• Tidak ada hasil yang ditemukan

D O K U M E N R P I 2 J M B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D O K U M E N R P I 2 J M B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan dalam bidang pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibiltas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai.

Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur

PENDAHULUAN

BAB

(2)

permukiman di Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di Indonesia saat ini, dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang Provinsi Banten , dalam mengemban tugasnya dalam mendukung program pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) bidang Cipta Karya. RPI2JM ini dikembangkan sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Serang dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Serang dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat.

1.2 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPI2JM

Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPI2JM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunaninfrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sectoradalah RPI2JM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman,Pengembangan Permukiman, dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun maksud dari multi stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut dilibatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPI2JM sesuai kewenangandan peranannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPI2JM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha.

(3)

Sedangkan maksud dari multi-pendanaan adalah sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPI2JM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat.RPI2JM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi.Sebagai dokumen teknis, RPI2JM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPI2JM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga da pat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, makapembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan.RPI2JM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra OPD,namun RPI2JM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang CiptaKarya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah.

RPI2JM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat nasional maupun daerah.Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, danRTRW Kabupaten/Kota.Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMDProvinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota.Disamping itu, RPI2JM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah.

Gambar 1.1

Kedudukan RPI2JM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dokumen sektoral ini

(4)

terintegrasi dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala kota/kabupaten.

Selanjutnya, RP2KP ini akan diturunkan ke dalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kawasan. RPI2JM perlu mempertimbangkan dokumen-dokumen teknis ini sehingga perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu.

Gambar 1.2

Keterkaitan RTRW, RP2KP , RPI2JM dan KSPD

1.3 KETERKAITAN RPI2JM DENGAN RPI2JM BIDANG PU

Perkembangan isu dan lingkungan strategis, baik nasional maupun global serta upaya menjaring masukan dari pemerintah daerah, diperlukan penajaman RPI2JM. Yakni RPI2JM melalui penyempurnaan pedoman penyusunan Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM). Proses penajaman RPI2JM dilakukan secara top down dan bottom updengan menjaring masukan dari pemerintah daerah sebagai pelaku/instansi RPI2JM di daerah. Antara top down dan bottom up tersebut harus ada titik temu.

Di sisi lain, saat ini juga tengah Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) oleh Kementerian Pekerjaan Umum. RPI2JM tersebut akan mencakup semua sektor infrastruktur termasuk infrastruktur permukiman. Selain itu, RPI2JM bidang Cipta Karya juga mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Daerah (RPJMN dan RPJMD).

(5)

RPI2JM bidang Cipta Karya diperlukan untuk beberapa tujuan yaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitaspenyelenggaraan pembangunan di daerah. RPI2JM juga berungsi untuk mewujudkan hasil pembangunan yang lebih optimal melalui perencanaan pembangunan infrastruktur terpadudansebagai dokumen kelayakan kerjasama programdan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya di daerah antara Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Kab/kota.

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud RPI2JM yaitu untuk mewujudkan kemandirian penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuan pembangunan nasional.

Sedangkan tujuan RPI2JM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, maupun sumber pendanaan lainnya dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sector Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase).

(6)

1.5 PRINSIP PENYUSUNAN RPI2JM

Prinsip dasar RPI2JM secara sederhana adalah:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM maupun pada saat pelaksanaan program.

5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. RPI2JM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnya diperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantum di dalam dokumen RPI2JM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yang mutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah.

(7)

1.6

MUATAN DOKUMEN RPI2JM

Secara substansi muatan RPI2JM Kabupaten/Kota terdiri 13 (tiga belas) bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2JM BAB IV PROFIL KABUPATEN/KOTA

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA BAB VI ASPEK TEKNIS PERSEKTOR

BAB VII KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA

BAB XI MATRIKS RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) KABUPATEN/KOTA

1.7 MEKANISME PENYUSUNAN RPI2JM

1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2JM

A. Unit Pelaksanaan di Pusat dan Daerah

Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina.Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2JM.

Di dalam mekanisme penyusunanan RPI2JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2JM/Randal yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil) yang terdiri dari Kasubdit Program dan

(8)

Anggaran (Korwil Sumatera), Kasubdit Evaluasi Kinerja (Korwil Jawa), Kasubdit Kerjasama Luar Negeri (Korwil Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara), Kasubdit Data dan Informasi (Korwil Sulawesi), serta Kasubdit Kebijakan dan Strategi (Korwil Maluku dan Papua), sesuai dengan SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2JM.Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, OPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi. Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2JM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, OPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Adapun keterkaitan organisasi dalam penyusun RPI2JM tercermin pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.3

(9)

B. Tugas dan Tanggung Jawab Satgas Randal Pusat, Satgas RPI2JM Provinsi, dan Satgas RPI2JM Kabupaten Serang .

Setiap tingkatan Satgas RPI2JM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012.Berdasarkan SK tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai Pembina dengan melakukan fungsi pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota. Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan tanggung jawabnya yaitu:

1. Tim Pengarah

a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya; dan

b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar Kementerian PU.

2. Kepala Satuan Tugas

a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya;

b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang Cipta Karya;

c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan program Bidang Cipta Karya;dan

d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia Randal Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan pengendalian program di Bidang Cipta Karya.

3. Koordinator Wilayah

a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota melalui Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program Bidang Cipta Karya;

(10)

b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya di daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup kemungkinan bagi Kabupaten/Kota;

c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yaitu RPI2JM, Memorandum Program, RP2KP , SSK, RISPAM, dan RTBL;

d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten/Kota;

e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program Bidang Cipta Karya tahun 2015 yang terpadu dengan berbagai sumber pendanaan dan berbasiskan pada RPI2JM Kabupaten/Kota;

f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPI2JM Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;

g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternative sumber pembiayaan Cipta Karya seperti CSR, PHLN, dll;

h. Memonitoring dan mengevaluasi terhadap penyempurnaan/pemuktahiran dokumen – dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota;

i. Membina dan mendampingi Provinsi dalam mengevaluasi tahunan dari pelaksanaan program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan

j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat.

4. Sekretariat

a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan Pengendalian;

(11)

b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya;

c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu member wadah pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal;

d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota;

e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya;

f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang Cipta Karya kepada Randal Provinsi dan termasuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;

g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas dan Koordinator Wilayah;

h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau yang sudah terlaksana; dan

i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal Pusat dan Koordinator Wilayah.

Satgas RPI2JM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan pendampingan penyusunan RPI2JM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya. Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan tim sekretariat. Adapun tugas dari masing – masing tim tersebut yaitu:

1. Tim Pengarah

a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya Daerah Kota/Kabupaten/Propinsi;

(12)

b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi mitra kerjasama di dalam dan di Propinsi

c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah Kota/Kabupaten,dan Propinsi; dan

d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi.

2. Tim Pelaksana

a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten;

b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat Kota dan Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPI2JM di tingkat Kota dan Kabupaten;

c. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten yang akan dihasilkan dari proses pendampingan ini;

d. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus pendampingan RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten.

3. Tim Sekretariat

a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistic pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana;

b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPI2JM Kota/Kabupaten; dan

c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana.

Peran Satgas RPI2JM Kabupaten Serang pada dasarnya adalah sebagai perumus dokumen RPI2JM.Pembentukan Satgas Penyusunan RPI2JM Kabupaten Serang ditetapkan oleh Keputusan Bupati. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, Satgas tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu:

(13)

1. Pengarah

a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kabupaten Serang;

b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi terkait mitra kerjasama; dan

c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kabupaten Serang 2. Pelaksana

a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI2JM Daerah Kabupaten Serang;

b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat Kabupaten Serang;

c. Menyusun RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya;

d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2JM Kabupaten Serang yang akan dihasilkan dari proses pendampingan;

e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus Pendampingan RPI2JM Kabupaten Serang

3. Sekretariat

a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan Pelaksana; b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan RPI2JM Daerah Kabupaten Serang dan

c. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana.

Adapun SK Kabupaten Serang yang menjadi dasar pembentukan Satgas RPI2JM Kabupaten Serang adalah seperti gambar 1.4.

(14)

1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2JM

Dalam penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumenperencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunanyang dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPI2JM juga mengacu pada dokumen perencanaan teknis bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK,RTBL, dan dokumen Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan wilayah.

Keseluruhan rencana teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam StrategiPembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (RP2KP ). RP2KP inimemberikan arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman,sedangkan RPI2JM merupakan penjabaran program dari strategi tersebut.Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana,dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap sektor.

Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu strategis yang dapatberpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksistinginfrastruktur permukiman, permasalahan yang menghambat, serta tantangan kedepan. Setelah itu, dilakukan analisis kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikandengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul program-programpembangunan sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut.

Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang telahteridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatandalam bentuk rencana program dan investasi sektoral.Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan RPI2JMKabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaanserta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial.Analisis keuangan daerahdimaksudkan untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumberpendanaan keuangan daerah dalam investasi pembangunan jangka menengah.Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis keorganisasian, tata laksana, dansumber daya manusia dalam implementasi RPI2JM, dan analisis perlindunganlingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi lingkungan dan sosial sepertidiperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat.

(15)

Gambar 1.4

Langkah Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya RPI2JM dirumuskan oleh Satgas tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian direview oleh Satgas tingkat provinsi dan pusat.Adapun, skema koordinasi dalam RPI2JM dapat terlihat pada gambar dibawah ini.

(16)

Gambar 1.5

Skema Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota

Adapun alur kegiatan penyusunan RPI2JM yang dilakukan pada setiap tingkatan Satgas adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Draft I RPI2JM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota) Penyusunan RPI2JM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, dalam perumusan Draft I RPI2JM ini perlu mengundang tokoh masyarakat setempat, dunia usaha dan organisasi berbasis komunitas.

2. Penyusunan Draft II RPI2JM (tingkat Satgas Provinsi) Di tingkat provinsi, satgas provinsi akan melakukan penilaian kelengkapan dokumen RPI2JM dan memberikan masukan terutama terkait dengan keterpaduan infrastruktur permukiman berskala regional. Pembahasan Draft II ini perlu mengikutsertakan unsur akademisi, asosiasi profesi, dan pemerintah kabupaten/ kota yang berbatasan.

3. Penyusunan Draft Final RPI2JM (tingkat Satgas Pusat) Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun pemerintah kabupaten/kota. Setelah melakukan review, maka akan dilakukan pembahasan yang melibatkan direktorat sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya untuk memadukan program dan investasi dalam RPI2JM dengan upaya pencapaian sasaran nasional.

4. Penyusunan RPI2JM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota) Setelah direvisi, maka Satgas Kabupaten/Kota melakukan finalisasi dan legalisasi dokumen RPI2JM setelah mendapat persetujuan Bupati/Walikota.

(17)

1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2JM

Dokumen RPI2JM kabupaten/kota.Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metodeskoring, dimana masing – masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya.Indikator Penilaian Dokumen RPI2JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

1. Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPI2JM.

2. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen pendukung RPI2JM seperti RTRW, RPJMD, KSPD, RP2KP serta dokumen sektoral lainnya.

3. Kelayakan Program

Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sector pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

4. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

5. Kelayakan Pendanaan

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program / kegiatan RPI2JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

6. Kelayakan Kelembagaan

Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2JM di daerah.

(18)

7. Matriks Program

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program yang tertuang dalam RPI2JM.

Tabel 1.1

Penilaian Dokumen RPI2JM Kabupaten Serang

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max Kab/Kota

KELENGKAPAN DOKUMEN 13,00 -

A LEGALISASI 1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,00

2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2,00

B OUTLINE DOKUMEN

1 Pendahuluan 1,00

2 Profil Kabupaten Serang 1,00

3 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota 1,00

4 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 1,00

5 Perlindungan Lingkungan dan Sosial 1,00

6 Aspek Pembiayaan 1,00

7 Aspek Kelembagaan 1,00

8 Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2,00

KELAYAKAN RENCANA (14) 14,00 -

C

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA DAN KAWASAN

1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota 2,00 Ada

2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2,00 Ada

3 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 2,00 Ada

4 Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) 2,00 Ada

5 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 2,00 Ada

6 Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaaan (RP2KP ) Kabupaten/Kota 2,00 Ada

7 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 2,00 Ada

KELAYAKAN PROGRAM 42,00 - D RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1,00

2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 2,00

3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan

Permukiman 2,00

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,00

E RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PBL

1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1,00

2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,00

3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan

Lingkungan 2,00

(19)

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max Kab/Kota PLP

2 Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6,00 3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air

Limbah, Persampahan, Drainase) 6,00

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan,

Drainase) 6,00

G RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR SPAM

1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1,00

2 Analisis Kebutuhan Sektor Sistem Penyediaan Air Minum 2,00

3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Sistem Penyediaan Air

Minum 2,00

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,00

KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL 6,00 -

H PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

1 Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH) 3,00

2 Analisis Perlindungan Sosial 3,00

KELAYAKAN PENDANAAN 10,00 -

I ASPEK PEMBIAYAAN

1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 2,00

2 Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta,

Masyarakat) 2,00

3 Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 3,00

4 Strategi peningkatan Investasi bidang Cipta Karya 3,00

KELAYAKAN KELEMBAGAAN 9,00 -

J ASPEK KELEMBAGAAN

1 Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan SDM) 3,00 2 Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana, dan SDM) 3,00

3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 3,00

MATRIKS PROGRAM 6,00 - L MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

1 Durasi Perencanaan Jangka Menengah 5 tahun 2,00

2 Pengelompokkan Outputnya Sesuai Renstra DJCK Usulan Kegiatan Beserta 2,00 3 Telah memuat informasi sumber pembiayaan yang berasal dari APBN, APBD, Masyarakat dan Swasta 2,00

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur