• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BATUBARA PT. BARASENTOSA LESTARI SITE BELANI PROVINSI SUMATERA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BATUBARA PT. BARASENTOSA LESTARI SITE BELANI PROVINSI SUMATERA SELATAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BATUBARA PT. BARASENTOSA LESTARI SITE BELANI

PROVINSI SUMATERA SELATAN Parlan Prambahan, Marliantoni, Desmawita

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Muara Bungo ABSTRAK

PT. Barasentosa Lestari telah (BSL) melakukan eksplorasi rinci untuk kemajuan penambangan, akan tetapi daerah ini belum dimodelkan secara rinci. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Menghitung jumlah cadangan pada design pit limit di PT. BSL site Belani. Membuat rancangan sequence penambangan batubara bulanan sesuai dengan stripping ratio (SR) dan target produksi yang ditentukan oleh pihak perusahaan. Menganilisis sistem penanganan air tambang. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah metodelogi penelitian terapan (applied research). Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode kuantitatif, metode ini merupakan metode dalam pengumpulan data yang berupa angka-angka dimana nantinya akan digunakan dalam perhitungan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penulis simpulkan sebagai berikut: Jumlah cadangan batubara pada design pit limit PT. BSL yaitu 8.648.498,740 MT, dengan jumlah volume overburden 32.445.124,998 BCM berada pada SR kumulatif 3,75 BCM/ MT. Target produksi perusahan perbulan 80.000 MT dan SR 3,75 BCM/MT. Penambangan dimulai pada awal tahun 2020, bulan januari 2020 produksi batubara berdasarkan rancangan mencapai 87.156,16 MT volume overburden 323.362,28 BCM pada SR 3,71 BCM/MT, bulan februari 2020 produksi batubara berdasarkan rancangan mencapai 88.975,40 MT volume overburden 325.780,83 BCM pada SR 3,66 BCM/MT, dan pada akhir quarterly 1 bulan maret 2020 produksi batubara berdasarkan rancangan mencapai 82.102,33 MT volume overburden 302.795,66 BCM pada SR 3,69 BCM/MT. Penanganan terhadap air yang masuk ketambang dianalisis dengan mengetahui curah hujan rencana perhari yaitu 25,26 mm/hari dianalisis dari data curah hujan 5 tahun terakhir, sehingga diperoleh hasil prediksi air yang masuk ke tambang pada sequence I adalah 1.544,400 m3/jam jadi untuk mengatasi air yang masuk maka

didesain bentuk sump dengan kapasitas 13.000 m3, air yang masuk ke tambang pada

sequence II adalah 2.419,200 m3/jam dan pada sequence III adalah 2.617,200 m3/jam jadi

untuk mengatasi air yang masuk maka didesain bentuk sump dengan kapasitas 22.875 m3.

Kata Kunci: Pit Limit, Monthly Sequence, Penyaliran Tambang. 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Sequence penambangan merupakan bentuk-bentuk penambangan yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang dari tahap awal hingga tahap akhir rancangan tambang (pit limit). Tujuan dari pembuatan sequence yaitu untuk membagi seluruh volume yang ada dalam pit limit ke dalam unit-unit perencanaan yang lebih kecil sehingga lebih mudah ditangani.

PT. Barasentosa Lestari telah melakukan eksplorasi rinci untuk kemajuan penambangan, akan tetapi daerah ini belum dimodelkan secara detail. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan pengembangan rancangan sequence penambangan untuk memenuhi rencana target produksi batubara pada daerah ini. Hasil penelitian diharapkan dapat menghasilkan suatu model sequence penambangan yang sesuai dengan kondisi aktual pada PT. Barasentosa Lestari site Belani.

(2)

1.2. Rumusan Masalah

Masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah rancangan sequence penambangan pada PT. Barasentosa Lestari untuk memenuhi target produksi batubara. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi : 1. Berapakah jumlah cadangan pada

design pit limit di PT. Barasentosa lestari site Belani?

2. Bagaimana rancangan sequence penambangan batubara bulanan sesuai dengan stripping ratio (SR) dan target produksi yang ditentukan oleh pihak perusahaan?

3. Bagaimana kajian teknis terhadap penanganan air tambang?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah cadangan pada design pit limit di PT. Barasentosa lestari site Belani.

2. Membuat rancangan sequence penambangan batubara bulanan sesuai dengan stripping ratio (SR) dan target produksi yang ditentukan oleh pihak perusahaan.

3. Menganalisis sistem penanganan air tambang.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pembaca :

a. Mengetahui penambangan batubara secara kompleks.

b. Menerapkan ilmu perencanaan tambang.

c. Mampu membuat rancangan sequence bulanan pada penambangan batubara. 2. Bagi perusahaan :

a. Mengetahui rancangan sequence bulanan pada penambangan batubara. b. Hasil analisis dan pengamatan dapat

menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan untuk menentukan kebijakan perusahaan dimasa yang akan datang.

2. Metodelogi Penelitian 2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah metodelogi penelitian terapan (Applied Research). Menurut A. Muri Yusuf (2005), penelitian terapan adalah penelitian yang lebih menekankan pada penerapan ilmu, aplikasi ilmu, penggunaan ilmu dalam masyarakat, untuk keperluan tertentu (industri, usaha dll). Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode kuantitatif, metode ini merupakan metode dalam pengumpulan data yang berupa angka-angka dimana nantinya akan digunakan dalam perhitungan.

Rancangan sequence penambangan untuk memenuhi target produksi batubara membutuhkan data-data yang rinci mengenai kondisi lokasi yang akan dimodelkan. Setiap kegiatan yang dilaksanakan haruslah efektif dan efisien sehingga hasil yang diperoleh maksimal. 2.2. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yaitu dengan cara mengelompokan data menjadi dua kelompok yaitu data primer dan data sekunder.

2.2.1. Data primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari lokasi penelitian tampa melalui perantara, artinya data yang diambil langsung oleh peneliti antara lain. 1. Dokumentasi

2. Cycle Time Alat Gali Muat 2.2.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diambil dari berkas penelitian terdahulu, literatur, dan orang-orang yang dianggap mengetahui informasi bahan dan metode yang diteliti. Makna lain dari data sekunder adalah data yang memiliki sumber yang jelas.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data pengeboran PT. Barasentosa Lestari

2. Peta topografi 3. Parameter geoteknik 4. Target produksi bulanan 5. Data curah hujan

6. Data yang dianggap penting dari perusahaan

(3)

2.3. Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan software tambang untuk mengolah data litologi, topografi, dan rancangan tambang. Tahapan analisis data pada penelitian ini adalah: 1. Estimasi sumberdaya

2. Perancangan pit limit penambangan 3. Estimasi cadangan batubara

4. Pembuatan blok penambangan 5. Rancangan sequence

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Estimasi Cadangan Pit Limit

Jumlah cadangan pada rancangan pit limit yaitu 8.648.498,740 MT, dengan jumlah volume overburden 32.445.124,998 BCM berada pada SR kumulatif 3,75 BCM/MT, jumlah batubara yang diperoleh dengan rincian: seam A1 5.568.190,860 MT, seam A2 669.046,890 MT, seam B1

897.875,770 MT, seam B2 597.312,780 MT, seam C1 143.658,440 MT, seam C2 558.941,730 MT, seam D 213.473,270 MT. Total Cut Volume 39.097.816,336 BCM.

3.2. Rancangan Sequence

Penambangan Bulanan

3.2.1. Perencanaan Quarterly Plan Pada Push backTahun 1

Pada rancangan push back tahun 1 diperoleh jumlah batubara 1.055.839,960 MT dan overburden yang harus dikupas 3.901.983,340 BCM dimana pada rancangan pertahun ini akan dibagi menjadi 4 quarterly plan artinya pada setiap quarter akan ditargetkan umur penambangan 3 bulan dengan Target produksi dari Perusahaan 80.000,000 MT batubara/bulan, dan 300.000,000 BCM overburden/bulan

(4)

3.2.2 Analisis Sequence pada Design Quarterly Plan

Rancangan sequence penambangan mengacu pada model push back tahun pertama yang telah dirancang, dasar pembagian sequence penambangan adalah rencana target produksi dan nilai nisbah

pengupasan. Push back tahun pertama akan dibagi menjadi 4 quarter dan pada tiap quarter inilah akan dianalisis bentuk rancangan tahapan penambangan, deviasi antara plan design dan produktivitas alat (Capasity) antara 8-10%.

Tabel 3.1 Perolehan Penambangan Pada Tiap-Tiap Sequence (*Satuan OB( BCM), Coal (MT))

No Month Target by capacityOB* SR Target by desaign SR Removal GettingCoal* RemovalOB* GettingCoal*

1 Januari 334.044,76 86.909,18 3,84 323.362,28 87.156,16 3,71 2 Februari 334.044,76 86.909,18 3,84 325.780,83 88.975,40 3,66 3 Maret 334.044,76 86.909,18 3,84 302.795,66 82.102,33 3,69 Total 1002.134,28 260.727,54 3,84 951.938,77 258.233,89 3,69

1. Sequence I (Januari, 2020)

Pada bulan ini jumlah hari yang tersedia adalah 31 hari, dibulan ini ada libur nasional selama 2 hari pada tanggal 1 januari (Tahun Baru 2020 Masehi) dan tanggal 25 Januari (Tahun Baru Imlek 2571 Kongzili). Artinya pada bulan ini jumlah hari kerja efektif adalah 29 hari.

Perencanaan penambangan pada sequence I dilakukan selama pada awal tahun 2020, block ini akan dipotong (Cut) sampai pada level yang telah direncanakan. Elevasi pada Sequence I yaitu 20-30 mdpl dengan perolehan penambangan 323.362,280 BCM untuk overburden removal dan 87.156,160 MT untuk perolehan batubara. Perhitungan ini mengacu pada perhitungan design sequence. Rancangan bulan pertama dengan formasi 5 fleet yang terdiri dari empat fleet untuk pengupasan overburden dan satu fleet untuk coal getting.

Pada proses coal getting alat yang berkerja yaitu fleet 1 excavator Doosan 500 LCV (Exc-511) yang dilayani 6 dump truck Mitsubishi FUSO 220 PS, proses

pengupasan overburden dilakukan oleh fleet 2 excavator Doosan 500 LCV (Exc-510) yang dilayani oleh 4 dump truck Renault Kerax 380.34 6x4 HD LE-NEW, fleet 3 excavator Doosan 500 LCV (Exc-515) yang dilayani oleh 5 dump truck Hino FM 260 TI, fleet 4 excavator Doosan 500 LCV (Exc-505) yang dilayani oleh 5 dump truck Hino FM 260 TI, fleet 5 excavator Liebherr R 934 B (Exc-301) yang dilayani oleh 3 dump truck Hino FM 260 TI.

Jarak tempuh yang dilalui oleh alat angkut adalah sebagai berikut:

Front to Disposal : 1.200 m  Front to Stockpile : 7.000 m

Pola penambangan untuk sesuai dengan design maka penambangan diawali dengan memotong lapisan tanah sampai elevasi 30 mdpl selanjutnya pada koordinat yang sudah ditentukan akan dipotong lagi sampai elevasi 20 dan seterusnya sampai mendapatkan hasil yang sesuai dengan design. Mengaplikasikan design ke lapangan atau bentuk aktual mengunaka alat survey pemetaan dengan cara stack out titik koordinat dari design.

(5)

Gambar 3.2 Layout Design Sequence I 2. Sequence II (Februari, 2020)

Bulan februari dengan jumlah hari yang tersedia 29 hari. Bulan februari akan dilakukan formasi penambangan 5 fleet,. target produksi perhari pada bulan ini adalah 2.896,552 MT batubara, dan target OB Removal 11.137,931 BCM. Dilakukan sama dengan bulan sebelumnya formasi 5 fleet. Jarak yang ditempuh untuk

penambangan sequence II adalah sebagai berikut:

Front to Disposal : 1.200 mFront to Stock ROM : 7.000 m

Pola penambangan pada sequence II diawali dengan mengejar elevasi 20 untuk blok P16S25 selanjutnya diarahkan kearah blok P15S29, P17S30 dan seterusnya hingga mengikuti design yang telah dirancang

Gambar 3.3 Layout Design Sequence II 3. Sequence III (Maret, 2020)

Penambangan pada sequence III akan dimulai pada bulan maret, pada bulan ini jumlah hari yang tersedia adalah 31 hari, dibulan ini ada libur nasional selama 2 hari

pada tanggal 22 Maret (Isra Mikraj Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wassallam) dan tanggal 25 Maret (Hari Raya Nyepi). Artinya pada bulan ini jumlah hari kerja efektif adalah 29 hari.

(6)

Target produksi rencana perhari adalah 2749,14 MT batubara/ hari dan overburden 6 2280,70 BCM/Hari, Dilakukan sama dengan bulan sebelumnya formasi 5 fleet, jarak yang ditempuh alat hauler adalah sebagai berikut:

Front to Disposal : 1.200 m

Front to Stock ROM : 7.000 m

Pola penambangan untuk sequence III dengan cara memperluas penambangan ke arah utara sampai elevasi dan batas yang telah direncanakan selanjutnya penambangan lebih kearah mengejar pada floor batubara.

Gambar 3.4 Layout Design Sequence III 3.3 Penyaliran Tambang

3.3.1 Analisis Data Curah Hujan

Dalam penelitian ini pengolahan data curah hujan dilakukan untuk mendapatkan besarnya nilai curah hujan dan intensitas curah hujan dalam satu jam. Hujan rencana ini ditentukan dari hasil analisis frekuensi data curah hujan yang tersedia dengan menggunakan metode partial duration

series, yaitu dengan mengambil/mencatat curah hujan maksimum periode 2014–2018 dengan mengabaikan waktu kejadian hujan. Berdasarkan data curah hujan, diperoleh data curah hujan rata–rata 9,148 mm/hari, dan curah hujan maksimum terjadi bulan Mei 2014 dengan curah hujan tertinggi sebesar 583 mm/bulan.

Tabel 3.2 Curah Hujan Maximum 5 Tahun

No Tahun Curah hujan

maksimum (X) (mm/bulan) Hari hujan pada hujan maksimum Curah hujan maksimum (Xi) (mm/hari) (Xi-X)2 1 2014 583,000 22 26,500 0,507 2 2015 471,000 19 24,789 0,996 3 2016 505,000 24 21,042 22,524 4 2017 547,000 16 34,188 70,558 5 2018 403,550 18 22,419 11,345 Jumlah 128,938 105,930 Rata-rata 25,788

(7)

Analisis data curah hujan dilakukan dengan metode distrubusi Gumbel, meliputi sebagai berikut:

1. Perhitungan Standar Deviasi

2. Perhitungan Reduced variate (Koreksi Variasi) Untuk Periode Ulang Tiga Tahun

3. Penentuan Reduced Mean (Koreksi Rata- Rata) nilai koreksi rata-rata dapat diketahui dengan Rumus:

Dimana Nilai m= Urutan Sample Urutan sample I,

Urutan sample IV,

Urutan sample III,

Urutan sample II,

Urutan sample V,

4. Perhitungan Reduced Standar Deviation (Koreksi simpangan)

Koreksi Simpangan dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai dari pengurangan dari Yn dengan rata-rata Yn. Koreksi simpangan.

Tabel 3.3 Perhitungan Koreksi Simpangan M Reduced Mean (Yn-Ynr) 2 1 1,101 0,291 2 0,754 0,037 3 0,521 0,002 4 0,321 0,058 M Reduced Mean (Yn-Ynr) 2 5 0,109 0,204 Jumlah 2,806 0,592 Rata-rata 0,561 0,119

5. Perhitungan Curah Hujan Rencana Harian Curah hujan rencana dapat dihitung:

Dari rumus tersebut diperoleh nilai curah hujan rencana harian 28,365 mm/hari.

3.3.2. Debit Air Limpasan

Debit limpasan adalah jumlah volume air yang akan masuk ke front kerja persatuan waktu.

1. Intensitas Hujan

Perhitungan intensitas hujan mengunakan rumus Mononobe dengan parameter yang dibutuhkan adalah frekuensi curah hujan dan waktu konsentrasi, intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus :

Perhitungan dengan rumus Monobe diperoleh nilai intensitas hujan rencana adalah 9,845 mm/ jam. Dari data-data yang telah diproses maka nilai debit limpasan dapat dilihat pada Tabel 3.4. Dengan mengunakan rumus debit Limpasan sebagai berikut:

(8)

Tabel 3.4 Nilai Debit Air Limpasan No DTH (km²) Debit air limpasan (m³/jam) 1 0,174 1.544,400 2 0,273 2.419,200 3 0,295 2.617,200 Keterangan :

DTH = Daerah tangkapan hujan 2. Sumuran

Air yang masuk ke lokasi penambangan dapat ditangani dengan melakukan upaya mengeluarkan air yang masuk ke lokasi penambangan (Mine Dewatering System) dengan metode sistem sumuran. Metode ini diterapkan untuk membuang air yang masuk ke lokasi penambangan yang kemudian dialirkan ke kolam penampungan melalui saluran terbuka. Setelah air dalam kolam penampungan penuh kemudian dipompa keluar area penambangan.

Sumuran pada area penambangan dibuat berdasarkan debit air limpasan, kapasitas pompa, serta waktu pemompaan. Rekomendasi dimensi sumuran yang diberikan berdasarkan atas debit pompa. Adapun pompa yang digunakan adalah Multiflo MFC-360 dengan debit optimal 244,800 m3/jam dengan asumsi waktu

pemompaan 8 jam/hari maka dapat diperhitungkan dimensi sumuran pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Volume Sumuran

No Luas atas (m2) Luas Bawah (m2) Tinggi (m) Sudut(o) Volume(m3) 1 2 3 4 5=(1x2)/ 2 (3) 1 3500 3000 4 60 13.000 2 3600 2500 7 60 22.875 3 3600 2500 7 60 22.875 4. Penutup 4.2 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Jumlah cadangan batubara pada design pit limit PT. BSL yaitu 8.648.498,740 MT, dengan jumlah volume overburden 32.445.124,998 BCM berada pada SR kumulatif 3,75 BCM/ MT.

2. Target produksi perusahan perbulan 80.000 MT dan SR 3,75 BCM/MT. Penambangan dimulai pada awal tahun 2020, bulan januari 2020 produksi batubara berdasarkan rancangan mencapai 87.156,16 MT volume overburden 323.362,28 BCM pada SR 3,71 BCM/MT, bulan februari 2020 produksi batubara berdasarkan rancangan mencapai 88.975,40 MT volume overburden 325.780,83 BCM pada SR 3,66 BCM/MT, dan pada akhir quarterly 1 bulan maret 2020 produksi batubara berdasarkan rancangan mencapai 82.102,33 MT volume overburden 302.795,66 BCM pada SR 3,69 BCM/MT.

3. Penanganan terhadap air yang masuk ketambang dianalisis dengan mengetahui curah hujan rencana perhari yaitu 25,26 mm/hari dianalisis dari data curah hujan 5 tahun terakhir, sehingga diperoleh hasil prediksi air yang masuk ke tambang pada sequence I adalah 1.544,400 m3/jam jadi untuk

mengatasi air yang masuk maka di design bentuk sump dengan kapasitas 13.000 m3, air yang masuk ke tambang

pada sequence II adalah 2.419,200 m3/jam dan pada sequence III adalah

2.617,200 m3/jam jadi untuk mengatasi

air yang masuk maka didesain bentuk sump dengan kapasitas 22.875 m3.

4.2 Saran

Dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran untuk perencanaan design harus memperhatikan kemampuan alat dan medan lahan yang akan di exploitasi, sedangkan untuk pengerjaan dilapangan hendaknya mengacu pada apa yang telah dibuat dan direncanakan sehingga dapat mencapai target produksi.

Daftar Pustaka

Hartman, H.L. 1979. Introductory Mining Engineering, John Wiley and Sons, New York

(9)

Arif, I. dan Adisoma, G.S. 2002. Buku Ajar TA – 424 Perencanaan Tambang. Bandung, Institut Teknologi Bandung.

Tenriajeng, A. T. 2003. Pemindahan Tanah Mekanis. Jakarta : Gunadarma. Suwandhi, A. 2004. Perencanaan Sistem

Penyaliran Tambang. Bandung, Institut Teknologi Bandung.

Notosiswoyo, Sudarto. 2005. Dkk. Metode perhitungan cadangan. Institut Teknologi Bandung.

A. Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang : UNP Press. Nurhakim, 2008, perencanaan dan

permodelan tambang, Universitas Lambung Mengkurat.

Badan Standarisasi Nasional. Pedoman Pelaporan, Sumberdaya, dan

Cadangan Batubara.

SNI.No.5015:2011.

Indonesianto, Yanto. 2014. “Pemindahan Tanah Mekanis” Yogyakarta: UPN “Veteran”. Yogyakarta.

Aryanda Dadang., dkk. 2014.”Perancangan Sequence Penambangan Batubara Untuk Memenuhi Target Produksi Bulanan Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur” Jurnal Geosains, Vol. 6, No. 02.

Hamdan, Muhamad. 2016. “Quarterly Plan Penambangan Batubara Tahun 2016 Pada Pit Sr4 Mine Project PT. Bara Anugrah Sejahtera Kabupaten Muara Enim,Simatera Selatan” UNP.Universitas negeri Padang.

Gambar

Gambar 3.1. Design Pit Quarterly Plan
Tabel 3.1 Perolehan Penambangan Pada Tiap-Tiap Sequence (*Satuan OB( BCM), Coal (MT))
Gambar 3.2 Layout Design Sequence I 2. Sequence II (Februari, 2020)
Gambar 3.4 Layout Design Sequence III 3.3 Penyaliran Tambang
+2

Referensi

Dokumen terkait

pendapatan daerah melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi, penyusunan rencana pendapatan asli daerah, bagi hasil dan lain-lain pendapatan daerah yang sah,

Luaran kegiatan program ini adalah kemampuan menangkap peluang Investor dan calon investor pada kegiatan kuliah umum pasar modal serta pengenalan pasar modal pada

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan (PUPP) dengan

Kemudian di bagian “Forum” akan muncul komentar Anda jika Anda menekan tombol “Save” dengan menekan tombol “Lihat

Tujuan perancangan pabrik enzim papain ini adalah untuk memanfaatkan getah pepaya dan mengolahnya menjadi papain agar dapat memberikan manfaat dalam kehidupan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui, apakah kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa dengan pembelajaran problem posing lebih baik dari pada

fenomena remaja dewasa sekarang ini sangat tidak terkendali dalam menggunakan smart phone yang akan berdampak buruk terhadap psikologis anak jika tidak dimanfaat

a) Periode pengumpulan; pada tahapan ini dikumpulkan data sebanyak mungkin dengan berbagai instrument yang memungkinkan dilakukan seperti, wawancara dengan menggunakan