• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUSKRIP FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD KABUPATEN BEKASI PERIODE MARET APRIL TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANUSKRIP FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD KABUPATEN BEKASI PERIODE MARET APRIL TAHUN 2019"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSKRIP

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

BBLR DI RSUD KABUPATEN BEKASI PERIODE MARET – APRIL

TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan (A.Md. Keb)

Oleh : Ayu Pitriani

130216926

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN

Jl. Raya Pasir Gombong, Jababeka Bekasi

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

BBLR DI RSUD KABUPATEN BEKASI PERIODE MARET – APRIL

TAHUN 2019

Ayu Pitriani

Program Studi D III Kebidanan, Institut Medika drg.Suherman;Jalan Raya Industri Pasirgombong Jababeka Cikarang Utara Bekasi, Jawa Barat – 17530

ayupitriani98@gmail.com

---

INSTITUT MEDIKA Drg.SUHERMAN Karya Tulis Ilmiah,Juni 2019

AYU PITRIANI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD KABUPATEN BEKASI PERIODE MARET – APRIL TAHUN 2019

(16xiv+ 68 Halaman+5 Tabel+2 bagan+ 4 Lampiran) ABSTRAK

Indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kejadian berat bayi lahir rendah di Indonesia tahun 2014 yaitu 14% atau 710.000 dari 5 juta bayi lahir per tahun. Sedangkan menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2015 terdapat 7,5% atau 355.000 bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (Depkes RI, 2015). Kejadian BBLR di RSUD Kab Bekasi periode Januari - November tahun 2018 sebesar 118 bayi dari 442 kelahiran hidup atau 26,6 % bayi yang BBLR. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD Kab Bekasi periode Maret-April tahun 2019.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang baru lahir di RSUD Kab Bekasi pada periode Maret-April tahun 2019 yaitu sebanyak 157 bayi. Sample yang diteliti adalah seluruh bayi baru lahir yang mengalami BBLR di RSUD Kab Bekasi Periode Maret - April tahun 2019. Instrumen penelitian menggunakan lembar ceklis dan data sekunder. Analisis data Univariat menggunakan presentase dan analisis data Bivariat menggunakan uji Chi-square.

Hasil penelitian bivariat menunjukan ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR, nilai P=0,016, hasil OR 2,986. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR, nilai P=0,041. Ada hubungan antara anemia dengan kejadian BBLR, nilai P=0,043. Ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR, nilai P=0,031, hasil OR 3,090.

Kesimpulan dari hasil penelitian dari 4 variabel yamg diteliti memiliki hubungan antara umur, paritas, anemia dan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR pada bayi baru lahir di RSUD KaB Bekasi periode Maret - April tahun 2019.

Referensi : 6 buku, 5 jurnal, dan 8 bahan dari internet

(3)

Drg. SUHERMAN MEDICAL INSTITUTE Essay, Juny 2019

AYU PITRIANI

FACTORS RELATING TO THE INCIDENCE OF LBW IN BEKASI DISTRICT HOSPITAL MARCH-APRIL 2019 PERIOD

(16 xiv+ 68 pages+ table 5 +2 bagan+ 4 attachment) Abstract

Indicators that are commonly used to determine the degree of public health are the Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). The incidence of low birth weight in Indonesia in 2014 was 14% or 710,000 out of 5 million babies born per year. Meanwhile, according to the 2015 Demographic and Health Survey (IDHS) there were 7.5% or 355,000 babies born with low birth weight (MOH RI, 2015). The incidence of LBW in Bekasi District Hospital in the January-November 2018 period was 118 babies out of 442 live births or 26.6% of LBW babies. The purpose of this study was to determine the factors - factors associated with the incidence of bladder in the Bekasi District Hospital in 2019.

The research method used in this study was quantitative analytic using the Cross Sectional approach. The population in this study were all newborns in the Bekasi District General Hospital in the March-April period of 2019 which were 157 babies. The sample studied was all newborns who underwent LBW at the Bekasi District General Hospital in the March - April 2019 period. The research instrument used check sheets and secondary data. Univariate data analysis uses percentage and bivariate data analysis uses Chi-square test.

The results of the bivariate study showed that there was a relationship between maternal age and LBW incidence, P value = 0.016, OR results 2.986. There is a relationship between parity and LBW events, P = 0.041. There is a relationship between anemia with the incidence of LBW, P = 0.043. There is a relationship between pregnancy intervals with LBW events, P value = 0.031, OR results of 3,090.

Conclusions from the results of the study of the 4 variables studied have a relationship between age, parity, anemia and pregnancy distance with LBW events in newborns in Bekasi District Hospital period March - April 2019.

References: 6 books, 5 journals, 8 materials from the internet.

(4)

PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) mendefinisikan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

sebagai bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500 gram. BBLR masih terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global karena efek jangka pendek maupun panjang terhadap kesehatan. Sebagian besar bayi dengan BBLR dilahirkan di negara berkembang termasuk Indonesia, khususnya di daerah yang populasinya rentan . BBLR bukan hanya penyebab utama kematian prenatal dan penyebab kesakitan. Pada tahun 2011, 15% bayi di seluruh dunia (lebih dari 20 juta jiwa), lahir dengan BBLR (UNICEF, 2013).

Indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), baik pada tingkat provinsi maupun nasional serta internasional. Selain itu, program-program kesehatan di Indonesia banyak yang menitikberatkan pada upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Kejadian berat bayi lahir rendah di Indonesia tahun 2014 yaitu 14% atau 710.000 dari 5 juta bayi lahir per tahun. Sedangkan menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2015 terdapat 7,5% atau 355.000 bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (Depkes RI, 2015).

Untuk mencapai target penurunan AKI dan AKB perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras. Upaya pemerintah saat ini antara lain : Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim, pemerataan pendidikan dasar, mendukung adanya persamaan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya, menjamin daya dukung lingkungan hidup, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. (Badan PBB Program Pembangunan).

Di Indonesia sendiri persentase BBLR tahun 2013 mencapai 10,2% artinya, satu dari sepuluh bayi di Indonesia dilahirkan dengan BBLR.(Balitbangkes and Kemenkes RI, 2013).

Menurut Riskesdas 2014, beberapa penyebab kematian bayi baru lahir (neonatus) yang terbanyak di Indonesia diantaranya BBLR 29%, asfiksia 27%, tetanus neonatorum 10%, masalah pemberian makanan 10%, gangguan hematologik 6%, infeksi 5%, dan lain-lain 13%. Oleh karena itu, upaya penurunan AKB perlu memberikan perhatian yang lebih besar pada upaya penyelamatan bayi baru lahir dan penanganan penyakit infeksi.( Umboh, 2013 )

(5)

Data yang didapat dari Dinkes Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 sebesar 1.321 bayi atau Angka Kematian Bayi 3 bayi per 1000 kelahiran hidup dan sebanyak 20.465 bayi yang mengalami berat bayi lahir rendah (BBLR), (Dinkes,2014).

Menurut WHO penyebab BBLR adalah multifaktorial, melalui penelitian metaanalisis didapati 43 faktor yang dapat menyebabkan BBLR diantaranya faktor demografik dan psikososial (status sosio-ekonomi, status perkawinan), faktor obstetrik (paritas, interval kehamilan), faktor nutrisional (pertambahan berat badan waktu hamil, masukan kalori, anemia), morbiditas maternal (malaria, infeksi saluran kemih), paparan bahan toksik (merokok, alkohol).( Umboh, 2013 )

Secara garis besar faktor penyebab pertumbuhan janin terhambat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : faktor janin (abnormalitas kromosom atau genetik), faktor maternal dan faktor plasenta (defisiensi nutrisi dan suplai oksigen).( Umboh, 2013 )

Upaya meningkatkan kualitas manusia sedianya harus dimulai sedini mungkin sejak janin dalam kandungan dan sangat tergantung dengan kesejahteraan ibu termasuk kesehatan dan keselamatan reproduksinya. Dengan upaya meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia menjadi salah satu program prioritas.( Umboh, 2013 )

Kejadian BBLR di RSUD Kabupaten Bekasi periode Januari - November tahun 2018 sebesar 118 bayi dari 442 kelahiran hidup atau 26,6 % bayi yang BBLR.

Kejadian BBLR ini dapat dicegah bila kita mengetahui faktor-faktor penyebabnya. (Umboh, 2013)

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian analitik kuantitatif adalah dimana peneliti melakukan hubungan analisis dengan tujuan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari antara variable bebas dengan variable terikat dengan cara pemberian kuesioner atau pengumpulan data sekaligus pada waktu yang bersamaan.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kejadian BBLR, sedangkan variabel independen adalah Umur, Paritas, Anemia dan Jarak Kehamilan.

Populasi Dalam penelitian adalah seluruh bayi yang baru lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Kab Bekasi pada periode Maret – April tahun 2019, sedangkan sample adalah seluruh

(6)

bayi baru lahir yang mengalami BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Kab Bekasi Periode Maret - April tahun 2019.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat adalah dengan menampilkan tabel-tabel distribusi frekuensi responden menurut variabel yang diteliti baik variabel dependent maupun independent.

Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan melakukan uji independensi antara variabel independen dengan variabel dependent. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini uji hipotesis chi-square dan selanjutnya dengan pembacaan Odds Ratio.

HASIL PENELITIAN

Analisa Univariat

Analisis univariat merupakan langkah awal analisis setiap variabel dalam suatu penelitian, pada analisis ini menggambarkan distribusi frekuensi dari seluruh variabel yang diteliti sebagaimana tabel berikut ini :

HASIL

Analisis Univariat

Tabel 5.1

Variabel Kategori Frekue

nsi Persentasi (%) Berat Bayi Lahir Rendah BBLR Tidak BBLR 28 129 18 % 82 % TOTAL 157 100 % Usia Ibu < 20 dan> 35 61 39 % 20 – 35 96 61 % TOTAL 157 100 % Paritas Grandemultipa ra 30 19 % Primi dan Multi 127 81% TOTAL 157 100 % Anemia < 11 gr % 57 36 % ≥ 11 gr % 100 64 % TOTAL 157 100 % Jarak Kehamilan ≤ 2 Tahun 92 59 % > 2 Tahun 65 41 % TOTAL 157 100 %

(7)

Dari tabel 5.1 dari total 157 responden terdapat 28 Responden (18%) yang BBLR dan yang tidak mengalami BBLR sebanyak 129 responden (82%).

Dari total 157 responden terdapat 61 responden (39%) usia ibu yang beresiko (<20 tahun dan >35 tahun) dan sebanyak 96 responden (61%) usia ibu yang tidak beresiko (20-35 tahun).

Dari total 157 responden terdapat 30 responden (19%) ibu dengan grandemultipara (jumlah anak > 4) dan sebanyak 127 responden (81%) ibu dengan primipara dan multipara (jumlah anak ≤ 4).

Dari total 157 responden terdapat 57 responden (36%) ibu yang mengalami anemia (Hb < 11 gr%) dan sebanyak 100 responden (64%) ibu yang tidak mengalami anemia (Hb ≥ 11gr%).

Dari total 157 responden terdapat 92 responden (59%) ibu dengan jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan sebanyak 65 responden (21%) ibu dengan jarak kehamilan > 2 tahun.

Analisis Bivariat

a. Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian BBLR di RSUD Kabupaten Bekasi Periode Maret – April tahun 2019 Tabel 5.2 Usia ibu Kejadian BBLR P Value OR (CI 95%) Ya Tidak F % F % 0,016 2,986 ( 1,287 – 6,924) < 20 dan > 35 tahun 17 10,8% 44 28,0% 20 – 35 tahun 11 7,0% 85 54,1% Total 28 17,8% 129 82,2%

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diperoleh hasil dari 28 responden yang mengalami BBLR paling banyak terjadi pada usia ibu < 20 dan > 35 tahun yaitu sebanyak 17 orang (10,8%) dibandingkan dengan usia 20 – 35 tahun.

Berdasarkan analisis menunjukan bahwa P value = 0,016 ( P < 0,05 ) dimana Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara Usia Ibu dengan kejadian BBLR.

(8)

Hasil OR = 2,986 ( 95% C1 ) = ( 1,287 – 6,924 ). Berarti bahwa usia ibu < 20 dan > 35 tahun memiliki faktor resiko 2,986 kali lebih besar mengalami terjadinya BBLR dibandingkan dengan umur ibu yang 20 – 35 tahun.

b. Hubungan antara Paritas dengan Kejadian BBLR di RSUD Kabupaten Bekasi Periode Maret – April tahun 2019 Tabel 5.3 Paritas KEJADIAN BBLR P Value OR (CI 95%) YA TIDAK F % F % 0,041 0,128 ( 0.017 – 0.981) Grandemultipara 1 O,6% 29 18,5%

Primi dan multipara 27 17,2% 100 63,7%

Total 28 17,8% 129 82,2%

Berdasarkan tabel 5.3 diatas diperoleh hasil dari 28 responden yang mengalami BBLR paling banyak pada grandemultipara yaitu sebanyak 1 orang (0,6%) dibandingkan dengan paritas primi dan multipara.

Berdasarkan analisis statistik menunjukan bahwa P value = 0,041 ( P < 0,005 ) dimana Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara Paritas dengan kejadian BBLR.

Hasil OR = 0,128 ( 95 % C1 ) = ( 0.017 – 0.981 ). Berarti bahwa paritas grandemultipara memiliki faktor resiko terjadinya kelahiran BBLR 0,128 kali lebih besar bila dibandingkan dengan paritas primipara dan multipara.

c. Hubungan antara Anemia dengan Kejadian BBLR di RSUD Kabupaten Bekasi Periode Maret – April tahun 2019 Tabel 5.4 Anemia KEJADIAN BBLR P Value OR (CI 95%) YA TIDAK F % F % 0,043 0,322 ( 0.115 – 0,901 ) < 11 gr % 5 3,2% 52 33,1% ≥ 11 gr % 23 14,6% 77 49,0% Total 28 17,8% 129 82,2%

Berdasarkan tabel 5.5 diatas diperoleh hasil dari 28 responden yang mengalami BBLR paling banyak ibu yang anemia yaitu 5 orang (3,2%) dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

(9)

Berdasarkan analisis statistik menunjukan bahwa P value = 0,043( P < 0,05 ) dimana Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara anemia dengan kejadian BBLR.

Hasil OR = 0,322 ( 95 % CI ) = ( 0,115 – 0,901 ). Berarti bahwa ibu dengan anemia memiliki faktor resiko terjadinya BBLR 0,322 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

d. Hubungan antara Jarak Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSUD Kabupaten Bekasi Periode Maret – April tahun 2019

Tabel 5.5 Jarak Kehamilan KEJADIAN BBLR P Value OR (CI 95%) YA TIDAK F % F % 0,031 0,090 ( 1.171 – 8.127) ≤ 2 Tahun 22 14,0% 70 44,6% > 2 Tahun 6 3,2% 59 37,6% Total 28 17,8% 129 82,2%

Berdasarkan tabel 5.5 diatas diperoleh hasil dari 28 responden yang mengalami BBLR paling banyak pada jarak kehamilan ≤ 2 tahun yaitu sebanyak 22 orang (14,0%) dibandingkan dengan jarak kehamilan > 2 tahun.

Berdasarkan analisis statistik menunjukan bahwa P value = 0,031 ( P < 0,05 ) dimana Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR.

Hasil OR = 3,090 ( 95 % CI ) = ( 1,175 – 8,127 ). Berarti bahwa jarak kehamilan ≤ 2 tahun memiliki faktor resiko terjadinya BBLR 3,090 lebih besar dibandingkan dengan jarak kehamilan > 2 tahun.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 157 responden bayi baru lahir, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR , ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR, ada hubungan antara anemia dengan kejadian BBLR , ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR di RSUD Kab Bekasi periode Maret – April tahun 2019.

(10)

Kepada Mamah tercinta Wati Sisulawati dan Ayah Muhammad Suparman yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materi serta doa yang selalu di panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa. Kepada, ibu Eviana Yatiningsih, SST, M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan senantiasa sabar dalam membimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Dosen dan staf Institut Medika drg. Suherman. Teman-teman seperjuangan yang telah mendukung penulis dalam penyusunan KTI ini.

Refrensi

Dinkes, 2014. Angka Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah

http://www.diglib.litbang.depkes.go.id

UNICEF, 2013. Mortality Fetal Rate and Mortality Maternal Rate

Balitbangkes dan Kemenkes RI, 201. Badan PBB Program Pembangunan.

http://www.diglib.litbang.depkes.go.id

Kawai, er. Al, 2011. Low Birth Rate. http://www.diglib.litbang.depkes.go.id

Maryunani, Anik, dkk. 2010. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan

Neonatal. Jakarta:Nuha Medika; 2010

Atikah Proverawati dan Cahyo Ismawati. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Yogyakarta: Nuha Medika; 2010

Manuaba.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.

Jakarta :EGC

Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

(11)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ismawati, 2010. Gambaran Klinis Berat Bayi Lahir Rendah. PT.Bina Pustaka,

Jakarta

Manuaba, 2010. Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dan Panerapannya

Dalam Ilmu Kebidanan, PT. Bina Pustaka, Jakarta.

Taharuddin, 2012. Asuhan Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

Umboh, Adrian, 2014. Faktor – Faktor yang Berhunungan Dengan Kejadian Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR). PT. Pustaka Abadi Indonesia, Tanggerang

Harjanto, Rudi dkk, 2011. Hubungan Antara Anemia pada Ibu Hamil Dengan

Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah Di Rs Pendidikan Panembahan Senopati Bantul.

Cyntia, dkk,2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Kabupaten Kudus.

Gambar

Tabel 5.5  Jarak Kehamilan  KEJADIAN BBLR  P Value  OR (CI 95%) YA TIDAK  F  %  F  %  0,031  0,090  ( 1.171 – 8.127) ≤ 2 Tahun 22 14,0% 70 44,6% &gt; 2 Tahun 6 3,2% 59 37,6%  Total  28  17,8%  129  82,2%

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa permintaan layanan informasi public dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lumajang, dapat kami kemukakan bahwa Sekolah sebesar 0 permintaan atau setara

Perkawinan : Implikasi Terhadap Sistem Hukum Keluarga di Indonesia, Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, 2013 Mulyadi, Hukum Perkawinan Indonesia

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul Perancangan Bangunan Penyadap dan Unit Pengolahan Awal Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Pintu 10, Sungai Cisadane ini

SAPROTAN BENIH UTAMA 027.1/21/E-Cat.PdInbrd- SPR/III/Pml/2020 07-Apr-20 06-Jun-20 15 APBN Pengadaan Benih Padi untuk Pengembangan Budidaya Padi Kaya Gizi.. (Biofortifikasi)

‘Is this a good time for you both, or would you like to be left alone?’ Fitz looked at the Doctor’s naked torso, the damp towel in his own hand and the way he’d been bathing

Menimbang, bahwa hakim tingkat pertama dalam pertimbangannya menyatakan bahwa terhadap satu petak kedai kontrakan di Pasar Lubuk Alung dan perhiasan emas lebih kurang

GSM memiliki beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan sistem non selular yaitu, kapasitas pelanggan yang lebih besar, cakupan area yang lebih luas, dapat

Dalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah mencapai kompetensi yang ditentukan (membaca, menghafal, dan menulis Q.S. al-Falaq dengan tart³ l , lancar,