• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi membran saat ini telah berkembang pesat pada berbagai kalangan teknologi, industri maupun kalangan akademik. Keunggulan teknologi membran antara lain adalah membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat spesifik. Hanya molekul – molekul dengan ukuran tertentu yang saja yang dapat melewati membran, sedangkan sisanya tertahan di permukaan membran.

Aplikasi membran yang telah meluas ke berbagai bidang dan dipicu fakta bahwa

pemisahan dengan membran memiliki

keunggulan dibanding dengan teknologi lain.

Pemisahan dengan membran dapat

berlangsung terus menerus, tidak

membutuhkan zat kimia tambahan, konsumsi energinya rendah, mudah digabung dengan

proses pemisahan lain, dan mudah

ditingkatkan kapasitasinya.1

Penelitian yang mendasar bagi

perkembangan teknologi membran adalah proses pembuatan polimer yang merupakan bahan dasar membran. Salah satu polimer yang biasa digunakan sebagai bahan membran adalah polisulfon (PSF). Polisulfon banyak digunakan dalam pembuatan membran, karena polimer tersebut memiliki sifat kestabilan kimia yang cukup tinggi yaitu tahan terhadap perubahan pH, daya elastisitas rendah, daya tarik yang tinggi, dan stabil pada kondisi temperatur ruang.1

Banyak cara dilakukan untuk

meningkatkan kinerja membran polisulfon antara lain dengan penambahan zat aditif yang ditambahkan saat proses pembuatannya, seperti titanium dioksida (TiO2). TiO2

merupakan nanomaterial yang bersifat

semikonduktor yang dapat menghantarkan listrik, sifat logam yang kuat, ringan dan memiliki kerapatan yang rendah. Peranan TiO2 dalam bidang industri sebagai pigmen,

adsorben, pendukung katalik, dan

semikonduktor.2 Penambahan TiO2

meningkatkan kekuatan fisik membran

sehingga membran tidak terdekomposisi, meningkatkan hidropobilitas sehingga fluks

meningkat.3 Dengan demikian, adanya

penambahan TiO2 pada membran dapat

memberikan konstribusi.

Dalam penelitian ini difokuskan pada uji sifat kelistrikan dari membran polisulfon hasil teknik inversi fase rendam-endap. Metode ini merupakan metode pemecahan partikel menjadi berukuran dalam kisaran

nano dengan menggunakan bantuan magnetic

stirrer dan ultrasonic processor agar larutan

membran yang dihasilkan menjadi membran yang homogen. Metode inversi fase rendam-endap digunakan saat proses pembuatan larutan siap cetak yang akan dijadikan membran.

Beberapa sifat kelistrikan yang diuji yaitu impedansi, kapasitansi, konduktansi,

loss coefficient, dan sudut fasenya (θ) pada

frekuensi rendah dengan perlakuan variasi konsentrasi TiO2. Dari penelitian ini

diharapkan dapat mempelajari mekanisme transport elektron pada membran polisulfon hasil inversi fase rendam-endap sehingga dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan dalam bidang teknologi membran.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

mengukur dan mengkaji sifat listrik

(karakterisasi arus-tegangan, kapasitansi, loss

coefficient, impedansi, konduktansi, dan sudut

fase) membran polisulfon yang didadah TiO2

dalam berbagai konsentrasi dengan

memvariasikan frekuensi.

Hipotesis

Membran polisulfon yang didadah dengan TiO2 yang berbeda konsentrasinya

akan menghasilkan sifat listrik yang berbeda.

Apabila konsentrasi penambahan TiO2

semakin banyak maka dapat meningkatkan nilai kapasitansi, konduktansi, loss coefficient, dan menurunkan nilai impedansi.

Rumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang,

penelitian ini diarahkan untuk mencari solusi bagi masalah saat ini, yaitu kajian sifat listrik membran polisulfon yang didadah dengan TiO2 dan pelarut dimetilasetamid (DMAc).

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah sifat listrik yang terdapat pada membran polisulfon (polimer) yang didadah TiO2 (semikonduktor) dengan pelarut DMAc?

TINJAUAN PUSTAKA

Membran

Membran merupakan suatu lapisan tipis antara dua fase fluida yang bersifat penghalang (barrier) terhadap suatu zat tertentu, yang dapat memisahkan zat dengan ukuran berbeda, serta membatasi laju dari berbagai zat berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Skema sistem pemisahan dua fase

(2)

oleh membran dapat dilihat pada Gambar 1. Proses pemisahan dengan membran dapat terjadi karena adanya perbedaan ukuran pori, bentuk, serta struktur kimianya. Membran demikian biasa disebut sebagai

membran semipermeabel, artinya dapat

menahan zat tertentu, tetapi dapat mel

zat yang lainnya. Fase campuran yang akan dipisahkan disebut umpan

hasil pemisahan disebut permeat

Sifat-sifat membran perlu dikarakterisasi,

yang meliputi efisiensi serta

mikrostruktumya.4

Berdasarkan bahan pembuatannya,

membran dibagi menjadi dua

membran dengan bahan organik dan anorganik. Untuk bahan organik membran dibagi menjadi dua bagian, yaitu membran alami dan membran sintesis. Membran alami adalah membran yang terdapat di jaringan makhluk hidup. Contohnya

terbuat dari selulosa dan turunannya seperti selulosa nitrat dan asetat.

adalah membran yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan mirip denga

alami. Contoh membran sintesis adalah polisulfon poliamida.5

Jika ditinjau dari sifat listriknya membran buatan dibagi menjadi dua, yaitu membran tidak bermuatan tetap dan membran bermuatan tetap. Membran tidak bermuatan tetap disebut juga membran netral. Membran ini terdiri dari polimer yang tidak mengikat ion-ion sebagai ion tetap dan bersifat selektif terhadap larutan kimia.

Selektifitas membran netral ditentukan oleh unsur-unsur penyusun (monomer), ikatan kimia, ukuran pori-pori, daya t

tekanan dan temperatur sifat listriknya. Membran terbentuk karena molekul

menempel pada membran secara kimia. lon ion tidak dapat berpindah dan membentuk lapisan tipis bermuatan pada membran, sehingga membran ini dapat dilalui ion tertentu saja.6

Berdasarkan bentuknya, membran

terdiri atas membran simetrik dan membran

asimetrik. Membran simetri

struktur pori yang homogen dan relatif sama, ketebalannya antara 10-200 µ m. Sedangkan membran asimetri memiliki ukuran dan kerapatan yang tidak sama. Membran jenis ini terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan kulit yang tipis dan rapat (

ketebalan kurang dari 0.5 µm serta lapisan pendukung (sublayer) yang berpori dengan ketebalan 50 - 200 µ m.7

oleh membran dapat dilihat pada Gambar 1. Proses pemisahan dengan membran dapat terjadi karena adanya perbedaan ukuran pori, bentuk, serta struktur kimianya. Membran demikian biasa disebut sebagai

membran semipermeabel, artinya dapat

zat tertentu, tetapi dapat melewatkan campuran yang akan dipisahkan disebut umpan (feed), dan fase hasil pemisahan disebut permeat (permeate). sifat membran perlu dikarakterisasi,

yang meliputi efisiensi serta

Berdasarkan bahan pembuatannya,

membran dibagi menjadi dua golongan, yaitu bahan organik dan Untuk bahan organik membran dibagi menjadi dua bagian, yaitu membran lami dan membran sintesis. Membran alami adalah membran yang terdapat di jaringan Contohnya membran yang terbuat dari selulosa dan turunannya seperti asetat. Membran sintesis adalah membran yang dibuat sesuai dengan dengan sifat membran alami. Contoh membran sintesis adalah

Jika ditinjau dari sifat listriknya membran buatan dibagi menjadi dua, yaitu bermuatan tetap dan membran embran tidak bermuatan tetap disebut juga membran netral. Membran ini terdiri dari polimer yang tidak mengikat ion sebagai ion tetap dan bersifat selektif Selektifitas membran netral ditentukan unsur penyusun (monomer), ikatan pori, daya tahan terhadap tekanan dan temperatur, serta karakteristik

embran bermuatan tetap terbentuk karena molekul-molekul ionik yang bran secara kimia. lon-ion tidak dapat berpindah dan membentuk lapisan tipis bermuatan pada membran, membran ini dapat dilalui ion-ion

bentuknya, membran

membran simetrik dan membran

asimetrik. Membran simetrik memiliki

struktur pori yang homogen dan relatif sama, 200 µ m. Sedangkan membran asimetri memiliki ukuran dan kerapatan yang tidak sama. Membran jenis ini san, yaitu lapisan kulit yang tipis dan rapat (skinlayer) dengan 0.5 µm serta lapisan ) yang berpori dengan

Gambar 1. Skema sistem pemisahan dua membran.

Pembuatan membran dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu dengan teknik

sintering, stretching, track

fase, dan leaching. Pemilihan teknik

pembuatan membran ini sangat menentukan struktur membran yang dihasilkan

sintering merupakan teknik penggabungan

(fusi) partikel-partikel kaku yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan temperatur tinggi atau dengan menggunakan perekat pada tekanan dan temperatur yang lebih rendah.

Pori-pori dalam filter

ruang antar partikel. Ukuran pori ditentukan oleh distribusi partikelnya, semakin luas distribusi partikel maka ukuran pori semakin besar. Teknik ini akan membuat pori berukuran antara 0.1 - 10 µ m dan membran

yang terbentuk merupakan membran

mikrofiltrasi.

Teknik stretching

digunakan untuk membuat membran dengan bahan polimer semikristal seperti teflon dan polipropilen. Teknik ini dilakukan dengan melakukan peregangan ke segala arah sehingga terjadi keretakan dan terbentuk pori pori dengan ukuran antara 0.

Porositas membran yang dibuat dengan teknik ini lebih besar dibandingkan dengan yang dibuat dengan teknik sintering

Pada teknik track

ditembak dengan radiasi berenergi tinggi dengan arah tegak lurus terhadap film. Film kemudian dimasukkan ke dalam bak asam atau basa, sehingga matriks polimer akan

membentuk goresan sepanjang lintasan.

Goresan tersebut akan membentuk pori silinder dengan distribusi pori yang sempit. Ukuran pori yang terbentuk yaitu antara 0.02 – 10 µm.

Salah satu teknik yang

dilakukan peneliti untuk pembuatan membran yaitu menggunakan teknik

Teknik ini dilakukan dengan mengatur perubahan membran dari cair ke padat. Pada teknik inversi fase rendam

dibuat dengan melarutkan suatu polimer dalam pelarut yang sesuai sehingga diperoleh larutan yang homogen. Lapisan

dari larutan tersebut kemudian

2

. Skema sistem pemisahan dua fase oleh

Pembuatan membran dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu dengan teknik

sintering, stretching, track-etching, inversi

. Pemilihan teknik

pembuatan membran ini sangat menentukan struktur membran yang dihasilkan.8 Teknik merupakan teknik penggabungan partikel kaku yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan temperatur tinggi atau dengan menggunakan perekat pada tekanan dan temperatur yang lebih rendah.

filter ini berupa

ruang-partikel. Ukuran pori ditentukan oleh distribusi partikelnya, semakin luas distribusi partikel maka ukuran pori semakin besar. Teknik ini akan membuat pori 10 µ m dan membran

yang terbentuk merupakan membran

etching hanya dapat digunakan untuk membuat membran dengan bahan polimer semikristal seperti teflon dan polipropilen. Teknik ini dilakukan dengan melakukan peregangan ke segala arah sehingga terjadi keretakan dan terbentuk pori-pori dengan ukuran antara 0.1 - 3 µm. Porositas membran yang dibuat dengan teknik ini lebih besar dibandingkan dengan yang

sintering.

track-etching, film ditembak dengan radiasi berenergi tinggi dengan arah tegak lurus terhadap film. Film asukkan ke dalam bak asam atau basa, sehingga matriks polimer akan

membentuk goresan sepanjang lintasan.

Goresan tersebut akan membentuk pori silinder dengan distribusi pori yang sempit. Ukuran pori yang terbentuk yaitu antara 0.02

Salah satu teknik yang banyak

dilakukan peneliti untuk pembuatan membran yaitu menggunakan teknik inversi fase. Teknik ini dilakukan dengan mengatur perubahan membran dari cair ke padat. Pada rendam-endap, membran dibuat dengan melarutkan suatu polimer dalam pelarut yang sesuai sehingga diperoleh homogen. Lapisan tipis tersebut kemudian

(3)

3

dikoagulasikan dalam non pelarut (air) sehingga terbentuk membran. Kemudian dibuat lapisan tipis dari larutan dan dikoagulasikan dengan air agar terbentuk membran.7

Polisulfon (PSF)

Polisulfon adalah polimer yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan membran. Hal ini dikarenakan memiliki ketahanan yang baik terhadap temperatur tinggi, rentang pH yang lebar 1 – 13, memiliki resistansi yang baik terhadap klorin.3 Selain itu, PSF memiliki elastisitas rendah, kekuatan tarik tinggi, stabil pada temperatur ruang.

Karakter-karakter yang dimiliki PSF tersebut disebabkan oleh struktur rantai yang rigid, seperti pada Gambar 2. PSF bersifat hidrofob atau tidak suka air, juga tidak larut dalam larutan asam ataupun basa. Kelarutan polisulfon dalam larutan alifatik rendah tetapi masih dapat larut dalam beberapa pelarut yang sedikit polar.9

Titanium Dioksida (TiO2)

TiO2 adalah bahan material aktif

dengan ukuran nano yang memiliki beberapa keunggulan yakni resistensi terhadap bakteri yang tinggi dan bersifat sangat hidropilik. Komposisi yang terbaik untuk pembuatan

casting solution adalah (18 b/b) PSF; (2

%-b/b) TiO2 ; (64%-b/b) DMAC; (16 %-b/b)

NMP. Penambahan TiO2 tersebut

meningkatkan kekuatan fisik membran

sehingga membran tidak mudah

terdekomposisi, meningkatkan hidropilitas sehingga fluks meningkat.3

Penggunaan TiO2 sintetis baik dalam

bentuk tetragonal rutile ataupun anatase sangat banyak dipakai dalam industri antara lain sebagai pigmen pemutih, bahan utama keramik untuk elektronik (BaTiO3), bahan

baku untuk pembuatan TiO2 polimeric

precursor yang sangat penting untuk pembuatan bahan-bahan keramik maju.

Bahan baku untuk membuat TiO2

sintetis banyak terdapat di alam, baik sebagai deposit utama atau deposit batuan keras ataupun sebagai secondary/placer deposit (yang pada umumnya dalam bentuk pasir pantai). Mineral-mineral yang ada di dalam deposit tersebut ada yang berbentuk mineral

ilmenite (FeO.TiO2), rutile (tetragonal TiO2),

anatase (tetragonal TiO2), brookite (rhombic

TiO2) dan perovskite (CaO.TiO2).10

Gambar 2. Struktur kimia polisulfon.

Gambar 3. Struktur kimia N,N – dimetilasetamida (DMAc).

N,N-dimetilasetamida (DMAc)

DMAc merupakan molekul sederhana yang berada dalam fase cair pada temperatur ruang. Dalam struktur kimia DMAc dapat diperlihatkan pada Gambar 3. Jenis cairan yang polar namun tidak bermuatan ini umum digunakan sebagai pelarut polimer.9

DMAc digunakan sebagai pelarut karena telah diketahui secara umum bahwa DMAc dan PSF adalah pasangan pelarut polimer yang cocok dan dapat membuat larutan menjadi homogen1.

Sifat Listrik Membran

Berdasarkan sifat listriknya, sifat bahan dikelompokan menjadi isolator, konduktor, semikonduktor dan superkonduktor akan memiliki sifat listrik yang berbeda. Jenis sifat

listrik dalam penelitian ini meliputi

karakterisasi arus-tegangan, kapasitansi, loss

coefficient, impedansi, konduktansi, dan sudut

fase (θ).

Karakterisasi arus - tegangan

Karakteristik arus-tegangan merupakan salah satu karakteristik kelistrikan membran. Karakteristik ini dipengaruhi oleh aliran elektron dan ion-ion pada membran. Aliran ion-ion berpengaruh pada aliran arus dalam membran dan proses pemindahan lainnya.

Dari karakteristik arus-tegangan dapat

ditentukan sifat ohmic-nya suatu membran, daya tahanan listrik dan energi diri ion yang melintasi membran. arus dipengaruhi oleh besamya beda tegangan dan beda konsentrasi muatan pembawa. Semakin besar beda konsentrasi muatan pembawa dan beda tegangan maka semakin besar pula arus yang mengalir pada membran.11

O

CH3

CH3

H3C-C-N

(4)

4

Rapat arus dari ion pembawa yang bergerak di dalam larutan dan menembus membran diberikan oleh persamaan beriku:

dx d Pq dx dP kT JP p p ϕ µ µ − − = dx d Pq dx dN kT Jn=− µn − µn ϕ (1) Keterangan:

N, P adalah konsentrasi ion pembawa muatan negatif dan positif. T adalah suhu mutlak, J adalah rapat arus. µp, µn masing-masing

merupakan mobilitas ion positif dan negatif dengan ߮ adalah beda potensial dan k adalah konstanta Boltzman (1,38 x 10-23 J/K), variabel P, N dan ߮ merupakan fungsi dari x.

Kapasitansi listrik

Kapasitansi merupakan suatu ukuran kapasitas penyimpanan muatan berdasarkan perbedaan potensial tertentu.12 Banyaknya muatan neto yang terakumulasi pada kapasitor sebanding dengan tegangan yang diberikan oleh sumber.6 Kapasitor adalah suatu piranti yang dapat menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua benda penghantar 13 yang terisolasi, dipisahkan pada jarak tertentu dan mempunyai luasan tertentu. Nilai kapasitansi tidak bergantung pada muatan atau tegangan melainkan dipengaruhi oleh faktor gemoetri dan sifat bahan dielektriknya.14

Faktor yang menentukan geometri yaitu luas keping sejajar dan jarak antar kepingnya. Sifat bahan dielektrik ditentukan

oleh konstanta dielektrik bahan yang

merupakan bahan non konduktor yang tidak memiliki elektron-elektron bebas sehingga tidak dapat menghantarkan listrik.15 Ketika luas area plat meningkat, maka kapasitansi akan meningkat. Ketika jarak antar plat besar, maka nilai kapasitansi berkurang dan ketika nilai konstanta dielektriknya besar, maka kapasitansinya berkurang.16 d A C = ε (2) Keterangan : C = kapasitansi (farad)

ε

= permitivitas bahan (farad/m)

A = luas plat (m2)

d = jarak antara plat (m)

Michael Faraday (1791-1867) membuat postulat bahwa sebuah kapasitor memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat membuat elektron sebanyak 1 C. Besar muatan (Q) yang tersimpan pada kapasitor sebanding dengan beda potensialnya (V).16

CV

Q

=

(3)

Keterangan:

Q = muatan elektron dalam C (coulomb) C = nilai kapasitansi dalam F (farad) V = besarnya tegangan dalam V (volt)

Jika kedua ujung plat logam diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) logamnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung logam yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak dapat menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.16

Pada Gambar 4 memperlihatkan skema kapasitor yang diberi tegangan Vs. Dan menurut Maxwell-Wagner, model rangkaian listrik membran dapat dimodelkan pada gambar 5. Perbandingan antara permitivitas suatu bahan (ℰ) dengan permitivitas ruang hampa (ℰ0) disebut permitivitas relatif atau

konstanta dielektrik yang dinyatakan dengan:

0

ε ε

=

K (4)

Kapasitansi total membran (C) dalam

rangkaian pada Gambar 5 dapat diperoleh persamaan: 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 ) ( ) ( ) ( C C G G C C C C G C G C C + + + + + + = ωω (5)

Kapasitansi membran menurun saat frekuensi meningkat menuju nilai maksimum yang setara dengan kapasitansi dua kapasitor yang dirangkai seri.7 2 1 2 1 ) 0 ~ ( C C C C C + = ω (6)

Gambar 4. Kapasitor plat sejajar17

Gambar 5. Model rangkaian listrik untuk membran.

C1 C2

(5)

5

Gambar 6. Loss coefficient yang dibentuk antara I dan Xc.

Loss coefficient

Loss coefficient merupakan parameter

yang menyatakan kemampuan suatu bahan untuk menghamburkan atau melepaskan energi dan mengkonversinya menjadi panas.18 Pada medium yang ideal, bahan dielektrik kapasitor tidak ada energi yang hilang, namun jika terjadi kehilangan energi, maka sudut fase akan berkurang dan sudut loss coefficient akan bertambah berdasarkan hubungan sebagai berikut:

Sudut loss coefficient = 90° - sudut fase dimana sudut fase adalah sudut θ yang memisahkan antara arus total (I) dengan tegangan yan diberikan.

Sudut loss coefficient merupakan sudut yang dibentuk antara arus bolak balik total (I) dan arus pengisian (Ic) pada kapasitor seperti Gambar 6.14 Pada frekuensi yang diberikan, bahan dielektrik dapat diperlihatkan sebagai rangkaian parallel yang terdiri dari kapasitansi dan resistansi yang ideal. Apabila tegangan sinusoidal diberikan pada bahan dielektrik ini maka akan menghasilkan arus pengisian.

Pada kasus kehilangan dielektrik

rendah (low loss dielectric), apabila δ kecil maka cos θ bisa menggantikan tan δ. Untuk dielektrik dengan kehilangan cukup besar, hubungan berikut dapat digunakan untuk menghitung loss coefficient:16

C R I I = δ tan (7) RC ω δ 1 tan = (8) Konduktansi listrik

Konduktansi merupakan sebuah bentuk sifat listrik. Nilai konduktansi berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Ion yang melintasi membran merupakan kuantitas elektrik, dinamakan sebagai arus (I). Konduktansi dan gradient elektrokimia (Vm-Vx) dapat digunakan untuk memprediksi arus, tegangan membran (Vm), tegangan Nerst (Vx) dengan persamaan:16 ) (Vm Vx G I = − (9) R G= 1 (10) Keterangan:

Is arus yang diberikan (ampere), dan R hambatan acuan (ohm).

Salah satu sifat yang dimiliki oleh

membran yaitu konduktivitas listrik.

Konduktivitas muncul disebabkan adanya

interaksi antara ion dengan membran.

Pengukuran konduktansi sangat penting untuk menentukan geometri dan dimensi pori. Besarnya konduktansi (G) membran dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan:19

P nG G = (11) Dengan: ) exp( 0 kT U G G= −∆ (12)

Keterangan: n adalah jumlah pori membran dan Gp adalah konduktansi tiap pori dengan asumsi pori-porinya identik. Konduktansi total membran (G) dalam model rangkaian, dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan:7

2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 ) ( ) ( ) ( ) ( C C G G G C G C G G G G G + + + + + + = ω ω (13)

Konduktansi membran sangat

tergantung pada frekuensi, saat frekuensinya rendah maka konduktansi membran akan memiliki nilai minimum dan setara dengan dua konduktor yang dihubungkan secara seri:20 2 1 2 1 ) 0 ~ ( G G G G G + = ω (14)

Sebaliknya, saat frekuensi meningkat menuju

nilai maksimum, maka konduktansi

membrannya meningkat sesuai dengan

persamaan berikut: 2 2 1 1 2 2 2 2 1 ) ( ) ~ ( C C G C G C G + + = ∞ ω (15) Keterangan:

G1 dan C1 merupakan konduktansi dan

kapasitansi dari sublayer, sedangkan G2 dan

C2 merupakan konduktansi dan kapasitansi

dari skin layer.

Impedansi listrik

Impedansi merupakan hambatan total pada rangkaian arus bolak-balik atau tingkat resistansi terhadap aliran arus listrik bolak-balik (alternating current = AC). Dalam model rangkaian membran, impedansi listrik membran dimodelkan dengan rangkaian elektronik seperti Gambar 5 yang terdiri atas sebuah kapasitor dengan resistor.5

s m

I

V

R

=

θ I Xc R δ

(6)

6

Suatu hambatan (R) didapat untuk

menghadirkan komponen dissipative

(menghilangkan) respon dielektrik, sedangkan suatu kapasitansi menggambarkan komponen penyimpanan dielektrik bahan.6 Reaktansi kapasitif dari dan kapasitor C adalah:

C j Xc ω 1 = (16) Keterangan:

j merupakan bilangan imajiner. Pada

rangkaian ekuivalen, impedansi Z1 dari

resistansi R1 dan sebuah kapasitansi yang

terangkai parallel dapat diperoleh dari hukum Kirchoff, ) /( 1 1 1 1 1 Rp j Cp Z = + ω (17)

Dari persamaan (17) diperoleh: ) ( 1 p p p p C R j R Z ω + = (18)

Jika ditambahkan Rs secara seri pada elemen

RC dengan ߱ digantikan dengan 2πf, maka diperoleh: ) . . 2 . /( 1 p p p s C R f j R R Z π + = (19)

Pada impedansi kompleks Z, terdapat bagian

real (Zre) dan imajiner (Zim). Keduanya

dirumuskan dalam persamaan berikut:7 ) . ( 1 2 2 2 p p p s re C R R R Z ω + + = (20) ) . ( 1 . . 2 2 2 p p p p im C R C R Z ω ω + = (21)

ω

= frekuenasi sudut R = hambatan (ohm) C = kapasitor (farad)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di

laboratorium Biofisika, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama 10 bulan yaitu pada bulan November 2010 - September 2011.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain polisulfon, pelarut

DMAc, aquades, dan TiO2. Alat yang

dipergunakan adalah cawan petri, gelas kimia, tabung reaksi, pipet volumetrik, spatula, labu erlenmenyer, plat kaca, plat kapasitor

berukuran 4 x 12 cm, aluminium foil,

magnetic stirrer, tisu, lap, gunting, penggaris,

kamera, alat tulis, hot plate stirrer, timbangan, gelas piala, dan HIOKI 3522-50 LCR meter, dan alat I-V meter tipe Keithley 2400.

Metode Penelitian

Penelitian ini meliputi karakterisasi sifat kelistrikan membran. Karakterisasi sifat

kelistrikan membran dilakukan dengan

mengukur karakterisasi I-V menggunakan I-V meter dan mengukur nilai kapasitansi, loss

coefficient, konduktansi, impedansi, dan sudut

fase (θ) membran menggunakan LCR meter.

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diawali

dengan persiapan penelitian, persiapan

eksperimen, eksperimen, analisa dan serta dilanjutkan dengan pembahasan hasil dalam bentuk skripsi.

Persiapan penelitian

Pada kegiatan tahap ini dilakukan pencarian literatur seperti buku, jurnal,

skripsi, dan sebagainya untuk

mempersiapkan dasar - dasar teori, perumusan fisika dan matematika yang berhubungan dengan penelitian.

Persiapan eksperimen

Persiapan eksperimen yang dilakukan antara lain persiapan alat, persiapan bahan, dan perancangan sistem.

1. Persiapan alat

Plat kapasitor yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dari dua buah PCB yang berukuran (12 x 4) cm.

2. Persiapan bahan

Membran polisulfon yang dibuat

dengan memvariasikan konsentrasi zat

aditifnya yang mengandung konsentrasi

larutan polisulfon 12 %. Zat aditif dan pelarut yang digunakan pada pembuatan membran

berupa TiO2 dan DMAc. Teknik yang

digunakan dalam pembuatan membran

polisulfon menggunakan teknik inversi fase rendam-endap.

Polisulfon yang telah dicampur dengan TiO2 dan pelarut DMAc dimasukkan ke dalam

gelas kimia 100 ml, dan ditutup dengan aluminium foil, kemudian larutan tersebut didiamkan selama ± 24 jam (dalam suhu ruang) hingga terbentuk larutan polisulfon. Setelah didiamkan selama 24 jam, larutan membran distrirring dengan stirrer selama 1,5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal BPR Pelapor menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan secara off-line maka Laporan Bulanan disampaikan dengan menggunakan compact disk

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok orang

Efikasi kerja yang dimiliki oleh para karyawan administrasi BLPT berada pada kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa keyakinan yang dimiliki karyawan terhadap

Untuk menjawab pernasalahan tersebut diperlukan adanya model yang marnpu mengintegrasikan keterkaitan aspek mikro (produksi clan perdagangan) dan aspek makro ekonomi,

Dengan tingkat distorsi, komitmen, serta konsistensi dalam implementasi yang bervariasi antara komiditi perkebunan dan antara negara, dampak dari liberalisasi perdagangan

Berdasarkan pengamatan langsung dari daerah yang mengalami deforestasi pada koordinat 100° 7’5.484 “E 0° 11’6.274” S, tutupan lahan yang sebelumnya hutan telah berubah

285 Pada persamaan regresi diatas dapat kita lihat bahwa nilai Unstandardized Coefficients B sebesar – 0,990 yang berarti bahwa jika variabel independen dalm hal

Jika session benar maka user dipersilahkan membuka halaman kotak surat, namun jika salah maka user tidak bisa membuka halaman kotak surat dan biasanya akan