33 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut pendapat Jogiyanto (2007) obyek (object) merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Obyek (object) dapat berupa perusahaan, manusia, karyawan dan lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) 26 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Uma Sekaran (2007) desain penelitian (research design) disusun untuk menentukan, menganalisis dan menginterpretasikan dan akhirnya memberikan jawaban atas masalah. Jenis penelitian yang digunakan berdasarkan tujuan penelitian adalah hubungan yang bersifat kausalitas yaitu hubungan sebab akibat Nazir (2003).
Berdasarkan eksplanasinya, penelitian ini adalah penelitian eksplanatori. Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang mempunyai tujuan untuk menguji hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dengan bias yang kecil dan meningkatkan kepercayaan (Soehartono, 2000)
Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dan verifikatif, yaitu metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Nasir (2013). Metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memeriksa atau membuktikan kebenaran teori atau hasil penelitian lain yang dilakukan sebelumnya Ulber Silalahi (2010).
3.2.2 Unit Analisis
Unit analisis penelitian adalah pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat periode 2010-2013 untuk Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal, sedangkan untuk Pertumbuhan Ekonomi periode 2011-2014.
3.2.3 Dimensi Waktu
Penelitian ini menggunakan cross-sectional yaitu studi yang dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian (Uma Sekaran, 2011).
3.2.4 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2014), Operasional variabel adalah suatu cara untuk mengatur suatu konsep dan bagaimana konsep harus diukur sehingga terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Variabel-variabel ini digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang akan diteliti dimana data yang diperoleh, dikumpulkan dan dianalisis kemudian dibandingkan dengan landasan teoritis yang diperoleh dari literature dan kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel penelitian terdiri dari variabel independen, variabel dependen, dan variabel moderating yang penjelasannya sebagai berikut:
1. Variabel Independen (X)
Dalam Bahasa Indonesia, variabel ini sering disebut variabel bebas. Menurut Uma Sekaran (2011), Variabel Independen atau Variabel Bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat atau variabel dependen, entah secara positif atau negatif yaitu jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atas penurunan dalam variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) penerimaan daerah yang berasal dari berbagai sumber dan kekayaan asli daerah. Yang menjadi sumber dari PAD tersebut terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah, maka dalam
penelitian ini yang diartikan sebagai PAD adalah jumlah keseluruhan penerimaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dijadikan sampel dimulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 atau selama 4 tahun. Variabel PAD ini diukur berdasarkan angka yang sebenarnya tercantum dalam Total Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
PAD = Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan + Lain-lain PAD yang sah.
2. Variabel Dependen (Y)
Menurut Uma Sekaran (2011), variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya atau memprediksinya.
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan PNB/PDB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur penduduk terjadi atau tidak (Arsyad, 2005). Variabel Pertumbuhan Ekonomi ini diukur berdasarkan rasion Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
Rasio Pertumbuhan Ekonomi menurut (Kuncoro, 2004):
Dimana :
Pe = Pertumbuhan Ekonomi
PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto saat ini
PDRBt-1 = Produk Domestik Regional Bruto sebelumnya
3. Variabel Moderating (Z)
Menurut Jogiyanto (2007), suatu variabel moderasi (moderating variabel) atau (VMO) adalah suatu variabel independen
lainnya yang dimasukkan ke dalam model karena mempunyai efek kontigensi dari hubungan variabel dependen dan variabel independen sebelumnya. Variabel moderasi ini diidentifikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang mempunyai kesimpulan hubungan kausal yang hasilnya konflik, baik konflik signifikansinya maupun arahannya. Jika hasil-hasil penelitian sebelumnya bertentangan, mungkin ada variabel lain yang memoderasi hubungan kausal sebelumnya.
Variabel Moderating dalam penelitian ini adalah Belanja Modal. Belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah diantaranya pembangunan dan perbaikan sektor pendidikan, kesehatan, dan transportasi sehingga masyarakat juga menikmati manfaat dari pembangunan daerah (Priyo dan Fhino, 2009). Variabel Belanja Modal
𝑃𝑒 =𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡− 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
ini diukur berdasarkan angka yang sebenarnya tercantum dalam Total Belanja Modal Provinsi Jawa Barat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
Belanja Modal = Belanja Modal Tanah + Belanja Modal Peralatan dan Mesin + Belanja Modal Gedung dan Bangunan + Belanja Modal Jalan,Irigasi,Jaringan + Belanja Modal Aset Tetap Lainnya + Belanja Aset lainnya (asset tak berwujud).
Adapun penjabaran-penjabaran dari variabel-variabel tersebut ke dalam operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala
Pendapatan Asli Daerah
(X)
Penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah atau penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain – lain pendapatan asli daerah yang sah.
Total Realisasi Penerimaan PAD tahun (2010-2013).
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala
Pertumbuhan Ekonomi
(Y)
Kenaikan PNB/PDB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur penduduk terjadi atau tidak.
Total realisasi PDRB Kab/Kota
Prov. Jawa Barat (2011-2014) 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡− 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 Rasio Belanja Modal (Z)
Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat
lebih dari satu periode akuntansi
Total realisasi pengeluaran Belanja Modal Kab/Kota Prov. Jawa Barat Tahun 2010-2013.
Rasio
3.2.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.5.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah orang yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karateristik/sifat yang dimiliki oleh subjek ity (Sugiono, 2014).
Berdasarkan pengertian populasi tersebut yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran dan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010-2014 yang berjumlah 27 Kanupaten/Kota (18 Kabupaten dan 9 Kota).
3.2.5.2 Sampel Penelitian
Metode pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive judgement sampling, yaitu teknik mengambil sampel dari populasi
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang dilakukan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) tertentu atau jatah (quota) tertentu Jogiyanto (2007).
Adapun kriteria yang ditentukan untuk memilih sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kabupaten/Kota Jawa Barat yang memiliki Laporan Realisasi Anggaran daerah berturut-turut antara tahun 2010-2013 pada Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) yang telah diaudit.
2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/kota berturut-turut antara tahun 2011- 2014 atas dasar harga konstan 2010 terpublikasi di Badan Pusat Statistika.
Berdasarkan kriteria yang ditentukan terdapat 26 Kabupaten/Kota (17 Kabupaten dan 9 Kota) yang terdapat di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2010-2013 untuk Pendapata Asli Daerah dan Belanja Modal, sedangkan Pertumbuhan Ekonomi periode 2011-2014 yang memenuhi persyaratan sebagai sampel dalam penelitian ini, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No. Nama Kabupaten No. Nama Kota
1. Bogor 18. Bogor 2. Sukabumi 19. Sukabumi 3. Cianjur 20. Bandung 4. Bandung 21. Cirebon 5. Garut 22. Bekasi 6. Tasikmalaya 23. Depok 7. Ciamis 24. Cimahi 8. Kuningan 25. Tasikmalaya
9. Cirebon 26. Banjar 10. Majalengka 11. Sumedang 12. Indramayu 13. Subang 14. Purwakarta 15. Karawang 16. Bekasi 17. Bandung Barat
Sumber: Badan Pusat Statistik, data diolah (2016)
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memerlukan data dan keterangan-keterangan yang merupakan dasar dalam pembahasan skripsi. Data dan keterangan-keterangan tersebut peneliti peroleh dari dua acara penelitian, yaitu :
1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)
Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan skripsi ini, baik dari buku-buku teori, catatan kuliah, serta tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang mempunyai kaitan langsung dengan masalah yang akan diselidiki (Sugiyono, 2014). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan teori yanh mendukung masalah dan pembuatan skripsi.
2. Field Research (Penelitian Lapangan)
Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian. Data primer ini diperoleh dengan melakukan pengamatan (Observation), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengamatan secara langsung terhadap aktivitas Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang erat kaitannya dengan dokumen yang dibutuhkan.
3.2.7 Prosedur Penelitian
Tahap-tahap yang dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memperoleh data LRA untuk perioode 2010-2013 dan PDRB untuk periode 2011-2014 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat.
2. Melakukan pengujian data yang siap diolah dengan menggunakan SPSS versi 21 keatas.
3. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh.
3.2.8 Metode Pengujian Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang akurat agar dapat mendukung hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan. Data kuantitatif ini atau data yang berbentuk angka telah dikumpulkan dan akan dianalisis melalui beberapa tahap. Metode analisis yang digunakan adalah menggunakan perhitungan statistic, yaitu denagan penerapan SPSS (Statistical Product and
Service Solustions) for windows 21. Setelah data-data yang diperoleh terkumpul ,
maka selanjutnya ditetapkan tingkat signifikansinya sebesah 5% atau 0,0, selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi.
Untuk mendapatkan persamaan regresi, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi klasik regresi yang terdiri dari uji normalitas, multikolineritas, uji heterokedastitas, dan uji autokorelasi.
3.2.8.1 Uji Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata- (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skrewness
(kemelencengan distribusi). Dalam penelitian ini analisis statistic deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai PAD, BM, dan PE Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
3.2.8.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui berbagai hal dalam proses penelitian. Pengujian asumsi klasik ini untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala multikolineritas, gejala heterokedastitas, dan gejala autokorelasi. Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
3.2.8.2.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji-t dan uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Ghozali (2013) mengemukakan ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat nomalitas adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk sat ugaris lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandigkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
2. Analisis Statistik
Uji Normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji sgrafik dilengkapi dengan uji
statistik. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual.
3.2.8.2.2 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2013).
Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW). Pedoman untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2013) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No desicion dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No desicion 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi,
Positif atau negatif
3.2.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamtan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedasitas.
3.2.9 Analisis Data Statistik 3.2.9.1 Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi pada intinya bertujuan untuk memgukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai adjusted (R2) yang kecil
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2013).
3.2.9.2 Analisis Regresi Linear Sederhana
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Menurut Christina dan Nuryaman (2015) analisis regresi sedrehana adalah analisis regresi yang menyangkut sebuah variabel independen dan sebuah variabel dependen . Dampak dari analisis regresi dapat digunakan untuk
memutuskan apakah naik atau turunya variabel Y (PE) dapat dilakukan melalui meningkatkan atau menurunkan variabel X (PAD) dengan rumus berikut :
Dimana:
VD = variabel dependen. VI = variabel independen. α = konstanta
3.2.9.3 Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji-t)
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Langkah-langkah nya sebagai berikut
1. Menentukan tingkat signifikansi sebesar α= 5%. 2. Menguji Uji T dengan rumus:
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho diterima 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho ditolak df = n -k-1 dimana: n = banyaknya data k = variabel independen VD= α + ß1VI
1= variabel dependen
3.2.10 Analisis Data Statistik dengan Variabel Moderasi 3.2.10.1 Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dan pemoderasi dan interaksi variabel bebas dengan pemoderasi dalam menerangkan variabel PE dapat dilihat melalui nilai adjusted R Square.
3.2.10.2 Analisis Regresi Moderasi
Menurut Jogiyanto (2007) variabel moderasi (moderating variabel) atau (VMO) adalah suatu variabel independen lainnya yang dimasukkan ke dalam model karena mempunyai efek kontigensi dari hubungan variabel dependen dan variabel independen sebelumnya. Pengujian yang akan dilakukan untuk menguji variabel moderating dalam penelitian ini mengandung bentuk interaksi (VI*VMO). Adapun persamaan regresi uji interaksi adalah sebagai berikut:
Dimana:
VD = variabel dependen. VI = variabel independen. VMO = variabel moderasi. e = kesalahan residu.
Uji interaksi dilakukan dengan mengalikan variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel moderasi dengan variabel bebas. Arti dari bentuk interaksi yang mewakili efek moderasi dapat dijelaskan dengan melakukan turunan pertama parsial dari persamaan regresi terhadap variabel utamanya (Xi). Dari hasil turunan pertama parsial ini diperoleh bahwa hubungan Xi terhadap Yi adalah fungsi dari variabel moderasi atau dengan kata lain variabel Zi memoderasi hubungan antara Xi terhadap Yi.
3.2.10.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variable independen secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel terikat. Jika variabel hasil perkalian antara variabel bebas dengan variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel moderasi signifikan maka dapat dinyatakan bahwa variabel tersebut memoderasi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.