• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Pola Menstruasi pada Pelajar Wanita di SMA Negeri 04 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Pola Menstruasi pada Pelajar Wanita di SMA Negeri 04 Medan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Menstruasi sebagai salah satu aspek kematangan seksual, pertama kali terjadi

pada masa pubertas seorang wanita (Dwi Sogi & Harliyanti, 2013). Menstruasi

yang berulang secara teratur setiap bulan pada akhirnya akan membentuk suatu

siklus menstruasi (Cunningham, 2005). Siklus ini berlangsung sebagai fenomena

fisiologis mulai dari menarche hingga menopause. Siklus menstruasi pada wanita

normalnya berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15% wanita yang memiliki

siklus 28 hari dengan lamanya menstruasi antara 3-5 hari (Setiawati, 2015).

Siklus menstruasi yang tidak teratur adalah suatu penyimpangan dari siklus

yang normal. Lamanya siklus menstruasi merupakan suatu indikator klinis

noninvasif, yang penting untuk menilai fungsi reproduksi. Gangguan siklus

menstruasi dapat dihubungkan dengan meningkatnya risiko penurunan fertilitas

pada wanita usia subur. Menstruasi merupakan salah satu faktor yang

mencerminkan potensi fungsional seorang perempuan yang dapat dipengaruhi

oleh sejumlah variabel yang meliputi usia, riwayat keluarga, status

sosial-ekonomi, pendidikan, aktivitas fisik, kepribadian, olahraga, berat badan, tinggi

badan, stres, infeksi, persentase distribusi lemak maupun hormonal (Osayande et

al., 2014). Berdasarkan penelitian pada populasi di Amerika Serikat menunjukkan

bahwa 19% wanita usia 18-55 tahun mengalami gangguan menstruasi (Strine &

Chapman, 2005 dalam Rehana dkk, 2015) dan berdasarkan hasil penelitian di

India, mayoritas wanita dilaporkan mengalami menstruasi tidak teratur yaitu

sekitar 37,9% (Williams, 2006 dalam Rehana dkk, 2015). Sedangkan penelitian di

Bali menunjukkan bahwa 38,5% wanita mengalami siklus menstruasi yang tidak

teratur (Adnyani, 2012).

Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode yang rentan terhadap

terjadinya gangguan menstruasi. Tujuh puluh lima persen wanita pada tahap

remaja akhir mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. Menstruasi

yang tertunda, tidak teratur, nyeri, dan perdarahan yang banyak pada waktu

(2)

2

menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja wanita

mengunjungi dokter. Cakir M et al (2007), dalam penelitiannya menemukan

bahwa dismenorea merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar

(89,5%), diikuti ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi

menstruasi (5,3%). Mengenai gangguan lainnya, Bieniasz J et al (2006),

mendapatkan prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder

18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran

sebanyak 15,8. Penelitian lain didapatkan bahwa prevalensi gangguan lama

menstruasi (25,0%), gangguan siklus menstruasi (5,0%), dan sindrom

pramenstruasi merupakan yang paling banyak dialami (75,8%) (Sianipar dkk,

2009). Dengan demikian, hampir setiap wanita pernah mengalami minimal satu

kali masalah menstruasi dalam hidupnya (Lakkawar et al, 2014).

Berdasarkan penelitian yang berjudul “Correlation of Menstrual Pattern with

Body Mass Index in Young Female Students” didapatkan korelasi yang sangat

signifikan antara siklus menstruasi dengan IMT (Bassi et al.,2015). Pada wanita

dengan keadaan overweight dan obesitas, biasanya mengalami anovulatory

chronic atau menstruasi tidak teratur secara kronis (Karyadi, 2007 dalam Pratiwi,

2011). Hal ini dikarenakan pada keadaan overweight dan obesitas, jumlah sel-sel

lemak cenderung berlebih sehingga produksi estrogen akan meningkat. Sedangkan

pada keadaan underweight, yaitu keadaan kurangnya berat badan, juga

berpengaruh terhadap kurangnya sel-sel lemak tubuh untuk memproduksi

estrogen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan hormon estrogen

dapat mengakibatkan pola menstruasi yang tidak teratur (Evan, 2011 dalam

Pratiwi, 2011).

Salah satu cara mengukur tingkat lemak tubuh adalah menggunakan

pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) (Guyton, 2007). Klasifikasi berat badan

lebih dan obesitas berdasarkan IMT menurut kriteria kawasan Asia Pasifik adalah

IMT kurang dari 18,5 kg/m2 dinyatakan underweight, ,IMT antara 18,5-22,9

kg/m2 disebut normal, IMT lebih dari 23 kg/m2 disebut overweight, dan IMT

melebihi 30 kg/m2 disebut obese.

(3)

3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan

masalah penelitan yaitu “Apakah terdapat hubungan indeks massa tubuh dengan

pola menstruasi pada pelajar wanita di SMA Negeri 4 tahun 2015?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan pola menstruasi pada

pelajar wanita di SMA Negeri 4 tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui rata-rata Indeks Massa Tubuh pada pelajar wanita di SMA

Negeri 4 tahun 2015.

2. Mengetahui pola menstruasi pada pelajar wanita di SMA Negeri 4

tahun 2015 berdasarkan Indeks Massa Tubuh.

3. Mengetahui angka kejadian gangguan menstruasi pada pelajar wanita di

SMA Negeri 4 tahun 2015.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Data hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi institusi dan

tenaga kesehatan tentang angka kejadian gangguan menstruasi pada

remaja putri.

2. Data hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi

masyarakat dan orangtua bahwa baik kelebihan maupun kekurangan

berat badan berdampak terhadap pola menstuasi.

3. Data hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian dan

penulisan yang lebih lanjut tentang hubungan indeks massa tubuh

dengan pola menstruasi di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep dasar ilmu komunikasi secara umum, dikaitkan dengan kedudukan komunikasi sebagai

[r]

Melalui program aplikasi ini diharapkan dapat menarik minat anak-anak untuk belajar bahasa Inggris, memberi pengetahuan dasar bahasa Inggris, mengetahui daya ingat dan pola pikir

[r]

[r]

[r]

[r]