• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN PROSES DAN PENDEKATAN SAINT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETERAMPILAN PROSES DAN PENDEKATAN SAINT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

Keterampilan proses adalah keterampilan siswa untuk mengelola perolehan belajarnya yang didapat melalui proses belajar mengajar yang memberikan kesempatan lebih luas kepada siswa untuk mengamati, menggolongkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan, dan mengkomonikasikannya.

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep ataupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa sehingga mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik.

Keterampilan proses sains menjadi dua kelompok yaitu keterampilan proses sains dasar (Basic Science Process Skills) yang terdiri dari mengamati (observing), menyimpulkan (inferring), mengukur (measuring), mengkomunikasikan (communicating), mengklasifikasi (classifying), meramalkan (predicting) dan keterampilan proses sains terintegrasi (Integrated Science Process Skills) yang terdiri dari mengontrol variabel (controlling varables), mendefinisikan secara operasional (defining operationally), merumuskan hipotesis (formulating hypotheses), menginterpretasi data (interpreting data), melakukan percobaan (experimenting) dan memformulasikan model (formulating models).

Pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses IPA di SD dilaksanakan dengan beberapa langkah, sebagai berikut:

1. OBSERVASI

Kegiatan mengamati atau observasi dapat dilakukan peserta didik melalui kegiatan belajar, melihat, mendengar, meraba, mencicip dengan mempergunakan semua indera atau memakai alat untuk membantu pancaindera. Informasi yang diperoleh itu, dapat menuntut interpretasi siswa tentang lingkungan dan menelitinya lebih lanjut.

Kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan sifat- sifat yang dimiliki oleh benda- benda, sistem- sistem, dan organisme hidup. Sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain- lain. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan adalah:

a) Penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan, b) Pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu c) Pengidentifikasian banyak sifat,

(2)

e) Melakukan pengamatan kuantitatif, contohnya jumlah daun bergerombol dalam kelompok adalah lima

f) Melakukan pengamatan kualitatif, misalnya: daun berwarna hijau, nula lilin lemah,dll.

2. KLASIFIKASI

Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilih berbagai obyek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khsususnya. Mengklasifikasi dapat dilakukan dengan cara mencari persamaan dengan menyamakan, mengkombinasikan, menggolongkan dan mengelompokkan.

Ada beberapa metode yang berbeda dalam melakukan klasifikasi, diantaranya : 1) Klasifikasi serial.

2) Klasifikasi biner 3) Klasifikasi bertingkat.

3. HIPOTESIS

Hipotesis adalah berdasarkan pengamatan yang dapat diuji atau jawaban sementara dari rumusan masalah. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif berdasarkan data hasil pengamatan maupun secara deduktif berdasarkan teori menuju suatu pernyataan.

Beberapa petunjuk melatih siswa dalam merumuskan hipotesis sebagai berikut:

a) Hipotesis dihasilkan dari masalah-masalah yang telah diidentifikasi atau pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan,

b) Hipotesis harus dapat diuji melalui suatu penyelidikan, dan

c) Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan (jika… maka….), bukan dalam bentuk pertanyaan. Contoh hipotesis: jika sumber tegangan diperbesar maka semakin keras bunyi yang dihasilkan oleh bel listrik.

4. MENGENDALIKAN VARIABEL

(3)

suatu penelitian sebagai akibat suatu perubahan variabel bebas. Sedangkan variabel terkontrol adalah variabel yang sengaja dibuat konstan di dalam suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang mantap.

Beberapa petunjuk melatih siswa dalam mengidentifikasi variabel sebagai berikut: a) Memulai dengan mendeskripsikan pertanyaan atau proses yang sedang diselidiki,

kemudian mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dalam eksperimen tersebut, memprediksi hasil yang dapat diamati pada variabel respon,

b) Membuat daftar seluruh variabel lain yang mempengaruhi variabel respon,

c) Membuat pertimbangan setiap jenis variabel umum, seperti waktu, suhu, panjang, masa, volume, jumlah, dan jenis zat yang digunakan, dan

d) Menentukan variabel kontrol.

Operasional variabel adalah pernyataan yang mendeskripsikan bagaimana variabel tertentu harus diukur atau bagaimana suatu benda/kondisi harus dikenali. Definisi tersebut harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen.

Beberapa petunjuk untuk melatih siswa membuat definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

a) Mempelajari seluruh rencana tertulis untuk melaksanakan sebuah eksperimen atau menulis sebuah rencana bila belum ada,

b) Mengidentifikasi setiap variabel atau istilah yang belum memiliki arti tunggal yang jelas, dan

c) Menulis definisi yang jelas dan lengkap tentang apa yang seharusnya dilakukan atau diukur.

5. INFERENSI

Menyimpulkan adalah suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa bardasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui. Contoh dari kegiatan menyimpulkan yaitu berdasarkan pengamatan diketahui bahwa lilin mati ketika di tempatkan pada botol atau gelas dengan keadaan tertutup, kemudian peserta didik menyimpulkan bahwa lilin akan hidup atau menyala jika ada oksigen.

6. PREDIKSI

(4)

antara fakta dan konsep dalam ilmu pengetahuan. Contoh kegiatan untuk melatih kegiatan ini adalah memprediksi berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan

7. HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU

Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan megnubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu..

Berdasarkan perbedaan perkembangan kognitif pada anak-anak usia Sekolah Dasar, maka pembelajaran keterampilan proses IPA di Sekolah Dasar, terbagi atas dua bagian yaitu; a) Pembelajaran Keterampilan Proses IPA untuk Kelas Tinggi

Kegiatan pembelajaran keterampilan proses IPA untuk Sekolah Dasar kelas tinggi, meliputi kegiatan mengidentifikasi variabel-variabel, membuat tabel dari data, membuat grafik, menjelaskan hubungan antar variabel-variabel, mengumpulkan dan memproses data, menganalisis penyelidikan, merumuskan hipotesis, memanipulasi variabel-variabel, merancang suatu eksperimen dan melaksanakan eksperimen.

b) Pembelajaran Keterampilan Proses IPA untuk Kelas Rendah

(5)

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.

Pendekatan saintifik untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran melalui beberapa langkah yaitu:

1. MENGAMATI (OBSERVASI)

Mengamati meliputi kegiatan membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui, baik dengan dengan atau tanpa alat.

2. MENANYA

Menanya dapat meliupti mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

3. MENGUMPULKAN INFORMASI

(6)

4. MENGASOSIASIKAN/ MENGOLAH INFORMASI/MENALAR

Siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dengan cara menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.

5. MENARIK KESIMPULAN

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

6. MENGKOMUNIKASIKAN

Siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya ataupun menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis serta menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

7. (DAPAT DILANJUTKAN DENGAN) MENCIPTA

Siswa menginovasi, mencipta, mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari.

KESIMPULAN

 Keterampilan proses meliputi observasi, klasifikasi, hipotesis, mengendalikan variabel,

inferensi, prediksi, hubungan ruang dan waktu.

 Keterampilan saintifik meliputi langkah-langkah mengamati (observasi), menanya,

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti akhirnya meminta bantuan kepada guru-guru tersebut untuk menunjukkan siapa saja guru ekonomi yang berasal dari lulusan Pendidikan Ekonomi UNY dan

Dengan melihat kecenderungan skor pada variabel kemampuan guru PAI, dapat disimpulkan bahwa variabel keterampilan mengelola kelas SMK Negeri 2 Kota Pangkalpinang termasuk

tidak hanya jumlah keriput yang dapat diukur, akan tetapi kedalaman keriput. juga dapat terdeteksi dengan alat

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Temaja (2015) yang menyatakan bahwa fashion involvement juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah wanita usia 30 - 50 tahun, bersedia menjadi subjek penelitian, belum mengalami menopause, tidak memiliki riwayat

Harga pakan yang semakin tinggi menyebabkan para debitur penerima kredit sapi perah beralih ke instansi atau lembaga lain yang bergerak dibidang persusuan mengingat harga

Penelitian ini berusaha mendeskripsikan tentang proses pembelajaran pada materi tari tradisional Laweut berdasarkan pola lantai dengan menggunakan metode pemodelan

Hal ini dapat dilihat pula pada hasil ANOVA pada gambar 4 dan yang memberikan nilai F test untuk X4 (konduktifitas) yang cukup kecil bila dibandingkan dengan efek dari tiga