• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBINAAN BERKELANJUTAN GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PEMBINAAN BERKELANJUTAN GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika

Vol. 3, No. 2, Oktober 2012

ISSN 0854-2172

PENERAPAN PEMBINAAN BERKELANJUTAN GUNA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN

Istikomah

SD Negeri Linggapura 05 Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes Abstrak

Rumusan Maslah penelitian ini pertama apakah melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun, Kedua apakah melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru untuk menyusun RPP di SD N Linggapura 05 kecamatan Tonjong. Subyek Penelitian ini adalah guru sejumlah 9 orang,yang terdiri dari 6 guru kelas dan 3 guru mata pelajaran. Penelitian ini di jadwalkan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan Nopember 2011.

© 2012 Dinamika

Kata Kunci: Guru; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PENDAHULUAN

Guru adalah suatu profesi yang sangat mulia, di pundak para guru maju mundur pendidikan itu akan terbaca. Di dalam masyarakat guru dipandang orang yang serba bisa, mumpuni di bidang apa saja, oleh karena itu guru harus mampu menunjukan ber kir cerdas, berkepribadian mulia, budi perkerti luhur, prilaku jujur, dan rasa sosial nyata.

Kurang mampunyai guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini disebabkan berbagai macam faktor. Lewat tanya jawab lisan, hal tersebut disebabkan karena terlalu banyak syarat administrasi sehingga untuk mencari jalan yang praktis, informasi yang diterima lewat pendidikan dan pelatihan belum tuntas secara mendalam sehingga pemahaman materi masih mengambang, kesibukan pribadi di luar kedinasan tidak bisa di tinggalkan sehingga tidak ada kesempatan untuk mempelajari sendiri di rumah.

Selain kemampuan guru rendah,faktor lain yang menyebabkan kurang mampunya guru menyusun RPP adalah belum adanya pembinaan secara berkelanjutan dari Kepala SD Negeri Linggapura 05. Sepanjang ini pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah baik lewat supervisi kelas maupun rapat masih bersifat umum belum menunjukan spesi kasi administrasi tertentu yang harus disempurnakan misalnya penyusunan RPP.

Setelah adanya penelitian dan tindakan nantinya diharapkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dapat meningkat sehingga guru mampu menyusun RPP sendiri sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan memenuhi kaidah penyusunannya untuk melaksanakan suatu pembelajaran. Diharapkan juga peran kepala Sekolah selaku supervisor dapat lebih optimal, khususnya dalam melaksanakna pembinaan berkelanjutan dalam menyusun RPP maupun dalam mengerjakan administrasi kelas yang lain sehingga guru selaku mitra kerja Kepala Sekolah sesuai dengan tupoksinya dan hasilnya sesuai dengan harapan.

Berdasarkan latar belakang masalah dan kenyataan dilapangan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut pertama apakah melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP. Kedua apakah melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru untuk menyusun RPP.

(2)

Silabus dapat dide nisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pembelajaran. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai, dan materi pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai SK dan KD.

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, sereta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan sik serta psikologis peserta didik. RPP dijabar dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar dalam upaya mencapai KD. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merencang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidkan.

Pembinaan berkelanjutan adalah tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik yang dilakukan/berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini penulis mengambil lokasi SD Negeri Linggapura 05 Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes. Subyek Penelitian ini adalah guru sejumlah 9 orang,yang terdiri dari 6 guru kelas dan 3 guru mata pelajaran. Penelitian ini di jadwalkan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan Nopember 2011.

Prosedur penelitian pada penelitian ini terdiri dari empat tahap. Tahap pertama perencanaan menyiapkan Program supervisi/pembinaan, menetapkan pengawas sebagai observer, mendesain kelompok, menyiapkan instrumen supervisi, dan menyiapkan angket. Kedua pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut sesuai dengan perencanaan yang peneliti rancang, dengan dasar data awal hasil supervisi sebelum ada tindakan, peneliti mengadakan pembinaan berkelanjutan secara kelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut diawali dengan penyampaian tujuan pembinaan, peneliti membagi angket RPP yang harus diisi oleh responden/guru-guru selama 10 menit, dasar data kondisi awal dan hasil angket, peneliti melakukan pembinaan dengan menjelaskan cara penyusun RPP yang meliputi : prinsip-prinsip penyusunan RPP, komponen-komponen RPP, langkah-langkah penyusunan RPP selama 50 menit dan responden/guru diberi tugas menyusun RPP selama 30 menit.

Tahap ketiga observasi peneliti bersama observer mengamati motivasi dan keaktifan guru dalam mengikuti pembinaan dengan instrument lembar pengamatan, peneliti bersama observer meneliti angket yang sudah diisi oleh guru dan peneliti mengamati RPP yang telah dibuat guru. Tahap keempat re eksi dari hasil observasi peneliti memperoleh data, langkah selanjutnya membandingkan antara data keadaan/kondisi awal sebelum dilakukan tindakan dengan data yang diperoleh setelah diadakan pembinaan secara kelompok. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat apakah hasil pembinaan pada siklus ini terjadi peningkatan kemampuan dan motivasi guru dalam menyusun RPP atau tidak Jika terjadi suatu peningkatan namun belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan maka dilakukan perbaikan lagi.

Teknik dan alat pengumpulan data yang digunaklan dalam penelitian tindakan (PTS) ini sebagai berikut teknik meliputi teknik tes dan teknik non tes, namun demikian teknik yang hanya digunakan teknik berbentuk tes. Alat pengumpulan data seusia dengan teknik pengumpulan data, maka alat pengumpulan data dalam penelitian ini berbentuk tugas tertulis yang harus dikerjakan dalam batasan waktu tertentu.

Sumber data dalam Penelitian Tindakan (PTS) ini adalah guru-guru serta peneliti. Jenis data yang akan didapaatkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data

(3)

yang diperoleh dari hasil observasi pada saat pembinaan berkelanjutan berlangsung sedangkan data kualitatif adalah nilai tugas dalam penelitian ini yaitu nilai penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Teknik pengambilan dan pengumpulan data metode pemberian tes/tugas data prestasi diperoleh dengan memberikan tes sebagai alat evaluasi kepada guru. Tes/tugas individu ini diberikan pada siklus I dan II. Metode angket metode ini digunkan peneliti untuk memperoleh informasi tentang masalah yang dihadapi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Metode dokumentasi peneliti dalam penelitian ini merekam semua kegiatan penerapan pembbinaan berkelanjutan dengan menggunakan da ar pengamatan yang didokumentasikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peneliti memeriksa, mengamati dan meneliti dan meneliti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Hasil daari pengmatan pemeriksaan dalam pemeriksaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ternyata kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) rata-rata masih rendah, walaupun ada beberapa guru yang kemampuannya dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah cukup baik. Adapun perolehan skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kondisi awal ini bahwa kondisi awal guru-guru dalam menyusun RPP skor yang diperoleh sekitar 55 sampai dengan 65 sedangkan rata-rata skor kemampuan guru 58,6 penulis sajikan pada tabel berikut.

Tabel 1. Skor Kemampuan Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pada Kondisi Awal

Nama Guru (Kode) Skor Kemampuan Guru

1 60 2 55 3 65 4 57.5 5 60 6 55 7 60 8 60 9 55 Jumlah 527,5 Rata-rata 58,6 Siklus I

Berdasarkan data awal hasil supervisi peneliti terhadap guru Kecamatan Tonjong Kab. Brebes yang difokuskan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Peneliti melakukan pembinaan secara berkelompok. Peneliti membagi angket yang harus diisi oleh responden yaitu semua guru dengan diberi batasan waktu 10 menit jumlah soal 10. Adapun ketentuan skor adalah sebagai berikut jawaban benar sempurna skor 10, jawaban benar tidak sempurna skor 5, jawaban salah skor 0. Dari hasil pengisian angket yang diisi oleh 10 responden diperoleh skor yang tertulis dalam tabel 2.

(4)

Tabel 2. Skor Kemampuan Guru Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Siklus I

Nama Guru (Kode) Skor yang diperoleh

1 75 2 70 3 85 4 80 5 82,5 6 75 7 70 8 75 9 70 Jumlah 682,5 Rata-rata 75,8

Hasil observasi peneliti bersama observer tentang keaktifan dan motivasi guru dalam mengikuti kegiatan selama pembinaan pada siklus I bahwa perolehan skor observasi guru dalam mengikuti pembinaan berkisar 13 sampai 18 skor dengan rata-rata skor 15,56 dari skor maksimal 21 peneliti sajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Skor Observasi keaktifan dan motivasi guru dalam mengikuti pembinaan pada siklus I

Nama Guru (Kode) Skor yang diperoleh

1 16 2 15 3 18 4 16 5 17 6 16 7 14 8 15 9 13 Jumlah 140 Rata-rata 15,56

Adapun hasil perolehan nilai/skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil rata-rata skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus II adalah 91,7 atau 91,7% ini merupakan skor yang sangat baik. Peneliti sajikan dalam tabel berikut ini.

(5)

Tabel 4. Skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

siklus II

Nama Guru (Kode)

Skor Kemampuan Guru

1

95

2

85

3

95

4

92,5

5

95

6

90

7

90

8

92,5

9

90

Jumlah

825

Rata-rata

91,7

Pada siklus II diketahui kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menunjukan skor yang amat baik yaitu berkisar 90 sampai dengan 95.

Hasil observasi peneliti bersama observer tentang keaktifan dan motivasi guru dalam mengikuti kegiatan pembinaan secara individu pada siklus II bahwa perolehan skor Observasi keaktifan dan motivasi guru dalam bimbingan berkisar 18 sampai 20, dengan jumlah skor 168. Rata-rata perolehan skor adalah 18,7 atau 89,05% dari hasil skor maksimal 21, peneliti sajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5. Skor Observasi Keaktifan dan motivasi guru dalam mengikuti pembinaan pada Siklus II

Nama Guru (Kode) Skor yang diperoleh

1 19 2 19 3 20 4 18 5 19 6 18 7 19 8 18 9 18 Jumlah 168 Rata-rata 18,7

(6)

Hasil angket pada Siklus II yang diisi oleh 10 orang guru peneliti sajikan dalam tabel berikut.

Tabel 6. Hasil Angket Siklus II

Nama Guru (Kode) Skor yang diperoleh

1 85 2 80 3 90 4 80 5 90 6 80 7 80 8 90 9 80 Jumlah 755 Rata-rata 83,9

Skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di siklus I berkisar antara 70 sampai dengan 85, guru yang memperoleh skor 70 ada 3 orang atau 33%, guru yang memperoleh skor 85 ada 1 orang atau 11% dengan jumlah skor keseluruhan 682,5. Rata-rata skor 75,8. Peningkatan yang terjadi dari skor data awal rata-rata 58,6 menjadi rata-rata skor pada siklus I yaitu 75,8, peningkatan sebesar17 atau 17%. Meskipun tergolong peningkaatan yang cukup baik namun belum memenuhi indikator keberhasilan, oleh karena itu dilakukan perbaikan lagi pada pelaksanaan siklus II.

Pada siklus II peneliti melakukan pembinaan secara individu, dengan materi hasil temuan-temuan atau kekurangan-kekurangan pada ssiklus I. Pelaksanaan sangat responsip karena responden antusias sekali untuk lebih memahami dan mengetahui kelemahan-kelemahannya. Ternyata disiklus II ini hasilnya sangat memuaskan. Adapun skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diperoleh adalah sebagai berikut : guru yang memperoleh skor 90 ada 3 orang atau 33%, guru yang memperoleh skor 92,5 ada 2 orang atau 22%, guru yang memperoleh skor 95 ada 3 orang atau 33%, guru yang memperoleh skor 85 ada 1 orang atau 11%, dengan jumlah skor keseluruhan 825. Rata-rata skor 91,7 atau 91,7%.

Peningkatan dari siklus I dan II meningkat sebesar 15,8 atau 18,5%. Untuk hasil kemampuan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus I dan II sebagai perbandingam untuk mengetahui peningkatan Kemampuan bisa dilihat pada gra k berikut :

(7)

Gambar 1. Gra k Perbandingan Skor Kemampuan Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

PENUTUP

Simpulan pada penelitian ini sebagai berikut pertama pembinaan berkelanjutan yang dilakukan oleh Kepala SD Negeri Linggapura 05 dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang standar di SD N Linggapura 05 Kecamatan Tonjong dari rata-rata skor kondisi awal 58,6 menjadi 91,7. Jadi peningkatannya sebesar 33,1%. Kedua pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Eko Supraptono. 2009. Petunjuk Penyusunan PenelitianTindakan Kelas Semarang : Gugus Pengelolaan Pe-nelitian dan Pengabdian Masyarakat FakultasTeknik Universitas Negeri Semarang.

Nurul Zurih.2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi Jakarta: PT. Bum Aksara Istikomah. 2011. Penerapan Pembinaan Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam

Me-nyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SD Negeri Linggapura 05. (Laporan Penelitian) SD N

Linggapura 05 Brebes

Gambar

Tabel  1.  Skor  Kemampuan  Guru  dalam  Menyusun  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  (RPP)  pada Kondisi Awal
Tabel 3. Skor Observasi keaktifan dan motivasi guru dalam mengikuti pembinaan pada siklus I
Tabel 5. Skor Observasi Keaktifan dan motivasi guru dalam mengikuti pembinaan pada Siklus II Nama Guru (Kode) Skor yang diperoleh
Tabel 6. Hasil Angket Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan proses desorpsi menggunakan metode pelindian asam dengan jenis Stasionary Solid Bed dimana pelindian dilaksanakan dengan padatan

Jika melihat perkembangan filsafat analitik bahasa mulai dari awal abad 20 hingga perkembangan mutakhir di tahun-tahun sesudah perang dunia ke 2, tampak bahwa landasan pemikiran

Mungkin kalian merasa memerlukan seorang guru atau pemimpin dalam melatih meditasi. Sebenarnya tidaklah mudah mencari guru yang sesuai untuk mengajarkan meditasi. Kalau

Sama seperti ungkapan dalam bahasa Inggris, ungkapan (2) tidak hanya mengandung makna pada tataran semantis, tetapi juga mengandung makna terdalam yaitu cerminan sikap,

Berdasarkan perbandingan jumlah tanah komposit yang diambil dengan luas areal lahan sayuran (274 ha) untuk menghasilkan peta status fosfat dan kalium secara semi-detail

Menurut Semi (1989:39) sastra adalah karya seni, karena itu ia mempunyai sifat yang sama dengan karya seni yang lain, seperti seni suara, seni.. Tujuannya pun sama yaitu

a) Coping terhadap perubahan memediasi secara penuh (fully mediated) hubungan negatif antara komitmen afektif terhadap perubahan dengan intensi keluar. b) Coping

Jadi, hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa metode pembelajaran SQ3R telah mampu memberikan kontribusi yang positif dalam meningkatkan keterampilan membaca