1
Pemanfaatan Bahan Pakan Lokal dalam Pemeliharaan Itik Pedaging
Disusun oleh : M.C. Hadiatry
Pendahuluan
Provinsi Banten sebagai salah satu dari sepuluh provinsi dengan populasi itik terbesar di Indonesia (DJPKH 2016). Penyebaran itik di Provinsi Banten meliputi seluruh kabupaten/kota dengan populasi terbesar berada di Kab. Serang, terutama berada di sekitar wilayah pantai utara Banten antara lain Pontang, Carenang, Tirtayasa dan Tanara (BPS 2013). Wilayah-wilayah tersebut dikenal sebagai sentra produksi itik di Provinsi Banten.
Faktor pembatas yang dihadapi peternak adalah minimnya modal untuk menutupi biaya pakan. Hal ini menyebabkan peternak cenderung memberikan pakan seadanya tanpa memperhatikan apakah pakan tersebut mencukupi kebutuhan gizi ternak itik yang dipelihara atau tidak. Salah satu solusi untuk mengatasi tingginya biaya pakan adalah memanfaatkan bahan pakan lokal yang banyak tersedia di lokasi pemeliharaan itik untuk selanjutnya diformulasikan sesuai dengan kebutuhan gizi itik yang dipelihara.
Pembuatan pakan berbasis bahan lokal
Gambar 1. Tahapan Pembuatan dan Pemanfaatan Bahan Pakan Lokal dalam Pemeliharaan Itik
2 1. Identifikasi bahan pakan lokal
Kegiatan identifikasi bahan pakan lokal dilaksanakan dengan metode wawancara dengan peternak itik di lokasi kajian. Disamping itu juga dilaksanakan survei langsung ke lokasi penghasil pakan ataupun ke produsen penghasil bahan pakan tersebut. Selanjutnya dilaksanakan analisa proksimat untuk mengetahui kandungan gizi dari bahan pakan tersebut.
Berdasarkan identifikasi bahan pakan yang telah dilaksanakan, bahan pakan itik yang banyak terdapat di wilayah pantai utara Banten antara lain keong mas, nasi aking, dedak, ikan rucah, kepala udang dan mie kering kadaluarsa. Setiap bahan pakan memiliki kelebihannya masing-masing dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan itik lokal di Banten. Karakteristik dan gambar bahan pakan itik dan yang banyak tersedia di wilayah pantai utara Banten disajikan pada Tabel 1 dan Gamber 2.
Tabel 1. Karakteristik Bahan Pakan Itik di Wilayah Pantai Utara Banten
Bahan pakan Sumber Harga (Rp/kg) Kandungan Gizi Bahan Pakan Estimasi Jumlah Yang Tersedia di Lokasi Keterangan Dedak Produk samping pertanaman padi 2.500-3.000 PK=11,7% Energi=2.600 kkal EM/kg 300 kg/ha luasan pertanaman padi
Tersedia melimpah saat panen padi, harga fluktuatif, sebagai sumber energi bagi itik Nasi aking Limbah rumah
tangga 2.500-3.000 Energi=3.121kkPK=9,1% al EM/kg
> 100 kg/hari Selalu tersedia, harga fluktuatif, sebagai sumber energi bagi itik
Menir Produk samping pengolahan beras 3.500-4.000 PK=10,2% Energi=2.660kk al EM/kg 240 kg/ha luasan pertanaman padi
Selalu tersedia, harga fluktuatif, sebagai sumber energi bagi itik Ikan rucah Perairan di
wilayah utara Banten
1.500-3.000 PK=64,2% Energi=3.694
kkal EM/kg
50-100 kg/hari Sulit didapatkan saat musim angin laut, sebagai sumber energi bagi itik
Keong mas Pertanaman padi 500 PK=44% Energi=2.700kk al EM/kg 2-32 ekor/m2 areal pertanaman padi
Sulit didapatkan saat musim kemarau, sebagai sumber protein bagi itik Kepala dan cangkang udang Pabrik pengolahan udang 1.500-3.000 PK=53,6% Energi=2.000kk al EM/kg
> 100 kg/hari Selalu tersedia, pasar tertutup, sebagai sumber protein dan kalsium bagi itik
Mie kering
(expired) Pabrik pembuatan mie
2.000-2.500 PK=7,4% Energi=2.660kk
al EM/kg
100 - 200
kg/minggu Selalu tersedia, pasar tertutup, sebagai sumber energi bagi itik
3
a. Dedak b. Nasi Aking
c. Menir d. Ikan Rucah
e. Kepala dan cangkang udang f. Mie Kering
Gambar 2. Berbagai Bahan Pakan Itik di Wilayah Pantai Utara Provinsi Banten
4 2. Kebutuhan gizi itik
Pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhan gizi ternak yang dipelihara. Berdasarkan rekomendasi Balai Penelitian Ternak Ciawi, dalam pemeliharaan itik pedaging protein, pakan yang diberikan harus memiliki kadar protein 15-18%. Secara lengkap, kebutuhan nutrisi itik disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi Itik Pedaging Lokal
Unsur Nutrisi Itik Pedaging Lokal
Protein Kasar (%) 15-18
Energi (kkal EM/kg) 2.700
Metionin (%) 0,29
Lisin (%) 0,74
Ca (%) 0,6-1,0
P tersedia (%) 0,6
Sumber : Sinurat (2000)
Selanjutnya untuk pedoman jumlah pemberian pakan untuk itik per ekor per hari juga didasarkan dari rekomendasi Balitnak, disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Pemberian Pakan Itik
Umur Itik Jenis Pakan Kebutuhan Pakan
(gram/ekor/hari)
1-7 hari (Mg I) Pakan Komersial Ad-libitum
8-14 hari (Mg II) Pakan Komersial Ad-libitum
15-21 hari (Mg III) Pakan Berbasis Bahan Lokal 67 22-28 hari (Mg IV) Pakan Berbasis Bahan Lokal 93 29-35 hari (Mg V) Pakan Berbasis Bahan Lokal 108 36-42 hari (Mg VI) Pakan Berbasis Bahan Lokal 115 43-49 hari (Mg VII) Pakan Berbasis Bahan Lokal 115 50-56 hari (Mg VIII) Pakan Berbasis Bahan Lokal 120 Sumber : Prasetyo, L.H., et al. 2010
3. Formulasi pakan dan pencampuran pakan
Untuk memudahkan penghitungan, penyusunan formulasi pakan dibuat dengan menggunakan program Excel untuk mendapatkan campuran pakan yang sesuai kebutuhan nutrisi itik. Berbagai formulasi pakan itik pedaging hasil kajian BPTP-Balitbangtan Banten disajikan pada Tabel 4.
5 Tabel 4. Formulasi dan komposisi ransum itik pedaging berbasis bahan pakan lokal
Bahan Pakan Pakan A Pakan B Pakan C
Formulasi : Dedak 50 48 48 Keong mas 2 - - Kepala udang 14 10.25 - Ikan rucah - - 8,35 Nasi aking 33.9 30.65 34,3 Konsentrat itik - 9 8,45 Garam 0,1 0,1 0,1 Minyak sawit Jumlah (%) 100 - 100 2 100 0,8 Komposisi : Protein (%) 17,3 17,2 17,2 Energi (Kkal) 2.535,7 2.617,3 2.617,8 Ca (%) 0,98 1,72 1,72 P (%) 0,55 0,58 0,93 Harga pakan (Rp/kg) 1.909* 2.399** 3.705***
Sumber : Haryani et al. (2012), Hadiatry et al. (2013)
*** : harga pakan tahun 2013; harga tahun 2018 = Rp 6.200,-/kg *** : harga pakan tahun 2013; harga tahun 2018 = Rp 6.400,-/kg *** : harga pakan tahun 2013; harga tahun 2018 = Rp 7.000,-/kg
Gambar 3. Proses Pembuatan dan Pemberian Pakan Itik
Sebelum dicampur, dilakukan pengeringan bahan pakan dengan penjemuran. Penjemuran dapat dilakukan dengan mesin pengering (oven) ataupun secara alami menggunakan panas matahari. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam bahan pakan segar sehingga campuran pakan yang diperoleh memiliki nutrisi yang sesuai dengan formulasi yang disusun. Selanjutnya dilakukan
6 penggilingan bahan baku menjadi bentuk tepung. Kegiatan dilanjutkan dengan pencampuran bahan-bahan pakan sesuai dengan formulasi yang telah disusun.
Pencampuran bahan pakan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pencampur pakan (mixer) ataupun secara manual. Pada prinsipnya, agar semua bahan pakan dapat dicampur secara merata, bahan pakan dengan jumlah sedikit lebih dahulu dicampur dengan sedikit dedak atau bahan pakan halus lainnya untuk selanjutnya dicampur sedikit demi sedikit dengan bahan-bahan lain dalam formulasi pakan yang digunakan. Selanjutnya pakan siap diberikan pada itik.
Manfaat pemanfaatan bahan pakan lokal untuk pemeliharaan itik antara lain :
1. Menghasilkan pakan dengan kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi itik dengan harga murah.
2. Peternak memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan bahan-bahan pakan tersebut karena merupakan bahan pakan yang tersedia di sekitar lokasi pemeliharaan.
3. Melalui pemanfaatan bahan pakan lokal, peternak dapat menutupi biaya pakan selama pemeliharaan sehingga keberlanjutan usahanya menjadi lebih terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Serang. 2011. Kabupaten Serang dalam angka 2011. ISSN 2086.9894. 369 Hal.
BPS Provinsi Banten. 2013. Banten dalam angka 2013. ISSN 2088-4958. 566 Hal. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2016. Statistik peternakan
dan kesehatan hewan 2015. ISBN 978-979-628-027-8. 232 Hal.
Hadiatry MC, Haryani D, Kardiyanto E, Malik RJ dan Suryadi. 2013. Kajian sistem usahatani itik pedaging dalam mendukung swasembada daging berkelanjutan. Laporan Akhir Tahun Balai Pengkajian Pertanian (BPTP) Banten. Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian.
Haryani D, Hadiatry MC, Munir IM. 2012. Kajian budidaya itik pedaging berbasis pakan lokal. Laporan Akhir Tahun Balai Pengkajian Pertanian (BPTP) Banten. Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Prasetyo LH, Ketaren PP, Setioko AR, Suparyanto A, Juwarini E, Susanti T,
Sopiyana S. 2010. Panduan budidaya dan usaha ternak itik. Bogor : Balai Penelitian Ternak Ciawi.
Sinurat, A. P. 2000. Penyusunan Ransum Ayam Buras dan Itik. Pelatihan Proyek Pengembangan Agribisnis Peternakan, Dinas Peternakan DKI Jakarta, 20 Juni 2000.