• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA DENGAN KEBERHASILAN USAHA PADA ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI PUSPASARI KOTA BOGOR RIZKA ISNAENI UTAMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA DENGAN KEBERHASILAN USAHA PADA ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI PUSPASARI KOTA BOGOR RIZKA ISNAENI UTAMI"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

i

KELOMPOK WANITA TANI PUSPASARI KOTA BOGOR

RIZKA ISNAENI UTAMI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016

(2)
(3)

i Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Hubungan Karakteristik Wirausaha dengan Keberhasilan Usaha Pada Anggota Kelompok Wanita Tani Puspasari Kota Bogor” adalah karya saya sendiri dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016 Rizka Isnaeni Utami

(4)

ABSTRAK

RIZKA ISNAENI UTAMI. Hubungan Karakteristik Wirausaha Keberhasilan Usaha pada Anggota Kelompok Wanita Tani Puspasari Bogor. Dibimbing oleh HENY KUSWANTI DARYANTO.

Kewirausahaan telah menjadi perhatian penting dalam mengembangkan pertumbuhan sosio ekonomi suatu negara. Konsep kewirausahaan dapat diterapkan pada beberapa sektor, salah satunya adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia. Salah satu pelaku industri kecil rumahan di Kota Bogor yang memiliki preastasi baik adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Puspasari. Para pelaku usaha harus memiliki karakter kewirausahaan dalam dirinya untuk mengembangkan usaha. Tujuan dari penelitian untuk mengukur hubungan karakteristik wirausaha dengan keberhasilan usaha anggota KWT. Karakteristik wirausaha yang digunakan dalam penelitian ini meliputi percaya diri, semangat, supel, kreatif dan inovatif dan motivasi berprestasi. Keberhasilan usaha yang diukur antara lain pertumbuhan usaha dan pendapatan. Alat analisis yang digunakan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif pada semua karakteristik

.

Kata kunci: karakteristik wirausaha, keberhasilan usaha, Kelompok Wanita Tani

ABSTRACT

RIZKA ISNAENI UTAMI. Entrepreneurial Characteristic Relationships with Business Success Performance on Women Farmer Group Puspasari Bogor. Supervised by HENY KUSWANTI DARYANTO

.

Entrepreneurship has become an important concern to develop socioeconomic growth of the country. Entrepreneurship concept can be applied to several sectors, such as Micro Small and Medium Enterprises (SMEs). SMEs provide a substantial contribution to Gross Domestic Product of Indonesia. One of those SMEs in Bogor are The Woman Farmer Group in Puspasari. The purpose of this study ains to analyze and descriribe the character of the members of the Women Farmers Group in Puspasari and to analyze the relationship between these characteristics towards the success of Women Farmers Group in Puspasari. The sampling method that was used were sensus. The purpose of this study to measure the characteristics of an entrepreneurial relationship with success performance. Entrepreneurial characteristics used in this study include self-confidence,innovatife, passionate, sociable formed and will to achieve. KWT Puspasari business success measured include business scale and business revenue. Analyzer used Spearman Rank correlation showed a positive correlation the result means that those five factors significantly affected the business success.

Keyword: characteristics of entrepreneurs, business success, Women Farmers Group

(5)

i DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016 Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DENGAN KEBERHASILAN USAHA PADA ANGGOTA

KELOMPOK WANITA TANI PUSPASARI KOTA BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

i Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2015 ini ialah karakteristik wirausaha, dengan judul Analisis Hubungan Karakteristik Wirausaha dengan Keberhasilan Usaha pada Anggota Kelompok Wanita Tani Puspasari Kota Bogor

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Heny K. Daryanto, MEc

selaku dosen pembimbing yang dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan dan arahan selama masa penyusunan tugas akhir. Ibu Popong Nurhayati, MM selaku dosen penguji utama dan bapak Suprehatin SP, MAB selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Di samping itu, penulis sampaikan terimakasih kepada anggota KWT Puspasari yang telah memberikan informasi selama proses pengumpulan data. Randolph Wibowo S.Komp atas kesabaran dan doa selama penulis menyusun skripsi ini, Shinta, Lulu, Nindya, Dea dan Nita atas keceriaan dan dukungan yang diberikan selama kuliah. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada almarhum ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, September 2016

(10)
(11)

DAFTAR TABEL ii DAFTAR GAMBAR ii DAFTAR LAMPIRAN ii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 3 Tujuan Penulisan 4 Manfaat Penulisan 4 TINJAUAN PUSTAKA 5 Wanita Wirausaha 5 Karakteristik Wirausaha 5 Keberhasilan Usaha 6

Hubungan Karakteristik Wirausaha dan Keberhasilan 7

KERANGKA PEMIKIRAN 7

Kerangka Pemikiran Teoritis 7

Kewirausahaan 7

Karakteristik Wirausaha 8

Indikator Karakteristik Wirausaha 9

Keberhasilan Usaha 10

Kerangka Pemikiran Operasional 10

METODE PENELITIAN 13

Lokasi dan Waktu Penelitian 13

Metode Penentuan Responden 13

Data dan Instrumentasi 13

Metode Pengumpulan Data 14

Metode Pengolahan Data 15

Uji Validitas dan Realibilitas 16

Variabel Penelitian 18

Definisi Operasional 18

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19

Sejarah dan perkembangan Kelompok Wanita Tani Puspasari 19

Struktur Organisasi 20

Sarana dan Prasarana 22

Karakteristik Individu 22

HASIL DAN PEMBAHASAN 24

Karakteristik Wirausaha Pada Anggota KWT Puspasari 24 Keberhasilan Usaha Pada Anggota KWT Puspasari Kota Bogor 30 Hubungan Karakteristik Wirausaha dan Keberhasilan Usaha 31 Hubungan percaya diri dengan keberhasilan usaha 32 Hubungan kreatif dengan keberhasilan usaha 32 Hubungan semangat dengan keberhasilan usaha 33

Hubungan supel dengan keberhasilan usaha 34

Hubungan motivasi berprestasi dengan keberhasilan usaha 35

(12)

Simpulan 35 Saran 36 DAFTAR PUSTAKA 37 LAMPIRAN 39 KUESIONER PENELITIAN 47 RIWAYAT HIDUP 52

DAFTAR TABEL

1 Nilai Produk Domestik Bruto sektor usaha mikro, kecil, menengah dan

nasional tahun 2010-2013 atas dasar harga berlaku 1 2 Karakteristik wirausaha dan indikator karakteristik wirausaha 8

3 Jenis dan sumber data 14

4 Penentuan kategori jumlah skor berdasarkan persentase kategori jawaban 16 5 Variabel, indikator penelitian dan landasan teori yang digunakan dalam 18 6 Sebaran responden anggota KWT Puspasari berdasarkan usia responden 23 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan KWT Puspasari 23 8 Sebaran responden berdasarkan lama bergabung dalam KWT Puspasari 24 9 Distribusi responden menurut pendapatan pada anggota KWT Puspasari 24 10 Nilai karakteristik wirausaha anggota KWT Puspasari 25 11 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha percaya diri 25 12 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha kreatif dan 26 13 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha semangat 27 14 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha supel 29 15 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha motivasi 30 16 Kriteria penilaian dan jumlah skor keberhasilan usaha pada KWT 31 17 Hasil hubungan antara karakteristik wirausaha dengan keberhasilan 31

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran operasional 12

2 Struktur Organisasi KWT Puspasari Kota Bogor 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Reliabilitas kuisioner penelitian 39

2 Validitas kuisioner lama 39

3 Validitas Kuisioner baru 40

4 Korelasi percaya diri dengan pertumbuhan usaha 41 5 Korelasi kreatif dengan pertumbuhan usaha 41 6 Korelasi semangat dengan pertumbuhan usaha 41

(13)

8 Korelasi motivasi berprestasi dengan pertumbuhan usaha 42

9 Korelasi percaya diri dengan pendapatan 42

10 Korelasi kreatif dengan pendapatan 43

11 Korelasi semangat dengan pendapatan 43

12 Korelasi supel dengan pendapatan 43

13 Korelasi motivasi prestasi dengan pendapatan 44

14 Dokumentasi 44

(14)
(15)
(16)
(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada awal abad ke-20, entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi suatu kajian menarik karena perannya yang penting dalam pembangunan ekonomi. Menurut Wennekers dan Thurik (1999) kewirausahaan merupakan faktor utama yang memengaruhi pergerakan ekonomi yaitu dengan memperkenalkan inovasi, menyediakan pekerjaan, meningkatkan persaingan dan kesejahteraan.

Konsep kewirausahaan dapat diterapkan pada beberapa sektor, salah satunya adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pemberdayaan UMKM penting adanya karena memiliki peranan yang sangat strategis dalam pemulihan ekonomi dan dalam menghadapi masalah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Berdarkan data BPS 2014 jumlah industri mikro pada tahun 2013 mencapai 2 887 015 unit industri dengan rata-rata laju pertumbuhan 6.37 persen dan jumlah industri kecil mencapai 531 351 unit usaha dengan rata-rata laju pertumbuhan 13.31 persen.1

UMKM memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia. Data pada Tabel 1 menunjukkan kinerja industri mikro dan kecil sudah cukup baik dan memiliki kontribusi yang besar dalam pembangunan perekonomian Indonesia yang terlihat dari sektor UMKM memberikan kontribusi lebih dari 50 persen terhadap PDB nasional dan setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 presentase PDB UMKM terhadap PDB Nasional sebesar 57.11 persen hingga tahun 2013 menjadi 59.86 persen. Data kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia dari tahun 2010 sampai 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai Produk Domestik Bruto sektor usaha mikro, kecil, menengah dan nasional tahun 2010-2013 atas dasar harga berlaku

Tahun 2010 2011 2012 2013 PDB UMKM (Milyar Rupiah) 3 466 4 304 4 869 5440 PDB Nasional (Milyar Rupiah) 6 069 7 427 8 241 9087 Persentase PDB UMKM (%) 57.11 57.95 59.08 59.86

Sumber : Badan Pusat Statistik 2013 (diolah)

Perkembangan kewirausahaan masih dikuasai oleh kaum pria sampai saat ini, meskipun demikian, wanita wirausaha memiliki andil dalam mendorong peranan wanita sebagai agen perubahan, hal tersebut merupakan sumber kegiatan ekonomi yang cukup besar dalam penciptaan lapangan kerja baru, oleh karenanya

1 [BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2014. Laju pertumbuhan nilai input dan nilai output industri mikro, kecil, menengah dan besar tahun 2011-2013 [diunduh pada 2016 Agustus 23]. Tersedia pada: www.bps.go.id

(18)

layak untuk mendapat perhatian (Tinaprilla 2007). Kondisi wirausaha wanita di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, kondisi tersebut dapat terlihat dari banyaknya koperasi-koperasi wanita baru dan beragam bisnis usaha kecil dan menengah yang terbentuk dan sukses (SMECDA 2006). Jumlah UMKM yang dikelola oleh wanita di Indonesia ternyata sangat banyak. Laporan Kemlu RI (2010) menemukan, pertumbuhan UMKM yang dimiliki wanita di Indonesia ternyata berada pada peringkat ke tiga tertinggi di Asia Pasifik. Laporan GEM 2013 kerjasama Internasional Development Research Center Canada-Indonesia menemukan, Indonesia memiliki tingkat aktivitas wirausaha usaha baru tertinggi dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, dengan nilai Total Early-stage Entrepreneurial Activity (TEA) antara wanita dan pria yang tidak berbeda jauh, yaitu wanita 25 persen dan pria 26 persen (Nawangpalupi et al. 2014).

UMKM yang ada pada setiap provinsi di Indonesia memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia begitu juga dengan provinsi Jawa Barat. Sejauh ini, posisi dan peran UMKM di Jawa Barat merupakan pelaku ekonomi yang cukup dominan dengan jumlah unit usaha mencapai 6.17 persen dari total pelaku UMKM di Indonesia. Berdasarkan data tersebut, UMKM memberikan kontribusi terbesar bagi penyerapan tenaga kerja yaitu mencapai 87.12 persen dari total pekerja. Sektor UMKM di Jawa Barat memberikan kontribusi cukup besar terhadap PDRB Jawa Barat yang mencapai 60.3 persen dimana sebesar 39 persen PDRB Jawa Barat didapatkan dari UMKM yang dikelola oleh wanita (Dinas KUMKM Jabar 2011).2

Salah satu industri kecil yang banyak digeluti oleh wirausaha wanita adalah industri rumahan. Industri rumahan adalah suatu sistem produksi yang menghasilkan produk melalui proses nilai tambah dari bahan baku tertentu, yang dikerjakan di lokasi rumah dan bukan di pabrik. Kota Bogor adalah salah satu wilayah Bogor yang terdapat usaha industri rumahan, dimana sebesar 53 persen usaha rumahan di Kota Bogor dijalankan oleh wirausaha wanita.

Salah satu pelaku industri rumahan di Kota Bogor adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Puspasari. Tambunan (2012) menyatakan bahwa perkembangan wanita pengusaha atau wirausaha di dalam kelompok wanita sangat berpotensi sebagai motor utama pendorong proses pemberdayaan wanita dan transformasi sosial, yang pada akhirnya bisa sangat berdampak positif terhadap penurunan tingkat kemiskinan.3 KWT Puspasari merupakan KWT berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2015 yang dibentuk sebagai upaya agar kaum perempuan secara langsung terlibat dalam usaha-usaha peningkatan hasil pertanian dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan. KWT ini memiliki program pengembangan kewirausahaan melalui pelatihan usaha pengolahan hasil pertanian dan melakukan kegiatan yang memanfaatkan tanaman obat sebagai bahan baku dalam merancang dan menyediakan produk olahan.

Perkembangan KWT Puspasari menuntut setiap anggota untuk memiliki sikap karakteristik wirausaha. Karakteristik wirausaha yang dimiliki setiap anggota akan menunjukkan keberhasilan usaha yang baik. Kewirausahaan

2

[KUMKM Jabar] Koperasi dan UMKM Jawa Barat (ID). 2011. Kontribusi UMKM di Jawa Barat terhadap PDRB [internet]. [diunduh pada 2016 Januari 15]. Tersedia pada:

diskumkm.jabarprov.go.id

3

Tambunan TH.2012. Wanita Pengusaha di UMKM di Indonesia : Motivasi dan Kendala. [diunduh 2016 Februari 29] tersedia pada http://www.fe.trisakti.ac.id

(19)

merupakan suatu sikap yang diperlukan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha. Seorang wirausaha akan memiliki cara berpikir yang berbeda dengan pengusaha pada umumnya dengan menunjukan sikap dan perilaku sebagai manusia yang unggul.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa orang peneliti lain terhadap usaha kecil yang dikelola wanita juga telah memberikan inspirasi untuk mengkaji lebih banyak dan lebih mendalam mengenai peran serta kaum wanita dalam dunia wirausaha serta mengkaji variabel-variabel karakteristik wirausaha yang diduga dimiliki oleh kaum wanita anggota KWT Puspasari Kota Bogor. Berdasarkan kondisi tersebut maka kajian dengan tema wirausaha wanita dan keberhasilan usaha yang dilakukan oleh kaum wanita relevan untuk dikaji, khususnya dalam upaya meningkatkan kemandirian dan kemampuan wanita dalam berwirausaha.

Rumusan Masalah

Mayoritas penelitian tentang wirausaha yang dilakukan terfokus pada pengusaha laki-laki. Pada penelitian yang dilakukan oleh Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK (2006) mengemukakan bahwa jumlah wirausaha wanita lebih sedikit daripada laki-laki wirausaha. Meskipun kewirausahaan dan bisnis didominasi oleh kaum laki-laki, sudah sangat banyak wanita yang menjadi wirausaha dari tingkat mikro, kecil dan menengah, dengan maksud untuk membantu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

Wirusaha wanita penting adanya karena memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan ekonomi dalam menghadapi masalah pengangguran dan kemiskinan di Kota Bogor, dimana sebesar 53 persen usaha rumahan di Kota Bogor dijalankan oleh wirausaha. Berdasarkan data BPS Kota Bogor 2012 menunjukkan jumlah wanita wirausaha di Kota Bogor tahun 2012 sebesar 21 710 dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 21 9584. Hal ini menggambarkan bahwa adanya tren peningkatan jumlah wanita berwirausaha di Kota Bogor.

KWT Puspasari adalah kelompok wanita wirausaha yang dibentuk pada tahun 2011 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat melalui pengelolaan lingkungan hidup dan usaha pengembangan industri pertanian. KWT Puspasari memiliki program pengelolaan terhadap kebun bibit dan kebun percobaan tanaman obat yang ditanami 154 jenis tanaman obat yang diolah menjadi Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan minuman herbal. Selain itu, ada juga produk pupuk kompos yang diolah dari tempat penampungan sampah oleh KWT Puspasari. Meskipun baru berjalan 5 tahun, KWT Puspasari sudah mengalami perkembangan dalam menjalankan usahanya. Perkembangan yang semakin membaik mengantarkan kelompok ini mendapatkan penghargaan sebagai KWT terbaik di Kota Bogor.

Pembinaan dan pelatihan juga sering dilakukan oleh pemerintah untuk KWT Puspasari dalam rangka peningkatan potensi diri anggota. Salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan adalah pengetahuan mengenai wirausaha. Pengetahuan tersebut diberikan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Sementara itu, program pelatihan dilakukan untuk

4

[BPS Kota Bogor] Badan Pusat Statistik Kota Bogor (ID). 2014. Jumlah wanita wirausaha Kota Bogor [internet]. [diunduh pada 2016 Januari 20]. Tersedia pada: kotabogor.bps.go.id

(20)

meningkatkan keterampilan para anggota yang nantinya dapat menjadikan anggota sebagai pribadi yang produktif, kreatif, dan inovatif. Pembinaan dan dukungan dari pemerintah setempat melalui program pelatihan dan kewirausahaan menjadikan kelompok wanita tani ini semakin dirasa kemajuannya. Hal ini terbukti dengan produk KWT Puspasari sudah dapat dijual keluar Pulau Jawa bersaing dengan produk lainnya serta diraihnya prestasi tingkat provinsi. Prestasi tersebut telah membawa kelompok ini pada pengukuhan sebagai juara kedua.

Perkembangan prestasi serta kemajuan yang ditunjukkan oleh kelompok ini dalam waktu yang cepat tidak lepas dari peran anggota yang telah berkontribusi. Pengalaman para anggota KWT Puspasari mengikuti kompetisi dan pengalaman mengikuti pelatihan kewirausahaan akan mempermudah anggota untuk mengadopsi sikap wirausaha. Karakteristik wirausaha anggota diharapkan dapat menunjang keberhasilan dari usaha yang dijalankan, dan pencapaian yang diharapkan oleh para anggota KWT Puspasari. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik wirausaha yang dimiliki anggota KWT Puspasari Bogor?

2. Bagaimana keberhasilan usaha yang dimiliki anggota KWT Puspasari Bogor? 3. Bagaimana hubungan karakteristik wirausaha pelaku usaha anggota KWT

Puspasari Kota Bogor dengan keberhasilan dalam usaha?

Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan karakteristik wirausaha anggota KWT Puspasari Kota Bogor 2. Mendeskripsikan keberhasilan usaha anggota KWT Puspasari Kota Bogor 3. Menganalisis hubungan karakteristik wirausaha anggota KWT Puspasari

terhadap keberhasilan usaha KWT Puspasari Kota Bogor

Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut :

1. Bagi Kelompok Wanita Tani Puspasari penelitian ini memberikan manfaat sebagai gambaran tentang karakteristik wirausaha anggota KWT Puspasari, sehingga diharapkan dapat menjadi acuan untuk melaksanakan program-program yang dapat mengembangkan karakter wirausaha anggota kelompok. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi kelompok wanita tani dalam menjalankan kegiatannya sehingga karakter wirausaha anggota kelompok dapat dikembangkan dan diharapkan dapat membawa kemajuan usaha baik bagi kelompok maupun individu.

2. Bagi pemerintah sebagai bahan acuan dalam menyusun program kerja yang dapat mengembangkan karakter wanita wirausaha sehingga diharapkan perekonomian dapat tumbuh dengan adanya peran aktif wanita wirausaha.

(21)

3. Bagi akademisi sebagai bahan pertimbangan dan bahan pembanding dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan wirausaha.

4. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan dibidang wirausaha dan dapat menerapkan disiplin ilmu yang didapat saat kuliah.

TINJAUAN PUSTAKA

Wanita Wirausaha

Penelitian yang dilakukan Sari (2015) mengkaji aktivitas wanita wirausaha dengan peryumbuhan usaha kentang di Kabupaten Kerinci menyimpulkan beberapa hal terkait wanita wirausaha di antaranya: Profil dari wanita wirausaha pengolahan kentang didominasi oleh wanita yang berkeluarga pada kelompok usia 35 sampai 45 tahun, dan berpengalaman dalam mengolah makanan. Karakteristik kewirausahaan wanita wirausaha secara baik dibentuk oleh motivasi, risiko, dan inovasi. Dengan demikian wanita yang mengolah kentang di Kabupaten Kerinci adalah wirausaha karena terbukti memiliki karakter wirausaha. Aktivitas wanita wirausaha pengolahan kentang oleh wanita terbukti positif dan signifikan berpengaruh pada pertumbuhan usaha di Kabupaten Kerinci.

Penelitian terkait wanita wirausaha juga dilakukan oleh Nurhayati (2011) di agroindustri perikanan di Kecamatan Cisolok dan Kecamatan Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, mayoritas wanita wirausaha di lokasi ini berpendidikan Sekolah Dasar (SD), namun memiliki keinginan untuk tetap menjadi wanita yang produktif dengan cara memperoleh pendapatan melalui keterampilan mengelola usaha yang dimilikinya. Sebaran wirausaha wanita berdasarkan usia pada kegiatan usaha agroindustri perikanan tergolong relatif muda, karena lebih dari 50 persen berusia antara 30 hingga 50 tahun. Pengalaman berwirausaha yang dominan adalah antara 5 sampai 10 tahun. Sumber modal usaha berasal dari uang pribadi dan dari bank. Suami merupakan perintis kegiatan usaha, di samping kemandirian usaha yang dimiliki wanita wirausaha tersebut.

Karakteristik Wirausaha

Nursiah (2015) melakukan penelitian karakteristik wirausaha UKM tempe di Kabupaten Bogor dengan indikator pengalaman, pengambilan risiko, ketekunan/kerja keras, inovatif, dan motivasi. Nursiah memaparkan dalam penelitiannya dengan adanya risiko yang dihadapi, seorang wirausaha harus mampu menyiasatinya. Salah satu cara yang dilakukan untuk menyiasati adanya risiko adalah dengan melakukan inovasi. Inovatif merupakan salah satu ciri yang harus dimiliki wirausaha. Untuk membentuk seseorang menjadi wirausaha diperlukan motivasi yang kuat, karena menjadi wirausaha berarti menjalankan usaha sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Karakteristik wirausaha berpengaruh positif dan siginifikan terhadap perilaku wirausaha pada UMKM tempe. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan karakteristik wirausaha akan

(22)

meningkatkan perilaku wirausaha. Variabel yang berkontribusi paling besar merefleksikan karakteristik wirausaha adalah variabel inovatif.

Suyatini (2004) menganalisis pengaruh karateristik wirausaha, karakteristik psikologi yang diukur adalah kemampuan berinovasi, rasa percaya diri, kemampuan mengambil risiko, dan kebutuhan akan keberhasilan. Penelitian ini menjelaskan bahwa indikator karateristik wirausaha kepercayaan diri merupakan kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah dengan tetap optimis terhadap kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah tersebut. Indikator keberanian mengambil risiko berkaitan dengan keberanian seseorang untuk mempertaruhkan apa yang dimilikinya untuk membangun suatu usaha dengan harapan memperoleh manfaat yang lebih besar dari apa yang telah mereka pertaruhkan. Individu yang memiliki kemampuan berinovasi secara efektif dapat menyeimbangkan ide-ide dan kenyataan menjadi ide-ide kerja yang baru.

Nurhayati et al. (2011) menjelaskan karakteristik psikologis meliputi kerja keras, semangat, toleransi terhadap ketidakpastian. Indikator ketekunan dapat mendukung daya berpikir seseorang untuk berpikir secara inovatif dan kreatif. Sebagian besar responden memiliki karakteristik inovatif atau keinginan untuk selalu melakukan inovasi baru dalam setiap pekerjaan yang ditekuninya. Sikap toleransi terhadap ketidakpastian dapat mendorong dan menjadikannya sebagai tantangan. pentingnya membangun karakteristik wirausaha karena karakteristik tersebut sangat menentukan keberhasilan usaha dan mempermudah untuk meningkatkan kompetensi wirausaha.

Penelitian oleh Rahayu (2014) menganalisis karakteristik wirausaha dalam UMKM tempe dengan indikator yaitu meliputi percaya diri, berorientasi hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi masa depan. Hasil penelitian menunjukan dari nilai hasil persentase kategori skor karakteristik wirausaha menunjukkan sikap percaya diri dalam kategori sangat baik dan sikap berorientasi hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi masa depan dalam kategori baik.

Hasil penelitian terdahulu menekankan pada beberapa indikator karateristik wirausaha yaitu kepercayaan diri, keberanian mengambil risiko, dan inovasi. Karakteristik wirausaha yang digunakan pada penelitian ini akan dibatasi pada percaya diri, kreatif dan inovatif, semangat, kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan, dan motivasi berprestasi.

Keberhasilan Usaha

Dalam menjalankan kegiatan usaha, seorang wirausaha pasti memiliki sasaran-sasaran tertentu yang telah ditetapkan untuk mencapai keberhasilan usaha. Steam et al. dalam Burhanudin (2014) yang menggunakan data dari Global Enterpreneurship Monitor menyimpulkan bahwa wirausaha yang ambisius memberikan kontribusi lebih kuat untuk pertumbuhan makro ekonomi daripada aktivitas kewirausahaan lainnya. Beragam bagian dari kewirausahaan mulai dari karakterisitik, sikap, dan perilaku dimana kemampuan kewirausahaan yang semakin berkembang akan mempengaruhi keberhasilan usaha yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Noviana (2013) menganalisis keberhasilan peternak sapi perah berdasarkan empat hal. Keempat hal tersebut yaitu keberlangsungan usaha,

(23)

penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, meningkatkankesejahteraan keluarga dan meningkatkan kualitas hidup bagi pemakai produk.

Keberhasilan usaha menurut penelitian Dirlanudin (2010) bukanlah sesuatu yang dapat diraih dalam waktu yang sesaat namun memerlukan upaya yang keras, ketekunan, dan kecekatan dalam mengelola usaha tersebut dengan terus membaca lingkungan eksternal sejalan dengan perubahan dan tuntutan para konsumen. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan para pengusaha kecil agro antara lain adalah jumlah pelanggan, kecenderungan loyalitas, perluasan pangsa pasar, kemampuan bersaing, dan keuntungan.

Hubungan Karakteristik Wirausaha dan Keberhasilan

Puspitasari (2013), hasil penelitiannya perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan usaha anggrek. Hal ini menunjukan bahwa perilaku kewirausahaan berperan penting dalam peningkatan kinerja usaha, sehingga dengan ketekunan, ketanggapan terhadap peluang, inovatif, keberanian mengambil risiko dan kemandirian pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja usaha.

Hasil penelitian Mafiroh (2014) terdapat lima karakter yang berhubungan signifikan dengan keberhasilan pengusaha tanaman hias jika dilihat dari pertumbuhan usaha. Namun hanya empat karakter yang berhubungan terhadap penjualan. Karakter Orientasi masa depan, berani mengambil risiko, inovatif, dan percaya diri berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan usaha maupun penjualan, sedangkan bekerja keras hanya berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan usaha. Karakter orientasi masa depan, berani mengambil risiko, dan inovatif memiliki korelasi yang sedang terhadap keberhasilan usaha sedangkan bekerja keras dan percaya diri memiliki kekuatan korelasi yang lemah, sedangkan untuk karakter bertanggung jawab tidak berhubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha tanaman hias di Meruya Selatan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis Kewirausahaan

Menurut Meredith (2005) dan Kao (1997) dalam Suryana dan Bayu (2010), kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang dalam memanfaatkan kesempatan dalam mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh keuntungan dari pemanfaatan tersebut.

Menurut Alma (2005) pengertian wirausaha adalah seseorang yang selain mampu berusaha dalam bidang ekonomi dan niaga secara tepat guna, efektif, serta efisien, namun juga berkarakteristik atau berkepribadian merdeka lahir batin dan berbudi luhur. Wirausaha ini lebih menekankan kepada jiwa serta semangat yang diaplikasikan pada segala aspek kehidupan. Wirausaha berbeda dengan pengusaha, wirausaha sebagai orang yang memulai bisnis, ikut terlibat dalam usaha yang dijalankan, serta memiliki sifat berani mengambil risiko, inovatif,

(24)

memanfaatkan peluang yang ada, dan memperoleh balasan jasa berupa keuntungan atau laba yang diperoleh. Sementara pengusaha adalah seseorang yang memiliki bisnis namun tidak terlibat dalam usaha yang dijalankan, pengusaha hanya menerima keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.

Schumpeter dalam Alma (2005) bahwa wirausahawan adalah individu yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dan menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju ke depan. Wirausahawan adalah individu-individu yang berani mengambil risiko, mengkoordinasi, mengelola penanaman modal atau sarana produksi serta mengenalkan fungsi faktor produksi baru atau yang mampu memberikan respon secara kreatif dan inovatif.

Karakteristik Wirausaha

Berbagai definisi wirausahawan dan wirausaha sesungguhnya menyiratkan karakteristik individu dari seseorang wirausahawan yang didefinisikan tersebut. Namun demikian karakteristik wirausaha secara umum menggambarkan keunikan personal atau psikologi seseorang yang terdiri dari dimensi nilai sikap dan kebutuhan. Gambaran tersebut berdasarkan asumsi bahwa individu akan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan perilaku tersebut didorong oleh keinginan untuk memuaskan kebutuhan (Yousof, et al. 2007). Oleh karena itu perilaku wirausaha dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengamati individu wirausahawan yang memiliki karakteristik wirausaha yang kuat ataupun lemah.

Salah satunya teori wirausaha telah dikembangkan oleh Meredith et al. (1989). Meredith mengemukakan ciri dan watak wirausaha, diantaranya percaya diri, berorientasi, pengambilan risiko, kepemimpinan, dan keorsinilan yang dijelaskan oleh Tabel 2.

Tabel 2 Karakteristik wirausaha dan indikator karakteristik wirausaha Karakteristik wirausaha Indikator karakteristik wirausaha Percaya diri Memiliki keyakinan yang kuat,

ketidaktergantungan, individualis, optimisme. Berorientasi Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba,

ketekunan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan yang kuat.

Pengambilan risiko Kemampuan mengambil risiko yang wajar, suka tantangan.

Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, terbuka terhadap saran dan kritik.

Keorisinilan Inovatif, kreatif, fleksibel

Berorientasi ke masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

Sumber : Meredith et al. 1989

Wanita wirausaha memiliki karakter kepribadian yang membedakannya dengan pria wirausaha. Karakter wirausaha tersebut antara lain: Percaya diri, toleransi, kreatif dan inovatif, semangat dan berorientasi kedepan (Hisrichh et al.

(25)

2008). Menurut Alma (2005) mengenai karakteristik kepribadian pengusaha wanita mempunyai sifat toleransi dan fleksibel, realistis dan kreatif, semangat dan mampu berhubungan dengan lingkungan.

Indikator Karakteristik Wirausaha

Dari berbagai teori tentang wirausaha yang berbeda-beda, indikator wirausaha, teori indikator yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Percaya Diri

Modal usaha seorang berwirausaha adalah kemauan yang kuat dan rasa percaya diri. Seorang wirausaha harus memiliki sikap percaya diri. Percaya diri adalah sikap yang mengacu pada sikap percaya terhadap kemampuan dan keahlian yang ada pada diri sendiri, tidak memiliki keraguan dalam melakukan suatu hal khususnya dalam menjalankan usaha dan selalu optimis bahwa usaha yang dijalankan akan mencapai keberhasilan. Kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya (Suryana 2006). Oleh sebab itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan memiliki sikap percaya diri.

2. Inovatif

Menurut Meredith et al. (1989) inovasi dalam bisnis menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas lebih tinggi yang merupakan hasil dari tindakan para wirausaha, yang bersedia menerima tantangan-tantangan lebih besar dan memikul risiko yang sudah diperhitungkan. Rahasia wirausaha dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi.

3. Supel

Menurut Hisrich et al (2008) karakter supel ini merupakan bentuk sederhana dari karakter memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan lingkungan sosial. Wanita wirausaha cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dan berhubungan baik dengan lingkungan disekitarnya.

4. Semangat

Seseorang yang semangat selalu mengutamakan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan niali-nilai motif berprestasi, berorientasi laba, ketekunan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif (Suryana 2006). Semangat dan kerja keras adalah sikap yang mengacu pada kemampuan yang selalu terlibat dalam menjalankan usahanya dengan tidak mengeluh sampai semua pekerjaan selesai dilakukan dan tidak hanya mengandalkan keberuntungan saja.

5. Motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi adalah sikap yang mengacu pada keinginan mencapai suatu prestasi khususnya dalam pencapaian keberhasilan usaha dan menghindari suatu kegagalan. Seorang wirausaha haruslah memiliki perspektif visi ke depan, selalu mencari peluang dan tidak cepat puas dengan keberhasilan serta berpandangan jauh kedepan (Suryana 2006). Memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan akan membuat seorang pengusaha selalu berusaha untuk berkarya untuk mencapai suatu keberhasilan. Motivasi berprestasi adalah sikap yang mengacu pada keinginan mencapai suatu prestasi khususnya dalam pencapaian keberhasilan usaha dan menghindari suatu kegagalan.

(26)

Keberhasilan Usaha

Meredith et al. (1989) menjelaskan bahwa keberhasilan seorang wirausaha dapat terlihat dari kemampuan dalam menetapkan tujuan dari usaha yang dijalankan. Tujuan dari suatu usaha tentunya dapat ditinjau dari sisi keuangan dan non-keuangan. Kesuksesan di sisi keuangan dapat dilihat dari sejauh mana seorang wirausaha dapat meningkatkan pertumbuhan usaha dan keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dijalankannya. Dari sisi non-keuangan dapat diketahui bahwa kesuksesan usaha dapat diketahui melalui meningkatnya kesejahteraan keluarga dan orang lain, meningkatnya tingkat hidup bagi para pemakai produk, menyediakan lapangan usaha, serta mampu meningkatkan kapasitas diri dan orang lain. Hal serupa disampaikan oleh Griffin dan Ebbert (2006) yang menyatakan bahwa seorang wirausaha memiliki ciri kesuksesan yang ditandai dengan adanya pertumbuhan usaha yang dijalankan serta keinginan untuk melakukan ekspansi dan memperluas usahanya.

Keberhasilan usaha menurut penelitian Dirlanudin (2010) bukanlah sesuatu yang dapat diraih dalam waktu yang sesaat namun memerlukan upaya yang keras, ketekunan, dan kecekatan dalam mengelola usaha tersebut dengan terus membaca lingkungan eksternal sejalan dengan perubahan dan tuntutan para konsumen. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan para pengusaha kecil agro antara lain adalah jumlah pelanggan, kecenderungan loyalitas, perluasan pangsa pasar, kemampuan bersaing, dan keuntungan.

Menurut pendapat Riyanti (2003) keberhasilan usaha dapat diukur dengan menilai kinerja suatu usaha. Kinerja usaha menurut Kaplan dan Norton dalam Riyanti (2003) diukur berdasarkan perspektif keuangan (laba), pelanggan (jumlah pelanggan), proses bisnis internal (tingkat produksi dan perluasan usaha), dan proses pertumbuhan (kepuasan kerja karyawan).

Steam et al. dalam Burhanudin (2014) yang menggunakan data dari Global Enterpreneurship Monitor menyimpulkan bahwa wirausaha yang ambisius memberikan kontribusi lebih kuat untuk pertumbuhan makro ekonomi daripada aktivitas wirausaha lainnya. Beragam bagian dari kewirausahaan mulai dari karakterisitik, sikap, dan perilaku dimana kemampuan kewirausahaan yang semakin berkembang akan mempengaruhi keberhasilan usaha yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kerangka Pemikiran Operasional

Kewirausahaan tidak terlepas kaitannya dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sektor UMKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama pembangunan ekonomi Indonesia. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan keberhasilan usaha.

(27)

Salah satu industri kecil yang ada di Kota Bogor adalah industri rumahan yang dijalankan KWT Puspasari. Usaha kecil yang dijalankan KWT Puspasari ini memiliki peluang besar dalam mengembangkan usahanya dan dituntut dapat menjalankan usahanya secara mandiri untuk dapat menghadapi persaingan, karena untuk mencapai keberhasilan, diperlukan kemandirian yang merupakan salah satu ciri wirausaha. Agar dapat mendukung sikap kemandirian para pelaku usaha, pelaku usaha perlu melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pengembangan jiwa kewirausahaan. Setiap pelaku usaha dapat berkembang dengan pengembangan individunya untuk lebih termotivasi dalam menjalankan usaha dan mempertahankan prestasi yang sudah diraihnya. Aspek kewirausahaan memiliki peran untuk mendayagunakan segala sumber yang dimiliki dengan proses yang lebih kreatif dan inovatif menjadikan anggota KWT Puspasari siap menghadapi tantangan.

Penelitian ini berfokus kepada karakteristik wirausaha dan keberhasilan usaha. Menganalisis hubungan karakteristik wirausaha dengan keberhasilan dirasa penting dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas usaha kecil, khususnya pada KWT Puspasari. Indikator karakteristik wirausaha yang digunakan mengacu pada teori Meredith et al. (1989), Nurhayati et al. (2011), Puspitasari (2013), Riyanti (2003) dan Dirlanudin (2010) yaitu meliputi percaya diri, supel, keinovatifan, semangat dan motivasi berprestasi. Indikator keberhasilan usaha dapat berupa keberhasilan yang dapat diukur dan tidak terukur. Namun keberhasilan usaha yang dilakukan pada penelitian ini merupakan kinerja yang dapat diukur berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, yaitu meliputi pertumbuhan usaha dan peningkatan pendapatan. Hubungan karakteristik wirausaha dari anggota kelompok KWT Puspasari terhadap keberhasilan usaha dianalisis menggunakan metode analisis Rank Spearman. Kerangka pemikiran operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

(28)

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional Keterangan :

---- Ruang lingkup penelitian

Keberhasilan Usaha : 1. Pertumbuhan Usaha 2. Pendapatan

Perlu adanya pengembangan SDM dengan pengembangan jiwa kewirausahaan

Para pelaku UKM dituntut untuk mandiri agar dapat menghadapi persaingan KWT Puspasari Karakteristik wirausaha : 1. Percaya Diri 2. Supel 3. Kreatif 4. Semangat 5. Motivasi berprestasi

Analisis hubungan karakteristik wirausaha dengan keberhasilan usaha anggota KWT

Puspasari

Kewirausahaan merupakan salah satu solusi dalam membantu peningkatan perekonomian

(29)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di KWT Puspasari yang terletak di kelurahan Kedung Badak, kecamatan Tanah Sareal kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa KWT Puspasari merupakan salah satu KWT yang berada di kota Bogor dan telah memiliki program pengembangan wirausaha yang ditujukan bagi para anggotanya. Selain itu, menurut hasil wawancara dengan Ketua Bidang Kelembagaan Dinas Pertanian Kota Bogor (2015), KWT Puspasari merupakan KWT yang telah memiliki prestasi yang baik dan direkomendasikan untuk dikaji lebih jauh. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan April 2016.

Metode Penentuan Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah anggota KWT Puspasari Kota Bogor. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu semua anggota populasi. Sampel merupakan seluruh anggota KWT yang tersebar di kelurahan Kedung Badak kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, namun saat pengambilan data di lapangan, tidak semua responden bisa ditemui dan diwawancarai. Kondisi responden yang tidak memungkinkan untuk dikumpulkan datanya yakni sudah tidak aktif dalam kelompok dan tidak bisa dihubungi.

Data dan Instrumentasi

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi dan survey serta wawancara langsung yaitu tentang gambaran umum dan sejarah tentang KWT Puspasari dan kegiatan yang dilakukan anggota sehari-hari. Selain itu pengambilan data menggunakan kuisioner terhadap responden target, dengan hasil observasi dan wawancara dapat diperoleh informasi mengenai karakter wirausaha yang dimiliki oleh responden dan mengetahui tingkat keberhasilan usaha pada anggota KWT Puspasari Kota Bogor. Sementara itu, data sekunder adalah data yang telah terdokumentasi sebelumnya, data ini berupa data yang telah diterbitkan oleh organisasi atau lembaga terkait dan bukan hasil pengolahan peneliti. Dalam penelitian ini data sekunder baik berupa data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dinas-dinas, lembaga penelitian atau publikasi di media yang relevan dengan tujuan penelitian ini. Data primer dan sekunder pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.

(30)

Tabel 3 Jenis dan sumber data Jenis

Data

Deskripsi Sumber Data

Primer -Gambaran umum KWT Puspasari -Ciri atau karakteristik responden -Karakteristik wirausaha

Anggota KWT Puspasari

-Keberhasilan usaha anggota KWT Puspasari

Pengamatan dan partisipasi langsung dalam kegiatan KWT, wawancara anggota kelompok dengan kuisioner.

Sekunder -Nilai PDB Indonesia -Jumlah UMKM Jawa Barat -PDRB Jawa Barat

-Jumlah UMKM Bogor

-KWT berprestasi di Kota Bogor -Tinjauan Pustaka

Wawancara, Literatur-literatur, jurnal, media elektronik (internet) yang relevan dengan penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara dan observasi lapang. Penelitian ini menggunakan bantuan kuesioner untuk memperoleh data secara utuh yang dapat menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan. Selain itu, kuesioner digunakan untuk mendapatkan data dari pelaku usaha terkait dengan karakteristik wirausaha yang dimiliki. Setiap pengisian kuesioner peneliti melakukan pendampingan untuk mengantisipasi adanya kesulitan atau kesalahpahaman dalam mengartikan pertanyaan kuesioner. Pendampingan yang dilakukan dalam setiap pengisian kuesioner juga dimaksudkan untuk mencari informasi lain yang lebih mendalam yang belum tercakup dalam kuesioner.

Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dilakukan menggunakan skala Likert. Skala inidigunakan untuk mengukur sikap masyarakat dengan menggunakan item-item yang dapat dinilai baik atau buruk. Responden kemudian diminta untuk memberikan skor. Skor tersebut kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor dan total skor ini ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert (Nazir 2011).

Pengolahan kuesioner dilakukan setelah responden memberikan pembobotan nilai pada masing-masing pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Pembobotan tersebut dilakukan berdasarkan rentang skala penilaian dalam kisaran 1 sampai dengan 5, dimana skala 1 menggambarkan sangat tidak setuju dan skala 5 menggambarkan sangat setuju. Kemudian pembobotan tersebut akan dikelompokkan sesuai dengan masing-masing variabel yang digunakan. Setelah diperoleh nilai hasil pembobotan pada masing-masing variabel yang digunakan, selanjutnya akan ditentukan nilai total dari masing-masing variabel. Sehingga dapat ditentukan nilai rataan untuk masing-masing variabel yang digunakan.

(31)

Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara dan observasi selama penelitian. Sedangkan data kuantitatif diperoleh berupa data anggota KWT Puspasari serta data karakteristik individu, penilaian karakteristik wirausaha dan keberhasilan usaha.

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik wirausaha pada KWT Puspasari. Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah menggunakan software computer Microsoft Excel dan SPSS For Windows. Analisis data dilakukan untuk menjawab setiap pertanyaan yang tercantum dalam tujuan penelitian.

Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2011), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Analisis deskriptif pada penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan kesuksesan yang telah dicapai oleh KWT Puspasari Bogor yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dengan demikian dapat diketahui korelasi dari setiap faktor-faktor tersebut terhadap kesuksesan usaha.

Nazir (2011) menyatakan cara pengumpulan data untuk analisis ini dilakukan melalui teknik wawancara dengan bantuan kuesioner. Untuk mewakili keseluruhan skor yang terdapat dalam data, digunakan ukuran nilai pusat. Jenis ukuran nilai pusat yang dipakai adalah rata-rata hitung (mean). Rata-rata hitung secara umum dapat ditentukan dengan rumus:

Keterangan: Μ = mean

Σ Xi = jumlah pengamatan ke-i N = jumlah data

Kriteria Penentuan Skor Karakteristik Wirausaha

Agar memudahkan dalam melakukan pengkategorian skor berdasarkan karakteristik wirausaha, maka dilakukan penentuan kategori jawaban dari jumlah skor. Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan bobot yang dikalikan dengan jumlah responden. Dari penjumlahan skor yang diperoleh tersebut kemudian dipersentasekan dengan cara menghitung jumlah skor setiap karakteristik wirausaha dibagi dengan nilai bobot maksimal dikali jumlah responden dikali jumlah pertanyaan setiap kriteria karakteristik wirausaha. Secara matematis pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

(32)

∑ Keterangan: b = bobot (1-4) r = responden (30 orang) bm = bobot maksimum (4)

jk = Jumlah kriteria karakteristik wirausaha (4-5 kriteria)

Setelah diketahui persentase jawaban responden, kemudian hasil perhitungan dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban yang telah ditentukan pada Tabel 4. Perhitungan persentase skor ini digunakan untuk memudahkan dalam menentukan kategori jawaban karakteristik wirausaha responden. Jumlah kriteria yang digunakan setiap karakteristik berbeda menyebabkan perbedaan jumlah skor tertinggi pada setiap karakteristik wirausaha.

Tabel 4 Penentuan kategori jumlah skor berdasarkan persentase kategori jawaban responden

Presentase kategori jawaban (%) Kategori skor 1-25 26-50 51-75 76-100 Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

Uji Validitas dan Realibilitas

Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner yang dipertanyakan kepada pedagang terlebih dahulu dilakukan pengujian melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menyatakan bahwa sejauh mana alat pengukur mampu mengukur apa yang diinginkan dari data sebuah kuisioner (Umar 2005). Dengan kata lain, pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows. Penilaian valid atau tidaknya masing-masing variabel (pernyataan) dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing variabel (pernyataan). Suatu variabel dinyatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation > nilai r tabel. Seluruh pernyataan yang diberikan dalam bentuk kuesioner pada responden dikatakan valid sehingga kuesioner digunakan kembali untuk pengolahan data selanjutnya. Hasil uji validitas dapat di lihat pada Lampiran.

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini, teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach karena skala yangdigunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert Summated Rating. Sama

(33)

halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19.0 for Windows. Penilaian reliabel atau tidaknya masing-masing variabel (pernyataan) dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha. Indikator reliabilitas variabel-variabel (pernyataan-pernyataan) adalah sebagai berikut:

1. Cronbach’s Alpha 0.00-0.20 = tidak reliable 2. Cronbach’s Alpha 0.21-0.50 = kurang reliable 3. Cronbach’s Alpha 0.51-0.60 = cukup reliable 4. Cronbach’s Alpha 0.61-0.80 = reliabel

5. Cronbach’s Alpha 0.81-1.00 = sangat reliable

Berdasarkan hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan bahwa variabel yang diukur melalui kuisioner memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.927 yang dikategorikan reliabel.

Analisis Korelasi Rank Spearman

Pada penelitian ini dilakukan analisis korelasi Rank Spearman untuk mengetahui derajat antara kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel X yang digunakan dalam penelitian ini berupa karakteristik wirausaha anggota KWT dan variabel Y dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai tingkat keberhasilannya. Analisis korelasi Rank Spearman digunakan karena kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur berdasarkan skala ordinal.

Nazir (2011) menyatakan bahwa uji rank spearman digunakan untuk menguji apakah beberapa ukuran minimal ordinal berhubungan satu sama lain atau tidak. Uji tersebut berguna untuk menguji apakah dua atau lebih populasi mempunyai distribusi yang sama. Secara umum, uji rank spearman digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi. Penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows dan Microsoft Excel.

Nilai koefisien korelasi Rank Spearman merupakan pengukuran tentang keeratan hubungan antara dua peubah yaitu X dan Y. Nilai koefisien korelasi Rank Spearman dapat bertanda positif maupun negatif dengan nilai mutlak maksimal 1 dan minimal 0. Tanda positif menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi searah, artinya semakin tinggi nilai variabel X maka variabel Y akan cenderung memiliki nilai yang semakin tinggi pula, begitupun sebaliknya. Tanda negatif menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi berlawanan arah, artinya apabila nilai variabel X semakin tinggi, maka variabel Y akan cenderung semakin rendah, begitupun sebaliknya. Bila nilai yang dihasilkan sama dengan 0, maka kedua variabel tidak berkorelasi, apabila nilai Rank Spearman yang dihasilkan sama dengan 1, maka kedua variabel memiliki korelasi sempurna. Secara deskriptif, Harmini (2009) menjelaskan bahwa nilai koefisien korelasi Rank Spearman dapat dikategorikan menjadi lima kategori berikut:

1. Bila 0.0 < |rs| < 0.2, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat lemah.

2. Bila 0.2 ≤ |rs| < 0.4, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi lemah. 3. Bila 0.4 ≤ |rs| < 0.6, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sedang. 4. Bila 0.6 ≤ |rs| < 0.8, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi kuat. 5. Bila 0.8 ≤ |rs| < 1.0, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat kuat.

(34)

Variabel Penelitian

Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel karakteristik wirausaha dan keberhasilan usaha. Dasar dari pengukuran variabel yaitu pada konsep yang telah terbukti secara empiris, sehingga dapat diimplementasikan di lapangan serta mampu diukur sebagaimana seharusnya. Tabel 5 menunjukkan variabel, indikator dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 5 Variabel, indikator penelitian dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian

Variabel Keterangan Landasan teori

Karakteristik wirausaha

Percaya Diri Meredith et al. (1989), Nurhayati et al. (2011) Puspitasari (2013), Riyanti

(2003), Dirlanudin (2010) Semangat

Kreatif dan inovatif Supel

Motivasi Berprestasi

Keberhasilan usaha

Pertumbuhan usaha Riyanti (2003), Mafiroh (2014)

Pendapatan

Definisi Operasional

Karakteristik wirausaha merupakan suatu pola perilaku yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Atribut dari karakteristik wirausaha adalah sebagai berikut: 1. Kreatif dan keinovatifan adalah sikap yang mengacu pada kemampuan yang

terbuka dengan hal-hal yang baru, berusaha mencari tahu mengenai hal yang dianggap baru mengenai usaha yang dijalankan.

2. Semangat adalah sikap yang mengacu pada kemampuan yang selalu terlibat dalam menjalankan usahanya dengan tidak menyerah sampai semua pekerjaan selesai dilakukan dan tidak hanya mengandalkan keberuntungan saja.

3. Supel adalah bentuk sederhana dari karakter memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan dimana karakter mengacu pada kemampuan individu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar terutama mitra usahanya.

4. Motivasi berprestasi adalah sikap yang mengacu pada keinginan mencapai suatu prestasi khususnya dalam pencapaian keberhasilan usaha dan menghindari suatu kegagalan.

5. Pertumbuhan usaha adalah pengukuran terhadap peningkatan keberlangsungan usaha dari sudut pandang pelaku usaha.

6. Pendapatan adalah hasil yang didapatkan dari penjualan barang maupun jasa oleh pelaku usaha setiap melakukan produksi yang dibandingkan dengan pendapatan saat awal memulai usaha.

(35)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lokasi Geografis

Secara geografis Kota Bogor merupakan sebuah kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas 6 Kecamatan dan 68 Kelurahan dan terletak di antara 106o 48‟ BT dan 6o 26‟ LS.

Kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan dan pariwisata. Hal ini memberikan dampak positif, yaitu berkembangnya sentra-sentra industri di Kota Bogor. Salah satu industri yang ada di Kota Bogor adalah angroindustri.

Kelurahan Kedung Badak merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Tanah Sareal yang terletak di Kota Bogor. Kecamatan Tanah Sareal terdiri dari 11 kelurahan yang salah satunya adalah Kelurahan Kedung Badak.

Kelurahan kedung badak merupakan merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Tanah Sareal yang terletak di Kota Bogor. Luas wilayah kelurahan ini sebesar 200 hektar yang terbagi menjadi 14 Rw dan 99 Rt. Wilayah kelurahan ini sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sukaresmi, sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Kebon Pedes, bagian timur berbatasan dengan kelurahan Cibuluh, serta sebelah barat berbatasan dengan Kedung Jaya.

KWT Puspasari berada di RW 07 Keluarahan Kedung Badak yaitu di wilayah Cimanggu Permai. Areal kebun memiliki koleksi kurang lebih dari 100 jenis tanaman berkhasiat obat yang tumbuh secara alami dalam lingkungan taman dan terbagi menjadi tiga bagian. Kebun bagian depan merupakan tempat pemeliharaan dan koleksi, kebun bagian tengah merupakan bagian budidaya yang terdiri dari green house, dan kebun bagian belakang yang dikhususkan untuk tanaman buah dan kolam kecil.

Sejarah dan perkembangan Kelompok Wanita Tani Puspasari

KWT Puspasari merupakan salah satu kelompok wanita tani yang menjadi mitra binaan dari Dinas Pertanian Kota Bogor dan dibentuk pada tahun 2011 dengan jumlah anggota 33 orang. Kelompok ini dibentuk oleh ibu-ibu PKK Tanah Sareal yang sudah melakukan pemanfaatan lahan pekarangan. Awalnya, anggota KWT Puspasari hanya ada 16 orang dan termasuk kedalam kelompok pemula.. Kelompok ini merupakan suatu kelompok yang bergerak di sektor pertanian, khususnya budidaya dan pengolahan hasil pertanian. Selain itu, kelompok ini juga merupakan salah satu wadah perkumpulan yang anggota seluruhnya adalah wanita yang berada di Kelurahan Tanah Sareal.

Saat ini, kelompok wanita tani Puspasari telah memperoleh bantuan dari pihak Dinas Pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan kota Bogor. Bantuan-bantuan tersebut berupa peralatan dan akses untuk memasarkan produk. Bantuan peralatan yang diberikan yaitu mesin pengolah tanaman. Dinas Pertanian maupun Dinas UMKM juga sering memberikan penyuluhan tentang pertanian maupun wirausaha, namun belum pernah dilakukan penyuluhan tentang pengelolaan KWT.

(36)

KWT Puspasari dibentuk dengan tujuan untuk memberdayakan wanita, khususnya ibu rumah tangga dalam rangka peningkatan kualitas hidup melalui pendidikan dan pelatihan. KWT Puspasari memfokuskan pada kegiatan usaha budidaya pertanian pengolahan pasca panen. Untuk mencapai hal tersebut, kelompok wanita tani Puspasari memiliki beberapa program, yaitu :

1. Pemanfaatan lahan pekarangan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan bahan pangan ditingkat keluarga. Kegiatannya berupa penanaman tanaman sayuran, umbi-umbian, dan buah-buahan di pekarang dengan menggunakan pot.

2. Kebun bibit dan kebun pecobaan

Kelompok Wanita Tani Puspasari mengelola kebun percobaan di Kecamatan Tanah Sareal. Kebun percobaan digunakan sebagai sarana belajar pengembangan pertanian perkotaan yang ramah lingkungan dan budidaya tanaman obat

3. Pengembangan wirausaha produk pertanian

Kegiatan ini terdiri dari produksi dan pemasaran produk yang dilakukan dengan mengembangkan unit usaha pengolahan pertanian, mengikuti pameran rutin setiap bulan, memperbaiki kemasan dan penampilan produk, dan mendaftarkan sertifikasi BPOM dan sertifikasi halal dari MUI.

Pembinaan yang dilakukan oleh KWT Puspasari diadakan setiap bulan sekali dengan agenda pembahasan dan saling tukar informasi mengenai usaha yang dijalankan ataupun yang akan dijalankan.

Seiring perkembangannya, KWT Puspasari telah memperoleh penghargaan sebagai juara lomba cipta menu tingkat Kota Bogor 2015 dan lomba KWT berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2015. Sementara itu, lomba kategori kelompok wanita tani diselenggarakan oleh pihak Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap setiap bagian dari suatu organisasi, lembaga, atau instansi lainnya yang berisi segala hal yang berkaitan dengan fungsi dan gambaran umum dari masing-masing bagian beserta dengan orang yang diberikan kedudukan, tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi juga mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja. Sehingga, struktur organisasi perlu dibentuk dalam suatu lembaga, baik formal maupun non formal khususnya bagi KWT Puspasari dalam menjalankan fungsi dan perannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi pada KWT Puspasari dapat dikatakan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yakni terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara, dan dibantu beberapa seksi-seksi yaitu humas, sarana produksi (saprodi), pemasaran, serta hama dan penyakit. Pembentukan struktur organisasi pada KWT Puspasari didasarkan pada pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh anggota. Struktur organisasi yang baik adalah masing-masing pengurus menjalankan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan dan anggota melaksanakan hak dan kewajibannya, maka kegiatan dan kinerja dari suatu kelompok menjadi optimal.

(37)

Namun, kinerja kelompok menjadi kurang optimal apabila pengurus yang diberikan tanggung jawab tidak menjalankan tugas sesuai dengan kedudukannya dalam suatu kelompok. Gambar 2 menunjukkan struktur organisasi pada KWT Puspasari.

Gambar 2 Struktur organisasi KWT Puspasari Kota Bogor

Setiap kedudukan dalam struktur organisasi pada suatu lembaga memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-beda, begitu pula struktur organisasi pada Kelompok Wanita Tani Puspasari. Tugas dan wewenang dari masing-masing pengurus Kelompok Wanita Tani Puspasari adalah sebagai berikut :

1. Ketua, memiliki tugas dan wewenang dalam melaksanakan visi dan misi yang telah dibuat, memimpin dan mengendalikan semua kegiatan organisasi kelompok wanita tani Puspasari, melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap anggota, menyusun program kerja dalam setahun selama masa periode kepengurusan, dan bertanggung jawab atas kelola organisasi KWT Puspasari.

2. Sekretaris, memiliki tugas dan wewenang dalam mengatur kegiatan administrasi pembukuan kelompok wanita tani Puspasari, melakukan pencatatan dokumen pada setiap pertemuan dan kegiatan usaha yang telah dilaksanakan, serta mengagendakan dan mengarsipkan setiap kegiatan KWT Puspasari.

3. Bendahara, bertugas dalam melaksanakan pencatatan transaksi keuangan kelompok secara transparan, melaporkan kegiatan keuangan pada setiap pertemuan.

4. Seksi sarana produksi (saprodi), bertugas untuk melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap penyaluran ataupun penggunaan sarana produksi, dan melaksanakan pembinaan pengelolaan sarana produksi bagi anggota KWT Puspasari. Ketua Pipit Puspitasari Bendahara Titin Bambang Gina Widodo Sekertaris Aisah K. Diati Seksi Produksi Mintarsih Anshari Pipit Puspitasari Seksi Pemasaran Wiwiek Cuk Seksi Pengolahan Elin Arasyugo Seksi Hama Penyakit Rita Affendi

(38)

5. Seksi pemasaran, bertugas dalam melaksanakan pemasaran hasil produksi atau produk olahan dari anggota kelompok wanita tani Puspasari, dan mencari informasi pasar terkait dengan pengembangan usaha anggota KWT Puspasari. 6. Seksi pengolahan bertugas melaksanakan koordinasi kegiatan pasca panen dan

pengolahan hasil, memotivasi penerapan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil serta mencatat seluruh kegiatan pasca panen dan pengolahan hasil.

7. Seksi hama dan penyakit, bertugas dalam melaksanakan pemantauan dan pengendalian terhadap hama dan penyakit, dan memberikan informasi mengenai hama dan penyakit serta pencegahannya kepada anggota terkait tanaman yang ditanam .

Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kegiatan produksi Kebun Tanaman Obat Puspasari memiliki sarana dan prasarana, diantaranya :

1. Kawasan kebun tanaman obat

2. Ruang diskusi berupa saung yang berada di lokasi kebun dengan suasana yang sejuk

3. Green house yang terletak di kebun percobaan . Green house digunakan sebagai tempat untuk membudidayakan tanaman obat, selain kebun terbuka yang juga ditanami tanaman obat.

4. Alat dan mesin pertanian

5. Dapur untuk memasak acara makan siang bersama anggota KWT sehingga lebih kekeluaragaan.

6. Toilet

7. Gudang penyimpanan alat alat pertanian Karakteristik Individu

KWT Puspasari merupakan salah satu kelompok wanita yang dibentuk dengan tujuan membentuk wanita sebagai pribadi yang mandiri. Menurut hasil survey yang dilakukan sebagian besar responden yang berprofesi sebagai seorang wirausaha dan ibu rumah tangga dan aktif dalam kegiatan sosial, seperti PKK, posyandu, dan kegiatan lainnya yang dilakukan di RW 07 Kelurahan Kedung Badak. Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 anggota KWT Puspasari. Karakteristik pengusaha ini dibagi berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan lama bergabung dan pendapatan anggota. Uraian karakteristik anggota KWT Puspasari Kota Bogor dijelaskan sebagai berikut:

Usia

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa responden memiliki usia yang beragam. Usia responden terdiri dari 4 kategori, yaitu dengan rentang usia 31 sampai 40 tahun, 41 sampai 50 tahun, 51 sampai 60 tahun dan 60 sampai 70 tahun. Berdasarkan tabel 6, lebih dari setengah dari jumlah keseluruhan anggota KWT Puspasari berada pada kisaran umur 41 sampai 60 tahun dimana usia 51 sampai 60 tahun sebesar 36.67 persen dan usia 41 sampai 50 sebesar 33.33 persen. Hanya sebagian kecil usaha tanaman obat dimiliki oleh responden pada kisaran umur 31 sampai 40 tahun dan 60 sampai 70 tahun. Sebaran responden anggota KWT Puspasari berdasarkan usia dapat dilihat di Tabel 6.

(39)

Tabel 6 Sebaran responden anggota KWT Puspasari berdasarkan usia responden

Usia Frekuensi Presentase (persen)

31-40 5 16.67 41-50 10 33.33 51-60 11 36.67 61-70 4 13.33 Jumlah 30 100.0 Tingkat Pendidikan

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh anggota KWT Puspasari diklasifikasikan menjadi empat jenjang pendidikan yaitu tamat SD, SMP, dan SMA dan Perguruan Tinggi. Berdasarkan penelitian di lapang, anggota KWT Puspasari sebagian besar berpendidikan lulusan SMA dan Perguruan Tinggi.

Hasil survei yang dilakukan, sebesar 40 persen responden tamat perguruan tinggi dimana 6 orang lulusan S1 dan 6 orang lulusan Diploma. Sebesar 56.67 persen responden berpendidikan SMA dan hanya satu orang responden berpendidikan SMP. Hal ini mengindikasikan bahwa lulusan perguruan tinggi anggota KWT Puspasari memiliki minat untuk melakukan usaha. Sebaran responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan KWT Puspasari Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase

Tamat SD - 0

Tamat SMP 1 3.33

Tamat SMA 17 56.67

Tamat PT 12 40.00

Jumlah 30 100.00

Lama bergabung dalam KWT

Pada penelitian yang dilakukan, lama usaha atau pengalaman dalam berwirausaha responden anggota KWT merupakan usaha baru yang dijalankan. Lamanya usaha memengaruhi tingkat pengalaman dalam menjalankan usaha, sehingga mempengaruhi cara mereka dalam pengambilan keputusan. Secara umum para anggota KWT Puspasari sudah menjalankan usaha lebih dari satu tahun. Sebanyak 46.67 persen responden bergabung selama lebih dari 4 tahun, sebesar 10 persen responden bergabung selama lebih dari 3 tahun, sebanyak 13 persen bergabung selama 2 sampai 3 tahun, sebanyak 16.67 persen bergabung selama 1 sampai 2 tahun dan sisanya bergabung kurang dari satu tahun, sehingga dapat dikatakan para anggota sudah memiliki pengalaman yang cukup. Lamanya bergabung anggota dalam KWT Puspasari dapat dilihat pada Tabel 8.

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional  Keterangan :
Gambar 2 Struktur organisasi KWT Puspasari Kota Bogor

Referensi

Dokumen terkait