• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Retensi Pasien Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas Kecamatan Tebet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Retensi Pasien Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas Kecamatan Tebet"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1  

Gambaran dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Retensi

Pasien Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas

Kecamatan Tebet

Tri Rahayu, Syahrizal Syarif

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Abstrak

Retensi merupakan salah satu indikator Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi pasien PTRM di Puskesmas Kecamatan Tebet. Penelitian dilakukan dengan desain studi cross sectional dengan melihat data rekam medik dan data formulir asesmen wajib lapor dan rehabilitasi medis. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 65 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan retention rate pada 1 tahun terapi pada Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Kecamatan Tebet sebesar 84,6%. Faktor yang berhubungan bermakna secara statistik dengan retensi pada penelitian ini adalah dosis obat metadon (nilai p : 0,000) dan dosis bawa pulang (nilai p : 0,022). Mekanisme pemberian dosis bawa pulang perlu dipertahankan untuk meningkatkan retensi pasien PTRM.

Kata kunci : metadon, retensi, PTRM

Abstract

Retention is an indicator to Methadone Maintenance Treatment (MMT). This study is aims to see description and factors associated with methadone maintenance treatment retention on Tebet Subdistric health center. This study was a cross sectional on opiate dependence’s patient medical records and “Formulir Asesmen Wajib Lapor dan Rehabilitasi Medis” who receive methadone maintenance therapy. This study involved 65 patients in “Puskesmas Kecamatan Tebet” who entered inclusion criteria. Results showed that retention rate on one year therapy is 84,6%. Factors associated with retention in this study is methadone dose (p value: 0,000) and take home dose ( p value: 0,022). Take-home dosing mechanism needs to be maintained to improve patient retention on MMT.

Key words : methadone, retention, MMT Pendahuluan

Masalah penyalahgunaan narkoba tampaknya tidak bisa dianggap sebagai masalah yang ringan karena jaringan peredaran narkoba sudah semakin meluas

(2)

dan merambat ke semua kalangan masyarakat, termasuk masyarakat kelas menengah ke bawah, suami, istri, anak sekolah, industri yang legal maupun illegal, di daerah perkotaan maupun pedesaan. (WPRO WHO, 2005).

Dari tahun ke tahun, kasus penyalahgunaan narkoba secara global juga menunjukkan angka yang tinggi. Pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 153 juta – 300 juta orang berusia 15-64 tahun (3,4% – 6,6% populasi dunia dalam kelompok umur ini) telah menggunakan satu jenis obat terlarang sekali di tahun sebelumnya. Berdasarkan World Drug Report (2012), diperkirakan jumlah kematian yang disebabkan oleh penyalahgunaan obat-obat terlarang pada tahun 2010 sekitar 99.000 sampai 253.000 kematian.( UNODC, 2012).

Badan Narkotika Nasional mencatat terjadinya kenaikan jumlah kasus pidana penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Pada tahun 2001, jumlah tindak pidana penyalahgunaan narkoba tercatat 1.907 kasus. Jumlah ini terus meningkat tajam setiap tahun. Tahun 2002, jumlah kasus meningkat 3,7 % menjadi 2.040 kasus, pada tahun 2003 tercatat 3.929 kasus, pada tahun 2005 sebanyak 8.171 kasus, hingga pada tahun 2008 tercatat 10.006 kasus. Kasus penyalahgunaan psikotropika juga menunjukkan pola yang sama. Pada tahun 2001 baru tercatat 1.648 kasus tindak pidana, dan tahun 2008 sudah mencapai 9.780 kasus tindak pidana penyalahgunaan psikotropika. Kasus tindak pidana atas penyalahgunaan zat adiktif juga meningkat dari 62 kasus pada tahun 2001 menjadi 9573 kasus pada tahun 2008. (Badan Narkotika Nasional, 2009).

Narkoba mengakibatkan banyak kerugian, baik berupa fisik maupun psikologis. Narkoba dapat menyebabkan gangguan fungsi otak, gangguan pernafasan, gangguan jantung dan pembuluh darah, meningkatkan risiko terinfeksi HIV/AIDS serta hepatitis B dan C, menyebabkan gejala putus obat bagi yang tiba-tiba berhenti mengonsumsi narkoba, bahkan sering menimbulkan kematian akibat overdosis.

Untuk mengurangi dampak buruk narkoba, terutama pada pengguna narkoba suntik, dilakukan terapi rumatan metadon. Program terapi metadon berfungsi untuk membantu pecandu opiat untuk lepas dari ketergantungan dan dampak buruk akibat ketergantungan tersebut. Program tersebut terbukti lebih efektif untuk membuat pasien lebih lama berada dalam terapi dibandingkan

(3)

3  

dengan terapi lain. (D’Ippoliti, 1998). Puskesmas Kecamatan Tebet merupakan satelit PTRM yang dirintis pada tahun 2007 sebagai PTRM pertama di wilayah Jakarta Selatan. Penulis ingin melihat gambaran retensi pasien di PTRM Kecamatan Tebet. Selain itu juga untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi pasien PTRM di Puskesmas Kecamatan Tebet.

Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tebet, Jl. Prof. Supomo No. 54, Jakarta Selatan. Populasi penelitian ini adalah semua pasien PTRM yang ada di Puskesmas Kecamatan Tebet. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah pasien PTRM Puskesmas Kecamatan Tebet yang memenuhi kriteria inkusi sebagai berikut:

a. Berusia 18-65 tahun.

b. Sudah terdaftar dalam program terapi metadon minimal 1 tahun sampai penelitian ini dilakukan atau sudah keluar dari terapi metadon saat penelitian ini dilakukan.

Data dikumpulkan dengan memeriksa data rekam medik pasien program terapi rumatan metadon (PTRM). Jumlah sampel minimal yang telah dihitung menggunakan rumus uji dua proporsi sebesar 86. Analisis data dilakukan sampai analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square.

Hasil

Penelitian dilakukan di PTRM Puskesmas Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Pengambilan data pasien program terapi rumatan metadon dilakukan pada tanggal 16 sampai dengan 19 April 2013. Pasien yang diambil menjadi responden dalam penelitian ini adalah pasien yang memiliki data rekam medik dan catatan pada formulir asesmen wajib lapor dan rehabilitasi medis pada Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Kecamatan Tebet.

Jumlah sampel minimal yang telah dihitung dengan menggunakan rumus uji beda dua proporsi sebanyak 86 pasien. Jumlah tersebut tidak dapat dipenuhi karena jumlah data yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Tebet hanya sebanyak

(4)

75 pasien. Dari jumlah tersebut hanya 65 pasien terapi metadon yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.

Jumlah data tidak semuanya tersedia dikarenakan kepindahan PTRM sehingga data-data pasien yang sudah tidak aktif tidak tersedia. Semua data dari status pasien yang telah berada dalam terapi selama minimal satu tahun atau sudah keluar sebelum waktu satu tahun diambil sebagai responden. Beberapa data dari status pasien tidak dapat dilengkapi dari formulir asesmen, sehingga terdapat beberapa missing data. Sedangkan data dari formulir asesmen yang tidak terdapat pada buku status tidak diambil sebagai responden karena tidak ada data retensi pasien.

Retensi Pasien

Retention rate pasien yang menjadi responden penelitian adalah 93,8%

pada 3 bulan terapi, 90,3% pada 6 bulan terapi, dan turun menjadi 84,6% pada 12 bulan (1 tahun) terapi.

Analisis Univariat

Data hasil analisis univariat dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1 Analisis Univariat

No Variabel Jumlah Persentase (%)

1. Umur ≤ 30 tahun < 30 tahun 18 47 27,7 72,3

2. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

58 7

89,2 10,8

3. Status HIV Positif Negatif Tidak diketahui 24 21 20 36,9 32,3 30,8

4. Status hepatitis B Positif Negatif Tidak diketahui 4 18 43 6,2 27,7 66,2

5. Status hepatitis C Positif Negatif Tidak diketahui 18 9 38 27,7 13,8 58,5 6. Pendidikan Rendah Tinggi Missing 3 57 5 4,6 87,6 7,7

(5)

5  

Tabel 1 Analisis Univariat (Lanjutan)

No Variabel Jumlah Persentase (%)

7. Pekerjaan Tetap Tidak tetap Tidak bekerja Missing 16 21 23 5 24,6 32,3 35,4 7,7

8. Status pernikahan Belum menikah Menikah Duda/janda Missing 22 37 4 2 33,8 56,9 6,2 3,1

9. Dosis metadon < 60 mg/hari ≥ 60 mg/hari

6 59

9,2 90,8

10. Dosis bawa pulang Tidak Ya

2 63

3,1 96,9

11. Dukungan keluarga Tidak ada Ada Missing 12 43 10 18,5 66,2 15,4 Sumber : Data Rekam Medik Puskesmas Kecamatan Tebet

Tabel 1 diatas menggambarkan sebagian besar responden berusia > 30 tahun (72,3%). Rata-rata umur pasien adalah 33,1 tahun dengan rentang umur 23-51 tahun. Sebagian besar pasien (89,2%) berjenis kelamin laki-laki. Lebih dari separuh pasien (56,9%) berstatus menikah dan 33,8% belum menikah. Pasien yang berstatus duda/janda hanya 6,2%. Dari pasien PTRM di Puskesmas Kecamatan Tebet, hampir seluruh pasien (87,6%) berpendidikan tinggi. Sebanyak 35,4% ternyata tidak memiliki pekerjaan.

Dari pasien yang menjadi responden, sebanyak 36,9% mengidap HIV, 6,2% mengidap hepatitis B, dan 27,7% mengidap hepatitis C. Hampir seluruh pasien mendapatkan dosis rumatan ≥ 60 mg/hari. Hampir seluruh pasien juga mendapatkan dosis bawa pulang pada masa awal terapi. Lebih dari separuh pasien (66,2%) mendapatkan dukungan dari keluarga untuk mengikuti terapi metadon.

Pada data di atas diketahui beberapa variabel terdapat missing data, yaitu variabel status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, dan dukungan keluarga. Variabel tersebut tidak dapat dilengkapi karena beberapa data pasien tidak dapat dilengkapi dari data-data terlampir yang ada pada data status maupun dari data ”Formulir Asesmen Wajib Lapor dan Rehabilitasi Medis”.

(6)

Analisis Bivariat

Hasil uji chi square memperlihatkan variabel yang berhubungan secara dengan retensi pasien PTRM adalah dosis metadon (nilai p 0,000; PR : 9,8) dan dosis bawa pulang ( nilai p 0,022; PR: 3,5). Hasil analisis bivariat selengkapnya ditampilkan pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Analisis Bivariat: Faktor yang Berhubungan dengan Retensi

No Variabel Retensi PR (95% CI) Nilai p < 1tahun ≥ 1 tahun 1. Umur ≤ 30 tahun > 30 tahun 4 (22,2%) 6 (12,8%) 14 (77,8%) 41 (87,2%) (0,6-5,5) 1,7 0,445 2. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 9 (15,5%) 1 (14,3%) 49 (84,5%) 6 (85,7%) 1,1 (0,2-7,3) 1,000

3. Status HIV Positif

Negatif Tidak tahu 3 (12,5%) 2 (9,5%) 6 ( 30,0%) 21 (87,5%) 19 (90,5%) 14 (70,0%) 1,3 (0,2-7,1) 1,0 3,2 (0,6-1,1) 0,751 0,130 4. Status Hepatitis B Positif Negatif Tidak tahu 0 (0,0%) 1 (5,6%) 10 (23,3%) 4 (100,0%) 17( 94,4%) 33( 76,7%) 1,1 (0,9-1,2) 1,0 4,2 (0,6-30,3) 0,629 0,101 5. Status Hepatitis C Positif Negatif Tidak tahu 1 (5,6%0 0 (0,0%)\ 10(26,3%) 17 (94,4%) 9 (100,0%) 28 (73,7%) 0,9 (0,8-1,1) 1,0 0,7 (0,6-0,9) 0,471 0,083 6. Pendidikan Rendah Tinggi 1 (33,3%) 5 (8,8%) 2 (66,7%) 52 (91,2%) 3,8 (0,3-54,2) 0,315 7. Pekerjaan Tetap Tidak tetap Tidak kerja 2 (12,5%) 1 (4,8%) 3 (13,0%) 14 (87,5%) 20 (95,2%) 20 (87,0%) 1,0 0,7 (0,9-5,9) 1,1 (0,2 - 5,1) 0,773 0,960 8. Pernikahan Belum/tidak Menikah 5 (19,2%) 3 (8,1%) 21 (80,8%) 34 (91,9%) 2,4 (0,6-9,1) 0,257 9. Dosis < 60mg/hari ≥60mg/hari 5 (83,3%) 5 (8,5%) 1 (16,7%) 54 (91,9%) 9,8 (3,9-24,4) 0,000 10. THD Tidak Ya 1 (50,0%) 9 (14,3%) 1(50,0%) 54 (85,7%) 3,5 (4,1-15,0) 0,022 11. Dukungan Keluarga Tidak Ya 2 (16,7%) 3 (7,0%) 10 (83,3%) 40 (93,0%) (0,5-12,7) 2,3 0,298 Sumber : Data Rekam Medik Puskesmas Kecamatan Tebet

Dosis metadon dibagi menjadi < 60 mg/hari dan ≥ mg/hari. Hasil analisis menunjukkan pasien dengan dosis ≥ 60 mg/hari memiliki kecenderungan untuk

(7)

7  

lebih lama menjalani terapi. Pasien dengan dosis bawa pulang pada awal terapi juga cenderung lebih lama tinggal dalam terapi.

Pembahasan

Metadon merupakan terapi yang lebih efektif dibandingkan dengan terapi rumatan lain (D’ippoliti dkk.;1998). Kunci keberhasilan terapi ini adalah retensi pasiennya. Beberapa penelitian menunjukkan outcome yang baik dari terapi ketergantungan obat berhubungan dengan lama terapi pasien. Sebagian besar pasien yang keluar dari terapi metadon sebelum waktu satu tahun akan kembali menggunakan heroin (relapse opiate).(CDC, 2002)

Hasil analisis menunjukkan dosis berhubungan dengan retensi pasien terapi metadon. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan semakin tinggi dosis, pasien akan semakin lama berada pada terapi metadon. (Liu dkk., 2009;Mohamad dkk.,2010;D’Ippoliti dkk.,1998;Yang dkk.,2013;Huissoud dkk.,2012). Dosis bawa pulang juga berhubungan dengan retensi pasien. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Huissoud dkk. (2012) yang menunjukkan ada hubungan antara dosis bawa pulang dengan retensi (nilai p 0,009).

Hasil analisis memperlihatkan variabel-variabel lain tidak berhubungan dengan retensi pasien PTRM. Hal ini mungkin dikarenakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti, seperti aksesibilitas waktu dan pelayanan yang diberikan dari petugas kesehatan. Jam buka PTRM yang dimulai pukul 13.00 sampai dengan pukul 15.00 mungkin menyulitkan pasien-pasien yang bekerja untuk datang ke PTRM, sehingga mereka melewatkan dosis harian dan akhirnya berhenti dari terapi metadon.

Kelemahan pada penelitian ini adalah pada desain studi dan jumlah sampel. Desain studi potong lintang (cross sectional) dengan penelusuran data rekam medik (data sekunder) mengakibatkan variabel-variabel yang diteliti terbatas pada variabel yang tersedia pada data sekunder tersebut. Jumlah sampel

(8)

yang didapatkan dalam penelitian ini kurang dari jumlah sampel minimal, yaitu hanya 65%, sehingga mengakibatkan turunnya power penelitian.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menganalisis 65 data pasien Program Terapi Rumatan Metadon di Puskesmas Kecamatan Tebet, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar pasien berusia > 30 tahun (72,3%) dan sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki (89,2%). Sebagian besar pasien memiliki pendidikan yang tinggi (87,6%). Terdapat 35,4% pasien yang tidak memiliki pekerjaan.

2. Terdapat 36,9% pasien yang mengidap HIV positif, 6,2% mengidap hepatitis B positif, dan 27,7% orang mengidap hepatitis C positif. 3. Hampir seluruh pasien mendapatkan dosis rumatan ≥ 60 mg/hari dan

mendapatkan dosis bawa pulang.

4. Lebih dari separuh (66,2%) pasien mendapatkan dukungan dari keluarga untuk mengikuti program terapi rumatan metadon (PTRM). 5. Terjadi penurunan retention rate pasien PTRM Puksesmas

Kecamatan Tebet yaitu, 93,8% pada 3 bulan terapi, 90,8% pada 6 bulan terapi, dan 84,6 pada 1 tahun terapi.

6. Faktor yang berhubungan dengan retensi pasien terapi metadon di Puskesmas Kecamatan Tebet adalah dosis obat dan dosis bawa pulang. Pasien yang mendapatkan dosis lebih tinggi memeiliki kecenderungan untuk lebih lama tinggal dalam terapi. Pasien yang mendapatkan dosis bawa pulang pada awal terapi juga cenderung lebih lama tinggal dalam terapi.

Saran

Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran oleh peneliti yaitu:

(9)

9  

Bagi Puskesmas Kecamatan Tebet

1. Mempertahankan mekanisme pemberian dosis bawa pulang yang telah dilakukan dan pemberian dosis rumatan ≥ 60 mg/hari guna mempertahankan pasien agar tetap berada pada Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) sampai dengan waktu lepas dari terapi sesuai keputusan yang ditetapkan oleh petugas.

2. Mengupayakan peningkatan arsip data agar data yang telah ada dapat diakses untuk kemudian hari.

Bagi peneliti lain

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan desain studi kohort, baik kohort prospektif maupun retrospektik agar lebih terlihat hubungan kausal antara variabel dependen dan independenya. 2. Sebaiknya memperbanyak jumlah sampel agar tidak terjadi salah penilaian

terhadap besar masalah.

Daftar Pustaka

Western Pacific Region World Health Organization. (2005). Drug Subtitution

Treatment Steps Up Fight Against HIV/AIDS. [online] Diakses dari:

http://www.wpro.who.int/mediacentre/releases/2005/20051103_1/en/ United Nations Office on Drugs and Crime. (2012). World Drug Report. New

York: United Nations. [online] Diakses dari:

http://www.unodc.org/documents/data-and-analysis/WDR2012/WDR_2012_web_small.pdf.

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. (2009). Data Kasus Tindak

Pidana Narkoba di Indonesia Tahun 2001-2008. [online] Diakses dari:

http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=DataKasus&op =detail_data_kasus&id=29&mn=2&smn=e.

Central for Disease Control. (2002). Methadone Maintenance Treatment. [online] Diakses dari: http://www.cdc.gov/idu/facts/methadonefin.pdf

(10)

D’Ippoliti,dkk. (1998). Retention in Treatment of heroin Users in Italy : the Role

of Treatment type and of methadone maintenance dosage. Drug and

Alcohol Dependence 52 (1998) 167-171.

Huissoud, Terrese; Rousson, Valentin; Arber, Francoise Dubois. (2012).

Methadone Treatments in a Swiss Region, 2001-2008: a registry based

analysis. Diakses dari:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3543381/

Liu, Enwu; Liang, Tao; dkk. (2009). Correlates of Methadone Client Retention: A

Prospective Cohort Study in Guizhou Province, China. Diakses dari:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2903544/

Mohamad, Nasir. dkk. (2010). Better Retention of Malaysian Opiate Dependents

Treated with High Dose Methadone in Methadone Maintenance Therapy.

Diakses dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3019202/ United Nations Office on Drugs and Crime. (2012). World Drug Report. New

York: United Nations. [online] Diakses dari

http://www.unodc.org/documents/data-and-analysis/WDR2012/WDR_2012_web_small.pdf

Yang, Fang, dkk.. (2013). Predictors of Retension in Community-Based

Methadone Maintenance Treatment Program in Pearl River Delta, China.

[online] Diakses dari:

Gambar

Tabel 1 Analisis Univariat
Tabel  1  diatas  menggambarkan  sebagian  besar  responden    berusia  &gt;  30  tahun (72,3%)
Tabel 2 Analisis Bivariat: Faktor yang Berhubungan dengan Retensi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Di Lingkup

Persyaratan K3 untuk ruang terbatas (Confined Space) adalah sebagai berikut: Persyaratan Umum (1) Pengurus wajib melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap tempat

5.1 Membagi tugas Sub Bidang Mutasi dan Promosi Jabatan (Administrasi Kenaikan Pangkat, administrasi Mutasi dan Promosi Jabatan struktural dan fungsional,

a) Penilaian bagi bahagian penerbitan adalah berdasarkan penilaian secara sumatif iaitu hasil penerbitan dinilai mulai calon mendapat kelayakan sarjana/Ph.D dan

Sebagaimana diungkapan sebelumnya, Indonesia dan Malaysia memiliki karakteristik yang hampir sama dalam perkembangan lembaga keuangan syariah, maka pertanyaan dalam penelitian

Jika pelanggan tidak puas dengan jasa yang dibeli di bawah ketentuan ini dan tidak setuju dengan resolusi yang diusulkan HP, para pihak setuju untuk segera

Tabungan ini diperuntukkan bagi pemilik dana yang tercatat sebagai anggota koppotren Annuqayah, di mana tabungan yang menggunakan akad wadi’ah yad al-dhamanah, yang

layer ini menyediakan data trasnport yang bisa diandalkan dan efektif biayanya dari komputer sumber ke komputer tujuan, yang tidak tergantung pada jaringan. fisik