• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 Pola Bilangan, Barisan dan Deret

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 Pola Bilangan, Barisan dan Deret"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

Pola Bilangan, Barisan dan Deret

Amy Arimbi

PENDAHULUAN

Matematika adalah bahasa universal untuk menyajikan gagasan atau pengetahuan secara formal dan presisi sehingga tidak memungkinkan terjadinya multitafsir. Penyampaiannya adalah dengan membawa gagasan dan pengetahuan konkret ke bentuk abstrak melalui pendefinisian variabel dan parameter sesuai dengan yang ingin disajikan. Penyajian dalam bentuk abstrak melalui matematika akan mempermudah analisis dan evaluasi selanjutnya.

Permasalahan terkait gagasan dan pengetahuan yang disampaikan secara matematis akan dapat diselesaikan dengan prosedur formal matematika yang langkahnya sangat presisi dan tidak terbantahkan.Karenanya matematika berperan sebagai alat komunikasi formal paling efisien. Perlu kemampuan berpikir kritis-kreatif untuk menggunakan matematika seperti uraian diatas: menentukan variabel dan parameter,mencari keterkaitan antar variabel dan dengan parameter, membuat dan membuktikan rumusan matematika suatu gagasan, membuktikan kesetaraan antar beberapa rumusan matematika, menyelesaikan model abstrak yang terbentuk, dan mengkonkretkan nilai abstrak yang diperoleh.

Materi dalam modul ini disajikan secara sistematis, mulai dari hal yang konkret ke yang abstrak dan dari yang sederhana ke yang kompleks. Soal-soal dalam modul ini pun disajikan dengan sangat variatif, baik jenisnya maupun tingkat kesulitannya. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu menguasai konsep yang disajikan dengan baik, bukan sekadar menghafal konsep dan mengerjakan soal dengan cepat.

Setelah mempelajari materi Bab 2 ini, Kalian diharapkan dapat memahami tentang pola bilangan, baris dan deret. Secara lebih terperinci, Kalian diharapkan dapat:

1. Memahami pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi, persegi panjang, dan segitiga pascal

2. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret aritmetika 3. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret geometri

4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek

Untuk mencapai tujuan di atas, Kalian dituntut untuk membaca setiap uraian materi dengan cermat, mencatat kata-kata kuncinya, serta mengerjakan latihan dan tes formatif secara disiplin. Dengan mengikuti petunjuk ini, mudah-mudahan mempelajari modul akan menjadi pekerjaan yang menyenangkan bagi Kalian dan kesuksesan menanti Kalian.

(2)

Sub Bab 1

POLA BILANGAN

Pernahkah anda bermain ular tangga? Untuk dapat memainkan permainan ular tangga anda memerlukan sebuah dadu. Jika anda perhatikan, di setiap dadu tersebut memiliki bilangan-bilangan yang digambarkan dalam bentuk bulatan-bulatan kecil (disebut noktah atau titik), seperti gambar berikut:

Bulatan-bulatan kecik tersebut mewakili bilangan-bilangan yang ditentukan. Satu bulatan mewakili bagian 1, dua bulatan mewakili bilangan 2, dan begitu seterusnya hingga enam bulatan yang mewakili bilangan 6. Uniknya, penulisan noktah-noktah tersebut ternyata mengikuti pola yang didasarkan pada bentuk bangun datar atau bangun ruang.

Jika mengamati dadu tersebut, diurutkan dengan suatu aturan tertentu sehingga

bilangan-bilangan pada dadu tersebut membentuk suatu barisan. Jadi pola

bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu

barisan bilangan yang teratur.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat ukuran-ukuran pada benda yang membentuk pola bilangan. Semakin indah bentuk suatu benda, maka semakin teratur pola bilangan yang dimilikinya. Contoh pola bilangan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:

(3)

Pola bilangan ganjil yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan – bilangan ganjil . Sedangkan pengertian dari bilangan ganjil sendiri memiliki arti suatu bilangan asli yang tidak habis dibagi dua ataupun kelipatannya .

 Pola bilangan ganjil memiliki pola 1, 3, 5, 7, 9 ….

 Barisan bilangan ganjil adalah 1,3, 5, 7, 9, …

 Deret bilangan ganjil adalah 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + ….

 Rumus mencari suku ke ke-n adalah 𝑈𝑛 = 2𝑛 − 1

 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆𝑛 = 𝑛2

Contoh :

1 , 3 , 5 , 7 , . . . , ke 10

Berapakah pola bilangan ganjil ke 10 ? Jawab :

Macam-macam pola bilangan

Macam-macam pola bilangan

(4)

𝑈𝑛 = 2𝑛 − 1 𝑈10= 2(10) − 1 = 20 − 1 = 19

Pola bilangan genap yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan – bilangan genap . Bilangan genap yaitu bilangan asli yaitu bilangan asli yang habis dibagi dua atau kelipatannya.

 Pola bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, …..

 Barisan bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, ….

 Deret bilangan genap adalah 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + …..

 Rumus untuk mencari suku ke-n adalah 𝑈𝑛 = 2𝑛

 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆𝑛 = 𝑛2+ 𝑛

Contoh :

2 , 4 , 6 , 8 , . . . ke 10 .berapakah pola bilangan genap ke 10 ? Jawab :

𝑈𝑛 = 2𝑛

𝑈10= 2 × 10 = 20

(5)

Pola bilangan segitiga yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk sebuah pola bilangan segitiga .

 Pola bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, …..

 Barisan bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, …..

 Deret bilangan segitiga adalah 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + 21 + …..

 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈𝑛 =1

2𝑛 (𝑛 + 1)  Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆𝑛 = 1

6𝑛 (𝑛 + 1)(𝑛 + 2)

Contoh Soal :

Dari suatu barisan bilangan 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke 10 . Berapakah pola bilangan segitiga ke 10 ? Jawab : 𝑈𝑛 = 1 2𝑛 (𝑛 + 1) 𝑈𝑛 = 1 2× 10 (10 + 1) = 5 ( 11 ) = 55

Pola bilangan persegi yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk suatu pola persegi .

3. Pola Bilangan Segitiga

(6)

 Pola bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, …..

 Barisan bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, …..

 Deret bilangan persegi adalah 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + ……

 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈𝑛 = 𝑛2

 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆𝑛 = 1

6𝑛 (𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)

Contoh :

Dari suatu barisan bilangan 1 , 2 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . ,ke 10 . Berapakah pola bilangan ke 10 dalam pola bilangan persegi ?

Jawab : 𝑈𝑛 = 𝑛2

𝑈10= 102 = 100

Pola bilangan persegi panjang yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk pola persegi panjang

 Pola bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30, ……

 Barisan bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30, ……

 Deret bilangan persegi panjang adalah 2 + 6 + 12 + 20 + 30 + …..

 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1)

 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆𝑛 = 1

3𝑛 (𝑛 + 1)(𝑛 + 2) 5. Pola Bilangan Persegi Panjang

(7)

Contoh :

Dari suatu barisan bilangan 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . , ke 10 . Berapakah pola bilangan persegi ke 10 ? Jawab : 𝑈𝑛 = 𝑛 (𝑛 + 1) 𝑈10= 10 (10 + 1) = 10 (11) = 110

Bilangan-bilangan yang disusun menggunakan pola segitiga Pascal memiliki pola yang unik. Hal ini disebabkan karena bilangan yang berpola segitiga Pascal selalu diawali dan diakhiri oleh angka 1. Selain itu, di dalam susunannya selalu ada angka yang diulang. Rumus mencari jumlah baris ke-n adalah 2𝑛−1

Adapun aturan-aturan untuk membuat pola segitiga Pascal adalah sebagai berikut. 1. Angka 1 merupakan angka awal yang terdapat di puncak.

2. Simpan dua bilangan di bawahnya. Oleh karena angka awal dan akhir selalu angka 1, kedua bilangan tersebut adalah 1.

3. Selanjutnya, jumlahkan bilangan yang berdampingan. Kemudian, simpan hasilnya di bagian tengah bawah kedua bilangan tersebut.

4. Proses ini dilakukan terus sampai batas susunan bilangan yang diminta.

(8)

Untuk lebih jelasnya, perhatikan pola segitiga Pascal berikut.

Contoh:

Pada pola bilangan segitiga Pascal, jumlah bilangan pada garis ke-7 adalah ...

Pembahasan:

Cara 1:

Pola bilangan Pascal sebagai berikut

1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1 1 6 15 20 15 6 1

Jumlah bilangan pada garis ke 7 = 1 + 6 + 15 + 20 + 15 + 6 + 1 = 64 Cara 2:

(9)

 Pola bilangan fibanocci adalah pola bilangan dimana jumlah bilangan setelahnya merupakan hasil dari penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.

 Pola bilangan Fibonacci adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, …..

 2 diperoleh dari hasil 1 + 1 3 diperoleh dari hasil 2 + 1, 5 diperoleh dari hasil 3 + 2 dan seterusnya

 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈𝑛 = 𝑈𝑛 – 1 + 𝑈𝑛 − 2

 Pola bilangan pangkat tiga adalah pola bilangan dimana bilangan setelahnya merupakan hasil dari pangkat tiga dari bilangan sebelumnya

 Contoh pola bilangan pangkat tiga adalah 2, 8, 512, 134217728, …..

 Keterangan : 8 diperoleh dari hasil 2 pangkat tiga, 512 diperoleh dari hasil 8 pangkat tiga, dan seterusnya

 Pola bilangan aritmatika adalah pola bilangan dimana bilangan sebelum dan sesudahnya memiliki selisih yang sama.

 Contoh pola bilangan aritmatika adalah 2, 5, 8, 11, 14, 17, ….

 Suku pertama dalam bilangan aritmatika dapat disebut dengan awal (a) atau 𝑈1,

sedangkan suku kedua adalah 𝑈2 dan seterusnya.

7. Pola Bilangan Fibonacci

8. Pola Bilangan Pangkat Tiga

(10)

 Selisih dalam barisan aritmatika disebut dengan beda dan dilambangkan dengan b.  Karena bilangan sebelum dan sesudahnya memiliki selisih yang sama, maka 𝑏 =

𝑈2−𝑈1 = 𝑈3− 𝑈2 = 𝑈4 − 𝑈3 = 𝑈5− 𝑈4 = 𝑈6− 𝑈5 = 3

 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈𝑛 = 𝑎 + ( 𝑛 – 1 ) 𝑏  Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆𝑛 = 𝑛

2(𝑎 + 𝑈𝑛 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆𝑛 = 𝑛

2 (2𝑎 + (𝑛 − 1) 𝑏)

 Pada pola bilangan geometri, suatu bilangan merupakan hasil perkalian bilangan sebelumnya dengan suatu bilangan yang tetap.

 Rumus suku ke-n adalah 𝑈𝑛 = 𝑎𝑟𝑛−1

(11)

Latihan

Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di bawah ini!

1. Sebuah barisan bilangan dituliskan sebagai berikut:

1234567891011121314151617181920212223242526... sehingga suku ke-10 = 1, suku ke-11 = 0, suku ke-12 = 1 dan seterusnya. Dapatkah kamu temukan angka yang menempati suku ke-2004?

2. Perhatikan susunan lantai dari beberapa buah persegi yang diarsir seperti pada gambar di samping ini.

Susunan persegi tersebut

membentuk suatu pola tertentu. Berapakah banyak persegi yang diarsir pada pola ke-7?

3. Diketahui pola barisan bilangan 1

2, 1 6, 1 12, 1 20, 1 30, 1 42, … , 1

9900Tentukanlah banyak suku

pada barisan tersebut!

4. Suatu barisan dengan pola deret 𝑆𝑛 = 2𝑛3− 3𝑛2. Tentukan pola barisan tersebut

kemudian tentukanlah suku ke-10!

5. Perhatikan barisan huruf berikut: A B B C C C D D D D A B B C C C D D D D A B B

C C C D D D D ...Berdasarkan pola barisan tersebut, tentukanlah huruf pada urutan

(12)

Petunjuk Jawaban Latihan

1. Kalian cermati kembali Pola bilangan

2. Pendapat Kalian dapat saja berbeda-beda. Kalian dapat menerima atau menolak pendapat tersebut dengan sejumlah argumentasi. Untuk memudahkan Kalian mengemukakan pendapat, terlebih dahulu kaji kembali kapan suatu masalah itu timbul pada seseorang. 3. Sebelum diskusi, ada baiknya Kalian mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar terutama yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa Sekolah Dasar.

4. Untuk menjawab soal ini, Kalian harus memahami terlebih dahulu pengertian soal rutin dan soal non rutin sehingga Kalian dapat menentukan karakteristik masing-masing jenis soal tersebut.

5. Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di Sekolah Dasar, Kalian akan dapat mengkategorikan soal pemecahan masalah pada masing-masing tingkatan tersebut.

(13)

RANGKUMAN

Pola bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu barisan bilangan yang teratur.

 Macam-macam pola bilangan yaitu pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi, persegi panjang, segitiga pascal, fibonacci, pangkat tiga, aritmatika dan geometri

(14)

Sub Bab 2

BARISAN DAN DERET BILANGAN

Perhatikan pola bilangan-bilangan berikut: a. 2, 4, 6, 8

b. 1, 3, 5, 7, … c. 3, 6, 9, 12, 15, …

Jika kamu perhatikan, bilangn-bilangan pada (a), (b), dan (c) disusun mengikuti pola tertentu. Bilangn-bilangan tersebut disebut barisan bilangan. Adapun setiap bilangan dalam barisan bilangan disebut suku barisan. Suku pada barisan bilangan 2, 4, 6, 8, diperoleh

U1 = suku ke-1 = 2

U2 = suku ke-2 = 4

U3 = suku ke-3 = 6

U4 = suku ke-4 = 8

Jadi, barisan bilangan 2, 4, 6, 8 memiliki 4 buah suku

Contoh soal

Diketahui barisan bilangan 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15.

a. Tentukan banyaknya suku barisan dalam barisan bilangan tersebut. b. Sebutkan satu persatu suku yang dimaksud

Penyelesaian :

a. terdapat 8 suku barisan dalam barisan dalam bilangan tersebut.

b. U1 =1 U5 =9

(15)

U2 = 3 U6 =11

U3 = 5 U7 =13

U4 = 7 U8 =15

Jadi, barisan bilangan adalah susunan bilangan yang di urutkan menurut aturan tertentu. Bentuk umum barisan bilangan adalah 𝑎1𝑎2, 𝑎3, 𝑎4, … , 𝑎𝑛 setiap unsur pada bilangan

di atas disebut suku barisan. Suku ke-n dari auatu barisan ditulis dengan simbol 𝑈𝑛 (n bilangan asli). Dengan demikian, 𝑎1 disebut suku pertama atau 𝑈1, 𝑎2disebut suku kedua atau 𝑈2, dan 𝑎𝑛 disebut suku ke-n atau 𝑈𝑛.

Berdasarkan polanya, barisan bilangan dibagi menjadi 2 bagian, barisan aritmatika (barisan hitung) dan barisan geometri (barisan ukur). Agar kamu lebih memahaminya, perhatikan uraian berikut ini.

Barisan aritmatika (barisan hitung) adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau selisih yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Perhatikan uraian berikut. Barisan aritmatika merupakan suatu barisan bilangan, dengan setiap dua suku yang berurutan memiliki selisih tetap (konstan). Selisih yang tetap ini dilambangkan b.

Diketahui barisan bilangan:

1 4 7 10 13 16 19 22

+3 +3 +3 +3 +3 +3 +3

Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih 3 antara dua suku barisan yang berurutan. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.

Diketahui barisan bilangan:

8 4 0 -4 -8 -12 -16 -20

-4 -4 -4 -4 -4 -4 -4

Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih yang tetap antara 2 suku barisan yang berurutan, yaitu -4. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.

(16)

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa barisan aritmatika memiliki beda (sering dilambangkan dengan b) yang tetap. Jika b bernilai positif maka barisan aritmatika itu dikatakan barisan aritmatika naik. Sebaliknya, jika b bernilai negative maka barisan aritmatika itu dikatakan barisan aritmatika turun.

Contoh soal

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut: a. 30, 32, 34, 36, 38, …

b. 18, 15, 12, 9, 6, 3, … Penyelesaian:

a. 30 32 34 36 38

+2 +2 +2 +2

Merupakan barisan aritmatika naik karena bedanya 2

b. 18 15 12 9 6 3

-3 -3 -3 -3 -3

Merupakan barisan aritmatika turun karena bedanya -3

Kamu telah memahami barisan aritmatika naik dan turun. Sekarang, bagaimana cara mencari salah satu suku barisan jika yang diketahui hanya suku pertama dan bedanya saja? Bagaimana mencari beda jika yang diketahui hanya suku pertama dan satu suku barisan yang lain? Untuk menjawabnya, pelajarilah uraian berikut.

Diketahui barisan bilangan aritmatika sebagai berikut.

U1, U2, U3, U4, U5, U6,..., Un-1, Un

Dari barisan tersebut diperoleh

U1 = a (suku pertama dilambangkan dengan a)

U2 = U1 + b = a + b U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b U6 = U4 + b + (a + 4b) + b = a + 5b . . Un = Un-1 + b = (a + (n – 2) b) + b = a + (n - 1) b

(17)

Jadi, rumus ke-n barisan aritmatika dapat ditulis sebagai berikut:

Keterangan:

Un = suku ke-n b = beda

a = suku pertama n = nomor suku

Untuk mencari beda dalam suatu barisan aritmatika, coba kamu perhatikan uraian berikut.

U2 = U1 + b maka b = U2 – U1 U3 = U2 + b maka b = U3 – U2 U4 = U3 + b maka b = U4 – U3 U5 = U4 + b maka b = U5 – U4 . . . Un = Un-1 + b maka b = Un – Un-1

Jadi, beda suatu barisan aritmatika dinyatakan sebagai berikut.

Contoh soal

Diketahui barisan aritmatika sebagai berikut. 10, 13, 16, 19, 22, 25, … Tentukan:

a. jenis barisan aritmatikanya

b. suku kedua belas barisan tersebut. Penyelesaian:

a. untuk menentukan jenis barisan aritmatika, tentukan nilai beda pada barisan tersebut. b = U2 - U1 = 13 – 10 = 3

Oleh karena b>0, barisan aritmatika tersebut merupakan barisan aritmatika naik. b. untuk mencari suku kedua belas (U12), dilakukan cara sebagai berikut.

Un = a + (n-1) b maka U12 = 10 + (12-1) 3

= 10 + (11) 3 = 10 + 33 = 43

Jadi, suku keduabelas barisan tersebut adalah 43.

Un = a + (n – 1) b

(18)

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan barisan aritmatika. Berikut contohnya:

Contoh aplikasi barisan aritmetika dalam kehidupan sehari-hari:

Setiap bulan, Gofur selalu menabung di bank. Pada bulan pertama, ia menabung sebesar Rp10.000,00, bulan kedua ia menabung sebesar Rp11.000,00, bulan ketiga ia menabbung Rp12.000,00,. Demikian seterusnya, ia selalu menabung lebih Rp1000,00, setiap bulannya.

a. Nyatakanlah uang yang ditabung Gofur (dalam ribuan rupiah) untuk 8 bulan pertama. b. Tentukan jumlah uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12

Penyelesaian:

a. Dalam ribuan rupiah, uang yang ditabung Gofur 8 bulan pertama adalah sebagai berikut: 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 b. Diketahui : U1 = 10 b = 1 U12 = a + ( n – 1 ) = 10 + ( 12 – 1 ) 1 = 10 + 11 = 21

Jadi, uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12 adalah Rp 21.000,00.

Barisan geometri (barisan ukur) adalah barisan yang memmpunyai rasio tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Berbeda dengan barisan aritmatika, selisih antarsuku barisan disebut rasio (dilambangkan dengan r). artinya, suku barisan ditentukan oleh perkalian atau pembagian oleh suatu bilangan tetap dari suku barisan sebelumnya.

Pelajari uraian berikut:

 Diketahui barisan bilangan sebagai berikut:

3 6 12 24 48 96 192

x2 x2 x2 x2 x2 x2

barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu 2 atau r=2. Berarti, barisan tersebut merupakan barisan geometri.

2. Barisan Geometri

Aplikasi Barisan Aritmetika

dalam kehidupan

(19)

 Diketahui barisan bilangan sebagai berikut:

81 27 9 3 1 13 19

x13 x13 x13 x13 x13 x13

barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu 1

3 atau r = 1

3. Berarti, barisan

tersebut merupakan barisan geometri.

Uraian tersebut memperjelas bahwa barisan geometri memiliki rasio tetap. Jika r bernilai lebih dari 1, barisan geometri tersebut merupakan barisan geometri turun.

Contoh soal

Tentukan apakah barisan bilangan geometri berikut merupakan barisan geometri naik atau turun. a. 100, 20, 5, 5 4, 5 16, 5 64, … b. 1, 5, 25, 125, 625, … Penyelesaian: a. 100 20 5 54 165 645 x14 x14 x14 x14 x14

merupakan barisan geometri turun karena rasionya 1

4.

b. 1 5 25 125 625 x5 x5 x5 x5

merupakan barisan geometri naik karena rasionya 5.

Sekarang, coba kamu perhatikan barisan bilangan geometri berikut,

U1, U2, U3, U4, U5, U6, …, Un-1, Un

Dari barisan tersebut diperoleh

U1=a

U2= U1 x r = axr = ar

U3= U2 x r = (axr)xr= ar2

U4= U3 x r = (axr2) = ar3

(20)

U2= U1 x r = (axr4) = ar5

.

Un= Un-1 x r = (axrn-2)x r = arn-1

Jadi, untuk mencari suku ke-n barisan geometri digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Un = suku ke-n r = rasio

a = suku pertama n = banyak suku

Untuk mencari rasio dalam suatu barisan geometri, perhatikan uraian berikut.

U2=U1 x r maka r = U2 𝑈1 U3=U2 x r maka r = U3 𝑈2 U4=U3 x r maka r = U4 𝑈5 . Un=Un-1 x r maka r = Un 𝑈𝑛−1

Jadi, rasio pada barisan geometri dapat dinyatakan sebagai berikut

Contoh soal

Diketahui barisan bilangan sebagai berikut. 18, 6, 2, 2 3, 2 9, 2 27, …

Tentukan suku kesepuluh dari barisan tersebut. Penyelesaian: r = 𝑈𝑛 𝑈𝑛−1 maka r = 𝑈2 𝑈1 = 6 8 = 1 3 dengan rasio 1

3, suku kesepuluh barisan tersebut adalah

Un = arn-1 maka U10 = 18 x ( 1 3) 10-1 =18 x (1 9) 9 = 18 x ( 1 19.683) = ( 18 19.683) = ( 2 2.187) Un = arn-1 r = 𝑈n 𝑈n−1

(21)

Jadi, suku kesepuluh barisan tersebut adalah ( 2

2.187)

Setiap awal bulan Weni menabung di bank BRI sebesar Rp.500.000,-. Jika Bank memberikan bunga 2% per bulan dengan asumsi tidak ada biaya pada proses penabungan. Tentukan jumlah semua tabungan Weni setelah menabung selama 1 tahun!

Jawab:

Sebelum menjawab soal diatas, terlebih dahulu mencari rumus modal akhir dengan menggunakan bunga majemuk, yaitu:

Suatu modal M dengan bunga p% per bulan, maka setelah: Satu bulan modal menjadi = M + Bunga

M1 = M + M x p

= M (1 + P) Dua bulan modal menjadi = M1 + Bunga

M2 = M (1 + p) + M (1 + p) p

= M (1 + P)(1 + P) = M (1 + p)2 Tiga bulan modal menjadi = M2 + Bunga

M3 = M (1 + p)2 + M (1 + p)2 p

= M (1 + P)2(1 + P) = M (1 + p)3 Dari pila uraian diatas, maka pada n bulan modal menjadi: Mn = M (1 + p)n. setelah satu tahun simpanan Weni pada:

Bulan pertama = 500.000 ( 1 + 0,02)12 = 500.000 (1,02)12 Bulan ke-2 = 500.000 (1,02)11

Bulan ke-3 = 500.000 (1,02)10 dan seterusnya, sehingga membentuk deret: 500.000 (1,02)12 + 500.000 (1,02)11 + 500.000 (1,02)10 + … + 500.000 (1,02)

Dari deret diatas, dapat diketahui: suku pertama a = 500.000 (1,02)12, rasio (r) = 1,02 dan banyaknya suku n = 12, maka jumlah semua sukunya adalah

Sn = 𝑎 (𝑟𝑛−1) 𝑟−1 Sn = 500.000 (1,02)(1,0212−1) 1,02−1 Sn = 510.000 𝑥 0,268241794 0,02 Sn = Rp. 6.840.165,76

Aplikasi Barisan Geometri

dalam kehidupan

(22)

Pada materi sebelumnya, kamu telah mempelajari barisan bilangan, baik itu barisan aritmatika ataupun barisan geometri. Sekarang, bagaimana jika suku-suku dalam barisan bilangan tersebut dijumlahkan? Dapatkah kamu menghitungnya

Misalnya, diketahui barisan bilangan sebagai berikut. 2, 5, 8, 11, 14, 17, …, Un

Barisan bilangan tersebut jika dijumlahkan akan menjadi 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + … + Un

Bentuk seperti ini disebut deret bilangan. Jadi, deret bilangan adalah jumlah suku-suku suatu barisan bilangan. Sebagaimana halnya barisan bilangan pun dibagi menjadi dua bagian, yaitu deret aritmatika dan deret geometri.

Kalian telah mengetahui definisi barisan aritmatika. Jumlah seluruh suku-sukunya dinamakan deret aritmatika. Jadi, deret aritmatika atau deret hitung adalah suatu deret yang diperoleh dengan cara menjumlahkan suku-suku barisan aritmatika. Jika a,a + b,a + 2b,…, a+(n-1)b adalah barisan aritmatika baku maka a + (a+b) + (a+2b) + … + (a+(n-1)b) disebut

deret aritmatika baku.

Coba kamu perhatikan barisan aritmatikaa berikut. 3, 6, 9, 12, 15, 18, …, Un

Jika kamu jumlahkan barisan tersebut, terbentuklah deret aritmatika sebagai berikut. 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + … + Un

Jadi, deret aritmatika adalah jumlah suku-suku barisan dari barisan aritmatika.

Contoh soal

Suatu barisan aritmatika adalah memiliki suku pertama 5 dan beda 3. Tuliskan deret aritmatika dari barisan tersebut.

1. Deret Aritmatika

(23)

Penyelesaian:

Barisan aritmatikanya adalah 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, …, Un

Deret aritmatikanya adalah 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + 20 + 23 + … + Un

Sekarang, bagaimana cara menjumlahkan deret aritmatika tersebut? Untuk deret aritmatika yang memiliki suku-suku deret yang sedikit mungkin masih mudah untuk menghitungnya. Sebaliknya, jika suku-suku deret tersebut sangat banyak, tentu kamu akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghitungnya.

Berikut ini akan diuraikan cara menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika. Misalkan, Sn adalah jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika maka

Sn = U1 + U2+ U3+ U4+ U5+…+ Un = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + … + Un Kemudian,  Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + … + Un  Sn = Un + (Un – b) + (Un - 2b) + (Un – 3b) + (Un – 4b) + … + a 2Sn= (a + U) + (a + U) + (a + U) + (a + U) + … + (a + U) Sebanyak n kali  2Sn = n (a + Un)  Sn = 1 2n (a + Un) = 𝑛 2 (a + Un)

Jadi, rumus untuk menghitung jumlah suku-suku deret aritmatika adalah sebagai berikut.

Oleh karena Un = a + (n – 1) b, rumus tersebut juga dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan: Sn = jumlah n suku a = suku pertama b = beda n = banyaknya suku Sn = 𝑛 2 (a + Un) Sn = 𝑛 2 (2a + (n – 1) b)

(24)

Sekarang kamu akan mempelajari sifat-sifat deret aritmatika. Suatu deret aritmatika memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

Contoh soal

Dari satu deret aritmetika diketahui bahwa suku ke empatnya adalah 38 dan suku kesepuluhnya adalah 92. Tentukan beda deret tersebut!

Penyelesaian:

Diketahui U4 = 38 dan U10 = 92

Untuk mencari beda:

Um = Un + (m-n)b maka b = 𝑈𝑚−𝑈𝑛 𝑚−𝑛 = 𝑈10−𝑈4 10−4 = 92−38 6 = 54 6 = 9

Jadi, beda deret aritmetika tersebut adalah 9.

Banyak permasalahan dalam kehisupan sehari-hari yang bias diselesaikan dengan menggunakan konsep deret artimatika dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam keseharian kita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah masalah nyata tersebut kedalam model matematika, setelah itu dicari solusinya.

Solusi yang didapat diinterpretasikan kembali kemasalah nyata yang tadi dimodelkan, sehingga diperoleh penyelesaian secara nyata. Agar dapat memahami konsep deret aritmatika, perhatikan uraian berikut.

Contoh soal

Seorang pegawai mendapat gaji pertama Rp.1000.000,- setiap ia mendapatkan kenaikan gaji Rp.100.000,-. Berapakah jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut dalam waktu 10 bulan. Jika anda perhatikan masalah tersebut sebenarnya permasalahan deret aritmatika dalam menentukan jumlah n suku. Suku pertama dari deret tersrebut 1000.000 dan bedanya

(1) Jika diketahui deret aritmatika U1 + U2 + U3 + … + Un Maka U2 - U1 = U3 – U2 =

U4 – U3 = … = Un – Un-1

(2) Jika U1, U2, dan U3 merupakan suku-suku deret aritmatika Maka 2U2 = U1 + U3

(3) Jika Um dan Un adalah suku-sukun deret aritmatika Maka Um = Un + (m – n) b

Aplikasi Deret Aritmetika

dalam kehidupan

(25)

100.000 dengan demikian, deret aritmatika dari masalah tersebut adalah 1000.000 + 1.100.000 + . . . + U10

Suku ke-10 dari deret tersebut adalah U10 = a + 9b

= 1000.000 + 9(100.000) = 1.900.000

Sehingga jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut: S10 = 10

2 (1.000.000 + 1.900.000)

= 5 (2.900.000) = 14.500.000

Jadi, jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut selama kurun waktu 10 bulan adalah Rp.14.500.000,-

Sama seperti deret aritmatika, deret geometri pun merupakan jumlah suku-suku dari suatu barisan geometri. Coba kamu perhatikan barisan geometri berikut ini.

1, 3, 9, 27, 81, 243, 729, …, Un

Jika kamu menjumlahkan suku-suku barisan geometri tersebut, diperoleh 1 + 3 + 9 + 27 + 81 + 243 + 729 + … + Un

Bentuk seperti ini disebut deret geometri.

Deret geometri atau deret ukur adalah suatu deret yang diperoleh dengan menjumlahkan

suku-suku barisan geometri. Oleh karena itu, jika a, ar, ar2, …, arn-1 adalah barisan geometri

baku, deret a+ar+ar2+ …+arn-1 disebut deret geometri baku.

Contoh soal

Diketahui suatu barisan geometri memiliki suku pertama 5 dan rasio 2. Tuliskan barisan dan deret geometrinya.

Penyelesaian:

Barisan geometrinya adalah

5, 10, 20, 40, 80, 160, …, Un

Deret geometrinya adalah

5 + 10 + 20 + 40 + 80 + 160 + … + Un

2. Deret Geometri

(26)

Selanjutnya, kamu akan mempelajari cara menentukan jumlah n suku pertama dari deret geometri maka Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + U5 + … + Un = a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + … + arn-1 Kemudian,  Sn = a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + … + arn-1 r Sn = ar + ar2 + ar3 + ar4 + ar5 + … + arn-1 Sn - rSn = a – arn  Sn - rSn = a(1 – rn) Sn (1 – r) = a(1 – rn) Sn = a(1 – rn) (1 – r)

Jadi, rumus jumlah suku-suku deret geometri dapat dinyatakan sebagai berikut.

Contoh soal

Diketahui barisan geometri: 3, 6, 12, 24, 48, …, Un. tentukan suku ke tujuh (U7) dan jumlah

tujuh suku pertamanya (S7).

Penyelesaian:

 Menentukan suku ketujuh

Un = arn-1 maka U7 = ar6 = 3(2)6 = 3 (64) = 192

Jadi, suku ketujuhnya adalah 192.

 Menentukan jumlah tujuh suku pertamanya.

Sn = 𝑎(1−𝑟𝑛) 1−𝑟 maka Sn = 3 (1−27) 1−2 = 3 (1−128) −1 = 3 (−127) −1 = 381

Jadi, jumlah tujuh suku pertamanya adalah 381

Untuk mempermudah perhitungan deret geometri, kamu dapat menggunakan sifat-sifat dasar deret geometri, sebagai berikut.

Sn =

𝑎(1−𝑟𝑛)

1−𝑟 atau Sn = 𝑎(𝑟𝑛−1)

(27)

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan deret geometri. Berikut contohnya:

Contoh soal:

Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 25 kursi pada baris pertama dan setiap baris berikutnya memuat 2 kursi lebih banyak didepannya. jika dalam gedung tersebut terdapat 15 baris kursi,tentukan banyak kursi pada baris ke-15?

Penyelesaian:

Sn = ½n [2a + (n − 1)b]

S15 = ½ 15 [2×23 + 14×2]

= ½ × 15 × 74 = 555

(1) Jika diketahui deret geometri :

U1 + U2 + U3 + … + Un

Maka :

U2 = U3 = U4 = … = Un

U1 U2 U3 Un-1

(2) Jika U1, U2, dan U3 merupakan suku-suku deret geometri

Maka :

U12 = U1 x U3

(3) Jika Um dan Un merupakan suku dari deret geometri

Maka :

Um = Un x rm-n

Aplikasi Deret Geometri

dalam kehidupan

(28)

Latihan

Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di bawah ini!

1. Diketahui suatu barisan geometri dengan suku ke-4 adalah 4 dan suku ke-7 adalah 32. Tentukan:

a. Suku pertama dan rasio barisan geometri tersebut, b. Suku ke-9 barisan geometri tersebut

2. Diketahui deret aritmatika: 3+7+11+15+19+ … +U10 Tentukan:

a. Suku ke-10 (U10)deret tersebut b. Jumlah sepuluh suku pertama (S10)

3. Diketahui suatu deret aritmatika dengan suku pertama 10 dan suku ke-6 20. a. Tentukan beda deret aritmatika tersebut

b. Tuliskan deret aritmatika tersebut

c. Tentukan jumlah enam suku pertama deret aritmatika tersebut

4. Tentukan nilai x jika suku-suku barisan x-1, 2x-8, 5-x merupakan suku-suku deret geometri

5. Suatu deret geometri memiliki suku ketujuh 64 dan suku kesepuluh 512. Tentukan rasio(r), suku kelima (U5), dan jumlah delapan suku pertamanya (S8)

(29)

Petunjuk Jawaban Latihan

1. Kalian cermati kembali barisan dan deret bilangan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pendapat Kalian dapat saja berbeda-beda. Kalian dapat menerima atau menolak pendapat tersebut dengan sejumlah argumentasi. Untuk memudahkan Kalian mengemukakan pendapat, terlebih dahulu kaji kembali kapan suatu masalah itu timbul pada seseorang. 3. Sebelum diskusi, ada baiknya Kalian mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar terutama yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa Sekolah Dasar.

4. Untuk menjawab soal ini, Kalian harus memahami terlebih dahulu pengertian soal rutin dan soal non rutin sehingga Kalian dapat menentukan karakteristik masing-masing jenis soal tersebut.

5. Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di Sekolah Dasar, Kalian akan dapat mengkategorikan soal pemecahan masalah pada masing-masing tingkatan tersebut.

(30)

 Barisan bilangan terdiri atas barisan aritmatika dan barisan geometri.  Rumus suku ke-n barisan aritmatika sebagai berikut:

 Rumus suku ke-n barisan geometri sebagai berikut:

 Deret bilangan terdiri atas deret aritmetika dan deret geometeri.  Jumlah suku ke-n deret aritmatika dinyatakan oleh rumus:

 Jumlah suku ke-n deret aritmatika dinyatakan oleh rumus:

RANGKUMAN

Un = a + (n – 1) b Un = arn-1 Sn = 𝑛 2 (a + Un) Sn = 𝑎(1−𝑟 𝑛) 1−𝑟 atau Sn = 𝑎(𝑟𝑛−1) 𝑟−1

(31)

Tes Formatif 1

Untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap materi ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

Pilih satu jawaban yang Kalian anggap paling tepat! 1. Perhatikan gambar pola berikut!

Jika pola persegi tersebut dibuat dari batang korek api, banyaknya batang korek api pada pola ke-7 adalah...

a. 40 b. 60 c. 84 d. 112

2. Segitiga tersebut tersusun atas batang-batang lidi. Banyak segitiga kecil pada pola ke-7 adalah...

a. 84 b. 49 c. 54 d. 59

3. Dua suku berikutnya dari pola: 4, 8 , 14, 22, adalah... a. 30, 42

b. 30, 44 c. 32, 42 d. 32, 44

4. Rumus suku ke-n dari barisan 0, 3, 8, 15, … adalah … a. n2-1

b. n2+1 c. n(n+1)

(32)

d. n(n-1)

5. Rumus suku ke-n dari barisan 5, 8, 11, 14, … adalah … a. n+4 c. 3n+2

b. 2n+3 d. 5n

6. Suku ke-5 dan suku ke-8 barisan aritmetika berturut-turut 14 dan 23. Suku ke-30 barisan tersebut adalah ....

a. 89 b. 87 c. 85 d. 80

7. Dari barisan aritmetika diketahui U3 = 18 dan U7 = 38. Jumlah 24 suku pertama

adalah .... a. 786 b. 1.248 c. 1.572 d. 3.144

8. Seorang pegawai kecil menerima gaji tahun pertama sebesar Rp3.000.000,00. Setiap tahun gaji tersebut naik Rp500.000,00. Jumlah uang yang diterima pegawai tersebut selama sepuluh tahun adalah ....

a. Rp7.500.000,00 b. Rp8.000.000,00 c. Rp52.500.000,00 d. Rp55.000.000,00

9. Jumlah semua bilangan kelipatan 7 dari 80 sampai 170 adalah... a. 1.368 b. 1.386

c. 1.638 d. 1.683

10. Suatu bakteri akan membelah diri menjadi dua setiap menit. Jika banyaknya bakteri semula ada 6, banyaknya bakteri setelah 5 menit adalah..

a. 48 b. 96 c. 192 d. 384

(33)

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Apabila Kalian telah mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban Kalian dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir unit ini, Kemudian hitunglah jumlah jawaban Kalian yang benar. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap materi ini.

Rumus:

Jumlah Jawaban Kalian yang Benar

Tingkat Penguasaan = x 100% ...

Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai: 90% − 100% = baik sekali

80% − 89% = baik 70% − 79% = cukup < 70% = kurang

Bila tingkat penguasaan Kalian mencapai 80% ke atas, Bagus Kalian dapat melanjutkan dengan mempelajari materi pada unit berikutnya. Tetapi, bila tingkat penguasaan Kalian kurang dari 80%, Kalian harus membaca kembali uraian materi BAB 1, terutama pada bagian yang belum Kalian kuasai.

(34)

Kunci Jawaban Tes Formatif 1 1. D 2. A 3. D 4. A 5. C 6. A 7. C 8. C 9. C 10. C

(35)

Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Sukino. 2012. Three in One matematika untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Erlangga. Siswanto. 2011. Theori and Application of Mhatematics. Medan: Tiga Serangkai.

Referensi

Dokumen terkait

jualan, wadah pertemuan berbagai ormas, pebisnis (pelaku usaha) dan majelis taklim, menimbulkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, memiliki

Dijawab bahwa kapasitor plat sejajar dapat digunakan untuk membedakan kematangan pisang dengan cara menyisipkan pisang di antara plat sejajar dan menghitung nilai

Kesesuaian Jenis Tenaga Kesehatan Berdasarkan PMK 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas Variabel N % Jenis Tenaga Kesehatan Lengkap 10 41,7 Tidak Lengkap 14 58,3 Jumlah 24 100 Sumber:

Dalam perspektif electoral justice system , penyelesaian sengketa yang baik harus memenuhi unsur-unsur adanya hak untuk mendapatkan penyelesaian sengketa pemilu; adanya

3 Penelitian yang dilakukan oleh P S Puranik pada tahun 2012 menunjukkan bahwa perencanaan produksi harus terintegrasi dengan kapasitas produksi sehingga

Untuk itu, pihak Turki memutuskan untuk tidak melunakkan sikap dalam usahanya melawan terorisme dan organisasi teroris, menegaskan bahwa Turki bukan negara yang bersedia

Apakah rumah tangga ini memiliki barang-barang sebagai berikut: [Isikan kode 1 jika memiliki, kode 2 bila tidak].. Pemanas air ( water heater