• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Potensiometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akhir Potensiometri"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

PERCOBAAN POTENSIOMETRI

PERCOBAAN POTENSIOMETRI

(PENGUKURAN POTENSIAL)

(PENGUKURAN POTENSIAL)

DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH: GOLONGAN II GOLONGAN II KELOMPOK 7 KELOMPOK 7 I

I MMaadde e KKuussuumma a AAddi i SSuuyyaaddyyaa ((!!""##$$%%##%%##&&'')) T

Taammaaa a CCaadda a PPaaaammii**aa ((!!""##$$%%##%%##&&"")) M

Maadde e BBaayyu u ++,,--iiss..aaaa ((!!""##$$%%##%%##&&%%))

/URUSAN 0ARMASI /URUSAN 0ARMASI

0AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 0AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNI1ER

UNI1ERSITAS SITAS UDA+UDA+ANAANA 2#!&

(2)
(3)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN POTENSIAL) (PENGUKURAN POTENSIAL) II33 TTUU//UUAANN 1.1.

1.1. Membuat kurva hubungan potensial (mV)-volume pentiter.Membuat kurva hubungan potensial (mV)-volume pentiter. 1.2.

1.2. Menentukan titik akhir titrasi HCl dengan NaOH.Menentukan titik akhir titrasi HCl dengan NaOH. 1..

1.. Menghitung kadar asam klorida.Menghitung kadar asam klorida.

IIII33 DDAASSAAR R TTEEOORRII

2

2..11.. NNaattrriiuum m HHiiddrrookkssiiddaa  Natrium

 Natrium Hidroksida Hidroksida memiliki memiliki rumus rumus kimia kimia NaOH NaOH dengan dengan berat berat molekul molekul !"!" g#mol dengan titik leleh 1$

g#mol dengan titik leleh 1$ooC dan titik didih 1.%"C dan titik didih 1.%"ooC. NaOH bersi&at basa dan sangatC. NaOH bersi&at basa dan sangat

korosi& sehingga disebut sebagai soda kaustik. Natrium hidroksida mengandung tidak  korosi& sehingga disebut sebagai soda kaustik. Natrium hidroksida mengandung tidak  kurang dari %'" dan tidak lebih dari 1""' alkali *umlah dihitung sebagai NaOH kurang dari %'" dan tidak lebih dari 1""' alkali *umlah dihitung sebagai NaOH mengandung Na

mengandung Na22COCO  tidak lebih dari ". Natrium hidroksida berbentuk pelet  tidak lebih dari ". Natrium hidroksida berbentuk pelet

ser

serpihpihan an ataatau u batbatang ang ataatau u benbentuk tuk lailain n berber+ar+arna na putputih ih ataatau u prapraktiktis s putputih ih masmassasa melebur keras rapuh dan menun*ukkan pe,ahan hablur. ila dibiarkan di udara akan melebur keras rapuh dan menun*ukkan pe,ahan hablur. ila dibiarkan di udara akan ,epat menerap karbon dioksida dan lembab mudah larut dalam air dan dalam etanol ,epat menerap karbon dioksida dan lembab mudah larut dalam air dan dalam etanol netral serta disimpan dalam +adah tertutup rapat (/epkes 0 1

netral serta disimpan dalam +adah tertutup rapat (/epkes 0 1 %%' Mers 2""3).%%' Mers 2""3). 4arena si&at NaOH ang higroskopik dan mudah menerap CO

4arena si&at NaOH ang higroskopik dan mudah menerap CO22 di udara CO di udara CO22

dap

dapat at menmengalgalami ami perperubaubahan han kadkadarar. . OleOleh h karkarena ena ititu u sebsebeluelum m digdigunakunakan an larlarutautann  NaOH

 NaOH harus harus distandarisasi distandarisasi untuk untuk dapat dapat men*amin men*amin kadarna. kadarna. NaOH NaOH ang ang diketahuidiketahui memiliki kadar "1 N distandarisasi dengan menggunakan larutan asam oksalat "1 N memiliki kadar "1 N distandarisasi dengan menggunakan larutan asam oksalat "1 N (5and*ar dan 0ohman 2""3).

(5and*ar dan 0ohman 2""3).

2323

2323 6sam6sam 4lorida4lorida

6sam klorida memiliki rumus molekul HCl dengan berat molekul 7' g#mol. 6sam klorida memiliki rumus molekul HCl dengan berat molekul 7' g#mol. 8e,ara molekular asam klorida terdiri dari 2$ atom hidrogen (H) dan %32 atom 8e,ara molekular asam klorida terdiri dari 2$ atom hidrogen (H) dan %32 atom klor (Cl). HCl 7 memiliki titik didih pada 71

klor (Cl). HCl 7 memiliki titik didih pada 71ooC. 6sam 4lorida mengandung tidak C. 6sam 4lorida mengandung tidak 

kurang dari '  dan tidak lebih dari $ HCl. 9emerian ,airan dari HCl adalah kurang dari '  dan tidak lebih dari $ HCl. 9emerian ,airan dari HCl adalah

(4)

tidak ber+arna berasap mudah menguap dan bau merangsang. :ika dien,erkan tidak ber+arna berasap mudah menguap dan bau merangsang. :ika dien,erkan den

dengan gan dua bagian air dua bagian air asaasap p akan hilanakan hilang g (/e(/epkes 0 pkes 0 1%31%3% % MeMers 2""3)rs 2""3). . 9ada9ada  penentuan

 penentuan kadar kadar 6sam 6sam klorida klorida digunakan digunakan metode metode potensiometri potensiometri karena karena tidak tidak adaada indikator ang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi (5and*ar dan 0ohman indikator ang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi (5and*ar dan 0ohman 2""3).

2""3). 2

2.... 66ssaam m OOkkssaallaatt

6sam oksalat memiliki rumus molekul C

6sam oksalat memiliki rumus molekul C22HH22OO!!. 6sam oksalat mengandung. 6sam oksalat mengandung

tidak kurang dari %%' C

tidak kurang dari %%' C22HH22OO!!. 6sam oksalat berbentuk hablur tidak ber+arna. 6sam oksalat berbentuk hablur tidak ber+arna

larut dalam air

larut dalam air dan etanol dan etanol (%') 9. 9ene(%') 9. 9enetapan kadar asam tapan kadar asam oksaloksalat dilakukan denganat dilakukan dengan menim

menimbang asam oksalbang asam oksalat kurang lebih at kurang lebih  gram dilarut gram dilarutkan dalam '" m; air bebaskan dalam '" m; air bebas CO

CO22 9 dititrasi dengan NaOH 1 N menggunakan indikator &enol&talein 9 (/epkes 0 9 dititrasi dengan NaOH 1 N menggunakan indikator &enol&talein 9 (/epkes 0

1%3%). 1%3%).

5ambar 1. 8truktur 4imia 6sam Oksalat (O<tob 2""1). 5ambar 1. 8truktur 4imia 6sam Oksalat (O<tob 2""1). 2

2..!!.. nnddiikkaattoor  r   Phenolphthalein Phenolphthalein  Phenolphthalein

 Phenolphthalein  tidak mengandung kurang dari %$  dan tidak lebih dari  tidak mengandung kurang dari %$  dan tidak lebih dari 1"1 C

1"1 C2"2"HH1!1!OO!! dihitung terhadap =at ang telah diberikan. 9emerian serbuk putihdihitung terhadap =at ang telah diberikan. 9emerian serbuk putih

atau putih kekuningan lemak tidak berbau stabil di udara (/epkes 0 1%%'). atau putih kekuningan lemak tidak berbau stabil di udara (/epkes 0 1%%').

 Phenolphthalein

 Phenolphthalein merupakan salah satu indikator ang dapat digunakan pada merupakan salah satu indikator ang dapat digunakan pada titrasi asam basa. ndikator

titrasi asam basa. ndikator phenolphthalein phenolphthalein (pp) ang memiliki dua bentuk tautomer  (pp) ang memiliki dua bentuk tautomer  a

aititu u bebentntuk uk beben=n=enoenoid id dadan n >u>uininoioid. d. eentntuk uk beben=en=enoinoid d anang g titidak dak beber+r+ararnana ((colourlesscolourless) akan terbentuk dalam suasana asam sedangkan bentuk >uinoid ang) akan terbentuk dalam suasana asam sedangkan bentuk >uinoid ang  ber+arna

 ber+arna merah merah muda muda akan akan terbentuk terbentuk pada pada suasana suasana basa. basa. 8ehingga 8ehingga dengan dengan adanaadana  perubahan

 perubahan pH pH dari dari rentang rentang pH pH asam asam ke ke rentang rentang pH pH basa basa akan akan ter*adi ter*adi perubahanperubahan +arna karena adana perubahan bentuk indikator pp sesuai dengan gambar berikut +arna karena adana perubahan bentuk indikator pp sesuai dengan gambar berikut (6hlu+alia

(5)

5ambar 2.

5ambar 2. 9roses ?utomerisasi 9henolphthalein (6hlu+alia9roses ?utomerisasi 9henolphthalein (6hlu+alia et al.et al. 2""'). 2""').

9erubahan +arna indikator dari suasana asam ke suasana basa tidak ter*adi 9erubahan +arna indikator dari suasana asam ke suasana basa tidak ter*adi tib

tiba-ta-tibaiba  melmelainainkan kan akaakan n terter*adi *adi pada pada renrentantang g pH pH tertertententu tu anang g dikdikenal enal sebsebagaagaii rentang pH indikator. 8etiap indikator memiliki rentang pH tersendiri dan biasana rentang pH indikator. 8etiap indikator memiliki rentang pH tersendiri dan biasana sekitar dua unit pH. 8ebagai ,ontoh adalah indikator phenolphthalein ang memiliki sekitar dua unit pH. 8ebagai ,ontoh adalah indikator phenolphthalein ang memiliki rentang pH $-1"" (6hlu+alia

rentang pH $-1"" (6hlu+alia et al.et al. 2""') 2""') 2

2..''.. 99ootteennssiioommeettrri i ((99eenngguukkuurraan n 99ootteennssiiaall)) 9ot

9otensensiomiometretri i mermerupakupakan an salsalah ah satsatu u ,ar,ara a pempemerieriksaksaan an &i&isiksiko-ko-kimiimia a anangg menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektrode indikator. 9rinsip menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektrode indikator. 9rinsip  potensiometri didasarkan pada pengukuran

 potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara elektrode pengukur potensial listrik antara elektrode pengukur  (elektrode indikator) dan elektrode pembanding ang di,elupkan pada larutan. @ntuk  (elektrode indikator) dan elektrode pembanding ang di,elupkan pada larutan. @ntuk  mengukur potensial pada elektrode indikator harus digunakan elektrode standar aitu mengukur potensial pada elektrode indikator harus digunakan elektrode standar aitu  ber&ungsi

 ber&ungsi sebagai sebagai pembanding pembanding ang ang mempunai mempunai harga harga potensial potensial tetap tetap selamaselama  pengukuran (5and*ar dan 0ohman 2""3).

 pengukuran (5and*ar dan 0ohman 2""3). Ma

Man&n&aat aat potpotenensisiomometetri ri sese,a,ara ra umumum um aiaitu tu ununtutuk k memenenetatapkapkan n tetetatapanpan kes

kesetietimbambangangan. n. 8eda8edangkngkan an man&man&aat aat metmetode ode potpotensensiomiometretri i ini ini daldalam am anaanalislisis is didi  bidang &armasi aitu

 bidang &armasi aitu potensiometri digunakan untuk potensiometri digunakan untuk penentuan titik akpenentuan titik akhir titrasi padahir titrasi pada tit

titrasrasi i asaasam m basbasa a tittitrasrasi i redredoksoks  tittitrasrasi i pengpengendaendapan pan dan dan tititratrasi si pempembentbentukaukann kompleks (4hopkar 2""). 9otensiometri memiliki beberapa keuntungan aituA

kompleks (4hopkar 2""). 9otensiometri memiliki beberapa keuntungan aituA 1.

1. 8a8angngat bat bererguguna kna ketetikika tia tidadak adk ada ina indidikakatotor r anang seg sesusuai uai untntuk muk menenenentutukakan tin tititik k  akhir titras

(6)

dan ketika daerah titik ekivalen sangat pendek sehingga tidak ada indikator  ang ,o,ok 

2. iaana ang relati& murah dan sederhana. Voltmeter dan elektroda *auh lebih murah daripada instrumen sainti&ik ang paling modern

. 9ada saat potensial sel diba,a pada metode potensiometri tidak terdapat arus ang mengalir dalam larutan dimana arus residual tatanan sel dan e&ek   polarisasi dapat diabaikan (5and*ar dan 0ohman 2""3).

9otensiometri merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nernst. 9otensiometri dilakukan dengan ,ara pengukuran dua elektroda tidak terpolarisasi  pada kondisi arus nol ang mana persamaan ini menatakan adana hubungan antara  potensial relati& suatu elektroda dengan konsentrasi spesies ionikna ang sesuai dalam larutan (4hopkar 2""). 9ersamaan Nernst menatakan hubungan antara  potensial elektrode dan perbandingan akti&itas bentuk teroksidasi dan bentuk 

tereduksi ion-ion ang hendak ditentukanA

4eteranganA

B" A konstanta khas untuk  sel

0 A konstanta gas ($1! volt ,oulombs#"4#mol)

? A suhu absolut

n A *umlah elektron ang terlibat dalam reaksi D A Darada (%7.'"" ,oulomb#volt)

(Harve 2"""). /alam memperoleh titik akhir titrasi se,ara potensiometri bergantung pada konsentrasi dan kekuatan asam serta basa. Hasil ang baik dapat diperoleh ke,uali dalam pada asam atau basa sangat lemah (kE1"-$) serta dalam larutan en,er. Metode

ini dapat digunakan untuk titrasi asam basa bervalensi banak tetapi hana dapat dilakukan untuk sena+a dengan selisih harga p4a atau p4b minimal dua satuan. 9otensial pada titik ekuivalen dihitung pada persamaan A

b a d  c  B  A  D C  nf   RT   E   E  F G F G F G F G ln " − =

(7)

4eterangan A

k  potensial asimetri tergantung pada sstem elektroda ang digunak an.

(Iid*a*a dkk. 2"1'). 9ada potensiometri digunakan alat berupa elektroda indikator dan elektroda  pembanding. Blektroda indikator merupakan elektroda ang potensialna bergantung  pada konsentrasi ion ang akan ditetapkan dan proses pemilihanna berdasarkan *enis sena+a ang hendak ditentukan. 8edangkan elektroda pembanding adalah elektroda ang potensialna diketahui dan selama pengukuran energi potensialna tetap konstan. Blektroda pembanding ang banak digunakan adalah elektroda kalomel karena potensial ang dihasilkan tetap konstan. 6ntara elektroda pengukur atau elektroda indikator dengan elektroda pembanding terdapat *embatan arus atau garam dengan larutan elektrolit ang di dalamna terdapat transport ion arus (0oth dan las,hke 1%%!). Blektroda indikator untuk pengukuran potensiometri terdiri dari tiga  *enis aituA

1. Blektroda on ;ogam

9ada elektroda ini ang memenuhi persaratan adalah elektroda logam perak karena konsentrasi ion perak akan ditentukan oleh hasil kali kelarutan sena+a perak ang sukar larut dan konsentrasi anion ang terlibat.

2. Blektroda ;embam (nert)

8uatu logam inert biasana platina *uga beker*a dengan baik sebagai elektroda indikator untuk berbagai pasangan redoks. Dungsi logamna untuk  membangkitkan ke,endrungan sistem tersebut dalam mengambil atau melepaskan elektron.

. Blektroda ndikator 8elekti& on

Blektroda indikator selekti& ion banak digunakan untuk pemeriksaan kimia elektroda ini hana peka terhadap salah satu ion sa*a sehingga elektroda ini

(8)

disebut dengan elektroda selekti& ion atau elektroda khas ion. 8alah satu *enis elektrodana adalah indikator gelas ang mempunai tanggapan ang bolak- balik terhadap ion hidrogen sehingga sering digunakan untuk pengukuran pH. 8elain elektroda gelas elektroda selekti& ion ang lain biasana *uga terdiri atas garam ang sukar larut ang dimasukkan ke dalam a,uan ang lemban se,ara kimia+i atau terdiri atas sebuah hablur garam ang sukar larut. 8ebagai ,ontoh selaput hablur 6g28 bersi&at selekti& terhadap ion 82- sementara 6g28

ang didalamna mengandung hablur Cu8 bersi&at selekti& terhadap ion Cu2L

(5and*ar dan 0ohman 2""3).

Blektroda ang dapat digunakan sebagai elektroda pembanding terdiri dari tiga *enis. Blektroda pembanding adalah elektroda ang potensialna diketahui dan selama pengukuranna tetap konstan. Blektroda pembanding ang banak digunakan adalah elektroda kalomel karena potensial ang dihasilkan konstan. 6ntara elekroda  pengukur (elektroda indikator) dan elektroda pe mbanding terdapat *embatan arus atau garam dengan larutan elektrolit ang di dalamna terdapat transpor ion arus. /i dalam penggunaan analisis elektrokimia diperlukan suatu elektrode pembanding (refference electrode) ang memiliki sarat harga potensial setengah sel ang diketahui konstan dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi larutan ang sedang diselidiki (0oth dan las,hke 1%%!). 8arat-sarat dari elektrode pembanding adalahA

a. Mematuhi persamaan Nersnt dan bersi&at reversibel

 b. Memiliki potensial elektroda ang konstan terhadap +aktu

,. 8egera kembali ke harga potensial semula apabila dialiri arus ang ke,il d. Hana memiliki e&ek hsterisis ang ke,il *ika diberi suatu siklus suhu e. Merupakan elektroda ang bersi&at nonpolarisasi se,ara ideal

(/a dan @nder+ood 1%%$). Blektroda ang dapat digunakan sebagai elektroda pembanding terdiri dari tiga *enis aituA

(9)

Blektroda hidrogen baku (BH) ang disebut *uga dengan elektroda hidrogen normal (BHN). 8usunan BH terdiri atas elektroda platina ang dilapisi dengan serbuk platina ang sangat halus (platina hitam  Pt black ) ang di,elupkan ke dalam larutan ion hidrogen 1 M. platina hitam ber&ungsi untuk  memperluas permukaan elektroda untuk mempertahankan agar reaksi ang ter*adi pada elektroda berlangsung ,epat dan setimbang.

2. Blektroda 4alomel

Blektrode hidrogen baku merupakan elektroda pembanding ang utama karena harga potensial elektroda ini dianggap nol elektrode pembanding kalomel ini mudah dan kompak didalam penggunaanna. 8aat ini elektroda  pembanding dan elektroda indikator sering digabung men*adi satu kesatuan misalna elektroda kalomel *enuh dimasukkan ke dalam rakitan elektroda gelas membentuk satu kesatuan elektroda ang disebut dengan elektrode gabungan.Blektroda kalomel merupakan elektrode ang terdiri dari lapisan Hg ang ditutupi dengan pasta Merkuri (Hg) Merkuri 4lorida#4alomel (Hg2Cl2)

dan kalium klorida (4Cl). Blektroda kalomel *enuh biasana banak  digunakan oleh para pakar kimia analitik karena banak tersedia di pasaran dan konsentrasi klorida tidak mempengaruhi harga potensial elektroda. Harga  potensial 8CB adalah "2!! V pada 2'o C dibandingkan terhadap elektroda

hidrogen standar (/a dan @nder+ood 1%%$). Blektroda kalomel ditun*ukan oleh gambar di ba+ah ini.

(10)

5ambar . 8usunan elektroda kalomel *enuh (6 dan ) dan elektroda gabungan kalomel *enuh gelas (C) (5and*ar dan 0ohman 2""3).

. Blektroda 9erak-perak 4lorida

Blektroda ini terdiri atas ka+at perak atau ka+at platina ang dilapisi perak  ang disalut se,ara elektrolisis dengan lapisan tipis perak klorida. 4a+at ini ter,elup ke dalam larutan kalium klorida ang konsentrasina diketahui (5and*ar dan 0ohman 2""3).Blektroda perak#perak klorida merupakan elektroda ang terdiri dari suatu elektroda perak ang di,elupkan kedalam larutan 4C ang di*enuhkan dengan 6gC. iasana elektroda ini dibuat dari suatu larutan *enuh atau ' M 4C ang harga potensialna dalah "1%% V (*enuh) dan ".2"' V ('M) pada 2'o C. 4elebihan elektroda ini dapat

digunakan pada suhu ang lebih tinggi sedangkan elektroda kalomel tidak  (/a dan @nder+ood 1%%$).

@ntuk suatu titrasi asam basa elektroda indikator dapat berupa elektroda hidrogen atau suatu elektroda lain ang peka akan ion hdrogen untuk titrasi  pengendapan halida menggunakan perak nitrat untuk perak dengan klorida akan digunakan elektroda perak dan untuk titrasi redoks misalna dengan besi () dengan dikromat digunakan ka+at platinum (sebagai elektroda redoks) (4hopkar 2"").  Nilai potensial elektroda standar merupakan ukuran kuantitati& dari kemampuan unsur 

untuk melepas elektron dan merupakan ukuran kekuatan unsur itu sebagai reduktor sehingga makin negati& potensialna maka makin kuat sebagai reduktor (5and*ar dan

(11)

0ohman 2""3). 8kema susunan eksperimental untuk titrasi potensiometri ditun*ukkan oleh gambar berikutA

5ambar !. 6lat 9engukur pH dalam 9otensiometri (0oth dan las,hke 1%%!) 9ada metode titrasi potensiometri penentuan titik akhir titrasi ini tidak  memerlukan penambahan indikator melainkan dengan mengamati lon*akan  perubahan potensial ang drastis sehingga titik ekivalen ang didapat akan lebih tepat. /alam penerapanna metode analisis ini didasarkan pada hubungan antara  potensial elektrode relati& dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel kimia. /alam metode potensiometri in&ormasi mengenai komposisi ang terdapat dalam sampel diperoleh melalui perbedaan potensial antara dua elektroda (5and*ar dan 0ohman 2""3). 8elisih potensial tersebut diukur dengan potensiometer atau pH-meter ang merupakan alat ang dapat digunakan untuk mengukur pH suatu larutan dan dapat  *uga digunakan untuk mengikuti titrasi asam-basa atau menentukan titik akhir titrasi

asam-basa sebagai penganti indikator (4hopkar 2"").

23&3 Validasi Metode

Validasi metode suatu proses ang digunakan untuk membuktikan bah+a metode ang ter*amin sistem metode ang divalidasi menggunakan sistem ang ter*amin dikembangkan dan akhirna proses ang dilakukan men,apai kesuksesan dan data ang diperoleh valid atau akurat. Validasi metode sering digunakan dalam metode analisis salah satu ,ontoh sebelum melkukan suatu analsis terhadap suatu

(12)

 bahan atau sena+a ang ingin dianalisis sebaikna metode ang di gunakan harus di validasi terlebih dahulu untuk memveri&ikasi metode tersebut untuk mendapatkan hasil ang akurat dan ter,apai. 8elain itu metode validasi dapat digunakan dalam  pengembangan metode dalam hal ini didasarkan pada literatur ang sudah ada

menggunakan metode sebelumna. erikut beberapa alasan kenapa metode harus dianalisisA

1. Metode baru dikembangkan untuk mengatasi problem analisis tertentu

2. Metode ang sudah baku direvisi untuk menesuaikan perkembangan atau karena mun,ulna suatu problem ang mengarahkan bah+a metode baku tersebut harus direvisi

. 9en*amin mutu ang mrngindikasikan bah+a metode baku telah berubah seiring dengan ber*alanna +aktu

!. Metode baku digunakan di laboratorium ang berbeda diker*akan oleh analisis ang berbeda atau diker*akan dengan alat ang berbeda

'. @ntuk mendemonstrasikan kesetaraan antar 2 metode seperti antara metode  baru dan metode baku

(5and*ar dan 0ohman 2""3). erikut *enis-*enis validasi metode dalam metode analisis ang digunakan dalam melakukan veri&ikasi bah+a parameter-parameter mampu untuk mengatasi masalah dalam metode analisisA

1. 4etepatan (6kurasi)

6kurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai ang diterima baik nilai konvensi nilai sebenarna  atau nilai ru*ukan.

2. 9resisi

9resisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasana diekspresikan sebagai simpangan baku relati& dari se*umlah sampel ang  berbeda signi&ikan se,ara staistik. 9resisi dilakukan dengan  tingkatan ang  berbeda aituA

a. 4eterulangan aitu ketepatan pada kondisis per,obaan ang sama (berulang) baik orangna peralatanna tempatna maupun +aktuna

(13)

 b. 9resisi antara aitu ketepatan pada kondisi per,obaan ang berbeda baik  orangna peralatanna tempatna maupun +aktuna

,. 4etertiruan meru*uk pada hasil J hasil dati laboratorium ang lain. . 8pesi&isitas

8pesi&isitas merupakan kemampuan untuk mengukur analit ang ditu*u se,ara tepat dan spesi&ik dengan adana komponen J komponen lain dalam matriks sampel seperti ketidakmurniaan produk degradasi dan komponen matriks. CH membagi spesi&isitas men*adi 2 kategori akni u*i identi&ikasi dan u*i kemurnian atau pengukuran. ?u*uan identi&ikasi spesi&isitas ditun*ukan dengan kemampuan suatu metode analisis untuk membedakan antar sena+a ang mempunai stuktur molekul ang hampir sama. ?u*uan kemurnian ditun*ukan oleh adana daa pisah dua sena+a ang berdekatan.

!. atas deteksi (;O/)

atas deteksi dide&inisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel ang masih dapat dideteksi meskipun tidal selalu dapat dikuanti&ikasi. ;O/ merupakan batas u*i ang se,ara spesi&ik menatakan apakah analit di atas atau di ba+ah nilai tertentu.

'. atas 4uanti&ikasi (;O)

atas kuanti&ikasi sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel ang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi ang dapat diterima pada kondisi operasional metode ang digunakan . 8ebagaimana. % ;O/ dan ;O *uga diekspresikan sebagai konsentrasi dengan akurasi dan presis.

7. ;inieritas

;inieritas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil u*i ang se,ara langsung proposional dengan konsentrasi analit pada kisaran ang diberikan. ;inieritas *uga digunakan untuk mengukur ukuran seberapa  baik kurva kalibrasi ang menghubungkan antara respon() dengan

konsentrasi (<). 3. 4isaran

4isaran suatu metode dide&inisikan sebagai konsentrasi terendah dan tertinggi ang mana suatu metode suatu metode analisis menun*ukan akurasi presisi

(14)

dam linieritas ang men,ukupi. 4isaran-kisaran konsentrasi ang diu*i tergantung pada *enis metode dan kegunaanna.

$. 4ekerasan

4ekerasan merupakan tingkat reprodusibilitas hasil ang diperoleh di ba+ah kondisi ang berma,am J ma,am ang diekspresikan sebagai persen standar  deviasi relati&( 08/). Menentukan kekerasan suatu metode akan bervariasi tergantung pada kompleksitass metode dan +aktu ang tersedia untuk  melakukan validasi.9enentuan kekerasan metode per,obaan misalna  penge,ekan kolom kromatogra&i ang berbeda atau pengaruh operasionalisasi

metode pada laboratorium ang berbeda. %. 4etahanan

4etahanan merupaka kapasitas metode untuk tetap tidak terpengaruh oleh adana variasi parameter metode ang ke,il. 4etahanan dievaluasi dengan melakukan variasi parameter J pameter metode seperti. 9resentase pelarut oranik pH kekuatan ionik suhu dan sebagaina.Mengevaluasi ketahanan suatu metode adalah dengan memvariasikan parameter J parameter penting dalam suatu metode se,ara sistematis lalu mengukur pengaruhna pada  pemisahan.

1". 8tabilitas

Memperoleh hasil J hasil analisis ang reprodusibel dan reliabel maka sampel reagen dan baku ang digunakan harus stabil pada +aktu tertentu. 8tabilitas semua latutan dan reagen sangat pentig baik ang berkaitan dengan suhu atau ang berkaitan dengan +aktu.

(5and*ar dan 0ohman 2""3).

III3 ALAT DAN BAHAN

.1. 6lat

a ;abu ukur '" m; dan 1"" m;  b 9ipet ukur 1 m; ' m; dan 1" m;

, 9ipet tetes

d ;abu erlenmeer 1"" m; e 9otensiometer 

(15)

& uret 2' m; g 8tati&   h Bulb filler   i Tissue  * ;ap k Blektrode gelas

l  Beaker Glass 1' m; dan '" m; m  Alluminium foil  n 8endok tanduk  o atang pengaduk  .2. ahan a ;arutan NaOH "1 N 4 ;arutan HCl "1 N

, ;arutan 6sam Oksalat "1 N

 Aquadest 

e ndikator Phenolphthalein

I13 PROSEDUR PRAKTIKUM I13!3 9erhitungan 9embuatan ;arutan

a 9embuatan ;arutan NaOH "1 N

/iketahui A Normalitas NaOH  "1 N Volume NaOH 1"" m;

 M NaOH  !" g#mol

/itana A Massa NaOH ang ditimbang   Hitungan A NaOH ⇌Na++ OH

(16)

M NaOH = N ek = 0,1 grek/L 1 grek/mol = 0,1 M M = massa BM  × 1000 V (mL) 0,1 M = massa 40 g/mol  × 1000 100 mL massa = 0,4 gram

:adi ditimbang "! gram NaOH untuk membuat lerutan NaOH dengan konsentrasi "1 N.

 b 9embuatan ;arutan 6sam Oksalat "1 N

/iketahui A Normalitas 6sam Oksalat  "1 N Volume 6sam Oksalat '" m;

M 6sam Oksalat  127"3 g#mol /itana A Massa 6sam Oksalat ang ditimbang   Hitungan A H2C2H4 ⇌ 2H + + C2O4 2-Ek H2C2H4= 2 grek/mol  M asamoksalat =N ek  = 0,1 grek/L 2 grek/mol = 0,0 M M = massa BM  × 1000 V (mL) 0,0 M = massa 12!,0" g ram /mol × 1000 0 mL massa = 0,#1 gram

:adi ditimbang "1' gram asam oksalat untuk membuat larutan asam oksalat dengan konsentrasi "1 N.

(17)

/iketahui A Normalitas HCl  "1 N

M HCl  7' gram#mol : HCl  11% gram#m; Volume 6sam Oksalat 1"" m;

;arutan stok HCl  3  b#b /itana A Volume HCl ang dipipet  ... Hitungan A  M asamklorida= N ek  = 0,1 grek/L 1 grek/mol = 0,1 M M = massa BM  × 1000 V (mL) 0,1 M = massa #!, g ram /mol × 1000 100 mL massa = 0, #! gram

HCl ang tersedia 3 b#b  3 gram HCl#1"" gram air   3 gram# 1"" gram  "7' gram# P gram

P gram  0,#! gramx 100 gram #" gram P gram  "%$7 gram V  massa BJ    0,$%! gram 1,1$ gram/mL   "$ m;

:adi dipipet "$ m; HCl untuk membuat larutan HCl dengan konsentrasi "1 N.

!.2. 9rosedur 4er*a !.2.1 9eniapan ;arutan

(18)

/itimbang sebanak "! gram NaOH kemudian dimasukan ke dalam gelas  beaker. /itambahkan aquadest  se,ukupna lalu diaduk sampai larut. /imasukkan ke dalam labu ukur 1"" m;. /itambahkan aquadest  sampai tanda batas 1"" m; kemudian digo*og hingga homogen.

 b. 9embuatan ;arutan 6sam Oksalat "1 N

/itimbang sebanak 0,#1 gram   asam oksalat kemudian dimasukan ke dalam gelas beaker. /itambahkan aquadest   se,ukupna dan diaduk sampai larut. /imasukkan ke dalam labu ukur '" m;. /itambahkan aquadest  hingga tanda batas '" m; kemudian digo*og hingga homogen.

,. 9embuatan ;arutan HCl "1 N

/itambahkan aquadest  ke dalam labu ukur 1"" m; kemudian dipipet sebanak "$ m; HCl 3 b#b. /itambahkan kembali aquadest  sampai tanda batas 1"" m; kemudian di go*og hingga homogen.

!.2.2 9engukuran 9otensial a. 9eniapan uret

/ibersihkan buret dan dipasang pada stati& dengan baik lalu diisi buret dengan larutan NaOH "1 N sebanak 2' m;.

 b. 8tandarisasi NaOH "1 N dengan 6sam Oksalat "1 N

/ipipet larutan asam oksalat "1 N sebanak ' m; ke dalam erlenmeer. /itambahkan  tetes indikator phenolphthalein ke dalam erlenmeer. /imasukkan larutan NaOH "1 N ke dalam buret. ;arutan asam oksalat kemudian dititrasi hingga ter*adi perubahan +arna larutan men*adi merah muda stabil. /i,atat volume NaOH ang digunakan. /ilakukan pengulangan sebanak dua kali.

,. 9eniapan 6lat 9otensiometer 

/ihubungkan potensiometer dengan sumber listrik. /i,u,i elektroda gelas dengan sedikit aquadest  dan bersihkan dengan tissue. /iatur alat agar menun*ukkan nilai potensial. /ikalibrasi alat dengan men,elupkan elektroda gelas pada larutan

(19)

standar dengan pH ! dan pH 1". /i,u,i elektroda gelas dengan aquadest   tiap  pergantian larutan.

d. 9engukuran eda 9otensial ;arutan

/ipipet larutan HCl sebanak 1" m; dimasukkan kedalam labu erlenmeer. /ititrasi dengan larutan NaOH "1 N dimana penambahan volume pentiter  disesuaikan dengan buku petun*uk praktikum pada tabel penambahan pentiter. /iukur   beda potensial (mV) dengan potensiometer. /i,atat mV pada setiap penambahan  NaOH. /i,atat volume larutan NaOH pada titik akhir titrasi. /ihitung kadar larutan

HCl.

13 SKEMA KER/A

V.1. 9embuatan ;arutan 9er,obaan V.1.1. 9embuatan ;arutan NaOH "1 N

V.1.2. 9embuatan ;arutan 6sam Oksalat "1 N

/itimbang sebanak "! gram NaOH kemudian dimasukan ke dalam gelas beaker 

/itambahkan aquadest  se,ukupna dan diaduk sampai larut

/imasukkan ke dalam labu ukur 1"" m; ditambahkan a>uadest hingga tanda batas 1"" m;

/igo*og hingga homogen

(20)

V.1.. 9embuatan ;arutan HCl "1 N

V.2. 9engukuran 9otensial V.2.1. 9eniapan uret

V.2.2. 8tandarisasi NaOH "1 N dengan 6sam Oksalat "1 N

/itambahkan aquadest  sebanak '" m; dan aduk sampai larut

/itambahkan sedikit aquadest  ke dalam labu ukur 1"" m; kemudian dipipet sebanak "$ m; HCl 3 b#b

/imasukkan ke dalam labu ukur 1"" m;

/itambahkan kembali aquadest  sampai tanda batas 1"" m; kemudian di o o hin a homo en.

/ibersihkan buret dan dipasang pada stati& dengan baik 

uret diisi den an NaOH seban ak 2' m;

/ipipet larutan asam oksalat "1 N sebanak 1" m; ke dalam erlenmeer 2' m;

/itambahkan  tetes indikator phenolphthalein ke erlenmeer dimasukkan NaOH "1 N kedalam buret

(21)

V.2.. 9eniapan 6lat 9otensiometer 

V.2.!. 9engukuran eda 9otensial ;arutan

/i,atat volume NaOH ang digunakan dilakukan pengulangan titrasi sebanak 2 kali

/ihubungkan potensiometer dengan sumber listrik 

/i,u,i elektroda gelas dengan sedikit aquadest  dan bersihkan dengan tissue

/iatur alat agar menun*ukkan nilai potensial

/ikalibrasi alat dengan men,elupkan elektroda gelas pada larutan standar dengan pH ! dan pH 1"

/i,u,i elektroda gelas dengan aquadest  setiap pergantian larutan

/ipipet larutan HCl "1 N sebanak 1" m; ke dalam labu erlenmeer 

/ititrasi dengan NaOH "1 N sesuai dengan penambahan pentiter ang ada pada tabel

(22)

1I3 HASIL DAN PERHITUNGAN 1I3!3 Hasil 9engukuran

a. 9roses 8tandarisasi

/ilakukan standarisasi NaOH dengan baku primer 6sam Oksalat. /iperoleh hasil sebagai berikutA

?abel 1. 8tandarisasi ;arutan NaOH dengan 6sam Oksalat ?itrasi Volume (6sam

oksalat)

Volume NaOH 9erubahan Iarna

1 1" m; %$ m; ening - Merah muda 2 1" m; %$ m; ening - Merah muda  1" m; %$ m; ening - Merah muda

 b. 9roses 9enetapan kadar 

?abel 2. Hasil 9otensial dari 9enambahan Volume 9entiter  Volume 9eniter @*i (m;) 9otensial (mV)

2"" 12

/iukur potensial (mV) dengan potensiometer 

/i,atat mV pada setiap penambahan NaOH

/i,atat volume larutan NaOH pada titik akhir titrasi

(23)

2"" "! 1"" 2%3 1"" 2$3 1"" 23$ 1"" 271 "'" 2!% "2" 2!1 "2" 2" "1" 217 "1" 1%7 "1" 131 "1" !7 "1" -1!3 "1" -2"2 "1" -227 "1" -2% "1" -2!7

7.2. 6nalisis /ata dan 9erhitungan 7.2.1. 9enentuan Normalitas NaOH

/iketahui A

Volume 6sam Oksalat  1"m;  Normalitas 6sam Oksalat  "1 N

Volume NaOH pada titrasi   %$ m; Volume NaOH pada titrasi   %$ m; Volume NaOH pada titrasi   %$ m; /itana A Normalitas rata-rata NaOH  ...

9enelesaian A

Molaritas 6sam Oksalat

H2C2O! → 2 HL L C2O!

2-2 HLL 2 H

2O → 2 HOL

(24)

-1 mol H2C2O!Q 2 mol HL maka ekivalen  2 grek#mol M H2C2O!   N   Ek   0,1 grek / L 2 grek /mol  ""' M mol H2C2O!   M x volume  0,0 M x10mL  "' mmol

9ersamaan 0eaksi 4esetimbangan NaOH dan H2C2O!

0eaksi A H2C2O!.2H2O L 2NaOH → Na2C2O! L !H2O

Mula-mula A "' mmol 1" mmol - -ereaksi A "' mmol 1" mmol "' mmol 2" mmol 8isa A - - "' mmol 2" mmol

mol NaOH ang bereaksi  1 mmol  NaOH → NaL L OH

-Valensi NaOH  1 ekivalen#mol a. ?itrasi  - Molaritas NaOH  M  mol V   1,0 mmol 10,2 ml 1 mmol $,% mL  "1"2 M - Normalitas NaOH 

(25)

 N  M R valensi  "1"2 M R 1 ekivalen#mol  "1"2 N  b. ?itrasi  - Molaritas NaOH  M  mol V   1,0 mmol 10,2 ml 1 mmol $,% mL  "1"2 M - Normalitas NaOH   N  M R valensi  "1"2 M R 1 ekivalen#mol  "1"2 N ,. ?itrasi  - Molaritas NaOH  M  mol V   1,0 mmol 10,2 ml 1 mmol $,% mL  "1"2 M - Normalitas NaOH   N  M R valensi  "1"2 M R 1 ekivalen#mol  "1"2 N

 Normalitas 0ata-rata NaOH 

N& + N&&+N

&&&

(26)

0,102 + 0,102 + 0,102

#  "1"2 N 8tandar deviasiA

?itrasi ke- N NaOH (<)  N

rata-rata NaOH ( < ) <-< (<-<)2  "1"2N "1"2N " N "  "1"2 N "1"2 N " N "  "1"2 N "1"2 N " N " S (<-<)2 " 8tandar /eviasi n-1 ) < -(< (8/) 2

= 

02  "

 Nilai 8tandar /eviasi 0elati& 

'a*ar eas .aa-raa N NaOH x 100  0 0,102 x 100  " 

Normal(as NaOH = ra(a-ra(a N NaOH  s(a)*ar *eas = (0,102 / 0 ) N

7.2.2. 9enentuan ?itik Bkivalen dan ?itik 6khir ?itrasi a. 9erhitungan /erivat - ?urunan 9ertamaA mV V = m V2- mV1 V2- V1

(27)

0umus ini berikutna akan diterapkan untuk menentukan turunan pertama mV  pada kolom mV V  pada tabel - ?urunan 4eduaA 2mV  V2 = mV V 2 -mV V 1 V2- V1

0umus ini berikutna akan diterapkan untuk menentukan turunan pertama mV

 pada kolom 

2

mV

 V2  pada tabel berikut.

?abel . Hasil 9engukuran 9otensial ?itrasi HCl dengan NaOH /ata ?itrasi /erivati&  /erivati& 

V (m;) mV V rata-rata data mV / V V rata-rata derivati&  2mV #  V2 2 12  m; -! ! "! 3' m; -2 !' m; -3 ' 2%3 ' m; - '' m; -1" 7 2$3 7 m; 1 7' m; -% 3 23$ 3 m; -$ 3' m; -13 $ 271 3$3' m; -% $2' m; -2! $' 2!% $!2' m; -!'31!2$'31 $7 m; -!" $3 2!1 $3m; -3'

(28)

$$ m; -'' $% 2" $$3' m; -'777777773 $%' m; -1!" % 217 % m; -7"" %"' m; -2"" %1 1%7 %1m; -'"" %1' m; -2'" %2 131 %2m; -1"""" %2' m; -12'" % !7 %m; -7$"" %' m; -1%" %! -1!3 %!m; 1$"" %!' m; -''" %' -2"2 %'m; 1"" %'' m; -2!" %7 -227 %7m; 11"" %7' m; -1" %3 -2% %3m; 7"" %3' m; -3" %$ -2!7

(29)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0 2 4 6 8 10 12

KUR1A DERI1AT I

1,5ume (mL) P,esia5 (m1)

5ambar '. 4urva /erivat 9ertama

" 2 ! 7 $ 1" 12 1! 17 1$ " 2 ! 7 $ 1" 12

KUR1A DERI1AT II

1,5ume (mL) P,esia5 (m1)

5ambar 7. 4urva /erivat 4edua

 b. 9enentuan ?itik 6khir ?itrasi Volume ekivalen  % m;

k k3r ras = $,# mL +- !%00

(30)

 % m; L "" m;  % m; 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 -300 -200 -100 0 100 200 300 400

Ku6a Hu4u-a P,esia5 (m1) de-a 1,5ume Peie (mL)

 potensial (mV)

1,5ume Peie  (mL) P,esia5 (m1)

5ambar 3. 4urva hubungan potensial (mV) dengan volume pentiter (m;)

7.2.. 9erhitungan 4adar HCl /iketahui A

Volume NaOH pada saat titik akhir titrasi  % m;  N NaOH  "1"2 N Volume larutan HCl  1" m; /itanakan A - Molaritas HCl  . - Normalitas HCl  . - 4adar HCl  . 9enelesaian A  NaOH L HCl T NaCl L H2O a. 9erhitungan Molaritas HCl  Normalitas NaOH  "1"2 N

(31)

M   N  ek   0,0$%! N  1 grek /mol 0,102 N  1 grek /mol  "1"2 M

Mol NaOH = Mol HCl

M NaOH × V NaOH = M HCl × V HCl 0, 102 M × $,### mL = M HCl × 10 mL M HCl = 0,0$ M  b. Normalitas HCl Valensi HCl  1 ekivalen#mol  N HCl  M HCl < valensi HCl  0,0$ M  R 1 ekivalen#mol  0,0$  N ,. 4adar HCl Massa HCl (mg)  mol HCl < M HCl  "%' mmol × 7' mg#mmol  !73' mg  ""!3 gram

4adar HCl ( b#v)  2$,2% mg10 ml 1,1% gram0,0#4" gram/mL X 10 mL

(32)

 """"""2%! b#v

1II3 PEMBAHASAN

9ada praktikum ini dilakukan pengukuran kadar HCl se,ara elektrokimia dengan menggunakan alat potensiometri. ?u*uan dari per,obaan ini ialah untuk  menentukan hubungan antara nilai beda potensial dengan volume titran menentukan titik akhir titrasi dari larutan sampel HCl dengan basa kuat (NaOH) sehingga nantina dapat digunakan untuk menghitung kadar =at ang akan dianalisis. 9enentuan kadar HCl dilakukan melalui metode titrasi asam basa dimana larutan asam ang digunakan adalah HCl dan basa ang digunakan adalah NaOH "1 N.

9otensiometri merupakan salah satu ,ara pemeriksaan &isiko-kimia ang menggunakan peralatan listrik didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara elektrode pengukur (elektrode indikator) dan elektrode pembanding ang di,elupkan  pada larutan untuk mengetahui konsentrasina. esarna potensial elektroda indikator bergantung pada konsentrasi ion-ion tertentu dalam larutan. /engan menggunakan persamaan Nernst dapat dihitung konsentrasi ion dalam larutan se,ara langsung (5and*ar dan 0ohman 2""3).

9otensiometri digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi pada titrasi asam atau basa di mana ketetapan untuk dapat menemukan titik akhir se,ara potensiometri  bergantung pada konsentrasi dan kekuatan asam serta basa. /alam suatu titrasi  potensiometri titik akhir ditemukan dengan menentukan volume ang menebabkan suatu perubahan relati& besar dalam potensial apabila titran ditambahkan. 9otensiometri digunakan terutama pada pengukuran potensial larutan-larutan dalam air dan se,ara langsung sangat berguna untuk menentukan aktivitas suatu =at di dalam suatu ,ampuran ang berkeseimbangan karena keseimbangan tidak terganggu oleh  pengukuran (/a dan @nder+ood 1%$$).

Metode potensiometri digunakan dalam titrasi asam basa dimaksudkan agar  titik ekivalen atau titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan tepat. 8elain itu tidak  dibutuhkan indikator dalam penentuan titik akhir titrasi melainkan hana dengan mengamati lon*akan perubahan potensial ang drastis sehingga titik ekivalen ang

(33)

didapat akan lebih tepat. 4elebihan dari metode potensiometri adalah biaana ang relati& lebih murah voltmeter dan elektroda ang digunakan *auh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-intrumen sainti&ik modern lainna. Metode  potensiometri lebih kompak kuat dan pemakaianna instrumenna lebih mudah selain itu metode potensiometri pada dasarna bersi&at nondestrukti& terhadap sampelna dalam artian bah+a penisipan elektroda tidak mengubah komposisi larutan u*i (/a dan @nder+ood 2""2).

6sam klorida merupakan suatu asam monoprotik aitu asam ang memberikan lebih dari satu proton ang berupa ion HL dan apabila bereaksi dengan

suatu basa akan membentuk air. 9enentuan kadar 6sam klorida dilakukan dengan metode potensiometri karena tidak ada indikator ang sesuai untuk menentukan titik  akhir titrasi. 8elain itu metode potensiometri *uga digunakan apabila sampel ang akan dititrasi keruh dan ber+arna sehingga menebabkan kesulitan saat penentuan titik akhir dan ketika daerah titik ekivalen sangat pendek sehingga tidak ada indikator  ang ,o,ok (5and*ar dan 0ohman 2""3).

9ada titrasi asam basa ini digunakan larutan baku NaOH. Namun sebelum dilakukan penetapan kadar dari sampel dilakukan pembakuan larutan NaOH. NaOH merupakan =at ang tidak stabil di udara aitu bersi&at higroskopik dan mudah menerap CO2 di udara (/epkes 0 1%%') sehingga kadarna dapat berubah-ubah.

Oleh karena itu sebelum digunakan larutan NaOH harus distandarisasi untuk dapat men*amin kadar NaOH se,ara pasti.

 NaOH ang diketahui memiliki kadar "1 N distandarisasi dengan menggunakan larutan asam oksalat "1 N. /alam praktikum ini asam oksalat digunakan sebagai baku primer karena memiliki tingkat kemurnian ang tinggi (5and*ar dan 0ohman 2""3). 6dapun sarat sena+a dapat digunakan sebagai larutan baku primer aitu mempunai kemurnian ang sangat tinggi (1"" U ""2) atau dapat dimurnikan dengan penghabluran kembali mudah didapat mudah dimurnikan mudah dikeringkan dan disimpan dalam keadaan murni tidak  teroksidasi oleh O2  dari udara dan tidak berubah oleh CO2 dari udara susunan

(34)

kimiana tepat sesuai *umlahna tidak berubah selama penimbangan mempunai  berat ekivalen ang tinggi sehingga kesalahan penimbang an akan men*adi lebih ke,il mudah larut dan reaksi dengan =at ang ditetapkan harus stoikiometri ,epat dan terukur (5and*ar dan 0ohman 2""3).

?itrasi asam oksalat dengan NaOH akan menghasilkan garam ang terhidrolisis dalam larutan ang tergantung pada konstanta disosiasi asam. 9ada titik  ekivalen pH akan berada di atas 3 sehingga indikator ang digunakan adalah  phenolphthalein (pp). ndikator  phenolphthalein (pp) ang memiliki dua bentuk  tautomer aitu bentuk ben=enoid dan >uinoid. entuk ben=enoid ang tidak ber+arna (colourless) akan terbentuk dalam suasana asam sedangkan bentuk >uinoid ang  ber+arna merah muda akan terbentuk pada suasana basa. 8ehingga dengan adana  perubahan pH dari rentang pH asam ke rentang pH basa akan ter*adi perubahan

+arna karena adana perubahan bentuk indikator 99 (6hlu+alia et al. 2""').

Hal pertama ang dilakukan dalam praktikum ini adalah pembuatan larutan. 6dapun larutan ang dibuat adalah larutan asam oksalat sebaak 1"" ml larutan asam oksalat sebana* '" ml dan larutan HCl sebanak 1"" ml. 9embuatan larutan  NaOH "1 N dilakukan dengan melarutkan "! gram NaOH dalam 1"" ml aquadest 

hingga larut dengan bantuan pengadukan dan penggo*ogan. ;arutan HCl dibuat dengan memipet "$ ml HCl 3b#b kemudian ditambahkan air sampai volume 1"" ml dan digo*og hingga homogen sedangkan larutan asam oksalat sudah tersedia di lab sehingga tidak diperlukan pembuatan larutan asam oksalat pada ari praktikum.

8ebelum penetapan kadar baku sekunder NaOH "1 N harus distandarisasi atau dibakukan dengan larutan baku primer aitu larutan asam oksalat "1 N.. /alam titrasi terdapat dua komponen utama aitu titrat dan titran. ?itrat adalah larutan ang mengandung sena+a ang akan dianalisis sedangkan titran adalah larutan baku ang diteteskan pada titrat dengan teliti untuk menganalisis sena+a pada titrat. 8eluruh perhitungan dalam titrasi didasarkan pada konsentrasi titran sehingga konsentrasi titran harus dibuat se,ara teliti (5and*ar dan 0ohman 2""3). 8tandarisasi larutan baku sekunder NaOH menggunakan larutan baku primer asam oksalat

(35)

(C2H2O!.2H2O) dilakukan dengan tu*uan untuk memastikan konsentrasi NaOH se,ara

tepat. 8tandarisasi larutan baku sekunder NaOH dilakukan dengan memipet larutan asam oksalat sebanak 1" ml kemudian di masukan ke dalam labu Brlenmeer dan ditambahkan tiga tetes indikator  phenolphthalein. 8elan*utna dititrasi dengan larutan NaOH hingga di,apai titik akhir titrasi ang ditandai dengan terbentukna +arna merah muda stabil pada larutan.6dapun reaksi ang ter*adi pada proses standarisasi sebagai berikut.

H2C2O! L 2 NaOH Na2C2O! L 2 H2O

6dapun setelah melakukan titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat (C2H2O!.2H2O) volume ang diperlukan untuk men,apai titik akhir titrasi di,atat dan

kemudian konsentrasi larutan baku NaOH dapat di,ari dengan rumus berikut.

(9arning dkk. 2""7). /imana Va dan Vb masing-masing merupakan volume asam dan basa ang digunakan Ma dan Mb masing-masing merupakan konsentrasi asam dan basa ang digunakan serta ek a dan ek b masing-masing merupakan valensi asam dan basa dari larutan itu sendiri (9arning dkk. 2""7). 9ada praktikum kali ini ang dilakukan  pertama kali standarisasi NaOH sebanak tiga kali ang bertu*uan untuk 

mendapatkan hasil ang akurat dengan sedikit kesalahan. ?itrasi pertama sebagai kontrol titrasi kedua sebagai pembanding dan titrasi ketiga sebagai pengkoreksi. /ata ang diperoleh dari titrasi ang telah dilakukan volume NaOH ang digunakan  pada titrasi  sebanak %$ m; titrasi  sebanak %$ m; titrasi  sebanak %$ m; sehingga dari ketiga titrasi diperoleh normalitas larutan NaOH menggunakan rumus pengen,eran dan diperoleh data normalitas rata-rata NaOH adalah "1"2 N. Hasil ang didapat sudah sesuai dengan normalitas sebenarna aitu "1 N. /ari nilai normalitas rata-rata tersebut didapat hasil standar deviasi relati& sebesar ". /engan

(36)

demikian standarisasi NaOH sudah memenuhi sarat presisi dengan standar deviasi relati& kurang dari 2.

8ebelum dilakukan penetapan kadar dengan alat potensiometri terlebih dahulu dilakukan peniapan alat potensimetri. 9eniapan alat potensiometri dia+ali dengan menghubungkan potensiometer ke sumber listrik dan men,u,i elektroda gelas dengan sedikit aquadest  dengan ,ara disemprotkan menggunakan pipet tetes. /ikeringkan elektroda gelas dengan kertas saring dan dilakukan kalibrasi  potensiometer dengan menggunakan larutan ang memiliki 2 pH ang berbeda aitu  pH ! (asam) dan pH 1" (basa). 4alibrasi adalah bagian dari pemeliharaan alat ang  bertu*uan untuk memastikan bah+a hasil pengukuran dari alat tersebut dapat diterima dan masuk dalam rentang validasi ang diperlukan. 4alibrasi pH meter harus dilakukan se,ara rutin setiap kali potensiometri akan dilakukan (rad 1%%%). 4alibrasi alat dilakukan dengan ,ara men,elupkan elektroda gelas pada larutan standar pH basa dan netral dengan begitu sensiti&itas dari alat dapat diketahui dan dapat diketahui apakah potensiometri masih beker*a dengan baik atau tidak. 9enggunaan pH ang berbeda memiliki tu*uan aitu untuk mengoreksi sensiti&itas alat pada setiap suasana pH. 6ngka ang ditun*ukkan pada alat ukur hampir  mendekati pH seharusna.

8elan*utna dilakukan penetapan kadar sampel dengan menggunakan  potensiometer. 9enetapan kadar sampel HCl dilakukan melalui pengukuran potensial sampel setelah penambahan NaOH ang telah di standardisasi. Volume penambahan  NaOH disesuikan dengan tabel ang telah tersedia. 8etiap penambahan NaOH dalam  *umlah tertentu diukur nilai potensialna dan di,atat dalam table pengukuran  potensiometri.

9enentuan kadar HCl dilakukan dengan titrasi asam basa menggunakan larutan NaOH "1 M sebagai titran dan larutan HCl sebagai larutan sampel ang nantina akan ditentukan kadarna. 9ada proses titrasi larutan HCl ang digunakan dipipet sebanak 1" m;. ;arutan HCl ang dititrasi sebanak 1" m; ang bertu*uan agar pH meter ang digunakan dapat ter,elup ke dalam larutan sehingga

(37)

memaksimalkan ker*a dari pH meter tersebut. ;arutan pentiter aitu NaOH "1 M ditambahkan sedikit demi sedikit melalui buret ke dalam beker glass ang telah mengandung larutan sampel aitu HCl sesuai dengan ang tertera pada petun*uk   praktikum. 6gar diperoleh larutan ang homogen pada setiap penambahan pentitir 

maka dilakukan pengadukan ang dilakukan dengan batang pengaduk dan setiap  pergantian larutan ang baru dititrasi elektroda harus di,u,i dengan aquadest 

terlebih dahulu dan dikeringkan dengan kertas tisu. 6dapun reaksi ang ter*adi pada  proses titrasi adalah sebagai berikut A

9rinsip potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara elektrode indikator dan elektrode pembanding ang di,elupkan pada larutan (5and*ar  dan 0ohman 2""3). Blektrode ang digunakan adalah elektrode membran gelas. Blektrode ini mempunai tanggapan ang bolak balik terhadap ion hidrogen. Blektrode ini terdiri atas bola gelas khusus berdinding tipis ang di dalamna terdapat elektrode pembanding ang di,elupkan ke dalam larutan penangga. ;apisan gelas ini bertindak sebagai selaput ion ang selekti& akni hana ion hidrogen atau proton ang dapat mele+atina (5and*ar dan 0ohman 2""3). 8ehingga pada elektrode gelas ini potensialna bergantung pada konsentrasi ion HL  ang dihasilkan oleh sampel

HCl. /alam potensiometer terdapat elektrode gelas ang ber&ungsi sebagai elektrode indikator. Blektrode indikator adalah elektrode ang potensialna bergantung pada konsentrassi ion ang akan ditetapkan dan dipilih berdasarkan *enis sena+a ang hendak ditentukan.

Mekanisme ker*a dari potensiometer dalam mengukur potensial adalah sebagai  berikut. 4etika elektrode gelas di,elupkan ke dalam larutan ter*adi kesetimbangan antara ion-ion hidrogen ang berada di bagian tipis bola gelas dan ion hidrogen ang terdapat dalam larutan ang diu*i. Blektrode gelas akan membiarkan ion HL  untuk 

menembusna tetapi dilakukan penahanan ion ang lain. 8emakin besar konsentrasi ion hidrogen dalam larutan HCl semakin banak ion hidrogen ang masuk ke dalam

(38)

lapisan gelas tersebut. Hal ini menebabkan pada saat a+al-a+al titrasi nilai  potensial ang dihasilkan besar besar. 8emakin banak pentiter ang ditambahkan semakin sedikit ion hidrogen ang terdapat dalam larutan HCl karena ion hidrogen akan bereaksi dengan ion OH- membentuk air. ni akan menebabkan ion hidrogen

ang memasuki lapisan gelas akan semakin sedikit sehingga muatan elektrode gelas  berkurang maka nilai potensial pun akan menurun dan titik akhir titrasi pun telah ter,apai. ?itik akhir titrasi dari larutan HCl sampel ditentukan dengan ,ara melihat lon*akan perubahan potensial ang ter*adi se,ara drastis dengan perubahan volume  pentiter (larutan NaOH) ang ke,il.

4etika titran ditambahkan ion hidrogen ang terdapat pada larutan HCl akan  berkurang karena ion hidrogen akan bereaksi dengan ion hidroksida (OH-) ang

 berasal dari larutan NaOH dan membentuk air (H2O). 6kibatna ion hidrogen ang

menembus lapisan gelas *uga akan semakin sedikit sehingga muatan elektroda gelas  berkurang. Muatan elektroda gelas ang berkurang menebabkan nilai potensial

menurun dan akan menurun se,ara signi&ikan ketika titik akhir titrasi di,apai. ?itik  akhir titrasi ditandai dengan penurunan nilai potensial ang signi&ikan. Hal ini dapat dilihat pada kurva hubungan antara poensial dan volume pentiter sebagai berikutA

0 5 1015 -500

0 500

Ku6a Hu4u-a P,esia5 (m1) de-a 1,5ume Peie (mL)

 potensial (mV)

1,5ume Peie (mL) P,esia5 (m1)

5ambar $. 4urva Hubungan 9otensial dengan Volume 9entiter

9ada kurva di atas terlihat adana lon*akan potensial. ;on*akan potensial ini disebabkan oleh ter,apaina titik ekivalen atau titik akhir titrasi dimana ion hidrogen ang berasal dari HCl telah habis bereaksi dengan ion hidroksida ang berasal dari  NaOH sehingga tidak terdapat lagi ion hidrogen dan *um;ah ion hidroksida men*adi

(39)

meningkat. ?idak adana ion hidrogen se,ara tiba-tiba pada elektrode gelas akan menebabkan meningkatna arus ang dihasilkan oleh elektrode gelas se,ara tiba-tiba dan kemudian akan menurun se,ara tiba-tiba-tiba-tiba pula. 8edangkan semakin  bertambahna NaOH pada saat titik ekuivalen telah ter,apai maka potensial akan

terus menurun se,ara perlahan.

erdasarkan hasil pengukuran ter*adi penurunan potensial drastis pada  penambahan NaOH sekitar % m;. 9enurunan se,ara signi&ikan diakibatkan dari ion hidrogen ang telah habis bereaksi dengan ion hidroksida. erdasarkan hasil  pengamatan titik akhir titrasi ter*adi ketika adana perubahan nilai potensial ang signi&ikan dari !7 mV men*adi -1!3 mV. /engan mengetahui titik akhir titrasi pada volume NaOH sebesar % m; dapat diketahui bah+a normalitas dari sampel HCl adalah sebesar ""%' N dengan kadar HCl sebesar """"""2%! b#v. /ari hasil tersebut dapat dikatakan bah+a normalitas ang didapat melalui praktikum hampir  mendekati normalitas sebenarna se,ara teoritis aitu "1 N.

1III3 PENUTUP

V.1. 4esimpulan

V.1.1. /ari kurva hubungan antara volume pentiter dengan nilai potensial ter*adi lon*akan potensial dari !7 mV men*adi -1!3 mV.

V.1.2. Volume ekivalen dari titrasi dengan potensiometri ditentukan dengan menggunakan turunan kedua potensial terhadap volume titran ang

digunakan. Volume ekivalen ang diperoleh sebesar % m;. V.1.. 4adar HCl "1 N hasil titrasi sebesar """"""2%! b#v.

(40)

6hlu+alia V. 4. 8. /hingra dan 6. 5ulati. 2""'. Collee Practical Chemistr!. HderabadA @niversities 9ress.

/a 0. 6. dan 6. ;. @nder+ood. 2""2. Analisis "imia "uantitatif . Bdisi 4eenam. :akartaA Brlangga.

/epkes 0. 1%3%.  #armakope $ndonesia. Bdisi . :akartaA /epartemen 4esehatan 0epublik ndonesia.

/epkes 0. 1%%'.  #armakope $ndonesia. Bdisi V. :akartaA /epartemen 4esehatan 0epublik ndonesia.

5and*ar  % . 5. dan 6. 0ohman. 2""3. "imia #armasi Analisis. ogakartaA 9ustaka 9ela*ar.

Harve /. 2""". &odern Anal!tical Chemistr!. @86A M,5ra+-Hill. 4hopkar 8. M. 2"". "onsep Dasar "imia Analitik . :akartaA @ 9ress.

Mers 0. ;. 2""3. The '(( &ost $mportant Chemical Compounds. @86A 5reen+ood 9ublishing 5roup.

O<tob /. I. 2""1. 9rinsip-9rinsip 4imia Modern Bdisi 4eempat. :akartaA 9enerbit Brlangga.

0oth H. :. dan 5. las,hke. 1%%!. Analisis #armasi. ogakartaA @niversitas 5a*ah Mada.

Iid*a*a . N. 4. dkk. 2"1'. Petun)uk Praktikum "imia Analisis. :imbaranA :urusan Darmasi Dakultas M96 @niversitas @daana.

(41)

5ambar 1. 4alibrasi alat 5ambar 2. 4alibrasi alat potensiometri dengan pH ! potensiometri dengan pH 1"

5ambar . Hasil 8tandarisasi NaOH "1 N

TUGAS DAN PERTAN+AAN

Referensi

Dokumen terkait

Pada faktor eksternal peluang merupakan prioritas utama yaitu; kebijakan pemerintah tentang pengembangan pemasaran usaha budidaya ikan kerapu, permintaan pasar yang

Dalam rangka menanggulangi permasalahan tersebut, dicanangkan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi

Dari hasil plot data pada Gambar 7, maka persamaan untuk model kinetika perubahan warna label indikator dapat dilihat pada Tabel 2. Uji statistik menunjukkan

Dibandingkan de- ngan komposisi jenis semai ladang di Lempake (Soedjito 1978), pohon di hutan bekas kebun lada yang telah ditinggalkan ± 30 tahun (Riswan 1979) dan hutan

Sebelum gas alam didinginkan dan dicairkan pada Main Heat Exchanger 5E-1 pada suhu yang sangat rendah hingga menjadi LNG, proses pemisahan (fractination) gas alam

Berbagai bidang yang terus bergeliat seperti industri dan teknologi, film, juga farmasi semakin menunjukan India dimata Internasional. Negara dengan jumlah

Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan klien yang mengalami Infark Miokard Akut (IMA) pada Tn.J dan Tn.R dengan masalah nyeri akut diruang ICU Sentral

1 Memberikan pelatihan/ penyuluhan/ceramah pada masyarakat insidentil (kurang dari 1 bulan) &#34;Pengertian, Ciri-ciri, dan Strategi Menghindari HOAX, dari sudut pandang