• Tidak ada hasil yang ditemukan

22 PENERAPAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PEKERJA SOSIAL OLEH RELAWAN DALAM PENDAMPINGAN KEPADA ANAK PENDERITA KANKER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "22 PENERAPAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PEKERJA SOSIAL OLEH RELAWAN DALAM PENDAMPINGAN KEPADA ANAK PENDERITA KANKER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

22

PENERAPAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PEKERJA SOSIAL

OLEH RELAWAN DALAM PENDAMPINGAN KEPADA ANAK

PENDERITA KANKER

Oleh:

Pradini Nur’amalia Arliani, Sri Sulastri, dan Budi M. Taftazani

Email:

pradini.dindun@gmail.com; ati.sulastri@yahoo.com; buditaftazani@yahoo.com

ABSTRAK

Kanker dapat menyerang bagian manapun dari anggota tubuh manusia dan tidak memandang usia manusia. Kanker bisa juga terjadi pada anak-anak. Bagi penderita kanker, menanggulangi penyakit kanker dan prosedur pengobatannya bukanlah hal yang mudah. Hal ini tentu juga sangat dirasakan oleh anak penderita kanker. Selain itu, jika salah satu anggota keluarga terkena kanker, maka dampaknya akan sangat dirasakan oleh anggota keluarga yang lain. Penanganan anak penderita kanker tidak hanya tergantung pada tim medis tetapi juga dilihat dari penyelesaian masalah yang mencakup psikologis dan sosialnya. Salah satu unsur dapat membantu memberikan pengobatan non-medis kepada pasien adalah relawan. Oleh karena itu, tujuan dari artikel ini adalah untuk memahami peranan relawan yang menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pendampingan kepada anak penderita kanker dan keluarga.

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih karenapeneliti ingin melihat peran relawan dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial dalam melakukan pendampingan kepada anak penderita kanker. Kemudian metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif, dengan menggambarkan keadaan nyata subyek yang akan diteliti yaitu pelayanan yang diberikan oleh Pekerja Sosial Medis dan relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais.Dari hasil temuan yang ada di lapangan dapat dilihat bahwa bentuk peran yang dijalankan relawan dalam memberikan pendampingan bagi anak penderita kanker dan keluarganya tampak seperti bentuk peran Pekerja Sosial Medis (PSM). Maka penting melibatkan PSM agar pelayanan pengobatan yang terpadu dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya, dari yang memiliki penyakit kronis apapun dan dalam seluruh kelompok usia, karena seorang PSM mempunyai bekal pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan nilai (value) sebagai bentuk kesatuan dari the helping profession.

Kata kunci: relawan, pekerja sosial, anak penderita kanker, pengetahuan, keterampilan.

PENDAHULUAN

Kanker dapat menyerang bagian manapun dari anggota tubuh manusia. Selain itu, kemampuan untuk terkena penyakit kanker tidak memandang usia. Kanker bisa juga terjadi pada anak-anak. Antara 2-3% dari jumlah kasus kanker di Indonesia terjadi pada anak-anak, yakni sekitar

(2)

150 dari 1 juta orang anak. Diperkirakan setiap tahunnya ada sekitar 4.100 kasus baru kanker anak di Indonesia.19

Seorang anak penderita kanker harus menghadapi suatu kenyataan yang sulit, yaitu bahwa anak tersebut harus melawan penyakitnya seorang diri dan harus menghadapi prosedur pengobatan, di mana orang dewasa saja belum tentu dapat menghadapinya. Penyakit kanker dan pengobatannya juga dapat mempengaruhi perkembangan anak penderita kanker. Lamanya pengobatan kanker yang menyebabkan seorang anak harus melewatkan banyak waktu di rumah sakit dan efek smaping dari obat-obatan kanker itu sendiri, dapat memberikan tekanan pada anak tersebut. Oleh karena itu, untuk tetap dapat menjalankan pengobatan maka anak penderita kanker tidak hanya dapat tergantung pada tim medis saja, sebab penanganannya bagi penderita kanker tidak hanya dilihat dari segi medis tetapi juga dari segi permasalahan pasien, seperti psikologis dan sosialnya.

Anggota keluarga merupakan bagian yang sangat besar pengaruhnya bagi kesembuhan penderita kanker, baik dari segi fisik maupun pengaruhnya bagi segi psikis. Akan tetapi, jika salah satu anggota keluarganya terkena penyakit kronis seperti kanker, maka dampaknya akan dirasakan oleh seluruh keluarga. Hal tersebut tentu juga terjadi pada orangtua yang anaknya divonis menderita kanker. 20

Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, diperlukan pihak lain di luar keluarga, seperti teman, warga di sekitar rumah, dan yang lainnya. Selain itu, bentuk dukungan dari masyarakat terhadap penderita kanker ditunjukan dengan menjadi tenaga sukarelawan (atau yang biasa disebut sebagai relawan) untuk memberikan pendampingan. Di berbagai negara maju, relawan dalam bidang kesehatan sudah menjadi satu kesatuan dari upaya penanganan primer di tingkat masyarakat. Peran relawan dalam bidang kesehatan menjadi salah satu mata rantai yang tidak terpisahkan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.

Relawan sebenarnya merupakan cikal bakal dari displin pekerjaan sosial. Karena dari perkumpulan para relawan inilah mereka merasakan perlunya ada pelatihan atau pendidikan yang lebih profesional dan berkembang menjadi disiplin pekerjaan sosial. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa peran relawan sangatlah besar dalam perkembangan disiplin pekerjaan sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Kegiatan kerelawanan memainkan peranan penting dalam suatu masyarakat yang menganut sistem demokrasi. Karena ini berarti bahwa masyarakat mengambil peran aktif dalam peningkatan kualitas hidup mereka sendiri dan bagi orang lain melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan atau diselenggarakan oleh organisasi sosial.

Di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais terdapat kegiatan kerelawanan yang sudah berjalan tiga tahun. Para relawan tersebut tergabung dalam dalam suatu wadah bernama Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI), atau lebih dikenal masyarakat dengan Community for Children with Cancer (C3). Yayasan ini dibentuk sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah kanker pada anak di Indonesia. Para relawan yang bergabung tidak hanya berasal dari mereka yang berlatar belakang pendidikan medis saja, namun juga yang berlatar belakang bervariasi seperi pelajar SMP dan SMA.

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang sangat penting bagi pengembangan ilmu dan bagi pemecahan suatu masalah. Penelitian harus memiliki karakteristik antara lain: objektif, akurat, dapat menjelas, dan dibuktikan sesuai dengan kenyataan.

19www.yoai.org

(3)

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih karena saya sebagai peneliti ingin melihat peran relawan dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial dalam pendampingan kepada anak penderita kanker. Adapun metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif, dengan menggambarkan keadaan nyata subyek yang akan diteliti yaitu pelayanan yang diberikan oleh Pekerja Sosial Medis dan relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Hal ini sejalan dengan pendapat Nawawi, 1998:63 yang menyatakan metode deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Digunakannya metode penelitian deskriptif dalam penelitian ini menggambarkan bagaimana Pekerja Sosial Medis memberikan pelayanan dibantu dengan relawan kepada pasien anak penderita kanker pada tahap intervensi atau pelaksanaan dengan melihat bimbingan yang diberikan antara lain: pelayanan edukasi, pelayanan advokasi, pelayanan dukungan keluarga, pelayanan rujukan, pemenuhan kebutuhan mental, dan pemenuhan kebutuhan sosial.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Informan

Dari penelitian yang telah saya lakukan, relawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya (pikiran, tenaga, waktu, harta, dan yang lainnya) kepada masyarakat sebagai perwujudan tanggung jawab sosialnya tanpa mengharapkan pamrih baik berupa imbalan upah, kedudukan, kekuasaan, ataupun kepentingan apapun. Sedangkan dalam bidang sosial, relawan didefinisikan sebagai mereka yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial, tetapi bukan lulusan atau tidak mendapat pendidikan khusus dari sekolah pekerjaan sosial ataupun Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Terdapat 4 jenis relawan yang terkait dengan peran relawan, yaitu:

1. policy making volunteers: relawan yang membuat kebijakan bekerja pada gugus tugas, planel peninjau, komisi, dan dewan.

2. administrative volunteers: relawan administrasi yang memberi dukungan perkantoran melalui aktivitas seperti pengolahan kata dan data, mengkoordinasi jadwal, dan mengurus surat menyurat.

3. advocacy volunteers: relawan advokasi yang memberikan dukungan melalui upaya pencarian dana, menulis surat dan menghubungi anggota perwakilan rakyat, memberi kesaksian pada saat sidang publik, mengorganisir dukungan komunitas.

4. direct service volunteers: relawan pelayanan langsung yang mungkin terlibat dalam aktivitas-aktivitas seperti konseling, rekreasi, dan pengajaran. Kecenderungannya sekarang adalah mengaitkan klien, terutama yang melatih relawan sebagai bagian dari rencana intervensi keseluruhan.

Program Pendampingan

Relawan dan Pekerja Sosial Medis bersama-sama mendampingi anak penderita kanker dalam menjalankan beberapa program di Rumah Sakit Kanker Dharmais:

1. Terapi bermain yaitu dalam keadaan bermain di mana anak dalam keadaan bebas tetapi dapat menggali informasi memberi saran dan mengobservasi emosi problem sosial dan kognitif. 2. Seni terapi yaitu terapi psikoterapi yang menggunakan setting seni di mana terapis melakukan

pemeriksaan psikologi.

3. Komputer Terapi yaitu terapi berdasarkan teori psikologi kognitif dimana menggunakan komputer dalam merangsang kognitif pada anak dengan memadukan teori Piaget.

(4)

4. Ruang bermain yaitu memfasilitasi ruangan utnuk bermain yang disesuaikan dengan keadaan anak juga keamanan ruangan.

5. School in Hospital yaitu pendampingan belajar untuk usia anak sekolah di Rumah Sakit didasarkan pada teori perkembangan anak.

6. Bed site art therapyyaitu memberi kegiatan atau kesenian di tempat tidur yang diperuntukkan pasien yang tidak dapat turun atau keluar kamar.

Jika dilihat lebih lanjut, peran relawan yang dijabarkan di atas tampak seperti peran yang dijalankan oleh pekerja sosial. Fungsi dasar pekerjaan sosial yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial adalah melaksanakan peranan sosial serta proses-prosesnya yang bertujuan memperbaiki dan mengembangkan kepribadian dan sistem sosial dengan kebutuhan-kebutuhan sistemnya yang terdiri dari habilitasi, rehabilitasi, penyediaan sumber, dan pencegahan terhadap disfungsi sosial.

PEMBAHASAN

Pekerja sosial adalah bidang keahlian yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan berbagai upaya guna meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan tugas dan fungsi sosialnya. Ciri dari adanya bidang keahlian ini adalah pemahaman dan keterampilan dalam memanipulasi perilaku manusia sebagai makhluk sosial.

Body of knowledge, kerangka pengetahuan pekerjaan sosial yaitu suatu kerangka pengetahuan yang berisi, berasal dari, atau diramu dari konsep ilmu perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Materi-materi pengetahuan yang diramu tersebut dibentuk atau dikonsentrasikam secara ekliktik dan dikembangkan melalui penelitian dan praktek sehingga benar-benar memiliki keunikan. Oleh sebab itu pengetahuan ilmiah pekerjaan sosial memiliki ciri-ciri, pluralistik-eclectic dan applied.

Penanganan pasien anak penderita kanker memerlukan pendekatan yang berbeda pada penanganan terhadap orang dewasa. Unsur tumbuh kembang harus menjadi perhatian utama dalam menangani pasien anak. Jika dilihat secara menyeluruh, maka masalah yang dihadapi oleh anak penderita kanker dan keluarganya meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual. Sehubungan dengan ke-4 jenis relawan yang terkait dengan peran relawan yang dikemukakan oleh Mitchell maka relawan yang berada di Bangsal Kanker Anak - Rumah Sakit Kanker Dharmais termasuk pada jenis:

a. advocacy volunteers (relawan advokasi)

advokasi yang diberikan relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam bentuk :

- Upaya pencarian dana

Relawan membantu mencarikan donatur untuk membantu biaya pengobatan pasien, terutama bagi pasien yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Relawan juga membantu memberikan informasi mengenai prosedur pengurusan asuransi atau jaminan kesehatan. Selain itu, relawan juga membantu mencarikan donatur yang ingin menyumbangkan barang-barang untuk keperluan belajar, bermain, dan berkreasi pasien selama menjalani pengobatan di rumah sakit. Relawan juga membantu mencarikan pendonor darah bagi pasien yang membutuhkan darah. Relawan melakukan kampanye ke sekolah-sekolah mengenai penyakit kanker, agar masyarakat mengetahui dan dapat berupaya dalam pencegahan penyakit kanker. - Mengorganisir dukungan komunitas

Relawan mengorganisisr dukungan komunitas melalui kerjasama dengan pihak-pihak lain yang ingin membuat kegiatan di rumah sakit. Kegiatan-kegiatan tersebut selain dapat memberikan hiburan kepada pasien, dapat pula memberikan hiburan kepada keluarga pasien. - Bekerja di bidang hubungan masyarakat

(5)

penyuluhan yang dilakukan di puskesmas, posyandu, sekolah-sekolah, atau lingkungan sekitar pasien.

b. Direct Service Volunteers (Relawan Pelayanan Langsung) Bentuk pelayanan yang diberikan oleh relawan antara lain: - Konseling

konseling biasanya dilakukan oleh relawan yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi. Konseling dilakukan ketika pasien dan keluarganya sedang mengalami permasalahan terkait dengan prosedur pengobatan atau ketika pasien sudah memasuki tahap terminal.

- Rekreasi

rekreasi dilakukan melalui kegiatan bermain dan berekreasi, serta acara hiburan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Tujuan utama dari diadakannya rekreasi ini adalah untuk mengusir rasa jenuh pasien dan keluarga saat menjalani pengobatan di rumah sakit.

- Pengajaran

relawan membantu pasien dengan menjadi pengajar dalam kegiatan belajar mengajar ketika pasien sedang menjalani rawat inpa di rumah sakit. Tujuannya agar pasien dapat tetap mengikuti pelajaran yang ada di sekolah, walaupun pasien pada kenyataannya berada di rumah sakit.

- Pendampingan medis

yang dilakukan relawan dalam pendampingan medis adalah membantu persiapan ketika akan melakukan tindakan-tindakan prosedur pengobatan dengan memberikan penjelasan mengenai bentuk-bentuk dari tiap tindakan yang akan dijalani oleh pasien.

Kemudian, berikut ini akan dijabarkan beberapa peran-peran yang dijalankan oleh relawan dengan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial:

1. Konsultan

seperti yang sudah diungkapkan pada konseling di relawan pelayanan langsung, peran relawan sebagai konsultan lebih banyak dijalankan oleh relawan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang psikologi.

2. Peneliti

peran sebagai peneliti dijalankan oleh relawan dengan melakukan penelitian terkait dengan keadaan psikologis serta sosial antara pasien dan keluarganya.

3. Pembimbing

pemberian informasi untuk pasien dan keluarganya oleh relawan merupakan salah satu bentuk peran pembimbing yang dijalankan. Pemberian informasi tersebut meliputi informasi mengenai keberadaan relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais atau mengenai kanker itu sendiri.

4. Penghubung

peran penghubung dijalankan oleh relawan dengan menjadi penghubung antara pasien dan keluarga serta tim medis di rumah sakit. Tujuanya adalah agar relawan dapat membantu hal-hal yang sulit disampaikan oleh pihak keluarga kepada pihak rumah sakit, seperti misalnya terkait pembiayaan di rumah sakit.

Akan tetapi, selain menjalankan peran PSM secara menyeluruh, relawan juga menjalankan beberapa peran pekerja sosial seperti yang diungkapkan oleh Zastrow, yaitu:

1. Empowerer (pemberdayaan)

relawan menjalankan peran sebagai empowerer dengan membuat kegiatan untuk orangtua pasien selama mendampingi anak mereka di rumah sakit. Hasil dari kerajinan tangan yang

(6)

dibuat nantinya akan dijual. Setelah itu, sebagian dari hasil penjualan akan diberikan kepada orangtua pasien.

2. Group Facilitator (fasilitator kelompok)

Peran fasilitator yang dijalankan relawan di sini bukan menjadi fasilitator dalam kelompok, tetapi lebih mengarahkan kepada memfasilitasi kebutuhan pasien dan keluarga selama menjalani perawatan di rumah sakit. Seperti salah satunya, fasilitas Rumah Singgah Anak (RSA) untuk pasien dan keluarga yang berasal dari luar kota Jakarta. Tujuannya adalah pasien dan keluarga dapat lebih menghemat waktu, biaya, dan lebih bisa menjaga kondisi kesehatan pasien dibandingkan dengan harus pulang pergi ke daerah asal.

Menurut Zastrow,21 dalam bekerja dengan individu, kelompok, keluarga, organisasi, dan komunitas, seorang pekerja sosial diharapkan mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam memenuhi perannya yang bermacam-macam, di mana sekurang-kurangnya ada 13 peran yang dapat dikembangkan oleh pekerja sosial, yaitu enabler (pemercepat perubahan), broker (perantara), advocate (advokat), empowerer (pemberdaya), activist (aktifis), mediator (penengah), negotiator (perunding), educator (pendidik), initiator (pemrakarsa), coordinator (koordinator), researcher (peneliti), group fasilitator (fasilitator kelompok), dan public speaker (pembicara).

Fink dalam Adi mengajukan beberapa bidang pekerjaan sosial yang dapat dilakukan oleh seorang pekerja sosial, di mana salah satunya adalah bidang yang terkait dengan pelayanan di bidang perawatan kesehatan. Pekerja sosial dalam setting ini biasa disebut sebagai Pekerja Sosial Medis (PSM). Meskipun keterlibatan utama PSM adalah dalam pelayanan langsung kepada pasien dan keluarganya, namun ada beberapa kegiatan pelayanan yang tidak langsung dilakukan oleh PSM, antara lain melakukan perencanaan kegiatan, mengatur jalannya program penelitian. Namun PSM bertanggung jawab penuh pada relawan yang akan mengikuti program.

Pendampingan yang dilakukan baik oleh pekerja sosial maupun relawan hampir sama. Yang menjadi perbedaan adalah peran untuk melakukan konseling dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh korban. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Zastrow di mana diungkapkan bahwa kemampuan untuk melakukan konseling terhadap klien secara efektif mungkin adalah keahlian dasar yang paling dibutuhkan oleh pekerja sosial. Hal penting kedua yang dibutuhkan oleh pekerja sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan kelompok-kelompok dan profesi-profesi lain. Jadi peran pekerja sosial dan relawan dibedakan dari latar belakang pendidikan dan pelatihan mereka dalam mendapatkan bekal ketika mereka akan ataupun sedang menggeluti bidang pekerjaan sosial.

KESIMPULAN DAN SARAN

Jika dikaitkan dengan Ilmu Kesejahteraan Sosial, relawan sebenarnya merupakan cikal bakal disiplin pekerjaan sosial. Perkumpulan relawan merasakan perlunya ada pelatihan ataupun pendidikan yang lebih profesional, untuk akhirnya memungkinkan untuk berkembang menjadi disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Terkait dengan perannya, maka relawan yang berada di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Dharmais termasuk pada jenis advocacy volunteers dan direct service volunteers. Sedangkan jika dikaitkan dengan peran pekerja sosial medis (PSM), maka relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Dharmais menjalankan peran yang terdiri dari konsultan, peneliti, pembimbing, dan penghubung.

Dalam program-program pendampingan yang dilakukan oleh relawan dan Pekerja Sosial Medis, mayoritas berorientasi kepada kegiatan diskusi dan bermain bagi anak penderita kanker. Dalam kaitannya dengan teori, Pekerja Sosial Medis memberi bantuan dalam upaya menyelesaikan

(7)

masalah-masalah emosional dan sosial pasien., yang timbul sebagai akibat penyakit yang dideritanya dan membantu proses penyesuaian diri pasien dengan masyarakat dan sebaliknya.

Berdasarkan simpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan bagi anak penderita kanker yang melibatkan relawan dan pekerja sosial medis yakni sebagai berikut: 1. Perlu adanya pedoman tertulis yang dipergunakan sebagai tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses pelaksanaan program bagi relawan, khususnya bagi program berkelanjutan. Sehingga tatacara tersebut tidak hanya berupa sesuatu yang diketahui secara verbal.

2. Perlu adanya tambahan waktu pembekalan bagi relawan dalam mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial. Hal ini dikarenakan anak-anak penderita kanker membutuhkan perhatian yang intensif dari para relawan, sehingga diharapkan relawan benar-benar memahami pengetahuan dan menerapkan keterampilan pekerja sosial.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Wibhawa,Budhi. Santoso T. Raharjo. Meilany Budiarti.2010.Dasar-Dasar Pekerjaan Sosial.Bandung:Widya Padjadjaran

Beder, Joan. 2006. Hospital Social Work: The Interface of Medicine and Caring. New York: Taylor and Francis Group.

Gehlert, Sarah. Teri Arthur Browne. 2006. Handbook of Health Social Work. New Jersey: John Wiley and Sons,Inc.

Hardcastle, David. Patricia R Powers. 2004. Community Practice Theories and Skills for Social Work. New York: Oxford University Press,Inc.

Jurnal, Hasil Penelitian, Artikel

Utomo, Hendro Sapto. 2012. Skripsi Sarjana, Pelaksanaan Program Cancer Camp bagi Anak Penderita Kanker oleh Yayasan Onkologi Anak Indonesia. Jurusan Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD. Jatinangor.

Sumber Elektronik

Eviata, Dimas, dan Rurit. 21 Januari 2002. Awas Kanker Anak

http://www.korantempo.com /news/2002/1/gaya%20Hidup /20.html. www.dharmais.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Apabila nilai yang didapatkan pada bab sebelumnya kurang dari 75, maka akan muncul soal dengan tingkat kesulitan rendah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.17.

Obyek dari performance bond adalah barang serta jasa lingkungan hidup (hutan, udara, air) yang dapat terkena dampak polutif atau ekstraktif dari suatu kegiatan ekonomi..

Setelah itu dikocok selama 30 menit dan disaring ke dalam labu ukur 100 ml yang kemudian ditera dengan menggunakan aquades hingga 100 ml.. Kemudian ekstrak baik

Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam organisasi..

Pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan III 2016 mencapai 2.9% SAAR, utamanya didorong peningkatan pertumbuhan ekspor dan investasi yang lebih besar dari penurunan pertumbuhan

Berdasarkan permasalahan dari tinjauan umum dan mengacu pada tinjauan pustaka, maka disusunlan kerangka konsep dalam menentukan langkah-langkah yang akan digunakan

Dengan kurang maksimalnya penegakan hukum terhadap penambang pasir tanpa izin di Kabupaten Bener Meriah dapat kita pahami bahwa hukum belum bekerja secara baik terhadap

 Dengan adanya dukungan dana dari pemerintah pusat dalam bentuk transfer, pemerintah daerah dapat memanfaatkan modal dasar yang telah dimiliki oleh pemerintah