BAB I BAB I LAPORAN
LAPORAN KASUSKASUS
I.
I. IDENTITAS IDENTITAS PASIENPASIEN
•
• Nama Nama : : Nn. K Nn. K •
• JJeenniis s kkeellaammiinn : : PPeerreemmppuuaann •
• UUmmuurr : : 224 4 ttaahhuunn •
• AAggaammaa : : IIssllaamm •
• SSuukkuu : : BBuuggiis s / / IInnddoonneessiiaa •
• PPeekkeerraaaann : : !!aahhaassiiss""aa •
• AAllaammaatt : : !!aakkaassssaar r •
• No. #egister No. #egister : : $%&$'$$%&$'$ •
• (a(anggal nggal pemeriksaan pemeriksaan : : 22 22 Agustus Agustus 2$'%2$'% •
• ##uummaah h ssaakkiitt : : PPoolli i ##S S UUnnii))eerrssiittaas s **aassaannuuddddiin n !!aakkaassssaar r
II. ANAMNESIS II. ANAMNESIS
•
• KKeelluuhhaan n UUttaammaa ::
Penglihatan ka+ur pada mata kiri se,ara ti+a-ti+a Penglihatan ka+ur pada mata kiri se,ara ti+a-ti+a A
Annaammnneessiis s ((eerrppiimmppiinn ::
Pasien mengeluh penglihatan ka+ur pada kedua mata dan menurun Pasien mengeluh penglihatan ka+ur pada kedua mata dan menurun pada
pada mata mata kiri kiri se,ara se,ara ti+a-ti+a ti+a-ti+a seak seak satu satu minggu minggu terakhir. terakhir. PenglihatanPenglihatan dirasakan tidak elas sehingga pasien sering memi,ingkan mata untuk melihat dirasakan tidak elas sehingga pasien sering memi,ingkan mata untuk melihat dengan le+ih elas. Pasien uga mengaku mata ,epat lelah pada saat melihat dengan le+ih elas. Pasien uga mengaku mata ,epat lelah pada saat melihat dan mengatakan kedua matana sering +erair namun mata gatal dan mata dan mengatakan kedua matana sering +erair namun mata gatal dan mata mer
merah ah disdisangangkal kal oleoleh h paspasienien. . Se+Se+eluelumnmna a paspasien ien menmengguggunaknakan an ka,ka,amaamatata seak tahun ang lalu dengan ka,amata +erukuran 0$1& dan seak 3 tahun seak tahun ang lalu dengan ka,amata +erukuran 0$1& dan seak 3 tahun ang lalu
ang lalu menggmenggunakunakan an ka,amatka,amatan an +eruk+erukuran -'$. uran -'$. KeluhKeluhan an sakit kepalasakit kepala turut dirasakan pasien namun keluhan dirasakan hilang tim+ul dan tidak terlalu turut dirasakan pasien namun keluhan dirasakan hilang tim+ul dan tidak terlalu mengganggu. #i"aat neri -51 ri"aat trauma -51 ri"aat alergi -5. #i"aat mengganggu. #i"aat neri -51 ri"aat trauma -51 ri"aat alergi -5. #i"aat keluarga menggunakan ka,amata 65 aitu aah pasien.
III.
III. PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK FISIK Satus Generalis
Satus Generalis Ke
Keadadaaaan n UmUmumum : : sasakikit t seseddanangg/g/gi7i7i i ,u,ukukup/p/,o,ommpopos s mmenentitiss (
(aanndda a 88iittaall : : ((eekkaannaan n aarraahh : : ''''$$//$ $ mmmm**gg Nadi
Nadi : 9$/menit: 9$/menit P
Peerrnnaappaassaann : : ''99//mmeenniitt S
Suuhhuu : : 33%%11&&oo;;
Foto Klinis Foto Klinis
<,uli
<,uli etra etra <,uli <,uli SinistraSinistra
IV.
IV. PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIOFTALMOLOGI A.
A. IInnspspeessii
PEMER
PEMERIKSAAIKSAAN N OD OD OS OS
Palpe!ra
Palpe!ra ==ddeemma a --55 ==ddeemma a --55 Apparatus
Apparatus Lari"alis Lari"alis
>
>aakkrriimmaassi i --55 >>aakkrriimmaassi i --55
Silia
Silia SSeekkrreet t --55 SSeekkrreet t --55 Kon#un$ti%a
Kon#un$ti%a **iippeerreemmiis s --55 **iippeerreemmiis s --55
Bola
Meanis"e "us&ular ' ODS
' OD ' OS
Normal ke segala arah : Normal ke segala arah :
Kornea Jernih Jernih
Bili Mata Depan Normal Normal
Iris ;oklat1 kripte 65 ;oklat1 kripte 65
Pupil Bulat1 sentral1 #; 65 Bulat1 sentral1 #;65
Lensa Jernih Jernih
Palpasi
Pe"erisaan OD OS
Tensi ouler (n (n
N(eri tean -5 -5
Massa tu"or -5 -5
Glan)ula preauriuler (idak ada pem+esaran (idak ada pem+esaran
B. Visus
8< '/%$ Pin *ole tidak mau
8<S '/3$$ Pin *ole tidak mau
*. Pen(inaran O!li
Pe"erisaan OD OS
Kon#un$ti%a *iperemis -5 *iperemis -5
Kornea Jernih Jernih
BMD Normal Normal
Iris ;oklat1 kripte 65 ;oklat1 kripte 65 Pupil Bulat1 sentral1 #;65 Bulat1 sentral1 #;65
Slit La"p
S>< : konungti)a hiperemis -51 kornea ernih1 silia normal1 Bilik !ata epan kesan normal1 Iris ,oklat1 kripte 651 pupil +ulat sentral1 #; 651 lensa ernih S><S : konungti)a hiperemis -51 kornea ernih1 silia normal1 Bilik !ata epan
kesan normal1 Iris ,oklat1 kripte 651 pupil +ulat sentral1 #; 651 lensa ernih.
D. O+tal"osopi
<: <S:
V. RESUME
Seorang "anita +erusia 22 tahun datang ke poliklinik rumah sakit Uni)ersitas *asanuddin dengan keluhan penglihatan ka+ur pada kedua mata dan menurun se,ara ti+a-ti+a pada mata kiri seak satu minggu terakhir. Penglihatan dirasakan tidak elas sehingga pasien sering memi,ingkan mata untuk melihat dengan le+ih elas. Pasien uga mengaku mata ,epat lelah pada saat melihat dan mengatakan kedua matana sering +erair namun mata gatal dan mata merah disangkal oleh pasien. Se+elumna pasien menggunakan ka,amata seak tahun ang lalu dengan ka,amata +erukuran 0$1& dan seak 3 tahun ang lalu menggunakan ka,amatan +erukuran -'$. Keluhan sakit kepala turut dirasakan pasien namun keluhan dirasakan hilang tim+ul dan tidak terlalu mengganggu. #i"aat neri -51 ri"aat trauma -51 ri"aat alergi -5. #i"aat keluarga menggunakan ka,amata 65 aitu aah pasien.
ari pemeriksaan o?talmologi1 didapatkan 8<: '/%$ dan 8<S: '/3$$ dengan koreksi pin hole tidak mau. Pada pemeriksaan slit lamp didapatkan <S segmen anterior: Konungti)a hiperemis -51 silia normal1 kornea ernih1 B! normal1 iris ,oklat1 kripte 651 pupil +ulat1 sentral1 #; 651 lensa ernih. Pada pemeriksaan o?talmoskopi didapatkan
VI. DIAGNOSIS KER,A
<S !I<PIA @#A8I<# P<S( >ASIK6<S #=(INA> =(A(;*!=N(
VII. DIAGNOSIS BANDING
VII. PENATALAKSANAAN >ASIK <S 22 A@US(US 2$'%5 lamar ' gtt/9am
lamar &$ mg/9 am/hari #en,ana <S 8itrektomi VIII. FOLLO- UP 2% Agustus 2$'%: Pemeriksaan 8isus: <: 2$/2$$ S-.$$ <S: '/3$$
I. PROGNOSIS
• Cuo ad 8itam : Bonam
Cuo ad 8isam : Bonam
• Cuo ad Sanationam : Bonam
BAB II
DISKUSI
!iopia merupakan kelainan re?raksi dimana +erkas sinar seaar ang memasuki mata tanpa akomodasi atuh pada ?okus ang +erada di depan retina. <+ek ang auh tidak dapat dilihat se,ara teliti karena sinar ang datang saling +ersilangan pada +adan ka,a1 ketika sinar
terse+ut sampai di retina sinar-sinar ini menadi di)ergen mem+entuk lingkaran ang di?us dengan aki+at +aangan ang ka+ur. !iopia @ra)ior dapat ditegakkan melalui a namnesis dan pemeriksaan opthalmologi pada pasien. ari anamnesis pasien didapatkan penglihatan ka+ur pada kedua mata dan menurun pada mata kiri se,ara ti+a-ti+a seak satu minggu terakhir.
Penglihatan dirasakan tidak elas sehingga pasien sering memi,ingkan mata untuk melihat dengan le+ih elas1 mata ,epat lelah serta ri"aat penggunaan ka,amata seak tahun ang lalu.
BAB III
TIN,AUAN PUSTAKA
I. PENDA/ULUAN
;ahaa merupakan +agian dari gelom+ang elektromagnetik ang +isa terlihat dengan mata manusia. ;ahaa +isa di+agikan mulai dari ultra)iolet sehingga sinar in?ra merah1 mulai dari 4$$ nm pada sinar )iolet sehingga $$ nm pada sinar in?ra merah. !edium dari mata permea+le terhadap sinar ang mempunai panang gelom+ang ,ahaa dari %$$ nm sehingga
3$ nm dimana kornea menga+sor+si ,ahaa dengan panang gelom+ang kurang dari 2& nm dan lensa menga+sor+si ,ahaa dengan panang gelom+ang kurang dari 3&$ nm. #e?leksi dari ,ahaa adalah satu ?enomena dimana +erlakuna peru+ahan alur ,ahaa tanpa se+arang peru+ahan medium. #e?raksi pula merupakan satu ?enomena dimana +erlakuna peru+ahan alur ,ahaa pada saat ,ahaa +eru+ah dari satu medium ke medium ang +er+eda. !ata ang normal dise+ut se+agai mata emetropia dan pada mata normal kornea dan lensa mem+elokkan sinar pada titik ?okus ang tepat pada sentral retina. Keadaan ini memerlukan susunan kornea dan lensa ang sesuai dengan panangna +ola mata. Pada kelainan re?raksi sinar tidak di+iaskan tepat pada +intik kuning akan tetapi dapat +erada di depan atau di +elakang +intik kuning dan malahan tidak terletak pada satu titik ang elas1 keadaan ini
dise+ut ametropia. (erdapat tiga keadaan ang dapat mene+a+kan ametropia aitu: '. !iopia
2. *ipermetropia dise+ut uga hiperopia5 3. Astigmat
Kelainan re?raksi ang pertama dise+ut miopia se+agai ra+un auh aki+at +erkurangna kemampuan untuk melihat auh akan tetapi dapat melihat dekat dengan le+ih +aik.
Kelainan re?raksi ang kedua dise+ut hipermetropia atau dikenal uga se+agai hiperopia atau ra+un dekat. Pada keadaan ini pasien mengalami kesukaran untuk melihat dekat aki+at +erkurangna daa akomodasi. Keluhan akan +ertam+ah dengan +ertam+ahna umur ang diaki+atkan melemahna otot siliar untuk +erakomodasi dan +erkurangna kekenalan lensa.
Kelainan re?raksi ang ketiga dise+ut astigmat atau silinder. Keadaan seperti ini dise+a+kan oleh sinar-sinar ang masuk ke mata tidak dapat di?okuskan pada satu titik retina aki+at per+edaan kelengkungan kornea atau lensa.
II. ANATOMI MATA
Pada penglihatan1 terdapat proses ang ,ukup rumit oleh aringan ang dilalui1 seperti mem+elokkan sinar1 mem?okuskan sinar1 dan meneruskan sinar ang mem+entuk +aangan sehingga dapat dilihat. Dang memegang peranan pem+iasan sinar pada mata atau
angdise+ut media penglihatan adalah: 0. Kornea
- Bentuk kornea melengkung - Si?atna transparan
- !erupakan endela paling depan
- Sinar masuk dan di?okuskan ke dalam pupil 1. Iris
- !enghalangi sinar masuk ke dalam mata
- Iris mengatur umlah sinar masuk ke dalam mata dengan +esarna pupil 2. Pupil
- !engatur umlah sinar masuk ke dalam +ola mata 3. Lensa
' >ensa +ersi?at ernih
' Peranan lensa ang ter+esar adalah pada saat melihat dekat atau +erakomodasi ' >ensa ini +ertam+ah kaku dengan +ertam+ahna umur sehingga akan terlihat
seperti pres+iopia
4. Retina
#etina adalah selem+ar tipis aringan sara? ang semitransparan1 multilapis ang melapisi +agian dalam dua per tiga posterior dinding +ola mata. #etina mem+entang
ke depan hampir sama auhna dengan korpus siliare1 dan +erakhir di tepi ora serrata. Pada orang de"asa1 ora serrata +erada sekitar %1& mm di +elakang garis S,h"al+e pada sisi temporal dan &1 mm di +elakang garis ini pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensorik +ertumpuk dengan lapisan epitel +erpigmen retina sehingga uga +ertum+uk dengan mem+rane Bru,h1 koroid dan sklera. ise+agian +esar tempat1 retina dan epitelium pigmen retina mudah terpisah hingga mem+entuk suatu ruang su+retina1 seperti ang teradi pada a+lasio retina. (etapi pada diskus optikus dan ora serrata1 retina dan epitelium pigmen retina saling melekat kuat sehingga mem+atasi perluasan ,airan su+retina pada a+lasio retina.
>apisan-lapisan retina mulai dari sisi luar ke dalam adalah se+agai +erikut: '. =pitelium pigmen retina
!erupakan lapisan terluar dari retina. =pitel pigmen retina terdiri dari satu lapisan sel mengandung pigmen dan terdiri atas sel-sel silindris dengan inti di +asal. aerah +asal sel melekat erat mem+ran Bru,hdari koroid. otoreseptor dipelihara oleh epitel pigmen retina1 ang +erperan pada proses penglihatan. =pitel pigmen ini +ertanggung a"a+ untuk ?agositosis segmen luar ?otoreseptor1 transportasi )itamin1 mengurangi ham+uran sinar1 serta mem+entuk sa"ar selekti? antara koroid dan retina. 2. >apisan ?otoreseptor segmen dalam dan luar +atang dan keru,ut.
Sel-sel +atang dan keru,ut di lapisan ?otoreseptor mengu+ah rangsangan ,ahaa menadi suatu impuls sara? ang dihantarkan oleh aras-aras penglihatan ke korteks penglihatan o,ipital. otoreseptor tersusun sehingga kerapatan sel-sel keru,ut meningkat di di pusat makula ?o)ea51 dan kerapatan sel +atang le+ih tinggi di peri?er. Pigmen ?otosensiti? di dalam sel +atang dise+ut rodopsin. Sel keru,ut mengandung tiga pigmen ang +elum dikenali sepenuhna ang dise+ut iodopsin ang kemungkinan menadi dasar kimia"i +agi tiga "arna merah1hiau1+iru5 untuk penglihatan "arna. Sel keru,ut +er?ungsi untuk penglihatan siang hari ?otopik5.
Su+grup sel keru,ut responsi? terhadap panang gelom+ang pendek1 menengah1 dan panang +iru1 hiau merah5. Sel +atang +er?ungsi untuk penglihatan malamskotopik5. engan +entuk penglihatan adaptasi gelap ini terlihat +eragam ,orak a+u-a+u1 tetapi "arnana tidak dapat di+edakan.Eaktu sena mesopik5 diperantarai oleh kom+inasi sel keru,ut dan +atang.
3. !em+rana limitans eterna
4. >apisan inti luar sel ?otoreseptor1 Ini terdiri dari inti dari +atang dan keru,ut.
&. >apisan pleksi?ormis luar1 ang mengandung sam+ungan 0 sam+ungan sel +ipolar dan sel hori7ontal dengan ?otoreseptor
%. >apisan inti dalam +adan sel +ipolar1 amakrin dan sel hori7ontal
. >apisan pleksi?ormis dalam1 ang mengandung sam+ungan 0 sam+ungan sel ganglion dengan sel amakrin dan sel +ipolar .31%
9. >apisan sel ganglion1 Ini terutama mengandung sel +adan sel ganglionurutan kedua neuron )isual path"a5. Ada dua enis sel ganglion.31%
. >apisan serat sara?1 ang mengandung akson 0 akson sel ganglion ang +eralan menuu ke ner)us optikus.31%
'$. !em+rana limitans interna. Ini adalah lapisan paling dalam dan memisahkan retina dari )itreous. Itu ter+entuk oleh persatuan ekspansiterminal dari serat ang !uller1 dan pada dasarna adalah dasar mem+ran.
5. Ner%us Opti
- Ner)us optik meneruskan rangsangan listrik ke pusat penglihatan di otak atau korteks )isual untuk dikenali +aanganna.
;ahaa masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lu+ang +undar anterior di +agian tengah iris ang mengatur umlah ,ahaa ang masuk ke mata. Pupil mem+esar +ila intensitas ,ahaa ke,il +ila +erada di tempat gelap51 dan apa+ila +erada di tempat terang atau intensitas ,ahaana +esar1 maka pupil akan menge,il. Dang mengatur peru+ahan pupil terse+ut adalah iris. Iris merupakan ,in,in otot ang +erpigmen dan
tampak di dalam aFueous humor1 karena iris merupakan ,in,in otot ang +erpigmen1 maka iris uga +erperan dalam menentukan "arna mata.
Setelah melalui pupil dan iris1 maka ,ahaa sampai ke lensa. >ensa ini +erada diantara aFueous humor dan )itreous humor1 melekat ke otot0otot siliaris melalui ligamentum suspensorium. ungsi lensa selain menghasilkan kemampuan re?rakti? ang +er)ariasi selama +erakomodasi1 uga +er?ungsi untuk mem?okuskan ,ahaa ke retina.
Apa+ila mata mem?okuskan pada o+ek ang dekat1 maka otot0otot siliaris akan +erkontraksi1 sehingga lensa menadi le+ih te+al dan le+ih kuat. an apa+ila mata mem?okuskan o+ek ang auh1 maka otot0otot siliaris akan mengendur dan lensa menadi le+ih tipis dan le+ih lemah. Bila ,ahaa sampai ke retina1 maka sel0sel +atang dan sel0sel keru,ut ang merupakan sel0sel ang sensiti? terhadap ,ahaa akan meneruskan sinal0 sinal ,ahaa terse+ut ke otak melalui sara? optik.
2.0 De+inisi
!iopia merupakan kelainan re?raksi dimana +erkas sinar seaar ang memasuki mata tanpa akomodasi atuh pada ?okus ang +erada di depan retina. alam keadaan ini o+ek ang auh tidak dapat dilihat se,ara teliti karena sinar ang datang saling +ersilangan pada +adan
ka,a1 ketika sinar terse+ut sampai di retina sinar-sinar ini menadi di)ergen mem+entuk lingkaran ang di?us dengan aki+at +aangan ang ka+ur. Pasien miopia mempunai pungtum remotum titik terauh ang masih dilihat elas5 ang dekat sehingga mata selalu dalam atau +erkedudukan kon)ergensi ang akan menim+ulkan keluhan astenopia kon)ergensi. Bila kedudukan mata ini menetap maka penderita akan terlihat uling ke dalam atau esotropia.
@am+ar ': #e?raksi pada mata dengan miopia
Pada mata dengan miopia tinggi akan terdapat kelainan pada ?undus okuli seperti miopik kresen aitu +er,ak atro?i koroid ang +er+entuk +ulan sa+it pada +agian temporal ang +er"arna putih kea+u-a+uan kadang-kadang +er,ak atro?i ini mengelilingi papil ang dise+ut annular patch. iumpai degenerasi dari retina +erupa kelompok pigmen ang tidak merata menerupai kulit harimau ang dise+ut ?undus tigroid1
degenerasi makula1 degenerasi retina +agian peri?er degenerasi latis5.19
egenerasi latis adalah degenerasi )itreoretina herediter ang paling sering diumpai1 +erupa penipisan retina +er+entuk +undar1 o)al atau linear1 disertai pigmentasi1 garis putih +er,a+ang-,a+ang dan +intik-+intik kuning keputihan. Perkiraan insiden se+esar G dari populasi umum. egenerasi latis le+ih sering diumpai pada mata miopia dan sering disertai a+lasio retina1 ang teradi hampir '/3 pasien dengan a+lasio retina. (anda utama penakit adalah retina ang tipis ang ditandai oleh +atas tegas
dengan perlekatan erat )itreoretina di tepina.
Klasi+iasi Miopia6 Besarn(a )era#at re+rasi
'. !iopia ringan/le)ior : Spheris -$12& ioptri s/d Spheris -31$$ ioptri 2. !iopia sedang/moderat : Spheris -312& ioptri s/d -%1$$ ioptri 3. !iopia tinggi/gra)ior: H Spheris -%12& ioptri
Klasi+iasi Miopia6 La#u peru!a7an !esarn(a )era#at se&ara lini '. !iopia simplek/statsioner/?isiologik
!iopia tipe ini +iasana tim+ul pada usia ang masih muda kemudian akan +erhenti. (etapi dapat uga naik sedikit demi sedikit kemudian +erhenti. !iopia tipe ini +isa uga naik sedikit pada masa pu+er sampai sekitar umur 2$ tahun. Besar dioptrina kurang dari S-&1$$ ioptri atau S 0 %1$$ ioptri. (etapi miopia tipe ini sekirana dikoreksi dengan lensa ang tepat dapat men,apai normal aitu %/% atau 2$/2$.
2. !iopia progresi?
!iopia tipe ini ditemukan pada setiap peringkat umur. Pada miopia tipe ini teradina kelainan ?undus ang khas untuk miopia tinggi miopia le+ih dari Spheris -%1$$ ioptri5.
3. !iopia maligna
!iopia tipe ini +isa uga dise+ut dengan miopia patologis atau degenerati? karena disertai penuaan dari koroid dan +agian lain dalam +ola mata aitu lensa1koroid dan +adan siliar.
Klasi+iasi Miopia6 Fator Pen(e!a! '. !iopia Aial
!iopia aial teradi aki+at dari +ertam+ahna panang antero-posterior dari +ola mata. Pada orang de"asa panang aial +ola mata normal adalah 221% mm. Peru+ahan diameter anteroposterior +ola mata se+anak ' mm akan menim+ulkan peru+ahan re?raksi se+esar 3 ioptri. !iopia aial ini dapat teradi seak lahir oleh karena ?aktor hereditas ataupun +isa dise+a+kan oleh komplikasi penakit lain seperti gondok1 (B;1 dan ,ampak. Selain itu dapat uga dise+a+kan karena anak ang suka mem+a,a dalam arak ang terlalu dekat sehingga mata luar dan polus posterior ang paling lemah dari +ola mata memanang. !iopia ini dapat +ertam+ah terus seiring dengan usia anak.
2. !iopia Kur)atura
!iopia tipe ini teradi aki+at peningkatan kur)atura dari lensa atau kornea atau kedua-duana. Kur)atura dari kornea +ertam+ah kelengkunganna1 misalna pada keratokonus dan kelainan kongenital. Kenaikan kelengkungan lensa +isa uga mene+a+kan miopia kur)atura1 misalna pada stadium intumesen dari katarak.
Peru+ahan kelengkungan kornea se+esar ' mm akan menim+ulkan peru+ahan re?raksi se+esar % dioptri.
3. !iopia Positional
!iopia tipe ini teradi aki+at peru+ahan posisi lensa kearah anterior setelah tindakan +edah terutama glaukoma +erhu+ungan dengan teradina miopia.
4. !iopia Indeks #e?raksi
!iopia tipe ini adalah dise+a+kan +erlakuna peningkatan indeks +ias dari lensa diikuti dengan dengan teradina nuklear sklerosis. Peningkatan indeks +ias media re?raksi sering teradi pada penderita dia+etes melitus ang kadar gula darahna tidak terkontrol.
Klasi+iasi Miopia 6 Variasi Klinis '. !iopia Kongenital
!iopia kongenital +iasana didapatkan seak lahir namun +aru dapat didiagnosa pada saat pasien anak men,apai usia 2-3 tahun. Biasana miopia tipe ini teradi se,ara unilateral dan mengaki+atkan anisometropia. Namun pada kasus ang arang terdapat kemungkinan miopia tipe ini teradi +ilateral. Anak ang mengalami miopia tipe ini ,enderung untuk melakukan kon)ergen sFuint untuk melihat o+ek ang auh '$-'2 ,m5 dengan le+ih elas. !iopia kongenital ini +iasana disertai dengan kelainan kongenital ang lain seperti katarak1 mikrophtalmus1 aniridia1 megalokornea dan separasi retina kongenital.
2. !iopia Simplek
!iopia simplek atau de)elopmental merupakan tipe miopia ang sering teradi. !iopia tipe ini +iasana dianggap se+agai peru+ahan ?isiologis dan tidak ada kaitan dengan penakit mata lainna. Pre)alensi miopia tipe ini meningkat dari 2 G pada umur & tahun kepada '4 G pada umur '& tahun. ise+a+kan peningkatan signi?ikan kasus ini teradi pada usia sekolah aitu 9 0 '$ tahun1 miopia tipe ini uga dise+ut school myopia.
2.' =tiologi
!iopia tipe ini merupakan suatu )ariasi +iologi normal dari perkem+angan mata dimana miopia tipe ini +isa +erkait dengan genetik maupun tidak. Be+erapa ?aktor pene+a+ teradina miopia simplek ini adalah:
• !iopia simplek tipe aial : !erupakan )ariasi ?isiologis dari
perkem+angan +ola mata atau +erhu+ungan dengan pertum+uhan neurologi prekok pada masa anak-anak
• !iopia simplek tipe kur)atural : !iopia tipe ini dise+a+kan oleh tidak
• Pengaruh genetik : @enetik +erperan dalam menentukan )ariasi
pertum+uhan +ola mata dimana anak dengan kedua orang tua ang mempunai ri"aat miopia mempunai persentase se+anak 2$G mendapat miopia di+anding dengan anak dengan salah satu orang tua ang mempunai ri"aat miopia '$G5 dan anak dengan orang tua tidak mempunai ri"aat miopia &G5.
• (eori +ekera dengan penglihatan sangat dekat: !enurut teori ini1
sekirana dari 7aman anak masih ke,il mereka sudah ter+iasa dengan +ekera dengan penglihatan sangat dekat ini dapat men,etuskan miopia. Namun1 teori ini masih +elum ter+ukti se,ara medis.
2.2 @eala Klinis
• Smptom
- Ka+ur pada penglihatan auh
- @eala astenopia dapat teradi pada pasien dengan miopia ringan
- <rang tua sering mengeluh anak mereka sering menipitkan mata. (indakan ini dilakukan anak untuk mendapatkan penglihatan ang le+ih elas.
• Signs
- Bola mata tampak le+ih +esar dan menonol.
- Kamera okuli anterior tanpak le+ih dalam di+andingkan dengan mata normal
- Pupil tampak le+ih mele+ar
- Pada pemeriksaan ?undus +iasana hasil ang didapatkan normal
- Biasana teradi pada usia & 0 '$ tahun dan meningkat sampai usia '9 0 2$ tahun dengan rata-rata -$1& $13 per tahun.
3. !iopia Patologis / egenerati?
!iopia tipe patologis/ degenerati?/ progresi? merupakan tipe miopia ang +eralan se,ara progresi? dan didapatkan mulai dari umur & 0 '$ tahun dan +erkem+ang menadi miopia deraat tinggi pada saat de"asa di mana keadaan ini +ere?ek pada peru+ahan degenerasi pada mata.
3.' =tiologi
• Pengaruh herediter : >iteratur telah mem+uktikan +ah"a miopia tipe ini
sangat dipengaruhi ?aktor herediter dimana miopia tipe ini +ersi?at ?amilial1 le+ih sering teradi pada +angsa ara+1 ,ina1 epang dan ahudi dan miopia tipe ini sangat arang teradi pada +angsa negro1 nu+ian dan sudan. *al ini menunukkan hu+ungan herediter dalam perkem+angan retina namun koroid mengalami degenerasi aki+at dari peregangan mengaki+atkan degenerasi retina.
• Pengaruh pertum+uhan se,ara umum: Proses pertum+uhan ini merupakan
?aktor minor pada perkem+angan miopia. Perpanangan dari segmen posterior +ola mata teradi hana sepanang masa pertum+uhan akti? dan diperkirakan +erhenti saat pertum+uhan akti? +erhenti. Pada saat pertum+uhan ini terdapat +e+erapa ?aktor ang mempengaruhi seperti nutrisi1 de?isiensi1 gangguan hormonal dan penakit ang teradi saat pertum+uhan akti? sehingga mempengaruhi perkem+angan miopia.
3.2 @eala Klinis
• Smptom
- Ka+ur pada saat melihat auh. Penurunan )isus pada miopie tipe patologis +iasana le+ih parah dengan miopia simplek
- Pasien mengeluh melihat sesuatu +e"arna hitam melaang pda lapang pandang na. *al ini teradi aki+at dari degenerasi )itreus. - #a+un pada malam hari dapat teradi pada pasien dengan miopia
tinggi.
• Signs
- Bola mata ang le+ih +esar dan menonol - Kornea terlihat le+ih +esar
- Bilik kamera depan le+ih dalam di+anding dengan normal - Pupil le+ih mele+ar di+anding dengan normal
- @am+aran pada pemeriksaan ?undus:
Badan ka,a: itemukan kekeruhan +erupa pendarahan atau degenerasi ang terlihat se+agai ?loaters atau +enda-+enda mengapung dalam +adan ka,a. Kadang ditemukan a+lasi +adan ka,a ang dianggap +elum elas hu+unganna
dengan keadaan miopia.
Papil sara? optik: (erlihat pigmentasi peripapil1 kresen miopia1 papil terlihat le+ih pu,at ang meluas terutama k +agian temporal. Kresen miopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga papil dikelilingi oleh daerah koroid ang
atro?i dan pigmentasi ang tidak teratur.
egenerasi pada retina dan koroid: Keadaan ini ditandai dengan plak keputihan pada makula dengan sedikit pigmen ang mengelilingina. oster ?u,hs spot +erupa +er,ak merah sirkuler ang dise+a+ kan oleh neo)askularisasi su+ retinal dan perdarahan koroid dapat terlihat di daerah makula. Adana degenerasi latis semata-mata tidak ,ukup mem+eri alasan untuk mem+erikan terapi
pro?ilaksis. #i"aat a+lasio retina pada keluarga1 a+lasio retina di mata ang lain1 miopia tinggi dan a?akia adalah ?aktor-?aktor risiko teradina a+lasio retina pada mata dengan degenerasi latis1 dan mungkin diindikasikan terapi pro?ilaksis dengan +edah +eku atau ?otokoagulasi las er.
@am+ar 3 : Kresen !iopia
@am+ar 4: @am+aran ?undus pada miopia patologis 2.2 Pe"erisaan O+tal"olo$i
Pemeriksaan o?talmologi dilakukan se,ara umum seperti pada saat pertama kali pasien datang aitu:
Pemeriksaan ketaaman penglihatan dari arak auh menggunakan kartu Snellen dan dari arak dekat dengan menggunakan kartu Jaeger
Ui pem+iasan dilakukan untuk menentukan +enarna resep dokter dalam pemakaian ka,amata.
Ui penglihatan terhadap "arna
Ui gerekan otot-otot mata
Pemeriksaan ,elah dan +entuk tepat di depan mata
!engukur tekanan ,airan di dalam mata
Pemeriksaan ?unduskopi 2.3 Penatalasanaan Miopia
Ka,a !ata
Penggunaan ka,amata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting. !eskipun +anak pasien miopia tinggi menggunakan lensa kontak1 ka,amata masih di+utuhkan. Pem+uatan ka,amata untuk miopia tinggi mem+utuhkan keahlian khusus. Bingkai ka,amata haruslah ,o,ok dengan ukuran mata. Bingkaina uga harus memiliki ukuran lensa ang ke,il untuk mengakomodasi resep ka,amata ang tinggi. pengguanaan indeks material lensa ang tinggi akan mengurangi kete+alan lensa. Semakin tinggi indeks lensa1 semakin tipis lensa. Pelapis antisilau pada lensa akan meningkatkan pengiriman ,ahaa melalui material lensa dengan indeks ang tinggi ini
sehingga mem+uat resolusi ang le+ih tinggi.
@am+ar &: #e?raksi pada miopia setelah diper+aiki dengan lensa konka?
• >ensa Kontak
;ara ang disukai untuk mengoreksi kelainan miopia tinggi adalah lensa kontak. Banak enis lensa kontak ang tersedia meliputi lensa kontak sekali pakai ang sekarang telah tersedia le+ih dari -'%.$$ dioptri. >ensa kontak ada dua ma,am aitu lensa kontak lunak soft lens5 serta lensa kontak keras hard lens5. Pengelompokan ini didasarkan pada +ahan penusunna. >ensa kontak lunak disusun oleh hydrogels, *=!A hydroksimethylmetacrylate5 dan vinyl copolymer sedangkan lensa kontak keras disusun dari P!!A polymethylmetacrylate5. Keuntungan lensa kontak lunak adalah naman1 singkat masa adaptasi pemakaianna1 mudah memakaina1 dislokasi lensa ang minimal1 dapat dipakai untuk sementara "aktu. Kerugian lensa kontak lunak adalah mem+erikan ketaaman penglihatan ang tidak maksimal1 risiko teradina komplikasi1 tidak mampu mengoreksi astigmatisme1 kurang a"et serta pera"atanna sulit. Kontak lensa keras mempunai keuntungan aitu mem+erikan koreksi )isus ang +aik1 +isa dipakai dalam angka "aktu ang lama a"et51 serta mampu mengoreksi
astigmatisme kurang dari 2 dioptri. Kerugianna adalah memerlukan fitting ang lama1 serta mem+erikan rasa ang kurang naman.Pemakaian lensa kontak harus sangat hati-hati karena mem+erikan komplikasi pada kornea1 tetapi komplikasi ini dikurangi dengan pemilihan +ahan ang mampu dile"ati gas <2. *al ini dise+ut k gas Diffusion
Coefficient 51 semakin tinggi k-na semakin +esar +isa mengalirkan oksigen1 sehingga semakin +aik +ahan terse+ut.
+5 armakologis
<+at ang digunakan pada penderita miopia adalah o+at tetes mata untuk mensterilisasi kotoran ang masuk kedalam mata.
,5 (indakan operati?
@am+ar %: >aser in-situ Keratomileusis
>ASIK adalah suatu tindakan koreksi kelainan re?raksi mata ang menggunakan teknologi laser dingin cold/non thermal laser 5 dengan ,ara meru+ah atau mengkoreksi kelengkungan kornea. Setelah dilakukan tindakan >ASIK1 penderita kelainan re?raksi dapat ter+e+as dari ka,amata atau lensa kontak1 sehingga se,ara permanen menem+uhkan ra+un auh miopia51 ra+un dekat hipermetropia51 serta mata silinder astigmatisme5.
Untuk dapat menalani prosedur >ASIK perlu diperhatikan +e+erapa hal1 aitu:
Ingin ter+e+as dari ka,amata dan lensa kontak
Kelainan re?raksi:
!iopia sampai -'.$$ sampai dengan - '3.$$ dioptri. *ipermetropia 6 '.$$ sampai dengan 6 4.$$ dioptri. Astigmatisme '.$$ sampai dengan &.$$ dioptri
(idak sedang hamil atau menusui
(idak mempunai ri"aat penakit autoimun
!empunai ukuran ka,amata/ lensa kontak ang sta+il selama paling tidak % enam5 +ulan
(idak ada kelainan mata1 aitu in?eksi1 kelainan retina sara? mata1 katarak1 glaukoma dan am+liopia
(elah melepas lensa kontak Soft contact lens5 selama '4 hari atau 2 dua5 minggu dan 3$ tiga puluh5 hari untuk lensa kontak hard contact lens5
Kontraindikasi dari tindakan >ASIK adalah:
Usia '9 tahun / usia di+a"ah '9 tahun dikarenakan re?raksi +elum sta+il
Sedang hamil atau menusui
Kelainan kornea atau kornea terlalu tipis
#i"aat penakit glaukoma
Penderita dia+etes melitus
!ata kering
Penakit autoimun
Kelainan retina atau katarak
Se+elum menalani prosedur >ASIK1 pasien harus melakukan konsultasi atau pemeriksaan dengan dokter spesialis mata untuk dapat mengetahui dengan pasti mengenai prosedur / tindakan >ASIK +aik dari man?aat1 ataupun kemungkinan komplikasi ang dapat teradi. Setelah melakukan konsultasi / pemeriksaan oleh dokter spesialis mata1 mata pasien akan diperiksa se,ara seksama dan teliti dengan menggunakan peralatan ang +erteknologi tinggi
computerized 5 dan mutakhir sehingga dapat diketahui apakah seseorang laak untuk menalankan tindakan >ASIK.
Persiapan ,alon pasien >ASIK:
• Pemeriksaan re?raksi1 slit lamp1 tekanan +ola mata dan ?induskopi • Pemeriksan topogra?i kornea / keratometri / pakhimetri <r+s,an
• Analisa a+erometer Ea)e1 mengukur a+erasi kornea sehingga +isa
dilakukan Custumize >ASIK
• !enilai kelaakan tindakan untuk menghindari komplikasi
Se+agian +esar pasien ang telah melakukan prosedur atau tindakan >ASIK menunukan hasil ang sangat memuaskan1 namun kemungkinan adana resiko aki+at dari prosedur atau tindakan >ASIK dapat teradi oleh se+agian ke,il dari +e+erapa pasien antara lain.
• Kele+ihan / Kekurangan Koreksi <)er / under ,orre,tion5. iketahui setelah
pas,a tindakan >ASIK aki+at dari kurang atau +erle+ihan tindakan koreksi1 hal ini dapat diper+aiki dengan melakukan >ASIK ulang / #e->ASIK enhancement 5 setelah kondisi mata sta+il dalam kurun "aktu le+ih kurang 3 +ulan setelah tindakan.
• Aki+at dari menekan +ola mata ang terlalu kuat sehingga ?lap kornea +isa
+ergeser Free flap, button hole, decentration flap5. lap ini akan melekat ,ukup kuat kira-kira seminggu setelah tindakan.
• @eala mata kering. *al ini akan teradi selama seminggu setelah tindakan dan
akan hilang dengan sendirina. Pada se+agian kasus mungkin diperlukan sema,am lu+rikan tetes mata.
• Silau saat melihat pada malam hari. *al ini umum +agi pasien dengan pupil
mata ang +esar dan pasien dengan miopia ang tinggi. @angguan ini akan +erkurang seiring dengan +eralanna "aktu. Komplikasi sangat arang teradi1
dan keluhan sering mem+aik setelah '-3 +ulan. Kele+ihan Bedah #e?raksi >ASIK antara lain:
• Anestesi topikal tetes mata5
• Pemulihan ang ,epat Magic Surgery5 • (anpa rasa neri ainless5
• (anpa ahitan Sutureless ! "loodless5 • (ingkat ketepatan ang tinggi #ccuracy5 • Komplikasi ang rendah
• Prosedur dapat diulang $nhancement 5
2.4 Ko"pliasi
!iopia +oleh menim+ulkan +e+erapa komplikasi dari ang ringan sehingga ang +er+ahaa +uat pasien. Komplikasi ang +isa teradi pada pasien dengan miopia adalah:
A!lasio Retina
o e?inisi
A+lasio retina retinal deta,hment5 adalah terpisahna sel keru,ut dan +atang retina dari sel epitel pigmen retina. Namun1 sel epitel pigmen retina masih melekat erat dengan mem+ran Bru,h. Antara sel keru,ut dengan sel +atang retina tidak terdapat suatu perlekatan struktur dengan koroid atau pigmen epitel sehingga merupakan titik lemah ang potensial untuk lepas se,ara em+riologis. >epasna retina atau sel keru,ut dan +atang dari koroid atau sel pigmen akan mengaki+atkan gangguan nutrisi retina pem+uluh darah ang +ila +erlangsung lama akan mengaki+atkan gangguan ?ungsi penglihatan
o Klasi?ikasi
Berdasarkan pene+a+na a+lasio retina di+agi menadi: '. A+lasio #etina Primer A+lasio #etina #egmatogenosa5
A+lasi teradi pada mata ang mempunai ?aktor predisposisi untuk teradina a+lasi retina (rauma merupakan ?aktor pen,etus untuk teradina a+lasi retina pada mata +er+akat. aktor predisposisi teradina a+lasio retina regmatogenosa
: '141
a. Usia dimana kondisi ini paling sering teradi pada umur 4$ 0 %$ tahun. Namun usia tidak menamin se,ara pasti karena masih +anak ?aktor ang
mempengaruhi.
+. Jenis kelamin. A+lasio paling sering teradi pada laki 0 laki dengan per+andingan laki- laki : perempuan adalah 3 : 2
,. !iopia. Se+agian +esar a+lasio retina regmatogenosa teradi pada pasien dengan miopia tinggi. Sklerosis dan sum+atan pem+uluh darah koroid
senil akan mene+a+kan +erkurangna perdarahan ke retina. *al ini dapat teradi pada miopia karena teregangna dan menipisna pem+uluh darah retina. (eradina degenerasi retina pada miopia le+ih a"al daripada pada emetropia. Pada mata
miopia dapat teradi sineresis dan pen,airan +adan ka,a. imana pen,ariran +adan ka,a ini dapat mene+a+kan a+lasio retina.
d. A?akia. Pasien +edah katarak dapat mengalami a+lasio aki+at )itreus ke anterior selama atau setelah pem+edahan. #uptur kapsul saat +edah katarak dapat mengaki+atkan pergeseran materi lensa atau seluruh lensa atuh ke dalam )itreus. Setelah ekstraksi katarak intrakapsular1 gerakan +adan ka,a pada gerakan mata le+ih kuat sehingga +ila teradi ro+ekan retina maka ,airan akan masuk ke su+retina sehingga neuroepitel terlepas dari epitel pigmen dan koroid. e. (rauma.
?. . Pas,a sindrom nekrosis akut retina dan sitomegalo)irus ;!85. #etinitis pada pasien AIS +erupa nekrosis retina dapat mengaki+atkan ,airan dari rongga )itreous mengalir melalui su+retina dan melepas retina tanpa ada hadir traksi )itreoretinal ter+uka.
g. #etina ang memperlihatkan degenerasi di +agian peri?er seperti >atti,e Snail tra,k degeneration1 Ehite-"ith-pressure and "hite-"ithout oro,,ult pressure1 a,Fuired retinos,hisis
@eala A+lasio retina aitu gangguan penglihatan ang kadang 0 kadang terlihat se+agai ta+ir ang menutupi ?loaters5 aki+at dari )itreous ,epat degenerasi dan terdapat ri"aat adana piaran api ?otopsia5 pada lapangan penglihatan aki+at sensasi +erkedip ,ahaa karena iritasi retina oleh gerakan )itreous.'14 A+lasi retina ang +erlokalisasi di daerah superotemporal +er+ahaa karena dapat mengangkat makula. Penglihatan akan turun se,ara akut +ila lepasna retina mengenai makula lutea. Pada pemeriksaan ?unduskopi akan terlihat retina ang terangkat +er"arna pu,at dengan pem+uluh darah diatasna dan terlihat adana ro+ekan retina +er"arna merah. Bila +ola mata +ergerak akan terlihat retina ang lepas +ergoang. Kadang 0 kadang terdapat pigmen didalam +adan ka,a. Pada pupil terdapat adana de?ek a?eren pupil aki+at penglihatan menurun. (ekanan +ola mata rendah dan dapat meninggi +ila telah
@am+ar . A+lasio retina tipe regmatogenosa horseshoe tear5. Earna merah merupakan "arna koroid ang tidak ditutup retina. >epasna retina ang +er"arna kuning menunukkan a+lasi retina aki+at ruptur.
o Penatalaksanaan
8itrektomi atau Pars Plana 8itre,tom
!erupakan ,ara ang paling +anak digunakan pada a+lasio retina aki+at dia+etes dan a+lasio regmatogenosa ang disertai traksi )itreus atau perdarahan )itreus. Pelaksanaanna dengan mem+uat insisi ke,il pada dinding +ola mata kemudian memasukkan instrumen ingL ,a)um )itreous melalui pars plana. Setelah itu dilakukan )itrektomi dengan )itreus ,utre untuk menghilangkan atau mengeluarkan +erkas +adan ka,a )iteuos stands51 semua komponen penarikan epiretinal dan
su+retinal1 mem+ran1 dan perlengketan. >alu retina dilekatkan kem+ali dengan ,airan per?luoro,ar+on. e?ek pada retina ditutup dengan endolaser atau aplikasi eksokrio. (eknik dan instrumen ang digunakan tergantung tipe dan pene+a+ a+lasio.31'$
Keuntungan Pars Plana 8itre,tom :
a5 apat menentukan lokasi de?ek se,ara tepat
+5 apat mengeliminasi media ang mengalami kekeruhan karena teknik ini dapat dikom+inasikan dengan ekstraksi katarak
,5 apat langsung menghilangkan penarikan dari )itreous. K Kerugian Pars Plana 8itre,tom :
a5 !em+utuhkan tim ang +erpengalaman dan peralatan ang mahal. +5 apat mene+a+kan katarak.
,5 Kemungkinan diperlukan operasi kedua untuk mengeluarkan sili,on oil
d5 Perlu ?ollo" up segera karena dapt teradi reaksi ?i+rin pada kamera okuli anterior ang dapat meningkatkan tekanan intraokuler.
@am+ar . @am+aran hasil se+elum dan sesudah )itrektomi
Penatalaksanaan non pem+edahan a+lasio retina dilakukan pada a+lasio retina eksudasi. Pada enis ini dilakukan terapi sesuai dengan pene+a+ a+lasio retina terse+ut teradi. Pada penderita dengan a+lasi retina non regmatogen1 ika penakit primerna sudah dio+ati tetapi masih terdapat a+lasi retina1 dapat dilakukan operasi ,er,lage aitu dengan mengurangi tarikan +adan ka,a. Pada keadaan ,airan su+ retina ang ,ukup +anak1 dapat dilakukan pungsi le"at
sklera. '4
2.5 Pen&e$a7an
Pen,egahan dari miopi meliputi :
• !em+a,a pada arak ang +enar 3$ ,m5
• !em+a,a dalam ruangan ang mempunai pen,ahaaan ang ,ukup • !engistirahatkan mata pada saat mata merasa lelah
• Segera konsul ke dokter ika mempunai keluhan seperti penglihatan +uram