• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Era Kenabian Penulis, Ahmad Sarwat 21 hlm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Era Kenabian Penulis, Ahmad Sarwat 21 hlm"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Era Kenabian

Penulis, Ahmad Sarwat 21 hlm

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Judul Buku

Tafsir Era Kenabian

Penulis

Ahmad Sarwat Lc, MA

Editor

Al-Fatih

Setting & Lay out

Al-Fayyad

Desain Cover

Al-Fawwaz

Penerbit

Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan

(4)
(5)

Daftar Isi

Daftar Isi... 5

Bab 1 : Nabi Muhammad SAW dan Tafsir ... 7

A. Menjelaskan Al-Quran Adalah Hak Allah SWT . 7 B. Tugas Nabi SAW : Menjelaskan Isi Al-Quran .... 7

C. Perkataan Nabi SWT Adalah Wahyu ... 8

Bab 2 : Contoh-contoh Tafsir Dari Rasulullah SAW 9 A. Shalat Wustha Adalah Shalat Ashar ... 9

B. Al-Maghdhubi ‘Alaihim dan Adh-Dhaallin ... 10

C. Zhalim Adalah Syirik ... 10

D. Al-Quwwah Adalah Memanah ... 11

E. Kalimat Taqwa ... 12

F. Hisab Yang Mudah ... 12

G. Al-Kautsar ... 13

Bab 3 : Apakah Rasulullah SAW Menafsirkan Semua Ayat ... 15

A. Kelompok Pertama ... 16

(6)
(7)

7

Bab 1 : Nabi Muhammad SAW dan Tafsir

A. Menjelaskan Al-Quran Adalah Hak Allah SWT

Al-Quran adalah perkataan Allah atau disebut

kalamullah. Tentunya Dia saja yang tahu apa maksud

suatu ayat dan isi konten itu di dalam Quran Al-Karim.

Kita harus pahami bahwa selain teks ayat Al-Quran itu, rupanya Dia juga menurunkan penjelasannya. Itu ditegaskan dalam ayat berikut :

َّ ن

ِ

إ

َّ

اَنْيَلَع

َّ

ََّعْ َجَ

َّ هَّ

َّ هَن آ ْر قَو

َّ

إَذ

ِ

اَف

َّ

َّ ه َنَْآَرَق

َّ

َّْعِب تاَف

َّ

َّ هَن آ ْر ق

َّ

َّ ث

َّ

َّ ن

إ

ِ

َّ

َّاَنْيَلَع

ََّّ

َّ هَناَيَب

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan

Kamilah penjelasannya. (QS. Al-Qiyamah : 17-19)

B. Tugas Nabi SAW : Menjelaskan Isi Al-Quran

Teknisnya Allah SWT menjelaskan isi Al-Quran lewat Nabi Muhammad SAW, sebagai orang yang secara resmi ditugaskan untuk menjelaskan. Lalu Nabi SAW kemudian menjelaskan isi dan konten Al-Quran itu kepada kita.

Boleh dibilang bahwa Beliau SAW menjadi guru besar pertama dalam ilmu tafsir. Maka Beliau SAW itu bisa disebut sebagai ‘mufassir’ juga, bahkan

(8)

8

duduk di urutan pertama. Ayat berikut ini secara tegas menyebutkan tentang penugaskan Nabi SAW dalam urusan memberi penjelasan isi Al-Quran.

اَنْلَزْنَآَو

َّ

ََّكْيَل

إ

ِ

َّ

ََّرْكِذلإ

َّ

ََّ ِذيَب تِل

ََّّ

َّ ِسا نلِل

َّ

اَم

َّ

ََّلِذز ن

َّ

َّْمِ ْيَْل

إ

ِ

َّ

َّْم ه لَعَلَو

َّ

ََّنو ر كَفَتَي

Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan, (QS. An-Nahl : 44)

C. Perkataan Nabi SWT Adalah Wahyu

Pada hakikatnya ucapan yang keluar dari mulut Nabi SAW wahyu dari Allah SWT juga, meski bukan termasuk ayat Al-Quran. Hal itu ditegaskan di dalam ayat berikut ini.

اَمَو

َّ

َّ ق ِطْنَي

َّ

َِّنَع

َّ

ىَوَهْلإ

َّ

َّْن

ِ

إ

َّ

ََّو ه

َّ

َّ لّ

ِ

إ

َّ

َّي ْح َو

َّ

َّ َحو ي

dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm : 3-4)

Maka yang perlu kita pahami dari ayat ini bahwa tafsir Al-Quran itu tidak lain juga merupakan wahyu dari Allah SWT juga, hanya saja tidak termasuk ke dalam teks Al-Quran.

Dan sebagai wahyu dari Allah SWT, kita akan memperlakukannya secara terhormat pula.

(9)

9

Bab 2 : Contoh-contoh Tafsir Dari Rasulullah

SAW

Lalu manakah contoh-contoh penafsiran yang langsung dilakukan oleh Rasulullah SAW? Berikut ini sebagainnya saja.

A. Shalat Wustha Adalah Shalat Ashar

Allah SWT berfirman :

َّ ِتإَوَل صلإَّ َلََعَّإو ظِفاَح

َّ ىَط ْس وْلإَِّة َلَ صلإَو

َّ

ََّيِتِناَقَِّ ِلِلَّّإو مو قَو

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu´. (QS. Al-Baqarah : 238)

Perintah untuk memelihara shalat-shalat yang lima waktu itu sudah dipahami oleh kita semua. Namun apakah yang dimaksud dengan shalat wustha?

Ibnu Mas’ud radhiyallahuanhu meriwayatkan dari Nabi SAW tentang shalat pertengahan atau shalat wustha sebagaimana yang terkandung pada hadits berikut ini :

َّ ةَلَ صلإ

َّ

ى َط ْس ولإ

َّ

َّ ةَلَ َص

َّ

َِّ ْصَعلإ

Shalat wustha itu maksudnya shalat Ashar. (HR. At-Tirmizy)

(10)

10

B. Al-Maghdhubi ‘Alaihim dan Adh-Dhaallin

Di dalam surat Al-Fatihah, Allah memerintahkan kita untuk meminta petunjuk jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang diberi nikmat dan bukan jalan orang yang dimurkai dan sesat.

ََّنَِدْهإ

ََّّ

ََّطإَ ِذصلإ

ََّّ

ََّيِقَت ْ س مْلإ

ََّّ

ََّطإَ ِصِ

ََّّ

ََّنيِ لإ

ََّّ

ََّتْمَعْنَآ

ََّّ

َّْمِ ْيَْلَع

ََّّ

َِّْيَغ

ََّّ

َِّبو ضْغَمْلإ

ََّّ

َّْمِ ْيَْلَع

ََّّ

ََّلّ َو

ََّّ

ََّيِذلا ضلإ

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah : 6-7)

Siapakah yang dimaksud al-maghdhubi ‘alaihim

(مهيلع بوضغملا) dan orang yang sesat atau adh-dhaallin

(نيلآضلا) dalam ayat ini?

Jawabannya dari Nabi SAW ketika Beliau bersabda dalam hadits berikut :

َّ ن

ِ

إ

َّ

ََّبو ضْغَـلمإ

َّ

مِ َيْلَع

َّ

َّ ه

َّ

ََّدو َيْلإ

َّ

َّ ن إَو

َّ

ََّ ْيِل آ ضلإ

َّ

َّ ه

َّ

ىَرا َص نلإ

Orang-orang yang dimurkai adalah orang-orang yahudi dan orang yang sesat adalah orang-orang Nasrani. (HR. At-Tirmizy dan Ahmad)

C. Zhalim Adalah Syirik

Di dalam Al-Quran ada ayat yang cukup bikin penasaran para shahabat, karena keimanan mereka tidak boleh tercampur sedikit pun dengan kezhaliman. Padahal meski sudah beriman, namun siapakah orang yang tidak melakukan kezhaliman?

(11)

11

ََّنيِ لإ

َّ

إو نَم آ

َّ

َّْمَلَو

َّ

إو سِبْلَي

َّ

َّْم َنَاَيم

إ

ِ

َّ

َّمْل ظِب

َّ

ََّكِئَلوُآ

َّ

َّ م هَل

َّ

َّ نْمَ ْلْإ

َّ

َّْ ه َو

َّ

ََّنو دَتْه م

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Anam : 82)

Membaca ayat itu timbul keraguan di hati para shahabat. Sebab Allah SWT mensyaratkan setiap orang harus suci dari perbuatan zhalim, padahal mereka akui pasti pernah berbuat zhalim.

ََّانُّيَآَو

َّ

ََّلّ

َّ

َّ ِل ْظَي

َّ

َّ ه َسْفَن

Siapa di antara kita yang tidak berlaku zhalim pada diri sendiri?

Ketika ditanyakan masalah ini kepada Beliau SAW, jawabannya pun melegakan. Rupanya makna kata zhalim di ayat itu bukan sekedar perbuatan zhalim semata, namun maknanya menurut Nabi SAW adalah syirik.

Dasarnya sebenarnya juga mengacu apa yang ada di dalam Al-Quran :

َّ ن

ِ

إ

َّ

ََّكْ ِذشّلإ

ََّّ

َّيْل ظَل

َّ

َّيي ِظَع

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman : 13)

D. Al-Quwwah Adalah Memanah

Uqbah bin Amir menceritakan bahwa ketika Nabi SAW sedang berkhutbah di atas mimbar, Beliau SAW membaca ayat berikut ini dan kemudian langsung

(12)

12

menjelaskan apa yang dimaksud dengan al-quwwah di ayat itu.

إوُّدِعَآَو

ََّّ

َّْم هَل

َّ

اَم

َّ

َّْ تْع َطَت ْ سإ

َّ

َّْنِم

ََّّ

َّمة و ق

َّ

َّْنِمَو

َّ

َِّط َبَِر

َّ

َِّلْيَخْلإ

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat (QS. Al-Anfal : 60)

Rasulullah SAW kemudian menerangkan bahwa yang dimaksud dengan al-quwwah itu tidak lain adalah melempar anak panah.

ََّلَّآ

َّ

َّ ن

ِ

إ

َّ

ََّة و قلإ

َّ

َّييْم رلإ

Sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar panah.

E. Kalimat Taqwa

Imam At-Tirmiziy meriwayatkan bahwa Ubay bin Ka’ab radhiyallahuanhu menyebut bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah SAW membacakan suatu ayat Al-Quran, yaitu surat Al-Fath :

َّْم هَمَزْلَآَو

َّ

ََّةَمِ َكَ

َّ

َّىَوْق تلإ

Dan Allah mewajibkan mereka kalimat taqwa (QS. Al-Fath : 26)

Lalu Beliau SAW menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kalimat taqwa di dalam ayat itu adalah lafadz : Laa illaah illallah.

F. Hisab Yang Mudah

Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa siapa saja orang yang dihisab, berarti dia pasti diadzab. Aisyah radhiyallahuanha lantas bertanya,”Bukankah

(13)

13

Allah SWT menyatakan ada orang yang dihisab namun dengan hisab yang mudah?”

َّ َفْو َسَف

َّ

َّ ب َساَ يُ

َّ

َّابَا َسِح

َّ

إا ْي ِسَي

Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, (QS. Al-Insyiqaq : 8)

Rasulullah SAW menjawab bahwa yang dimaksud dengan hisab yang mudah itu sebenarnya bukan hisab, melainkan hanya dinampakkan di matanya saja.

َّ َسْيَل

َّ

ََّ ِ

لَذ

َّ

َّمبا َسِ ِبِ

َّ

َّْنِكَلَو

َّ

ََّ ِ

لَذ

َّ

َّض ْرِعلإ

Itu bukan hisab melainkan hanya sekedar dinampakkan saja. (HR. Bukhari dan Muslim) G. Al-Kautsar

Rasululullah SAW pernah mengatakan tentang apa yang dimaksud dengan Al-Kautsar sebagaimana yang termuat di dalam Al-Quran dan menjadi nama salah satu surat.

َّ رَثْوَكْلإ

ََّّ:

َّيرَ َنَ

ََّّ

َّ ِف

ََّّ

،ِة نَجْلإ

ََّّ

َّ هاَت فاَح

ََّّ

َّْنِم

ََّّ

، مبَهَذ

ََّّ

َّْجَمَو

َّ هإَر

ََّّ

َّ َلََع

ََّّ

َِّذر ُّلدإ

ََّّ

، ِتو قاَيْلإَو

ََّّ

َّ ه تَبْر ت

ََّّ

َّ بَي ْطَآ

ََّّ

ََّنِم

ََّّ

، ِك ْسِمْلإ

ََّّ

َّ ه ؤاَمَو

ََّّ

َّ َلَْحَآ

ََّّ

ََّنِم

ََّّ

َِّل َسَعْلإ

ََّّ

َّ ضَيْبَآَو

َّ

ََّنِم

َّ

َِّجْل ثلإ

َّ

Al-Kautsar itu sungai di surga, kedua tepinya terbuat dari emas, alirannya di atas permata dan yaqut, tanahnya lebih harum dari misik dan airnya lebih manis dari madu dan lebih putih dari salju. (HR. Tirmizy)

ََّنو ر ْدَتَآ

ََّّ

اَم

ََّّ

؟ رَثْوَكْلإ

ََّّ.

اَنْل ق

ََّّ

َّ لِلّإ

ََّّ

َّ لو س َرَو

ََّّ

َّ َلْعَآ

ََّّ.

ََّلاَق

ََّّ":

َّ ه ن

ِ

اَف

ََّّ

َّيرَ َنَ

ََّّ

َِّهيِن َدَعَو

َّ

(14)

14

َّ ِذب َر

ََّّ

َّ زَع

ََّّ

َّ لَجَو

ََّّ

َِّهْيَلَع

ََّّ

َّيْيَخ

ََّّ

َّييِثَك

ََّّ

ََّو ه

ََّّ

َّ يضْوَح

ََّّ

َّ دِرَت

ََّّ

َِّهْيَلَع

ََّّ

َّ ِت مُآ

ََّّ

ََّمْوَي

ََّّ

َِّةَماَيِقْلإ

َّ

Tahukah kamu apakah Al-Kautsar? Kami menjawab,"Allah dan Rasul-Nya yang tahu".Al-Kautsar adalah sungai yang dijanjikan Tuhanku, di atasnya ada banyak kebaikan. Berupa telaga tempat minumnya umatku di hari kiamat (HR. At-Tirmizy)

Sebenarnya masih banyak lagi tafsir ayat lainnya, namun Penulis cukupkan sampai disini. Untuk lebih banyaknya silahkan merujuk ke dalam kitab-kitab tafsir seperti Tafsir Ath-Thabari yang banyak memuat tafsir bil ma’tsur.

(15)

15

Bab 3 : Apakah Rasulullah SAW Menafsirkan

Semua Ayat

Benar sekali bahwa Rasulullah SAW adalah juru tafsir resmi yang Allah SWT tunjuk. Dan kita menemukan ada begitu banyak hadits dimana isinya menggambarkan bagaimana Rasulullah SAW menjelaskan maksud dari ayat-ayat tertentu.

Namun yang menjadi pertanyaan menggelitik : Apakah 6.236 ayat itu semua ada penjelasannya dari Nabi SAW langsung? Ataukah penjelasan dari Nabi SAW itu terbatas hanya para beberapa ayat tertentu saja?

Pertanyaan ini nampaknya sederhana dan mengada-ada, namun sebenarnya sangat mendalam, mengingat konsekuensinya akan melahirkan perbedaan besar dalam dua mazhab ulama.

Kalau dikatakan bahwa Nabi SAW menjelaskan semuanya, dalam kenyataannya kenapa kita tidak menemukan kitab hadits yang isinya hanya berupa penjelasan seluruh ayat Al-Quran. Bahkan kitab-kitab tafsir bil ma’tsur yang terkenal paling lengkap sekaliber Jami’ Al-Bayan karya Ath-Thabari (w. 310 H) sekali pun, juga tidak secara lengkap memuat sabda Nabi SAW semuanya.

(16)

16

Di dalamnya kita justru menemukan ada begitu banyak ayat yang penjelasannya hanya sampai ke level shahabat dan tabi’in saja, tapi tidak sampai ke level Rasulullah SAW.

Sebaliknya, kalau kita katakan bahwa Nabi SAW hanya menjelaskan sebagian ayat saja, sedangkan sisanya tidak Beliau SAW jelaskan, maka muncul pertanyaan berikutnya : Apakah boleh suatu ayat dijelaskan oleh selain Nabi Muhammad SAW? Bolehkah para shahabat, tabi’in dan lainnya ikut menjelaskan suatu ayat?

Bukankah yang punya hak preogratif menjelaskan itu hanya seorang Nabi Muhammad SAW seorang? Bukankah hanya Beliau SAW yang menerima wahyu dari Allah SWT?

Perdebatan ini cukup kuat dan membelah para ulama ahli tafsir sendiri menjadi dua kubu yang berbeda.

A. Kelompok Pertama

Kelompok pertama adalah mereka yang mengatakan bahwa seluruh ayat Al-Quran yang jumlahnya 6.236 itu ada penjelasannya langsung dari Nabi SAW.

Dasar hujjahnya adalah hal-hal berikut :

Pertama : Allah SWT sendiri yang menyebutkan bahwa Nabi SAW itu ditugaskan untuk menjelaskan isi Al-Quran, sebagaimana ayat berikut :

اَنْلَزْنَآَو

َّ

ََّكْيَل

إ

ِ

َّ

ََّرْكِذلإ

َّ

ََّ ِذيَب تِل

َّ

َّ ِسا نلِل

َّ

اَم

َّ

ََّلِذز ن

َّ

َّْمِ ْيَْل

إ

ِ

َّ

َّْم ه لَعَلَو

َّ

ََّنو ر كَفَتَي

Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang

(17)

17

telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan, (QS. An-Nahl : 44)

Kedua : Sejarah telah secara terang menjelaskan kepada kita bahwa turunnya Al-Quran itu butuh waktu hingga 23 tahun lamanya. Masa sepanjang itu salah satunya disebabkan karena Nabi SAW dan para shahabat butuh waktu untuk menjelaskan makna dan tafsir ayatnya satu per satu.

Seandainya Al-Quran tidak perlu dijelaskan oleh Nabi SAW dan hanya dibacakan begitu saja, turun dihafal dan dicatat, maka waktu yang dibutuhkan sebenarnya jauh lebih singkat.

Untuk membaca secara hadr atau secara cepat, sebenarnya hanya butuh kira-kira 10 jam saja. Para penghafal Al-Quran terbiasa membaca satu juz hanya dalam waktu 20 menit. Hitungannya sederhana, satu halaman butuh 1 menit dan 1 juz itu biasanya terdiri dari 20 halaman. Artinya, membaca Al-Quran satu jam itu akan mendapatkan 3 juz. Kalau untuk 30 juz berarti hanya butuh 10 jam saja.

Membaca Al-Quran 10 jam itu kalau dimulai sejak pagi jam 06.00, maka kurang lebih jam 16.00 sore hari sudah selesai dan khatam 30 juz.

Lalu kenapa Al-Quran butuh 23 tahun lamanya diturunkan?

Kalau jawabannya biar mudah menghafalnya, tentu kurang tepat. Sebab umumnya para penghafal Al-Quran tidak butuh waktu sampai 20 tahun dalam menghafal. Biasanya yang paling lazim itu 3 tahun saja. Dan banyak yang bisa lebih cepat dari itu. Apalagi standar kemampuan menghafal para

(18)

18

shahabat sebagai orang Arab pastilah jauh lebih tinggi.

Tapi balik lagi, kenapa harus 23 tahun lamanya masa penurunan Al-Quran?

Jawabannya adalah kebutuhan untuk menjelaskan ayat Al-Quran satu per satu. Sebab sesuai perintah Allah SWT bahwa kita bukan hanya disuruh membaca atau menghafal saja, melainkan diperintah untuk mentadabburi Al-Quran.

َّيباَتِك

َّ

َّ هاَنْلَزْنَآ

َّ

ََّكْيَل

إ

ِ

َّ

َّيكَراَب م

َّ

إو ر ب دَيِل

َّ

َِّهِت َيَ آ

َّ

ََّر كَذَتَيِلَو

َّ

و لوُآ

ََّّ

َِّباَبْلَ ْلْإ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shad : 29)

Ketiga : Ibnu Taimiyah di dalam kitabnya Ushul Tafsir menambahkan bahwa satu-satunya ayat yang tidak sempat diajarkan tafsirnya oleh Nabi SAW adalah ayat yang turun terakhir, yaitu ayat yang terkait dengan riba.

Sebab Beliau terlanjur wafat dan belum sempat mengajarkan isi ayat itu.

B. Kelompok Kedua

Adapun kelompok kedua adalah para ulama yang mengatakan bahwa penjelasan dari Nabi SAW itu hanya terbatas pada ayat-ayat tertentu saja dan tidak seluruh ayat Al-Quran ada penjelasannya dari Nabi SAW. Hujjah atas pendapat mereka ini antara lain :

(19)

19

Pertama : hadits yang bersumber dari ibunda mukminin Aisyah radhiyallahuanha yang diriwayat-kan oleh Al-Bazzar :

اَم

ََّّ

ََّنَكا

ََّّ

َّ لو سَر

ََّّ

َِّالل

ََّّ

َّ ِذسَف ي

ََّّ

اائْي َش

ََّّ

ََّنِم

ََّّ

َِّن آ ْر قلإ

ََّّ

َّ لّ

ِ

إ

ََّّ

َّايَ آ

ََّّ

َّمد َدَعِب

ََّّ

َّ هَم لَع

ََّّ

َّ ن ه يَ

إ

ِ

ََّّ

َّليِ ْبِْج

Rasulullah SAW tidak lah menafsirkan ayat-ayat Al-Quran kecuali hanya sedikit saja, yaitu hanya yang diajarkan oleh Jibril.

Kedua : bahwa menjelaskan satu per satu tiap ayat tidak perlu dilakukan oleh Nabi SAW. Sebab banyak sekali ayat yang sebenarnya sudah jelas dan terang di hadapan para shahabat.

Sebab Al-Quran diturunkan sesuai dengan realitas sosial mereka, dengan bahasa mereka, dan seringkali dalam rangka menjawab masalah-masalah yang sedang mereka hadapi sendiri.

Maka begitu suatu ayat turun, kebanyakan mereka langsung paham begitu saja. Sebab seringkali turunnya suatu ayat itu memang sudah ditunggu-tunggu jawabannya.

Ibaratnya hanya tinggal menunggu stempel saja, sedangnya inti jawabannya mereka sudah tahu dan sudah mereka harapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Bahkan dalam beberapa kasus, seringkali Umar bin Al-Khattab sudah mengatakan terlebih dahulu sebelum turunnya wahyu.

Ketiga : doa Nabi SAW kepada Allah SWT agar supaya Abdullah bin Abbas radhiyallahuanhu diberikan kefahaman dalam agama dan diajarkan

(20)

20

kepadanya takwil, yaitu kemampuan untuk menafsirkan Al-Quran.

Dengan demikian, Nabi SAW sendiri memberi peluang kepada orang selain diri Beliau sendiri untuk mampu menafsirkan suatu ayat.

Sebab apabila hanya dirinya seorang yang boleh menafsirkan ayat Al-Quran, buat apa Beliau SAW mendoakan Abdullah bin Abbas agar punya kemampuan menafsirkan Al-Quran.

Paling jauh doa Beliau sebatas agar Abdullah bin Abbas mampu meriwayatkan secara baik dan rinci. Dan kalau hanya sebatas itu saja, sebenarnya ratusan shahabat pun juga sudah melakukannya selama ini, tidak harus dikhususkan hanya pada seorang Ibnu Abbas seorang saja.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

kondisi Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dilakukan untuk menemukan dan menentukan muatan Kebijakan, Rencana, dan/ataub. Program yang harus

[r]

Dalam buku ini terlihat gambaran pelaksanaan tata kelola pemerintahan daerah, dilihat dari pelaksanaan audit internal sektor publik, kompetensi aparatur pemerintah

Jika fungsi distribusi itu adalah diskrit maka prosedur yang diperlukan untuk membangkitkan random variate dari f(x) sbb:.. Tempatkan RN yang diperoleh pada f(x) axis

Peserta didik didorong untuk mengumpulkan berbagai sumber informasi yang kemudian dari berbagai informasi yang diperolehnya tersebut peserta didik dapat menentukan

Kualitas air baku (TDS) RO tahap 1 (desalinasi) bervariasi sesuai dengan musim, jika musim hujan TDS air baku menjadi rendah sampai 500 mg/l karena resapan air hujan ke sumur air

Aplikasi pengeditan data geografi ini terdiri dari dua modul utama yaitu modul yang menangani data multiformat (disebut nodemap), dan modul yang menangani interaksi transaksi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo berada pada klasifikasi sedang, b) keterampilan guru