• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Tanam Top Soil, Debu Vulkanik Gunung Sinabung dan Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Media Tanam Top Soil, Debu Vulkanik Gunung Sinabung dan Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Media Tanam

Tanah dengan sifat sifatnya amat mempengaruhi pertumbuhan dan

produktivitas tanaman. Sifat fisik, kimia dan biologi tanah merupakan

aspek-aspek yang sangat penting untuk menunjang kesuburan tanah. Kondisi tanah yang

subur merupakan syarat mutlak untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan

produktivitas tanaman (Simanjuntak, 2006).

Top soil adalah tanah lapisan paling atas yang biasanya terdapat pada

ketebalan 5 cm - 20 cm. Top soil memiliki kandungan bahan organik dan

mikroorganisme paling tinggi dan merupakan tempat aktivitas biologi tanah

terjadi yang merupakan bagian tanah penuntun kesuburan tanah

(Gunarto et al., 2002).

Pada umumnya budidaya tembakau deli diusahakan pada Inceptisols

berasal dari endapan tanah dasit tua dan dasit muda. Tanah Inceptisol ini

mengandung unsur hara kalium dan fosfat yang lebih tinggi dari pada bahan

asalnya. Kadar magnesium dan kalsium sedang dan kadar nitrogennya sangat

beragam (Abidin, 1991).

Tanah-tanah yang sesuai untuk tembakau adalah tanah lempung berpasir

atau lempung berpasir halus berwarna muda dengan kadar bahan organik dan

kadar N rendah hingga sedang, yang terpenting dalam hal ini ialah memiliki sifat

fisik yang baik. Struktur tanah yang paling menguntungkan ialah remah, mudah

dikerjakan, mempunyai porositas dan permeabilitas yang baik dengan menahan

(2)

Debu Vulkanik

Debu vulkanik atau pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan

yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Debu maupun pasir

vulkanik terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang

berukuran besar biasanya jatuh disekitar sampai radius 4-5 km dari kawah,

sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan hingga

ribuan kilometer (Sudaryo dan Sutjipto 2009).

Dalam suatu aktivitas vulkanisme, material-material yang dikeluarkan

berupa gas, cair, dan padat. Gas-gas yang keluar antara lain uap air, O2, N2, CO2,

CO, SO2, H2S, NH3, H2SO4, dan sebagainya. Materi cair yang dikeluarkan adalah

magma yang keluar melalui pipa gunung yang disebut lava sedangkan materi

padat yang disemburkan ketika gunung api meletus berupa bom (batu-batu besar),

kerikil, lapilli, pasir, debu serta debu halus (Munir, 1996).

Debu vulkanik yang terdapat di atas permukaan tanah mengalami

pelapukan kimiawi dengan bantuan air dan asam-asam organik yang terdapat di

dalam tanah. Akan tetapi, proses pelapukan ini memakan waktu yang lama. Hasil

pelapukan lanjut dari debu vulkanik mengakibatkan terjadinya penambahan kadar

kation-kation (Ca, Mg, K dan Na) di dalam tanah hampir 50% dari keadaan

sebelumnya (Fiantis, 2006).

Penelitian kandungan debu vulkanik di Fuego, Costa Rica menunjukkan

rata-rata kandungan Al (5,2 ppm), B(0,088 ppm), Ca(400 ppm), Cd(0,008 ppm),

Cl(124 ppm), Cu(2.08 ppm), Fe(0,044 ppm), Li(0,104 ppm), dan Pb(0,104 ppm)

(Barasa, 2013).

Debu vulkanik yang terdeposisi di atas permukaan tanah mengalami

(3)

dalam tanah. Akan tetapi, proses pelapukan ini memakan waktu yang sangat lama

yang dapat mencapai ribuan bahkan jutaan tahun bila terjadi secara alami di alam.

Hasil pelapukan lanjut dari debu vulkanik mengakibatkan terjadinya penambahan

kadar kation-kation (Ca, Mg, K dan Na) di dalam tanah hampir 50% dari keadaan

sebelumnya (Fiantis, 2006).

Menurut penelitian Sudaryo dan Sucipto (2009) karakteristik debu

vulkanik yang terdapat pada Gunung Merapi memiliki kandungan P dalam debu

volkan berkisar antara rendah sampai tinggi (8-232 ppm P2O5). KTK

(1,77- 7,10 me/100g) dan kandungan Mg (0,13- 2,40 me/100g), yang tergolong

rendah, namun kadar Ca cukup tinggi (2,13- 15,47 me/100g). Sulfur (2- 160

ppm), kandungan logam berat Fe (13- 57 ppm), Mn (1.5- 6,8 ppm), Pb (0,1- 0,5

ppm) dan Cd cukup rendah (0,01- 0,03 ppm). Menurut hasil analisis, debu

vulkanik Gunung Sinabung memiliki kandungan pH H2O (4,75) yang tergolong

agak masam, C-Organik (2,44%) yang tergolong sangat tinggi, N (0,07%) yang

tergolong sangat tinggi, P(0,24%) yang tergolong tinggi, K(0,12%) yang

tergolong sedang, Mg (0.03%) yang tergolong sangat rendah, kandungan

C/N(34,85%) yang tergolong sedang dan KTK (6,94 Cmol kg-1) yang tergolong

tinggi.

Perbandingan debu vulkanik dengan pupuk kandang sudah dapat

digunakan untuk budidaya tanaman tembakau deli. Hal ini menurut penelitian

Sipayung (2014) yang menyatakan bahwa perlakuan perbandingan debu vulkanik

sinabung dengan pupuk kandang sapi memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Rataan tinggi tanaman tertinggi

terdapat pada perlakuan P5 (top soil:debu vulkanik:pupuk kandang sapi=

(4)

pada perlakuan P5 sebesar 21,38 helai. Rataan diameter batang tertinggi terdapat

pada perlakuan P5 sebesar 16,97 mm.

Kompos Jerami Padi

Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan

pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian

besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan

atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair

yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih

ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik dari pada kadar

haranya, nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik

(Simanungkalit et.al. 2006).

Manfaat dari pupuk organik adalah : (i) Mampu menyediakan unsur hara

makro dan mikro yang relatif kecil jika dibandingkan dengan pupuk kimia, (ii)

Memperbaiki struktur tanah, (iii) Menyebabkan tanah menjadi ringan untuk

diolah, (iv) Mudah ditembus akar, (v) Dapat meningkatkan daya menahan air

(water holding capacity), sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelembaban air tanah lebih terjaga., dapat memperbaiki

kehidupan biologi tanah, mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang

berperan dalam proses dekomposisi bahan organik, aman bagi lingkungan, dan

dapat membantu peningkatan pH tanah (Pramono, 2004)

Adiningsih dan Rochayati (1987) menyatakan bahwa pembenaman jerami

secara konsisten meningkatkan hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan N, P, K,

meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi kebutuhan pemupukan K dan

(5)

pupuk anorganik secara terpadu merupakan cara pengelolaan terbaik untuk

meningkatkan efisiensi pupuk.

Tanah yang miskin bahan organik akan berkurang daya menyangga hara

dan keefisienan pupuk menurun karena sebahagian besar hara hilang dari

lingkungan perakaran. Potensi bahan organik yang tersedia berupa jerami padi

dari hasil sisa panen tidak dikembalikan lagi pada lahan bahkan jerami padi

tersebut ada yang dibakar atau dibuang. Jerami padi mengandung Si (4-7%), K

(1,2 -1,7%), N (0,5-0,8%) dan P (0,07-0,12%) (Dobermann dan Fairhurst, 2000).

Jerami padi merupakan salah satu bahan yang dapat dan mudah digunakan

untuk pembuatan pupuk organik, hal itu karena banyaknya jerami padi ketika

musim panen padi tiba. Penggunaan kompos jerami padi ini dapat meminimalkan

dan memperbaiki kualitas tanah yang menurun akibat dari penggunaan pupuk

anorganik (Sulistiyanto et al, 2011).

Tembakau Deli

Menurut Steenis (1997), sistematika tanaman tembakau adalah sebagai

berikut : Kingdom :Plante, Divisio : Spermatophyta, Sub divisio : Angiospermae,

Class: Dicotyledoneae, Ordo : Personatae, Famili: Solanaceae, Genus : Nicotiana,

Spesies : Nicotiana tabaccumL.

Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas

pada tanah yang subur dan bukan berasal dari bibit cabutan. Jenis akar tunggang

pada tanaman tembakau yang tumbuh subur, terkadang dapat tumbuh sepanjang

0,75 m. Selain akar tunggang, terdapat pula akar-akar serabut dan bulu-bulu akar.

Pertumbuhan perakaran ada yang lurus, berlekuk, baik pada akar tunggang

(6)

Batang tanaman tembakau berbentuk agak bulat, batangnya agak lunak

tetapi kuat; makin ke ujung semakin kecil. Ruas-ruas batang mengalami

penebalan yang ditumbuhi daun, batang tanaman tidak bercabang atau sedikit

bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga ditumbuhi tunas

yang disebut tunas ketiak daun. Diameter batang sekitar 5 cm. Fungsi batang,

selain sebagai tempat tumbuh daun dan organ-organ lainnya juga untuk jalan

pengangkutan zat hara (makanan) dari akar ke daun dan sebagai jalan

menyalurkan zat asimilasi keseluruh bagian tanaman (Gunawan, 2004).

Bagian terpenting dari tanaman tembakau adalah daun. Daun tembakau

sangat bervariasi, ada yang berbentuk ovalis, oblongus, orbicularis, dan ovatus.

Daun-daun tersebut mempunyai tangkai yang menempel langsung pada bagian

batang. Jumlah daun yang dapat dimanfaatkan (dipetik) dalam setiap batangnya

dapat mencapai 28-32 helai daun akan tetapi pada kondisi pertumbuhan yang

tidak sesuai dengan syarat tumbuh tembakau jumlah daun tanaman hanya

mencapai 24 helai. Ukuran (besar kecilnya) daun dan tebal tipisnya juga

berbeda-beda, tergantung jenis daun, varietas yang ditanam, kesuburan tanah, dan

pengelolaan (Ditjenbun, 2005).

Bunga tembakau termasuk bunga majemuk yang berbentuk seperti

terompet. Benang sari berjumlah lima buah. Warna bunga merah jambu sampai

merah tua pada bagian atasnya sedangkan yang lain berwarna putih. Bunga

tembakau akan mekar secara berurutan dari yang paling tua ke paling muda.

Bakal buah terdapat pada bagian dasar bunga. Tanaman tembakau dapat

mengadakan penyerbukan sendiri walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi

peryerbukan silang. Bunga ini berfungsi sebagai alat penyerbukan sehingga dapat

(7)

Bakal buah terletak di atas dasar bunga dan mempunyai 2 ruang yang

membesar. Setiap ruang mengandung bakal biji anatrop yang banyak sekali. Bakal

buah ini dihubungkan oleh sebatang tangkai putik dengan sebuah kepala putik

diatasnya (Nasution, 2008).

Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran yang kecil,

didalamnya banyak berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram

biji berisi 12000 butir biji. Tiap-tiap batang tembakau dapat menghasilkan rata-

rata 25 gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah pembuahan, buah tembakau telah

jadi masak, biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum

dapat berkecambah bila disemaikan, sehingga biji-biji tembakau perlu mengalami

masa istirahat atau dormansi kira-kira 2-3 minggu untuk dapat berkecambah.

Untuk dapat memperoleh kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik harus

sudah masak dan telah disimpan dengan baik dengan suhu yang kering

(Nasution, 2008).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman tembakau merupakan jenis tanaman spesifik lokasi. Keadaan

temperatur dan kelembaban udara berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman

tembakau. Tembakau dataran tinggi memerlukan temperatur udara yang rendah.

Tembakau dataran rendah memerlukan temperatur yang tinggi namun temperatur

yang cocok untuk pertumbuhan tembakau pada umumnya berkisar antara

21 - 32,30C. (Nasution, 2008).

Kelembapan udara baik untuk diketahui guna memperhitungkan saat

merajalelanya perkembangan cendawan seperti penyakit patik. Menurut

(8)

pertumbuhan tanaman. Kelembaban udara yang baik untuk tembakau deli berkisar

antara 62 – 85%.

Tembakau deli merupakan tanaman yang spesifik lokasi. Tumbuh baik

pada daerah dengan ketinggian tempat sekitar 12-150 m dpl. Suhu optimum

18-270C, curah hujan yang dikehendaki rendah pada saat tanam dan tinggi pada

saat pertumbuhan sampai dengan panen (Erwin dan Suyani, 2000).

Berdasarkan data BMKG data rata-rata curah hujan di Kelurahan Sampali

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang pada bulan mei sampai Juni

adalah 51.5 mm

Gangguan hama dan penyakit pada tembakau deli merupakan salah satu

masalah penting yang senantiasa dihadapi pada setiap musim tanam tembakau.

Gangguan ini dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar, tidak hanya

terhadap produksi tetapi juga terhadap kualitas tembakau itu sendiri. Seperti

diketahui bahwa tembakau deli harus dapat memenuhi beberapa persyaratan

kualitas antara lain daun harus utuh, memiliki rasa dan aroma yang baik, warna

terang dan rata dengan daya bakar yang baik. Untuk memenuhi persyaratan di

atas, sangat bergantung pada banyak faktor, antara lain faktor lingkungan yaitu

iklim dan tanah. Faktor teknis yang perlu mendapat perhatian terus adalah

pengendalian hama penyakit (Abidin,2004).

Tanah

Setiap jenis tembakau menghendaki jenis tanah yang berbeda, namun

ada syarat khusus yang dikehendaki oleh setiap jenis tembakau. Menurut

Nasution (2008), tembakau cerutu dataran rendah seperti tembakau deli

(9)

ditanam pada tanah yang berwarna hitam berdebu dengan kandungan humus 16%

dan pH 5-5,6.

Tembakau deli sangat cocok untuk tanah aluvial dan andosol. tanah

alluvial memiliki ketersediaan air tanah dan kemantapan agregat tanah yang

didalamnya terdapat banyak bahan organik sekitar setengah dari kapasitas tukar

kation (KTK) berasal dari bahan bahan sumber hara tanaman. Disamping itu

bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah dalam

memainkan peranannya bahan organik sangat dibutuhkan oleh sumber dan

susunannya. Derajat kemasaman tanah yang baik untuk tanaman tembakau deli

adalah pH 5,0- 5,6 (Silaban, 2013).

Setiap jenis tembakau memiliki mutu yang khas dan menghendaki

ketinggian tempat penanaman yang berbeda-beda. Menurut penelitian Nasution

(2008), jenis tembakau cerutu menghendaki daun yang tipis dan elastis. Daerah -

daerah yang cocok untuk penanaman tembakau cerutu adalah daerah dataran

rendah. Misalnya, daerah Klaten dengan ketinggian tempat 120 – 300 m dpl.,

daerah Deli dengan ketinggian tempat 120 – 200 m dpl.

Tinggi tempat penanaman tembakau sangat bervariasi. Pada dataran

rendah, sedang, dan dataran tinggi, tembakau dapat tumbuh dengan baik sesuai

dengan varietasnya. Tembakau bawah naungan akan dapat tumbuh baik pada

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata

It was also unfortunately featured in the British newspaper The Telegraph in their travel section: “One of the world´s 30 ugliest buildings?” In late 2015 the Kosovo

The discussion is structured around the process of evaluating building significance for the purpose of listing the building on the National Register of Historic Places (NRHP)

Penulisan ini mencoba untuk mengaplikasikan penjualan pakaian di Toko XYZ dengan menggunakan Foxbase+, dimana terdapat beberapa kriteria untuk transaksi penjualan pakaian. Aplikasi

[r]

Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem komputerisasi yaitu dengan menggunakan metode data flow diagram yang dilanjutkan dengan membuat diagram konteks, diagram zero,

[r]

Salah satu alternatifnya adalah menggunakan dBase III+ yaitu sebuah program database yang dibuat oleh perusahan Ashton Tate untuk memudahkan merancang pembuatan database