• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Peranan Guru Geografi Terhadap B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Peranan Guru Geografi Terhadap B"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERANAN GURU GEOGRAFI TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Tugas Akhir Semester Ganjil Tahun Akademik 2014/2015

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Nama : Beni Sumarlin

NPM : 13060028.P

Semester : I (satu)

UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, S.H BENGKULU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak

Nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan kegiatan yang sangat

penting dalam rangka menjaga keserasian interaksi kehidupan di sekolah, baik

kehidupan lingkungan sekolah maupun warga di sekolah. Mata pelajaran

geogarafi sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menuntut

peran guru geografi sabagai bagian dari warga sekolah agar mampu melakukan

aktivitas bimbingan dan konseling di sekolah dengan baik. Karena sesunggunya

aktivitas bimbingan dan konseling menjadi tanggung jawab bersama.

Tanggungjawab konseling tidak hanya ditumpukan kepada guru bimbingan

konseling, namun aktivitas bimbingan dan konseling merupakan aktivitas bersama

warga sekolah.

Makalah ini disusun mengenai uregensi (pentingnya) aktivitas konseling

yang dilakukan oleh guru geografi sekaligus peran – peran konseling yang dapat

dilakukan oleh guru geografi di sekolah melalui pendekatan konsep keterpaduan

geografi dan psikologi, juga mencoba menggali pendekatan bimbingan konseling

melalui sepuluh konsep esensial geografi yang diterapkan dalam proses

(3)

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah analisis

studi pustaka atau kajian teoritik yang diramu dengan konteks kekinian sesuai

dengan pemahaman penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dan mungkin kekeliruan

dalam penyusunan makalah ini. Oleh karenanya saran, masukan dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan agar tercipta sebuah kajian yang lebih baik

dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Januari 2015

(4)

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 2

1.3. Tujuan ... 3

1.4. Ruang Lingkup ... 3

BAB II : PEMBAHASAN ... 4

2.1. Urgensi Bimbingan Dan Konseling Oleh Guru Geografi Di Sekolah ... 4

2.2. Peranan Guru Geogarafi Melalui Disiplin Ilmu Geografi Dalam Mempersiapkan Siswa Menghadapi Tantangan Global ... 10

2.2.1. Melakukan Pendekatan Keterpaduan Konsep Geografi Dan Psikologi Dalam Pengajaran dan Pendidikan ... 10

(5)

2.2.2.9. Konsep Interaksi / Interdependensi ... 16

2.2.2.10. Konsep Kegunaan ... 17

BAB III : PENUTUP ... 19

3.1. Kesimpulan ... 19

3.2. Saran ... 19

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan salah satu faktor utama dalam proses pembelajaran di sekolah.

Tanpa guru, proses pembelajaran tidak berjalan optimal. Meskipun dalam konsep

pendidikan akhir-akhir ini menekankan peran siswa sebagai subjek pembelajar

yang harus aktif mandiri melakukan proses pembelajaran (student centerd

learning), bukan lagi guru sebagai pusat pembelajaran (techer centered learning).

Namun peran guru dalam proses pembelajaran masih mutlak diperlukan sebagai

pasilitator sekaligus pengontrol dan pengarah siswa dalam melakukan aktivitas

pembelajaran agar proses yang berlangsung berjalan dengan baik dan sesuai

dengan tujuan yang diharapkan.

Bertolak dari hal diatas, maka perlu kembali menelaah dan mengkaji peranan

guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah. Menurut Supriyono dkk,

sesungguhnya peranan guru tidak hanya terbatas pada empat dinding kelas. Ia

mempunyai tugas di kelas, di dalam dan diluar lingkungan sekolah serta di

masyarakat.

Secara umum guru dikenal sebagai pengajar. Selain itu guru juga dalam

melakukan tugasnya sehari-hari harus memberikan bimbingan dan dorongan

(7)

belajar, sehingga siswa tersebut mampu bangkit, berusaha dan bersemangat

belajar.

Melihat apa yang disampaikan oleh Supriyono, dkk tersebut, maka dapat

diketahui bahwa ada peran lain yang dilakukan oleh guru disamping tugasnya

mengajar. Yakni memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa. Namun apa

sajakah peran-peran bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan oleh guru?

Juga seorang guru mata pelajaran di sekolah? Khususnya jika mata pelajaran

tersebut adalah mata pelajaran geografi yang berarti peran bimbingan dan

konseling yang dilakukan adalah peran guru geografi di sekolah. Gografi adalah

salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, sedangkan menurut konsep

aspek-aspek dalam ilmu geografi, geografi dibagi menjadi dua cabang yakni

geografi fisik dan geografi manusia. Bagaimanakah dua cabang ilmu geografi ini

bisa diterapkan dalam konsep konseling di sekolah oleh seorang guru geografi?

Lantas bagaimanapula peran konseling guru geografi dalam mempersiapkan siswa

menghadapi tantangan globalisasi? Maka penting sekali sebuah telaah atau kajian

mengenai hal itu.

1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan di atas maka perlu dibuat sebuah rumusan

masalah dalam telaah dan kajian tentang peran guru geografi terhadap bimbingan

dan konseling disekolah, yakni :

(8)

2. Apa sajakah peran yang dapat dilakukan oleh guru geografi terhadap

bimbingan dan konseling disekolah? Juga dalam mempersiapkan siswa dalam

menghadapi tantangan globalisasi?

Selanjutnya agar pembahasan tidak melebar, maka kajian ini hanya terbatas pada

urgensi dan peran guru geografi terhadap bimbingan dan konseling di sekolah.

1.3. Tujuan

Kajian ini tentunya bertujuan untuk mengetahui apakah urgensi dan peran guru

geografi terhadap bimbingan dan konseling di sekolah. Namun secara praktis

sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam kajian ini adalah peranan guru geografi sebagai subjek

kajian dan bimbingan dan konseling di sekolah sabagai objek kajian. Ruang

(9)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Urgensi Bimbingan Dan Konseling Oleh Guru Geografi Di Sekolah

Berdasarkan pada pemahaman teori yang telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka

mengenai peran guru dan kedudukan siswa atau peserta didik, konsep bimbingan

dan konseling, serta konsep geografi, maka dapat dijabarkan bahwa bimbingan

dan konseling yang dilakukan oleh guru geografi di sekolah sangat penting. Hal

ini berdasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut :

Pertama, guru geografi merupakan bagian dari komunitas di sekolah, guru

geografi memiliki jadwal mengajar (tatap muka) dikelas. Peran guru secara umum

sebagai seorang pendidik, yang oleh Ramayulis disebut sebagai pembawa misi

rahmata lil alamin berupa pembentukan kepribadian seseorang. Setiap individu

dalam lingkungan sekolah memiliki peran bagi pembentukan kepribadian siswa,

apalagi guru sebagai salah seorang yang menjadi tauladan dan pembimbing siswa

jelas memiliki peran yang sangat signifikan. Guru geografi yang memiliki jadwal

mengajar (tatap muka) dikelas dituntut pula perannya sebagai pendidik yang baik,

karena ia juga menjadi bagian dari komunitas disekolah itu. Bimbingan yang

dilakukan baik berupa bimbingan akademik (ilmu pengetahuan) maupun

(10)

Selanjutnya peran guru sebagai pengorganisasian lingkungan pembelajaran.

Sudah barang tentu proses pembelajaran geografi di kelas bersama para siswa,

guru melakukan tindakan pengorganisasian lingkungan belajar yang kondusif agar

proses pembelajaran tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Siswa mendapat

pengalaman-pengalaman belajar geografi di sekolah. Dalam hal ini peran guru

sebagai pembimbing akademik mengarahkan siswa untuk memperoleh ilmu

pengetahuan geografi agar pengetahuan tersebut bermanfaat bagi kehidupan

peserta didik dan lingkungannya.

Disamping itu peran guru sebagai fasilitator menuntut guru geografi juga berperan

lebih, karena peranan sebagai fasilitator mengandung implikasi bagi guru dalam

bentuk peranan-peranan yang lebih spesifik. Diantara peranan-peran itu ialah

memberikan bimbingan dan pelayanan bagi siswa. Dalam rangka mempermudah

dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar, maka sudah barang

tentu banyak masalah dan current issues yang dihadapi oleh anak-anak, baik

dalam segi belajar maupun dalam segi pribadi. Sehingga guru geografi hendaknya

memberikan sebagian energinya untuk membantu menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa.

Kedua, karakteristik dan perkembangan kepribadian siswa. Siswa disekolah

adalah manusia yang masih dalam proses perkembangan diri kearah yang lebih

matang. Masa-masa disekolah adalah masa-masa pencarian jati diri dan

(11)

yang menyangkut aspek fisik dan psikis perlu diarahkan dan disalurkan dengan

baik. Kebutuhan siswa akan bimbingan dari guru tidak dapat dilakukan secara

parsial, atau hanya diserahkan saja kepada guru Bimbingan Konseling saja, karena

aspek kebutuhan siswa (menurut Ramayulis) yang harus dipenuhi oleh pendidik,

diantaranya : (1) Kebutuhan fisik, (2) kebutuhan social, (3) kebutuhan akan

mendapatkan status, (4) kebutuhan mandiri, (5) kebutuhan untuk berprestasi, (6)

kebutuhan ingin disayangi dan dicintai, (7) kebutuhan untuk curhat, (8) kebutuhan

untuk memiliki filsafat hidup (agama). Dari kedelapan kebutuhan tersebut, guru

geografi dapat mengambil beberapa bagian, seperti aspek kebutuhan social siswa

sebagai bagian dari lingkungan sosialnya di sekolah, aspek kebutuhan berprestasi

dalam hal mata pelajaran geografi, aspek kebutuhan ingin disayangi dan dicintai

serta kebutuhan untuk curhat sebagai anak didiknya yang perlu diperhatikan dan

didengarkan keluh kesahnya, agar siswa mendapatkan kepercayaan diri dan

menemukan konsep diri dan lingkungannya melalui peran guru sebagai

pembimbingnya. Hal ini sesuai dengan konsep bimbingan dan konseling yang

dapat dilakukan oleh guru geografi.

Namun peran yang demikian (yakni peran pemenuhan terhadap aspek kebutuhan

siswa) harus ditunjang dengan hubungan interpersonal antara guru dengan murid

yang baik. Guru sebagai pendidik juga sebagai pembimbing harus mampu

melakukan pendekatan interpersonal agar dapat diterima dan dipercaya oleh

siswa, sehingga siswa tidak segan atau takut kepada guru untuk menyampaikan

(12)

geografi di sekolah. Pendidikan yang sifatnya humanis perlu diterapakan pula

dalam pengajaran geografi di sekolah.

Ketiga, banyaknya masalah (problem) yang dihadapi siswa. Disekolah terkadang

banyak sekali permasalah siswa yang timbul. Permasalahan siswa dapat timbul

disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari karakter bawaan yang ada pada siswa,

kehidupan keluarga siswa dilingkungan rumahnya, sampai pada masalah-masalah

pembelajaran di lingkungan sekolah, masalah teman-teman di sekolahnya dan lain

sebagainya. Oleh karena itu sebagai seorang guru, hendaknya guru geografi juga

memiliki peran dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul agar

permasalahan tersebut cepat dapat diatasi dan proses pencapaian pendidikan di

sekolah dapat terpenuhi dengan baik.

Keempat, perkembangan teknologi dan komunikasi di era globalisasi. Sesuai

dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang saat ini menjadi bagian dari

kehidupan manusia, tak terlepas juga bagi kehidupan peserta didik. Keterbukaan

informasi dan komunikasi kini menjadi bagian tak terpisahkan dari siswa yang

secara tidak langsung menjadi lingkungan abstarak/imajener siswa dalam

kesehariannya. Jejaring social (facebook, twiter dsb) melaluai sarana internet

menjadi trend yang kini menjadi sesuatu yang sangat dekat bagi siswa. Pengaruh

internet seperti jejaring social (salah satunya) perlu menjadi perhatian para guru

disekolah. Selaian pengaruh positif dalam penggunaan internet, ekses negative

(13)

penculikan anak berawal dari jejaring social, begitu juga kasus pemerkosaan

seorang siswa yang sempat diberitakan disalah satu medua cetak local berawal

dari hubungan komunikasi lewat jejaring social. Belum lagi kasus indoktrinasi

pemahaman-pemahaman menyimpang yang kerap muncul dalam group-group

diskusi di internet kerap kali menjebak seseorang masuk dalam komunitas yang

kurang bermanfaat dan mengarah kepada tindakan-tindakan yang tidak baik .

Seperti contoh kasus yang pernah muncul di face book tentang sebuah komunitas

yang mengajarkan kebebasan tanpa batas, diamana dalam komunitas tersebut

sering mengajarkan doktrin kebebasan tanpa batasan apapun. Di dinding-dinging

diskusi sering dilontarkan wacana tentang konsep kebebasan yang kebablasan.

Kalimat-kalimat kotor dan tidak mendidik dianggap bagian dari kebebasan yang

tidak boleh ditentang.

Kebebasan memang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia, namun tentunya

kebebasan tersebut masih memiliki batasan-batasan yang tidak boleh dilaggar.

Batasan-batasan tersebut bisa berupa kebebasan pihak lain yang memiliki

kepentingan ataupun berupa tataaturan dimasyarakat.

Disisi lain, ada istilah Cyber War dalam konteks kebebasan informasi dan

komunikasi dewasa ini. Cyber War (perang cyber) yang didukung oleh

kecanggihan teknologi komunikasi menjadi bagian dari perang model baru di

abad ini. Kekuatan arakter dan kebudayaan sebuah bangsa bisa diperlemah dengan

(14)

karakter bangsa Indonesia yang baik perlu diperhatikan dalam penanamannya

kedalam pribadi siswa agar karakter dan kebudayaan bangsa ini tidak musnah.

Sehingga dalam konteks ini guru juga memiliki peran signifikan dalam

pembentukan kepribadian bangsa. Guru perlu senantiasa menanamkan nilai-nilai

luhur karakter bangsa pada diri siswa dan menjaga/memproteksi siswa dari

nalai-nilai budaya bangsa lain yang merusak.

Kelima, pentingya ilmu geografi bagi kehidupan. Seperti penjelasan tentang

pengertian geografi baik oleh IGI maupun beberapa ahli seperti Bintarto yang

menyebutkan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang menguraikan,

menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk,

serta mempelajari ciri khas mengenai bumi dalam ruang dan waktu, maka siswa

perlu sekali mempelajari geografi. Dimana dengan mempelajari geografi akan

diperoleh berbagai ilmu pengetahuan tentang bumi, alam dan gejala-gejala alam,

serta penduduk dan dinamikanya sebagai lingkungan terdekat bagi kehidupan

manusia.

Sehingga guru geografi harus membimbing siswa untuk mendapatkan prestasi

yang baik dalam hal penguasaan ilmu geografi. Guru geografi melakukan aktivitas

bimbingan dan konseling mata pelajaran geografi bagi siswa yang kesulitan

(15)

2.2. Peranan Guru Geografi Melalui Disiplin Ilmu Geografi Dalam Mempersiapkan Siswa Menghadapi Tantantangan Global

2.2.1. Melakukan Pendekatan Keterpaduan Konsep Geografi Dan Psikologi Dalam Pengajaran dan Pendidikan

Konsep dasar atau konsep esensial geografi yang diajarkan disekolah merupakan

salah satu strategi yang digulirkan oleh para ahli geografi dalam mempersiapkan

peserta didik dalam menghadapi tantangan global. Sehingga keterpaduan antara

konsep esensial geografi dengan bimbingan dan konseling perlu dirumuskan

secara lebih komfrehenship membimbing siswa dalam penemuan jati diri dan

pemantapan diri siswa sebagai bagian dari komunitas warga dunia yang

seyogyanya perlu ditanamkan nilai-nilai peradaban luhur karakter dan budaya

bangsa Indonesia yang tangguh.

Persoalan krisis moral bangsa Indonesia, budaya KKN (korupsi, kolusi dan

nepotisme) yang masih menggurita dan segudang permasalahan social negara

Indonesia perlu diselesaikan oleh bangsa indonesia sendiri. Khususnnya dalam

dunia pendidikan perlu mempersiapkan genarasi-generasi yang mampu memikul

tanggungjawab ini.

Dalam upaya memperteguh kembali jati diri bangsa dan rasa tanggungjawab

(16)

ada dalam disiplin ilmu geografi yang dipadu dengan peran bimbingan dan

konseling di sekolah.

Seperti yang dijelaskan oleh Kates dan Hurts mengenai konsep geografi perilaku

(behavioral geography) dan psikologi geografi (Psychogeography). Kates

menjelaskan bahwa perilaku manusia dalam memutuskan sesuatu berdasarkan

asumsi : orang mengambil tindakan rasionalnya yang dipengaruhi oleh

lingkungan disekitarnya, pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang

diterima, pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, dan

orang membuat pilihan-pilihan berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang telah lalu.

Sedangkan Hurts menjelaskan bahwa orang merespon lingkungan berdasarkan

pandangan yang ada padanya, perilaku seseorang tidaklah semata-mata

ditentukan oleh lingkungan fisiknya saja ataupun oleh cakupan rasionalitasnya

belaka. Lingkup perilaku hanya dapat ditafsirkan dengan memperhatikan

proses-proses psikologis yang terjadi (ada) pada individu yang bersangkutan.Dua teori ini

megindikasikan adanya keterpaduan antara lingkungan fisik dan psikologi.

2.2.2. Melakukan Pendekatan Sepuluh Konsep Esensial Geografi Dalam Pengajaran dan Pendidikan Dalam Rangka Penyadaran Kepada Siswa

Sepuluh konsep dasar geografi dapat dijadikan pola pendekatan yang perlu

dibimbingkan kepada siswa agar memiliki pemahaman yang baik tentang

keterbutuhan hidup diera globalisasi.

Berdasarkan hasil Seminar dan Lokakarya IGI yang diselenggarakan di Semarang

tahun 1989 dan 1990 ada 10 konsep esensial geografi untuk diajarkan sejak SD

(17)

morfologi; (6) aglomerasi; (7) keterkaitan keruangan; (8) diferensiasi areal; (9)

interaksi/interdependensi; dan (10) kegunaan.

2.2.2.1. Konsep Lokasi

Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan

geografi telah menjadi ciri khas ilmu atau pengetahuan geografi, dan merupakan

jawaban atas pertanyaan pertama dalam geografi, yaitu “DIMANA?” Lokasi atau

letak dipelajari artinya dan pemakaiannya sejak ditingkat SD hingga SLTA,

_dengan kompleksitas atau kekhususan makna yang berbeda pada jenjang sekolah

yang berlainan.

Konsep lokasi ini mengajarkan kepada siswa tentang dimana mereka hidup,

dimana mereka dilahirkan dan tumbuh berkembang.

Konsep lokasi melahirkan kesadaran kepemilikan atas negera dan bangsa. Siswa

perlu dibimbing memahami konsep lokasi ini dengan benar. Siswa harus diajari

rasa percaya dan bangga terhadap tanah air tempat mereka lahir dan tinggal.

Konsep lokasi secara pokok dalam ilmu geografi dibedakan antara pengertian

lokasi absolute dan lokasi relative. Lokasi absolute menunjukkan lokasi yang

tetap, tidak berubah-ubah berdasarkan sistem grid atau titik koordinat bola bumi

yang sering disebut sebagai letak astronomis. Lokasi relative yang sebagian ahli

ada yang menyebutnya sebagai letak goegrafis yakni letak yang dapat

(18)

Pemahaman tentang letak ini menunjukkan eksistensi seseorang sebagai sebuah

komunitas dimana dia tinggal. Jadi salah satu bagian dalam menemukan jati diri

seseorang dan lingkungannya yang perlu dibimbing adalah tempat dimana dia

tinggal secara absolut maupun relatif.

2.2.2.2. Konsep Jarak

Jarak sebagai konsep geografi mempunyai arti penting bagi kehidupan social,

ekonomi maupun untuk kepentingan pertahanan. Siswa perlu benar-benar

memahami konsep jarak dalam menjalankan aktivitas kehidupannya. Karena

setelah tempat tinggal diketahui maka jarak merupakan faktor kedua dalam

menjalankan aktivitas. Dengan mengetahui jarak, seseorang mampu

memperhitungkan keadaanya dan lingkungan disekitarnya. Mampu menghitung

kekuatan diri dan kemampuan yang perlu dikembangkan dalam mengatasi

permasalahan jarak jika dikemudian hari ditemui.

2.2.2.3. Konsep Keterjangakauan

Konsep jarak (accessability) tidak selalu berkait dengan jarak, tetapi lebih

berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau

komunikasi yang dapat dipakai. Suatu tempat dapat dikatakan dalam keadaan

terasing atau terisolasi kalau tempat itu sukar dijangkau (dengan sarana

(19)

Konsep ini memberikan gambaran awal bagi guru geografi untuk memahami

kondisi awal siswa. Bisa jadi permasalahan yang muncul dari dalam diri siswa

dikarenakan daya jangkau lokasi tempat tinggal siswa yang jauh.

Konsep ini juga bisa diterapkan untuk memberikan penanaman kepada siswa

tentang kepedulian wilayah. Kepedulian terhadap pembangunan wilayah-wilyah

terisolir dan terasing agar lebih maju dan berkembang.

2.2.2.4. Konsep Pola

Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena ruang di muka

bumi, baik fenomena yang bersifat alami (aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis

tanah, curah hujan, dll) ataupun fenomena social budaya (permukiman, persebaran

penduduk, pendapatan, mata pencaharian, jenis rumah tempat tinggal dan

sebagainya).

Konsep pola ini juga perlu ditanamkan dalam pemahaman siswa agar terbangun

wawasan nusantara yang lebih terperinci mengenai persebaran fenomena dimuka

bumi. Konsep pola ini juga mengajarkan kepada siswa tentang membangun relasi

komunitas – komunitas hubungan antar personal siswa disekolah sebagai

fenomena social budaya. Membangun relasi/hubungan dengan memahami konsep

pola dengan benar akan menghasilkan rasa saling mengerti antar sesama, saling

(20)

2.2.2.5. Konsep Morfologi

Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil

pengangkatan atau penurunan tanah (wilayah) _secara geologi_ yang lazimnya

diukuti dengan peristiwa erosi dan sedimentasi hingga ada yang berbentuk

pulau-pulau, dataran luas yang berpegunungan, lembah-lembah, serta ngarai.

Konseop morfologi memberikan pemahaman tentang kemungkinan tempat tinggal

pada suatu daerah karena kondisi lokasinya. Sehingga kaitannya dengan lokasi

dan keterjangkauan.

2.2.2.6. Konsep Aglomerasi

Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok

pada suatu wilayah yang relative sempit yang paling menguntungkan, baik berupa

kejenisan (kekhususan) gejala maupun adanya faktor-faktor umum yang

menguntungkan.

Pada masyarakat kota, penduduk cenderung tinggal mengelompok pada tingkat

yang sejenis sehingga timbul daerah pemukiman elit, daerah tempat tinggal para

pedagang, daerah kompleks perumnas (pegawai negeri), dan daerah permukiman

kumuh. Sedangkan dipedesaan cenderung mengelompok pada daerah tanah datar

yang subur atau sepanjag aliran sungai.

Konsep aglomerasi mengajarkan kepada siswa tentang makna kehidupan

(21)

2.2.2.7. Konsep Keterkaitan Antar Ruang

Keterkaitan antar ruang atau asosiasi keruangan menunjukkan derajat keterkaitan

persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain disatu tempat atau ruang,

baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuhan ataupun kehidupan social. Hal

ini juga menunjukkan perwujudan suatu konsep region.

Setiap manusia punya keterkaitan dengan seluruh tatanan kosmos di alam jagat

raya ini. Ruang tempat manusia hidup merupakan tempat ia terikat dengan segala

hal yang melingkupinya.

2.2.2.8. Konsep Diferensiasi Areal

Suatu daerah memiliki perbedaan dengan daerah yang lain. Setiap wilayah

memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan wilayah yang lain.

Diferensiasi areal (perbedaan lahan/daerah) menjadikan interaksi antara satu

daerah dengan daerah yang lain.

Konsep diferensiasi areal mengajarkan kepada kita tentang persamaan dan

perbedaan antara yang satu dengan yang lainya. Seseorang memiliki persamaan

dan perbedaan sebagai karakteristik masing-masing yang mesti dihormati. Dan

menjadi faktor kerjasama yang baik antara yang satu dengan yang lainnya.

(22)

Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi. objek yang satu

mempengaruhi objek yang lain, tempat yang satu dengan tempat yang lain. Setiap

tempat mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama

dengan apa yang ada ditempat lain. Oleh karenanya akan senantiasa terjadi

interaksi antara tempat yang satu dengan tempat yang lain.

Konsep interaksi ini memberikan pelajaran bagi kita tentang perlunya berinteraksi

antara satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan. Artinya ada saling

ketergantungan antara yang satu dengan yang lain sehingga perlu adanya

hubungan yang baik dan kerjasama yang saling menguntungkan.

2.2.2.10. Konsep Kegunaan

Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relative,

tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu. Daerah di pantai

berpasir yang landai dengan daerah perairan jernih tentu memiliki nilai kegunaan

yang demikian besar bagi penduduk setempat. Begitu juga daerah-daerah lain

dimana manusia hidup.

Konsep ini memberikan pelajaran kehidupan bagi kita bahwa lingkungan

memberikan banyak kegunaan bagi manusia, demikian pula mestinya manusia

memberikan banyak manfaat bagi sesama dan lingkunganya.

Demikian sepuluh konsep esensial geografi yang coba dipadukan dengan

(23)

nilai karakter dalam rangka menenumkan jati diri dan lingkungan peserta didik.

Juga untuk memecahkan beberapa masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Tentunya masih terdapat konsep lain yang mesti perlu ditanamkan kepada siswa

dan dikembangkan dalam pembentukan kepribadian siswa dan dalam

(24)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka dapat disumpulkan bahwa :

1. Peran bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru geografi disekolah

sangat penting (urgent) dalam rangka membantu siswa dalam menemukan jati

diri dan kemantapan diri, dalam mencapai prestasi belajar dan dalam

menghadapi tantangan globalisasi. Peran yang dapat dilakukan berupa

bimbingan interpersonal, bimbingan keilmuan (akademis) dalam mencapai

prestasi belajar dan lain sebagainya.

2. Dapat diambil pendekatan keterpaduan antara prinsip keilmuan geografi

(sepuluh konsep esensial geografi) dengan bimbingan dan konseling dalam

membentuk dan mempersiapkan genarasi penerus bangsa yang berwawasan

global, meskipun perlu ada tambahan-tambahan yang lain dalam rangka

menguatkan aspek-aspek yang lain yang tidak terangkum dalam konsep

esensial geografi.

3.2. Saran

Berdasarka hasil pembahasan dalam makalah ini maka beberapa hal yang bisa

disarakan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pembaca secara umum diharapkan mampu menelaah pentingnya pelajaran

geografi dan bimbingan konseling secara lebih mendalam agar tumbuh kesadaran

(25)

2. Bagi para guru geografi di sekolah baik sekolah menengah pertama (SMP)

ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat agar selalu meningkatkan

kemaampuannya dalam melakukan pengjaran dan pendidikan.

3. Bagi mahasiswa pedidikan geografi hendaknya menyiapkan diri dengan

sebaik-baiknya dalam rangka persiapan mengajar disekolah. Sebagai calon guru geografi

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Bisri Mustofa dan Inung Sektiyawan, Kamus Lengkap Geografi. Panji Pustaka. Jogjakarta. 2008

Mohammad Surya. Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (Teori & Konsep). Kota Kembang. Yogyakarta. 1988

Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta. 2002

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta. 2002

Suharyono dan Moch. Amien. Pengantar Filsafat Geografi. B3PTKSM, 1994

Referensi

Dokumen terkait

Contoh kata yang termasuk dalam proses pembalikan bunyi adalah kata semok yang dibalik secara keseluruhan pengucapannya sehingga menjadi komes, pacaran menjadi

Penerapan pendekatan keterampilan proses sains dalam model pembelajaran guided discovery pada materi suhu dan kalor terhadap hasil belajar siswa di sman 1

HasH uji kualitatif menunjnkkan adanya aktivitas peredaman radikal bebas pada ekstrak metanol sampel daun bayam dari daerah Sorabaya Timor dan Malang yang ditunjokkan

Perhiasan yang dikenakan para tokoh dalam Relief Lalitavistara memiliki perbedaan antara pria dan wanita pada strata sosial yang setara, hal tersebut dapat dilihat dari

اوجةوصحزحتح الح محلصحسحوح هليرلحعح مهلصحلا ىلصحصح هللصحلا لةوسةرح لحاقح لحاقح وردمرعح نلبر هللصحلا دلبرعح نرعح دحيزليح نلبر

Dengan demikian hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan “ tidak terdapat determinasi secara simultan kemampuan mekanik, pemahaman teori proses produksi dan kelengkapan

Harta bisa membuat orang menjadi munafik, seperti yang ada dalam naskah drama Gerr, tokoh ibu, bapak, nenek, dan istri bahkan lebih senang ketika Bima meninggal, karena ketika

Dari kelemahan-kelemahan yang didapat oleh penulis analisis penerapan Sistem Informasi Akuntansi penjualan untuk membantu manajemen dalam mengelola koperasi (studi pada