• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN MARKETING DAN PEMBUATAN PRODUK INOVATIF OLAHAN SINGKONG, UBI, PEPAYA DESA BANYUKUNING, KEC. BANDUNGAN, KAB. SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN MARKETING DAN PEMBUATAN PRODUK INOVATIF OLAHAN SINGKONG, UBI, PEPAYA DESA BANYUKUNING, KEC. BANDUNGAN, KAB. SEMARANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN MARKETING DAN PEMBUATAN PRODUK

INOVATIF OLAHAN SINGKONG, UBI, PEPAYA DESA

BANYUKUNING, KEC. BANDUNGAN, KAB. SEMARANG

1Sukarjo, 2Azizah Nur Aini Muslichah, 3Muhammad Septian Ade Chandra

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan IPS, Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar

Universitas Negeri Semarang

azizahmuslichah@gmail.com, ade07101997@gmail.com

Abstract

The availability of cassava, sweet potatoes and papaya in Banyukuning Village is quite abundant. Yields of cassava, sweet potatoes and papaya are usually sold raw to the market and there is still very little innovation.

However, aside from being processed into getuk and fruits, the yields of the three plants are not yet optimal enough to provide income for villagers because they are only sold raw to the market. From these problems, it is necessary to optimize the utilization of natural resources in Banyukuning village through product diversification efforts. The purpose of this activity is to provide skills in diversification of processed corn and green beans into healthy and marketable products. This activity was carried out on 3 November 2019 at the Hall of the Banyukuning Village Hall, involving 2 representatives from PKK mothers and 2 representatives from youth clubs per hamlet. The method used is interactive counseling and assistance / consultation with pre-activity stages, implementation, evaluation of knowledge and materials about marketing. The result of this activity is the improvement of cassava, sweet potato, papaya processing skills in this case diversification of cassava balls, sweet potato pie, and candied papaya, product marketing, and product profit and loss.

Keywords : Bola – bola Singkong, Diversification product, Manisan Pepaya, Pie ubi, Banyukuning Village community

Abstrak

Ketersediaan singkong, ubi dan pepaya di Desa Banyukuning cukup melimpah. Hasil panen singkong, ubi dan papaya biasanya dijual mentah ke pasar dan masih sangat minim inovasi.

Namun selain diolah menjadi getuk, dan buah buahan, hasil panen ketiga tanaman tersebut belum cukup optimal memberikan pendapatan bagi warga desa karena hanya dijual mentah ke pasar. Dari permasalahan tersebut, perlu adanya optimalisasi pemanfaatan SDA desa Banyukuning melalui upaya diversifikasi produk. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan keterampilan diversifikasi olahan jagung dan kacang hijau menjadi produk yang sehat dan layak jual. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 3 November 2019 bertempat di Aula Balai Desa Banyukuning dengan melibatkan 2 perwakilan dari ibu PKK dan 2 perwakilan dari karang taruna per dusun. Metode yang digunakan adalah penyuluhan interaktif dan pendampingan/konsultasi dengan tahapan pra kegiatan, pelaksanaan, evaluasi pengetahuan dan materi tentang marketing. Hasil dari

(2)

pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatnya keterampilan pengolahan singkong, ubi, pepaya dalam hal ini diversifikasi bola bola singkong, pie ubi, dan manisan pepaya, product marketing, dan untung-rugi produk.

Kata kunci : Bola – bola Singkong, Diversifikasi produk, Manisan Pepaya, Pie ubi, Masyarakat desa Banyukuning

A. PENDAHULUAN

Desa Banyukuning merupakan salah satu desa di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yang berbatasan dengan Desa Candi di sisi utara, Desa Kenteng di sisi Selatan, Desa Lanjan di sisi Barat dan Desa Pasekan di sisi timur.

Letak geografis Desa

Banyukuning berada diketinggian tanah 850 mdpl dengan kondisi wilayah yang memiliki topografi perbukitan. Luas Desa Banyukuning adalah 925 Ha/ M².

Berdasarkan Pemutahiran Data pada tahun 2018, Desa Banyukuning mempunyai jumlah penduduk 7.627 jiwa, terdiri dari 3.692 jiwa laki-laki dan 3.935 jiwa perempuan yang

tersebar dengan perincian

sebagaimana tabel berikut :

Masyarakat di Desa

Banyukuning memiliki beberapa jenis pekerjaan diantaranya PNS,

Pegawai swasta, pedagang, buruh, petani TNI dan lain sebagainya.

Meninjau dari letak geografis Desa Banyukuning yang penggunaan lahannya didominasi oleh area

persawahan dan perkebunan

menjadikan masyarakatnya banyak bekerja sebagai petani dan buruh harian lepas. Jika melihat dari arah jalan masuk Desa Banyukuning sepanjang kanan kiri jalan dipenuhi oleh persawahan yang ditanami oleh tumbuhan mawar. Selain itu, di jalan masuk desa juga dapat dijumpai peternakan ayam pedaging.

Perekonomian yang ada di desa Banyukuning merupakan asset yang

besar bagi pertumbuhan

perekonomian penduduk desa. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Selain mayoritas penduduk sebagai petani di desa Banyukuning banyak tumbuh usaha-usaha lain, seperti toko/warung,

home industry, peternakan, dan yang

lainnya. Jumlah toko/warung 72 buah, home industry 11 buah, dan desa Banyukuning juga memiliki Koperasi simpan pinjam yang

berjumlah 3 buah. Desa

Banyukuning sangat potensial untuk

dijadikan sebagai tempat

pengembangan masyarakat yang berbasis pada potensi wirausaha. Telah terdapat bebeberapa pelatihan kewirausahaan, namun tidak mampu berkembang hingga berkelanjutan.

Banyaknya perkebunan dan

peternakan maka dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk-produk baru yang dapat meningkatkan

(3)

perekonomian masyarakat desa Banyukuning.

Hasil perkebunan di Desa Banyukuning diantaranya berupa singkong, ubi, papaya, dimana permasalahan yang masih dihadapi adalah terkait dengan pemasaran

produk. Kemudian dengan

ditemukannya permasalahan

tersebut, tim KKN UNNES

mengadakan pelatihan untuk

pengolahan makanan dari bahan yang ada di Desa Banyukuning yaitu pengolahan SUP (Singkong, Ubi, Pepaya) menjadi produk olahan inovatif engan nama Bobo Siang (Bola-bola singkong), Pie Ubiku (Pi Ubi Banyukuning), Mas Pening (Manisan Pepaya Banyukuning) sekaligus diadakan seminar pelatihan

marketing kepada masyarakat.

B. METODE PELAKSANAAN

Adapun metode pelaksanaan

program kerja sebagai berikut.

1. Tempat dan Waktu

Kegiatan pelatihan marketing dan pengolahan produk olahan inovatif

singkong, ubi, papaya ini

dilaksanakan di Aula Balai Desa Banyukuning, Hari Minggu tanggal 3 November 2019.

2. Latar Belakang Peserta

Sasaran dari kegiatan ini adalah Ibu PKK, karang taruna dan masyarakat

umum yang ada di Desa

Banyukuning, Bandungan. Terdapat 30 peserta dalam kegiatan ini.

3. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Banyukuning terkait pengenalan produk olahan inovatif singkong, ubi,

pepaya dilakukan dengan

menggunakan metode demonstrasi pengolahan produk. Adapun tahapan yang dilalui dalam melaksanakan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

a. Pra Kegiatan

Terdapat tiga kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu 1) Uji coba pembuatan pie ubi, manisan pepaya dan bola-bola singkong, 2) Konsultasi waktu dan tempat pelaksanaan sosialisasi dengan Bapak PJ Kepala Desa, 3) Penetapan target sasaran yang akan diundang, serta peralatan yang diperlukan selama kegiatan berlangsung

b. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dibagi dalam 2 sesi, yaitu 1) Demonstrasi pembuatan pie ubi, manisan pepaya dan bola-bola singkong, 2) Seminar

marketing pengolahan produk inovatif Desa Banyukuning. Adapun sesi tambahan yang merupakan bagian dari serangkaian kegiatan pelatihan pembuatan produk inovasi olahan dan pelatihan marketing berupa keikutsertaan peserta untuk ikut belajar bersama dalam demonstrasi masak.

c. Evaluasi pengetahuan dan motivasi sasaran

Evaluasi dilakukan dengan sesi tanya jawab dan wawancara yang dilakukan oleh peserta mengenai produk inovasi yang ditawarkan oleh mahasiswia KKN terkait dengan cita rasa, daya inovasi produk, sistem

marketing serta bentuk ketertarikan

masyarakat dalam mengembangkan produk tersebut.

Selain itu untuk menambah

(4)

motivasi masyarakat desa dalam mengembangkan produk, tim KKN

Kriteria Presentase (%) Motivasi Tingggi 80 – 100

Sedang 60 - 79

Rendah 40 - 59

memiliki beberapa cara, yaitu 1) memberikan akun official instagram (Otaku) kepada masyarakat untuk

dikelola dengan baik dan

memudahkan pemasaran produk dikalangan masyarakat luas serta sebagai bentuk ajang promosi di media sosial, 2) Pelatihan product

marketing dan pembuatan design

kemasan produk sehingga

masyarakat dapat melanjutkan produksi ini secara berkala. Dari kedua cara tersebut, diharapkan masyarakat semakin termotivasi

untuk mengadopsi dan

mengembangkan resep yang telah ditularkan oleh tim KKN UNNES Desa Banyukuning.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman singkong, ubi dan papaya merupakan produk lokal makanan yang banyak dijumpai di beberapa daerah di Indonesia.

Singkong atau ubi kayu

(Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang memiliki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Singkong segar memiliki komposisi gizi diantaranya kadar air sebanyak 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak 0,5% dan kadar abu 1%. Dari beberapa kandungan zat kimia dalam singkong merupakan sumber makanan yang mengandung karbohidrat dan serat makanan namun sedikit kandungan

gizi seperti protein. (Nur Richana, 2011)

Bahan pangan sumber

karbohidrat lain selain singkong yang banyak ditemui di masyarakat adalah ubi jalar. Ubi jalar memiliki keunggulan dan keuntungan yang sangat tinggi bagi masyarakat Indonesia seperti kemudahan dalam produksi, kandungan kalori yang cukup tinggi dan dapat memberikan rasa kenyang, harga yang masih relatif murah, dapat digunakan sebagai pengganti beras karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, rasa dan teksturnya beragam

sesuai dengan konsumen,

mengandung vitamin dan mineral yang cukup tinggi. Kelemahan dari sumber pangan ini adalah sering dikemukakan rasa kurang nyaman karena menimbulkan gas di dalam perut. Selain itu, pandangan masyarakat terkait dengan ubi jalar bahwa ubi jalar identic dengan

makanan masyarakat kelas

menengah kebawah. Namun hal tersebut tidaklah benar dikarenakan bahwa dibeberapa negara seperti Jepang, Eropa, Amerika Serikat, ubi jalar memiliki status pangan yang tinggi. (Nani Zuraida, 2001)

Bahan pangan yang banyak terdapat di masyarakat selain ubi dan singkong adalah papaya. Umumnya masyarakat menjual hasil produksi pertanian seperti singkong, ubi dan papaya secara mentah tanpa mengolah terlebih dahulu.

Semua potensi alam yang ada di

Desa Banyukuning tersebut

terkhusus singkong, ubi, dan papaya dikelola secara optimal oleh masyarakat. Oleh karena hal tersebut perlunya dilakukan upaya dari berbagai pihak dalam memberikan kreativitas dan inovasi kepada masyarakat setempat sehingga dapat

(5)

memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan bagi petani maupun masyarakat Desa Banyukuning pada umumnya.

1. Pelatihan Pembuatan Produk Olahan Inovatif Singkong, Ubi, Pepaya

a. Bola Bola Singkong Anget (Bobo Siang)

Pada umumnya masyarakat Desa Banyukuning memiliki lahan untuk ditanami beberapa hasil kebun seperti singkong. Masyarakat biasanya hanya menjual produk singkong mentah ke pasar ataupun hanya digoreng untuk konsumsi sendiri. Namun produk inovatif olahan singkong yang merupakan program dari KKN adalah berupa pembuatan olahan inovatif menjadi bentuk frozen food yang dibentuk seperti bola-bola dengan berbagai macam varian isi seperti coklat, keju, dan juga gula merah.

Cara pembuatan bola-bola singkong

Bahan yang diperlukan :

a) 250 gr s250 gr singkong (kukus, haluskan)

b) 20 gr margarin c) 1 sdt garam d) 1 sdm maizena

e) Minyak untuk menggoren f) 4 sdm tepung terigu g) Tepung panir kuning h) Coklat

i) Keju j) Gula merah

Cara Pembuatan :

a) Kupas singkong, cuci bersih, lalu kukus hingga empuk.

b) Setelah empuk haluskan

singkong dengan ulekan hingga lembut. Beri margarin dan garam.

c) Ambil 1 sendok makan adonan singkong lalu pipihkan, beri sisan keju/coklat. Lalu bentuk bulat. d) Siapkan tepung panir, celupkan

bola-bola singkong kedalam larutan tepung terigu kemudian balur dengan tepung panir hingga menempel rata.

e) Kemas bola-bola singkong kedalam kemasan, lalu asukan kedalam lemari pendingin.

f) Saran penyajian : Panaskan minyak di wajan, lalu goreng hingga warna kuning keemasan. Angkat dan tiriskan

Berdasarkan perhitungan gizi dari 100gr bahan-bahan pembuatan bola-bola singkong dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Bola-bola singkong ini sangat cocok bagi anak-anak, bisa digunakan sebagai camilan sehat dirumah . Produk bola-bola singkong ini tahan lama hingga 1 bulan apabila

(6)

dimasukkan ke dalam freezer dalam kondisi mentah sebelum digoreng.

a. Pie Ubi Banyukuning (Pie Ubiku)

Pie seperti yang normalnya ditemui merupakan sebuah camilan dimana komponen utama dalam pembuatan adalah berupa tepung terigu dimana terdapat kulit pie yang dapat ikut

dikonsumsi bersama isinya.

Biasanya isian pie berupa vla vanilla atau isian lainnya. Namun, KKN memberikan bentuk inovasi olahan produk pie dimana isian pie menggunakan produk lokal yaitu ubi.

Berikut cara pembuatan Pie Ubi

Bahan yang diperlukan :

Crust Pie:

a) 100 gr ubi ungu b) 75 gr margarin

c) 200 gr tepung terigu d) 3 sdm garam

e) 1 butir kuning telur Vla: a) 100 gr ubi b) 50 gr gula pasir c) 1 butir telur d) 200 ml susu cair e) 1 sdm maizena f) 1 sdm margarin Cara Pembuatan :

a) Kupas ubi, cuci bersih

b) Kukus ubi sampai empuk, haluskan

c) Crust (kulit pie) : Campurkan semua bahan crust menjadi satu. Uleni hingga semua bahan tercampur merata dan adonan kalis

d) Bentuk adonan menggunakan cetakan pie, tusuk-tusuk bagian bawah pie dengan garpu

e) Panggang didalam oven dengan suhu 150ºC selama 30 menit

f) Vla : blander ubi ungu dengan susu cair. Masukan gula pasir, kuning telur dan maizena yang telah dicairkan, aduk rata kemudian masak

hingga meletup-letup.

Matikan kompor masukan margarine, aduk hingga margarine meleleh.

g) Tambahkan vla keatas crust pie, beri toping sesuai selera, lalu panggang lagi selama 10 – 15 menit.

h) Angkat, dan sajikan.

(7)

Berdasarkan perhitungan gizi dari 100gr bahan-bahan pembuatan Pie Ubi dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Manisan Pepaya (Mas Pening)

Produk pertanian lain yang

banyak ditemukan di Desa

Banyukuning adalah papaya. Dalam pemasaran yang dilakukan papaya hanya disajikan dalam bentuk buah untuk langsung dikonsumsi. Salah satu bentuk inovasi yang ditawarkan oleh mahasiswa KKN adalah dengan mengolah papaya menjadi sebuah produk olahan inovatif yang mampu berdaya saing, yaitu diolah menjadi manisan papaya dan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik minat konsumen untuk membeli produk-produk yang ditawarkan oleh KKN Unnes.

Berikut cara pembuatan manisan papaya :

Bahan yang diperlukan :

a) 1 buah pepaya muda

b) 1 sdm kapur sirih larutkan dengan air c) 200 gr gula pasir d) ¼ sdt garam e) 2 cm kayu manis f) ½ sdt citun g) 500 ml air Cara Pembuatan :

a) Kupas pepaya. Potong pepaya menjadi bentuk balok. Cuci bersih hingga getahnya hilang.

b) Larutkan kapur sirih dengan air, aduk. Kemudian diamkan hingga mengendap, ambil air yang ada di bagian atas. Kemudian rendam potongan pepaya selama semalaman, setelah di rendam cuci bersih papaya.

c) Rebus gula dengan air, kayu manis, dan citrun hingga mendidih. Masukan potongan pepaya, rebus dengan api sedang hingga gula meresap kurang lebih 15 menit sambil sesekali diaduk

d) Bagi pepaya menjadi 3

bagian, beri pewarna

makanan, rebus lagi selama kurang lebih 10 menit.

e) Angkat. Tiriskan dari air.

f) Manisan papaya siap

dikemas, simpan dalam lemari pendingin.

(8)

Berdasarkan perhitungan gizi dari 100gr bahan-bahan pembuatan manisan pepaya dapat diperoleh hasil sebagai berikut.

2. Pelatihan Marketing Produk Inovatif Olahan Singkong, Ubi dan Pepaya Desa Banyukuning

Tujuan diadakannya kegiatan pelatihan marketing adalah untuk meningkatkan pengetahuan dari masyarakat sasaran yaitu adalah Ibu-Ibu PKK, karang taruna serta

masyarakat umum Desa

Banyukuning terkait dengan

pemanfaatan potensi keunggulan dari segi ekonomi terkait dengan hasil pangan singkong, ubi serta papaya. Materi yang diberikan adalah terkait dengan cara pemasaran / marketing yang baik.

Kegiatan pelatihan marketing ini diikuti aktif oleh seluruh peserta dari awal hingga akhir. Hal tersebut ditunjukkan oleh tidak adanya peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung. Antusiasme peserta ditunjukkan dengan sejumlah pertanyaan terkait materi yang dijawab secara tuntas oleh narasumber, sehingga acara pelatihan marketing berjalan interaktif.

a. Demonstrasi

Demonstrasi pembuatan produk inovatif berbahan dasar singkong, ubi dan papaya menjadi makanan/ cemilan yang memiliki daya jual yang lebih tinggi dilakukan oleh mahasiswa KKN UNNES yang berkolaborasi dengan masyarakat

setempat. Mahasiswa KKN

menjelaskan terlebih dahulu materi terkait dengan pembuatan Pie Ubi, Bola-Bola Singkong dan manisan papaya. Setelah mendapatkan materi penjelasan kemudian Mahasiswa KKN melakukan diskusi terkait dengan kejelasan setiap langkah dari proses pembuatan produk, hal yang harus diperhatikan dalam membuat produk, modifikasi yang mungkin dilakukan, modal usaha yang

diperlukan apabila ingin

mengembangkan usaha pengolahan singkong, ubi dan papaya menjadi produk bola-bola singkong, pie ubi dan manisan papaya.

Peserta juga ikut mencoba selama proses produksi berlangsung. Namun, tidak semua peserta dapat mengikuti praktik pembuatan dikarenakan keterbatasan bahan baku dan peralatan pengolahan ditempat. Hasil produk yang sudah jadi dibagikan kepada seluruh peserta untuk dicicipi.

(9)

3. Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bola-bola singkong, Pie Ubi dan Manisan Pepaya.

Pada kegiatan pelatihan

marketing dan pembuatan produk

olahan inovatif yang telah dilaksanakan mendapatkan respon positif dari masyarakat. Produk bola-bola singkong, Pie Ubi dan manisan papaya ternyata disukai rasanya oleh seluruh peserta yang hadir. Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa produk olahan inovatif yang dibuat

oleh KKN UNNES memiliki

kesempatan atau peluang untuk dikembangkan menjadi suatu produk yang nantinya akan diteruskan dan dijual oleh masyarakat agar dapat memajukan perekonomian desa.

4. Analisis Marketing Produk Pangsa pasar produk

Dalam diskusi interaktif yang dilakukan oleh narasumber selama penyuluhan berlangsung mengenai apakah sebelumnya produk bola-bola singkong anget, pie ubi, dan manisan papaya sudah familiar di desa Banyukuning sebelumnya. Ternyata 80% sasaran mengatakan sudah pernah membuat manisan papaya, sedangkan untuk bola-bola singkong dan pie ubi, ternyata 100% sasaran

mengatakan belum pernah

membuatnya.

Hal ini berarti peluang peluang bisnis dalam pengembangan produk ini dapat menjanjikan, ditambah dengan kemudahan bahan baku yang

melimpah. Produk bola-bola

singkong, pie ubi, dan manisan papaya dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, baik anak kecil maupun orang dewasa sehingga target konsumen sangatlah luas.

Pendistribusian produk bisa dilakukan di toko terdekat mapun di tempat wisata yang ada di sekitar

Bandungan untuk dijadikan oleh-oleh khas Bandungan. Bentuk lain dari pemasaran promosi bisa dilakukan melalui media online, salah satunya melalui Official Instagaram Banyukuning atau bisa disebut dengan ”OTAKU”. Produksi bola-bola singkong anget, pie ubi,

dan juga manisan papaya

Banyukuning bisa menggunakan system pre-order

5. Kegiatan Pendukung Sebagai Sarana Motivasi Sasaran dalam Pengembangan Produk

Tindakan persuasi sebagai sarana motivasi kepada masyarakat untuk mengembangkan pmasaran produk manisan pepaya, bola-bola singkong dan Pie ubi adalah dengan memberikan sosialisasi pelatihan pembuatan produk serta pengetahuan kepada masyarakat terkait dengan target pasar, distribusi produk hasil olahan , hal-hal yang harus disiapkan

dalam marketing, maupun

mediayang digunakan dalam

memasarkan produk yang telah jadi. Oleh karenanya Tim KKN 2B

UNNES memberikan pelatihan

kepada masyarakat dengan

mengadakan pelatihan marketing yang dilanjutkan dengan pembuatan produk olahan inovatif berbahan dasar singkong, ubi dan papaya. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam (SDA) di desa Banyukuning berupa singkong, ubi dan pepaya tidak hanya dijual dalam bentuk bahan mentah saja namun dapat dijual dalam produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi .

6. Tindak lanjut

Produk bola-bola singkong, pie ubi dan manisan pepaya diterima

baik oleh masyarakat Desa

(10)

kegiatan pelatihan marketing dan pembuatan produk olahan inovatif, masyarakat juga ditanyakan terkait dari tindak lanjut kegiatan ini dimana

masyarakat yang hadir

mengungkapkan bahwa pembuatan produk olahan ini terbilang cukup

mudah dengan menggunakan

peralatan yang sederhana dan bahan baku yang dapat dijumpai di lingkungan sekitar.

D. PENUTUP Simpulan

Pelatihan marketing dan pengolahan produk inovatif berbahan dasar singkong, ubi dan pepaya timbul karena adanya potensi SDA bahan baku tersebut di Desa

Banyukuning yang kurang

dimanfaatkan secara optimal oleh masyarkat. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kegiatan demonstrasi memasak produk dan disertai dengan pelatihan marketing yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait target pasar yang hendak dicapai. Harapannya dengan diadakannya pelatihan ini dapat membantu masyarakat Desa Banyukuning

dalam meningkatkan kesejahteraan perekonomian keluarga dengan sebuah usaha alternative pengolahan

produk inovatif dengan

memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

Saran

Adapun kegiatan ini memiliki

kelemahan, yaitu kurangnya

antusiasme dari masyarakat di Desa Banyukuning dalam menghadiri acara pelatihan marketing dan pembuatan produk inovatif sehingga luaran dari kegiatan ini belum

sepenuhnya optimal. Saran

kedepannya, yaitu pentingnya sosialisasi kepada masyarakat agar tertarik dan berminat untuk mengikuti kegiatan ini.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih

disampaikan kepada, (1) UNNES, selaku pihak kampus yang telah mengadakan kegiatan pengabdian

KKN kerjasama di Desa

Banyukuning (2) Koordinator KKN beserta jajarannya (3) Segenap masyarakat Desa Banyukuning yang telah mendukung seluruh rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata. (KKN).

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Andreani, F. 2009. Experiential marketing (sebuah pendekatan pemasaran).

Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(1).

Pradiani, T. 2017. Pengaruh sistem pemasaran digital marketing terhadap

peningkatan volume penjualan hasil industri rumahan. Jurnal Ilmiah

Bisnis dan Ekonomi Asia, 11(2), 46-53

Nani Zuraida, dkk. 2001. Usahatani Ubi Jalar sebagai Bahan Pangan Alternatif

dan Diversifikasi Sumber Karbohidrat. Buletin AgriBio Balai

Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Bogor, 4(1):12-23 Nur Richana, dkk. 2011. Inovasi Pengolahan Singkong Meningkatkan

Pendapatan dan Diversifikasi Pangan. Jurnal Sinar Tani Agroinovasi.

Badan Litbang Pertanian Edisi 4-10 (3404)

Nani Zuraida, dkk. 2001. Usahatani Ubi Jalar sebagai Bahan Pangan Alternatif

dan Diversifikasi Sumber Karbohidrat. Buletin AgriBio Balai

Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Bogor, 4(1):12-23 Nur Richana, dkk. 2011. Inovasi Pengolahan Singkong Meningkatkan

Pendapatan dan Diversifikasi Pangan. Jurnal Sinar Tani Agroinovasi.

Referensi

Dokumen terkait

Nonfarmakologi Terhadap Nyeri Haid (Disminore) Pada Siswi XI Di SMA Negeri 1 Pemangkat dengan hasil adanya perbedaan secara signifikan antara disminore sebelum dan

telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada

'$7$53867$.$ $HEL+&DWDODVHLQ9LWUR&HWKRGVQ]\PRO $PU$..DGU\0$%DGUDQ650DULH06&RPSDUDWLYH7R[LFLW\ RI &RSSHU 2[LGH %XON DQG 1DQR 3DUWLFOHV LQ 1LOH 7LODSLD 2UHRFKURPLV QLORWLFXV

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari reponden dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan terlebih dahulu untuk

Suradi Sokaraja Kabupaten Banyumas (2) Tanggapan konsumen mengenai pelaksanan strategi bauran pemasaran 7P ( product, price, place, promotion, people, process,

1) Surat pernyataan telah melaksanakan KKL dari institusi tujuan yang telah dilegalisasi (ditunjukkan dengan cap stempel dan tanda tangan representasi resmi institusi yang

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi pelayanan ke

Selain daripada garis panduan yang telah dinyatakan di atas, kami melihat bahawa pemakaian sebahagian kostum atau cosplay tertentu adalah lebih kepada untuk menunjuk-nunjuk dan