelitian ini adalah kualitatif atau penelitian tindakan dengan pendekatan observasi. Subjek penelitian adalah guru biologi SMA Negeri 1 Tukka dan guru biologi SMA Negeri 1 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah berjumlah empat orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data lembar penilaian observasi kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran (APKG 1), pelaksanaan pembelajaran (APKG 2), dan evaluasi pembelajaran untuk menilai hasil proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) pra siklus rata-rata nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran yaitu merencanakan adalah 68,7 dengan kategori cukup, melaksanakan adalah 65,6 dengan kategori cukup, dan menilai hasil proses pembelajaran adalah 68,7 dengan kategori cukup; (2) siklus pertama rata-rata nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran yaitu merencanakan adalah 74,3 dengan kategori cukup, melaksanakan adalah 74,2 dengan kategori cukup, menilai hasil proses pembelajaran adalah 75 dengan kategori baik; (3) siklus kedua rata-rata nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran yaitu merencanakan adalah 95 dengan kategori sangat baik, melaksanakan adalah 96,6 dengan kategori sangat baik, menilai hasil proses pembelajaran adalah 98,75 dengan kategori sangat baik; (4) rata-rata nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran dari pra siklus, siklus pertama, dan siklus kedua yaitu merencanakan adalah 79,5 dengan kategori baik, melaksanakan adalah 78,8 dengan kategori baik, dan menilai hasil proses pembelajaran adalah 80,8 dengan kategori baik, telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan; (5) supervisi klinis dapat meningkatkan kinerja guru biologi dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Kinerja, Guru, Pembelajaran, Supervisi, Klinis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “
Meningkatkan Kinerja Guru Biologi Dalam Pembelajaran Melalui Supervisi
Klinis di SMA Negeri1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori Kabupaten Tapanuli
Tengah”.
Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materi yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Kiranya amal baik mereka akan mendapat rahmat dari
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
sebesar-besarnya kepada yang terhormat: Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd selaku
pembimbing I, dan Prof. Dr. Sri Milfayetti, M.S. Kons. Selaku pembimbing II
yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi kepada Penulis selama
penelitian dan penulisan tesis. Terimakasih juga Penulis sampaikan kepada Dr.
Yasaratodo Wau, M.Pd, Dr. Irsan Rangkuti, M.Si, dan Dr. Saut Purba, M.Pd
sebagai Penguji yang banyak memberikan kritik dan saran dalam seminar
proposal dan ujian tesis demi perbaikan penulisan tesis ini. Tidak lupa terima
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Ir. Darwin, M.Pd dan Dr. Paningkat Siburian,M.Pd selaku Ketua dan
Sektertaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
4. Para Dosen di Program Pascasarjana Program Studi Administrasi
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
5. Direktur P2TK Dikmen Kemendikbud yang memberikan fasilitas program
beasiswa kuliah pengawas/calon pengawas.
6. Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah Bapak Raja Bonaran Situmeang,
M.Hum yang telah memberikan tugas belajar.
7. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah Bapak Drs. Delta
Pasaribu, M. Pd yang telah memberikan ijin rekomendasi penelitian.
8. Kepala SMA Negeri 1 Tukka Bapak Jabarelli Situmeang dan Kepala SMA
Negeri 1 Pinangsori Bapak Drs. Hermanto Hutagalung yang telah
memberikan ijin penelitian.
9. Ibu guru biologi di SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori.
10.Secara khusus kedua orang tuaku J. Sihombing (alm) dan R. Br. Manalu
yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik Penulis hingga
11.Teristimewa istri tercinta Melda Sianturi, S.Pd dan anak-anakku tersayang
buah dan mata hatiku yang menginspirasi agar Penulis menyelesaikan
pendidikan ini.
12.Untuk abang, kakak dan adik-adikku keluarga besar J. Sihombing (alm)/R.
Br. Manalu yang selalu memberikan dorongan dan dukungan kepada
Penulis.
13.Rekan-rekan mahasiswa Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Kepengawasan Angkatan 2012 yang telah banyak memberikan bantuan,
saling berdiskusi selama perkuliahan hingga penyelesaian perkuliahan.
Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa mengaruniakan karuniaNya kepada kita
semua, Amin.
Medan, 2 Juni 2014
Penulis,
Seven Sumihar Sihombing
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 16
2.1 Hakikat Kinerja Guru... 20
2.1.1 Konsep Dan Makna Kinerja Guru... 20
2.1.2 Kinerja Guru Merencanakan Pembelajaran... 34
2.1.3 Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran... 42
2.1.4 Kinerja Guru Menilai Hasil Pembelajaran... 47
2.1.5 Indikator Kinerja Guru... 49
2.1.6 Instrumen Penilaian Kinerja Guru... 50
2.1.7 Menentukan Skoring APKG... 52
2.2 Hakikat Supervisi Akademik... 53
2.2.1 Konsep Dan Makna Supervisi Akademik... 53
2.2.2 Tujuan Supervisi Akademik... 62
2.2.4 Prinsip-prinsip Supervisi Akademik... 68
2.2.5 Metoda Dan Teknik Supervisi Akademik... 70
2.2.6 Pelaksanaan Supervisi Akademik... 74
2.3 Hakikat Supervisi Klinis... 75
2.3.1 Konsep Dan Makna Supervisi Klinis... 75
2.3.2 Tujuan Supervisi Klinis... 82
2.3.3 Ciri-ciri Supervisi Klinis... 84
2.3.4 Proses Pelaksanaan Supervisi Klinis... 86
2.4 Penelitian Yang Relevan... 101
2.5 Kerangka Pemikiran... 102
2.6 Hipotesis Tindakan... 109
BAB III METODE PENELITIAN... 110
3.1 Setting Penelitian... 110
3.1.1 Tempat Penelitian... 110
3.1.2 Waktu Penelitian... 110
3.1.3 Jadwal Waktu Penelitian... 110
3.2 Subjek Penelitian... 111
3.3 Definisi Operasional... 112
3.4 Rancangan Penelitian... 113
3.5 Teknik Pengumpulan Data... 120
3.6 Teknik Analisis Data... 123
3.7 Kriteria Keberhasilan... 123
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 125
4.1 Hasil Penelitian... 125
4.1.1 Pengujian Tingkat Ketercapaian Tindakan... 130
4.1.2 Pra Siklus... 132
4.1.3 Siklus I... 137
4.1.4 Siklus II... 147
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 169
5.1 Simpulan... 169
5.2 Implikasi... 170
5.3 Saran-saran... 172
DAFTAR PUSTAKA 174
LAMPIRAN-LAMPIRAN 179
DAFTAR TABEL
Tabel Nama Tabel Halaman
1.1 Nilai Kinerja Guru Pra Siklus 11
2.1 Kisi-kisi Kinerja Guru 50
2.2 Teknik Supervisi Individual 72
2.3 Teknik Supervisi Kelompok 73
3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 111
3.2 Skenario Pelaksanaan Supervisi Klinis 115
3.3 Daftar Pertanyaan Setelah Observasi 122
4.1 Nilai Kinerja Guru Biologi Dalam Pembelajaran 127
4.2 Hasil Uji t Kinerja Guru Merencanakan Pembelajaran 130
4.3 Hasil Uji t Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran 131
4.4 Hasil Uji t Kinerja Guru Menilai Hasil Proses
Pembelajaran
131
4.5 Kekurangan Kinerja Guru Biologi Pra Siklus 133
4.6 Nilai Kinerja Guru Biologi Merencanakan Pembelajaran
Pra Siklus
134
4.7 Nilai Kinerja Guru Biologi Melaksanakan Pembelajaran
Pra Siklus
135
4.8 Nilai Kinerja Guru Biologi Mengevaluasi Pembelajaran
Pra Siklus
135
4.9 Nilai Kinerja Guru Biologi Merencanakan Pembelajaran
Siklus I
4.10 Nilai Kinerja Guru Biologi Melaksanakan Pembelajaran
Siklus I
144
4.11 Nilai Kinerja Guru Biologi Mengevaluasi Pembelajaran
Siklus I
145
4.12 Hasil Identifikasi Kekurangan Kinerja Guru Biologi 149
4.13 Nilai Kinerja Guru Biologi Merencanakan Pembelajaran
Siklus II
154
4.14 Nilai Kinerja Guru Biologi Melaksanakan Pembelajaran
Siklus II
154
4.15 Nilai Kinerja Guru Biologi Mengevaluasi Pembelajaran
Siklus II
DAFTAR GAMBAR
Gambar Nama Gambar Halaman
2.1 Alur Kerja, Motivasi Dan Abilitas Guru 30
2.2 Paradigma Kinerja Guru 34
2.3 Sistem Supervisi Akademik 67
2.4 Siklus Supervisi Klinis 101
3.1 Siklus Penelitian Tindakan Sekolah 114
4.1 Rata-rata Nilai Kinerja Guru Biologi Pra Siklus, Siklus
I, Siklus II
127
4.2 Rata-rata Nilai Kinerja Guru Biologi Keseluruhan 129
4.3 Rata-rata Nilai Kinerja Guru Biologi Pra Siklus 136
4.4 Rata-rata Nilai Kinerja Guru Biologi Siklus I 146
i
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Nama Lampiran Halaman
Lampiran 1. APKG 1, APKG 2, dan Lembar Observasi Evaluasi 177
Lampiran 2. Data Hasil Pra Siklus Guru Biologi SMA Negeri 1
Tukka dan Pinangsori
184
Lampiran 3. Data Siklus Pertama Kinerja Guru Biologi SMA
Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori
185
Lampiran 4. Data Siklus Kedua Kinerja Guru Biologi SMA
Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori
185
Lampiran 5. Jadwal Penelitian 186
Lampiran 6. Jawaban Guru Setelah Selesai Mengajar
Lampiran 7. Data Instrumen Observer Supervisor
Lampiran 8. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 9. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 10 Surat Keterangan Dari Kepala SMA Negeri 1
Tukka telah Melakukan Observasi Awal
Lampiran 11 Surat Keputusan Direktur Pascasarjana UNIMED
Komisi Pembimbing Tesis
Lampiran 12 Surat Undangan Seminar Proposal Tesis
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dari Pascasarjana UNIMED
Lampiran 14. Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian dari
Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah
Lampiran 15. Surat Keterangan dari Kepala SMA Negeri 1
Tukka telah Selesai Melakukan Penelitian
Lampiran 16. Surat Keterangan dari Kepala SMA Negeri 1
Pinangsori Telah Selesai Melakukan Penelitian
Lampiran 17. Surat Undangan Ujian Tesis
Lampiran 18. Perangkat Pembelajaran
Lampiran 19. Daftar Hadir Guru Klinis
Lampiran 20. Foto-foto Kegiatan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat
dalam proses edukasi yang khas. Proses interaksi guru dan peserta didik
merupakan inti dari proses pembelajaran dengan isi kurikulum sebagai fokus
tranformasi selama proses pembelajaran itu berlangsung. Dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas, guru dipandang dapat memainkan peranan penting
terutama membantu peserta didik untuk membangun sikap positip dan kreatif
dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian untuk
berusaha mengembangkan logika intelektual dalam pemecahan masalah yang
dihadapi (problem solving), serta membuat kondisi-kondisi yang sukses dalam
belajar.
Kinerja guru yang tinggi dengan penguasaan aspek kompetensi dan
memiliki kualifikasi akademik sangat diperlukan dalam rangka proses
transformasi orientasi proses pembelajaran peserta didik dari ketidaktahuan
menjadi tahu, dari ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil menjadi
terampil, dengan metode ataupun pendekatan pembelajaran yang digunakan lebih
inovatif dan kreatif sehingga bukan lagi mempersiapkan peserta didik yang pasif
atau serba menerima, melainkan mempersiapkan peserta didik yang
berpengetahuan tinggi, dan senantiasa mampu menyerap dan menyesuaikan diri
dengan informasi baru dengan berpikir kritis, menggali, mencipta dan
2
dengan kehidupannya. Dengan demikian kinerja guru merupakan faktor penentu
untuk mencapai tujuan proses pembelajaran yang diharapkan dan penentu mutu
(kualitas) pendidikan.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai pendidik profesional guru harus
mengabdikan seluruh kepribadiannya, kemampuannya dan keterampilannya untuk
kepentingan peserta didik serta dari pihak peserta didik secara lambat laun sesuai
dengan tingkat perkembangan yang dialaminya akan mengambil alih tanggung
jawab itu untuk mengembangkan potensi dirinya sendiri.
Guru profesional merupakan pendidik yang memiliki kompetensi dan
berkinerja tinggi. Guru yang terdidik secara profesional mampu menentukan
tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan diajarkan pada peserta
didiknya. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang
memadai dalam transformasi proses pembelajaran di dalam kelas. Kompetensi
merupakan seperangkat pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan
perilaku (attitude) yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
menjalankan tugas keprofesionalannya.
3
Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, dapat dimaknai jika
penguasaan kompetensi sangat memengaruhi kinerja guru profesional dalam
penampilan aktual (perilaku) tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola
proses pembelajaran yang berkualitas yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan proses belajar-mengajar, serta
penguasaan bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas sehingga
pencapaian hasil belajar peserta didik juga membanggakan.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Bila dikaitkan dengan kinerja guru profesional,
seorang guru dalam melaksanakan tugas pokoknya untuk mengelola proses
pembelajaran, harus menuntut keahlian dan kemahiran ataupun keterampilan
sehingga dapat menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal bagi terjadinya
interaksi belajar-mengajar yang lebih baik.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dalam
mengelola proses pembelajaran yang berkualitas, maka seorang guru harus
memiliki kualifikasi akademik dan penguasaan aspek kompetensi yang telah
dipersyaratkan. Hal inilah yang disebut sebagai guru profesional, dan guru
profesional akan menghasilkan kinerja yang tinggi.
Hasibuan (2008:94) mengatakan kinerja guru atau prestasi kerja guru
adalah suatu hasil pencapaian kerja guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
4
kesungguhan serta waktu. Kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya atau
pekerjaannya selama periode tertentu harus memenuhi standar kompetensi dan
kriteria tertentu yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut untuk mencapai
tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar belajar peserta didik yang lebih baik.
Tugas utama guru sebagai pendidik adalah: (1) merencanakan proses
pembelajaran; (2) melaksanakan proses pembelajaran; (3) melakukan penilaian
hasil pembelajaran. Ketiga hal di atas merupakan implementasi dari kinerja guru,
dan pendapat di atas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sipayung (2012:111)
yang mengatakan guru yang berkinerja tinggi akan berusaha untuk meningkatkan
kompetensinya dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, maupun
melakukan penilaian pembelajaran sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal.
Kompetensi pedagogik guru pada dasarnya adalah kemampuan yang
harus dimiliki guru dalam mengajarkan materi tertentu kepada siswanya yang
mencakup: memahami karakteristik peserta didik, menguasai strategi, metoda dan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi, mampu mengembangkan kurikulum,
merancang pembelajaran yang mendidik, melaksanakan pembelajaran yang
mendidik, dan mampu mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Kompetensi profesional guru menyangkut kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi, menguasai substansi bidang studi,
metodologi keilmuannya, materi kurikulum ,dan mengorganisasikannya dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaransehingga
5
Dari uraian di atas dapat disimpulkan penguasaan kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional oleh guru akan mampu meningkatkan kinerja guru
dalam merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran
dan melakukan penilaian hasil proses pembelajaran serta penguasaan materi
pelajaran yang diampunya sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang
berkualitas pada peserta didik dan akhirnya akan meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah.
Merencanakan pembelajaran yang baik dan terukur akan memberikan arah
pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian
dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dan harus dibuat oleh guru
sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus
dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa pembelajaran
yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa
untuk menguji sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang sudah
dilaksanakan oleh guru.
Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan
pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran/
pemelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan
sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pembelajaran sebagai
operasionalisasi dari sebuah kurikulum yang dibuat oleh guru. Sedangkan
penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
6
Sagala (2010:138) mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran yang merupakan
tugas dan tanggung jawab guru dalam prosesnya harus disupervisi oleh pengawas
sekolah yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan dalam
bidang akademik (teknis pendidikan) maupun bidang manajerial (pengelolaan
sekolah).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah pasal 1 ayat 1
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Selanjutnya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 3 menjelaskan setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
(teacher performance) dalam pembelajaran merupakan perwujudkan atau
penampakan guru dalam bentuk perilakunya dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab profesi keguruannya yaitu merencanakan, melaksanakan, dan
7
Guru profesional merupakan pendidik dan sekaligus pribadi yang selalu
ingin berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Bila keinginan perkembangan ini
dilayani dan difasilitasi secara baik, sistematis dan berkesinambungan oleh
supervisor maka akan lebih terarah dan mempercepat perkembangan itu sendiri
dan akhirnya memberikan kepuasan kepada guru-guru untuk bekerja di sekolah,
meningkatkan unjuk kerjanya, penguasaan materi pelajaran, penguasaan
profesional keguruannya, dan penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan
kepribadian untuk melaksanakan tugasnya.
Proses pertumbuhan dan pengembangan profesionalisme guru sudah
seharusnya dilakukan agar guru tetap memiliki pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan yang berkembang sesuai dengan tuntutan kurikulum (mampu
mengatasi perubahan kurikulum) serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan profesionalisme (profesionalisasi) guru secara terus-menerus akan
menghasilkan guru berkinerja tinggi yang dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya lebih bersifat otonom (mandiri), menguasai kompetensi secara
komprehensif, dan memiliki daya intelektual tinggi.
Guru berkinerja tinggi dalam pembelajaran diyakini mampu memotivasi
dan mengarahkan peserta didik untuk mengoptimalkan potensinya dalam
kerangka pencapaian standar pendidikan yang ditetapkan. Berdasarkan hal
tersebut di atas dapat dikatakan bahwa guru berkinerja tinggi pada intinya adalah
guru profesional yang memiliki kompetensi yang komprehensif, dan memiliki
daya intelektualitas yang tinggi. Oleh karena itu jika membicarakan kinerja guru
8
dimiliki dan dikuasai seorang guru. Guru berkinerja tinggi inilah yang mampu
menjalankan tugas dan tanggung jawab utamanya secara efektif dan efesien untuk
mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Sagala (2008:193) mengatakan penyelenggaraan pendidikan berkaitan
dengan bagaimana meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan
mutu guru, penyediaan sarana dan prasarana, perbaikan organisasi sekolah,
perbaikan kesejahteraan guru, perbaikan manajemen, pengawasan (supervisi) dan
perundang-undangan.
Sebagai tenaga pendidik profesional dan memiliki keahlian khusus untuk
meningkatkan kinerjanya, seharusnya guru sebagai salah satu komponen sumber
daya pendidikan memerlukan bantuan supervisi yang diarahkan untuk
mengembangkan keprofesionalannya dalam mengelola proses pembelajaran yang
berkualitas. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional (2005) menyebutkan beberapa alternatif pengembangan profesionalisme
guru salah satunya adalah melalui program supervisi pendidikan yang dilakukan
oleh supervisor.
Pendapat di atas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadist
9
kepala sekolah, profesionalisme dan kinerja guru terhadap mutu proses dan hasil
belajar peserta didik di SMAN Kota Bandung”. Layanan supervisi oleh supervisor
dapat meningkatkan kinerja guru, serta mutu proses pembelajaran di sekolah.
Supervisi merupakan serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor (kepala sekolah, pengawas sekolah) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar-mengajar. Karena supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan pada layanan profesional, maka supervisi disebut pula “Pembinaan Profesional Guru” yakni suatu kegiatan pembinaan yang lebih diarahkan pada upaya memperbaiki dan/atau meningkatkan kemampuan profesional guru (Muslim, 2010:41).
Pendapat di atas dapat dipahami bahwa esensi dari supervisi adalah bagaimana
supervisor dapat mengembangkan potensi sumber daya guru dan meningkatkan
kemampuan profesionalnya sehingga terjadi peningkatan mutu proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui layanan supervisi yang
dilakukannya.
Kinerja guru yang menjadi sasaran pengawasan untuk dibantu oleh
pengawas sekolah meliputi: (1) sebagai tenaga pengajar, yaitu pengawas sekolah
membantu guru menyusun persiapan mengajar, melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar di kelas, dan mengadakan evaluasi hasil belajar-belajar-mengajar dengan cara
memeriksa dengan prosedur yang benar kemampuan dan keterampilan guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran; (2) sebagai manajer kelas, yaitu membantu
guru menciptakan situasi kondisi yang optimal bagi terlaksananya proses
pembelajaran di kelas dengan menerapakan pendekatan-pendekatan dan
teknik-teknik manajemen kelas yang efektif dengan cara memeriksa kemampuan dan
keterampilan guru dalam mengelola kelas; dan (3) sebagai pembimbing,
10
keterampilan guru memberi bimbingan belajar kepada peserta didik agar mampu
memperoleh perkembangan yang optimal.
Supervisi akademik merupakan bantuan dan layanan profesional yang
diberikan oleh supervisor (pengawas sekolah) kepada guru-guru agar guru
tersebut mau terus belajar meningkatkan kemampuan profesionalnya,
pengetahuannya, keterampilannya, dan menumbuhkan kreativitasnya
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola dan melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan
kualitas pendidikan. Dalam pelaksanaan supervisi akademik terjadi suatu usaha
untuk menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing pertumbuhan guru-guru di
sekolah baik secara individual maupun secara kelompok (kolektif) agar terjadi
peningkatan aspek kompetensi, sehingga akan lebih efektif guru untuk
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Melalui supervisi akademik yang
dlakukan secara komprehensip, sistematis, dan berkesinambungan oleh supervisor
terhadap guru-guru, akan dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengelola proses
pembelajaran.
Salah satu tujuan supervisi akademik adalah memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru
sehingga hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik juga berkualitas. Untuk
mencapai tujuan supervisi akademik yang diharapkan maka pengawas sekolah
(supervisor) yang melakukan supervisi manajerial dan supervisi akademik harus
memiliki kompetensi. Penguasaan kompetensi itulah yang akan menggambarkan
11
Prinsip-prinsip demokratis, sistematis, koperatif, konstruktif dan kreatif
pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh supervisor pada guru di
sekolah harus dilaksanakan secara terencana, teratur, terprogram, dan dapat
bekerja sama, memunculkan pemikiran dan usaha-usaha yang kreatif secara
berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran,
mengelola proses pembelajaran dan profesionalisme guru pada akhirnya
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas atau di sekolah.
Berdasarkan hasil kunjungan kelas dan observasi kelas pada kegiatan pra
siklus oleh peneliti terhadap dua orang guru mata pelajaran biologi di SMA
Negeri 1 Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah pada tanggal 28 sampai 30
September 2013 dan dua orang guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1
Pinang Sori Kabupaten Tapanuli Tengah pada tanggal 16 sampai18 Oktober 2013
dengan menggunakan Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG 1) untuk mengamati
perangkat pembelajaran yang digunakan, dalam melaksanaan proses pembelajaran
di kelas menggunakan APKG 2, dan untuk menilai hasil proses pembelajaran
menggunakan lembar observasi penilaian (evaluasi). Hasil penilaian kinerja guru
mata pelajaran biologi dalam pembelajaran dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1.1: Nilai Kinerja Guru Biologi Dalam Pembelajaran Pra Siklus
No Inisial Guru
Berdasarkan tabel di atas, nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran
12
berkualitas, maka kinerja guru biologi harus dalam kategori baik ataupun sangat
baik. Penjelasan di atas sesuai dengan pendapat Supardi (2013:19), kinerja guru
merupakan kemampuan dan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran. Kemampuan guru merupakan faktor penting untuk menunjang
keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dari beberapa deskriptor yang terdapat pada perangkat pembelajaran,
penampilan guru mengajar di kelas dan kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh
guru, maka peneliti melakukan analisis. Hasil analisis, selanjutnya peneliti
mengelompokkan kekurangan tersebut ke dalam tiga bagian yaitu: (1) dalam
merencanakan proses pembelajaran ternyata: (a) guru belum menyusun bahan
belajar/materi pelajaran secara runtun dan sistematis, (b) bahan belajar belum
disesuaikan dengan karakter siswa, (c) penetapan metode pembelajaran belum
berdasarkan karakteristik siswa, (d) memilih media pembelajaran sesuai dengan
standar dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses; (2) dalam
melaksanakan proses pembelajaran : (a) guru belum menyampaikan acuan, tujuan,
dan kompetensi pembelajaran yang akan diberikan dan rencana kegiatannya, (b)
guru belum menyajikan bahan belajar/materi pelajaran (teks book) dengan tahap
yang direncanakan, (c) guru belum menggunakan metode/strategi pembelajaran di
kelas sesuai dengan materi yang diajarkan pada saat itu hanya menggunakan
metode ceramah, (d) guru belum menggunakan media pembelajaran dan hanya
menggunakan media papan tulis, (e) guru belum memberikan kesimpulan
kegiatan pembelajaran dan menginformasikan materi pelajaran yang akan
13
pengayaan; (3) dalam menilai hasil proses pembelajaran guru belum melakukan
pengolahan dan menganalisa hasil penilaian karena kekurangfahaman mereka
akan fungsi dari penilaian hasil proses pembelajaran tersebut.
Supervisor belum melaksanakan tugasnya secara rutin dan sistematis
melaksanakan supervisi akademik maupun klinis dalam rangka meningkatkan
kinerja (performance) guru biologi dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka
sebab kehadiran supervisor mulai awal bulan Juli sampai akhir September 2013
hanya satu kali (peneliti melihat daftar kunjungan supervisor di SMA Negeri 1
Tukka).
Berangkat dari data awal hasil kunjungan kelas dan observasi kelas di atas,
di mana guru mata pelajaran biologi menunjukkan kekurangfahaman akan
kinerjanya dalam mengelola proses pembelajaran walaupun guru tersebut sudah
merasa sebisa mungkin meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya
sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil proses pembelajaran
sehingga menghasilkan layanan belajar yang berkualitas pada peserta didik, maka
untuk mencapai tujuan tersebut sangat perlu dilaksanakan suatu layanan
bimbingan profesional dari supervisor dengan melalui supervisi akademik melalui
pendekatan supervisi klinis. Salah satu fungsi supervisi akademik adalah
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses
belajar peserta didik yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik
pula.
14
bertujuan untuk membantu mengembangkan profesional guru dalam penampilan
mengajar berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai
pegangan untuk perubahan tingkah laku tersebut. Supervisi klinis dilaksanakan
untuk membantu guru mengatasi kesulitannya dalam mengajar sehingga ada
upaya perbaikan pengajaran di kelas dan meningkatkan kinerja (performance)
guru. Sagala (2009:246) mengatakan, dengan demikan melalui supervisi klinis
diharapkan jurang yang tajam antara “perilaku nyata” dengan “perilaku ideal”
para guru dapat diperkecil terutama dalam peningkatan kualitas dan kemampuan
guru.
Supervisi klinis adalah bantuan profesional yang diberikan oleh supervisor
untuk mendiagnostik kelemahan atau kekurangan guru dalam mengelola proses
pembelajaran, meningkatkan kinerja (performance) guru dalam mengelola proses
pembelajaran sehingga guru mampu mengatasi setiap kekurangan ataupun
kesulitan yang dialaminya dalam pengeloaan proses pembelajaran tersebut, pada
akhirnya terjadi peningkatan layanan belajar pada peserta didik.
Dengan demikian supervisi klinis yang juga disebut supervisi kelas
merupakan suatu bentuk bimbingan atau bantuan profesional yang diberikan oleh
supervisor kepada guru berdasarkan kebutuhan guru melalui siklus yang
sistematis melalui pertemuan awal, observasi mengajar guru di kelas secara
cermat, dan refleksi yang bertujuan meningkatkan proses pembelajaran.
Pemikiran untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan
pendekatan supervisi klinis terhadap kinerja pembelajaran guru biologi SMA
15
dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai
hasil proses pembelajaran, didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh:
(1) Dwi Iriani dengan judul “Pengembangan Supervisi Klinis untuk
Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar guru”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada studi awal pemahaman kepala sekolah terhadap
supervisi klinis kurang baik, setelah penelitian berkembang menjadi sangat baik
dan mampu melaksanakan supervisi klinis secara tepat, sehingga kesulitan dalam
menggunakan keterampilan dasar mengajar dapat diperbaiki. (2) Musriadi dan
Agus Juamidi dengan judul “Pelaksanaan Supervisi Klinis Dalam Meningkatkan
profesional Guru Pada SMA Negeri 1 Ingin Jaya Kab. Aceh Besar”. Hasil
penelitian memberi kesimpulan bahwa program supervisi klinis yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah mampu meningkatkan
profesional dan kemampuan akademik guru (penyusunan program pengajaran,
pelaksanaan program pengajaran serta evaluasi hasil proses belajar) dan dapat
dilakukan dengan kegiatan kelompok, kegiatan belajar individual guru. (3) Luh
Amani, Nyoman Dantes, Wayan Lasmawan dengan judul “Implementasi
Supervisi Klinis Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Guru Mengelola
Proses Pembelajaran Pada Guru SD Se-Gugus VII Kecamatan Sawan” e-Jurnal
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan
Dasar (Volume 3 Tahun 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi supervisi klinis mampu meningkatkan kemampuan guru dalam
mengelola proses pembelajaran. (3) Penelitian yang dilakukan oleh yang
16
Pengawas Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru SMP
Negeri 1 Bengkayang”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan
supervisi akademik di SMP Negeri 1 Bengkayang dinilai dapat meningkatkan
kinerja atau profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran. (4)
Penelitian yang dilakukan oleh Alimin Aslan dengan judul “Pengaruh Supervisi
Akademik Terhadap Kinerja Guru dan Pencapaian Kompetensi Siswa Di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Kabupaten Ogan Komeing Ilir (OKI)”. Hasil penelitian
menyimpulkan supervisi akademik berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja guru, serta berdampak pada pencapaian kompetensi siswa.
1.2 Identifikasi Masalah
Banyak variabel yang berhubungan dengan kinerja guru mata pelajaran
biologi dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
menilai (mengevaluasi) hasil proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah yang
berhubungan dengan kinerja guru mata pelajaran biologi dalam pembelajaran
antara lain: (1) apakah kompetensi pedagogik berhubungan dengan kinerja guru
biologi dalam pembelajaran yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil
proses pembelajaran? (2) apakah kompetensi sosial berhubungan dengan kinerja
guru mata pelajaran biologi dalam pembelajaran yaitu merencanakan,
melaksanakan, dan menilai hasil proses pembelajaran? (3) apakah kompetensi
profesional berhubungan dengan kinerja guru mata pelajaran biologi dalam
pembelajaran yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil proses
17
mata pelajaran biologi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil
proses pembelajaran? (5) apakah guru profesional akan menjadi guru yang
berkinerja tinggi? (6) apakah supervisi klinis yang dilaksanakan oleh supervisor
berhubungan dengan kinerja guru mata pelajaran biologi dalam pembelajaran
yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil proses pembelajaran?
1.3 Pembatasan Masalah
Peneliti sangat menyadari bahwa banyak faktor yang memengaruhi kinerja
guru dalam pembelajaran, sehingga perlu pembatasan masalah. Dalam penelitian
tindakan ini mengingat keterbatasan dana, waktu, kemampuan peneliti sendiri,
maka masalah dibatasi pada faktor kinerja guru mata pelajaran biologi dalam
pembelajaran yang dimaksudkan adalah: merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan menilai (mengevaluasi) hasil proses
pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten
Tapanuli Tengah melalui supervisi klinis.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
di atas, maka masalah pokok dalam penelitian tindakan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
“ Apakah supervisi klinis dapat meningkatkan kinerja guru biologi dalam
pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten
18
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas sebagaimana telah dijelaskan
dalam bagian pendahuluan maka tujuan penelitian tindakan ini adalah:
1. untuk mengetahui kinerja guru mata pelajaran biologi dalam pembelajaran di
SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori Kabupaten Tapanuli
Tengah setelah memperoleh pembinaan melalui supervisi klinis.
2. untuk mengetahui peningkatan kinerja guru mata pelajaran biologi dalam
pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori
Kabupaten Tapanuli Tengah.
1.6Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis:
a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya supervisi
akademik dengan pendekatan supervisi klinis oleh pengawas sekolah
meningkatkan kinerja pembelajaran guru biologi dalam merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan penilaian
terhadap hasil proses pembelajaran.
b. Hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti
lain yang berminat untuk mendalami permasalahan yang sama sebagai
penelitian lanjutan.
2. Secara Praktis:
a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi guru untuk dapat
meningkatkan kompetensinya dan kinerjanya khususnya dalam
19
melakukan penilaian terhadap hasil proses pembelajaran.
b. Sebagai bahan masukan kepada pengawas sekolah untuk meningkatkan
kinerjanya dalam melakukan supervisi dan bimbingan kepada guru
169
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tindakan dan pembahasan hasil
penelitian seperti yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh beberapa
simpulan sebagai berikut:
1. Pada pra siklus rata-rata nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran yaitu
merencanakan pembelajaran adalah 68,7 kategori cukup, melaksanakan
pembelajaran adalah 65,6 kategori cukup dan menilai hasil proses
pembelajaran adalah 68,7 kategori cukup.
2. Pada siklus pertama rata-rata nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran
yaitu merencanakan pembelajaran adalah 74,3 kategori cukup, melaksanakan
pembelajaran adalah 74,2 kategori cukup, dan menilai hasil proses
pembelajaran adalah 75 kategori baik.
3. Pada siklus kedua rata-rata nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran
yaitu merencanakan pembelajaran adalah 95 kategori sangat baik,
melaksanakan pembelajaran adalah 96,6 kategori sangat baik, dan menilai
hasil proses pembelajaran adalah 98,75 kategori sangat baik.
4. Rata-rata nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran mulai dari pra siklus,
siklus pertama, dan selanjutnya siklus kedua yaitu merencanakan
170
78,8 kategori baik, dan menilai hasil proses pembelajaran adalah 80,8
kategori baik. Semuanya telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan yang
telah ditetapkan.
5. Supervisor yang melaksanakan penelitian, melakukan tahapan supervisi klinis
dengan nilai rata-rata 100 kategori sangat baik sesuai dengan penilaian
observer supervisor.
6. Hasil penelitian tindakan ini menjelaskan supervisi klinis dapat meningkatkan
kinerja guru biologi dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka dan SMA
Negeri 1 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah.
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas sudah terbukti bahwa supervisi klinis
dapat meningkatkan kinerja guru mata pelajaran biologi dalam pembelajaran.
Oleh karena itu implikasi penelitian ini adalah:
1. Supervisi klinis perlu diterapkan oleh supervisor untuk meningkatkan kinerja
guru dalam pembelajaran yaitu bagaimana merencanakan, melaksanakan, dan
menilai hasil proses pembelajaran. Supervisi klinis merupakan supervisi
dengan pendekatan khusus dan efektif yang dilaksanakan oleh supervisor
dengan memberikan pengarahan/bimbingan dan perhatian dengan
tahapan-tahapan yang sistematis dan objektif yaitu pertemuan awal, observasi
mengajar, dan refleksi dan balikan untuk mendiagnosis kelemahan ataupun
kesulitan guru dalam mengelola proses pembelajaran sehingga terjadi
171
Artinya supervisi klinis mampu meningkatkan kinerja guru dalam
pembelajaran bagaimana menyusun silabus dan RPP, menerapkan
strategi/metoda pembelajaran yang tepat, penyusunan dan penguasaan
materi/bahan ajar, pengelolaan kelas, penggunaan media pembelajaran dan
melakukan evaluasi hasil pembelajaran. Supervisor yang melakukan supervisi
klinis harus mampu menciptakan hubungan yang baik, keakraban, objektif
dan yang bersifat kolegial dengan guru dengan standar kualitas yang tinggi
sehingga mampu mengembangkan motivasi, mengubah perilaku dalam
pelaksanaan tugasnya. Aspek perilaku guru yang bertanggung jawab akan
memengaruhi kinerja dalam mengelola proses pembelajaran sehingga
memberikan layanan belajar yang berkualitas pada peserta didik. Supervisi
klinis yang baik harus dilakukan dengan objektif pada saat mengobservasi
dan menganalisa penampilan guru mengajar, memberikan umpan balik,
tanggapan, saran serta nasehat sehingga guru mampu keluar dan mengatasi
kesulitannya sendiri dalam setiap proses pembelajaran.
Untuk mampu melaksanakan supervisi klinis secara tepat dan terarah serta
dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran, supervisor harus
memiliki dan menguasai kompetensi pengawas sekolah sesuai standar
kompetensi yang dipersyaratkan salah satunya adalah kompetensi supervisi
akademik.
2. Banyak faktor yang memengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran.
Supervisi klinis oleh supervisor merupakan faktor eksternal yang
172
internal merupakan faktor yang tinggi dan positif untuk meningkatkan
kinerja guru dalam pembelajaran. Guru yang memiliki kompetensi tinggi
akan terdorong oleh motivasi internal guru untuk mau berperilaku dan bekerja
dengan giat dan baik (kesadaran sendiri) untuk melaksanakan tugas
keprofesiannya sebagai seorang guru (guru yang berkinerja tinggi). Oleh
karenanya, guru-guru yang berkinerja tinggi dan berprestasi kiranya
diberikan penghargaan ataupun peningkatan karier. Peran supervisor sangat
penting untuk melakukan supervisi klinis secara kontinu dalam membina,
membimbing dan memberikan bantuan profesional kepada guru yang
mengalami kesulitan atau kekurangan dalam proses pembelajaran. Melalui
layanan supervisi klinis oleh supervisor dengan kemampuan yang dimilikinya
guru berhasil mengatasinya dan meningkatkan kinerjanya.
5.3 Saran-saran
Mengacu pada hasil penelitian tindakan di atas, maka perlu disarankan
hal-hal sebagai berikut:
1. Supervisor Kabupaten Tapanuli Tengah untuk meningkatkan kinerja
guru-guru binaannya dalam proses pembelajaran agar melakukan supervisi klinis
sebab supervisi klinis merupakan layanan dan bimbingan dengan pendekatan
khusus dan efektif untuk mendiagnosis kelemahan ataupun kesulitan guru
dalam mengelola pembelajaran, memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru
dengan tahapan-tahapan yang sistematis dan pelaksanaannya harus bersifat
173
2. Untuk menunjang pelaksanaan tugas kepengawasannya melakukan supervisi
akademik dan manajerial, supervisor Kabupaten Tapanuli Tengah perlu
menguasai standar kompetensi sesuai yang telah ditetapkan.
3. Untuk menghasilkan layanan pembelajaran yang berkualitas, guru-guru
hendaknya meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran yang
menjadi tugas pokok dan tanggungjawabnya.
4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah agar melakukan
pelatihan pelaksanaan supervisi klinis kepada para supervisor (pengawas
sekolah) untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya tentang
supervisi klinis dengan mengundang narasumber yang berkompeten.
5. Kepada peneliti yang lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu
rujukan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam kembali terutama
yang berhungan dengan supervisi klinis dan kinerja guru.
174
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Aslan, A. 2013. Pengaruh Supervisi Akademik Terhadap Kinerja Guru dan Pencapaian Kompetensi Siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Ogan Komeing Ilir (OKI). (online), (http%3A0/22Fblog.binadarma.acid%2Fmagister_manajemen%2Fwp-conten, diakses tanggal 10 Sepetember 2013).
Amani, L., Danthes, N. & Lasmawan, W. 2003. Implementasi Supervisi Klinis Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Guru Mengelola Proses Pembelajaran Pada Guru SD Se-Gugus VII Kecamatan Sawan. E-Jurnal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar,vol.3.
Armstrong, M. and Baron, A. 1998. Performance Management – The New Realities. London: Institute of Personnel and Development.
Barinto, 2012. Hubungan Kompetensi Guru dan Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Se Kecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal Tabularasa PPs UNIMED. 9 (2): 201.
Barnadib, Imam. 1996. Dasar-dasar Kependidikan (Memahami Makna dan Perspektif Beberapa Teori Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Bernardin, H.J. and Russel, J.E.A. 1998. Human Resource Management 2nd Edition – An Experiental Approach. Singapore: McGraw-Hill.
Coulter, M and Robbins, P. S. 2007. Management (ninth edition). New Jersey: Prentice Hall.
Dalawi, dkk. 2013. Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru SMP Negeri 1 Bengkayang. (online), (http://www.google.com/search?q jurnal diakses tanggal 10 September 2013).
175
Danim, S. 2011. Pengembangan Profesi Guru (Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke Profesional Madani). Jakarta: Kencana
Danthes, Nyoman. 2008. Supervisi Akademik Dalam Kaitannya Dengan Penjaminan Mutu Pendidikan. Makalah Disampaikan Pada Pelatihan Kepengawasan Para Guru Agama, Kodya Denpasar, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, 19 April.
Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
_________. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
_________. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tentang Standar Nasional
_________.2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas
Depdikbud. 2010. Supervisi Akademik Materi Pelatihan Pengawas Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
__________2010. Supervisi Akademik Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Fathurrohman, P dan Suryana, A. 2011. Supervisi Pendidikan ( Dalam Pengembangan Proses Pembelajaran). Bandung: Refika Aditama.
Gibson, James I, Jhon M. Ivancevich and James H Donelly, Jr. 1994. Organisasi : Perilaku, Struktur, dan Proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryono, Amir, H. 1988. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
176
Hoy, K, Wayne and Forsyth, B, Patrick. 1986. Effective Supervision Theory Into Practice (first edition).New York: Random House.
Idrus, Ali. 2009. Manajemen Pendidikan Global (Visi, Aksi & Adaptasi). Jakarta: Gaung Persada.
Iriani, Dwi. 2008. Pengembangan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Guru. Didaktika, (online), vol. 2 NO.1, (http://google.com/search?q=yahoo indonesia jurnal didaktika diakses tanggal 17 Sepetember 2013).
Kadarisman, M. 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grafindo Persada.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
LAN, 1992. Penilaian Kinerja Pegawai, Jakarta: LAN
Lunenburg, Fred, C. And Ornstein, Allan, C. 2000. Educational Administration (Concepts and Practices). USA: Wadsworth. Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Prabu Anwar. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.
Muslim, Sri Banum. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.
Muslim, Sri Banum, 2010. Persinggungan Antara Tugas Supervisi Dengan Tugas-tugas Administrasi Kurikulum dan Pengajaran. Formasi Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. 17 (1): 41.
Musriadi dan Juamidi, Agus. 2011. Pelaksanaan Supervisi Klinis Dalam Meningkatkan Profesional Guru Pada SMA Negeri 1 Ingin Jaya Kab. Aceh Besar. Pendidikan Serambi Mekkah, (online), vol.10 NO.1, (http://www.google Ykpk E3ijwYEcPdrQ, diakses tanggal 17 September 2013).
Mulyasa, E. 2012. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
177
Instruction.New Jersey USA: Prentice-Hall.
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.
Presiden RI. 2005. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
__________ 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Rivai, dan Basri. 2005. Performance Appraisal Sistem yang tepat untuk menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. And Judge Timothy A. 2009. Perilaku Organisasi (Terjemahan oleh Diana Angelica,dkk). Jakarta: Salemba Empat.
Riyanto, Yatim, 2012. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualita. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Rusman, 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Grafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2007. Desain Organisasi Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Bandung: Alfabeta
.2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung:Alfabeta.
.2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
___________. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta.
____________.2012. Konsep dan Makna Pembelajaran ( Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar). Bandung: Alfabeta
178
____________.2013. Memahami Organisasi Pendidikan (Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan.Bandung: Alfabeta.
Sahertian, Piet, A. 2008. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sartika, Ikke Dewi. 1999. Mutu Total STPDN “ Kontribusi Budaya Organisasi Yang Berorientasi Manajemen Mutu Total, Kepuasan Kerja dan Tahapan
Mutu Terhadap Kinerja Pengelola Dosen Tetap STPDN”. Disertasi tidak Diterbitkan. Bandung: FBS IKIP Bandung.
Sergiovanni, T. J. Dan Starrat, R. J. 2007. Supervision A Redefinition. New York: McGraw-Hill.
Siagian, Sondang, P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara.
Sipayung, Yeddi, E. 2012. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja guru. Manajemen Pendidikan Indonesia, 1(4):111.
Sudjana, Nana. 2011. Supervisi Pendidikan (konsep dan aplikasinya bagi pengawas sekolah). Cikarang Bekasi: Binamitra Publishing.
_____________ . 2012. Pengawas Dan Kepengawasan (Memahami Tugas Pokok, Fungsi, Peran dan Tanggung Jawab Pengawas sekolah. Cikarang Bekasi: Binamitra Publishing.
. 2012. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Berbasis penelitian Tindakan. Cikarang Bekasi: Binamitra Publishing.
______________. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Suprihanto, J. 1996. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Guru, Yogyakarta: BPFE.
Sujana, N dan Dharma, S. 2013. Menyusun Program Kepengawasan Panduan bagi Pengawas Sekolah. Jakarta: Binamitra Publishing.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
179
Suharjo, D. 2003. Metodologi Penelitian dan Penulisan Laporan Ilmiah. Yogyakarta: UII Press.
Supardi, 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sutrisno, Edi. 2011. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.
Tilaar, H. A. R. and Nugroho, Riant. 2009. Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Usman, Husaini. 2011. Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.
Wiles, Kimball, dan Lovell, John. T. 1983. Supervision For Better Schools fifth edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.