• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN PEROLEHAN HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN JEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGATURAN PEROLEHAN HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN JEMBER"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGATURAN PEROLEHAN HAK MILIK ATAS

TANAH DI KABUPATEN JEMBER

Eko Budianto

Achmad Anas Rozaqi

Abstrak

Hak milik atas tanah perlu dibuktikan dengan bukti otentik atau bukti yang sah dalam bentuk sertifikat/dokumen hak atas tanah. Pemilikan tanah dengan sertifikat pada dasarnya mutlak harus dipenuhi. Kesadaran hukum masyarakat untuk memperoleh sertifikat hak atas tanah merupakan salah satu bentuk tertib hukum dalam bidang hukum agraria di Indonesia. Oleh karena itu masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam pengurusan perolehan hak milik atas tanah itu.

Kata kunci : peraturan, hak atas tanah

Abstract

Rightful authority on land needs to be proved with authentic and legal proof in the form of document of the right on land. Land authority with certificate is basically absolute to be fulfilled. Society law awareness to get the certificate of land is one of the law orders in agrarian law in Indonesia. That is why it is important for the society to get enough knowledge on taking care of their land authority.

Keywords : rule, rightful on land

I. Latar Belakang

Pemilikan hak atas tanah perlu dibuktikan dengan bukti otentik atau bukti yang sah dalam bentuk sertifikat hak atas tanah dimana pemilikan tanah dengan sertifikat tersebut merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi. Kepemilikan tanah masih banyak yang dalam bentuk petok atau bukti kepemilikan hak atas tanah yang lama.

Penerbitan sertifikat atas tanah pada dasarnya tidak lepas dari 3 (tiga) pihak yang berkepentingan, yaitu: rakyat sebagai pemohon diterbitkannya sertifikat, PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) sebagai pihak pembuat akta serta

BPN (Badan Pertanahan Nasional) sebagai badan yang dibentuk oleh pemerintah dalam rangka menerbitkan dan mengeluarkan sertifikat sebagai bukti otentik atau sah atas hak milik atas tanah lebih lanjut tertuang dalam bentuk ketentuan hukum tertulis, yaitu Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

II. Rumusan Masalah

Prosedur pengurusan hak atas tanah penting diketahui, oleh karena itu tulisan ini akan mendeskripsikan ‘Bagaimanakah

(2)

pengaturan perolehan hak atas tanah di kabupaten Jember?’

III. Pembahasan

3.1 Pengertian Hak Milik Atas Tanah

Hak milik atas tanah adalah suatu hak atas tanah yang dipegang oleh perorangan atas sebidang tanah tertentu yang terletak di dalam wilayah masyarakat bersangkutan1.

Pasal 20 UUPA menentukan, hak milik adalah:

1) Hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah dengan mengingat ketentuan dalam pasal 6

2) Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.

Ciri-ciri hak milik adalah:

- Kata turun temurun, mempunyai pengertian bahwa hak milik terse-but dapat diwariskan berturut-turut atau diturunkan kepada orang lain tanpa perlu diturunkan derajatnya atau hak itu menjadi tiada atau harus memohon haknya kembali apabila ada atau ketika terjadi perpindahan hak.

- Terkuat, menunjukan bahwa jangka waktu hak milik tidak terbatas dan hak miliki tanah

1 Purnadi Purbacaraka, 1984, Sendi-sendi Hukum

Agraria, Bumi Aksara, Jakarta, h.18

tersebut yang palin kuat diantara hak-hak atas tanah yang lain. - Terpenuh artinya:

a. Hak milik itu memberikan wewenang paling luas kepada pemiliknya jika dibandingkan dengan hak-hak yang lain

b. Hak milik bisa merupakan induk dari hak-hak yang lain, artinya seorang pemilik tanah bisa memberikan tanah bisa memberi-kan tanah kepada pihak lain dengan hak-hak yang kurang dari hak milik seperti, sewa menyewa, meggadaikan, menyerahkan kepada orang lain untuk Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. c. Hak milik tidak tunduk kepada

hak tanah lain, karena hak milik adalah hak yang paling penuh, sedangkan hak-hak lain kurang penuh.

d. Dilihat dari peruntukanya, hak milik adalah tidak terbatas:

- Dapat beralih dan dialihkan - Dapat dijadikan jaminan

de-ngan dibebani hak tanggude-ngan - Jangka waktu tidak terbatas Pasal 20 ayat (2) UUPA bahwa hak milik dapat beralih dan dialihkan, artinya beralih dan dialihkan tersebut adalah sebagai berikut:

(3)

1) Beralih

Beralih artinya berpindahnya hak milik atas tanah dari pemilik kepada pihak lain dikarenakan suatu peristiwa hukum. Apabila pemlik tanah meninggal, maka hak miliknya secara hukum berpindah kepada ahli waris sepanjang ahli waris meme-nuhi syarat sebagai subjek hak milik. Beralihnya hak milik atas tanah yang telah bersertifikat harus didaftarkan ke kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota setempat dengan melampirkan surat keterangan kematian pemilik tanah yang dibuat oleh pejabat yang berwenang, bukti identitas para ahli waris, sertifikat tanah yang bersangkutan. Maksud pendaftaran peralihan hak milik atas tanah adalah untuk dicatat dalam buku tanah dan dilakukan perubahan nama pemegang hak dari pemilik tanah kepada para ahli warisnya. Prosedur pendaftaran hak karena beralihnya hak milik atas tanah karena pewarisan diatur dalam pasal 42 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah jo pasal 111 dan pasal 112 Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

2) Dialihkan atau pemindahan hak Dialihkan atau pemindahan hak artinya berpindahnya hak milik atas tanah dari pemiliknya kepada pihak lain dikarenakan adanya suatu perbuatan hukum.

Berpindahnya hak milik atas tanah karena dialihkan atau pemindahan hak harus dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), kecuali lelang dibuktikan dengan Berita Acara Lelang yang dibuat oleh pejabat dari kantor lelang. Berpindahnya hak milik atas tanah ini harus didaftarkan ke kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat untuk dicatat dalam Buku Tanah dan dilakukan perubahan nama dalam sertifikat dari pemilik tanah yang lama kepada pemilik tanah yang baru.

Subjek hak milik adalah seseorang yang dapat mempunyai tanah hak milik menurut UUPA dan peraturan pelaksanaanya. Hak milik dapat dimiliki oleh perseorangan atau Warga Negara Indonesia maupun oleh badan hukum.

Pasal 22 UUPA menentukan bahwa hak milik terjadi menurut hukum adat, karena Penetapan Pemerintah atau terjadi karena Undang-Undang. Menurut Urip

(4)

Santoso Hak milik, terjadi menurut 2 (dua) cara yaitu:

a.

Secara originair, bahwa terjadinya status atas tanah untuk pertama kalinya menurut hukum adat, penetapan pemerintah karena undang-undang;

b.

Secara derivatif, bahwa suatu subyek hukum memperoleh tanah dari subyek hukum lain yang semula sudah berstatus tanah hak milik, misalnya jual beli, tukar menukar, hibah dan pewarisan. Dengan terjadinya perbuatan/ peristwa hukum tersebut, maka hak milik atas tanah yang sudah ada beralih atau berpindah dari subyek hukum yang satu kepada subyek hukum yang lain2.

3.2

Pelaksanaan Perolehan Hak

Milik Atas Tanah

Badan Pertanahan Nasional member-lakukan empat loket untuk meningkatkan kualitas pelayanan dibidang pertanahan yang terdiri empat yaitu:

a) Loket I : Informasi Pelayanan.

b) Loket II: Penyerahan Dokumen Permohonan.

c) Loket III: Penyerahan Biaya. d) Loket IV: Penyerahan Produk.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam mengajukan permohonan hak milik atas tanah :

A.Penegasan Hak Atas Tanah

Penegasan hak merupakan keputusan Badan Pertanahan Nasional, yaitu

2 Urip Santoso, 2005, Hukum Agraria dan

Hak-hak atas Tanah, Prenada Media, Jakarta, h.96

mengenai penegasan hak atas tanah yang berasal dari tanah milik adat, ditegaskan untuk pemohon melaui prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah di kantor pertanahan, dengan pemenuhan persyaratan permohonan, sebagai berikut:

1. Surat Permohonan dan Surat Kuasa, jika permohonanya dikuasakan.

2. Fotokopi KTP atau identitas diri para pemilik tanah/pemohon atau kuasanya (untuk perseorangan : fotocopy KTP dan Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku

3. Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan

4. Bukti tertulis hak atas tanah asli yang bersangkutan, yaitu:

- utusan pemberian hak milik dari pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan , tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut didalamnya atau; - Petuk Pajak Bumi/Landrente,

girik, pipil, kikitir dan verponding Indonesia sebelum

(5)

berlakunya PPNo. 10/1961, atau ;

- Akta pemindahan hak yang dibuat dibawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh kepala adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintahan ini dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau ;

- Akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau ; - Akta ikrar wakaf/akta pengganti ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai dilaksanakan PP No. 28/1997 dengan disertai alas hak yang diwakafkan, atau ;

- bukti kepemilikan lainya yang terbit dan berlaku sebelum diberlakukanya yang UUPA

Permohonan diajukan kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui loket penerimaan, dengan persyaratan antara lain : setiap foto kopi yang dipersyaratkan sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan setelah surat

keputusan penegasan hak atas tanah diterbitkan oleh Kantor Pertanahan, maka dimohonkan penerbitan sertipikat hak atas tanahnya tanpa pembayaran BPHTB dan uang pemasukan kepada Negara.

B. Pengakuan Hak Atas Tanah

Pengakuan Hak Atas Tanah merupakan keputusan Badan Pertanahan Nasional, yaitu sehubungan dengan Pengakuan Hak Atas Tanah yang berasal dari tanah milik adat yang diakui melalui prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah di kantor Pertanahan dengan pemenuhan persyaratan permohonan, sebagai berikut ;

1. Surat Permohonan.

2. Identitas diri pemohon dan atau kuasanya (fotocopy KTP dan KK yang masih berlaku).

3. Surat kuasa, jika permohonanya dikuasakan.

4. Bukti perolehan kepemilikan tanah disertai : pernyataan pemohon bahwa telah menguasai secara fisik selama 20 tahun terus menerus, dan keterangan Kepala Desa/Lurah dengan saksi 2 orang tetua adat/penduduk setempat yang membenarkan penguasaan tanah tersebut.

5. Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan

(6)

Pemohon mengajukan surat permo-honan kepada Kepala Kantor Perta-nahan setempat melalui loket peneri-maan, dengan persyaratan, antara lain: setiap fotocopy yang dipersyaratkan sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang setelah surat keputusan penegasan hak atas tanah diterbitkan oleh Kantor Pertanahan, maka dimo-honkan penerbitan sertipikat hak atas tanahnya tanpa pembayaran BPHTB dan uang pemasukan kepada Negara.

C.Pemberian Hak Atas Tanah

Pemberian Hak Atas Tanah merupakan keputusan Badan Pertanahan Nasional yaitu sehubungan dengan pemberian hak atas tanah yang berasal dari tanah milik adat yang diakui milik adat yang diakui melalui prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan, dengan melengkapi persyaratan permohonan sebagai berikut: 1. Surat Permohonan.

2. Identitas diri pemohon dan atau kuasanya (fotocopy KTP dan KK yang masih berlaku).

3. Surat kuasa, jika permohonanya dikuasakan.

4. Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan 5. Surat pernyataan bahwa tanda batas

sudah terpasang

6. Bukti tertulis hak atas tanah yang asli, ataau

7. Apabila tidak ada bukti lain disertai : pernyataan pemohon bahwa telah menguasai secara fisik selama 20 tahun terus menerus, dan kete-rangan Kepala Desa/Lurah dengan saksi 2 orang tetua adat/penduduk setempat yang membenarkan penguasaan tanah tersebut.

Pemohon mengajukan surat permohonan kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melaui loket penerimaan, dengan persyaratan, antara lain : setiap fotocopy yang dipersyaratkan sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan setelah surat keputusan penegasan hak atas tanah diterbitkan oleh Kantor Pertanahan, maka dimohonkan penerbitan sertipikat hak atas tanahnya dengan pembayaran BPHTB dan uang pemasukan kepada Negara.

D. Sertipikat Peningkatan Hak

Sertipikat Peningkatan Hak, merupakan sertipikat hak yang ditingkatkan jenis haknya, yang dimohon oleh pemegangnya kepada Kepala Kantor Petanahan setempat melalaui prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan, dengan pemenuhan persyaratan permohonan, antara lain :

(7)

1. Surat Permohonan; 2. sertipikat hak atas tanah;

3. persetujuan kreditur, kalau dibebani dengan hak tanggungan;

4. persetujuan pemegang HPL, jika hakny berdiri di atas tanah hak peggelolaan;

5. Identitas diri pemohon dan atau kuasanya (fotocopy KTP dan KK yang masih berlaku);

6. Surat kuasa, jika permohonanya dikuasakan;

7. Fotocopy BPHT terutang;

8. Bukti pelunasan uang pemasukan Negara terutang.

Pemohon mengajukan surat permohonan kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui loket penerimaan, dengan persyaratan antara lain:

1. Peningkatan hak dari hak guna bangunan atau hak pakai menjadi hak milik dapat dilakukan dengan ketentuan hanya berlaku bagi rumah tempat tinggal sederhana dan sangat sederhana yang luas tanahnya tidak lebih adari 600 m2 ;

2. Dalam keadaan tidak diserahkan fotocopy ijin endirikan bangunan, dapat dibuat surat keterangan lurah atau Kepala Desa yang menyatakan tanah tersebut digunakan untuk tempat tinggal.

3. Apabila pemohon badan hukum, harus mendapat persetujuan sesuai dengan Anggaran Dasar yang terlampirkan bersama akta pndirian perusahaan yang disahkan menteri 4. Setiap fotocopy yang dipersyaratkan

sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang

E. Pemindahan Hak Karena Jual Beli Pemindahan Hak Karena Jual Beli merupakanembeli balik nama dari pemegang sertipikat hak selaku penjual kepada dengan menggunakan akta PPAT yang dimohon pembeli kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah dikantor pertanahan, dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Surat Permohonan;

2. Surat Pengantar pendaftaran Akta Jual beli dari PPAT;

3. Akta Jual beli dari PPAT; 4. Sertipikat hak atas tanah;

5. Identitas diri pemegang hak, penerima hak dan atau kuasanya (fotocopy KTP);

6. Surat kuasa, jika permohonanya dikuasakan;

7. Fotocopy SSB BPHTB terutang; 8. Bukti pelunasan SSB BPHTB

terutang;

(8)

10. Pernyataan pembeli tentang batasan pemilikan tanah dan penelantaran tanah serta akibat hukumya;

11. Ijin pemindahan hak jika: hak atas tanah atau hak milik atas rumah susun yang didalam sertipikatnya dicantumkan tanda yang menyatakan bahwa hak tersebut hanya boleh dipindahtangankan apabila telah diperoleh ijin dari instansi yang berwenang dan pemindahan hak pakai atas tanah Negara.

Persyaratan permohonan tersebut diatas disampaikan oleh pemohon kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui loket penerimaan, dengan ketentuan yaitu:

1. Subjek hak balik nama sebab jual beli,yaitu orang atau badan hukum selaku pembeli yang dapat mempunyai sesuatu hak atas tanah 2. objek hak balik nama sebab jual beli

semua jenis hak atas tanah yang dapat dipunyai oleh pembeli

3. penjual harus mendapatkan persetujuan dari yang punya wewenang terhadap harta bersama atau harta persekutuan atau harta kekayaan badan hukum

4. apabila penjual atau pembeli berbadan hukum, dibuktikan dengan melampirkan anggaran dasar dan akta

pendirian perusahaan yang disahkan oleh menteri;

5. setiap fotocopy yang dipersyaratkan sudah dilegasir oleh pejabat yang berwenang

F. Pemindahan Hak Karena Hibah Pemindahan Hak Karena Hibah merupakan balik nama dari pemegang sertipikat hak selaku pemberi hibah kepada penerima hibah dengan menggunakan akta PPAT yang dimohonkan oleh penerima hibah kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah di kantor Pertanahan, dengan pmenuhan persyaratan sebagai berikut: 1. Surat Permohonan

2. Surat pengantar pendaftaran akta hibah dari PPAT

3. Akta hibah 4. Sertipikat asli

5. Identitas diri pemegang hak, penerima hak dan atau kuasanya (fotocopy KTP)

6. Surat kuasa, jika permohonanya dikuasakan

7. Bukti pelunasan SSB BPHTB 8. Bukti pelunasan SSP PPH final 9. SPPT PBB tahun berjalan atau tahun

berakhir, kalau belum ada SPPT perlu keterangan Lurah/Kepala Desa

(9)

10.Ijin pemindahan hak, jika: hak atas tanah atau hak milik atas rumah susun yang didalam sertipikatnya dicantumkan tanda yang menyatakan bahwa hak tersebut hanya boleh dipindahtangankan apabila telah diperoleh ijin dari instansi yang berwenang dan pemindahan hak pakai atas tanah Negara.

11.Surat pernyataan calon penerima hak, yang menyatakan: tentang batasan pemilikan tanah dan penelantaran tanah serta akibat hukumya.

Persyaratan permohonan disampai-kan oleh pemohon kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui loket penerimaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Penerima hibah tidak dibenarkan membuat kuasa lisan;

2. Pemberi hibah harus mendapat persetujuan dari yang berwenang terhadap harta bersama atau harta persekutuan atau harta bersama atau harta persekutuan atau harta kekayaan badan hukum;

3. Objek hak balik nama sebab hibah dapat dilakukan terhadap semua Janis hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh penerima hibah;

4. setiap fotocopy yang dipersyaratkan sudah dilegasir oleh pejabat yang berwenang

G. Pemindahan Hak Karena Pembagian Hak Bersama

Merupakan balik nama di antara pemegang sertipikat hak bersama kepada satu orang atau lebih, dengan menggunakan akta PPAT dimohon oleh penerima hak kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah di kantor pertanahan dengan pemenuhan persyaratan sebagai berikut:

1. Surat Permohonan

2. Surat pengantar pendaftaran akta pembagian hak bersama dari PPAT 3. Akta pembagian hak bersama 4. Sertipikat hak atas tanah

5. Identitas para penerima hak dan atau kuasanya (fotocopy KTP)

6. Surat kuasa, jika permohonanya dikuasakan

7. Bukti pelunasan SSB BPHTB dan Bukti pelunasan SSP PPH final 8. SPPT PBB tahun berjalan atau tahun

berakhir, kalau belum ada SPPT perlu keterangan Lurah/Kepala Desa

9. Ijin pemindahan hak dari yang berwenang jika haknya berdiri atas tanah pengelolaan atau hak milik atas satuan rumah susun atau hak pakai atas tanah Negara.

10.Surat pernyataan calon penerima hak, yang menyatakan: tentang batasan

(10)

pemilikan tanah dan penelantaran tanah serta akibat hukumya.

Persyaratan permohonan disampai-kan oleh pemohon kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui loket penerimaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Subjek hak balik nama sebab pembagian hak bersama adalah penerima pembagian hak bersama yang dapat mempunyai sesuatu hak atas tanah

2. Pemberian pembagian hak bersama harus mendapat persetujuan dari yang berwenang jika diperjanjikan sebagai harta bersama atau harta persekutuan atau harta kekayaan badan hukum. 3. objek hak balik nama sebab

pembagian hak bersama adalah semua Janis hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh penerima pembagian hak bersama

4. setiap fotocopy yang dipersyaratkan sudah dilegasir oleh pejabat yang berwenang

H. Pengalihan Hak Berdasarkan Penunjukan Lelang

Merupakan balik nama dari pemegang sertipikat hak selaku penjual dalam lelang kepada pembeli dalam lelang, dengan menggunakan risalah lelang dari kantor lelang, yang dimohon

oleh pembeli dalam lelang (penunjukan lelang) kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah di kantor pertanahan dengan pemenuhan persyaratan sebagai berikut:

1. Surat Permohonan 2. Sertipikat hak atas tanah 3. Sertipikat hak tanggungan

4. Kutipan risalah lelang dari kantor lelang

5. Bukti pelunasan pembelian hak melalui lelang

6. Ijin pemindahan hak dari yang berwenang jika haknya berdiri atas tanah pengelolaan atau hak milik atas satuan rumah susun atau hak pakai atas tanah Negara

7. Surat pernyataan calon penerima hak, yang menyatakan: tentang batasan pemilikan tanah dan penelantaran tanah serta akibat hukumya.

8. Identitas penerima hak dan atau kuasanya (fotocopy KTP)

9. Surat kuasa, jika permohonanya dikuasakan

10.Bukti pelunasan BPHTB terutang 11.Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan 12.Bukti pelunasan PPh terutang

Persyaratan permohonan disampai-kan oleh pemohon kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui loket

(11)

penerimaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Subjek pengalihan hak berdasarkan pemenang lelang adalah orang atau badan hukum selaku pembeli yang dapat mempunyai sesuatu hak atas tanah.

2. Apabila pemenang lelang berbadan hukum harus dibuktikan dengan melampirkan anggaran dasar dan akta pendirian perusahaan yang disahkan oleh menteri.

3. Objek pengalihan hak berdasrkan pemenang lelang adalah semua jenis hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh pemenang lelang.

4. Dalam keadaan sertipikat asli tidak di serahkan harus ada keterangan atau penjelasan dari kantor lelang dalam bentuk risalah lelang

5. Dalam keadaan objek hak atas tanah dibebankan hak tanggungan dan sertipikat hak tanggunagan tidak diserahkan harus ada keterangan dan penjelasan di kantor lelang.

6. Dalam hal pemenang lelang adalah Bank Pemerintah sebab pelunasan hutang debitornya, maka selama satu tahun terdaftar langsung keatas nama pembeli lain.

7. setiap fotocopy yang dipersyaratkan sudah dilegasir oleh pejabat yang berwenang

I. Pengalihan Berdasarkan Putusan Pengadilan

Merupakan balik nama dari pemegang sertipikat hak semula kepada nama yang ditetapkan dalam amar putusan pengadilan, yang dimohon oleh bersangkutan kepada kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui prosedur perolehan sertipikat dengan pemenuhan persyaratan sebagai berikut: 1. Surat Permohonan

2. Sertipikat hak atas tanah

3. Sertipikat hak tanggungan, jika dibebani hak tanggungan.

4. Surat keterangan roya hak tanggungan

5. Salinan putusan penagadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. 6. Salinan berita acara eksekusi.

7. Identitas penerima hak dan atau kuasanya (fotocopy KTP).

8. Surat kuasa, jika permohonanya dikuasakan.

9. Bukti pelunasan SSB BPHTB dan Bukti pelunasan SSP PPH final. 10. SPPT PBB tahun berjalan atau tahun

berakhir

Persyaratan permohonan disampai-kan oleh pemohon kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui loket penerimaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

(12)

1. Subjek pengalihan hak berdasarkan putusan pengadilan merupakan orang atau badan hukum selaku pihak yang menang dalam perkara di pengadilan dan dapat memperoleh hak atas tanah.

2. Apabila pemohon hak berbadan hukum harus dibuktikan dengan melampirkan anggaran dasar dan akta pendirian perusahaan yang disahkan oleh menteri.

3. Objek pengalihan hak berdasarkan hak atas tanah atau sertipikat hak tanggungan atau roya yang asli tidak diserahkan harus ada penjelasan dari pengadilan .

4. setiap fotocopy yang dipersyaratkan sudah dilegasir oleh pejabat yang berwenang

J. Pengalihan Hak Berdasarkan Warisan

Merupakan balik nama dari pemegang sertipikat hak yang telah meninggal dunia kepada ahli waris dengan menggunakan surat keterangan ahli waris, yang oleh ahli waris dengan menggunakan surat keterangan ahli waris dimohon balik namanya kepada kepala Kantor Pertanahan setempat melalui prosedur perolehan sertipikat dengan pemenuhan persyaratan sebagai berikut: 1. Surat Permohonan

2. Sertipikat hak atas tanah

3. Keterangan warisan dari instansi yang berwenang.

4. Keterangan kematian dari instansi yang berwenang.

5. Identitas penerima hak dan atau kuasanya (fotocopy KTP).

6. Surat kuasa, jika permohonanya dikuasakan.

7. Bukti pelunasan BPHTB terutang. 8. SPPT PBB tahun berjalan atau tahun

berakhir

Persyaratan permohonan disampai-kan oleh pemohon kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat melalui loket pene-rimaan, dengan ketentuan berikut:

1. Subjek hak balik nama sebab waris adalah segenap ahli waris ab intestato tanpa membedakan kewarganegaraan kecuali testamenter

2. Objek hak balik nama sebab waris adalah semua jenis hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh ahli waris. 3. Kewenangan membuat surat

keterangan kematian untuk tionghoa dari catatan sipil, bukan keturunan tionghoa dari Lurah atau Kepala Desa, rumah sakit dan instansi lainya. 4. Kewenangan membuat surat keterangan ahli waris yaitu para ahli waris untuk: keturunan tionghoa dibuat dihadapan notaris, keturunan timur asing lainya dibuat dihadapan

(13)

pejabat balai harta peninggalan atau pengadilan negeri atau pengadilan agama, dan warga Negara Indonesia asli dibuat oleh para ahli waris dan disaksikan kepala desa atau Lurah dan dikuatkan dengan Camat.

IV.

Kesimpulan

Pelaksanaan perolehan hak milik atas tanah dikabupaten Jember tanah perlu dibuktikan dengan bukti otentik atau bukti yang sah dalam bentuk sertifikat/dokumen hak atas tanah dimana pemilikan tanah dengan sertfikat tersebut merupakan hak mutlak yang harus dipenuhi oleh subjek pemilik hak atas tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang No. 5 Tahun 1960

Tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997

tentang Pendaftaran Tanah

Purbacaraka, 1984, Sendi Sendi Hukum

Agraria, Bumi Aksara, Jakarta.

Urip Santoso, Hukum Agraria dan Hak

Referensi

Dokumen terkait

ignita yang digunakan pada penelitian ini hanya 1 sampel sehingga tidak bisa diungkapkan variasi dan diversitas genetiknya, walaupun merupakan burung endemik

a) Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar. b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap masalah yang sedang dibicarakan. c)

Kecamatan Bondowoso dan Kecamatan Tlogosari merupakan kecamatan dengan nilai tertinggi dalam proses overlay penentuan kawasan agroindustri berbasis komoditas padi,

Subjek penelitian mempunyai karakteristik yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi semester 7 tahun ajaran 2012/2013, umur 19-23 tahun, dengan

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di fokuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimanakah karakteristik dokumen yang disitir

Hasil Penelitian Theofilou, A., P (2012) yang menyelidiki hubungan kualitas hidup untuk variabel sociodemographic (jenis kelamin,.. S Suparti│ Perbedaan Kualitas

amino berjajar sesuai dengan kode Urutan yang benar pada proses sintesis protein adalah .... Pasangan gen pada kromosom homolog yang menempati lokus yang bersesuain dan

Berdasarkan analisis ekonomi terhadap sumber daya yang tersedia di kawasan kajian, maka didapati bahawa jumlah nilai ekonomi sumber daya alam pulau kecil di Kecamatan