• Tidak ada hasil yang ditemukan

Floribunda 5(4) KLASIFIKASI KULTIVAR JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Floribunda 5(4) KLASIFIKASI KULTIVAR JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE L.)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KLASIFIKASI KULTIVAR JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE L.)

Sarah Febriani1 & Alex Hartana2

1 Program Pasca Sarjana, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Indonesia

2Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Indonesia.

Email: ahartana301249@gmail.com

Sarah Febriani & Alex Hartana. 2016. The Classification of Cashew Cultivar (Anacardium occidentale L.).

Floribunda 5(4): 139–143. — Cashew is a tropical plant from South America including Bolivia, Brazil, E-cuador, Peru and now it is cultivated in many areas of Indonesia. The cashew cultivars released by the Indo-nesian Government were unknown to the farmers especially because the nomenclature system used is not in accordance with the International Code of Nomenclature for Cultivated Plants. Therefore, the purpose of this study was to classify cashew cultivars based on 8 characters consist of cashew apple, and nut observed collected from 52 cashew plants from Wonogiri (Central Java) and 66 cashew plants from Bantul (Yogyakarta) using Unweighted Pair Group Method with Average (UPGMA). Based on the dendogram pro-duced cashew cultivars were classified into 4 Groups, Anacardium Brambang Group, Anacardium Senja Group, Anacardium Lumut Group and Anacardium Pancawarna Group, the first three according names used by farmers.

Keywords: Anacardium, cashew, classification, cultivated plant.

Sarah Febriani & Alex Hartana. 2016. Klasifikasi Kultivar Jambu Mete (Anacardium occidentale L.).

Flori-bunda 5(4): 139–143. — Jambu mete merupakan tanaman pertanian tropik berasal dari Amerika Selatan

meliputi negara Bolivia, Brazil, Ecuador, dan Peru. Kultivar unggul jambu mete yang tercantum dalam SK Menteri Pertanian RI belum dikenal petani, apalagi karena sistem penamaan tanaman budi daya dalam Un-dang-undang No 29 tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 2004 tidak sejalan dengan Kode Internasional Tata Nama Tanaman Budi Daya 2009. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengklasifi-kasikan kultivar jambu mete berdasarkan 8 karakter organ buah semu, dan buah sejati yang diamati terhadap 52 contoh tanaman dari Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) dan 66 contoh tanaman dari Kabupaten Bantul (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang dikelompokkan dengan menggunakan metode UPGMA. Berdasarkan dendogram yang dihasilkan, jambu mete dikelompokkan menjadi 4 grup, yaitu Anacardium Grup Brambang,

Anacardium Grup Senja, Anacardium Grup Lumut dan Anacardium Grup Pancawarna tiga yang pertama

berdasarkan penamaan yang sudah dikenal dan dipakai petani.

Kata kunci: Anacardium, jambu mete, klasifikasi, tanaman budi daya.

Jambu mete (Anacardium occidentale L.) yang dikenal juga dengan nama jambu monyet, memiliki keunikan tersendiri pada buahnya. Buah jambu mete merupakan buah semu yang berasal dari tangkai buah yang membesar; warnanya ber-variasi dari merah, kuning, sampai hijau; menjan-tung sungsang. Bentuk buah semu tersebut men-jadi dasar pemberian nama marga Anacardium (Gledhill 2008). Adapun buah sejati jambu mete merupakan perkembangan bakal buah menjadi or-gan berbentuk ginjal, berwarna abu-abu dan biasa disebut kacang mete.

Jambu mete merupakan tanaman pertanian tropik berasal dari Amerika Selatan meliputi nega-ra Bolivia, Bnega-razil, Ecuador, dan Peru (Vavilov 1951; Hou 1978; Behrens 1998; Azam-Ali & Judge 2000). Benua Asia, Afrika, dan Amerika

Selatan merupakan kawasan utama yang mengem-bangkan penanaman jambu mete. Kawasan Asia terutama di India, Vietnam, dan Indonesia menjadi negara penghasil jambu mete terbesar (FBSPL 2014). Jambu mete banyak dibudidayakan di be-berapa daerah di Indonesia meliputi provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakar-ta, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan kepulauan Nusa Tenggara (IICB 2012).

Namun kultivar unggul jambu mete yang tercantum dalam SK Menteri Pertanian RI petani belum dikenal petani. Selain itu, sistem penamaan tanaman budi daya dalam Undang-undang No 29 tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 2004 tidak sejalan dengan Kode Internasio-nal Tata Nama Tanaman Budi Daya 2009 (ISHS 2009). Pengaturan tatanama tanaman budi daya

(2)

jambu mete belum dipahami oleh petani, pengolah kacang, maupun konsumen. Pengaturan tatanama tersebut perlu diketahui oleh berbagai pihak terkait dengan kultivar jambu mete Indonesia belum di-akui secara internasional. Klasifikasi tanaman budi daya perlu dilakukan sebagai awal standardisasi kultivar. Standardisasi kultivar diperlukan untuk memberikan suatu informasi yang pasti untuk me-ngenal ciri kultivar yang ada di pasaran dan juga dibutuhkan petani agar tidak ada kesalahan pena-naman bibit. Pengenalan ciri kultivar yang

Distinc-tive (berbeda), Uniform (seragam), Stability (stabil)

(DUS) diharapkan mampu memberikan informasi bagi produsen dan konsumen (Rifai 2010).

Untuk itu dilakukan penelitian mengklasifi-kasikan kelompok kultivar jambu mete berdasar-kan karakter yang mudah, praktis dan tidak me-nimbulkan kerancuan.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan sejak Februari 2013 hingga April 2014. Tanaman jambu mete diambil secara eksplorasi menggunakan metode

purposive sampling (Rugayah et al. 2004) di

Ka-bupaten Wonogiri Jawa Tengah yang meliputi em-pat kecamatan yaitu Ngadirojo, Sidoharjo, Jati-srono, dan Jatiroto serta kebun budi daya jambu mete Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yog-yakarta. Pengamatan morfologi dan karakterisasi spesimen dilakukan di Laboratorium Biologi

Tum-buhan Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan Bioteknologi Institut Pertanian Bogor (PPSHB IPB).

Bahan Tanaman

Sampel tanaman dari Kabupaten Wonogiri sebanyak 52 tanaman dan dari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul sebanyak 66 tanaman. Sampel tanaman diamati dan dikarakterisasi mengikuti deskriptor Cashew (Anacardium occidentale L.) (IBPGR 1986).

Metode

Keseluruhan sampel berjumlah 118 namun hanya 82 sampel yang digunakan untuk analasis lebih lanjut, hal ini dikarenakan dari faktor kelengkapan organ generatif sampel yang lengkap saja yang dipilih. Pengelompokan buah jambu mete dilakukan berdasarkan kemiripan 8 karakter (Tabel 1) dengan menggunakan metode UPGMA (Unweighted Pair Group Method with Arithmatic

Average) dengan koefisien kemiripan Simple Matching. Pengelompokan UPGMA berbentuk

dendogram dihasilkan dari analisis menggunakan program Numerical Taxonomy and Multivariate

System (NTSYS) versi 2.02 (Rohlf 1998).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengelompokan 82 sampel tanaman jambu mete dilakukan dengan 8 karakter praktis yang telah terpilih (Tabel 1).

Tabel 1. Karakter dan ciri-ciri yang digunakan dalam penyusunan kelompok dendogram

No Ciri Morfologi Sifat ciri dan skoring

1. Warna buah semu masak Kuning, kuning-hijau (0), kuning-jingga(1), jingga-merah (2) 2 Bentuk buah semu Menyilinder (0), mengerucut hingga membulat telur

sung-sang (1), membulat (2)

3 Permukaan buah semu Licin dan mengkilap (0), kasar dan kusam (1) 4 Ujung buah semu Mendatar (0), menyerong (1)

5 Aroma buah Tidak menyengat (0), menyengat (1) 6 Panggul kacang Membulat (0), menonjol (1)

7 Bentuk ujung buah sejati Membulat (0), antara (1)

8 Berat kacang. Ringan (3–4 g) : tidak ada (0), ada (1) Delapan puluh dua tanaman jambu mete

dikelompokan berdasarkan 8 karakter menge-lompok menjadi kemenge-lompok A dan B pada kemirip-an 68% (Gambar 1). Kelompok A mengelompok

berdasarkan kesamaan karakter permukaan kulit buah semu kasar dan kusam; ujung buah semu mendatar; bentuk buah semu mengerucut hingga membulat telur sungsang; dan aroma buah semu

(3)

Gambar 1. Dendogram 82 tanaman jambu mete dengan 8 karakter morfologi berdasarkan koefisien kemiri-pan Simple Matching dan metode UPGMA.

tidak menyengat. Kelompok B mengelompok ber-dasarkan kesamaan karakter permukaan buah semu licin dan mengkilap, dan panggul buah sejati men-onjol. Kemiripan 70% mengelompokkan jambu mete menjadi 4.

Kelompok I memiliki karakter bersama yaitu warna buah semu masak jingga kemerahan; per-mukaan buah semu kasar dan kusam; ujung buah semu mendatar; bentuk buah semu mengerucut hingga membulat telur sungsang; aroma buah ti-dak menyengat; dan panggul kacang menonjol. Kelompok II memiliki karakter warna buah semu masak kuning jingga; permukaan buah semu kasar dan kusam; ujung buah semu mendatar; bentuk buah semu mengerucut hingga membulat telur sungsang; aroma buah semu tidak menyengat;

ben-tuk ujung buah sejati membulat dan berat kacang ringan (3–6 g). Kelompok III memiliki karakter warna buah semu kuning kehijauan; ujung buah semu mendatar; permukaan buah semu licin dan mengkilap; bentuk buah semu mengerucut hingga membulat telur sungsang; aroma buah menyengat; panggul kacang membulat; panggul kacang me-nonjol; dan bentuk ujung buah sejati bersifat anta-ra. Semua anggota Kelompok IV memiliki karakter panggul kacang menonjol; dan bentuk ujung buah sejati membulat akan tetapi memiliki ketiga macam warna buah.

Hasil penelitian ini menunjukkan kesamaan dan perbedaan pola antara kelompok dari hasil penelitian dengan kelompok kultivar yang dikenal petani Bantul. Petani di Kabupaten Bantul

(4)

Yogya-Berikut merupakan kunci karakterisasi kelompok kultivar jambu mete berdasarkan hasil penelitian:

1a. Permukaan buah semu kasar dan kusam; buah semu masak jingga kemerahan; aroma buah tidak me-nyengat ... Anacardium Grup Brambang 1b. Permukaan buah semu licin dan mengkilap; buah semu masak kuning jingga; panggul kacang menonjol

... Anacardium Grup Senja 2a. Bentuk ujung buah sejati bersifat antara, warna buah semu kuning kehijauan, panggul kacang membulat ... Anacardium Grup Lumut 2b. Bentuk ujung buah sejati membulat; warna buah semu jingga kemerahan, kuning jingga, dan kuning

kehijauan; panggul kacang menonjol ... Anacardium Grup Pancawarna karta mengelompokkan kultivar jambu mete

ber-dasarkan warna buah semu pada saat masak. Petani mengenal jambu mete Brambang (dalam Bahasa Jawa berarti bawang merah) untuk buah semu berkulit semu merah, jambu mete Senja untuk buah semu berkulit kuning jingga dan jambu mete Lumut untuk buah semu berkulit kuning kehijauan. Kesesuaian pengelompokkan petani dan hasil penelitian ditunjukkan pada Kelompok I pada hasil penelitian termasuk dalam Anacardium Grup Brambang, kelompok II termasuk dalam

Anacardi-um Grup Senja, dan Kelompok III termasuk

da-lam Anacardium Grup Lumut. Pengelompokan petani tidak dapat diterapkan pada Kelompok IV, yang memiliki semua warna buah sehingga perlu diwadahi sebagai grup tersendiri yang diusulkan dengan nama Anacardium Grup Pancawarna yang berarti memiliki banyak warna.

Kultivar jambu mete ‘PK 36’ yang terdapat pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 64/ Kpts/SR.120/1/2004 memiliki karakter antara lain warna buah sejati abu-abu, warna buah semu kuning kemerahan dan bentuk buah semu lonjong

sehingga tergolong dalam Anacardium Grup Brambang. Kultivar jambu mete ‘Meteor YK’ ber-dasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 338/Kpts/Sr.120/3/2008 dicirikan memiliki karak-ter antara lain bentuk buah bulat segitiga, warna buah kulit masak merah mengkilap, dan warna buah sejati putih keabu-abuan. Akan tetapi, jambu mete ‘Meteor YK’ yang ditemukan di lapangan memiliki warna buah semu kuning jingga, sehing-ga termasuk dalam Anacardium Grup Senja. Perbedaan warna buah semu antara kultivar ‘Meteor YK’ di lapang dan SK terdapat beberapa kemungkinan antara lain kultivar tersebut me-miliki dua tipe warna buah semu. Kultivar ‘MR851’ berdasarkan Keputusan Menteri Perta-nian Nomor 63/Kpts/SR.120/1/2004 memiliki karakter warna buah semu kuning, bentuk buah semu lonjong dan warna buah sejati abu-abu se-hingga termasuk Anacardium Grup Lumut. Kulti-var jambu mete di Indonesia yang sangat banyak belum semuanya dapat dikelompokkan ke dalam grup di atas, hal ini dikarenakan terbatasnya infor-masi yang dapat diakses mengenai deskripsinya.

KESIMPULAN

Karakter terpilih yang praktis dan tidak menimbulkan kerancuan terdiri atas warna buah semu masak, bentuk buah semu, permukaan buah semu, ujung buah semu, aroma buah, panggul kacang, bentuk ujung buah sejati, dan berat kacang. Kepraktisan karakter diperlukan untuk mempermudah karakterisasi penamaan kultivar jambu mete di lapang. Pengelompokan sampel tanaman jambu mete berdasarkan dendogram dan dibandingkan dengan praktek yang dilakukan petani maka diusulkan Kelompok I Anacardium Grup Brambang, Kelompok II Anacardium Grup Senja, Kelompok III Anacardium Grup Lumut dan Kelompok IV Anacardium Grup Pancawarna. Kul-tivar unggul yang dikeluarkan oleh pemerintah

dapat dikelompokan ke dalam 4 grup tersebut se-hingga dapat menyederhanakan seluruh kultivar yang ada di Indonesia dan juga membantu petani dalam mengenal kultivar. Seyogianya perlu adanya pengkajian dan penyesuaian Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2004, Undang-Undang nomor 29 tahun 2000, dan Surat Keputusan pengeluaran kul-tivar dengan perkembangan klasifikasi tanaman budi daya internasional seperti yang diatur dalam Kode Internasional Tatanama Tanaman Budi Daya. Seyogianya perlu adanya pengkajian dan penyesu-aian Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2004, Undang-Undang nomor 29 tahun 2000, dan Surat Keputusan pengeluaran kultivar dengan perkem-bangan klasifikasi tanaman budi daya interna-sional seperti yang diatur dalam Kode Interna-sional Tata Nama Tanaman Budi Daya.

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mendanai penelitian ini melalui program Beasiswa Unggulan tahun 2012. Prof Mien Ahmad Rifai, PhD yang telah memberikan masukan dan bimbingan selama penelitian dan penulisan naskah. Kelompok tani Catur Makaryo Desa Wisata Ka-rang Tengah, dan Kelompok Giri Makmur 1, Ke-camatan Imogiri, Kabupaten Bantul Yogyakarta serta seluruh masyarakat dan petani kecil di Ka-bupaten Wonogiri yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Azam-Ali S & Judge E. 2000. The global cashew industry opportunities for small scale processors. In: Proceedings of the

Interna-tional workshop on cashew production and processing cashing in on cashew; 2000

November; Marawila, Sri Lanka (LK): 1–10. Behrens R. 1998. About the spacing of cashew nut

trees. In: Proceedings of International

Ca-shew and Coconut Conference. 1997 Feb. 17

–21; Dar es Salaam, Tanzania. Inggris (GB): Bio Hybrid International Limited: 48–52. [FBSPL] Foretell Business Solution Private

Lim-ited. 2014. Cashew Handbook 2014 Global Perspective. 4th edition. [diunduh 2015 November 18]. Tersedia pada www.cashew info.com.

Gledhill D. 2008. The Names of Plants. 4th ed. Cambridge University Press. Cambridge. UK. Tersedia pada: http://cambridge.

org/9780521866453.

Hou D. 1978. Anacardiaceae. In: CGGJ Van Steenis (ed.). Flora Malesiana Series 1. Volume 8. Netherlands (NL): Sijthoff & Noordhoff International Publishers Alphen Aan Den Rijn, The Netherlands: 420–421. [IBPGR] International Board for Plant Genetic

Resource. 1986. Cashew (Anacardium

occi-dentale L) Descriptors. Italia (IT): Food

Agriculture Organization of the United Nations (FAO).

[IICB] Indonesian Investment Coordinating Board. 2012. Komoditi Jambu Mete. http://regio-nalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/ commodityarea.php.[20 Februari 2013]. [ISHS] International Society For Horticultural

Science. 2009. International Code of Nomen

-clature for Cultivated Plants. 8th ed. ISHS,

Belgium, BE.

Rifai MA. 2010. Sudah siapkah bangsa Indonesia mengelasifikasikan tanaman budi dayanya?.

Podium AIPI. 1: 29–35.

Rohlf FJ. 1998. NTSYSpc, Numerical Taxonomy

and Multivariate Analysis System Version 2.0. User Guide. New York, U.S.: Applied

Biostatic Inc.

Rugayah, Retnowati A, Windadri FI & Hidayat A. 2004. Pengumpulan Data Taksonomi. In: Rugayah, Widjaja EA & Praptiwi (eds.). Pedoman Pengumpulan Data Keanekara-gaman Flora. Puslit Biologi-LIPI. Bogor-Indonesia. Pp: 5–42.

Vavilov NI. 1951. The Origin, Variation, Immunity

and Breeding of Cultivated Plants. New

York (US): The Ronald Press Company: 40– 43.

Gambar

Tabel 1. Karakter dan ciri-ciri yang digunakan dalam penyusunan kelompok dendogram
Gambar  1. Dendogram 82 tanaman jambu mete dengan 8 karakter morfologi berdasarkan koefisien kemiri- kemiri-pan Simple Matching dan metode UPGMA

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada tanggal 10 Maret 2019 pada Kantor Agraria dan Tata Ruang (ATR) / Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Soppeng ditemukan

E-Marketing juga dapat digunakan sebagai media untuk melaksanakan Relationship Marketing yang dapat diartikan sebagai usaha pengenalan produk atau jasa dari suatu perusahaan

Desa.Dukuhmojo Kec.Mojoagung Kab.Jombang, menunjukkan bahwa diantara 15 penderita asma, sebagian besar dari 15 orang yang merasa tidak enak badan sebelum dilakukan

terpidana telah menyesali perbuatan dan akan merubah sikafnya menjadi lebih baik. Dengan demikian pengawasan yang dilakukan, harus benar-benar berjalan dengan baik

P.. antar sektor, tingkat pendidikan, peran pemerintah, kontribusi swasta, jumlah nelayan, hasil produksi, biaya operasional, biaya tetap, keterjangkauan harga,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tekanan eksternal, komitmen manajemen, sistem pengendalian internal, akuntabilitas dan kompetensi sumber daya manusia

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan pengertian audit adalah suatu komunikasi yang dilakukan oleh pihak independen (auditor) kepada pihak manajemen perusahaan

bahwa penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2005 tentang