• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara Dalam Meningkatkan Pelayanan Ibadah Haji Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara Dalam Meningkatkan Pelayanan Ibadah Haji Chapter III VI"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas Utara 3.1.1 Geografis

Gambar: 3.1Peta Padang Lawas Utara

Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Padang_Lawas_Utara

(2)

Posisi tersebut menawarkan keuntungan dan peluang ekonomi bagi Kabupaten Padang Lawas Utara.

3.1.2 Demografi

Dari data penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2013 menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara sebanyak 232.866 jiwa dengan cakupan wilayah seluas 3.918,05 Km2. Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki luas 3.918,05 km2

• Disebelah Timur berbatas dengan Provinsi Riau

. Jumlah penduduk Padang Lawas Utara pada hasil sensus 2010 berjumlah 223.531 jiwa dengan kepadatan 57 per kilometer persegi yang pada tahun 2011 meningkat menjadi 225.621 jiwa dengan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun sekitar 2,18 persen. Kabupaten Padang Lawas Utara terletak pada garis 113’50” Litang Utara dan 9920’44’-10019’10 Bujur Timur, batas wilayahnya adalah:

• Disebelah Barat berbatas dengan Tapanuli selatan

• Disebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Labuhanbatu dan

Labuhanbatu Selatan

(3)

3.2Kementerian Agama Republik Indonesia

Gambar: 3.2Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia

Sumber :

(4)

Makna Lambang Kementerian Agama

1. Bintang bersudut lima yang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila, bermakna bahwa karyawan Kementerian Agama selalu menaati dan menjunjung tinggi norma-norma agama dalam melaksanakan tugas Pemerintahan dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

2. 17 kuntum bunga kapas, 8 baris tulisan dalam Kitab Suci dan 45 butir padi bermakna Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menunjukkan kebulatan tekad para Karyawan Kementerian Agama untuk membela Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

3. Butiran Padi dan Kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermakna bahwa Karyawan Kementerian mengemban tugas untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata.

4. Kitab Suci bermakna sebagai pedoman hidup dan kehidupan yang serasi antara kebahagiaan duniawi dan ukhrawi, materil dan spiritual dengan ridha Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.

5. Alas Kitab Suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya sesuai dengan potensi dinamis dari Kitab Suci.

(5)

7. Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama RI yang berdasarkan Pancasila dilindungi sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

8. Kelengkapan makna lambang Kementerian Agama melukiskan motto : Dengan Iman yang teguh dan hati yang suci serta menghayati dan mengamalkan Pancasila yang merupakan tuntutan dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, karyawan Kementerian Agama bertekad bahwa mengabdi kepada Negara adalah ibadah.

3.2.2 Sejarah

(6)

Kalimantan melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau Jawa antara lain kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah. Pada abad ke-8 corak agama budha menjadi salah satu ciri kerajaan Sriwijaya yang pengaruhnya cukup luas sampak ke Sri Lanka, Thailand dan India. Pada masa kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambang kejayaan agama Budha. Pemerintah kerajaan Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi Agama Budha di Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia Tenggara pada masa itu. Bahkan beberapa siswa dari Tiongkok yang ingin memperdalam agama Budha lebih dahulu beberapa tahun membekali pengetahuan awal di Palembang sebelum melanjutkan ke India.

Menurut salah satu sumber Islam mulai masuknya agama Islam di Indonesia sejak abad ke-7 melalui para pedagang Arab yang telah lama berhubungan dengan kepulauan Indonesia tidak lama setelah Islam berkembang di Jazirah Arab. Agama Islam tersiar secara hampir merata di seluruh kepulauan Nusantara seiring dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam seperti Perlak dan Samudra Pasai di Aceh, kerajaan Demak, Pajang dan Mataram di Jawa Tengah, kerajaan Cirebon dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi Selatan, kerajaan Tidore dan Ternate di Maluku, kerajaan Banjar di Kalimantan dan lain-lain.

(7)

Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Tirtayasa, Sultan Hasanuddin, Sultan Goa, Sultan Pangeran Antasari dan lain-lain.

Berdirinya Kementerian Agama sebagai bagian dari tata pemerintahan Negara Republik Indonesia melalui sejarah perjuangan yang cukup panjang. Pada tanggal 19 Agustus 1945, dibicarakan mengenai jumlahkementerian yang akan dibentuk beserta tugasnya masing-masing yang disiapkan oleh sub panitia terdiri dari Subardjo, Sutardjo dan Kasman Singodimejo. Dalam rapat ini Latuharhary keberatan dibentuknya Kementerian Agama karena terbentur pada masalah siapa yang hendak menjadi Menteri Agama yang dapat diterima oleh semua pihak atau kalangan apapun dan dari manapun. Pada saat itu disarankan agar setiap masalah agama dipisahkan dari urusan kenegaraan dan Negara tidak mencampuri urusan agama.

(8)

diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saja, tetapi sebaiknya didirikan Kementerian Agama yang khusus dan tersendiri.

Usul tersebut mendapatkan sambutan dan dukungan secara aklamasi dari para anggota Badan Pekerja Komite Nasional (semacam MPR pada waktu itu) serta mendapatkan dukungan penuh dari Perdana Menteri Sutan Syahrir dan utusan daerah, seperti utusan dari Bogor yang terdiri dai Moh. Natsir, Dr. Muwardi, Dr. Marzuki Mahdi dan N. Kartosudarmo. Diterimanya usul tersebut secara aklamasi oleh anggota Badan Perwakilan Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) merupakan suatu konsesus yang membuktikan bahwa adanya Kementerian Agama di Negara Republik Indonesia adalah kesepakatan atas keinginan seluruh rakyat Indonesia.

Adanya Kementerian Agama Republik Indonesia merupakan bukti bahwa Indonesia bukanlah Negara sekuler dan sebagai pengejawantahan sila pertama dari Pancasila dan Ketentuan Pasal 29 UUD 1945. Motivasi adanya Kementerian Agama selain merupakan ciri masyarakat Indonesia yang religius juga untuk menampung dan menyalurkan aspirasi keagamaan serta mengembangkan sekaligus membina umat beragama di Indonesia.

(9)

AgamaRepublik Indonesia, yang selanjutnya tanggal3Januari ditetepkan sebagai hari lahirnya Kementerian Agama Republik Indonesia dan diperingati setiap tahun oleh seluruh jajaran Kementerian Agama.

3.2.3 Visi dan Misi Kementerian Agama

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2015 tentang Visi dan Misi Kementerian Agama adalah sebagai berikut:

VISI

"Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin dalam rangka Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat,

Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong".

MISI

1. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama. 2. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama.

3. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan berkualitas.

4. Meningkatkan pemanfaata dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan.

5. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas dan akuntabel.

(10)

7. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan terpercaya.

3.2.4 Kedudukan dan Peranan Kementerian Agama

1. Kedudukan Kementerian Agama

a. Sebagai salah satu lembaga pemerintah yang mempunyai kedudukan dan ciri khas dalam sistem ketatanegaraan yang berdasarkan Pancasila.

Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menempatkan agama dalam kedudukan yang khas yaitu merupakan suatu komponen yang penting dalam tata kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Indonesia bukanlah Negara yang berdasarkan pada suatu agama tertentu, namun menempatkan prinsip-prinsip agama dalam kehidupan bernegara dan masyarakatnya. Kegiatan keagamaan di Indonesia dilindungi dengan peraturan perundang-undangan yang sah.

b. Suatu monument yang secara historis tidak terlepas dari eksistensi bangsa dan perjuangannya dalam menegakkan kemerdekaan dan meletakkan dasar Negara.

(11)

c. Suatu bagian dari satu kesatuan dengan keseluruhan lembaga pemerintahan.

Kementerian agama memiliki tugas pokok yaitu menyelenggarakan sebagai tugas umum pemerintahan dan pembangunan dibidang agama. Proses pelaksanaan tugas tersebut harus selaras dengan pelaksanaan tugas lembaga Negara yang lain sehingga dapat mewujudkan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan.

2. Peranan Kementerian Agama

Kementerian Agama merupakan bagian dari Sistem Pemerintah Indonesia yang mempunyai peranan antara lain:

a. Peranan dalam penyelenggaraan fungsi Pemerintah Umum

Kementerian Agama memiliki fungsi utama dalam pemerintah Negara, yaitu sebagai penata dan pelayan dibidang agama. Fungsi tersebut adalah:

(12)

3.Menyelenggarakan fungsi pelaksanaan sesuai dengan tugas pokoknya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4.Menyelenggarakan fungsi pengawasan atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Presiden dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Peranan dalam penyelenggaraan fungsi dibidang pembangunan Kementerian Agama memiliki fungsi sebagai:

1. Pelaksana pembangunan dibidang agama yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional secara keseluruhan.

2. Pendorong dan pengarah dari lembaga-lembaga keagamaan agar berpartisipasi dalam pembangunan.

3. Mencegah atau membatasi dampak negatif pembangunan

Selain itu peranan Kementerian Agama tidak terlepas dari peranan agama, yaitu:

a. Sebagai komplementer (pelengkap), bukan hanya suplemen (tambahan) b. Agama merupakan faktor motovatif, yang memberikan dorongan batin dan

sekaligus mendasari cita-cita dan perbuatan manusia pada seluruh aspek kehidupan.

(13)

d. Agama merupakan faktor integratif, yang memadukan aktivitas manusia, baik sebagai individu, anggota masyarakat maupun sebagai makhluk Tuhan.

e. Agama merupakan faktor sublimitif (penghalus), yang berfungsi menghaluskan segala kehidupan manusia, bukan hanya kehidupan yang bersifat keagamaan melainkan juga segala usaha dan kegiatan yang bersifat keduniawian.

3.2.5 Tugas dan Kewenangan Kementerian Agama

1. Tugas Kementerian Agama

Tugas pokok Kementerian Agama ialah menyelenggarakan sebagian dari tugas umum pemerintah dan pembangunan dibidang agama. Perincian tugas pokok tersebut diatas dalam fungsi-fungsi ditegaskan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

a. Kementerian Agama dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia dalam keputusan ini disebut merupakan unsur pelaksana pemerintah.

b. Kementerian Agama dipimpin oleh Menteri Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

(14)

a. Pelancaran pelaksanaan dibidang Agama

b. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas serta pelayanan administrasi

c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan terapan serta pendidikan dan pelatihan tertentu dalam rangka mendukung kebijakan di bidang keagamaan.

d. Pelaksanaan pengawasan fungsional. 2. Kewenangan Kementerian Agama

Adapun kewenangan yang dimiliki oleh Kementerian Agama yaitu:

a. Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

b. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

c. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya.

d. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama negara di bidangnya.

e. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnya f. Penetapan hari libur nasional di bidangnya keagamaan.

(15)

3.3 Gambaran Umum Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

3.3.1 Visi-Misi Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

VISI:

“Terwujudnya Masyarakat yang Beriman, Cerdas, Beradat Berakhlak Mulia, Rukun dan Sejahtera”

MISI:

1. Meningkatkan pelayanan kehidupan beragama.

2. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengalaman dan pengembangan nilai-nilai agama.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan madrasah dan lembaga pendidikan keagamaan.

4. Memperkokoh kerukunan umat beragama. 5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji.

6. Meningkatkan ukhuwah islamiyah/silaturrahmi antara instansi dan lembaga-lembaga sosial lainnya.

(16)

Gambar 3.4 : Struktur Organisasi di Kementerian Agama KabupatenPadang Lawas Utara

Sumber :Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

(17)

3.3.3 Uraian Tugas Kementerian Agama Kabupaten Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

a. Kepala Kantor

• Menetapkan visi, misi serta kebijakan teknis di bidang keagamaan

dan bimbingan kehidupan beragama

• Menetapkan arah kebijakan, menyusun perencanaan, sasaran

kegiatan dan penjadwalan kegiatan serta membagi tugas dan menentukan penanggung jawab kegiatan

• Melaksanakan pemantauan dan evaluasi prestasi kerja

masing-masing unit kerja/seksi serta kordinasi dengan instansi terkait • Melaksanakan penyelesaian masalah yang timbul dan pembinaan

pegawai

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Melakukan pelayanan teknis dan administrasi perencanaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan ketatausahaan dan rumah tangga kepada seluruh satuan organisasi dan/atau satuan kerja di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

c. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh

(18)

d. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah

Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan serta supervisi dan evaluasi pada RA, MI, MTs dan pendidikan agama islam pada sekolah umum tingkat dasar dan menengah pertama serta sekolah luar biasa.

e. Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam

Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan keagamaan, pendidikan diniyah, pendidikan salafiyah, kerjasama kelembagaan dan pengembangan pondok pesantren, pengembangan santri dan pelayanan pondok pesantren pada masyarakat.

f. Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam

Melakukan pelayanan, bimbingan dan pembinaan serta pengelolaan data dan informasi di bidang bimbingan masyarakat islam.

g. Kepala Penyelenggara Syariah

Memimpin kegiatan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan serta pengelolaan data dan informasi di bidang pembinaan syariah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala kantor Kemenag sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka melaksanakan sebagian tugas kepala kantor Kemenag.

h. Kepala Penyelenggara Kristen

(19)

Adapun kaitan antara struktur itu sendiri dengan kinerja organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara dalam rangka mensukseskannya antara lain:

1. Menyusun program perencanaan rutin dan pembangunan secra terpadu 2. Melaksanakan program dan pelaporan

3. Melakukan pelayanan dan pembinaan di bidang penyusunan dan kebijakan serta pengembangan organisasi dan kepegawaian

4. Meningkatkan sumber daya

5. Membangun sistem informasi keagamaan

6. Meningkatkan pelayanan bimbingan/penyuluhan haji dan umroh 7. Pengadaan sarana dan prasarana kantor

8. Mengusulkan bantuan pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an dan terjemah 9. Peningkatan kualitas pelayanan dan bimbingan penyuluhan dan lembaga

(20)

3.3.4 Keadaan Pegawai Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

Diagram 3.1 : Data Pegawai Kemenag Paluta Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber data: penelitian,2017

Diagram 3.2 : Data Pegawai Kemenag Paluta Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber data: penelitian,2017

50% 50%

Data Pegawai Kemenag Paluta

Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki - Laki (3 orang) Perempuan (3orang)

0%

50% 50%

Data Pegawai Kemenag Paluta

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

(21)

Diagram 3.3 : Data Pegawai Kemenag Paluta Berdasarkan Usia

Sumber data: penelitian,2017

33%

0% 67%

Data Pegawai Kemenag Paluta

Berdasarkan Usia

(22)

3.3.5 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016 M/1437 H

Diagram: 3.4 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun

2016 M/1437 H Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

Berdasarkan jenis kelamin jamaah haji yang berangkat pada tahun 2016 M/1437 H yang melalui pendaftaran di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara adalah laki-laki yang berjumlah 96 orang dan perempuan berjumlah 129 orang yang memang perlu di layani oleh pegawai Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara baik dari mulai pendaftaran sampai pada acara pelatihan manasik yang diselenggarakan.

43%

57%

Jamaah Berdasarkan Jenis Kelamin

(23)

Diagram: 3.5 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun

2016 M/1437 H Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

Sementara banyaknya jamaah haji Kabupaten Padang Lawas Utara berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada diagram di atas, dimana tingkat pendidikan yang dimiliki dari masing-masing jamaah haji berbeda-beda.

0% 5%

22%

11%

9% 53%

Jamaah Berdasarkan Pendidikan

(24)

Diagram: 3.6 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun

2016 M/1437 H Berdasarkan Usia

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

Dilihat dari segi umur banyaknya jamaah haji yang berangkat pada usia di atas 51 tahun, pada usia tersebut memang merupakan tanggung jawab yang besar bagi pegawai Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara dalam mengupayakan pemberian pelayanan yang sangat prima terhadap mereka mengingat usia tersebut rentan dengan tubuh yang lemah yang memerlukan perhatian intensif.

2% 5%

25%

68%

Jamaah Berdasarkan Usia

usia 17-30 tahun (5 orang)

usia 31-40 tahun (10 orang)

usia 41-50 tahun (57 orang)

(25)

Diagram: 3.7 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun

2016 M/1437 H Berdasarkan Pekerjaan

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

Dari tingkat pekerjaan yang dimiliki oleh jamaah haji berbeda-beda, tetapi yang paling banyak adalah petani sebesar 26%.

8%

14%

13%

0% 13%

1% 3% 26%

13%

9%

Jamaah Berdasarkan Pekerjaan

BUMN (18 Orang) Pedagang (31 Orang) Ibu Rumah Tangga (30 Orang)

(26)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk dideskripsikan sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Data yang diperoleh tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang akan disajikan dalam bab ini yaitu strategi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara dalam meningkatkan pelayanan haji.

4.1Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara yang beralamat di Jl. Lintas Gunung Tua – Padang Sidimpuan KM 5, yang merupakan tempat penelitian ini berlangsung. Wawancara ini dilakukan kepada Informan utama yaitu Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupatan Padang Lawas Utara yang memahami secara mendalam terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini.

(27)

didukung dengan keterangan dari masyarakat sebagai informan tambahan dalam penelitian ini.

Peneliti melakukan pengumpulan data sekunder berupa gambaran umum Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, daftar pegawai, tugas pokok kantor kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara,yang didapatkan diawal wawancara berlangsung dan kelengkapan data pendukung penelitian berlangsung.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara berstruktur. Dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun disesuaikan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

4.2Karakteristik Informan

(28)

Diagram 4.1 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber data: Penelitian,2017

Sesuai dengan diagram diatas, maka informan dalam penelitian ini seimbang antara laki-laki dan perempuan masing-masing 50%. Dalam penelitian ini, penentuan informan tidak menentukan jenis kelamin, dan informan yang dimaksud adalah orang-orang yang dianggap memahami terkait judul yang diangkat dalam penelitian ini.Pemahanan informan terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari informan dalam memberikan keterangan kepada penulis. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan pendidikan antara lain:

50% 50%

Karakteristik Informan Berdasarkan

Jenis Kelamin

(29)

Diagram: 4.2 Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan

Sumber data: Penelitian,2017

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini baik informan kunci maupun informan utama dalam penelitian ini tingkat pendidikan informan terdiri dari beragam tingkatan pendidikan diantaranya S2 sebanyak 16%, pendidikan S1 sebanyak 17%, dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 17%.

Selanjutnya penulis akan menyajikan diagram terkait dengan pemahaman informan sesuai dengan klasifikasi golongan, dalam hal ini penulis menerima keterangan dari para informan sesuai dengan bidang atau jabatan mereka masing-masing. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan jabatan dapat dilihat di tabel dibawah ini:

16%

17%

17% 17%

33%

Karakteristik Informan Berdasarkan

Pendidikan

(30)

Diagram: 4.3 Karakteristik Informan Berdasakan Jabatan

Sumber data: Penelitian,2017

Karakteristik informan yang tergambar dari penelitian ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan klasifikasi informan dalam penelitian ini, maka informan dengan presentase terbanyak berasal dari kalangan masyarakat sebanyak 66%, hal ini dikarenakan masyarakat sebagai objek dari pelayanan ibadah haji tahun 2016 di Kabupaten Padang Lawas Utara.

4.3Deskripsi Hasil Wawancara

Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya sendiri tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

17%

17%

66%

Karakteristik Informan Berdasarkan

Jabatan

(31)

Untuk mengetahui bagaimana Strategi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara dalam Meningkatkan Pelayanan Haji tahun 2016, peneliti menggunakan konsep yang dikemukakan oleh David Osborne dalam Sedarmayanti (2009) merumuskan lima strategi dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik, adapun indikator-indikator untuk merumuskan strategi dalam meningkatkan kinerja pelayanan yang digunakan oleh peneliti adalah, strategi inti, srategi konsekuensi, strategi pelanggan, strategi pengawasan dan strategi budaya.

Indikator tersebut penting dalam menelusuri strategi dalam meningkatkan pelayanan yang ditujukan ke publik.Besarnya strategi dalam meningkatkan pelayanan publik ditinjau dari indikator- indikator yang akan dideskripsikan sesuai hasil wawancara dengan para informan. Adapun 5indikator strategi tersebut ialah:

4.3.1 Strategi Inti (Core Strategy)

(32)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara dalam proses pelayanan haji, seperti keterangan yang disampaikan oleh Bapak Drs. H. Azaman Harahap selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara yang menyatakan:

“Di Kantor Kementerian Agama Paluta ini, kita memiliki VISI:Terwujudnya masyarakat yang beriman, cerdas, beradat berakhlak mulia, rukun dan sejahtera

Misi

1. Meningkatkan pelayanan kehidupan beragama.

2. Meningkatkan pemahaman, penghayatan,

pengalaman dan pengembangan nilai-nilai agama. 3. Meningkatkan kualitas pendidikan madrasah dan

lembaga pendidikan keagamaan.

4. Memperkokoh kerukunan umat beragama. 5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji.

6. Meningkatkan ukhuwah islamiyah/silaturrahmi antara instansi dan lembaga-lembaga sosial lainnya.

Untuk Mencapai tujuan itu memang perlu langkah-langkah. Di dunia ini tidak ada yang instan, semuanya butuh proses. Yang harus diketahui kita harus tau apa yang ingin kita capai. Kalau sudah tau, langkah selanjutnya adalah terus mengejar apa yang kita cita-citakan. Dengan adanya strategi dan susunan rencana yang baik, kita akan dapat mencapai tujuannya.Saya selaku Kepala kantor selalu mengarahkan sumber daya manusia yang ada untuk meningkatkan inovasi dibidangnya. Kesiapan, kesediaan dan kompetensi sumberdaya manusia ini sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian visi misi itu. Untuk mewujudkan visi dan misi ini memang perlu waktu yang cukup panjang dan dilakukan dengan berbagai langkah pencapaiannya, di antaranya adalah melalui proses pembelajaran di mana harapannya setiap kasi mampu menguasai tufoksi masing-masing”.

(33)

Dalam visi dan misi Kemenag bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji sesuai dengan yang disampaikan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, beliau mengatakan:

“Dalam visi-misi Kementerian Agama salah satunya meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji, dalam masalah pelayanan haji mulai dari pendaftaran jamaah semua kita layanai disini. Karena sifatnya pendaftaran habis selesai pendaftaran sifatnya menunggu jadi kita beralih itu pelayanan khusus pendaftaran haji berlangsung sesuai tahun berjalan artinya pelayanan haji itu kan selama masa hari kerja tetap kita dilayani bahkan pelayanan itu pun berkenaan dalam pelunasan berkenaan dengan manasik”.

(Hasil wawancara pada tanggal 27 Februari 2017) 4.3.2 Strategi Konsekuensi (Consequences Strategy)

Strategi konsekuensi bertujuan untuk menciptakan kondisi agar terjadi persaingan yang sehat di antara penyelenggara pelayanan publik yang lain. Selain itu strategi ini juga mendorong Perusahaan untuk memberikan para pegawainya insentif dan disentif yang tinggi untuk mengikuti dan mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat oleh perusahaan.

Berkaitan dengan kerjasama pemerintah dan non pemerintah/swasta dalam pelayanan haji, Kepala Kantor Kementerian Agamamenyatakan:

(34)

Pertanyaan tersebut dipertegas lagi oleh Bapak Jumadil Nasution selaku jamaah asal Batang Pane I Kecamatan Padang Bolak, beliau mengatakan :

“Saya melaksanakan haji tidak melalui sektor swasta atau biro perjalanan”.

(Hasil wawancara pada tanggal 28 Februari 2017)

Sedangkan pernyataan Ibu Surniati Harahap jamaah asal Pasar Gunung Tua Kecamatan Padang Bolak ialah:

“Saya berangkat haji dari pemerintah bukan dari travel”.

(Hasil wawancara pada tanggal 28 Februari 2017)

Dari pernyataan beberapa masyarakat diatas, diperkuat lagi oleh Kepala SeksiPenyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, beliau mengatakan:

“Kalau untuk Paluta tidak ada, tidak ada antara kita pemerintah daerah dengan pihak swasta. Karena memang untuk Paluta tidak ada disini KBIH”.

(Hasil wawancara pada tanggal 27 Februari 2017)

Berdasarkan pernyataan diatas, tidak adanya kerjasama pihak Kementerian Agama dengan pihak swasta yang berkaitan dengan penyelenggaraan haji. Dalam hal ini peneliti juga tidak menemukan biro perjalanan haji di Kabupaten Padang Lawas Utara.

4.3.3 Strategi Pelanggan (Customer Strategy)

(35)

adalah dengan menciptakan sistem umpan balik dari masyarakat, menciptakan prosedur yang sederhana, menciptakan lingkungan kantor yang menyenangkan dan menyejukkan, menyediakan tempat pengaduan dan tempat informasi, media dan telekomunikasi, menciptakan sistem komputer yang menggunakan sistem online. Berkaitan dengan prosedur pelayanan haji tahun demi tahun kian mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman dan tekhnologi sesuai dengan hal yang disampaikan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, beliau mengatakan :

“Sekarang begini, pelayanan haji itu sekarang tidak lagi mengeluarkan nomor porsi di Bank. Di bank sifatnya hanya menabung, menabung saja di bank menabung uangnya sebanyak Rp. 25.000.000 kemudian bank mengeluarkan validasi bahwa dia benar sudah menabung disana. Bahan itu “validasi” dibawa kesini (kemenag) baru kita daftar dan nomor porsi juga jeluar dari sini bukan lagi bank. Dulu bank yang mengeluarkan sekarang tidak lagi (mulai tahun 2016). Di bank hanya menabung dan validasi seluruh pendaftarannya disini dan mengeluarkan nomor porsinya juga disini (kemenag)”.

(Hasil wawancara pada tanggal 1 Maret 2017)

Adapun perubahan prosedur pelayanan bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mengurus administratif hajinya, sesuai dengan yang disampaikan Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara:

(36)

Secara umum, prosedur pelayanan standar pendaftaran haji meliputi:

Syarat Pendaftaran untuk WNI (PMA no. 15 tahun 2016 pasal-4) JO KMA no.1 tahun 2008:

o Beragama Islam

o Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas

o Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku

Untuk WNA (pasal-4) ditambah dengan:

o Memiliki paspor yang masih berlaku sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak hari keberangkatannya

o Memiliki dokumen keimigrasian / izin tinggal yang berlaku sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak hari keberangkatan haji

(37)

Berikut tata cara dan prosedur alur pendaftaran haji Kemenag Paluta: Gambar 4.1Prosedur alur pendaftaran haji

Sumber: http://www.kemenag.go.id

a) Alur Pendaftaran

o Pendaftaran dilakukan sepanjang tahun dengan menerapkan prinsip first come first served

o Calon haji membuka Tabungan Haji pada Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH yang sudah bekerjasama dengan Kementerian Agama RI dan sudah tersambung dengan SISKOHAT Kemenag sesuai dengan domisili

(38)

 Mengisi SPPH dengan melampirkan

dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

 Pengambilan foto berwarna pada Koperasi, berlatar

belakang putih dan berukuran muka tampak 70-80%  Membubuhkan tanda tangan dan Cap Jempol kiri

(Finger print) pada SPPH

o Calon Haji datang ke Cabang BPS-BPIH dengan membawa SPPH, 5 (lima) lembar pas photo dan buku tabungan Haji

o BPS-BPIH membuat nota pendebetan rekening tabungan haji sebesar Rp. 25.000.000 untuk ditransfer ke rekening Menteri Agama CQ. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Cabang BPS-BPIH yang ditunjuk sebagai pooling dana Tabungan Haji. Cabang BPS-BPIH mengimput nomor pemindahbukuan / transfer dan data SPPH untuk mendapatkan nomor porsi. Kemudian Calon Haji mendapatkan bukti setoran awal dan bukti pendebetan

o Calon Haji mendaftar ulang ke Kantor Kementerian Agama setempat

b) Proses Pelunasan BPIH

(39)

o Bank Negara Indonesia (BNI) o Bank Negara Indonesia Syariah o Bank Rakyat Indonesia (BRI) o Bank Rakyat Indonesia Syariah o Bank Mandiri

o Bank Syariah Mandiri

o Bank Tabungan Negara (BTN) o Bank Sumut

Waktu dan besarnya BPIH yang harus dibayar Calon Haji ditentukan oelh Pemerintah yang tertuang di dalam Peraturan Presiden (PP). Pada waktu yang telah ditentukan, Calon Haji dtang ke Cabang BPS-BPIH dengan membawa:

o Bukti Setoran Awal o Setoran kekurangan BPIH o 5 (lima) lembar pas photo

Cabanag BPS-BPIH mengimput porsi untuk pelunasan:

o Menerima setoran kekurangan BPIH (sesuai kurs BI)

o Mentransfer dana setoran BPIH ke Rekening Menteri Agama di Bank Indonesia

(40)

o Lembar 1 (putih) diserahkan pada Calon Haji

o Lembar 2 (biru) diserahkan pada Kantor Kementerian Agama dan ditahan di bank

o Lembar 3 (merah) diserahkan pada Kantor Kementerian Agama dan ditahan di bank

o Lembar 4 (kuning) diserahkan pada Kantor Kementerian Agama dan ditahan di bank

o Lembar 5 (putih) ditahan untuk arsip bank

o Proses qur’ah untuk pemberkasan dan pemberangkatan sudah harus dilakukan sejak dini

o Selama proses pelunasan hendaknya Kantor Kementerian Agama sudah mengetahui jumlah Calon Haji yang bergabung dengan masing-masing KBIH dan jumlah Calon Haji Mandiri, serta sudah ada gambar untuk regu dan rombongannya

o Masing-masing daerah sudah waktunya utnuk siap sebagai penyangga, dengan prinsip:

 Berangkat dari daerah secara bersamaan, walaupun nanti

ada yang harus bergabung dengan kloter dibelakngnya / didepannya

 Apabila harus jadi penyangga akan terpisah dalam bentuk

(41)

c) Syarat Pelunasan

o Calon Haji yang berhak melunasi BPIH adalah:

o Calon Haji yang memiliki nomor porsi masuk dalam alokasi porsi provinsi dan atau porsi Kabupaten/Kota bagi wilayah yang porsi dibagi per Kabupaten/Kota

o Calon Haji yang belum pernah menunaikan ibadah haji, telah berusia 18 tahun ke atas atau sudah menikah

o Suami, anak kandung dan orang tua kandung yang sudah menunaikan ibadah haji dan akan menjadi mahrom calon haji atau pembimbing ibadah haji yang telah ditetapkan oleh Kanwil Kemenag Provinsi setempat

o Calon Haji yang sudah pernah menunaikan ibadah haji dan telah memperoleh nomor porsi, serta masuk dalam alokasi prosi provinsi ditetapkan menjadi daftar tunggu (waiting list) tahun berjalan

o Calon Haji yang mendapatkan porsi dan masuk dalam alokasi porsi provinsi tahun yang bersangkutan namun tidak menyetorkan pelunasan BPIH, atau nomor porsinya tidak masuk dalam porsi provinsi tahun yang bersangkutan, atau telah melunasi BPIH tetapi tidak dapat berangkat, maka secara otomatis menjadi waiting list

(42)

Dalam hal porsi provinsi tidak terpenuhi sampai batas akhir masa pelunassan BPIH, Calon Haji diberikan kesempatan melunasi BPIH sesuai dengan urutan nomor porsi provinsi yang bersangkutan dengan batas waktu tahap pertama tanggal 19 Mei s/d 10 Juni 2016 dan tahap kedua tanggal 20 Juni s/d 30 Juni 2016.

Prosedur merupakan ketetapan sistem yang berlaku di Kemenag padang Lawas Utara. Berkaitan dengan kesederhanaan prosedur, prosedur yang diterapkan di Kemenag Paluta sudah sangat mudah dipahami oleh masyarakat sesuai dengan yang disampaikan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, beliau mengatakan :

“Prosedur kami sudah sangat sederhana karena hanya itu persyaratannya yang disiapkan kemudian untuk pendaftaran disini hanya membawa KTP, KK, buku tabungan, membawa pas poto itu saja, keluar nomor porsi”.

(Hasil wawancara pada tanggal 2 Maret 2017)

Sesuai dengan yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, Beliau mengatakan :

“Kalau menurut saya prosedurnya itu sederhana sebab kita juga tidak mau merepotkan masyarakat dalam proses ini. Intinya hanya membawa KTP, KK, bukti dari bank atau validasi dan pas poto”.

(Hasil wawancara pada tanggal 2 Maret 2017)

(43)

diperkuat dengan pernyataan Ibu Siti Maiyah Lubis, jamaah asal LK III Pasar Gunung Tua Kecamatan Padang Bolak:

“saya pikir prosedurnya tidak menyulitkan, karena kami hanya tinggal menyiapkan berkas yang diperlukan setelah itu mereka yang memprosesnya dan kami hanya tinggal menunggu, selesai.”

(Hasil wawancara pada tanggal 4 Maret 2017)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur dalam pelayananibadah haji disesuaikan dengan prosedur pengurusan pada umumnya dan hal tersebut mudah untuk dipahami oleh warga dan juga tidak menyulitkan warga sebagai objek dari pelayanan program ini. Program ini didasari untuk memberikan pelayanan haji bagi masyarakat maka prosedur yang telah ditetapkan dinilai tidak menyulitkan bagi warga.Namun sebagai pelayanan publik, Kementerian Agama juga harus tanggap terkait kritik dan saran dari masyarakat sebagai objek pelayanan. Sesuai dengan yang disampaikan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, beliau menagatakan :

“Sebetulnya saran kritik itu bisa kita terima dengan baik hanya saja saran-saran sampai ini dan kritik itu sebetulnya tidak ada datang kepada kita”.

(Hasil wawancara pada tanggal 2 Maret 2017)

Hal yang sama juga disampaikanoleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara beliau mengatakan :

(44)

Peneliti melihat bahwa program haji ini mempunyai alur dan proses yang memerlukan kerjasama yang baik antar pihak yang berkepentingan. Berkaitan dengan pihak yang terlibat dengan pengurusan program haji, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara beliau mengatakan :

“Ya kalau mulai dari tahap pendaftaran sampai dengan tahap pembinaan itu hanya Kemenag. Nanti proses di manasik yang kerjasama dengan pemerintah daerah itu 1 kali terakhir itu disitulah mulai ikut keterlibatan dari pemerintah daerah sampai dengan pemberangkatan dan pemulangan jamaah hanya disitu keterlibatan pemerintah daerah.”

(Hasil wawancara pada tanggal 1 Maret 2017)

Sesuai dengan yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, beliau mengatakan:

“Dalam penyelenggaraan ibadah haji ini, keterlibatan dalam mengurusi haji selain Kemenag itu sendiri ada yaitu pemda, ada di proses manasik yang terakhir kali dan pada saat hari H mulai pemberangkatan dari kabupaten dan pemulangan itu ada kordinasi antara pemda dengan Kemenag”.

(Hasil wawancara pada tanggal 3 Maret 2017)

Sistem di Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara sudah terintegrasi dengan baik sistem tersebut dinamakan Siskohat. Siskohat adalah sistem komputerisasi haji terpadu berbasis online. Berdasarkan pernyataan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara mengenai Sistem Komput erisasi Haji Terpadu beliau mengatakan:

“Disini kita sudah mempunyai sistem yang dinamai Siskohat. Dalam sistem ini Siskohat sudah terintegrasi dengan beberapa stakeholder berupa pihak bank dan Kanwil Kemenag di Pusat”.

(45)

4.3.4 Strategi Pengawasan (Control Strategy)

Strategi pengawasan dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan organisasi melalui penataan organisasi. Melalui strategi pengawasan diharapkan dapat menciptakan kemampuan dan kemandirian serta kepercayaan masyarakat terhadap kantor pemerintahan sebagai institusi pelayanan publik dan pegawai atau karyawan sebagai pelayan masyarakat. Strategi pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk organisasional, memberdayakan pegawai dan memberdayakan komunitas.

Berdasarkan pengawasan yang dilakukan dilingkungan Kementerian Agama Padang Lawas Utara pengawasan berupa internal sesuai dengan yang disampaikan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh, beliau mengatakan:

“Biasanya dilakukan internal organisasi, misalnya saya sebagi kasi memonitoring anggota saya dan kami melakukan rapat internal 1 bulan 2 kali dan bisa bertambah ketika musim haji mulai dekat”.

(Hasil wawancara pada tanggal 3 Maret 2017) 4.3.5 Strategi Budaya (Culture Strategy)

(46)

Berkaitan dengan reward dan punishment hal tersebut berlaku di Kemenag Paluta sesuai dengan yang disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasang Lawas Utara, beliau mengatakan:

“Kalau rewardnya di rekomendasikan naik pangkat sesuai dengan tingkatan golongan yang sudah dia capai kalau punishnmentnya jika dia berkinerja buruk akan kita berikan surat peringatan atau teguran”.

(Hasil wawancara pada tanggal 6 Maret 2017)

Terkait dengan keramahan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, berikut pernyataan dari Ibu Siti Maiyah Lubis, jamaah asal LK III Pasar Gunung Tua Kecamatan Gunung Tua yang menyatakan:

“petugasnya ramah-ramah dan santun semua juga mau berbaur dengan masyarakat”

(Hasil wawancara pada tanggal 4 Maret 2017)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Masdalena Harahap S.Pd, jamaah asal Pasar Gunung Tua Kecamatan Gunung Tua Surniati yang menyatakan:

“mereka cukup ramah dalam memberikan pelayanan, petugasnya juga cepat akrab sama masyarakat yang ada disini, jadi kami juga merasa nyaman dengan mereka.”

(Hasil wawancara pada tanggal 6 Maret 2017)

(47)

4.4 Data Sekunder

Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data yang menunjang atau terkait dengan program pelaksanaan ibadah haji tahun 2016 yangsedang diteliti. Dalam pengumpulan data sekunder ini, peneliti secara bertahap mengumpulkannya. Diawali dengan pengumpulan berkas akan gambaran umum Kabupaten Padang Lawas Utara, Gambaran umum Kantor Kementerian Agama, uraian tugas Kantor Kementerian Agama Padang Lawas Utara dan struktur organisasi.

(48)

BAB V

ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap semua data yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. peneliti menggunakan konsep yang dikemukakan oleh David Osborne dalam Sedarmayanti (2009) merumuskan lima strategi dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik, adapun indikator-indikator untuk merumuskan strategi dalam meningkatkan kinerja pelayanan yang digunakan oleh peneliti adalah, strategi inti, srategi konsekuensi, strategi pelanggan, strategi pengawasan dan strategi budaya.

Indikator tersebut penting dalam menelusuri strategi dalam meningkatkan pelayanan yang ditujukan ke publik.Besarnya strategi dalam meningkatkan pelayanan publik ditinjau dari indikator- indikator yang akan dideskripsikan sesuai hasil wawancara dengan para informan. Adapun 5indikator strategi tersebut ialah:

5.1Strategi Inti (Core Strategy)

(49)

perkembangan lingkungan strategis. Kemenag Paluta sudah memiliki visi dan misi yang menjadi acuan mereka dalam menjalankan pelayanan publik yang berkaitan dengan program haji. Sesuai dengan misi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara pada poin 5 yang berbunyi meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji. Artinya program haji menjadi prioritas di Kementerian Agama, atas dasar itu juga peneliti melihat bahwa kemenag paluta telah bekerja sesuai dengan arah dari visi-misi tersebut.

5.2 Strategi Konsekuensi (Consequences Strategy)

Strategi konsekuensi bertujuan untuk menciptakan kondisi agar terjadi persaingan yang sehat di antara penyelenggara pelayanan publik yang lain. Selain itu strategi ini juga mendorong Perusahaan untuk memberikan para pegawainya insentif dan disentif yang tinggi untuk mengikuti dan mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat oleh perusahaan.

(50)

5.3Strategi Pelanggan (Customer Strategy)

Strategi pelanggan bertujuan untuk menciptakan sistem penyelenggaraan pelayanan yang dilaksanakan oleh birokrat, sehingga mampu memberikan tingkat pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Cara-cara yang dapat dilaksanakan adalah dengan menciptakan sistem umpan balik dari masyarakat, menciptakan prosedur yang sederhana, menciptakan lingkungan kantor yang menyenangkan dan menyejukkan, menciptakan sistem komputer yang menggunakan sistem online.

Dari prosedur diatas sudah memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh Kemenag Pusat. Dari observasi yang peneliti lakukan peneliti melihat bahwa terdapat beberapa alat sosilisasi terkait prosedur pelayanan yang sudah ditetapkan kemenag paluta contohnya adanya spanduk, flayer, dokumentasi terkait pengurusan haji.

(51)

Kemenag Paluta mempunyai tugas yang dominan dalam pengurusan ibadah haji mulai dari proses registrasi hingga proses manasik haji namun demikian pemerintah daerah juga terlibat. Contoh keterlibatan pemerintah daerah ialah proses penutupan manasik haji,akomodasi, pemberangkatan dan pemulangan.

Sistem yang dimiliki kemenag paluta sudah terintegrasi dengan beberapa stakeholder yang terkait yaitu pihak bank, dan pemerintah daerah. Sistem yang digunakan sudah berbasis online sesuai observasi yang peneliti lakukan dari mulai pembayaran melalui bank hingga proses registrasi di kemenag sudah terintegrasi. Hal tersebutt memberikan kemudahan kepada jamaah haji karena tidak direpotkan oleh pemberkasan secara manual. Hal tersebut menjadikan proses administratif pendaftaran haji berjalan efisien dan mudah.

5.4 Strategi Pengawasan (Control Strategy)

Strategi pengawasan dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan organisasi melalui penataan organisasi. Melalui strategi pengawasan diharapkan dapat menciptakan kemampuan dan kemandirian serta kepercayaan masyarakat terhadap kantor pemerintahan sebagai institusi pelayanan publik dan pegawai atau karyawan sebagai pelayan masyarakat. Strategi pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk organisasional, memberdayakan pegawai dan memberdayakan komunitas.

(52)

pengawasan yang dilakukan langsung dilakukan oleh pihak internal Kementerian Agama, misalnya Seksi Penyelenggaran Haji dan Umroh (PHU) diawasi langsung oleh Kepala Seksinya, dan Kepala Seksi harus melaporkan perkembangan dari masing-masing Seksi kepada Kepala Kantor. Dari observasi dan proses wawancara yang berlangsung peneliti menilai bahwa tindakan mal-administrasi atau dalam kata lain menghambat proses administrasi pendaftaran haji yang dilakukan oleh petugas akan minim terjadi. Hal tersebut dikarenakan Kepala Seksi terus mengawasi jajaran bawahannya dalam proses pelayanan yang dilakukan sehari-hari.

5.5 Strategi Budaya (Culture Strategy)

Strategi budaya bertujuan untuk mengubah budaya yang dapat menghalangi ke arah suatau perusahaan. Dengan kata lain budaya yang berorientasi pada status quo harus dapat dirubah menjadi budaya yang terbuka terhadap suatu perubahan. Untuk melakukan perubahan budaya seseorang atau lembaga organisasi memang bukan pekerjaan yang mudah. Karena budaya merupakan hasil interaksi dari suatu pengalaman dengan emosi dan akal sehat yang sudah tertanam sejak orang itu lahir ke dunia. Tetapi sudah merupakan keharusan untuk melakukan perubahan.

(53)

dengan adanya rekomendasi kenaikan pangkat sesuai dengan prosedur kepegawaian yang ada, sedangkan pegawai yang berkinerja buruk akan akan diberikan teguran dan surat peringatan. Menurut peneliti hal tersebut sangat baik dilakukan dijajaran organisasi pelayanan publik, guna mengoptimalkan kinerja pelayanan publik terkhusus pengurusan haji. Masyarakat Padang Lawas Utara yang mengurus pendaftaran hajinya juga banyak menuai respon positif. Mereka menilai bahwa petugas dari Kementerian Agama Padang Lawas Utara sangat ramah dan benar-benar melayani masyarakat yang melakukan pengurusan haji. Dari pernyataan tersebut peneliti menilai bahwa Kementerian Agama Padang Lawas Utara sudah melakukan proses pelayanan dengan optimal sehingga direspon baik oleh masyarakat.

5.6 Analisis SWOT

(54)

1. Strenght (kekuatan)

Kekuatan adalah keuntungan yang di miliki, kekuatan strategi pelayanan kantor kementerian agama terhadap jamaah haji adalah dengan dasar hukum yang dimiliki oleh pemerintahan tentang penyelenggaraan ibadah haji antara lain:

• Undang-undang No. 13 Tahun 2008 tentang

penyelenggaraan ibadah haji “Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jamaah haji dapat melaksanakan ibadah secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur”.

• Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 21 tahun 2016

tentang penetapan biaya penyelenggaraan ibadah haji tahun 1437 H/ 2016 M.

“besarnya BPIH ditetapkan oleh Presiden atau usul Menteri setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia”.

• Peraturan Menteri Agama No. 42 tahun 2016 tentang

(55)

Jenderal dibantu oleh Direktur Pelayanan Haji dan Umroh, dan Direktur Pembinaan Haji”.

• Keputusan Menteri Agama RI No. 224 tahun 2016 tentang

pembayaran biaya penyelenggaraan Ibadah Haji reguler 1437H/2016M

• Dalam pelayanan memakai alat yang lebih modern dengan

fasilitas selain Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT), Kantor Kementerian Agama Padang Lawas Utara juga mengadakan pemotoan langsung di scan di kantor dan capjari asli bagi jamaah yang mendaftar agar dapat di simpan di komputer

2. Weakness (kelemahan)

Kelemahan adalah keterbatasan yang dimiliki oleh Organisasi, kelemahan strategi pelayanan Kantor Kementerian Agama terhadap jamaah haji adalah

• Kurangnya sarana yang disediakan oleh Kementerian

Agama Padang Lawas Utara, terutama tempat duduk bagi calon jamaah haji ketika pendaftaran dan kotak saran.

• Karena haji merupakan agenda perjalanan tahunan yang

(56)

yang membuat kuota diperkecil sehingga membuat daftar tunggu yang lama

3. Opportunity (peluang)

Peluang adalah strategi yang menguntugkan, peluang yang dapat dimanfaatkan dalam strategi pelayanan Kantor Kementerian Agama terhadap jamaah haji adalah

• Tidak adanya KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) di

kabupaten Padang Lawas Utara membuat jamaah menggunakan jasa atau pelayanan instansi pemerintah.

• Minat masyarakat dalam melaksanakan ibadah haji setiap

tahunnya meningkat 4. Threats (ancaman)

Ancaman adalah keadaan yang tidak menguntungkan. Ancaman yang dihadapi pada strategi pelayanan Kantor Kementerian Agama terhadap jamaah haji adalah

• Tantangan yang terus-menerus datang dari jamaah yaitu

masih banyaknya jamaah yang berusia lanjut dan dari sisi riwayat kesehatan.

• Pengurangan kuota haji yang membuat daftar tunggu

(57)

Tabel: 5.1 MatrikAnalisis SWOT

STRENGTH (S) 1. Undang-undang No.

13 Tahun 2008 tentang

penyelenggaraan

ibadah haji “Penyelenggaraan

Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen

penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta

WEAKNESSES (W) 1. Kurangnya sarana

(58)

melaksanakan ibadah secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur”.

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 21 tahun 2016 tentang penetapan biaya

penyelenggaraan

ibadah haji tahun 1437 H/ 2016 M.

3. Peraturan Menteri Agama No. 42 tahun

2016 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kemenag “penyelenggaraan

ibadah haji di tingkat pusat dilaksanakan oleh Direktur Jenderal dibantu oleh Direktur Pelayanan Haji dan Umroh, dan Direktur

pemerintah adalah

tidak dapat memberangkatkan

(59)

Pembinaan Haji”.

4. Keputusan Menteri Agama RI No. 224 tahun 2016 tentang pembayaran biaya penyelenggaraan

Ibadah Haji reguler 1437H/2016M.

5. Dalam pelayanan memakai alat yang lebih modern dengan fasilitas selain Sistem

Informasi dan Komput erisasi Haji Terpadu

(60)

komputer.

OPPORTUNITIES (O) 1. Tidak adanya KBIH

(kelompok bimbingan ibadah haji) di kabupaten Padang

Lawas Utara membuat jamaah menggunakan jasa atau pelayanan instansi pemerintah.

2. Minat masyarakat dalam melaksanakan ibadah haji setiap tahunnya meningkat

STRATEGI SO

1. Mewujudkan peran pemerintah yang dominan terhadap pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2008, Peraturan Presiden No. 21 TAHUN 2016, Peraturan Menteri Agama No. 42 Tahun 2016, Keputusan Menteri Agama No. 224 Tahun 2016.

2. Mengelola Sistem Informasi dan Komput erisasi Haji Terpadu

(SISKOHAT) sebagai

media yang terintegrasi antara

(61)

sehinnga

memudahkan proses pelayanan ibadah haji.

THREATS (T) 1. Tantangan yang

terus-menerus datang dari jamaah yaitu masih banyaknya jamaah yang berusia lanjut dan dari sisi riwayat kesehatan.

2. Pengurangan kuota haji yang membuat

daftar tunggu keberangkatan

mamakan waktu yang lebih lama. Pusat melalui Kanwil Kemenag wilayah Sumut untuk mengoptimalkan

kuota haji wilayah Paluta. kuota haji wilayah Paluta.

(62)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian data dan pembahasan, maka dalam bab terakhir ini dapat ditarik kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Bahwa Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara dalam menyelenggarakan pelayanan ibadah haji adalah dengan menjalankan strategi mendahulukan keberangkatan jamaah lansia, mengupayakan adanya koordinasi Kemenag Paluta dengan Kemenag Pusat melalui Kanwil Sumut untuk mengoptimalkan kuota haji wilayah Paluta, penambahan sarana dan prasarana serta melakukan evaluasi.

2. Kemenag Paluta sudah memiliki visi dan misi yang menjadi acuan mereka dalam menjalankan pelayanan publik yang berkaitan dengan program haji. Sesuai dengan misi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara pada poin 5 yang berbunyi meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji. Artinya program haji menjadi prioritas di Kementerian Agama, atas dasar itu juga peneliti melihat bahwa kemenag paluta telah bekerja sesuai dengan arah dari visi-misi tersebut.

(63)

4. Peneliti melihat bahwa terdapat beberapa alat sosialisasi terkait prosedur pelayanan yang sudah ditetapkan kemenag paluta contohnya adanya spanduk, flayer, dokumentasi terkait pengurusan haji.Prosedur yang diterapkan kemenag paluta mudah dipahami dan dimengerti masyarakat. Walaupun masyarakat sudah memahami prosedur tersebut kemenag paluta juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan terkait pelayanan. Dan sistem yang dimiliki Kemenag Paluta sudah terintegrasi dengan beberapa stakeholder.

5. Peneliti melihat dalam proses pengawasan yang dilakukan Kepala Kantor Kementerian Agama pengawasan yang bersifat internal. Artinya pengawasan yang dilakukan langsung dilakukan oleh pihak internal Kementerian Agama, misalnya Seksi Penyelenggaran Haji dan Umroh (PHU) diawasi langsung oleh Kepala Seksinya, dan Kepala Seksi harus melaporkan perkembangan dari masing-masing Seksi kepada Kepala Kantor. Dari observasi dan proses wawancara yang berlangsung peneliti menilai bahwa tindakan mal-administrasi atau dalam kata lain menghambat proses administrasi pendaftaran haji yang dilakukan oleh petugas akan minim terjadi. Hal tersebut dikarenakan Kepala Seksi terus mengawasi jajaran bawahannya dalam proses pelayanan yang dilakukan sehari-hari.

(64)

Masyarakat menilai bahwa petugas dari Kementerian Agama Padang Lawas Utara sangat ramah dan benar-benar melayani masyarakat yang melakukan pengurusan haji.

6.2 Saran:

Akhirnya penulis hanya dapat memberikan saran yang mudah-mudahan memberikan input (masukan) kepada Kantor Kementerian Agama Padang Lawas Utara

1. Perlu adanya peningkatan terhadap pelayanann haji yang dahulunya dikatakan baik menjadi lebih baik.

2. Sudah seharusnya pihak swasta dilibatkan dalam konteks pihak pendukung jalannya pelaksanaan program pelakasanaan haji agar pelayanan yang diberikan kepada jamaah lebih optimal.

3. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara khusunya bagian penyelenggaraan haji dan umroh sekiranya mengusulkan kepada Kantor Wilayah untuk perluasan ruangan dan lahan parkir serta menambah fasilitas sarana berupa bangkuagar jamaah dan pegawai nyaman saat berada dalam ruangan dan kotak saran.

4. Pengawasan yang dilakukan sudah cukup baik hanya saja perlu ditingkatkan melalui kordinasi antara Kasi PHU dan jajaran.

(65)

Gambar

Gambar: 3.2Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia
Gambar 3.4 :  Struktur Organisasi di Kementerian Agama KabupatenPadang
Gambar 4.1Prosedur alur pendaftaran haji

Referensi

Dokumen terkait

Akreditasi program studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia adalah proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen program studi terhadap

Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi coping yang digunakan korban bullying verbal pada siswa kelas XI di SMA Negeri 11 Yogyakarta.. Penelitian menggunakan

Fungsi kecerdasan spiritual menurut Agustian (2008:286-287) yaitu membentuk perilaku seseorang yang berakhlaq mulia, seperti: 1) Kerendahan hati yaitu menghormati dan menerima

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuanberpengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap persentase lemak subkutan dan persentase lemak ginjal, dan memberikan pengaruh

Nilai guna langsung merupakan nilai yang bersumber dari penggunaan secara langsung oleh masyarakat atau perusahaan terhadap komoditas hasil hutan produksi, berupa

Harus dilaksanakan pemeriksaan atas pengendalian intern terhadap. fungsi penerimaan

104 /Pokja I/ULP – KK/BLH/01/VI/2014 tanggal 08 Juli 2014, Kelompok Kerja (Pokja) I Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Kotamobagu memberitahukan bahwa

(f) A statement, or reference to the note within the summarized financial statements, which indicates that for a better understanding of an entity’s financial performance and