• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan setiap manusia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan setiap manusia."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan setiap manusia. Dengan adanya pendidikan inilah dapat menjadikan manusia dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang belum mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dengan pendidikan ini pula dapat menciptakan suatu masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokrastis.1

Di Indonesia, pasca kemerdekaan hingga sekarang pemerintah senantiasa menempatkan pendidikan sebagai media strategis melanjutkan semangat kemerdekaan, media transformasi sosial dalam meningkatkan semangat nasionalisme, patriotisme yang tinggi seperti halnya diawal kemerdekaan.2 Mengingat begitu pentingnya pendidikan, maka kualitas pendidikan haruslah diperhatikan secara serius dan juga harus lebih ditingkatkan. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Mujadalah ayat 11:

                                

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

1

www.slideshare.net/andzy/contoh proposal usulan penelitian kuantitatif, diakses tanggal 28 Oktober 2013

2

(2)

akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Mujadalah : 11)

Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Seperti halnya bahasa, membaca, dan menulis, kesulitan belajar harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak siswa akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi matematika memerlukan matematika yang sesuai.3

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.4

Berangkat dari permasalahan dan kesulitan para peserta didik unutk memahami Matematika, maka banyak sekali bermunculan cara-cara untuk mengatasi kesulitan tersebut. Diantaranya adalah penggunaan senam otak (brain

3 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta:Rineka Cipta,

2003), hlm. 251.

(3)

gym) yang sekarang mulai berkembang. Cara ini, oleh sebagian besar masyarakat dianggap sangat efektif untuk meningkatkan kecerdasan otak. Senam otak (brain gym) merupakan latihan gerak sederhana yang melibatkan beberapa titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-saraf otak yang berfungsi untuk memudahkan pernafasan, memperlancar peredaran darah, menyegarkan dan melemaskan otak. Latihan-latihan brain gym adalah inti dari Educational Kinesiology (Edu-K), yaitu ilmu tentang gerakan tubuh manusia.

Karena pentingnya matematika untuk dipelajari, penulis mencoba untuk menghadirkan suasana baru dalam praktik pembelajaran matematika, yakni dengan menerapkan gerakan-gerakan pada brain gym untuk merangsang, menggugah, dan memotivasi otak kita agar dapat mencapai hasil belajar matematika siswa secara optimal.

Konsep dasar brain gym adalah (a) belajar merupakan kegiatan alami dan menyenagkan, yang harus terjadi sepanjang hidup seseorang; (b) kesulitan belajar adalah ketidakmampuan mengatasi stress dan keraguan dalam menghadapi tugas baru; (c) kita semua mengalami kesulitan belajar selama kita belajar untuk tidak bergerak. Jadi, brain gym adalah suatu usaha alternatif alami yang sehat untuk menghadapi berbagai kesulitan belajar, tantangan pada diri sendiri dan orang lain.

Seperti yang kita ketahui, bahwa peran otak sangat besar pengaruhnya bagi manusia untuk berpikir dan mengembangkan ide-ide. Fungsi otakpun bermacam-macamam dan yang paling menonjol adalah peran otak kiri dan otak kanan. Otak kiri dan otak kanan mempunyai fungsi yang berbeda-beda, otak kiri mengatur hal-hal yang bersifat rasional, terutama menyangkut berbahasa dan

(4)

matematika. Sementara otak kanan mengatur hal-hal yang bersifat irrasional dan berhubungan dengan seni. Menurut Pasiak, dalam otak manusia itu terdapat 7 kecerdasan, yaitu linguistic, matematika, spasial, kinetis, interpribadi, dan antar pribadi. Semua potensi ini ada pada setiap manusia namun kadarnya berbeda. Seseorang mungkin saja memiliki satu kecerdasan yang menonjol, tetapi kadar kecerdasan lainnya rendah.

Untuk itulah Tuhan sangat adil dalam menciptakan manusia dengan bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga banyak mncul kreativitas-kreativitas manusia yang beragam dan tidak sama satu sama lain. Kita juga tidak bisa membayangkan bagaimana bakat dan kemampuan yang sama, mungkin yang terjadi adalah kebosanan dan kepenatan. Diantaranya seperti humanizing the classroom, active learning, the accelerated learning, quantum learning, quantum teaching, model cooperative lerarning, brain gym, dan sebagainya. Semua itu bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan otak, tetapi dalam konteks ini, brain gymlah yang berusaha diketengahkan sebagai alternatif model belajar, terutama dalam mengatasi berbagai kesulitan berpikir.

Prinsip brain gym adalah cross the mind line, yang melibatkan seluruh bagian tubuh; mata, tangan, kaki, perut dan sebagainya. Seperti menyilangkan kaki kanan pada kaki kiri, yang dipadukan dengan gerakan tangan kiri yang menyilang pada tangan kanan. Perpaduan gerakan ini membuat otak dan kiri atif secara bersamaan dan menghasilkan kerja luar biasa.

Brain gym tidak saja berguna untuk lansia, tetapi untuk segala umur. Bahkan, brain gym juga merangsang pertumbuhan bayi dan menenangkan anak

(5)

yang hiperaktif. Karena brain gym merupakan latihan yang terangkai dari gerakan tubuh yang dinamis, yang memungkinkan didapatkannya keseimbangan aktivitas kedua belahan otak secara bersamaan. Brain gym dengan metode latihan Edu-K atau pelatihan dan kinestis (gerakan), akan menggunakan seluruh otak melalui pembaruan pola gerakan tertentu, untuk membuka bagian – bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat.

Metode atau teknik pelatihan brain gym tidak hanya bertujuan untuk menolong para siswa agar memanfaatkan seluruh potensi belajar alamiah, melaui gerakan tubuh dan sentuhan, tapi juga bisa dikatakan sebagai usaha alternatif yang alami dan sehat untuk menghadapi ketegangan dan tantangan pada diri sendiri dan orang lain.5

Berdasarkan uraian diatas, penulis akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Islam Durenan Trenggalek.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Brain Gym terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas VII di SMP Islam Durenan Trenggalek?

2. Berapa besar pengaruh Brain Gym terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas VII di SMP Islam Durenan Trenggalek?

5 http:// efektivitas brain gym terhadap kecerdasan matenatis siswa., dikses hari rabu, 06 Nop

(6)

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Brain Gym terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Islam Durenan Trenggalek.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Brain Gym terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Islam Durenan Trenggalek.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah “metode Brain Gym berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Islam Durenan Trenggalek.”

E. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa kegunaan yang bisa didapatkan, antara lain:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pengembang ilmu pengetahuan dan memperkaya ilmiah tentang penerapan pembelajaran matematika melalui metode Brain Gym pada awal pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa di lingkungan SMP Islam Durenan.

(7)

2. Secara Praktis

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a). Bagi guru, dapat membantu guru dalam meningkatkan kemampuan siswa sehingga dapat dijadikan sebagai rambu-rambu untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

b). Bagi siswa, dapat membantu sekaligus mempermudah siswa dalam belajar matematika siswa.

c). Bagi sekolah, sebagai masukan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika.

d). Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang subjek yang diteliti untuk mengembangkan diri dan merupakan bekal di masa berikutnya.

F. Penegasan Istilah

Untuk mengurangi kesalahan pemahaman perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut:

1. Penegasan Konseptual

a. Pengaruh : daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.6

b. Brain Gym : program pelatihan untuk otak.7

c. Hasil belajar : merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.8

6 Ebta Setiawan, KamusBesar Bahasa Indonesia Versi 1.1 (Pusat Bahasa:2010)

7 Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence; Cara Cerdas

(8)

2. Penegasan Operasional

Pengaruh pembelajaran Brain Gym terhadap hasil belajar matematika siswa merupakan suatu penelitian yang akan menguji ada tidaknya pengaruh belajar matematika yang ditimbulkan pada hasil belajar siswa setelah diberikan suatu perlakuan yaitu dengan Brain Gym yang diterapkan pada siswa kelas VII SMP Islam Durenan dalam proses pembelajaran materi luas dan keliling segiempat. Adanya pembelajaran Brain Gym menunjukkan bahwa pembelajaran yang diterapakan memperoleh hasil yang lebih signifikan (lebih tinggi) yang artinya terdapat perbedaan antara pembelajaran Brain Gym dengan pembelajaran konvensional, dengan demikian pembelajan Brain Gym dapat memberi pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar.

G.Ruang Lingkup dan Keterbatasan Peneliti 1. Ruang lingkup

Variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Islam Durenan Trenggalek” adalah variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Adapaun rincian dari variabel-variabel tersebut adalah:

a. Variabel bebas (x) : Brain Gym

b. Variabel terikat (y) : Hasil Belajar Matematika Siswa

8

Nana Sudjana,Penilaian Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991),hlm.22

(9)

2.Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII d SMP Islam Durenan. Adapun bahasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini terbatas pada lingkungan sekolah SMP Islam Durenan-Trenggalek.

b. Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswa SMP Islam Durenan Kelas VII.

c. Penelitian ini dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar matematika. d. Metode yang digunakan yaitu Brain Gym (senam otak).

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam sebuah karya ilmiah, adanya sistematika merupakan bantuan yang dapat mempermudah pembaca mengetahui urutan sistematika dari karya ilmiah tersebut. Sistematika pembahasan dalam skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Bagian awal, terdiri dari halaman judul, halaman pengajuan, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman pembahasan, kata pengantar, daftar isi dan abstrak.

Bagian atau isi, terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain:

(10)

Bab I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, permasalahan penelitian, tujuan peneliyian, kegunaan hasil penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.

Bab II : Landasan teori, yang terdiri dari: tinjauan tentang hakekat matematika, tentang proser belajar mengajar Matematika, pembahasan tentang hasil belajar, dan pembahasan tentang Brain Gym.

Bab III : Metode penelitian, meliputi : pola penelitian, populai, sampling dan sampel penelitian, sumberdata, variabel, dan pengukurannya, teknik dan instrumen pengumpulan data, Teknik analisis data dan prosedur penelitian.

Bab IV : Hasil penelitian, yang berisi deskripsi latar belakang keadaan objek, penyajian data hasil penelitian, analisis data dan uji signifikansi.

Bab V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Bagian akhir terdiri dari daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian dan daftar riwayat hidup. Demikian sistematika pembahasan dari skripsi yang berjudul “ Pengaruh Brain Gym terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Islam Durenan Trenggalek”.

(11)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Pembelajaran Matematika 1. Hakekat Matematika

Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dalam dan untuk hidup kita. Banyak hal di sekitar kita yang selalu berhubungan dengan matematika. Mulai dari kita berhubungan dengan orang lain seperti jual beli sampai dalam dunia pendidikan pun masih ada dan membutuhkan yang namanya matematika.

Sebelum berbicara jauh tentang matematika terlebih dahulu kita bahas arti dari matematika itu sendiri.

Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein”atau manthenein, yang artinya mempelajari. Mungkin juga, kata tersebut erat hubungannya dengan kata Sansekerta “medha”atau “widya” yang artinya kepandaian. Ketahuan atau inteligensi.9

Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungannya, simbul-simbul diperlukan. Simbul-simbul itu penting untuk membantu manipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbulisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu menberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep

9 Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani. Op.cit. hlm.42.

(12)

sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hirarkis. Simbulisasi itu barulah berarti bila suatu simbul itu dilandasi suatu ide.

Secara singkat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif.10

Sedangkan secara istilah ada beberapa pendapat tentang pengertian matematika. James dan James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Kemudian Kline dalam bukunya mengatakan pula bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu, terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.11

Dari beberapa pengertian matematika di atas, kita punya sedikit gambaran tentang definisi matematika yaitu merupakan ilmu yang berhubungan dengan bahasa simbol, yang di dalamnya terdapat konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan dapat membantu aktivitas manusia dalam berbagai hal.

10 Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika (Jakarta:DEPDIKBUD Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Peendidikan Tenaga Kependidikan, 1988), hlm.3.

11

Erman Suherman,et.al, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,(Bandung: Universitas Pendidikan Bandung, 2003), hlm.15

(13)

Definisi matematika di atas bisa dijadikan landasan awal untuk belajar dan mengajar dalam proses pembelajaran matematika. Sehingga diharapkan matematika tidak dianggap lagi menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.12 Tetapi matematika akan menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dipelajari oleh siapa saja tidak terkecuali bagi siswa.

Perlu diketahui bahwa matematika itu memiliki bahasa sendiri, yakni bahasa yang terdiri dari simbol-simbol dan angka. Sehingga jika kita ingin belajar matematika dengan baik maka langkah yang harus ditempuh adalah menguasai dan memahami makna-makna yang tersimpan dibalik bahasa pengantar tersebut.13 2. Pembelajaran Matematika Sekolah

Menyelenggarakan proses pembelajaran matematika yang lebih baik dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Sudah bukan zamannya lagi matematika menjadi momok yang menakutkan bagi siswa di sekolah. Maka dari itu, seorang guru harus dapat menghadirkan pembelajaran matematika yang humanis.14

Sebelum melaksanakan pembelajaran matematika, yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah bagaimana menumbuhkan kembali minat siswa terhadap matematika. Sebab tanpa adanya minat, siswa akan sulit untuk mau belajar, dan kemudian menguasai matematika secara sempurna.15

Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap matematika, pembelajaran matematika di sekolah dalam penyajiannya harus diupayakan dengan cara yang

12

Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani,op.cit,hlm.44

13 Ibid. 14 Ibid.,hlm.56 15 Ibid.,hlm.70

(14)

lebih menarik bagi siswa. Apalagi matematika sebenarnya memiliki banyak sisi yang menarik.16

Setelah matematika diminati dan menarik bagi siswa, barulah masuk pada proses pembelajaran yang inti, yaitu penyampaian materi. Dalam proses ini seharusnya siswa diposisikan sebagai subyek. Para siswa haruslah aktif melakukan, memikirkan dan mengkontruksikan suatu proses dalam sebuah pengetahuan. Di sini tugas guru bukan lagi aktif mentransfer pengetahuan, melainkan menciptakan kondisi belajar dan merencanakan proses pembelajaran dengan materi yang sesuai dan representatif bagi siswa.17 Sehingga dari sinilah akhirnya siswa memperoleh pengalaman belajar yang optimal.

Proses pembelajaran matematika yang baik mempunyai tahapan yang disesuaikan dengan perkembangan anak.18 Urutan pembelajaran matematika yang baik adalah sebagai berikut:

a. Belajar menggunakan benda konkret/nyata 19

Mengapa harus belajar dari benda nyata? Karena itulah yang bisa dipegang, diraba, dilihat, didengar dan dirasakan langsung oleh panca indera anak. Apabila informasi dimasukkan secara bersamaan melalui pancaindera tersebut, maka informasi tersebut akan terbentuk dengan sangat kuat di dalam otak anak.20

16 Ibid.,hlm.71 17

Ibid.,hlm.58

18 Ariesandi Setyono, Mathemagics,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka,2007),hlm.8 19 Ibid.,hlm.45

(15)

b. Belajar membuat bayangan di pikiran

Jika anak sudah bisa memahami relasi suatu bilangan dengan benda disekitarnya, barulah kita mulai memakai gambar. Prosesnya harus sedemikian halusnya sehingga perpindahan dari benda riil ke gambar tidak terasa dan keterkaitannya masih terlihat.21

Jika proses pertama dan kedua sudah dapat dikuasai oleh anak dengan baik, maka anak akan siap menuju proses selanjutnya, yaitu belajar menggunakan simbol.

c. Belajar menggunakan simbol/lambang.

Penguasaan langkah diatas sangat penting untuk mengenalkan anak pada konsep simbol/lambang. Sebagai contoh untuk mengenalkan konsep bilangan saja langkahnya cukup panjang. Dimulai dari menggunakan benda nyata, pembentukan bayangan di otak, menggunakan gambar, dan barulah pengenalan simbol.22

Jika ingin mendapat hasil yang baik atas pembelajaran matematika, sebaiknya proses tersebut dilalui tahap demi tahap. Jangan ada satu proses pun yang dilewati. Jika satu tahapan saja dilewati, pada suatu saat nanti anak harus menbentuk sendiri konsep dasarnya mulai dari awal.23

Dengan demikian, proses pembelajaran matematika ini sangatlah penting dan perlu diperhatikan oleh seluruh elemen yang terlibat dalam pembelajaran. Karena dengan adanya proses pembelajaran matematika yang benar dan sesuai dengan karakter siswa, maka seluruh konsep yang ada dalam pembelajaran matematika

21 Ibid.,hlm.52 22 Ibid.,hlm.55 23 Ibid.,hlm.45

(16)

dapat tersampaikan dan diterima oleh siswa sebagai suatu pengetahuan. Selain itu, adanya urutan pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan hasil belajar (prestasi belajar) siswa yang lebih meningkat.

B. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.

Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekankan dalam rumusan atau definisi tentang belajar, yang dikemukakan para ahli. Menurut Witherington “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow dan Hilgard. Menurut Crow and Crow “belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”, sedang menurut Hilgard “belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap suatu situasi”.

Mengenai peranan unsure pengalaman dalam belajar beberapa ahli menekankan hal tersebut dalam definisi mereka. Di Vesta and Thompson menyatakan “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai

(17)

hasil pengalaman”, menurut Gage and Berliner belajar adalah”…suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman”.24

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut:

1). Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui akitvitas.

2). Travers, belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 3). Cronbach, belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. 4). Harold Spears, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.

5). Geoch, belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan.

6). Morgan, belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, belajar maka dapat dirumuskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan yang muncul karena adanya repons dan pengalaman.25

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,

24

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 155-156.

25 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta:Pustaka

(18)

dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisisen.26

Dengan demikian pembelajaran merupakan suatu usaha dalam menata subyek didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi. Kedua pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.27

a. Pembelajaran Matematika

Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar diatas, dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan proses perubahan sedangkan mengajar merupakan proses pengaturan agar perubahan itu terjadi.

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pebgorgansasian kelas,

26 Kokom Kumalasari,Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi,(Bandung:PT Refika

Aditama,2011),hlm.2

(19)

evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan). Kedua, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.28

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya mengorganisasi lingkungan untuk mencapai kondisi belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.

3. Hubungan antara Belajar dan Pembelajaran

Antara belajar dan pembelajaran keduanya ada hubungan yang saling terkait, dimana proses belajar bersifat internal dan unik yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.29

Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam sebuah sistem, proses belajar dan pembelajaran memerlukan masukan (raw input) yang merupakan bahan pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar (learning teaching process) dengan harapan berubah menjadi keluaran (output) dengan kompetensi tertentu. Selain itu, proses belajar dan pembelajaran dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan yang menjadi masukan lingkungan (environment input) dan faktor instrumental (instrumental input) yang merupakan faktor yang secara sengaja dirancang untuk menunjang proses belajar

28 Ibid., hlm. 3 29 Ibid.

(20)

mengajar dan keluaran yang ingin dihasilkan. Secara skematik uraian di atas dapat digambarkan sebagai berikut:30

Gambar 2.1

a. Brain Gym

1. Pengertian Brain Gym

Senam otak (Brain Gym) adalah program pelatihan untuk otak yang dikembangkan oleh Paul dan Gail E. Dennison sejak tahun 1970. Program ini awalnya dirancang untuk mengatasi gangguan belajar pada anak-anak dan orang dewasa. Dasar pemikirannya, belajar merupakan kegiatan alami dan menyenangkan yang dilakukan sepanjang hidup. Kesulitan belajar berasal dari ketidakmampuan mengatasi stress dan keraguan dalam menghadapi tugas baru.

Sebelum siswa mulai belajar apapun, ia harus menjalani PACE. PACE adalah empat keadaan yang diperlukan untuk dapat belajar cengan menggunakan seluruh otak. PACE merupakan singkatan dari positif, actif, clear (jelas) dan energetis. Untuk menjalankan PACE ini, siswa harus memulainya dari energetis

30 Ibid.,hlm.4

ENVIRONMENT INPUT

LEARNING TEACHING PROCESS

INSTRUMENTAL INPUT

OUTPUT RAW INPUT

(21)

(minum air), clear (melakukan pijat saklar otak), aktif (melakukan gerakan silang), positif (melakaukan hook ups) dan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan senam yang lainnya.31

Senam otak (Brain Gym) adalah latihan gerak tubuh, yang melibatkan beberapa titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-saraf otak, berfungsi untuk memudahkan pernapasan, memperlancar peredaran darah, menyegarkan dan melemaskan otak. Dilakukan untuk memudahkan dan membantu kegiatan belajar, hambatan berpikir, membangun harga diri, mengurangi stres, rasa kebersamaan dan sebagainya. Dalam pelatihan ini, perlakuan Brain Gym diberikan sesuai dengan gerakan-gerakan khusus sebagai penggerak kecerdasan Matematis (Saklar Otak, Kait Rileks, Tombol Bumi, Tombol Angkasa, Tombol Imbang, Pasang Telinga, Pompa Betis, Gajah, Putaran Leher, Luncuran Gravitasi dan Burung Hantu).32

2. Manfaat Brain Gym

Brain Gym dapat memberikan manfaat yang luar biasa. Berikut adalah manfaat dari senam otak (Brain Gym ):

a). Terhindar dari rasa stress

b). Dapat menyikapi segala persoalan dengan lebih tenang33

c). Memandirikan seseorang dalam belajar dan mengaktifkan selurh potensi dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang.

31 Moch. Masykur Ag. Dan Abdul Halim Fatoni, Mathematical Intelligence : Cara cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Hlm. 131- 132.

32 Ibid.,hlm.173.

33As’adi Muhammad, Bila Otak Kanan dan Otak Kiri Seimbang. (Jogjakarta : Diva Press,

(22)

Secara khusus, seperti yang telah dikemukakan Paul E. Dennison di dalam bukunya, (manfaat Brain Gym yaitu dapat mengaktifkan seluruh bagian otak untuk kemampuan akademik, hubungan perilaku, serta sikap tubuh diantaranya: a). Meningkatkan kecakapan membaca dan menulis

b). Meningkatkan kecakapan berhitung, mengingat dan berpikir c). Meningkatkan kecakapan mendengar dan berbicara dengan jelas d). Meningkatkan kepercayaan diri dan menghilangkan perasaan gugup e). Meningkatkan konsentrasi

f). Menjaga keseimbangan tubuh g). dll34

3. Mekanisme Kerja Brain Gym

Paul dan Gail E. Dennison telah membagi otak ke dalam 3 dimensi, yakni dimensi literalis (otak kiri-kanan), dimensi pemfokusan (otak depan-belakang), dan dimensi pemusatan (otak atas-bawah). Masing-masing dimensi memiliki tugas tertentu, sehingga gerakan senam yang harus dlakukan dapat bervariasi, diantaranya:

a). Dimensi Literalis

Otak terdiri atasdua bagian, yakni kri dan kana. Masing-masingbelahan otak itu mempunyai tugas tertentu. Bila kerja sama otak kiri dan kanan kurang baik, siswa sulit membedakan antara kiri dan kanan, gerakannya kaku, tulisan tangannya jelek atau cenderung menulis huruf terbalik, sulit membaca, menulis, bicara, mengikuti sesuatu dengan mata, sulit menggerakkan mata tanpa

34 Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison, Buku Panduan Lengkap Brain Gym: Senam

(23)

mengikutinya, dengan kepala, tangan miring ke dalam ketika menulis, cenderung ke bawah sambil berpikir, keliru dengan huruf (seperti d dan b, p dan q), serta menyebut kata sambil menulis. Beberapa gerakan untuk dimensi ini adalah 8 Tidur, Gajah, dan sebagainya.

b). Dimensi Pemfokusan

Pemfokusan adalah kemampuan untuk menyeberang “garis tengah keterlibatan”yang memisahkan otak bagian belakang dan depan. Informasi diterima oleh otak bagian belakang(batang otak atau brainstem) yang merekam semua pengalaman, lalu informasi diproses dan diteruskan ke otak bagian depan untuk diekspresikan sesuai tuntutan dan keinginan.

Bila siswa takut, gugup atau mengalami stress saat belajar, secara refleks energi ditarik ke otak bagian belakang, sehingga otak bagian depan mengalami kekurangan energi. Jawaban yang tadinya sudah disiapkan pun tiba-tiba”hilang”(lupa), atau tidak dijawab dengan sempurna. Refleks alamiah itu muncul bila anak merasa dirinya berada dalam keadaan bahaya atau terancam hidupnya. Tidak ada waktu untuk berpikir, namun ia harus segera “berjuang atau melarikan diri”. Tubuh pun akan segera menegang, sehingga perpendek otot-otot tendon atau urat-urat di tubuh bagian belakang dari kepala sampai kaki. Ini akan berpengaruh pada sikap tubuh, dan mengacaukan keseimbangan di dalam telinga dan orientasi gerak.

Ciri khas jika otak bagian depan dan belakang kurang bekerja sama adalah otot tengkuk dan bahu tegang, kurang bersemangat untuk belajar, dan reaksi pelan. Lalu, hambatan otak bagian belakang menjadikan siswa terlalu aktif,

(24)

konsentrasi dan analitis siswa dalam rentang yang terlalu pendek, terlalu terperinci, kurang fleksibel, kadang-kadang agresif, dan kurang rileks atau istirahat untuk memikirkan sesuatu lebih luas. Hambatan otak bagian depan juga menjadikan anak pasif, suka melamun, bingung, hipoaktif (kurang aktif), dan kemampuan untuk memperhatikan kurang, tapi perasaan dan suasana hati terekam dengan jelas. Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah Burung Hantu.

c). Dimensi Pemusatan

Pemusatan adalah kemampuan untuk menyeberang garis pemisah antara tubuh bagian bawah dan atas, sesuai dengan fungsi otak bagian bawah dan atas, yaitu sistem limbik. Apa yang dipelajari harus dihubungkan dengan perasaan dan memberi arti. Bila kerja sama antara otak besar (cerebral corteks) dan sistem limbik terganggu, anak sulit merasakan emosi atau mengekspresikannya, cenderung bertingkah laku “berjuang atau melarikan diri”, serta dapat mengalami ketakutan yang berlebihan. Dalam keadaan stres, tegangan listrik berkurang ke otak besar, sehingga fungsinya pun terganggu.

Tubuh manusi adalah satu sistem listrik yang sangat kompleks. Semua kesan dan masukan melalui mata, telinga dan gerakan diubah ke dalam sinyal listrik dan diteruskan melalui serabut saraf ke otak. Sebaliknya, otak mengirim sinyal listrik lainnya, untuk memerintah cara bereaksi pada sistem penglihatan, pendengaran, dan otot-otot. Dengan gerakan untuk meningkatkan energi dan minum air, banyak energi elegtromagnetis menjadi lancar, sehingga komunikasi antara otak dan badan terjamin.

(25)

Ciri jika otak bagian atas dan bawah kurang bekerja sama adalah bila bagian atas terhambat. Misalnya, anak bicara dan bertindak pelan, kurang fleksibel, sulit melompat, kurang berkonsentrasi, kurang terorganisasi, penakut, kurang percaya diri, ragu-ragu, sulit dalam berhubungan sosial dan di sekolah. Bila bagian bawah yang terhambat, maka anak akan cepat hilang keseimbangan, mengabaikan perasaan atau menilainya negatif, bicara dan bertindak terlalu cepat, dan ingin mendiskusikan segala hal. Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah Tombol Bumi, Tombol Keseimbangan, Tombol Angkasa, Pasang Telinga, Titik Positif, dan lain-lain.35

4. Penerapan Brain Gym

Brain Gym sangat baik dilakukan pada awal proses pembelajaran terlebih lagi bila diiringidengan lagu atau musik yang bersifat riang dan gembira. Brain Gym juga bisa dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran siswa setelah menjalani proses pembelajaran yang menbutuhkan konsentrasi tinggi yang mengakibatkan kelelahan pada otrak. Brain Gym mempunyai tujuan agar siswa dapat bermain dan melakukan olah tubuh yang dapat membantu meningkatkan kemampuan otak mereka.

Adapun gerakan tubuh dalam Brain Gym dapat dilakukan dengan mudah oleh siapa saja dan kapan saja sambil melakukan kegiatan sehari-hari (tidak perlu waktu khusus) dengan efek yang langsung terlihat. Dalam filosofi educational kinesiology, siswa justru sangat disarankan untuk bergerak mengikuti dorongan gerak secara alamiah dan tidak dipaksakan.

35

(26)

Pada mulanya Brain Gym dimanfaatkan bagi anak-anak yang mengalami gangguan otak, depresi, hiperaktif, kurang konsentrasi dan kesulitan belajar. Brain Gym telah digunakan oleh guru dan para ahli terapi dalam suatu program yang ditujukan untuk membantu anak yang mengalami kesulitan dalam dalam perkembangan dan pembelajaran. Namun dalam perkembangan selanjutnya, Brain Gym digunakan untuk bermacam-macam kegunaan, bahkan orang yang lanjut usi yang sudah kehilangan kewaspadaan serta refleksinya, dapat dibangkitkan kembali lewat Brain Gym.

5. Macam-macam Gerakan dalam Brain Gym

Gerakan Brain Gym diciptakan oleh Paul E. Dennison sejak tahun 1970. Gerakan –gerakannya antara lain:

a). Minum Air (Drinking Water)

Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak, yaitu 0,3-0,4 liter per 10 kg Berat Badab (BB) sehari, kalau siswa sedang belajar. Misalnya saja, dengan BB 50 kg ia harus minum sekitar 1,5-2 liter per hari. Namun, kalau ia sedang sakit atau banyak berkeringat, jumlah air putih yang diminumnya harus ditambah lagi, yakni menjadi 0,6 liter per 10 kg BB. Jadi, ia harus minum sekitar 3 liter.

Air mempunyai banyak fungsi dalam badan untuk menunjang belajar anak. Diantaranya adalah darah lebih banyak menerima zat asam yang diperlukan untuk belajar, melepas protein yang diperlukan untuk belajar hal baru, melarutkan garam, yang mengoptimalkan fungsi energi listrik tubuh untuk membawa informasi ke otak, dan mengaktifkan sistem limpa. Limpa berfungsi untuk mengangkut zat-zat gizi, hormon, dan sebagai saluran pembuangan.

(27)

b). Memijat Saklar Otak (brain buttons)

Cara melakukan gerakan ini, letakkan satu tangan diatas pusar, dengan ibu jari dan jari-jari tangan yang lain. Raba kedua lekukan diantara rusuk tepat dibawah tulang selangka dan kira-kira 2-3 cm kiri kana dari tulang dada, sambil melirik dari kiri ke kanan dan sebaliknya.

Pijatan ini memberikan beberapa manfaat, yaitu mengordinasi kedua belahan otak, mengaktifkan otak untuk mengirim pesan dari bagian otak kanan ke sisi kiri tubuh dan sebaliknya, meningkatkan penerimaan oksigen, stimulasi arteri karotis untuk meningkatkan aliran darah ke otak, dan meningkatkan aliran energi elektromagnetik. Meningkatkan kemampuan akademikdalam hal menyeberangi garis engah visual untuk membaca dan untuk visual tubuh, koreksi terbaliknya huruf an angka, memedukan konsonan dan tetap di baris ketika membaca. Dapat menyeimbangkan tubuh kiri-kanan, tingkat energi lebih baik, memperbaiki kerja sama kedua mata, bisa meringankan stres visual, juling atau pandangan yang terus-menerus, serta membuat otot tengkuk dan bahu lebih rileks, meningkatkan kelancaran aliran darah (zat asam) ke otak dan meningkatkan keseimbangan badan.

c). Gerakan Silang (cross crawl)

Otak mengapung di dalam cairan otak. Cairan otak memiliki beberapa fungsi, seperti melindungi otak dari gegar otak, disamping berfungsi secara elektris. Seperti halnya baterei mobil, otak manusia juga memerlukan sejenis alat elektro-kimiawi, agar arus listriknya dapat mengalir. Jika aliran otak tersendat-sendat, berarti telah terjadi ketidak-seimbangan dalam aliran informasi di otak.

(28)

Hal ini juga berkaitan dengan sistem informasi antara otak dan badan yang dapat terhambat koordinasinya.

Perkembangan bayi normal mengarah pada koordinasi kiri dan kanan yang makin serasi. Hal ini merupakan dasar pertumbuhan intelektual dan mental. Gerakan yang sangat menunjang pertumbuhan itu adalah gerakan merangkak. Dasar gerak inilah yang merupakan awal fungsi koordinasi keseimbangan.

Prinsip gerakannya mempertemukan anggota bagian kiri dan kanan, misalkan tangan kiri dengan kaki kanan. Agar gerak ini lebih terasa, tangan kanan berada di samping tubuh. Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk integrasi kiri kanan, pemusatan (centering) dan pasang kuda-kuda (grounding), dan kesadaran akan otot utama yang berpengaruh pada sikap tubuh, meningkatkan daya ingat, daya pikir dan membuat pikiran lebih jernih. Dapat meningkatkan kemampuan akademik dalam hal membaca, kecakapan mendengar, matematika, perhitungan, mekanika dari ejaan dan tulisan. Juga dapat meningkatkan koordinasi tubuh menguatkan otot-otot perut, tulang belakang bagian bawah lebih rileks dan kuat dan diafragma bergerak secara terpisah dari otot perut.

d). 8 Tidur (lazy 8)

Caranya, berdiri dengan kaki agak meregang dan kepala menghadap ke depan. Angkat tangan kedepan dan kepalkan dengan posisi jempol dalam keadaan mengacung. Gerakan dimulai dengan menaikkan jempol kekeiri atas dan turun kebawah, lalu kembali ke titik awal. Kemudian gambarlah 8 tidur setinggi mata, mulai pada garis trengah tubuh atau didepan hidung, mengarah ke kiri atas

(29)

melingkar dan kembali ke tengah, kemudian kanan atas melingkar dan kembali ke tengan, dan seterusnya.

Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk untuk menungkatkan integrasi kedua sisi, memperbaiki penglihatan dengn kedua mata bersamaan (binokular) dan melihat lebih jauh kesamping (perifer), dan meningkatkan koordinasi otot mata. Dapat menumbuhkan kemampuan akademik dalam mekanisme membaca, pengenalan simbol untuk memahami arti tulisan dan memecahkannya, dan pengertian membaca (ingatan asosiatif jangka panjang). Dan juga dapat melepaskan keegangan mata, tengkuk dan bahu pada waktu memusatkan perhatian, meningkatkan kedalam persepsi, meningkatkan pemusatan, keseimbangan dan koordinasi tubuh.

e). Gajah (The elephant)

Gerakan senam ini seperti posisi gerakan tidur, tetapi kedua lutut agak ditekuk. Angkat tangan kiri lurus kedepan dengan telapak tangan dala keadaan terbuka, kemudian letakkan telinga di atas bahu. Bayangkan seolah-olah merupakan belalai gajah yang bersatu dengan kepala. Lalu mulailah menggmbar angka 8 tidur. Gerakan gajah berasal dari pinggul, sehingga seluruh tubuh bergerak bukan hanya lengan.

Manfaat latihan ini adalah untuk mengaktifkan otak untuk menyeberangi garis tengah pendengaran ,kemampuan berbicara dalam hati dan berpikir matematis, integrasi penglihatan, pendengaran dan gerakan seluruh tubuh, kedalaman persepsi dan kemampuan kerja sama mata. Dapat meningkatkan

(30)

kemampuan akademik untuk pemahaman mendengar, berbicara, mengeja, dan mengingat secara berurutan seperti dalam matematika.

f). Burung Hantu (the owl)

Berdiri dengan kedua kaki agak meregang. Letakkan telapak tangan kiri pada bahu kanan, sementara tangan kanan dibiarkan bebas. Sambil menengok ke kiri dan kanan, telapak tangan kiri meremas-remas bahu. Tarik nafas ketika kepala menghadap lurus ke depan, lalu buang napas ketika kepala ke samping. Ulangi untuk tangan lainnya sebanyak 10 kali.

Latihan ini bermanfaat untuk mendengarkan suara sendiri, ingatan jangka pendek dan panjang, bicara dalam hati dan kemampuan berpikir, gerakan mata yang cukup, integrasi penglihatan dan pendengaran dengan gerakan seluruh tubuh. Selain itu, dapat meningkatkan kemampuan akademik dalam hal mendengar denga pemahaman, pidato atau laporan lisan, perhitungan matematika, ingatan( untuk mengeja atau trentang digit), konsentrasi, komputer atau kerja lain yang memakai papan tombol.

g). Abjad 8 ( alphabeth 8s)

Alfabet yang dibuat berdasarkan 8 tidur ini dapat dilakukan dengan kedua tangan (jarinya “dikunci”) bersama di udara atau di papan tulis agar otot-otot besar di tangan, bahu, dan dada diaktifkan. Kemudian, 8 tidur digambarkan lebih kecil di kertas atau buku tulis diikuti dengan alat tulis. Tulislah 8 tidur beberapa kali, lalu sambunglah dengan satu huruf pilihan kemudian diteruskan lagi dengan beberapa gerakan 8 tidur.

(31)

Latihan ini bermanfaat untuk mengaktifkan otak dalam koordinasi mata-tangan disemua bidang penglihatan, menyeberangi garis tengah kinestetik, kesadaran ruang gerak (spasial) dan perbedaan penglihatan. Meningkatkan kemampuan akademik dalam hal mengikuti petunjuk, memahami, membuat simbol atau sandi, menulis, mengeja, menghitung.

h). Tombol Bumi (earth buttons)

Letakkan dua jari di tengan dagu, sementara di telapak tangan kiri di daerah pusar. Jari-jari di telapak tangan kiri menunjuk kebawah, gerakan mata dari bawah (lantai) ke atas (langit-langit), lalu kembali ke bawah sambil melakukan napas dalam-dalam, dan membuangnya secara perlahan. Lakukan selama 1 menit atau sekitar 4-6 kali napas dalam. Ulangi gerakan tangan yang lain.

Manfaat dari gerakan ini adalah untuk mengaktifkan otak untuk kemampuan bekerja pada garis tengah dan pemusatan. Meningkatkan kemampuan akademik dalam hal kepiawaian organisasi, keterampilan penglihatan dekat-jauh, serta membaca tanpa disorientasi. Kesiagaan mental, pinggul simetris, kepala tegak, mengurangi kebiasaan juling dan koordinasi seluruh tubuh yang baik. i). Tombol Angkasa (Space buttons)

Letakkan dua jari di atas bibir dan tangan lainnya di punggung bagian bawah, dengan ujung jari-jari menyentuh tulang ekor . Bernapaslah dalam-dalam, turunkan pandanagan ke lantai, kemudian arahkan pandangan ke langit-langit lagi. Ulangi tiga kali atau lebih sambil mata dan seluruh tubuh rileks.

(32)

Gerakan ini bermanfaat untuk rileksasi sistem saraf pusat, kedalaman dan luasnya penglihatan, kontak mata yang lebih mantap dalam penglihatan dekat-jauh. Meningkatkan kemampuan akademik dalam keterampilan mengatur dan menggerakkan mata secra vertikal serta horizontal tanpa bingung, seperti membaca kolom matematika dan urutan huruf, kemampuan memusatkan perhatian pada suatu tugas, motivasi dan minat meningkat. Menumbuhkan kemampuan mengganti “mencoba” dengan intuisi dan pengetahuan, kemampuan untuk rileks, pinggul lurus, kepala tegak tidak menunduk atau miring, kesempatan untuk duduk tegak dan nyaman di kursi, serta konsentrasi mengurangi perilaku hiperaktif.

j). Tombol Imbang (balance buttons)

Sentuhlah tombol keseimbangan yang terletak di belakang salah satu telinga di perbatasan rambut dengan beberapa jari tangan kiri. Letakkan telapak tangan kanan di daerah pusar. Posisi kepala tetap lurus ke depan. Setelah 30 detik lakukan untuk tangan satunya lagi , dan ulangi gerakan hingga beberapa kali sambil bernapas dalam-dalam.

Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk lebih siap siaga dan memusatkan perhatian, meningkatkan kemampuan akademik untuk pengertian tentang hal-hal yang tersirat dalam bacaan, mengenali sudut pandang pengarang, penilaian kritis, dan pengambilan keputusan, keterampilan pengenalan untuk mengeja dan matematika. Membuat perasaan enak dan nyaman, sikap terbuka dan mau menerima, mata, telinga dan kepala lebih tegak lurus pada bahu,

(33)

mengurangi fokus berlebihan pada sikap tubuh (over focus), dan dapat memperbaiki refleks-refleks tubuh.

k). Pasang Telinga (the thinking cap)

Dengan ibu jari, dan telunjuk kedua tangan, pijat secara lembut daun telinga sambil menariknya keluar, mulai dari ujung atas menurun sepangjang lengkungan dan berakhir di cuping. Ulangi gerakan tiga kali atau lebih.

Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk menyeberangi garis tengah pendengaran, mendengar suara sendiri, ingatan jangka pendek, keterampilan bicara dalam hati dan berpikir, kebugaran fisik, dan mental meningkat, mendengar dengan kedua telinga bersama. Meningkatkan kemampuan akademik dalam hal pemahaman ketika mendengar, berbicara di depan umum, menyanyi dan memainkan alat musik, berbicara dalam hati dan penyampaian lisan, mengeja. Membuat energi dan napas lebih baik, resonansi suara meningkat, otot wajah, lidah dan rahang rileks, fokus perhatian meningkat, kemampuan menolehkan kepala, ke kiri dan kanan lebih baik.

l). Kait Rileks (hook ups)

Caranya: (1). Bisa dilakukan dalam posisi duduk, berbaring, atau berdiri. Mata kaki kiri, disilangkan diatas kaki kanan. Tangan dijulurkan ke depan dan disilangkan dengan posisi tangan kiri diatas tangan kanan dan jempol kearah bawah. Lalu tangan diputar ke bawah dan ditarik sampai ke muka dada, sehingga jempol ke arah atas. Tutup mata dan tari nafas dalam-dalam dengan lidah ditempelkan di langit-langit mulut sekitar 1 cm di belakang gigi. Buang napas panjang melalui mulut dan lidah lalu lepaskan lagi. 2). Kedua kaki agak

(34)

meregang. Ujung-ujung jari kedua tangan disambung dengan halus di depan dada, lalu lakukan napas dalam selama 1 menit.

Latihan ini bermanfaat untuk menghubungkan semua lingkungan fungsi bio-listrik tubuh. Kekacauan aliran energi, dapat diatur kembali bila energi beredar dengan lancar di bagian tubuh yang tadinya tegang. Menjadikan lebih percaya diri, dan perhatiannya agar lebih seksama. Meningkatkan kemampuan akademik untuk mendengar dan berbicara lebih jelas, menghadapi tes, dan tantangan sejenis.

m).Titik Positif (positive points)

Sentuhlah dua titik dahi dengan perlahan kira-kira diantara perbatasan rambut dan alis, atau diatas kedua mata dengan ujung jari tiap tangan. Lakukan gerakan ini selama 30-60 deti sambil pejamkan mata.

Fungsi dari gerakan ini adalah untuk mengaktifkan otak bagian depan, guna menyeimbangkan stres yang berhubungan dengan ingatan tertentu, situasi, orang, tempat, dan keterampilan, menghilangkan refleks yang menyebabkan bertindak tanpa berpikir karena stres. Meningkatkan kemampuan akademik, untuk melepaskanpenghambat ingatan, mengeja, mempelajarimatematikadan bidang sosial, atau ketika ingatan jangka panjang dibutuhkan, kemampuan mengatur, belajar mandiri, kinerja tes dan lain-lain.

n). Pompa Betis (the calf pump)

Berdiri tegak dengan jarak satu lengan dari dinding, dan letakkan tangan terpisah selebar bahu. Mundurkan kaki kiri selangkah ke belakang dan luruskan. Bagian depan kaki menginjak lantai sambil tumit terangkat. Badan agak miring

(35)

dengan sudut 45 derajat ke depan. Embuskan napas saat menekan tumit ke kiri lantai, dengan posisi badan condong ke depan dan lutut kanan dibengkokkan. Semakin dibengkokkan lutut, semakin terasa bagian belakang betis kiri ertarik. Sambil menarik napas dengan perlahan luruskan badan, angkatlah tumit kiri dan kendurkan.

Manfaat dari gerakan ini adalah untuk mengaktifkan otak untuk intrgrasi otak belakang dan depan, area bicara ekspresif dan kemampuan biasa. Meningkatan kemampuan akademik dalam hal pemahaman waktu mendengarkan, waktu membaca, kemampuan nulis kreatif dan kemampuan menuntaskan suau tugas.

o). Luncuran Gravitasi (the gravity glider)

Duduk dengan nyaman di kursi. Silangkan pergelangan kaki dan sedikit bengkokkan lutut. Buang napas perlahan-lahan saat membungkukkan badan ke depan, dengan kepala diarahkan ke bawah, jangkau sejauh mungkin tanpa memaksakan diri. Tarik napas sambil menegakkan badan, akirnya kepala kembali tegak.

Gerakan ini bermanfaat untuk meningkatkan kemamouan akademik untuk pemahaman waktu membaca, mencongak, serta pemikiran abstrak mengenai pokok tertentu. Menumbuhkan keyakinan diri, percaya diri dan stabilitas, ekspresi diri, dan sikap tubuh rileks meski duduk lama.

p). Putaran Leher (neck rolls)

Sambil bernapas dalam-dalam, dan kedua bahu rileks, tundukkan kepala agar dagu bersentuhandengan dada. Pejamkan mata samil perlahan-lahan dan

(36)

dengan lembut putar-putar kepala dari satu sisi ke sisi yang lain. Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk penglihatan dengan dua mata secara bersamaan, kemampuan membaca dan menulis pada bidang tengah(centering), grounding, meningkatkan kemampuan akademik, dalam hal membaca dengan suara, berbahasa, serta memperlancar pernapasan.

q). Menguap Berenergi ( the energi yawm)

Ketika mulai menguap, tekan ujung-ujung jari dengan ringan di bagian pipi yang terasa kencang sekitar gigi geraham atas dan bawah. Keluarkan suara menguap yang dalam dan rileks, sambil engan lembut membuang ketegangan yang ada. Ulangi gerakan ini tiga kali atau lebih.

Gerakan ini beranfaat untuk mengaktifkan otak untuk peningkatan persepsi sensoris dan fungsi motorik dari mata dan otot untuk bersuara dan mengunyah, peningkatan oksigen agar erfugsi secra efisien dan rileks, peningkatan perhatian daya tangkap penglihatan, gerakan otot wajah lebih rileks, perbaikan komunikasi lisan dan ekspresif. Meningkatkan memilih informasi penting dari yang tidak penting. Meningkatkan kemampuan akademik dalam hal membaca dengan suara, menulis kreatif dan berbicara di depan umum. Resonansi vokal lebih dalam, penglihatan rileks, kreativitas dan ekspresi meningkat serta menjaga keseimbangan tubuh.

r). Lambaian Kaki (the footlex)

Duduk, letakkan pergelangan kaki kanan di atas lutut kiri dan letakkan satu tangan di belakang lutut kanan, di ujung otot betis. Tangan yang lain memegang tendon achilles, tepat di belakang tulang pergelangan kaki. Lambaikan kaki dari

(37)

atas ke bawah lima kaki atau lebih sambil tangan tetap memegang erat-erat di kedua posisi. Rasakan otot memanjang dan rileks. Kemudian letakkan kedua kaki di lantai dan rasakan perbedaan kedua kaki sebelum mengulangi gerakan ini dengan pergelangan kaki kiri diatas lutut kanan.

Beberapa orang bahkan mengalami manfaat yang lebih besar dengan meluruskan kaki ketika memegang ujung otot betis serta melambaikan kaki, diantaranya untuk meningkatkan kemampuan akademik, dalam hal pemahaman sewaktu mendengarkan dan membaca, kemampuan menulis kreatif serta kemampuan mengerjakan dan menyelesaikan tugas. Menjadikan sikap tubuh yang lebih tegak dan rileks, lutut tidak kaku lagi, perilaku sosial lebih baik, durasi perhatian meningkat, serta kemampuan berkomunikasi dan memberi respons meningkat.

s). Mengaktifkan Tangan (arm activation)

Rentangkan lengan kanan lurus ke atas ke arah langit-langit. Letakkan tangan kiri di atas bahu kanan di otot lengan. Dengan perlahan-lahan dan dengan lembut buang napas lewat mulut sambil menekan lengan kanan secara isometris (tanpa mengerutkan otot) ke tangan kiri selama sekitar delapan detik ke arah depan. Tarik napas ketika mengendurkan tekanan. Lanjutkan proses ini dengan membuang napas saat menggerakkan tangan kiri untuk menekan ketiga arah yang lain, yaitu ke arah telinga, menjauhi telinga dan ke arah belakang.

Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk mampu berbicara ekspresif dan berbahasa, penggunaan sekat rongga dada rileks dan meningkatkan pernapasan. Meningkatkan kemampuan akademik, dalam bidang keterampilan

(38)

menulis indah dan menulis huruf miring, mengeja dan menulis kreatif. Membuat durasi perhatian akan meningkat dalam pekerjaan tulis-menulis, peningkatan fokus dan konsentrasi tanpa fokus berlebihan.

t). Pernapasan Perut (belly breathing)

Letakkan tangan di perut, buang napas lewat mulut dalam embusan pendek sedikit-sedikit, seolah-olah sedang meniup sehelai bulu agar tidak jatuh, sampai paru-paru terasa kosong. Kemudian tarik napas dalam-dalam, isi diri seperti balon yang ada di bawah tangan. Kemudian dengan perlahan-lahan buang napas keseluruhannya. Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk kemampuan menyeberangi garis tengah, pemusatan dan kuda-kuda, sistem saraf pusat lebih rileks dan membuat ritme dari gerakan tlang kepala lebih teratur. u). Mengisi Energi (energizer)

Duduk di kursi di depan meja, letakkan dahi diantara kedua tangan di atas meja. Buang napas sampai dada terasa kosong. Kemudian, sambil perlahan-lahan mengangkat kepala, tarik napas dalam-dalam, rasakan sampai napas itu mencapai tulang belakang. Tubuh dan bahu harus tetap rileks. Ketika membuang napas, turunkan dagu ke arah dada dan mulai menggerakkan kepala ke bawah ke arah meja sambil memperpanjang tengkuk. Istirahatkan kepala di meja saat rileks dan bernapas dalam-dalam.

Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk mampu menyeberangi garis tengah dan membuat saraf pusat lebih rileks. Meningkatkan kemampuan akademik untuk penglihatan binokuler dan keterampilan kerja sama kedua mata, mendengarkan dengan pemahaman, kecakapan berbicara dan

(39)

berbahasa, serta pengendalian gerakan motorik halus dari otot-otot mata dan tangan. Memperbaiki sikap tubuh, meningkatkan konsentrasi dan perhatian, meperbaiki pernapasan dan resonansi suara.36

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Brain Gym

Berdasarkan macam-macam gerakan Brain Gym yang telah disebutkan dan dijelaskan diatas, tentunya dalam setiap pembelajaran ada kelebihan serta kekurangannya. Beberapa kelebihan Brain Gym yaitu: untuk memudahkan pernapasan, memperlancar peredaran darah, menyegarkan dan melemaskan otak. Rangkaian gerakan yang dilakukan bisa memudahkan kegiatan dan memperbaiki konsentrasi belajar siswa, menguatkan motivasi belajar, meningkatkan rasa percaya diri, membangun harga diri, rasa kebersamaan, dan membuat siswa lebih mampu mengendalikan stres. Itulah sebabnya latihan ini cocok untuk siswa, terutama dalam menunjang belajarnya di sekolah. Brain Gym juga sangat praktis, karena bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Pada umumnya, lansia akan mengalami penurunan pada kemampuan otak dan tubuh. Penurunan inilah yang menbuat lansia mudah jatuh sakit, pikun, dan frustasi. Meski demikian, penurunan ini bisa diperbaiki dengan Brain Gym. Karena Brain Gym tidak saja akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga merangsang kedua belahan otak untuk bekerja. Dengan melakukan Brain Gym, kualitas hidup lansia pun akan semakin meningkat. Dengan begitu, kualitas masyarakat kita pun akan semakin meningkat. Meskipun pada tahun 2025 nanti diperkirakan jumlah lansia akan lebih banyak dibandingkan usia muda.

(40)

Brain Gym tidak saja berguna untuk lansia, tetapi untuk segala umur. Bahkan, Brain Gym juga merangsang pertumbuhan bayi dan menenangkan anak yang hiperaktif. Karena Brain Gym merupakan latihan yang terangkai dari gerakan tubuh yang dinamis, yang memungkinkan didapatkannya keseimbangan aktivitas kedua belahan otak secara bersamaan.37

Disamping kelebihan Brain Gym diatas, ada juga kekurangan dalam pembelajaran ini, diantaranya: kebanyakan dari mereka, baik lansia, maupun pelajar kurang telaten untuk mengikuti gerakan-gerakan dari Brain Gym, kecuali ada kemauan sendiri dari mereka. Sebenarnya, Brain Gym tidak membutuhkan waktu yang lama, tetapi supaya lebih baiknya, Brain Gym harus mendatangkan instruktur atau pemandu untuk menuntun gerakan-gerakannya, agar tidak terjadi salah pengertian terhadap gerakannya.38

b. Hasil Belajar

1). Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.39

37 Ibid., hlm 124-125.

38Retno Palupi.Mengenal Berbagai Manfaat Senam Otak. http://id.she.yahoo.com/mengenal-berbagai-manfaat-senam-otak-093358732.html/, diakses Selasa, 22 April 2014,pukul.12.04.

39

Nana Sudjana,Penilaian Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991),hlm.22

(41)

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar dari ranah kognitif ini terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi atau penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.40

b. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.

Penilain hasil belajar ranah afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru banyak menilai ranah kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.41

Ranah afektif ini oleh Krathwohl dan kawan-kawannya ditaksonomikan menjadi lima jenjang, yaitu receiving, responding, valuing, organization, dan characterization by a value or a value complex.42

40 Ibid. 41

Ibid., hlm.30.

42

Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),hlm 54

(42)

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif. Hasil belajar belajar kognitif dan hasil belajar afektif apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.43

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya seseorang disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.44

Di bawah ini akan dikemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar.

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) 1). Kesehatan

Kesehatan disini terbagi menjadi dua yaitu kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Orang jenius tetapi kesehatan jasmaninya kurang baik misalnya sakit-sakitan, maka dia tidak akan bisa belajar dengan maksimal.45 Demikian pula halnya jika kesehatan rohani kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran karena konflik dengan orang tua, ini juga dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Karena itu,

43

Ibid., hlm. 58.

44 Dalyono, Psikologi …,hlm.55 45

(43)

pemeliharan kesehatan jasmani dan rohani sangatlah penting agar badan dan pikiran selalu segar dan semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.46

2). Minat dan motivasi

Jika seseorang menaruh minat pada suatu bidang maka akan mudah mempelajari bidang itu.47 Sementara motivasi merupakan pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Kuat lemahnya motivasi belajar turut mempengaruhi keberhasilannya.48 Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan agar keberhasilan dalam proses belajar dapat dicapai.

3). Strategi belajar

Seorang anak yang belum mengetahui gaya belajarnya akan sulit menentukan strategi belajarnya. Jika strategi belajar kurang pas, proses pengolahan informasi dalam otak akan lambat. Akibatnya, materi yang dipelajari seolah-olah menjadi sulit sekali.49

b. Faktor Eksternal (berasal dari luar diri) 1) Keluarga

Semua famili yang menjadi penghuni rumah seperti ayah, ibu, anak-anak disebut sebagi keluarga. Faktor orang tua sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Mulai dari tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, perhatian dan bimbingan orang tua,

46

Dalyono, Psikologi …,hlm.55.

47 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Jakarta:PT BPK Gunung

Mulia, 2004),hlm.130

48 Dalyono, Psikologi …,hlm.57 49

(44)

tenang tidaknya kondisi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.50

2) Sekolah

Faktor sekolah sangat besar pengaruhnya dalam tingkat keberhasilan belajar, karena hampir 1/3 dari kehidupan anak sehari-harinya berada di sekolah.51 Kualitas guru, metode mengajarnya keadaan fasilitas/ perlengkapan sekolah, penataan tata tertib, semuanya itu menjadi faktor yang mempengaruhi belajar anak.

3) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Misalnya bila bangunan rumah sangat rapat, iklim terlalu panas maka akan mengganggu proses belajar. Sebaliknya tempat yang sepi, iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.52

F. Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan dari penelitian terdahulu, yang dilakukan oleh Mar’atus Sholihah dengan judul “Pengaruh Brain Gym Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas VII MTS N Ngantru Tulungagung Tahun Ajaran 2011/2012”.

Hasil dari penelitian tersebut adalah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara thitung dan ttabel . Dimana thitung untuk prestasi belajar

50 Dalyono, Psikologi …,hlm.59 51

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan …,hlm.133.

52

(45)

diperoleh dari perhitungan sebesar 2,51 dan thitung untuk motivasi elajar diperoleh dari perhitungan sebesar -086. Sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah 2,00, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan Brain Gym terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII MTS N Ngantru Tulungagung. Adapun besarnya pengaruh Brain Gym terhadap prestasi belajar Matematika siswa adalah 13, 85%.53

Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu penelitian terdahulu menggunakan penelitian eksperimen dengan objek penelitian siswa kelas VII. Sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian sekarang tidak melihat Brain Gym terhadap motivasi dan prestasi belajar melainkan terhadap hasil belajar matematika siswa.

G. Kerangka Berpikir Penelitian

Kerangka berpikir dibuat untuk mempermudah dalam mengetahui hubungan antar variabel. Pembahasan dalam kerangka berpikir ini menghubungkan antara metode Brain Gym dengan hasil belajar matematika siswa. Beberapa penjelasan diatas memberikan suatu model kerangka berpikir yang mana adalah sebagai berikut:

53 Mar’atus Sholihah, Pengaruh Brain Gym Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas VII MTS N Ngantru Tulungagug Tahun 2011/2012, STAIN TA, Hlm. 95.

(46)

Gambar 2.2

Tabel Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dengan diterapkannya Brain Gym diharapkan terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran Brain Gym dengan pembelajaran konvensional.

GURU

Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Brain

Gym

Hasil Belajar Siswa Tetap

Hasil Belajar Siswa Meningkat

Hasil Belajar Pembelajaran Brain Gym Lebih Baik Dibandingkan dengan

Gambar

Tabel 4.1 Uji normalitas data post test kelas eksperimen
Tabel 4.2 Uji normalitas data post test kelas kontrol  X  F  F  f/n  F/n  Z  P ≤ Z  a 1  a 2  48  1  1  0,029412  0,029412  -2,62051  0,0044  0,0044  0,025012  52  1  2  0,029412  0,058824  -2,21026  0,0136  -0,01581  0,045224  54  1  3  0,029412  0,088235
Tabel 4.3 Uji homogenitas dengan cara manual
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti bahwa banyaknya unsur nomina dan kata kerja yang muncul sebagai wakil dari kategori kelas kata dalam suatu teks resep masakan berperan penting dengan fungsi alat

Hanya saja pemodal atau lembaga keuangan selalu mempertimbangkan risiko yang melekat pada usaha perikanan tangkap antara lain: (1) production risk, yaitu meliputi

Perpustakaan digital atau digital library adalah gabungan ICT (Information and Communication Technology) dengan isi dan program yang dibutuhkan untuk mereproduksi dan

Simulasi ini bertujuan mengetahui jika sistem ini dapat digunakan dengan baik sebagai sumber STS, kerena profil tegangan pada kedua sumber yaitu 13,8 kV.Baik sumber-A maupun

Information Strategy System bertujuan untuk mengkonstruksi arsitektur informasi dan strategi yang mendukung tujuan dan kebutuhan organisasi secara menyeluruh, menyangkut

a) Berkumpul bersama anggota keluarga untuk melakukan kegiatan masak-memasak makanan ataupun bisa melihat langsung proses penyajiannya yang akan suasana

Dimulai dengan dimunculkannya filsafat bahasa oleh para filosof yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat bahasa, sebab, asal dan hukumnya

Rachma, Afi Rachmat Slamet (2019) yang mengemukakan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand switching, sedangkan penelitian