• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indah A. Nasution dan A.N. Kuswadi Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi. BATAN ABSTRAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indah A. Nasution dan A.N. Kuswadi Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi. BATAN ABSTRAK."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi,2(}()6

PERCOBAAN PENGURANGAN JUMLAH KETURUNANAN PERTAMA (FI)

LALAT BUAH

Bactrocera carambolae

(DREW & HANCOCK) AKIBAT

PENGLEPASAN LALAT MANDUL RADIASI PADA SKALA KURUNGAN

LAPANG

Indah A. Nasution dan A.N. Kuswadi Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi . BATAN

ABSTRAK.

PENGURANGAN JUMLAH KETURUNAN PERTAMA LALAT BUAH Bactrocera carambolae

(DREW & HANCOCK) AKIBAT PENGLEPASAN LALAT MANDUL RADIASI. Dalam pengendalian

hama lalat buah dengan teknik serangga mandul, jumlah keturunan F1 ditekan dengan cara penglepasan serangga mandul dalam jumlah yang cukup banyak. Diamati pengurangan jumlah keturunan pertama lalat buah B. carambo/ae ketika lalat jantan mandul atau campuran lalat jantan dan betina mandul dilepas ke dalam populasi lalat buah normal di dalam kurungan lapang dengan ukuran 3 x 3 x 3 m. Lalat normal dan lalat mandul dewasa dengan perbandingan 1 : 10 dan 1 : 20 dilepas ke dalam kurungan bedsi pohon belimbing dengan buah belimbing sebanyak 40 buah, digantung di pohon. Buah dipanen seminggu kemudian, dan jumlah kepompong yang di hasilkan dad buah belimbing diamati. Hasilnya menunjukkan bahwa, karenarate of increase lalat buah 10 kali, maka penglepasan campuran lalat jantan dan betina mandul10 x populasi lalat normal belum mampu mengurangi jumlah keturunan pertama, sedangkan pelepasan jantan mandul 10 x lalat normal menyebabkan pengurangan sebesar 66 %. Penglepasan jantan mandul 20 x normal mengurangi jumlah keturunan pertama sampai 99%sedangkan penglepasan campuran jantan betina mandul mengurangi 54 %. Berarti, penglepasan lalat jantan mandul dapat lebih menekan jumlah keturunan pertama daripada penglepasan campuran jantan dan betina mandul.

Key Words: Fruit flies Bactrocera carambolae, Sterile, Radiation, Rate of Increase

ABSTRACT

THE EXPERIMENT OF THE DECREASE IN THE PROGENY OF Bactrocera carambolae

(DREW &HANCOCK) AS AFFECTED BY THE RELEASE OF STERILE FLIES IN THE FIELD CAGES.

In the control of fruit flies by sterile insect technique, the number of the first progeny was suppressed by releasing enough number of sterile flies, sterile male or sterile of both sexes. The decrease in number of progeny when sterile male of or when sterile of mixture of male and female, were released into a population of normal flies in a field cage with size 3 x 3 x 3 m, were observed in this experiment. Normal and sterile mature flies in the ratio of 1 : 10 and 1 : 20 were released into field cages containing starfruit trees with the number of fourty of starfuits hung on the trees. The fruits were harvested one week after, and the number of pupae developed from the fruits were recorded. The result showed that, since the fruit fly rate of increase was about 10, the release of sterile flies 10 x normal flies did not caused decrease in the number of F1, the decrease was reached when the number of sterile flies released was 20 x normal flies. Release of sterile male 20 x normal, cause the decrease of 99%while the release of mixture of male and female of the same amount caused the decrease of only 54%. It means, the release male steril can suppres in number progeny than the release of mixture male and female steril.

Kata Kunci : Lalat BuahBactrocera carambolae, Mandul, Radiasi, Rate of Increase

PENDAHULUAN

Lalat buah Bactrocera spp. merupakan

hama utama pada beberapa jenis buah di

Indonesia, sehingga menjadi ancaman bagi sentra

produksi buah (lj. Hama ini sangat merugikan,

sehingga pengendaliannya mutlak diperlukan.

Dalam skala kedl hama ini dapat dikendalikan

secara mekanis dengan pembrongsongan buah,

akan tetapi cara ini tidak tepat untuk perkebunan

skala besar karena memerlukan biaya besar dan

tidak praktis. Sementara itu pengendalian

kimiawi dengan insektisida tidak lagi dianjurkan

karena tidak ramah lingkungan (2) Selain

insektisida yang disemprotkan berbahaya bagi

lingkungan juga berbahaya bagi kesehatan

konsumen sehingga menjadi hambatan bagi

usaha ekspor (3). Komoditi ekspor harus

memenuhi beberapa persyaratan yang ketat

dalam hal mutu dan keamanan. Pengalaman

menunjukkan bahwa produk ekspor akan

di-tolak oleh negara penerima bila tidak memenuhi

persyaratan tersebut. Berdasarkan pada hal ini

telah dirancang penelitian untuk pengendalian

hama lalat buah dengan teknik serangga mandul

(TSM) yang akan dipadu dengan teknik lain.

Dalam TSM sejumlah besar serangga

mandul dilepas ke lapangan agar bersaing kawin

dengan serangga mandul. Keberadaan serangga

mandul dapat mengurangi kesempatan serangga

normal untuk kawin sesamanya. Hanya

perkawinan antar sesama serangga lapang saja

yang akan menghasilkan keturunan, sedangkan

antara jantan mandul dengan betina betina

(2)

Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006

F1 = P {I - M I(M + P)} R

BAHAN DAN METODE

Dalam pereobaan ini diuji pengaruh

penglepasan serangga jantan dan betina mandul

radiasi dan penglepasam jantan mandul radiasi

terhadap jumlah keturunan pertama lalat buah

B.carambolae. Penglepasan jantan dan betina

mandul biasanya disebut dengan teknik

Serangga Mandul (TSM) sedangkan penglepasan

jantan mandul saja disebut Teknik Jantan

Mandul (TJM).

Menurut WElD HAS (8 ) jumlah keturunan

yang dihasilkan populasi hama mengikuti

rumus:

Berdasarkan rumus ini, bila rate of increase hama

= 5, maka dianjurkan penglepasan serangga

mandul minimal sembilan kali populasi normal,

agar F1 = 0,5 x jumlah F1 populasi normal

tanpa perlakuan. Untuk keperluan penelitian

dilakukan pemandulan lalat buah dengan

meradiasi kepompong dengan dosis 90 Gy.

Dilakukan pengamatan terhadap mutu

kepompong setelahl akibat radiasi dan pengaruh

terhadap sterilitas lalat radiasi.

Bahan.

Untuk pereobaan digunakan lalat buah

B.carambolae koloni laboratorium yang telah

lapang mandul tidak akan menghasilkan

keturunan (4).

Bila kedalam suatu areal yang populasi

hamanya satu juta dengan rate of increase tiap

generasi lima kali, dilepas serangga mandul

sembilan kali lipat populasi lapang

berulang-ulang, maka akan terjadi penurunan sampai

meneapai nol pad a generasi ke-5 (5).

Serangga dimandulkan dengan eara

meradiasi kepompong lalat buah Bactrocera

carambolae pada dosis 90 Gy dengan radiasi sinar

gamma. Penelitian terdahulu menunjukkan

bahwa dosis 90 Gy menyebabkan kemandulan 95

% (6). Untuk memandulkan serangga ordo

diptera umumnya digunakan dosis antara 20

sampai 160 Gy (7).

Tujuan pereobaan ini adalah untuk

mengetahui besarnya penurunan populasi pada

keturunan pertama hama lalat buah Bactrocera

carambolae akibat penglepasan serangga mandul

dalam skala kurungan lapangan.

dipelihara selama ± 30 generasi di

laboaratorium Hama - PATIR. Lalat dewasa

dipelihara dalam kurungan ukurun 70 x 70 x 140

em di ruangan bersuhu 26 - 27 0 C dengan

makanan yang terdiri dari gula dan protein

hidrolisat ( 4 :1) . Sedangkan larvanya dipelihara

dengan makanan buatan yang terdiri dari sekam

gandum, gula, ragi roti, nipagin, bensoat, HCI

dan air (9). Kepompong yang berumur seragam

digunakan untuk pereobaan.

Pemandulan lalat buah.

Sejumlah kepompong lalat buah berumur

± 10 hari diradiasi dengan sinar gamma dosis 90

Gy. Untuk memperoleh lalat mandul,

kepompong radiasi dimasukkan ke dalam

kurungan ukuruan 25 x 25 x 25 em. Pada fase

kepompong, tidak dapat dipisahkan antara lalat

jantan dan betina lalat maka tiga hari setelah

men etas pada waktu lalat eukup kuat untuk

menerima perlakukan, baru lalat jantan dan

betina dipisahkan. Masing-masing dimasukkan

ke dalam kurungan lain, untuk meneegah

terjadinya perkawinan, sampai lalat berumur 10

hari. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

merugikan terhadap kepompong akibat radiasi,

dilakukan pengamatan mutu kepompong.

Parameter yang digunakan untuk melihat

mutu kepompong adalah persentase kemuneulan

kepompong menjadi lalat dewasa.

Pengamatan mutu kepompong yang telah

mendapat perlakuan radiasi, dilakukan terhadap

100 ekor kepompong eontoh, dengan tiga kali

ulangan. Kepompong· eontoh diletakkan di

dasar tabung paralon dengan ukuran 10 x 15 em

di dalam kurungan. Dinding tabung dioles bedak

untuk meneegah lalat keluar dengan ear a

merayap, sehingga lalat hanya mampu keluar

dari tabung dengan eara terbang. Beberapa hari

kemudian jumlah kepompong yang menetas

menjadi lalat yang terbang keluar tabung die at at.

Dieatat juga kepompong yang tidak menetas,

menetas menjadi abnormal atau lalat tak mampu

terbang .

Sterilitas lalat buah radiasi yang akan

digunakan dalam pereobaan diamati dengan eara

memasang-masangkan 10 ekor lalat radiasi

dengan dengan lalat normal (3 x ulangan).

Masing-masing pasangan dimasukkan dalam

kurungan berukuran 15 x 15 x 15 em. Setelah

berumur ± 2 minggu, kedalam kurungan

diletakkan perangkap telur. Dari tiap kurungan

dihitung jumlah telur yang dihasilkan dan

diambil 100 ekor telur dan diletakkan diatas

kart on hitam dam cawan petri yang jenuh air.

Setelah 48 jam hasil penetasan telur diamati

dibawah mikroskop stereo (perbesaran 20 x).

jumlah keturunan yang

dihasilkan populasi hama

jumlah awal populasi hama

jumlah serangga mandul yang

dilepas

rate of increase hama

R=

P =

M=

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Pelepasan

Serangga Mandul

Percobaan dilakukan dua tahap, tahap I

bila rate of increase = 5 maka perlakuannya

adalah : A=

B =

50 pasang lalat normal (kontrol)

50 pasang lalat normal + 500 pasang

lalat radiasi (TSM)

C = 50 pasang lalat normal + 500 ekor

jantan radiasi (TJM)

Dalam percobaan ini ternyata diperoleh

rate of increase = 10 maka dilakukan percobaan

tahap II dengan perlakuan

A = 25 pasang lalat normal (kontrol)

B = 25 pasang lalat normal + 500 pasang

lalat radiasi (TSM)

C = 25 pasang lalat normal + 500 ekor

jantan radiasi (TJM)

Disiapkan tiga kurungan lapang

berukuran 3 m x 3 m x 3 m yang terbuat dari

kasa nilon dengan kerangka besi siku. Didalam

kurungan ditanam pohon belimbing setinggi ± 2

m. Dua minggu sebelum perlakuan, kurungan

disemprot dengan insektisida untuk

membersihkan kurungan dari predator seperti

semut dan laba-laba.

Ke dalam kurungan dilepas lalat buah

normal dan mandul yang berumur 11 hari.

Untuk media bagi lalat meletakkan telur, pada

pohon belimbing dalam tiap kurungan,

bersamaan dengan penglepasan lalat digantung

40 buah belimbing. Setelah dua minggu,

belimbing yang diasumsikan telah terserang lalat

buah, dipanen, diletakkan di atas media serbuk

gergaji untuk memberi kesempatan larva

berkepompong. Kepompong kemudian

dipisahkan dan dihitung jumlahnya. Percobaan

dilakukan sebanyak 3x ulangan

Mutu kepompong

Kepompong dianggap sehat bila

menghasilkan serangga dewasa yang mampu

terbang untuk berkembang lebih Ianjut. Selain

dapat menimbulkan kemandulan pada lalat

dewasanya, perlakuan radiasi pada kepompong

dapat mengurangi jumlah lalat yang mampu

terbang yang berarti mengurangi mutu

kepompong.

Data mutu kepompong yang mendapat

perlakuan radiasi 90 Gy dan yang tidak, disajikan

pada Tabel 1

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa

persentase jumlah lalat yang terbang dari

kepompong dengan dan tanpa radiasi cukup

tinggi antara 87 - 91 % yang menunjukkan

bahwa lalat yang keluar dari kepompong radiasi

cukup baik untuk digunakan di kebun. Sekitar

Risalah Se..minar Ilmiah Aplikasi Is%p dan Radi11si,2()()6

87 % kepompong radiasi men etas menjadi lalat

yang bermutu baik, yaitu mampu terbang.

Tabel 1. Kemunculanlalat buahBactrocera carambolae dari kepompong yang mendapat radiasi 90 Gy dan yangtidak diradiasi Persenkemunculanlalatdarikepompong Perlakuan Gagal Cacat NormaltdkTerbang terbanj( Kontrol(0Gv) 5 2,71,3 91± 3,6 Radiasi(90Gy) 10 2871± 3,7

Kemampuan serangga radiasi untuk

terbang setelah dilepas di kebun merupakan

suatu hal yang penting. Serangga-serangga yang

tidak mampu terbang untuk mencari tempat

berlindung atau mencari makanan at au tidak

mampu kawin akan dapat membuat kegagalan

dalam program pengendalian hama dengan

Teknik Serangga Mandul. (10).

Sterilitas lalat radiasi

Pengujian sterilitas lalat radiasi dilakukan

dengan mengamati persentase jumlah telur lalat

yang menetas yang dihasilkan dari perkawinan

serangga radiasi dengan yang normal. Dalam

TSM, uji sterilitas dilakukan untuk melihat

tingkat kemandulan yang diperoleh (6). Dari

Tabel 2 dapat dilihat bahwa perkawinan antara

seranga normal dengan serangga radiasi

sterilitasnya tinggi ( antara 93 -95%) .

Tabel2. Pengaruh Radiasi Terhadap Sterilitas dan

FekunditasTelur LalatB. carambolae

Perlakuan SterilitasFekunditastelurUumlah (%1 telur/l0pasang) (ekor) <j? Normal+

0

Normal 21 2608 <j? Normal+

0

Radiasi 95 2187 <j? radiasi+

0

Normal 93 4,5 <j?radiasi+

0

radiasi 100 0

Pelepasan

serangga mandul

Berdasarkan rumus Weidhas, bila rate of

increase hama = 5, maka dianjurkan penglepasan

serangga mandul minimal sembilan kali populasi

normal, agar PI = 0,5 x jumlah PI populasi

normal tanpa perlakuan. Dalam percobaan ini

ternyata pada tahap 1 , rate of increase lalat buah

Bactrocera carambolae normal dalam skala

kurungan lapangan adalah 9,4. Berikutnya

dilakukan pengujian tahap II dengan menglepas

serangga mandul (TSM) atau jantan mandul

(4)

RisalalJ Seminar /lmiah Aplikasi lsotop dan Radiasi,2(J()6

Tabel 3. Rata-rata jumlah kepompong yang dihasilkan dalam skala kurungan lapangan dengan pelepasan 10xpopulasi normal akibat penglepasan lalat mandul radiasiB.carambo/ae

Kode PerlakuanPenurunanJib LalalnormalRate JumlabJIb lalal radiasi

<jJ normal

o

normal <jJradiasi

o

kepompongradiasiof lerbadap (ekor) (ekor) (ekor)(ekor)konlrolFI Increase

(%1 A Konlrol093900 50509,4 B 'TSM500(26)' "5001189 11,8950lOx50 C "TIM0500317665050lOx3,17 Keterangan : • •• •••

Serangga jantan dan betina mandul yang dilepas sebanyak 10 x serangga normal Serangga jantan mandul yang dilepas sebanyak 10 x populasi normal

Tidak terjadi penurunan populasi terhadap kontrol

Tabel 4. Rata-rata jumlah kepompong yang dihasilkan dalam skala kurungan lapangan dengan pelepasan 20 x populasi normal akibat penglepasan lalat mandul radiasi B.carambo/ae

Kode PerlakuanPenurunanJIb Lalalnormal Jib lalal radiasiRate Jumlab

<jJ normal

o

normal <jJ radiasi

o

kepompongradiasiof lerbadap (ekorl (ekor) jekorl jekor)FIIncrease konlrol (%) A Kontrol00 568 11,3602525 B 'TSM50054268 5,3620x2525500 C "TJM5009970252520x0,14

Keterangan: • Serangga jantan dan betina mandul yang dilepas sebanyak 20 x serangga normal •• Serangga jantan mandul yang dilepas sebanyak 20 x populasi normal

Pada Tabel 3, peningkatan jumlah populasi

(Rate of increase) keturunan pertama dibanding

induknya pada kontrol adalah 9,4. Pad a

penglepasan jantan dan betina mandul sebanyak

10 x populasi normal peningkatan jumlah

populasinya sebesar 11, 89, belum terjadi

penurunan populasi dibanding populasi normal

sedangkan pada penglepasan jantan mandul

sebanyak 10 xpopulasi normal menyebabkan

peningkatan jumlah populasi sebanyak 3,17,

terjadi penurunan sebesar 66 % dibanding

populasi normal.

Pad a Tabel 4, penglepasan lalat radiasi

sebanyak 20 x, penglepasan lalat betina dan

jantan radiasi menyebabkan penurunan populasi

sebesar 54 % dibandingkan kontrol sedangkan

penglepasan jantan radiasi saja menyebabkan

penurunan populasi 99 % dibandingkan kontrol.

Peningkatan populasi pada TSM dan TJM

masing-masing 5,36 dan 0,14. Pada pelepasan

campuran jantan dan betina mandul sebanyak 20

x dengan

rate of increase

populasi normal

sebesar 11,36 dihasilkan jumlah F1 = 0,5 x

populasi normal tanpa perlakuan (sesuai dengan

rumus Weidhas).

Rate of Incerase yang cukup tinggi pada

kontrol (tanpa perlakuan) disebabkan karena

percobaan ini masih dalam skala kurungan

lapangan sehingga faktor-faktor lingkungan

196

masih terbatas . Contoh faktor lingkungan yang

dimaksud seperti angin, hujan dan tidak adanya

pradator yang memangsa hama .. Dalam skala

kurungan lapangan, Teknik Jantan MandulITJM)

adalah lebih baik dibandingkan dengan Teknik

Serangga Mandul (TSMI baik pada pelepasan

sebesar 10 x mapun 20 x.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil percobaan menunjukkan bahwa,

karena rate of increase lalat buah 10 kali, maka

penglepasan campuran lalat jantan dan betina

mandul 10 x lalat normal belum mampu

mengurangi jumlah F1, sedangkan pelepasan

jantan mandul menyebabkan pengurangan

sebesar 66 %. Penurunan tercapai pada

penglepasan serangga mandul 20 x populasi lalat

normal. Penglepasan jantan mandul 20 x normal

mengurangi jumlah Fl sampai 99 % sedangkan

penglepasan campuran jantan betina mandul

mengurangi 54 %. Berarti, penglepasan lalat

jantan mandul dapat lebih menekan jumlah Fl

daripada penglepasan campuran jantan dan

betina mandul.

Perlu penelitian yang lebih Ian jut dalam skala yang lebih besar yaitu di kebun buah pada areal terbatas.

(5)

DAFfAR PUSTAKA

1. KALSHOVEN, L.G.E. The Pest of Crops in

Indonesia. PT. Ichtiar Baru - Van

Hoeve. Jakarta. 1981. Ha!.701

2. CARSON, R.. " Silent Spring", Fawert Pub!.

Inc. Connecticut. 1962. 304

3. METCALF,R.L. 1984. Trend in The Use of

Chemical Insecticides,Proc.FAO/ITTI

Workshop on Judicious and Efficient

Use of Insecticides on Rice. IRRI Los

Banos. Philipina. 1984. 70-91

4. KUSWADI, A.N. Pengendalian Hama

Dengan Teknik Nuklir Untuk

Menyelamatkan Produksi Pertanian

Dan Menyehatkan Masyarakat Di Masa

Depan. Disampaikan pada Pengukuhan

Jabatan Ahli Peneliti Utama Bidang

Pertanian. Jakarta 28 Desember 2004.

5. KNIPPLING, E.C. Possibilities of Insect

Control or Eradication through The Use

Sexeually Sterile Male. J. Econ.

Entomo!. 1955. 48.459 - 62 .

6. NASUTION, INDAH A. DAN A.N

KUSW AD!. Radiosterilisasi Lalat

Bactrocera

carambolae

dan

Penurunan Populasi Akibat

Penglepasan Lalat Mandu!. Risalah

Seminar Ilmiah Penelitian dan

Pengembangan Aplikasi Isotop dan

Radiasi. P3TIR-BATAN. Jakarta April

2005. 217-221

K!/saJah$pminar Ilmiah Aplikasi Isolop dan Radi3si, 2(}()6

7. BAKR!. A., K. MEHTA DAN D.R. LANCE.

Sterilizing Insects with ionizing

Radiation. Principles and Pratice in

Area-Wide Integrated Pest

Management. Springer. Vienna-Austria.

2005.231-268.

8. WEIDHAAS, D.E., G.C. LABREQUE, C.S.

LOFGREN, And C.H.SCHMIDT. Insect

Sterility in Population Dynamics

Reseach. WHO Bull.47 . 1972. :

309-314.

9. SUTANTAWONG, M. 1991. Problems and

Control of fruit flies with Sterile Insect

Techninuques in Thailland Int.

Symp.On Bio!.Control of Fruit Flies.

Okinawa 98-108p.

10. CALKINS, C.O. AND A.G. PARKER. Sterile

Insect Quality dalam Sterile Insect

Tecnique. Principles and Pratice in

Area-Wide Integrated Pest

Management. Springer. Vienna-Austria.

Gambar

Tabel 1. Kemunculanlalat buah Bactrocera carambolae dari kepompong yang mendapat radiasi 90 Gy dan yangtidak diradiasi Persenkemunculan lalatdarikepompong Perlakuan GagalCacatNormaltdk Terbangterbanj( Kontrol (0 Gv) 2,7 1,3 591± 3,6Radiasi(90Gy) 102871±3,7
Tabel 3. Rata-rata jumlah kepompong yang dihasilkan dalam skala kurungan lapangan dengan pelepasan 10 x populasi normal akibat penglepasan lalat mandul radiasi B.carambo/ae

Referensi

Dokumen terkait

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Penyusunan anggaran di dalam partisipasi adalahmeningkatkan kinerja yang ada pada akhirnya dapat menaikkan efektifitas suatu organisasi yang secara umum.Partisipasi dapat

Avainsanat: Monikansallinen yritys, johdon laskentatoimi, ulkomaan yksikön evoluutio Johdon laskentatoimen tutkimuksella on pitkä historia. Kuitenkaan ulkomaan yksikön näkökulmaa

Sedangkan sifat humanis mengandung arti bahwa ajaran moral Sosrokartono mengarahkan perilaku manusia agar memepertaruhkan segala sesuatunya untuk menolong sesama

Usai keliling desa Yuli Hastuti berjalan kaki menuju Pendopo Rumas Dinas Wakil Bupati di Kutoarjo yang berjarak sekitar 12 Km.. Langkahnya diikuti oleh ribuan warga yang sudah

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi keragaman gen Diacylglycerol O-acyltransferase 1 (DGAT1) menggunakan enzim restriksi Eae I dengan metode PCR-RFLP pada sapi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber diluar data tersebut sebagai bahan perbandingan. Triangulasi yang digunakan

Bilim ve Eğitim: Nanobilim ve nanoteknoloji fizik, kim­ ya, biyoloji gibi temel bilimler ile malzeme, elektronik, kim­ ya, makine, bilgisayar mühendisliği gibi uygulamalı