• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 5 WAJO ANDI SUNDARI RATU AKBAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURVEI SARANA DAN PRASARANA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 5 WAJO ANDI SUNDARI RATU AKBAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 5 WAJO

ANDI SUNDARI RATU AKBAR

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI’ FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Sundariratuakbar.11@gmail.com

ABSTRAK

Andi Sundari Ratu Akbar, 2019. Survei Sarana dan prasarana pada pembelajaran pendidikan jasmani kurikulum 2013 di SMA Negeri 5 Wajo di bimbing oleh Andi Ihsan dan A. Mas Jaya AM. Skripsi.Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan penelitian "deskriptif kualitatif kuantitatif". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; seberapa besar Sarana dan Prasaran pada pembelajaran pendidikan jasmani kurikulum 2013 di SMA Negeri 5 Wajo.Populasinya adalah guru penjas dan sarana prasarana olahraga pendidikan jasmani sesuai dengan kurikulum 2013 SMA Negeri 5 Wajo. Teknik penentuan sampel adalah dengan cara total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis. Rata-rata sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran penjas di SMA Negeri 5 Wajo dengan cara menjumlahkan rata-rata masing-masing cabang olahraga dibagi jumlah cabang-cabang olahraga. Sehingga dapat ditentukan bahwa rata-rata sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran penjas SMA Negeri 5 Wajo 47,87% dengan kategori “SEDANG” untuk mendukung proses pembelajaran penjas sesuai dengan kurikulum 2013.

(2)

I. PENDAHULUAN

Dalam sistem pendidikan fungsi guru inilah sebagai pesan. Pendidikan yang harus dibantu dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Hal ini disebabkan materi pendidikan yang akan disampaikan beragam, yang harus mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin hari terus berkembang, dengan mulai meluasnya pengguna sarana dan prasarana maka faktor peserta didik mulai menjadi perhatian serius dari para guru pendidik jasmani karena merekalah yang akan menerima pendidikan secara langsung. Karena sarana dan prasarana merupakan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menujang tercapainya suatu tujuan pembelajaran olahraga, sering kali dijumpai berbagai kendala-kendala yang menghambat pembelajaran pendidikan jasmani dengan baik hingga tujuan pembelajaran itu tidak tercapai secara maksimal karena kurangnya sarana dan prasarana yang dijumpai di sekolah.

Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah di dasari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang di harapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetap pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus di sesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu di pahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani.

Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain. Konsep itu menyamakan pendidikan jasmani dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada 1

(3)

pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical activies), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. Walaupun memang benar aktifitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogik.

Materi mata pelajaran pendidikan jasmani yang meliputi pengalaman memperaktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri, aktiitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education). Materi-materi semacam ini disajikan untuk membantu peserta didik agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaiana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Adapun implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap dan

berkelanjutan yang pada gilirannya peserta didik diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menhargai manfaat aktivitas jasmani.

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Survei

Survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan yang harus di jawab oleh responden. Penelitian survei mendasarkan diri pada logika deduktif, yaitu dimulai dengan menggunakan sebuah teori sebagai dasar dan diakhiri dengan analisis data hasil pengukuran. Teknik pengumpulan datanya bisa dilakukan dengan bermacam-macam cara. Misalnya dengan memberikan atau mengirimkan kuesioner kepada responden, menanyakan langsung (interview) dengan responden, atau bisa juga dilakukan dengan menggunakan bantuan telepon.

Ada empat ciri utama penelitian survei, yakni (1)

(4)

menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama, (2) subyek penelitian dalam jumlah besar, (3) tidak memberikan perlakuan dan (4) menggunakan logika deduktif sebagai kerangka berpikir Dr. Ali Maksum (2012:70).

1. Sarana dan Prasarana Olahraga a. Sarana

Sarana merupakan peralatan yang sangat membantu dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Sarana pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang sifatnya tidak permanen, dapat dibawa kemana-mana atau dipindahkan dari satu tempat ketempat lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:999) di jelaskan. Sarana adalah segala sesuatu yang di pakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Contoh bola, raket, pemukul, tongkat, balok, raket tenis meja, shuttle cock, dll. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikn motivasi peserta didik dengan sungguh-sungguh dan

akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai.

Soepartono (1999/2000) menyatakan istilah sarana olahraga adalah terjemahan dari fasilitas yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Selanjutnya sarana juga dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani mudah di pindah bahkan mudah di bawah oleh pemakai.

Sedangkan sarana olahraga dapat dibedakan menjadi :

1) Peralatan ialah suatu yang di gunakan. Contoh: peti longcat,palang tunggal, palang sejajar, dan lain sebagainya.

2) Perlengkapan ialah: Semua yang melengkapi kebutuhan prasarana. Misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas. Sesuatu yang dapat di mainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki. Misalya: bola, raket, pemukul.

(5)

3) Prasarana

Secara umum prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembagunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai suatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disebutkan beberapa contoh prasarana olahraga adalah : lapangan tenis, lapangan bola basket, gedung olahraga, lapangan sepak bola, stadion atletik, dan lain-lain. Gedung olahraga merupakan prasarana berungsi serba guna yang secara berganti-ganti dapat digunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga. Gedung olahraga dapat digunakan sebagai prasarana pertandingan bola voli, prasarana bulu tangkis, dan lain-lain. Sedang gedung atletik di dalamnya termasuk lapangan lompat jauh,

lapangan lempar cakram, lintasan lari dan lain-lain.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan yaitu survei dengan menggunakan teknik observasi,wawancara angket, dan dokumentasi. Dalam upaya pengumpulan data, sebenarnya ada berbagai macam cara yang dapat digunakan seperti melalui pengamatan atau bisa juga melalui wawancara. Akan tetapi, karena keterbatasan dari penulis, akhirnya penulis lebih memilih angket yang digunakan untuk membantu penulis dalam upaya pengumpulan data pengumpulan data.

1. Observasi

Observasi menurut Arikunto (2002 : 204), observasi adalah pengamatan secara langsung. Sedangkan Mardalis mengatakan bahwa observasi merupakan hasil perebutan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan tertentu yang

(6)

diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan sosial dan gejala psikologis dengan jalan mengamati. Dalam hal ini penulis menggunakan metode observasi dengan tujuan untuk melihat secara langsung dengan mendatangi obyek yang akan diteliti, adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini yaitu sarana dan prasarana olahraga terhadap pembelajaran penjas sesuai kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Makassar.

2. Wawancara (Interview)

Interview adalah dialok yang dilakukan pewancara untuk memperoleh informasi (Suharsimi Arikunto, 2002 : 201). Interview merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan bertatap muka dengan orang yang dapat memberi keterangan kepada Peneliti. Untuk melakukan interview dengan responden

terlebih dahulu pewawancara harus membuat pertanyaan pembimbing (interview guide) yang dapat membuat wawancara berjalan dengan lancar dan mengarah pada tujuan penelitian.

Peneliti lagi meminta responden untuk membaca kuesioner dan memberikan pilihan jawaban tetapi mengirim tenaga pewawancara untuk mengajukan pertanyaan secara lisan dan mencatat jawaban yang di berikan responden Morissan ( 2015:214).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa catatan tertulis dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai alat bukti yang resmi (Suharsimi Arikunto, 2002 : 206)

Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen, dan

(7)

sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data melalui informasi secara tertulis yang berhubungan dengan penelitian. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang pada hakekatnya adalah mengamati secara langsung obyek penelitian.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan observasi

yang peneliti lakukan selama penelitian

di SMA Negeri 5 Wajo, maka

penelitian menetapkan kategori untuk

cabang olahraga sebagai berikut:

1. Senam

Kategori untuk cabang olahraga senam yang ideal : aula 1, matras 8 buah.

2. Atletik

Kategori yang ideal untuk olahraga atletik, yaitu tongkat estafet 8 buah, peluru 8 buah, lembing 8 buah, cakram, 8 buah, bak lompat 2 buah, start

blok 8 buah, tiang lompat tinggi 4 buah, mistar lompat tinggi 5 buah.

3. Bulutangkis

Kategori yang ideal untuk lapangan bulutangkis 2 buah,shuttlecock 16 buah, raket 12 buah, net 2 buah, tiang net 4 buah.

4. Tenis Meja

Kategori yang ideal untuk lapangan tenis 2 buah,bet 12 buah, net 2 buah, bola 16 buah. 5. Takraw

Kategori yang ideal untuk lapangan takraw 2 buah, bola 8 buah, net 2 buah, tiang net 4 buah.

6. Sepak Bola

Kategori yang ideal untuk lapangan sepak bola 1 buah, bola 8 buah, gawang 2 buah. 7. Voli

Kategori yang ideal untuk lapangan voli 2 buah, bola 8 buah, net 4 buah, tiang net 2.

(8)

8. Basket

Kategori yang ideal untuk lapangan basket 2 buah, bola 8 buah, ring 4 buah,.

9. Futsal

Kategori yang ideal untuk lapangan futsal 1 buah, bola 8 buah, gawang 2 buah.

10. Renang

Kategori yang ideal adalah 1 buah kolam renang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pembahasan mengenai sarana dan prasarana olahraga pada pembelajaran penjas SMA Negeri 5 wajo maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Rata-rata sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran penjas di SMA Negeri 5 Wajo dengan cara menjumlahkan rata-rata masing-masing cabang olahraga dibagi jumlah cabang-cabang olahraga. Sehingga dapat ditentukan bahwa rata-rata sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran penjas SMA Negeri 5 Wajo 47,87% dengan kategori

“SEDANG” untuk mendukung proses pembelajaran penjas sesuai dengan kurikulum 2013.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Sebagai guru penjas dalam proses belajar mengajar harus lebih kreatif dalam memperdayakan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana olahraga. 2. Guru yang bertugas pada

bagian sarana dan prasarana olahraga hendaknya bisa mengawasi dengan baik sarana dan prasarana yang standar agar baik diberikan dalam menunjang prestasi olahraga sekolah sehingga menumbuhkan atau mengembangkan minat belajar bagi siswa-siswi

(9)

pada saat proses belajar mengajar dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Sudirman. 2015. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Bidang Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan.

Mahardika, Wahyu Agus. 2009. Studi Keadaan Sarana Dan Prasarana Penunjang Aktifitas Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press. Morissan .2015. Metode Penelitian

Survei. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sarana dan Prasarana Penjas dan Olahraga, Tim Pengajar FIK UNM 2014

Subeqi, Ali. 2006. Dalam Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Di SMA Negeri Se-Kabupaten Demak. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Wahyuni, Ade. 2017. Survei Sarana dan Prasarana Penjas dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Makassar Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Wahyuni, Sutarmin, Pramono. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Wirjasantoso, Ratal. 1984. Supervisi

Pendidikan Olahraga. Jakarta: UI.

Soepartono. 1999/2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Depdiknas.

(10)

Hisyam, Abror. 1991. Sarana dan Prasarana Olahraga. Semarang: IKIP.

Arikunto Suharsimi, 2002. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi IV, Jakarta: Rineka Cipta.

Nadisah, 1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis Edisi , Bandung: Alfabeta.

Sumber lain:

http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/se kolah/7552B6FC30FA6679B19C

Informasi Guru Penjas SMA Negeri 5 Wajo : Kusriawan S.Pd. Wawancara Pada Hari

Selasa 2 April 2019 Pukul 09.00 di SMA Negeri 5 Wajo Kabupaten Wajo.

Referensi

Dokumen terkait

Sungai Plumbon terletak di kelurahan Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Sungai Plumbon digunakan sebagai sumber air untuk mengairi sawah serta tambak

Computer (internet on line)/Bahasa dan multi media (1 siswa 1 unit computer).

Shalahuddin al-Ayubi tampak terpengaruh dengan ajaran yang dibawa oleh Abu Hamid Abulung, meskipun ajaran tersebut sangat sulit dipahami orang awam sehingga perlu perhatian

Setelah mengklik “Fullwidth”, akan muncul tampilan seperti di bawah ini, yang berisi beberapa module yang bisa kamu gunakan untuk mengisi section tersebut.. Karena pada

Maka, data konkret dari karya tulis ini dikenal dengan metode survei sampel yang tidak nyata ( A Sample Survey of Intangibles). Berdasarkan latar belakang diatas

(stakeholder), oleh karena itu perlu adanya suatu pengukuran kinerja yang tidak hanya melihat aspek financial tetapi juga aspek non financial, akan tetapi kebanyakan

Pada gb ditunjukkan kolom yang dibebani beban aksial dengan eksentrisitas (e) yang semakin besar, sehingga menyebabkan perubahan regangan pada penampang. perubahan regangan

Sati adalah: (1) nilai religius sebanyak 11 data, karena tokoh memiliki nilai sedekah, rajin mengaji ke surau, dan berserah diri kepada Allah (2) nilai jujur sebanyak 4