• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini merupakan pencapaian kinerja

indikator makro yang baik, namun distribusi pendapatan yang merata merupakan

hal yang sampai saat ini masih menjadi masalah yang belum dapat diselesaikan

oleh pemerintah. Banyak negara-negara yang sedang berkembang saat ini

mengarahkan kebijakan ekonomi nasional guna mengatasi kesenjangan ekonomi

atau ketimpangan pendapatan antara masyarakat berpenghasilan tinggi dan

kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

Segala upaya atau tindakan yang dilakukan suatu negara termasuk

Indonesia untuk mengatasi kesenjangan ekonomi sesungguhnya hanya upaya

sistematis yang berguna memperkecil kesenjangan ekonomi yang terjadi, karena

perbedaan sumber daya atau faktor-faktor lain setiap daerah adalah kunci dasar

perbedaan tersebut. Menurut paham Neoklasik bahwa perbedaan pendapatan

dapat dikurangi melalui proses penyesuaian proses penetasan pembangunan

kebawah (trickle down) kemudian menyebar pada keseimbangan baru, dan

apabila itu tidak mampu menurunkan tingkat kesenjangan dapat dilakukan sistem

perpajakan dan subsidi.

Badan pusat statistik tahun 2014 mencatat sekurangnya 28.28 juta orang

Indonesia berada pada garis kemiskinan atau 11,25 persen dari total seluruh warga

Negara Indonesia. Hal ini sejalan dengan sistem pendistribusian pendapatan di

wilayah kita memang tidak merata. Pembangunan ekonomi suatu daerah menjadi

(2)

wilayah saat ini hanya bertumpu pada pengembangan beberapa wilayah saja. Jika

hal ini terus berjalan maka akan memperlebar gap kesenjangan, dikarenakan

ketimpangan pendapatan perkapita adalah hasil dari ketimpangan pembangunan

yang tidak merata.

Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek kemiskinan yang perlu

dilihat karena distribusi pendapatan merupakan ukuran kemiskinan relatif.

Ukuran distribusi pendapatan perorangan merupakan ukuran yang paling umum

digunakan. Masalah yang umumnya dihadapi oleh negara - negara

berkembang termasuk Indonesia adalah kesenjangan ekonomi atau

ketimpangan dalam distribusi pandapatan antara kelompok masyarakat

berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta

tingkat kemiskinan atau jumlah orang berada di bawah garis kemiskinan

(poverty line) (Tambunan, 2001). Kemiskinan lazimnya digambarkan sebagai

gejala kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.

Sekelompok anggota masyarakat dikatakan berada dibawah garis kemiskinan

jika pendapatan kelompok anggota masyarakat ini tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok, seperti, pangan, pakaian, dan

tempat tinggal. Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,

sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa dan motivasi

(3)

kuantitatif tentang ketimpangan distribusi pendapatan. Kedua ukuran tersebut

adalah distribusi ukuran, yakni, besar atau kecilnya bagian pendapatan yang

diterima masing-masing orang dan distribusi fungsional atau distribusi

kepemilikan faktor-faktor produksi. Distribusi ukuran pendapatan merupakan

ukuran yang paling sering digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini secara

langsung menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap individu

atau rumah tangga tanpa memperdulikan sumbernya. Ada tiga alat ukur tingkat

ketimpangan pendapatan dengan bantuan distribusi ukuran, yakni, Rasio Kuznets,

Kurva Lorenz, dan Koefisien Gini (Sulastri, 2011).

Kecamatan Sipoholon merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten

Tapanuli Utara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kelima dari 15

Kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara. Di tahun 2013 jumlah

penduduk Kecamatan Sipoholon mencapai 22.898 dengan kepadatan penduduk

121,03 jiwa/ha. Kabupaten Tapanuli Utara sendiri merupakan salah satu

Kabupaten yang terletak diwilayah dataran tinggi Sumatera Utara, berada pada

ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Secara geografis

Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada koordinat 1º20’00” -2º41’00” Lintang

Utara (LU) dan 98005”-99016” Bujur Timur (BT).

Adapun kondisi perekonomian dari Kabupaten Tapanuli Utara setiap

(4)

Tabel 1.1

Perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010 - 2014

Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013

PDRB Harga Konstan (Struktur

Perekonomian) (Rp.) 5,780,955 6,101,009 6,359,203 6,359,203

Pendapatan Perkapita (Rp.) 13,635,481 14,887,816 16,080,379 18,223,399

Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.56 5.54 5.95 6.01

Sumber: BPS Kabupaten Tapanuli Utara

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan PDRB,

pendapatan per kapita, dan pertumbuhan ekonomi setap tahunnya. Hal ini

menandakan pembangunan perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara membaik

setiap tahun.

Distribusi pendapatan sangat penting untuk pembangunan, karena

berdampak terhadap kohesi masyarakat, berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan

untuk setiap rata-rata pendapatan per kapita rakyat miskin, dan bahkan

mempengaruhi kesehatan masyarakat. Namun untuk Kabupaten Tapanuli Utara,

terjadi peningkatan kemiskinan pula di tahun 2012 ke 2013 seperti terlihat dalam

tabel berikut:

Tabel 1.2

Perkembangan Kemiskinan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2013

(5)

Jika dilihat kembali pada tabel 1.1 di uraian pendapatan perkapita

Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012 ke 2013 terjadi peningkatan pendapatan,

namun di tabel 1.2, tingkat kemiskinan Kabupaten Tapanuli Utara juga

mengalami peningkatan di tahun 2012 ke 2013. Hal ini berarti masih sangat

diperlukan kebijakan pemerataan pendapatan untuk mengurangi kemiskinan.

Masyarakat di Kecamatan Sipoholon dominan bermata pencaharian

sebagai petani. Meskipun demikian terdapat pula pengelolaan terhadap sumber

daya alam lain yang memunculkan iklim bisnis bagi perkembangan wisata daerah

ini, seperti adanya pemandian air panas, pertambnagan batu kapur, pengelolaan

gitar asli Sipoholon, serta usaha mikro pembuatan cendera mata asli Sipoholon.

Kecamatan Sipoholon memiliki luas wilayah 189,2 km² dengan total

penduduk 22.729 jiwa dan tingkat kepadatan 120 jiwa/km², dan tersebar di 13

desa dan 1 kelurahan. Hal ini meningkat bila dibandingkan tahun 2010,

Kecamatan Sipoholon memiliki populasi penduduk sebanyak 22.284 jiwa atau

111,96 jiwa/Km2, atau 4.762 Kepala Keluarga. Dari total 4.462 Kepala Keluarga,

terdapat 1.628 Rumah Tangga Miskin atau sekitar 34,18%. Berikut adalah daftar

(6)

Tabel 1.3

Daftar Nama Desa dan Luas Wilayah di Kecamatan Sipoholon

No Desa Km Rasio Luas Terhadap

8. Kelurahan Situmeang Habinsaran 17 9,24

9. Sipahutar 3 1,69

10. Pagarbatu 17 9,24

11. Tapian Nauli 5 2,74

12. Hutaraja Simanungkalit 3 1,87

13. Hutaraja 3 1,89

14. Hutaraja Hasundutan 18 9,74

Jumlah 189,20 100

Sumber: Kecamatan Sipoholon dalam angka 2014

Berdasarkan uraian di atas, Kecamatan Sipoholon merupakan Kecamatan

yang memiliki banyak potensi dalam peningkatan perekonomian, namun masih

dapat dilihat juga bahwa masih terdapat keluarga miskin sekitar 34,18 %.

Oleh sebab itu, dari penjelasan di atas maka penulis merasa perlu membuat

judul penelitian yaitu “Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan

Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang kajian penelitian diatas, maka dapat

(7)

2. Bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan Sipoholon,

Kabupaten Tapanuli Utara?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat

Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan

Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain ialah:

1. Bagi pemangku kebijakan dapat dijadikan masukan dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan lansung maupun tidak langsung dengan

Ketimpangan distribusi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Bagi Fakultas Ekonomi dapat menjadi referensi ilmiah yang berkontribusi

pada pengembangan dunia pendidikan yang berkaitan dengan judul

penelitian.

3. Bagi penulis merupakan sarana dalam menuangkan buah pikiran yang

berkaitan dengan dengan judul penelitian.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi referensi penulisan penelitian yang

Gambar

Tabel 1.1 Perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010 - 2014
Tabel 1.3 Daftar Nama Desa dan Luas Wilayah di Kecamatan Sipoholon

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 001/ranap/VII/2017 tanggal 04 Juli 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan Dokumen

Just after that destructive Van earthquake, national and international geospatial data sources were used for the management of disaster and reconstruction of the region.. In this

Total harga hasil negosiasi adalah harga yang akan dipakai sebagai harga total pengadaan (harga kontrak), dan sudah termasuk PPn 10%. Truntum Raya

Evaluasi terhadap sertifikat ISPO yang sudah diterbitkan selama ini harus dilakukan, hal ini diperlukan untuk dapat memastikan bahwa tidak ada perusahaan yang

Dari total US$ 240 juta kontrak yang berhasil dibukukan tersebut, 52% merupakan kontribusi dari unit bisnis seismik zona transisi ( transition zone seismic )dan unit bisnis

Prestasi tersebut di atas tentunya tidak terlepas dari dukungan dan kerja keras kita semua dalam bekerja, dan ini tentunya menjadi modal yang sangat berarti bagi perusahaan

Dalam mengatasi ketidakakuratan tersebut maka akan dilakukan analisa dan pengidentifikasian citra objek tulang manusia dengan beberapa tahapan analisa yaitu proses threshold,

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Kelompok Usaha hanya memiliki liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi yang terdiri dari hutang usaha,