• Tidak ada hasil yang ditemukan

tanaman kebun raya.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "tanaman kebun raya.pdf"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN BASIS DATA POHON KEBUN RAYA BOGOR

DENGAN VISUALISASI KOMPUTER

ZAENAL ARIFIN A34202011

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(2)

PENYUSUNAN BASIS DATA POHON KEBUN RAYA BOGOR

DENGAN VISUALISASI KOMPUTER

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

ZAENAL ARIFIN A34202011

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(3)

RINGKASAN

ZAENAL ARIFIN. Penyusunan Basis Data Pohon Kebun Raya Bogor dengan Visualisasi Komputer. (Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA).

Potensi yang dimiliki Kebun Raya Bogor belum sepenuhnya termanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan masih kurangnya data dan informasi mengenai jenis tanaman terutama pohon seperti sifat, karakteristik serta syarat tumbuhnya, maka perlu dilakukan penyempurnaan baik berupa pengembangan materi maupun penyajian basis data (katalog). Di sisi lain, pengetahuan mengenai data dan informasi mengenai pohon yang akan digunakan merupakan hal mendasar dalam bidang arsitektur lanskap yang mencakup perencanaan, perancangan, maupun pengelolaan suatu lanskap. Melihat kondisi demikian, maka perlu dilakukan penyusunan basis data pohon Kebun Raya Bogor yang lebih lengkap menghimpun informasi mengenai pohon, terorganisir, komunikatif, dan aplikatif terutama dalam bidang arsitektur lanskap.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya oleh Rukmono (2004) dan Arimbi (2004), dimana penelitian ini bertujuan untuk menyusun sekaligus melengkapi basis data pohon Kebun Raya Bogor untuk aplikasi dalam bidang arsitektur lanskap. Penyusunan basis data ini berbasis komputer dengan mengunakan perangkat lunak FileMaker Pro 7.

Metode studi penyusunan basis data pohon Kebun Raya Bogor mencakup (1) tahap studi pustaka mengenai identifikasi dan klasifikasi pohon, (2) tahap pengambilan dan pengumpulan data dan informasi pohon (survey), (3) tahap penentuan rancangan (struktur) basis data (penentuan data input yang akan dihimpun dalam basis data, dan proses membangun basis data dengan menggunakan FileMaker Pro 7), (4) tahap pemasukan data dan pengelolaan basis data, dan (5) tahap pembahasan dan analisa.Obyek dalam studi ini berupa pohon koleksi Kebun Raya Bogor.

Basis data pohon ini disusun dan dirancang untuk menampilkan data dan informasi mengenai jenis pohon koleksi Kebun Raya Bogor, baik berdasarkan klasifikasi botani-lanskap maupun klasifikasi umum; serta menyediakan kemudahan dalam mencari dan menentukan jenis pohon yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Basis data pohon ini disusun dan dirancang dengan menggunakan perangkat lunak FileMaker Pro 7.

Data (obyek) dalam basis data ini berupa pohon yang dikelompokkan berdasarkan pengklasifikasian secara botani pada takson tingkat familia. Data yang dimasukkan meliputi foto dan data atribut. Data foto mencakup foto pohon secara keseluruhan, foto buah, foto bunga, foto daun, foto batang, dan foto akar. Data atribut berupa informasi mengenai deskripsi dan klasifikasi jenis pohon, yang mencakup klasifikasi botani-lanskap dan klasifikasi umum.

Klasifikasi botani-lanskap dikelompokkan berdasarkan klasifikasi menurut ilmu botani (taksonomi tumbuhan) dan klasifikasi menurut ilmu arsitektur lanskap (ekologi/hortikultura). Klasifikasi botani-lanskap mencakup sifat morfologi, karakteristik, sifat ekologi, dan fungsi pohon. Sedangkan klasifikasi umum dikelompokkan berdasarkan klasifikasi yang lebih umum dikenal oleh masyarakat. Klasifikasi umum mencakup daya tarik estetis, manfaat/penggunaan, dan lingkungan tumbuh.

Basis data dalam studi ini menghimpun 59 famili pohon yang tercakup dalam 136 vak di Kebun Raya Bogor. Jumlah pohon tersebut mencakup 388 spesies pohon dan belum dapat mewakili keseluruhan spesies pohon koleksi

(4)

Kebun Raya Bogor, yang jumlahnya mencapai 1800 spesies pohon. Hal ini disebabkan penghimpunan data dicukupkan/terbatas untuk keperluan studi. Berdasar program basis data yang telah tersusun ini, selanjutnya dapat dilakukan entry data keseluruhan famili/spesies pohon koleksi Kebun Raya Bogor.

Perancangan struktur basis data merupakan tahap awal dalam penyusunan basis data pohon. Pada proses ini dilakukan penentuan data input yang akan dihimpun dalam basis data. Struktur basis data menentukan jenis table, field, tipe data yang akan dimasukkan (data type), hubungan (relationship) antara tabel-tabel tersebut, dan value list. Table dan field dibuat berdasarkan pengklasifikasian yang telah dilakukan dan jenis data yang akan dimasukkan ke dalam basis data.

Perancangan tampilan basis data merupakan tahap selanjutnya dalam penyusunan basis data pohon dengan visualisasi komputer. Pada proses ini dilakukan penentuan tampilan basis data (user interface) yang akan menampilkan data dan informasi basis data, sehingga memudahkan pengguna untuk mengakses dan menggunakannya.

Langkah-langkah dalam perancangan tampilan basis data meliputi penentuan tipe form layout, layout field, button, specify button, hubungan (relationship) antar layout dan elemen desain layout. Hubungan (relationship) antar data/field/layout dibuat berdasarkan pengklasifikasian yang telah dilakukan. Data masukan pada basis data pohon ini berupa data teks, data gambar, data teks pilihan (value list), dan data opsional sesuai dengan klasifikasi yang telah dilakukan sehingga pengisian data menggunakan field entry data berbentuk edit box (tipe data text), edit box (tipe data container), pop-up list, dan checkbox set.

Field entry data berbentuk edit box (tipe data text) digunakan pada field-field deskripsi umum pohon. Field entry data berbentuk edit box (tipe data container) digunakan pada field Foto Pohon, Foto Buah, Foto Bunga, Foto Batang, Foto Akar. Field entry data berbentuk pop-up list digunakan pada field-field Sifat Morfologi, Karakteristik, dan Sifat Ekologi. Sedangkan Field entry data berbentuk checkbox set digunakan pada field-field Fungsi, Daya Tarik Estetis, Manfaat/Penggunaan, dan Lingkungan Tumbuh.

Basis data pohon ini menggunakan dua mode tampilan informasi, yaitu browse mode dan find mode (mode pencarian). Browse mode digunakan untuk pendataan dan untuk menampilkan data dan informasi pohon; sedangkan find mode digunakan untuk mencari data dan informasi pohon. Informasi pada basis data pohon ini dikelompokkan berdasarkan klasifikasi botani-lanskap dan klasifikasi umum, yang ditampilkan dalam dua pilihan tampilan (view as form dan view as table).

Account pengguna basis data pohon ini terbagi menjadi dua, yaitu Admin Account dan Guest Account. Admin Account digunakan untuk melakukan proses editing dan updating baik basis data maupun tampilan pengguna, dan disertai dengan password. Sedangkan Guest Account digunakan bagi pengguna umum untuk sekedar memperoleh dan mencari data dan informasi mengenai pohon, dan tanpa fungsi editing dan updating.

Basis data pohon Kebun Raya Bogor untuk aplikasi dalam bidang arsitektur lanskap, yang menarik sekaligus user friendly telah berhasil disusun dan dirancang dengan memanfaatkan perangkat lunak FileMaker Pro 7. Basis data ini mencakup data dan informasi mengenai jenis pohon koleksi Kebun Raya Bogor, yang diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi botani-lanskap dan klasifikasi umum; serta menyediakan kemudahan dalam mencari dan menentukan jenis pohon yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : PENYUSUNAN BASIS DATA POHON KEBUN RAYA BOGOR

DENGAN VISUALISASI KOMPUTER Nama Mahasiswa : Zaenal Arifin

NRP : A34202011

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr NIP 131 578 797

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP 131 124 019

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 1 Juli 1984. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Surachman dan Ibu Suparni.

Penulis menempuh pendidikan di TK Negeri Pembina Kotaraja Jayapura (1989-1990), lalu melanjutkan pendidikan di SD Negeri Inpres Kotaraja Jayapura (lulus tahun 1996), kemudian meneruskan pendidikan tingkat menengah di SLTPN 5 Jayapura (lulus tahun 1999), dan SMA Muhammadiyah 1 Klaten (lulus tahun 2002). Tahun 2002 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Arsitektur lanskap, Fakultas Pertanian.

Penulis aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan dan kepanitiaan. Tahun 2002-2003 sebagai anggota Divisi Pemasaran pada UKM Gema Almamater, tahun 2004-2005 menjadi ketua Divisi Kesekretariatan Himpunan Mahasiwa Arsitektur Lanskap, tahun 2004-2005 menjadi ketua Divisi Kemahasiswaan OMDA Klaten. Penulis juga aktif bertindak sebagai Asisten Dosen untuk Mata Kuliah Hortikultura Lanskap 2005/2006 dan 2006/2007.

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah potensi dan bimbingan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr yang telah memberikan saran dan bimbingan, Ibu Mita dan Bapak Suhendar yang telah membantu dalam persiapan pengambilan data, serta kepada seluruh rekan yang telah memberikan masukan dan motivasi dalam penyelesaian penelitian ini.

Penelitian Penyusunan Basis Data Pohon Kebun Raya Bogor dengan Visualisasi Komputer terdorong oleh keinginan untuk dapat mempermudah pengguna, baik Pengelola Kebun Raya Bogor, arsitek lanskap maupun masyarakat umum dalam memperoleh data dan informasi mengenai jenis pohon sesuai kriteria yang diharapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Januari 2008 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 Manfaat ... 2 Kerangka Pikir ... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4 Tanaman Lanskap... 4

Klasifikasi Tanaman (Pohon) ... 4

Taksonomi dan Tata Nama ... 4

Klasifikasi Botani-Lanskap ... 5

Klasifikasi Umum ... 7

Database dan Relational Database Management System (RDBMS) . 8 Perangkat Lunak FileMaker Pro 7 ... 9

KONDISI UMUM KEBUN RAYA BOGOR ... 10

Kebun Raya Bogor ... 10

Sejarah Kebun Raya Bogor... 10

Katalog Kebun Raya Bogor ... 11

Pengelompokan Lokasi Koleksi... 12

METODOLOGI... 14

Lokasi dan Waktu... 14

Bahan dan Alat ... 14

Metode Studi... 15

Klasifikasi Obyek ... 16

Klasifikasi Botani-Lanskap... 16

Klasifikasi Umum ... 17

Identifikasi Klasifikasi Obyek ... 22

Identifikasi Klasifikasi Botani-Lanskap... 22

Identifikasi Klasifikasi Umum ... 32

Penyajian Basis Data... 34

BASIS DATA... 35

Struktur Basis Data... 35

Merancang Struktur Basis Data dalam FileMaker Pro 7... 35

Penentuan Table, Field, Relationship, dan Value List ... 36

Tampilan Basis Data (Graphical User Interface) ... 45

Merancang Tampilan Basis Data dalam FileMaker Pro 7 ... 45

Pemasukan Data Basis Data Pohon dalam FileMaker Pro 7 ... 71

Penggunaan Basis Data Pohon... 72

Pengaturan Account Pengguna... 74

Prosedur penginstallan dan penggunaan Basis Data Pohon ... 75

PEMBAHASAN... 77

Data Pohon... 77

Klasifikasi Botani-Lanskap... 77

Klasifikasi Umum ... 79

(9)

Basis Data Pohon dalam FileMaker Pro 7... 80

Struktur Basis Data Pohon dalam FileMaker Pro 7 ... 80

Tampilan Basis Data Pohon dalam FileMaker Pro 7... 81

Penggunaan Basis Data... 82

Manfaat Basis Data Pohon... 85

Basis Data Pohon bagi Pengelola Kebun Raya Bogor... 85

Basis Data Pohon untuk Aplikasi dalam Bidang Arsitektur Lanskap... 86

Basis Data Pohon untuk Masyarakat Umum ... 86

KESIMPULAN... 88

Kesimpulan... 88

Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA... 90

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Identifikasi Pemilihan Pohon ... 22

2. Identifikasi Morfologi Biji dan Buah... 23

3. Identifikasi Morfologi Bunga Berdasarkan Jumlah Bunga dan Letak Bunga 23 4. Identifikasi Morfologi Daun Berdasarkan Jumlah Daun... 24

5. Identifikasi Morfologi Daun Berdasarkan Permukaan Daun... 25

6. Identifikasi Morfologi Batang Berdasarkan Bentuk Batang ... 26

7. Identifikasi Morfologi Batang Berdasarkan Percabangan... 26

8. Identifikasi Morfologi Akar Berdasarkan Sistem Perakaran ... 27

9. Identifikasi Karakteristik Pohon Berdasarkan Bentuk Pertumbuhan ... 28

10. Identifikasi Karakteristik Pohon Berdasarkan Bentuk Tajuk ... 28

11. Identifikasi Karakteristik Pohon Berdasarkan Tekstur Pohon... 29

12. Identifikasi Sifat Ekologi Pohon ... 29

13. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Memperbaiki Iklim ... 30

14. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Arsitektural ... 31

15. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Engineering ... 31

16. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Estetis ... 32

17. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Lain ... 32

18. Identifikasi Daya Tarik Estetis Pohon ... 32

19. Identifikasi Manfaat/Penggunaan Pohon... 33

20. Identifikasi Lingkungan Tumbuh Pohon ... 33

21. Field, Tipe Data, dan Options/Comments ... 37

22. Field dan Field Formatnya... 41

23. Form Layout, Tipe Layout, Field, Layout Field, Button, Specify Button, Hubungan antar Data/Field/layout, dan Elemen Desain layout... 47

Lampiran 1. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Tidak Beraturan dan Daya Tarik Estetis Bunga Menarik) ... 94

2. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Tidak Beraturan dan Daya Tarik Estetis Bunga Kurang Menarik)... 94

3. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Horisontal dan Daya Tarik Estetis Bunga Menarik) ... 97

4. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Horisontal dan Daya Tarik Estetis Bunga Kurang Menarik)... 97

5. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Piramid dan Daya Tarik Estetis Bunga Menarik) ... 99

6. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Piramid dan Daya Tarik Estetis Bunga Kurang Menarik)... 99

7. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Berkolom dan Daya Tarik Estetis Bunga Menarik) ... 101

8. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Berkolom dan Daya Tarik Estetis Bunga Kurang Menarik)... 101

9. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Bulat dan Daya Tarik Estetis Bunga Menarik) ... 102

(11)

10. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Bulat dan Daya Tarik Estetis Bunga Kurang Menarik)... 103 11. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Kubah dan Daya Tarik

Estetis Bunga Menarik) ... 104 12. Tabel Data Jenis Pohon (Query Bentuk Tajuk Kubah dan Daya Tarik

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Kerangka Pikir ... 3

2. Bentuk Tajuk Pohon (Sumber: Carpenter et al., 1975) ... 6

3. Logo Kebun Raya Bogor (Sumber: Wikipedia (b), 2007) ... 10

4. Contoh Label Identifikasi (Sumber: Levelink dan Mawdsley, 1996) ... 13

5. Peta Kebun Raya Bogor... 14

6. Metode Studi Penyusunan Basis Data Pohon Kebun Raya Bogor ... 16

7. Model Klasifikasi Pohon Kebun Raya Bogor ... 18

8. Model Klasifikasi Botani-Lanskap... 18

9. Model Klasifikasi Sifat Morfologi Pohon ... 19

10. Model Klasifikasi Morfologi Biji ... 19

11. Model Klasifikasi Morfologi Buah... 19

12. Model Klasifikasi Morfologi Bunga... 19

13. Model Klasifikasi Morfologi Daun ... 20

14. Model Klasifikasi Morfologi Batang... 20

15. Model Klasifikasi Morfologi Akar... 20

16. Model Klasifikasi Karakteristik Pohon... 21

17. Model Klasifikasi Sifat Ekologi Pohon ... 21

18. Model Klasifikasi Fungsi Pohon... 21

19. Model Klasifikasi Umum ... 22

20. Morfologi Bentuk Daun (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001) ... 24

21. Morfologi Daun Majemuk (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001)... 24

22. Morfologi Tulang Daun (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001) ... 25

23. Morfologi Ujung Daun (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001) ... 25

24. Morfologi Tepi Daun (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001) ... 25

25. Morfologi Permukaan Batang (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)... 26

26. Morfologi Percabangan (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001)... 27

27. Morfologi Sistem Perakaran Pohon (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001) ... 27

28. Morfologi Modifikasi Akar Pohon (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001) ... 28

29. Bentuk Tajuk Pohon (Sumber: Carpenter et al., 1975) ... 29

30. Jendela New Database ... 36

31. Jendela Create a new file named: ... 36

32. Jendela Define Database ... 37

33. Jendela Field Format... 40

34. Jendela New Layout/Report ... 46

35. Jendela Specify Button... 46

36. Form Layout SIPArlan vol.1... 62

37. Form Layout Morfologi... 62

38. Form Layout Morfologi 1... 62

39. Form Layout Morfologi 2... 63

40. Form Layout Karakteristik... 63

41. Form Layout Sifat Ekologi ... 63

42. Form Layout Fungsi... 64

43. Form Layout Fungsi 1... 64

44. Form Layout Fungsi 2... 64

45. Form Layout Umum... 65

(13)

47. Form Layout Umum 2... 65

48. Form Layout Detail Foto Pohon... 66

49. Form Layout Detail Lokasi... 66

50. Form Layout Detail Lokasi 1... 66

51. Form Layout Detail Lokasi 2... 67

52. Form Layout Detail Lokasi 3... 67

53. Form Layout Detail Lokasi 4... 67

54. Form Layout Detail Lokasi 5... 68

55. Form Layout Detail Lokasi 6... 68

56. Form Layout Daftar Pohon ... 68

57. Form Layout Bantuan ... 69

58. Form Layout Ikhtisar... 69

59. Form Layout Tombol Navigasi... 69

60. Form Layout Pendataan Pohon... 70

61. Form Layout Informasi Sistem... 70

62. Form Layout Tentang SIPArlan ... 70

63. Jendela Insert Picture... 72

64. Jendela Browse mode ... 73

65. Jendela Find mode ... 74

66. Jendela Accounts & Privileges ... 75

67. Jendela Open File ... 76

68. Tampilan Basis Data Berbasis GUI ... 81

69. Tampilan Basis Data ... 82

70. Tombol pada Basis Data ... 83

71. Proses Pencarian Pohon... 84

72. Proses menuju tampilan semula (Browse mode) ... 85

Lampiran 1. Peta Lokasi Pohon (Vak) Kebun Raya Bogor (Sumber: Danimihardja, S. dan Djumadi N. (Eds.),1985) ... 93

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebun Raya Bogor merupakan salah satu kebun koleksi terbesar di Indonesia. Kebun Raya Bogor memiliki lebih dari 5000 spesies tanaman berupa ground cover hingga pohon, yang merupakan tanaman asli Indonesia maupun tanaman introduksi. Untuk memudahkan pengelolaannya, pengelola Kebun Raya Bogor menerbitkan katalog tanaman Kebun Raya Bogor setiap 6 tahun sekali. Katalog tersebut berisikan deskripsi umum tanaman Kebun Raya Bogor secara botani.

Potensi yang dimiliki Kebun Raya Bogor belum sepenuhnya termanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan masih kurangnya data dan informasi mengenai jenis tanaman terutama pohon seperti sifat, karakteristik serta syarat tumbuhnya, maka perlu dilakukan penyempurnaan baik berupa pengembangan materi maupun penyajian katalog.

Pohon merupakan jenis tanaman lanskap yang memiliki dampak paling besar pada sebagian besar lanskap (Lancestor, 1993). Pohon memiliki perbedaan dalam sifat morfologi, karakteristik, sifat ekologi, dan fungsi, yang menjadi acuan pertimbangan dalam pemilihan jenis pohon yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Pemilihan jenis pohon yang sesuai dengan kondisi lanskap tertentu akan meningkatkan peluang pertumbuhan yang optimal, sehingga sesuai dengan fungsi yang diinginkan.

Pengetahuan mengenai data dan informasi mengenai pohon yang akan digunakan merupakan hal mendasar dalam bidang arsitektur lanskap yang mencakup perencanaan, perancangan, maupun pengelolaan suatu lanskap. Data dan informasi yang kurang mengenai sifat, karakteristik serta syarat tumbuh dari suatu pohon akan mempersulit pemilihan dan penentuan pohon yang akan digunakan; sehingga seringkali yang diperhatikan hanya nilai estetis dari pohon tersebut, tanpa memperhatikan peluang pohon tersebut dapat tumbuh dengan baik atau tidak pada tapak.

Melihat kondisi demikian, maka perlu dilakukan penyusunan basis data pohon Kebun Raya Bogor yang lebih lengkap menghimpun informasi mengenai pohon, terorganisir, komunikatif, dan aplikatif terutama dalam bidang arsitektur lanskap. Penyusunan basis data pohon Kebun Raya Bogor dilakukan dengan berbasis komputer. Basis data berbasis komputer dapat disusun dengan

(15)

menggunakan perangkat lunak (software) yang memiliki kemampuan membuat, menyimpan dan mengelola basis data (database) seperti Microsoft Access, Microsoft Visual Basic, FileMaker dan perangkat lunak lainnya.

Tujuan

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya oleh Rukmono (2004) dan Arimbi (2004), dimana penelitian ini bertujuan untuk menyusun sekaligus melengkapi basis data pohon Kebun Raya Bogor untuk aplikasi dalam bidang arsitektur lanskap. Penyusunan basis data ini berbasis komputer dengan mengunakan perangkat lunak FileMaker Pro 7.

Manfaat

Manfaat penyusunan basis data pohon Kebun Raya Bogor ini secara umum dapat mempermudah pengguna, baik pengelola Kebun Raya Bogor, arsitek lanskap maupun masyarakat umum dalam memperoleh data dan informasi mengenai jenis pohon sesuai kriteria yang diharapkan. Sedangkan manfaatnya secara khusus, penyusun memperoleh pengetahuan mengenai penyusunan basis data berbasis komputer dan pengetahuan mengenai sifat-sifat pohon tropis seperti sifat-sifat morfologi, karakteristik, sifat-sifat ekologi, dan fungsi.

Kerangka Pikir

Potensi yang dimiliki Kebun Raya Bogor belum termanfaatkan secara optimal karena masih kurangnya data dan informasi mengenai jenis tanaman terutama pohon, seperti sifat, karakteristik serta syarat tumbuhnya. Pengetahuan mengenai data dan informasi mengenai pohon yang akan digunakan merupakan hal mendasar dalam bidang arsitektur lanskap yang mencakup perencanaan, perancangan, maupun pengelolaan suatu lanskap.

Melihat kondisi demikian, sehingga perlu penyusunan basis data pohon Kebun Raya Bogor yang lebih lengkap menghimpun informasi mengenai pohon, terorganisir, komunikatif, dan aplikatif terutama dalam bidang arsitektur lanskap. Penyusunan basis data pohon Kebun Raya Bogor disusun berbasis komputer dengan menggunakan perangkat lunak FileMaker Pro 7.

(16)

Basis Data KRB

Belum Lengkap Menghimpun Informasi Pohon

Penyusunan Basis Data Pohon KRB untuk Aplikasi Arsitektur Lanskap

Penyusunan Basis Data Pohon KRB dengan Berbasis Komputer Potensi Kebun Raya Bogor Belum

Termanfaatkan Secara Optimal Pengetahuan Mengenai Data dan Informasi Pohon

Fundamental dalam Arsitektur Lanskap Klasifikasi Pohon FileMaker Pro 7 Klasifikasi Umum Klasifikasi Botani-Lanskap ▪Sifat Morfologi ▪Karakteristik ▪Sifat Ekologi ▪Fungsi

▪Daya Tarik Estetis ▪Manfaat/Pengunaan ▪Lingkungan Tumbuh

Gambar 1. Kerangka Pikir Sistem Informasi Pohon

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Lanskap

Elemen dalam Lanskap terdiri atas hardware (perkerasan), software (tanaman) dan organoware. Elemen tanaman mudah mengalami perubahan berupa pertumbuhan maupun perkembangan, sehingga merupakan elemen yang dinamis dari suatu lanskap. Tanaman lanskap memiliki jenis yang beragam, berupa tanaman penutup tanah (ground cover), tanaman air, tanaman merambat/memanjat, semak/perdu, pohon, dan Iain-lain.

Lancestor (1993) menyatakan bahwa pohon merupakan jenis tanaman lanskap yang memiliki dampak paling besar pada sebagian besar lanskap. Pada umumnya pohon merupakan tanaman soliter, pohon memiliki batang tunggal yang tumbuh dari dalam tanah. Pohon memiliki perbedaan dalam sifat morfologi, karakteristik, sifat ekologi, dan fungsi. Meskipun demikian pohon mampu tumbuh dan berkembang serta bertahan di lingkungan yang serupa.

Klasifikasi Tanaman (Pohon)

Eckbo (1956) menyatakan bahwa ilmu botani atau ilmu tumbuhan mencakup taksonomi (identifikasi dan klasifikasi tanaman), sifat morfologi dan fisiologi, sifat ekologi (kaitannya dengan atmosfer dan tanah), dan hortikultura (kaitannya dengan fungsi dan tujuan pengguna). Menurut Carpenter et al. (1975), tanaman dalam bidang arsitektur lanskap diklasifikasikan berdasarkan ukuran, kebiasaan tumbuh, fungsi, dan adaptasi terhadap lingkungan spesifik.

Taksonomi dan Tata Nama

Dalam keanekaragaman tumbuhan yang sangat besar, dapat diidentifikasi unit-unit dengan persamaan sifat-sifat tertentu (penampakan dan struktur). Unit-unit tersebut memiliki variasi besar unit yang beranekaragam. Unit-unit tersebut lebih lanjut oleh ahli-ahli ilmu botani dinamakan takson. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi.

Istilah dan nama ilmiah yang menyangkut taksonomi tumbuhan diatur dalam Kode International Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclatur) yang merupakan kesepakatan ahli-ahli tumbuhan

(18)

seluruh dunia, bersifat universal dan berlaku serta dapat dimengerti oleh siapapun yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan (Tjitrosoepomo, 2001). Pada umumnya, metode yang digunakan adalah penamaan dengan dua sebutan, yang dikenal sebagai tatanama binomial (binomial nomenclature), yang diusulkan oleh Carolus Linnaeus. Metode ini terdiri dari enam hirarki (pemeringkatan) untuk mengelompokkan semua organisme hidup. Keenam hirarki (takson) itu berturut-turut dari terendah hingga tertinggi yaitu Species (Jenis/Spesies), Genus (Marga), Familia (Suku), Ordo (Bangsa), Classis (Kelas), dan Kingdom (Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan)) (Wikipedia (c), 2007).

Menurut Tjitrosoepomo (2001), spesies merupakan suatu populasi yang menempati suatu daerah penyebaran tertentu dan terdiri atas individu-individu dengan sifat-sifat yang sama begitupun dengan keturunannya. Spesies dengan persamaan sifat tertentu membentuk suatu takson yang diberi kedudukan dan jenjang lebih tinggi, yang disebut dengan istilah genus (marga). Selanjutnya berturut-turut sejumlah genus dijadikan satu familia (suku), beberapa familia dijadikan satu ordo (bangsa) dan begitu seterusnya hingga pada satu kingdom.

Metode Linnaeus ini memberikan dua kata bahasa Latin untuk setiap jenis. Nama pertama mengacu pada kelompok jenis yang berkerabat dekat (marga), sedangkan nama kedua membedakan spesies yang satu dengan spesies lainnya dalam marga yang sama. Seringkali nama marga dan spesies ini mengacu pada sifat khas dari suatu tumbuhan, lokasi dimana ditemukan, atau nama orang yang mengkoleksi atau memberi nama (Levelink dan Mawdsley, 1996).

Klasifikasi Botani-Lanskap

Klasifikasi botani-lanskap mencakup klasifikasi botani dan klasifikasi dalam bidang arsitektur lanskap. Klasifikasi ini terbagi menjadi sifat morfologi, karakteristik, sifat ekologi, dan fungsi pohon.

Sifat-sifat morfologi yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan pohon menurut Tjitrosoepomo (2001) dibedakan berdasarkan morfologi biji, morfologi buah, morfologi bunga, morfologi daun, morfologi batang, dan morfologi akar. Setiap sifat morfologi dibedakan menjadi beberapa kriteria

(19)

seperti warna, jumlah, bentuk, dan Iain-lain. Sifat morfologi yang dibentuk oleh pohon akan mempengaruhi fungsi dari pohon itu sendiri.

Carpenter et al. (1975) mengklasifikasikan karakteristik tanaman (pohon) berdasarkan bentuk, ukuran, tekstur, dan warna. Lebih lanjut karakteristik tanaman diklasifikasikan menjadi bentuk pertumbuhan, bentuk tajuk, tinggi pohon, tekstur, aroma, asal tanaman, dan diameter tajuk (Carpenter et al., 1975 dan Grey & Deneke, 1978). Sedangkan menurut Eckbo (1956), ukuran karakteristik fisik atau penampakan luar tanaman (pohon) adalah ketinggian, diameter, penyebaran, ruang, dan tingkat pertumbuhan.

Bentuk tanaman memegang peranan dan harus dipertimbangkan dalam perancangan lanskap. Pohon dengan jenis yang sama pada ruang yang berbeda akan memiliki bentuk yang berbeda pula. Tingkat perkembangan dan perubahan pada pohon digunakan untuk mengetahui daya adaptasi pohon tersebut. Bentuk tanaman dibangun oleh garis luar tajuk, struktur cabang dan ranting, serta pola pertumbuhannya. Carpenter et al. (1975) mengklasifikasikan bentuk tajuk pohon menjadi bentuk kipas (v-shape), menjurai (roundweeping), bulat (round), oval, berkolom (columnar), dan piramidal (pyramidal) (Gambar 2). Steven et al. (1994) dalam Wungkar (2005) menambahkan bentuk khusus sesuai karakter pohon yaitu palmate untuk jenis palem-paleman.

Ukuran pohon terbagi menjadi tinggi pohon dan diameter tajuk (kanopi) pohon (Carpenter et al., 1975). Lancestor (1993) mengklasifikasikan ukuran ketinggian pohon menjadi pohon pendek (3-6 m), pohon medium (6-15 m), dan pohon tinggi (>15 m).

Tekstur pohon sangat mempengaruhi fungsi estetis suatu pohon. Tekstur pohon terbagi menjadi tekstur kasar dan tekstur halus. Pohon dengan tekstur kasar memiliki ciri berdaun besar (lebar), berjarak renggang,

(20)

menempel rapat, dan kaku. Sedangkan tekstur halus memiliki ciri berdaun kecil, berlekuk dalam, letak rapat (daun panjang), dan mengkilap. Variasi tekstur juga dipengaruhi oleh jarak pengamat ke pohon (Carpenter et al., 1975).

Menurut Miller (1988), tanaman memiliki perbedaan dalam bentuk, warna, tekstur, densitas, dan tingkat pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidupnya (ekologi) (Carpenter et al., 1975).

Carpenter et al. (1975) mengklasifikasikan hubungan antara tanaman dengan lingkungan berdasarkan toleransi terhadap bayangan, toleransi terhadap tanah basah, toleransi terhadap kemiringan, toleransi terhadap iklim pantai, dan toleransi terhadap kondisi kota. Sedangkan Eckbo (1956) mengklasifikasikan sifat ekologi tanaman berdasarkan toleransi terhadap suhu (temperatur), toleransi terhadap air (kelembaban), toleransi terhadap cahaya, toleransi terhadap tanah, toleransi angin, toleransi terhadap pemangkasan, dan toleransi terhadap hama dan penyakit.

Tanaman (pohon) memberikan efek yang berbeda-beda dalam habitat yang sama (Carpenter et al., 1975). Pohon memiliki fungsi yang beragam sesuai dengan sifat morfologi, karakteristik, dan sifat ekologinya. Grey dan Deneke (1978) mengklasifikasikan fungsi pohon menjadi fungsi memperbaiki iklim (amelioration uses), fungsi pembentuk ruang (arsitektural), fungsi memperbaiki fungsi lingkungan (engineering), fungsi estetis, dan fungsi lain.

Klasifikasi Umum

Wee (2003) dan Steenis (1978) mengklasifikasikan pohon ke dalam klasifikasi yang lebih umum dikenal masyarakat. Menurut Wee (2003) pohon diklasifikasikan berdasarkan karakteristik tipikalnya yang mencakup bunga menarik (spectacular flower), dahan dan daun bercorak (colourful foliage and bark), aroma harum (sweet fragrance), buah menarik (fascinating figs), unik dan tak lazim (the bizarre and the unusual), manfaat umum (general purpose trees), pohon buah (fruit trees), penarik satwa (trees for the birds), pohon kayu (timber trees), sayuran (vegetables from trees), dan rempah, beverages, dan biji-bijian-bijian (spices, beverages and nuts). Sedangkan Steenis (1978) mengklasifikasikan pohon berdasarkan lingkungan tumbuhnya yang mencakup tepi jalan (tanaman peneduh jalan), pohon dalam park, halaman di desa

(21)

(pekarangan), lingkungan tumbuh basah hingga tergenang (hygrofit), mangrove, pantai pasir , dan tanaman ruderal (keterbatasan lingkungan tumbuh).

Klasifikasi menurut Wee (2003) dan Steenis (1978) selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi klasifikasi umum. Klasifikasi umum tersebut dibedakan menjadi pohon dengan daya tarik estetis, manfaat/penggunaan, dan lingkungan tumbuh.

Database dan Relational Database Management System (RDBMS)

Basis data (database) merupakan sekumpulan informasi yang terkait pada subyek tertentu atau terkait pada tujuan tertentu. Basis data dapat juga didefinisikan sebagai kumpulan data yang secara logis berhubungan dan dirancang sesuai dengan kebutuhan pemiliknya (Awaluddin, 2004). Sedangkan menurut Firdaus (2006), basis data adalah tempat menyimpan data suatu informasi.

Basis data dihimpun dan diorganisir berdasarkan jumlah data, sifat data, tingkat keberagaman dan tingkat kompleksitas data. Perangkat lunak word processing (Microsoft Word) digunakan untuk menghimpun dan mengorganisir basis data yang sederhana. Perangkat lunak spreadsheet (Microsoft Excel) digunakan dalam pengelolaan basis data yang terdiri dari data yang bersifat angka dan diperlukan perhitungan lanjutan.

Namun jika jumlah data yang dikelola dalam jumlah banyak dan komponen data yang ada sangat beragam dan kompleks, maka penggunaan software word processing maupun software spreadsheet menjadi tidak tepat guna lagi. Pengelolaan data akan mengalami kendala, seperti data yang tersebar dalam berbagai file pada word processing maupun pada berbagai file pada spreadsheet, demikian pula jika dilakukan sebuah perubahan data, maka file yang ada pada data terkait harus ikut diubah pula, yang tentunya sulit dijamin pengubahan akan selalu tepat (Susanto dan Santoso, 2003).

Konsep Relational Database Management System (RDBMS) digunakan untuk mengelola basis data yang terdiri dari data dalam jumlah yang banyak, komponen data yang ada sangat beragam, dan kompleks. Dalam RDBMS, semua data disimpan dalam sebuah tabel penyimpanan informasi mengenai sebuah subyek tertentu.

Pada prinsipnya sebuah RDBMS terdiri dari tiga bagian (Susanto dan Santoso, 2003) yaitu Data Definition (mendefinisikan jenis data, metode relasi

(22)

data, validasi data dan lainnya), Data Manipulation (filter data, melakukan proses query dan sebagainya), Data Control (berkaitan dengan pengendalian data, seperti user control, bagaimana data dapat digunakan oleh banyak user dan sebagainya)

Perangkat Lunak FileMaker Pro 7

FileMaker Pro merupakan aplikasi basis data cross-platform yang dikembangkan oleh FileMaker Inc (pemasok Apple Inc.). FileMaker merupakan software database yang diintegrasikan dengan tampilan berdasar GUI (Graphical User Interface) yang memudahkan pengguna untuk mengakses serta memodifikasi basis data dengan mendrag elemen baru ke dalam form layout yang tersedia pada tampilan pengguna. Sebagian besar sistem basis data lain, memisahkan antara basis data dan tampilan pengguna (user interface) tersebut, dan lebih menitikberatkan pada mengorganisasi dan menyimpan data (database).

FileMaker Pro Versi 7, yang dirilis pada maret 2004, memberikan kemudahan untuk membangun dan mengelola multiple table per file dan graphical relationship editor yang menampilkan dan memudahkan memanipulasi tabel-tabel yang berkaitan pada sebuah form yang menyerupai format entity-relationship diagram. FileMaker Pro memudahkan pengguna untuk menulis dan mengedit script (kode) secara otomatis pada fungsi-fungsi umum dan perhitungan yang kompleks. Terdapat lebih dari 130 langkah script tersedia untuk navigasi, conditional execution of script steps, mengedit record, controlling windows, mencari record tertentu, memeriksa pengejaan dan pengelolaan account pengguna. Di samping itu, fungsi built-in dapat digunakan pada langkah-langkah script untuk perhitungan matematika, manipulasi teks dan pengqueryan konfigurasi basis data pengguna (Wikipedia (a), 2007).

(23)

KONDISI UMUM KEBUN RAYA BOGOR

Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor merupakan salah satu kebun koleksi dan penelitian terbesar di Indonesia. Kebun Raya Bogor memiliki luas sekitar 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi tanaman berupa ground cover hingga pohon, yang merupakan tanaman asli Indonesia maupun tanaman introduksi. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi, dan Institut Pertanian Bogor.

Sejarah Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari Samida (hutan buatan atau taman buatan) yang telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Pajajaran, sebagaimana tertulis dalam Prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka.

Sir Thomas Stamford Raffles yang menjadi Gubernur Jenderal di Jawa pada periode 1811 hingga 1816, menetap di Buitenzorg, memiliki minat besar dalam bidang botani. Raffles berupaya membentuk kebun istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.

Ide pendirian Kebun Raya dicetuskan oleh Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt, ahli biologi yang menjabat sebagai Kepala Usaha Pertanian, Kesenian, dan Pengetahuan untuk Jawa dan Pulau-Pulau di sekitarnya, yang meminta kepada Komisaris Jenderal Van Der Capellen untuk memberikannya

(24)

sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang bermanfaat, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.

Gubernur Jenderal Van Der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor pada tahun 18 Mei 1817, dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Reinwardt menjadi direktur pertamanya dari 1817 sampai 1822. Reinwardt melakukan pengumpulan tanaman dan benih dari berbagai bagian lain nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia.

Reinwardt digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume (1822) yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Blume digantikan oleh Johanes Elias Teysmann (1831) yang dibantu oleh Hasskarl, melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut familia (suku).

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub. Direktur Kebun Raya Bogor hingga diambil alih pengelolaannya oleh Indonesia, yaitu Caspar Georg Karl Reinwardt (1817-1822), Carl Ludwig Blume (1823-1826), Johannes Elias Teijsmann (1830-1869), Rudolph Herman Christian Carel Scheffer (1869-1880), Melchior Treub (1880-1910), Willem Marius Docters van Leeuwen (1918-1932), Hermann Ernst Wolff von Wülfing (1932-1943), Takenosin Nakai (1943-1945), Dirk Fok van Slooten (1948-1951).

Pendirian Kebun Raya Bogor mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894); dan kelembagaan internal Kebun Raya, seperti Herbarium, Museum, Laboratorium Botani, Kebun Percobaan, Laboratorium Kimia, Laboratorium Farmasi, Cabang Kebun Raya di Sibolangit dan di Purwodadi, Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha, Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB) (Wikipedia (b), 2007).

Katalog Kebun Raya Bogor

Kegiatan pembuatan katalog mengenai koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor telah dilakukan oleh direktur-direktur sebelum diambil alih oleh Indonesia,

(25)

mencakup pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, dan pengumpulan tanaman-tanaman yang berguna bagi Indonesia (Wikipedia (b), 2007).

Katalog tanaman Kebun Raya yang pertama mencatat sebanyak 914 spesies (jenis) tanaman, dipublikasikan pada tahun 1823 oleh Dr. Carl Ludwig Blume. Buku ini menjadi dasar katalog yang masih dipergunakan saat ini.

Katalog Kebun Raya Bogor yang paling lengkap, An Alphabetical List of Plants Cultivated in The Botanic Garden, disusun oleh Dakkus pada tahun 1930. Katalog tersebut diperbaharui dua kali yaitu pada tahun 1957 dan 1963. An Alphabetical List of Plant Species Cultivated in The Hortus Botanicus Bogoriensis diterbitkan pada tahun 1978. Katalog tersebut mengalami perbaikan pada tahun 1985 (Levelink dan Mawdsley, 1996).

Pengelola Kebun Raya Bogor menerbitkan katalog tanaman Kebun Raya Bogor setiap 6 tahun sekali. Katalog tersebut berisikan Nama Species Tanaman, Nama Familia Tanaman, Nomor Tanaman, Lokasi Tanaman, Taksonomis Pendeskripsi Tanaman, dan Wilayah Penyebaran Tanaman. Potensi yang dimiliki Kebun Raya Bogor belum sepenuhnya termanfaatkan secara optimal karena masih kurangnya data dan informasi mengenai jenis tanaman terutama pohon seperti sifat, karakteristik serta syarat tumbuhnya, hingga diperlukan penyempurnaan baik berupa penyempurnaan materi maupun penyajian katalog.

Pengelompokan Lokasi Koleksi

Jalan utama (aspal), jalan setapak (batu), dan saluran air membagi Kebun Raya Bogor menjadi bagian-bagian yang kemudian dibagi lagi menjadi petak-petak. Setiap bagian ditandai dengan angka romawi dan setiap petak ditandai dengan huruf; keduanya dituliskan pada tonggak kecil di tepi suatu bagian. Hampir semua tanaman memiliki label dari logam berwarna hijau dan label aluminium kecil yang mengidentifikasi tanaman itu secara lengkap.

Periode tahun 1837 hingga 1844, Kebun Raya Bogor mengalami penataan ulang menjadi kelompok suku-suku dan sebagai akibatnya sebagian besar koleksi harus ditanam ulang. Tanaman yang tak mungkin ditanam ulang dan berada di luar bagian suku tumbuhannya diidentifikasi dengan label berwarna merah yang menunjukkan tahun tanamnya. Lingkaran kecil merah

(26)

dengan huruf ’K’ menunjukkan bahwa tanaman tersebut merupakan spesimen tunggal dan Kebun Raya belum berhasil memperbanyaknya, sehingga tergolong kritis (dalam bahaya kepunahan) (Levelink dan Mawdsley, 1996).

(27)

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Kebun Raya Bogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juli 2007 hingga Desember 2007.

Bahan dan Alat

Data input penelitian meliputi foto dan data atribut. Foto yang digunakan berupa foto pohon. Kendala teknis pengambilan foto untuk memperoleh foto yang representatif, misalnya tumpang tindih tajuk, mungkin akan dialami, sehingga ditampilkan foto yang mewakili jenis pohon tersebut dari pustaka. Foto Pohon mencakup foto primer dan foto sekunder; foto primer diperoleh melalui pengambilan foto langsung di lapang (di dalam dan atau di luar Kebun Raya Bogor), sedangkan foto sekunder diperoleh dari pustaka dan penelitian sebelumnya. Foto diambil dengan menggunakan kamera digital sehingga mudah dalam proses pemasukan data.

Data atribut berupa informasi mengenai deskripsi dan klasifikasi jenis pohon, yang mencakup klasifikasi botani-lanskap (sifat morfologi, sifat ekologi, karakteristik, dan fungsi) dan klasifikasi umum. Data atribut diperoleh melalui pengamatan langsung di lapang dan diperoleh dari pustaka. Pustaka diperoleh di Perpustakaan Kebun Raya Bogor, Perpustakaan Departemen Arsitektur Lanskap IPB, dan Lembaga Sumber daya Informasi (LSI) IPB.

Peralatan lapang berupa kamera digital untuk merekam obyek pohon, alat ukur panjang dan alat tulis. Kamera digital yang digunakan memiliki kemampuan rekam 2 megapixel warna.

(28)

Peralatan yang digunakan untuk penyusunan basis data adalah perangkat komputer Toshiba TECRA 8100 yang mencakup Processor Intel Pentium III 690 MHz (MegaHertz), Hard disk drive 20 GB (GygaByte), RAM (Random Access Memory) card 256 MB (MegaByte), DVD-Rom drive 8x speed (CD-Rom drive 52x speed), VGA (Visual Graphics Accelerator) card built-in, Operating System Microsoft Windows XP Professional Version 2002.

Perangkat lunak penyusunan basis data adalah perangkat lunak FileMaker Pro 7. FileMaker digunakan untuk membuat aplikasi basis data dengan user interface yang user friendly.

Metode Studi

Metode studi penyusunan basis data pohon Kebun Raya Bogor mencakup:

a. Tahap studi pustaka mengenai identifikasi dan klasifikasi pohon • Menganalisa klasifikasi jenis pohon

Proses mencari data untuk pengklasifikasian jenis tanaman, kemudian dianalisa data yang dibutuhkan untuk pengklasifikasian jenis pohon. • Pengumpulan data jenis pohon

Mengumpulkan jenis pohon yang akan dimasukkan dalam basis data. • Mendeskripsikan dan mengidentifikasi jenis pohon yang dipilih

berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan.

b. Tahap pengambilan dan pengumpulan data dan informasi pohon (survey) c. Tahap penentuan rancangan (struktur) basis data

• Penentuan data input yang akan dihimpun dalam basis data.

• Proses membangun basis data dengan menggunakan FileMaker Pro 7. d. Tahap pemasukan data dan pengelolaan basis data

• Proses pemasukan data dalam FileMaker Pro 7 sesuai dengan sifat dan jenis data yang diklasifikasikan

• Proses pengelolaan/pengaturan basis data (basis data dan tampilan pengguna)

e. Tahap pembahasan

• Proses pembahasan dan analisa mengenai data pohon, basis data, dan manfaatnya.

(29)

Klasifikasi Obyek

Obyek dalam studi ini berupa pohon koleksi Kebun Raya Bogor yang dikelompokkan berdasarkan pengklasifikasian secara botani pada takson tingkat familia, lokasi pohon di Kebun Raya Bogor, klasifikasi botani-lanskap (sifat morfologi, karakteristik, sifat ekologi, dan fungsi) dan klasifikasi umum (daya tarik estetis, manfaat/penggunaan, dan lingkungan tumbuh) (Gambar 7). Pengelompokan ini digunakan sebagai data atribut yang diinput dalam basis data.

Klasifikasi Botani-Lanskap

Sifat-sifat morfologi yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan pohon menurut Tjitrosoepomo (2001) (Gambar 9), dibedakan berdasarkan morfologi biji (Tabel 10), morfologi buah (Gambar 11), morfologi bunga (Gambar 12), morfologi daun (Gambar 13), morfologi batang (Gambar 14), dan morfologi akar (Gambar 15). Setiap sifat morfologi dibedakan menjadi beberapa kriteria seperti warna, jumlah, bentuk, dan Iain-lain.

Gambar 6. Metode Studi Penyusunan Basis Data Pohon Kebun Raya Bogor Pengumpulan Data

Jenis Pohon

Tahap Penentuan Rancangan (Struktur) Basis Data

Tahap Pengambilan dan Pengumpulan Data dan Informasi Pohon (Survey)

Tahap Studi Pustaka Mengenai Deskripsi dan

Klasifikasi Pohon

Mendeskripsikan dan Mengidentifikasi Jenis Pohon Menganalisa Klasifikasi

Jenis Pohon

Tahap Pemasukan Data dan Pengelolaan Basis Data

Tahap Pembahasan

(30)

Carpenter et al. (1975) mengklasifikasikan karakter tanaman (pohon) berdasarkan bentuk, ukuran, tekstur, dan warna. Lebih lanjut karakteristik pohon diklasifikasikan menjadi bentuk pertumbuhan, bentuk tajuk, tinggi pohon, diameter tajuk, tekstur, aroma, dan asal tanaman (Carpenter, 1975 dan Grey & Deneke, 1978) (Gambar 16).

Eckbo (1956) mengklasifikasikan sifat ekologi tanaman (pohon) berdasarkan toleransi terhadap suhu (temperatur), toleransi terhadap air (kelembaban), toleransi terhadap cahaya, toleransi terhadap tanah (pH), toleransi angin, toleransi terhadap pemangkasan (pemeliharaan), dan toleransi terhadap hama dan penyakit (Gambar 17).

Grey dan Deneke (1978) mengklasifikasikan fungsi pohon menjadi fungsi memperbaiki iklim (amelioration uses), fungsi pembentuk ruang (arsitektural), fungsi memperbaiki fungsi lingkungan (engineering), fungsi estetis, dan fungsi lain; dimana fungsi-fungsi tersebut diklasifikasikan lagi menjadi fungsi-fungsi yang lebih terperinci untuk setiap jenis pohon (Gambar 18).

Klasifikasi Umum

Wee (2003) dan Steenis (1978) mengklasifikasikan pohon ke dalam klasifikasi yang lebih umum dikenal masyarakat. Klasifikasi umum tersebut dibedakan menjadi pohon dengan daya tarik estetis, manfaat/penggunaan, dan lingkungan tumbuh (Gambar 19).

Daya tarik estetis pohon mencakup bunga menarik, dahan dan daun bercorak, aroma harum, buah menarik, serta unik dan tak lazim (Wee, 2003); pengelompokan berdasarkan manfaat/penggunaan mencakup pohon peneduh (Steenis, 1978), pohon buah, penarik satwa, pohon kayu, rempah, beverages, dan biji-bijian-bijian, sayuran, dan manfaat umum (Wee, 2003); sedangkan pengelompokan berdasarkan lingkungan tumbuh mencakup tepi jalan, pohon dalam park/garden, lingkungan tumbuh basah hingga tergenang (hygrofit), mangrove, pantai pasir, dan tanaman ruderal (keterbatasan lingkungan tumbuh) (Steenis, 1978).

(31)

Gambar 7. Model Klasifikasi Pohon Kebun Raya Bogor Tanaman Koleksi Kebun Raya Bogor

Familia

Species (Nama Botani, Nama

Umum, Lokasi di KRB, Foto) Pohon Klasifikasi Umum Klasifikasi Botani-Lanskap ▪Sifat Morfologi ▪Karakteristik ▪Sifat Ekologi ▪Fungsi

▪Daya Tarik Estetis ▪Manfaat/Pengunaan ▪Lingkungan Tumbuh ▪Morfologi Biji ▪Morfologi Buah ▪Morfologi Bunga ▪Morfologi Daun ▪Morfologi Batang ▪Morfologi Akar ▪Bentuk Pertumbuhan ▪Bentuk Tajuk ▪Tinggi Pohon ▪Diameter Tajuk ▪Tekstur ▪Aroma ▪Asal Tanaman ▪Amelioration ▪Arsitektural ▪Engineering ▪Estetis ▪Lainnya Fungsi Sifat Morfologi Karakteristik

Klasifikasi Botani-Lanskap Sifat Ekologi ▪Toleransi Suhu ▪Toleransi Air ▪Toleransi Cahaya ▪Toleransi pH ▪Toleransi Angin ▪Toleransi HPT ▪Toleransi Ketinggian ▪Tingkat Pemeliharaan

(32)

Sifat Morfologi

Morfologi Batang Morfologi

Daun Morfologi Akar Morfologi

Buah Morfologi Bunga

Gambar 9. Model Klasifikasi Sifat Morfologi Pohon Morfologi

Biji

Morfologi Biji

Jenis Biji

▪Biji Terbuka (Gymnospermae) ▪Biji Tertutup (Angiospermae) ▪Tidak Berbiji

Gambar 10. Model Klasifikasi Morfologi Biji

Gambar 12. Model Klasifikasi Morfologi Bunga Warna Bunga Letak Bunga

Jumlah Bunga

Morfologi Bunga

▪Berbunga Tunggal

▪Berbunga Banyak ▪Ujung Batang ▪Ketiak Daun ▪Pangkal ▪Cabang Batang ▪Merah ▪Putih ▪Lainnya Morfologi Buah Jenis Buah ▪Buah Semu ▪Buah Sejati ▪Tidak Berbuah

(33)

Morfologi Daun Bentuk Daun ▪Bulat ▪Memanjang ▪Jorong ▪Lanset ▪Perisai ▪Bulat Telur ▪Lainnya

Tulang Daun Tepi Daun Warna Daun Ujung Daun Permukaan Daun ▪Menyirip ▪Menjari ▪Melengkung ▪Sejajar ▪Lainnya ▪Runcing ▪Meruncing ▪Tumpul ▪Membulat ▪Rampang ▪Terbelah ▪Berduri ▪Rata ▪Bergerigi ▪Bergiri ▪Beringgit ▪Berlekuk ▪Berombak ▪Lainnya ▪Hijau Tua ▪Hijau ▪Merah ▪Lainnya ▪Licin ▪Berkerut ▪Berbulu ▪Bersisik ▪Lainnya

Gambar 13. Model Klasifikasi Morfologi Daun

Morfologi Batang

Bentuk Batang Permukaan Batang Percabangan

▪ Bulat ▪ Persegi ▪ Pipih ▪ Licin ▪ Kasar ▪ Beralur ▪ Bersisik ▪ Berduri ▪ Lainnya ▪ Monopodial ▪ Simpodial ▪ Dikotom

Gambar 14. Model Klasifikasi Morfologi Batang

Gambar 15. Model Klasifikasi Morfologi Akar Morfologi Akar ▪Akar Udara ▪Akar Pembelit ▪Akar Nafas ▪Akar Tunjang ▪Akar Lutut ▪Akar Banir ▪Akar Tunggang ▪Akar Serabut Modifikasi Akar Sistem Perakaran

(34)

Fungsi

Memperbaiki

Iklim Engineering Uses

Fungsi

Arsitektural Fungsi Estetis

▪Mengontrol Erosi ▪Mengurangi Kebisingan ▪Mengontrol Jalan ▪Kontrol Visual ▪Mengurangi Polusi ▪Kontrol Suhu ▪Kontrol Angin ▪Kontrol Kelembaban ▪Membentuk Dinding ▪Membentuk Ruang ▪Kontrol Privasi ▪Pembatas ▪Pengarah ▪Memberi Naungan ▪Membingkai View ▪Melunakkan Garis Arsitektural ▪Menyatukan Elemen Lanskap ▪Melunakkan Setting Kaku Fungsi Lainnya ▪Indikator Sejarah ▪Habitat Satwa Liar ▪Upacara Adat/Agama

Gambar 18. Model Klasifikasi Fungsi Pohon Bentuk Tajuk Tinggi Pohon Diameter Tajuk Tekstur Asal Pohon Aroma Karakteristik Bentuk Pertumbuhan ▪Deciduous ▪Evergreen ▪Palem ▪Bambu ▪Irregular ▪V-shape ▪Horisontal ▪Piramidal ▪Berkolom ▪Bulat ▪Menjurai ▪Kubah ▪Palmate ▪3-6 m ▪6-15 m ▪>15 m ▪<6 m ▪6-15 m ▪>15 m ▪Kasar ▪Halus ▪Indonesia ▪Introduksi ▪Ada ▪Tidak Ada

Gambar 16. Model Klasifikasi Karakteristik Pohon

Gambar 17. Model Klasifikasi Sifat Ekologi Pohon Toleransi

Air Toleransi Cahaya Toleransi pH Toleransi Angin Toleransi HPT PemeliharaanTingkat

Sifat Ekologi Toleransi Suhu ▪Rendah ▪Tinggi ▪Rendah- Tinggi ▪Kering ▪Lembab ▪Kering- Lembab ▪Naungan ▪Setengah Naungan ▪Terbuka ▪Asam ▪Netral ▪Basa ▪Asam- Basa ▪Rendah ▪Tinggi ▪Peka ▪Cukup ▪Tahan ▪Intensif ▪Tidak ▪Intensif Toleransi Ketinggian ▪Rendah ▪Rendah- Tinggi

(35)

Identifikasi Klasifikasi Obyek

Obyek dalam studi ini berupa pohon koleksi Kebun Raya Bogor. Identifikasi jenis pohon merupakan syarat untuk klasifikasi-klasifikasi selanjutnya. Identifikasi jenis pohon tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi Pemilihan Pohon

Obyek Identifikasi

Pohon Koleksi Kebun Raya Bogor • Habitusnya berupa pohon

• Keberadaannya merupakan koleksi Kebun Raya Bogor

Sumber: Danimihardja, S. dan Djumadi N. (Eds.) (1985) dan basis data koleksi Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang kemudian dikelompokkan kembali menjadi petak-petak. Setiap bagian ditandai dengan angka romawi dan setiap petak ditandai dengan huruf; keduanya dituliskan pada tonggak kecil di tepi suatu bagian. Lokasi pohon di Kebun Raya Bogor diidentifikasikan berdasarkan bagian-bagian dan petak-petak (vak) tersebut (Gambar Lampiran 1).

Identifikasi Klasifikasi Botani-Lanskap

Klasifikasi sifat morfologi pohon diidentifikasikan berdasarkan morfologi biji, morfologi buah, morfologi bunga, morfologi daun, morfologi batang, dan morfologi akar. Morfologi biji dan buah masing-masing diidentifikasikan berdasarkan jenis biji dan jenis buah (Tabel 2).

▪Bunga Menarik ▪Dahan dan Daun Bercorak

▪Aroma Harum ▪Buah Menarik ▪Unik dan Tak Lazim

▪Pohon Peneduh ▪Pohon Buah ▪Penarik Satwa ▪Pohon Kayu ▪Rempah, Beverages, dan Biji-bijian ▪Sayuran ▪Manfaat Umum Daya Tarik Estetis Manfaat/Penggunaan

Klasifikasi Umum Lingkungan Tumbuh ▪Tepi Jalan ▪Park/Garden ▪Basah hingga Tergenang ▪Mangrove ▪Pantai Pasir ▪Ruderal

(36)

Tabel 2. Identifikasi Morfologi Biji dan Buah

Sifat Morfologi Identifikasi

A. Morfologi Biji (Jenis Biji) 1. Biji Terbuka (Gymnospermae) 2. Biji Tertutup (Angiospermae)

• Kulit biji terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan kulit luar dan kulit dalam

• Kulit biji terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan kulit luar, kulit tengah, dan kulit dalam B. Morfologi Buah (Jenis Buah)

1. Buah Semu

2. Buah Sejati

• Buah bukan berasal dari bakal buah, tetapi dari bagian-bagian bunga lainnya seperti tangkai bunga, tandan bunga, dasar bunga dan kelopak bunga

• Buah berasal dari bakal buah Sumber: Tjitrosoepomo (2001)

Klasifikasi morfologi bunga diidentifikasikan berdasarkan jumlah bunga, letak bunga, dan warna bunga. Identifikasi morfologi bunga berdasarkan jumlah bunga dan letak bunga ditunjukkan pada Tabel 3, sedangkan identifikasi morfologi bunga berdasarkan warna bunga dibedakan berdasarkan warna yang telah dikenal umum.

Tabel 3. Identifikasi Morfologi Bunga Berdasarkan Jumlah Bunga dan Letak Bunga

Morfologi Bunga Identifikasi

1. Jumlah Bunga

a. Berbunga Tunggal

b. Berbunga Majemuk • Dalam satu pohon hanya terdapat satu bunga • Dalam satu pohon terdapat lebih dari satu bunga 2. Letak Bunga

a. Ujung Batang b. Ketiak Daun c. Pangkal Cabang d. Batang

• Bunga tumbuh di ujung batang • Bunga tumbuh di ketiak daun • Bunga tumbuh di pangkal cabang • Bunga tumbuh pada batang Sumber: Tjitrosoepomo (2001)

Klasifikasi morfologi daun diidentifikasikan berdasarkan bentuk daun (Gambar 20), jumlah daun (Tabel 4) (Gambar 21), tulang daun (Gambar 22), ujung daun (Gambar 23), tepi daun (Gambar 24), warna daun (dibedakan berdasarkan warna yang telah dikenal umum), dan permukaan daun (Tabel 5).

(37)

Tabel 4. Identifikasi Morfologi Daun Berdasarkan Jumlah Daun Morfologi Daun Berdasarkan

Jumlah Daun

Identifikasi

Daun Tunggal Hanya terdapat satu helaian daun pada tangkai daunnya

Daun Majemuk • Tangkainya bercabang-cabang

• Helaian daun terdapat pada cabang tangkai • Terdapat lebih dari satu helaian daun pada

tangkai daunnya Sumber: Tjitrosoepomo (2001)

Gambar 21. Morfologi Daun Majemuk (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001) Gambar 20. Morfologi Bentuk Daun (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001)

(38)

Tabel 5. Identifikasi Morfologi Daun Berdasarkan Permukaan Daun Morfologi Daun

Berdasarkan Permukaan Daun

Identifikasi

Licin Permukaan daun mengkilat, suram atau berselaput lilin

Gundul Permukaan daun tidak mengkilat Kasap Permukaan daun apabila disentuh akan

terasa kasar

Berkerut Permukaan daun terlihat berkerut Berbulu Permukaan daun apabila disentuh akan

Gambar 22. Morfologi Tulang Daun (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001)

Gambar 23. Morfologi Ujung Daun (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001)

(39)

terasa berbulu

Bersisik Permukaan terlihat bersisik Sumber: Tjitrosoepomo (2001)

Klasifikasi morfologi batang diidentifikasikan berdasarkan bentuk batang (Tabel 6), permukaan batang (Gambar 25) dan percabangan (Tabel 7) (Gambar 26).

Tabel 6. Identifikasi Morfologi Batang Berdasarkan Bentuk Batang Morfologi Batang

Berdasarkan Bentuk Batang

Identifikasi

Bulat Bentuk penampang melintang batang berbentuk bulat

Persegi • Bentuk penampang melintang batang berbentuk segi tiga, dan atau

• Bentuk penampang melintang batang berbentuk segi empat

Pipih Bentuk penampang melintang batang melebar menyerupai daun dan mengambil alih fungsi daun Sumber: Tjitrosoepomo (2001)

Tabel 7. Identifikasi Morfologi Batang Berdasarkan Percabangan Morfologi Batang

Berdasarkan Bentuk Percabangan

Identifikasi

Monopodial Batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya

Simpodial Batang pokok sukar ditentukan

Dikotom/Menggarpu Cara percabangan dimana batang setiap kali menjadi dua cabang

Sumber: Tjitrosoepomo (2001)

(40)

Klasifikasi morfologi akar diidentifikasikan berdasarkan sistem perakaran (Tabel 8) (Gambar 27) dan modifikasi akar (Gambar 28).

Tabel 8. Identifikasi Morfologi Akar Berdasarkan Sistem Perakaran Morfologi Akar

Berdasarkan Sistem Percabangan

Identifikasi

Akar Tunggang Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil

Akar Serabut Akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang

Sumber: Tjitrosoepomo (2001)

Gambar 26. Morfologi Percabangan (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001)

(41)

Klasifikasi Karakteristik pohon dalam basis data ini diidentifikasikan berdasarkan bentuk pertumbuhan (Tabel 9), bentuk tajuk (Tabel 10) (Gambar 29), tinggi pohon, diameter pohon, tekstur pohon (Tabel 11), aroma, perbanyakan, dan asal pohon.

Tabel 9. Identifikasi Karakteristik Pohon Berdasarkan Bentuk Pertumbuhan Karakteristik Pohon

Berdasarkan Bentuk Pertumbuhan

Identifikasi

Pohon Gugur Daun (Deciduous) Pada waktu tertentu dapat menggugurkan daunnya

Pohon Evergreen Berdaun sepanjang tahun

Palem • Memiliki akar serabut

• Memiliki bentuk tajuk palmate

Bambu • Memiliki bentuk batang bulat dan permukaan batang licin

• Bentuk daun pedang

Tabel 10. Identifikasi Karakteristik Pohon Berdasarkan Bentuk Tajuk Karakteristik Pohon

Berdasarkan Bentuk Tajuk

Identifikasi

Tidak Beraturan (Irregular) Bentuk pohon terlihat tidak teratur, percabangan tidak teratur

Kipas (V-Shape) Bentuk pohon berbentuk seperti kipas, semakin ke bawah, semakin mengecil

Horisontal Percabangan horisontal

Piramid Bentuk pohon semakin ke atas semakin mengecil seperti bangun kerucut Berkolom Bentuk pohon dari atas sampai bawah

sama besar membentuk tabung atau silinder

Bulat Bentuk pohon bulat

Menjurai (Weeping) Arah percabangan melengkung ke bawah Gambar 28. Morfologi Modifikasi Akar Pohon (Sumber: Tjitrosoepomo, 2001)

(42)

sehingga bentuknya seperti memayung Kubah Bentuk pohon setengah lingkaran

Tabel 11. Identifikasi Karakteristik Pohon Berdasarkan Tekstur Pohon Karakteristik Pohon

Berdasarkan Tekstur Pohon

Identifikasi

Tekstur Kasar • Daun lebar/besar, jarak antar daun berjauhan dan atau,

• Daun kecil, menempel rapat, dan kaku

Tekstur Halus • Daun kecil, berlekuk dalam, letak rapat dan atau,

• Daun mengkilap, panjang Sumber: Carpenter et al. (1975)

Klasifikasi sifat ekologi pohon dalam basis data ini diidentifikasikan berdasarkan toleransi suhu, toleransi kelembaban, toleransi cahaya, toleransi pH tanah, toleransi angin, tingkat pemeliharaan, dan toleransi hama dan penyakit tanaman. Identifikasi sifat ekologi pohon ditunjukkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Identifikasi Sifat Ekologi Pohon

Sifat Ekologi Pohon Identifikasi

A. Toleransi Suhu 1. Rendah

2. Tinggi

• Pohon masih dapat tumbuh pada suhu rendah

• Suhu terendah hingga 5OC (Molisch

(1896) dalam Levitt (1980))

• Pohon masih dapat tumbuh pada suhu tinggi

• Suhu tertinggi hingga 40OC (Levitt,

1980) B. Toleransi Kelembaban

1. Kering

2. Lembab

• Pohon masih dapat tumbuh pada kelembaban kering

• Kelembaban relatif hingga 0,49% (Levitt, 1972)

• Pohon masih dapat tumbuh pada Gambar 29. Bentuk Tajuk Pohon (Sumber: Carpenter et al., 1975)

(43)

kelembaban lembab

• Kelembaban relatif hingga mendekati 100% (Levitt, 1980)

C. Toleransi Cahaya 1. Naungan

2. Setengah Naungan 3. Terbuka

• Pertumbuhan pohon optimum pada daerah yang ternaungi

• Pohon memerlukan intensitas cahaya sedang

• Pertumbuhan pohon optimum pada daerah yang terkena cahaya matahari langsung D. Toleransi pH Tanah 1. Asam 2. Basa 3. Netral 4. Asam-Basa

• pH tanah berkisar antara 0-7 • pH tanah berkisar antara 7-14 • pH tanah 7

• pH tanah berkisar antara 0-14 E. Toleransi Angin

1. Tinggi 2. Rendah

• Perakaran dan percabangan kuat • Perakaran tidak kuat dan percabangan

lemah F. Tingkat Pemeliharaan

1. Intensif 2. Tidak Intensif

• Pemeliharaan rutin; pohon peka terhadap HPT

• Pemeliharaan tidak rutin; pohon tahan terhadap HPT

G. Toleransi Hama dan Penyakit 1. Peka

2. Tahan

• Pohon rentan terhadap perubahan iklim dan HPT

• Pohon tahan terhadap perubahan iklim dan HPT

Klasifikasi fungsi pohon dalam basis data ini dibedakan berdasarkan fungsi memperbaiki iklim (Tabel 13), fungsi arsitektural (Tabel 14), fungsi engineering (Tabel 15), fungsi estetis (Tabel 16), dan fungsi lain (Tabel 17). Identifikasi fungsi pohon ini dapat ditentukan berdasar sifat morfologi dan karakteristik pohon yang telah diklasifikasikan.

Tabel 13. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Memperbaiki Iklim Fungsi Pohon

Berdasarkan Fungsi Memperbaiki Iklim

Identifikasi

Kontrol Suhu • Pohon yang memiliki kerapatan daun yang tinggi

• Pohon yang memiliki bentuk tajuk bulat, berkolom, dan menjurai (weeping) Kontrol Angin • Pohon yang memiliki kerapatan daun

yang tinggi

• Pohon dengan bentuk pertumbuhan konifer lebih efektif dalam mengurangi kecepatan angin

• Pohon yang memiliki batang,

percabangan dan perakaran yang kuat Kontrol Kelembaban • Pohon yang memiliki kerapatan daun

(44)

• Pohon yang memiliki bentuk tajuk bulat, berkolom, dan menjurai (weeping) Sumber: Grey dan Deneke (1978)

Tabel 14. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Arsitektural Fungsi Pohon

Berdasarkan Fungsi Arsitektural

Identifikasi

Membentuk Dinding Tajuk berkolom atau piramid Membentuk Ruang dan Menempati

Ruang • Bentuk tajuk bulat atau tidak beraturan • Memiliki warna yang menarik Kontrol Privasi • Percabangan rendah

• Kerapatan daun tinggi

Pembatas • Tajuk pohon berbentuk oval atau bulat • Kerapatan daun tinggi

Pengarah • Tajuk pohon berbentuk bulat, berkolom atau piramid

Memberi Naungan • Tajuk menjurai/bulat/kubah dan • Kerapatan daun tinggi

Sumber: Grey dan Deneke (1978)

Tabel 15. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Engineering Fungsi Pohon

Berdasarkan Fungsi Engineering

Identifikasi

Kontrol Erosi • Pohon yang memiliki kerapatan daun yang tinggi

• Permukaan daun berambut • Bentuk pertumbuhan konifer • Batang pohon kasar

• Percabangan horisontal

• Pohon yang memiliki akar serabut Kontrol Suara • Kerapatan daun tinggi

• Daun yang berdaging tebal • Percabangan rendah Kontrol Visual • Kerapatan daun tinggi

• Bentuk tajuk yang menarik seperti bulat, piramid, berkolom, menjurai

• Pohon yang memiliki bunga dengan warna yang menarik

Kontrol Polusi Udara • Permukaan daun berambut

• Bentuk pertumbuhan deciduous dan konifer sangat efektif dalam mengurangi polusi udara

• Pohon yang memiliki aroma harum Kontrol Jalan • Pohon memiliki bentuk tajuk yang

menarik, seperti piramid, berkolom, menjurai

• Tidak memiliki ketinggian yang dapat menghalangi pandangan pengguna jalan

• Pohon tidak menghasilkan buah yang besar

• Daya tumbuh tidak agresif

Kontrol Cahaya • Pohon yang memiliki kerapatan daun yang tinggi

(45)

• Percabangan pendek

• Pohon dengan tajuk bulat/kubah/tidak beraturan/menjurai

Sumber: Grey dan Deneke (1978) dan Steenis (1978)

Tabel 16. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Estetis Fungsi Pohon

Berdasarkan Fungsi Estetis

Identifikasi

Membingkai View Pohon dengan tajuk oval atau bulat Melunakkan Garis Arsitektural Pohon dengan tajuk oval atau bulat Menyatukan Elemen Lanskap Pohon dengan tajuk oval atau bulat Melunakkan Setting Yang Kaku Pohon dengan tajuk bulat atau berkolom Sumber: Grey dan Deneke (1978)

Tabel 17. Identifikasi Fungsi Pohon Berdasarkan Fungsi Lain Fungsi Pohon

Berdasarkan Fungsi lain

Identifikasi

Indikator Sejarah Pohon memiliki nilai terhadap suatu wilayah, negara, atau peristiwa Habitat Satwa Liar • Pohon dengan kerapatan daun yang

tinggi

• Pohon penghasil makanan satwa Upacara Adat/Keagamaan Pohon memiliki nilai dan digunakan

dalam upacara adat/keagamaan Sumber: Grey dan Deneke (1978) dan Wee (2003)

Identifikasi Klasifikasi Umum

Klasifikasi daya tarik estetis pohon dalam basis data ini diidentifikasikan berdasarkan bunga menarik, dahan dan daun bercorak, aroma harum, buah menarik, unik dan tak lazim. Identifikasi daya tarik estetis pohon ditunjukkan pada Tabel 18.

Tabel 18. Identifikasi Daya Tarik Estetis Pohon

Daya Tarik Estetis Pohon Identifikasi

Bunga Menarik • Berbunga menarik ketika mekar sempurna

• Bentuk bunga yang besar • Bunga dengan warna menarik • Kumpulan bunga-bunga kecil dalam

jumlah yang banyak

Dahan dan Daun Bercorak • Pohon yang memiliki bagian tubuh, selain bunga, bercorak/berwarna • Dahan, daun, maupun batang Aroma Harum • Pohon yang memiliki bagian tubuh

beraroma harum

• Bunga, daun, maupun batang Buah Menarik • Buah berdaging dengan bunga

didalamnya (figs)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Sistem Informasi Pohon
Gambar 6. Metode Studi Penyusunan Basis Data Pohon Kebun Raya Bogor Pengumpulan Data
Gambar 7. Model Klasifikasi Pohon Kebun Raya Bogor Tanaman Koleksi Kebun Raya Bogor
Gambar 11. Model Klasifikasi Morfologi Buah
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. Perangkat pembelajaran dilihat dari a) silabus dinyatakan valid namun melalui perbaikan pada kesesuaian KD dan KI, b) semua komponen RPP sudah valid, c) bahan

Penulis ucapkan rasa syukur kepada ALLAH SWT yang selalu memberikan kesehatan dan keselamatan pada diri penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis dengan judul:

Matur, Tanjung Raya, Malalak, Baso, Tilatang Kamang, Palembayan, Palupuah, Tanjung Mutiara 4 kelompok 4 klp. Meningkatnya pemanfaatan peralatan pananganan pasca panen

Dismenore primer yaitu nyeri pada saat menstruasi yang dijumpai tanpa adanya kelainan pada alat-alat genitalia yang nyata, sedangkan dismenore sekunder yaitu nyeri

Akibat Hukum Penolakan Majelis Hakim atas Permohonan Non Eksekuatur Putusan Arbitrase Internasional Dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 808 K/Pdt.Sus/2011 Suatu Sengketa

Pelatihan keterampilan yang dilakukan Panti Asuhan Darul Hadlanah merupakan usaha pembekalan melalui life skill yang sesuai dengan bakat dan minat anak-anak untuk itu berikut

Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2018, Kecamatan Randuagung menyusun LKjIP Tahun 2018 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang

Dalam penyusunan APBN 2004 banyak tantangan yang mempengaruhi besaran asumsi dasar pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain Pemilihan Umum, selesainya kontrak