• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kenyamanan Kerja Karyawan PTP Nusantara IV Kebun Bah Birung Ulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kenyamanan Kerja Karyawan PTP Nusantara IV Kebun Bah Birung Ulu"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

Dalam ini diperlukan adanya kumpulan teori-teori yang akan menjadi landasan

teoritis dan menjadi pedoman dalam melaksanakan penelitian. Setelah masalah penelitian di

rumuskan maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, dan

generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk

melaksanakan penelitian (Sugiyono, 2005: 55).

Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun

suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana

peneliti menyoroti masalah yang dipilihnya. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka

teorinya adalah sebagai berikut:

2.1.1 Kebijakan Publik

Istilah kebijaksanaan atau kebijakan yang diterjemahkan dari kata policy memang

biasanya dikaitkan dengan keputusan pemerintah, karena pemerintahlah yang mempunyai

wewenang atau kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat dan bertanggungjawab melayani

kepentingan umum. Ini sejalan dengan pengertian public itu sendiri dalam Bahasa Indonesia

yang berarti pemerintah, masyarakat atau umum (Abidin, 2004: 17).

Menurut Carl. I. Friedrich dalam Dwijowijoto (2004:4) mendefenisikan kebijakan

(2)

diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai

suatu cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta tujuan tertentu. Sedangkan menurut

Dimock, kebijakan publik adalah perpaduan dan kristalisasi daripada pendapat-pendapat dan

keinginan-keinginan banyak orang atau golongan dalam masyarakat (Soenarko, 2003: 42-43).

Dalam melakukan kebijakan publik terlebih dahulu harus mengetahui proses

kebijakan publik. James Anderson dalam Subarsono (2005:12-13) sebagai pakar publik

menetapkan proses kebijakan publik sebagai berikut:

1. Formulasi masalah (problem formulation): apa masalahnya, apa yang membuat hal tersebut menjadi masalah kebijakan, dan bagaimana masalah tersebut dapat masuk

dalam agenda pemerintah.

2. Formulasi kebijkan (formulation): bagaimana mengembangkan pilihan-pilihan atau alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah tersebut dan siapa saja yang

berpartisipasi dalam formulasi kebijakan.

3. Penentuan kebijakan (adaption): bagaimana alternatif ditetapkan, persyaratan atau kriteria seperti apa yang harus dipenuhi, siapa yang akan melaksanakan kebijakan,

bagaimana proses atau strategi untuk melaksanakan kebijakan, dan apa isi dari

kebijakan yang telah ditetapkan.

4. Implementasi (implementation): siapa yang terlibat dalam implementasi kebijakan, apa yang mereka kerjakan dan apa dampak dari isi kebijakan.

5. Evaluasi (evaluation): bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak kebijakan, siapa yang mengevaluasi kebijakan, apa konsekuensi dari adanya evaluasi kebijakan, dan

(3)

Proses kebijakan ini berperan untuk memastikan bahwa kebijakan yang hendak

diambil benar-benar dilandaskan atas manfaat optimal yang akan diterima oleh publik dan

bukan asal menguntungkan pengambil kebijakan.

2.1.2 Implementasi Kebijakan

2.1.2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan

Secara umum istilah implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

pelaksanaan atau penerapan. Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan

yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Implementasi kebijakan merupakan

rangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan dirumuskan. Tanpa suatu implementasi maka

suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan sia-sia belaka. Oleh karena itu, implementasi

kebijakan mempunyai kedudukan yang penting didalam kebijakan publik (Tangkilisan, 2003:

17).

James E. Anderson menjelaskan implementasi adalah menyangkut Siapa dan Apa

(apa yang dilakukan dan apa dampaknya) serta sebagai aplikasi dari kebijakan oleh pelaksana

administrasi. Sedangkan Mazmania dan Sabatier mengatakan bahwa, makna implementasi

adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku

atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni

kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya usaha-usaha untuk

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat

atau kejadian-kejadian (Wahab, 2001:65).

(4)

dan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang

mengarah pada penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan. Tiga

kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi, yaitu:

1. Penafsiran, yaitu merupakan kegiatan yang menterjemahkan makna program kedalam

pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan.

2. Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menepatkan program ke dalam

tujuan kebijakan.

3. Penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah, dan

lain-lainnya. Proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya

menyangkut perilaku badan administratif yang bertanggungjawab untuk

melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran,

melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial

yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak

yang terlibat dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tujuan kebijakan, baik

yang negatif maupun yang positif (Tangkilisan, 2003:19).

2.1.2.2 Model Implementasi Menurut Para Ahli

Model implementasi dapat digunakan untuk memudahkan pelaksana kegiatan yang

telah direncanakan sebelumnya.

a. Model Gogin

Untuk mengimplementasikan kebijakan dengan model Gogin, maka perlu

diidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi tujuan-tujuan formal pada keseluruhan

(5)

kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi, (2) Kemampuan organisasi dengan

segala sumber daya berupa dan maupun insentif lainnya yang akan mendukung implementasi

secara efektif, dan (3) Pengaruh lingkungan dari masyarakat dapat berupa karakteristik,

motivasi,kecenderungan hubungan antar warga masyarakat, termasuk pola komunikasinya.

b. Model Grindle

Grindle menciptakan model implementasi sebagai kaitan antara tujuan dan

hasil-hasilnya, selanjutnya pada model ini hasil kebijakan yang dicapai akan dipengaruhi oleh isi

kebijakan yang terdiri dari : (1) kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi. (2) jenis atau tipe

manfaat yang dihasilkan, (3) derajat perubahan yang diharapkan, (4) letak pengambilan

keputusan, (5) pelaksanaan program, dan (6) sumber daya yang dilibatkan. Pengaruh

selanjutnya adalah lingkungan yang terdiri dari: kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor

yang terlibat, karakteristik lembaga penguasa, dan kepatuhan serta daya tanggap.

c. Model Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn

Model implementasi kebijakan oleh Meter dan Horn di pengaruhi oleh enam faktor,

yaitu: (1) standar kebijakan dan sasaran yang menjelaskan rincian tujuan keputusan kebijakan

secara menyeluruh, (2) sumber daya kebijakan berupa dana pendukung implementasi, (3)

komunikasi inter organisasi dan kegiatan pengukuran digunakan oleh pelaksana untuk

memakai tujuan yang hendak dicapai, (4) karakteristik pelaksanaan, artinya karakteristik

organisasi merupakan faktor krusial yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu program,

(5) kondisi sosial ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi hasil kebijakan, dan (6)

(6)

2.1.3 Keselamatan Kerja

2.1.3.1 Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’dan biasanya selalu

dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris

celakaan (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan

maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan

pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan

proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di

permukaan air, di dalam air, maupun di udara. Tempat-tempat kerja demikian tersebar pada

segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan

umum, jasa, dan lain-lain. Keselamatan kerja menyangkut segenap poses produksi dan

distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,

mengingat risiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju

dan mutakhir.

2.1.3.2 Kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja

termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang

terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah

melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui (Kansil, 1997:26). Hubungan kerja di sini dapat

(7)

pekerjaan. Dalam hal ini, kecelakaan yang terjadi merupakan akibat langsung dari pekerjaan

atau terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena

kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja atau perbuatan yang tidak selamat. Dengan

kata lain kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat

mengakibatkan kecelakaan. Ruang lingkup kecelakaan akibat kerja kadang-kadang diperluas,

sehingga meliputi juga kecelakaan yang terjadi saat perjalanan atau transport ke dan dari

tempat kerja.

Faktor penyebab kecelakaan dapat dilihat dari dimensi pokok, yaitu:

1. Berkaitan dengan sistem kerja yang merupakan penyebab utama dan kebanyakan

kecelakaan yang terjadi pada suatu organisasi baik dikantor maupun di pabrik atau

ditempat kerja lainnya.

2. Berkaitan dengan pekerjaannya selaku manusia biasa yang dalam hal akibat dan

sistem kerja, tetapi bisa juga bukan dari kelalaian manusianya selaku pekerja.

Pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari kecelakaan antara lain

mencakup tindakan:

a. Memperhatikan faktor-faktor keselamatan kerja

b. Melakukan pengawasan yang teratur

c. Melakukan tindakan koreksi terhadap kejadian

d. Melaksanakan program diklat keselamatan kerja dan menghindari cara kecelakaan

dan menghadapi kemungkinan timbulnya kecelakaan (Abdurrahmant, 2006:109).

2.1.3.3 Tujuan Keselamatan Kerja

(8)

• Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi secara produktivitas nasional

• Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja

• Memelihara dan mempergunakan sumber produksi secara aman dan efesien

Di dalam peraturan perundang-undang ditetapkan bahwa syarat-syarat keselamatan

kerja yakni:

- Mencegah dan mengurangi kecelakaan

- Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

- Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

- Memberi kesempatan, atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau

kejadian lain yang berbahaya

- Memberi pertolongan pada kecelakaan

- Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

- Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,

debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar, radiasi, suara dan getaran

- Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physic maupun

psychis, peracunan, infeksi dan penularan

- Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

- Menyelenggarakan udara yang cukup

- Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik

- Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

- Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses

(9)

- Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau

barang

- Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan

- Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang

- Mencegah terkenah aliran listrik yang berbahaya

- Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya

kecelakaannya menjadi bertambah tinggi (UU No. 1 Pasal 3 tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja).

2.1.4 Kesehatan Kerja

2.1.4.1 Pengertian Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga

kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun

sosial dengan usaha preventif dan kuratif. Di dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental spritual maupunsosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Bidang kesehatan kerja mempunyai implikasi luas baik secara mikro maupun makro.

Potensi munculnya berbagai penyakit akibat kerja yang dialami pekerja akan merugikan

perusahaan dari segi biaya kesehatan, absen kerja yang pada ujungnya menganggu

kenyamanan kerja. Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan resiko bahaya

di tempat kerja menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam bekerja. Dalam

Undang-Undang No. 23 tahun 1992 pasal 23 dinyatakan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar

(10)

sekelilingnya, agar diperoleh kenyamanan kerja yang optimal sejalan dengan perlindungan

tenaga kerja.

Perusahaan yang mempunyai banyak pegawai, apalagi yang memukimkan

karyawannya disuatu daerah, sebaiknya menentukan jenis atau bentuk pelayanan kedokteran

(medical service) atau pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). Pelayanan

kesehatan (health service) adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit,

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

Di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 pasal

1 tentang pelayanan kesehatan kerja bahwa pelayanan kesehatan adalah usaha kesehatan yang

dilaksanakan dengan tujuan:

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun

mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.

2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari

kerjaan atau lingkungan kerja

3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga

kerja

4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang

menderita sakit.

Suatu pelayanan kesehatan perusahaan dapat dikatakan baik apabaila memenuhi

(11)

1. Tersediah (available), perusahaan harus menyediakan pelayanan kesehatan untuk

karyawannya dengan cara mempunyai poliklinik atau rumah sakit, bila tidak

menyerahkannya kepada pihak ketiga

2. Wajar (appropriate), pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan, misalnya suatu

perusahaan tambang haruslah menyediahkan pelayanan bedah, karena kemungkinan

akan sering terjadi kecelakaan akibat bekerja dengan alat-alat berat (dozer, crane,

shovel, excavator).

3. Berkesinambungan (continue), pelayanan kesehatan yang memerlukan kelanjutan

harus diberikan berkesinambungan. Pemeriksaan kesehatan berkala harus dilakukan

secara periodik sehingga keadaan kesehatan karyawan bisa di pantau terus menerus.

4. Dapat diterima (acceptable), suatu perusahaan besar dengan laba yang besar tentu saja

tidak layak bila memberikan fasilitas kesehatan yang minimal. Karyawan tidak akan

menerimanya. Itu berarti pelayanan tidak acceptable. Sedangkan perusahaan yang

belum mampu meberikan pelayanan kesehatan yang lengkap sesuai standar, bisa

memberikan pelayanan yang minimal tetapi dengan memberikan penjelasan kepada

karyawannya bahwa perusahaan belum mampu. Apabila alasan ini masuk akal, maka

karyawan akan bisa menerima layanan tersebut dengan iklas. Jadi walaupun

pelayanannya minimal, tetapi tetap acceptable.

5. Dapat tercapai (accessible), pelayanan kesehatan yang diupayakan harus muda

dicapai. Karyawan yang lokasi kerjanya jauh dari tempat fasilitas kesehatan haru

mendapat jemputan untuk pemeriksaaan kesehatan, atau apabila ada kecelakaan harus

bisa cepat dijemput dengan ambulance untuk medical evacuation

6. Terjangkau (affordable), perusahaan bisa memilih pelayanan kesehatan yang sesuai

(12)

pelayanan kesehatan yang efektif dan efesien, namun tidak setiap cara cocok untuk

suatu perusahaan.

2.1.5 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.1.5.1 Pengertian program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu program yang dibuat pekerja

maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja

dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat

kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan

dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah usaha perlindungan, pencegahan dan

penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan sebagai berikut:

• Perlindungan terhadap kecelakaan yang dapat menimpah:

- Tenaga kerja (pegawai dan non pegawai) dan orang lain yang berada ditempat

kerja/ berhubungan dengan kegiatan Perseroan (umum dan pelanggan)

- Sumber produksi seperti material, peralatan, bangunan, instalasi dan aset

perseroan lainnya

- Proses produksi, seperti pembangunan, pembangkitan, penyaluran, dan

distribusi tenaga listrik

- Hasil produksi, seperti pemanfaatan tenaga listrik oleh pelanggan

(13)

yang artinya keselamatan, kesehatan dan lingkungan. Aspek lingkungan dalam kaitannya

dengan kesehatan dan keselamatan kerja juga merupakan hal yang sangat penting, namun

dalam pembahasan berikut yang akan menjadi fokus utamanya adalah keselamatan dan

kesehatan kerja (Suria, 2011:130).

Menurut Sedarmayanti (2000), mengemukakan bahwa keselamatan dan kesehatan

kerja adalah pengawasan terhadap manusia, mesin, material dan metode yang mencakup

lingkungan kerja agar karyawan tidak mengalami cidera. Keselamatan dan kesehatan kerja

juga memiliki sasaran yang hendak dicapai yaitu:

1. Didokumentasikan, diterapkan dan dirawat.

2. Terukur, dapat diterapkan dan sesuai denga

3. Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait

pada pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan bisnis dan operasional serta

pandangan pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas operasional

organisasi/perusahaan).

2.1.5.2 Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penerapan K3

pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tenta

Di dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :

1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di

(14)

Dari penjabaran tujuan penerapan K3 di tempat kerja berdasarkan Undang-Undang

nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja di atas terdapat harmoni mengenai

penerapan K3 di tempat kerja antara Pengusaha, Tenaga Kerja dan Pemerintah/Negara.

Sehingga di masa yang akan datang, baik dalam waktu dekat ataupun nanti, penerapan K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Indonesia dapat dilaksanakan secara nasional

menyeluruh dari Sabang sampai Meraoke. Seluruh masyarakat Indonesia sadar dan paham

betul mengenai pentingnya K3 sehingga dapat melaksanakannya dalam kegiatan sehari-hari

baik di tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal.

2.1.6 Kenyamanan

2.1.6.1 Pengertian Kenyamanan

Menurut KamusBesarBahasaIndonesia, nyaman adalah segar; sehatsedangkan

kenyamananadalah keadaannyaman;kesegaran;kesejukan. Kolcaba(2003) menjelaskanbahwa

kenyamaansebagaisuatukeadaantelahterpenuhinya kebutuhandasarmanusiayang

bersifatindividualdanholistik.Dengan terpenuhinya kenyamanan dapat menyebakan

perasaan sejahtera pada diri individu tersebut.

Kenyamanandanperasaannyamanadalahpenilaian komprehensif seseorang terhadap

lingkungannya. Manusiamenilai kondisi lingkungan berdasarkanrangsangan

yangmasukkedalamdirinyamelaluikeenamindera

melaluisyarafdandicernaolehotakuntukdinilai.Dalamhaliniyangterlibat tidakhanya

masalahfisikbiologis,namunjuga perasaan. Suara,cahaya,bau,suhu

danlain-lainrangsanganditangkapsekaligus,laludiolaholehotak.Kemudian otak

akanmemberikanpenilaian relatifapakahkondisiitunyamanatautidak.

(15)

kenyamanan merupakan suatu kondisi perasaan dan sangat tergantung padaorangyang

mengalamisituasitersebut.Kitatidakdapatmengetahuitingkat kenyamananyang dirasakanorang

lainsecaralangsung ataudenganobservasi melainkanharusmenanyakanlangsung padaorang

tersebutmengenaiseberapa nyaman dirimereka, biasanyadenganmenggunakan istilah-istilah

sepertiagak tidak nyaman, mengganggu, sangat tidak nyaman,atau mengkhawatirkan.

Berdasarkanuraiandiatasdapatdisimpulkanbahwa kenyamananadalah

suatukontinumperasaandaripaling nyamansampaidenganpalingtidaknyaman yang

dinilaiberdasarkanpersepsimasing-masing individupadasuatu halyang dimananyaman

padaindividu tertentu mungkinberbedadengan individulainnya.

Aspek Dalam Kenyamanan

Menurut Kolcaba (2003)aspekkenyamanan terdiri dari:

a. Kenyamananfisikberkenaandengansensasitubuhyangdirasakanoleh individu

itu sendiri.

b. Kenyamanan psikospiritual berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang

meliputikonsepdiri,harga diri,maknakehidupan,seksualitashingga

hubunganyangsangat dekat dan lebih tinggi.

c.Kenyamanan lingkungan berkenaandenganlingkungan,kondisidan

pengaruhdariluarkepada manusia sepertitemperatur,warna,suhu,

pencahayaan.

2.1.6.2 Faktor-faktoryang Mempengaruhi Kenyamanan

(16)

a. Sirkulasi

Kenyamanandapatberkurang karenasirkulasiyangkurangbaik,sepertitidak

adanyapembagianruangyang jelasuntuksirkulasimanusiadan kendaraan

bermotor,atautidakadapembagiansirkulasiantararuang satudenganlainnya.

Sirkulasidibedakanmenjadiduayaitusirkulasididalamruangdansirkulasidi luarruang

atauperalihanantaradalamdanluarsepertifoyerataulobby,koridor, atau hall.

b. Daya alam atau iklim

1. Radiasi matahari

Dapatmengurangikenyamananterutamapadasiang hari,sehinggaperluadanya peneduh.

2. Angin

Perlu memperhatikan arah angin dalam menata ruang sehingga tercipta

pergerakananginmikroyangsejukdanmemberikankenyamanan.Padaruang

yang luas perlu diadakan elemen-elemen penghalang angin supaya kecepatan

anginyangkencangdapat dikurangi.

3. Curah hujan

Faktucurahsering menimbulkangangguanpadaaktivitasmanusiadiruang luar

sehinggaperlu di sediakan tempat berteduh apabilaterjadi hujan (shelter,gazebo).

4. Temperatur

Jikatemperaturruangsangatrendahmaka temperaturpermukaankulitakan

menurundansebaliknyajikatemperatur dalam ruang tinggiakanmengalami

kenaikanpula. Pengaruhbagiaktivitaskerja adalahbahwa temperaturyangterlalu

dinginakanmenurunkangairahkerjadantemperaturyang terlampaupanasdapat membuat

(17)

c. Kebisingan

Pada daerahyangpadatsepertiperkantoranatauindustri,kebisinganadalahsalah

satumasalahpokokyangbisamengganggukenyamananpara pekerjayangberada

disekitarnya.Salahsatucara untukmengurangikebisinganadalahdengan menggunakan

alat pelindungdiri (ear muff, ear plug).

d. Aroma atau bau-bauan

Jikaruang kerjadekatdengantempatpembuangansampahmakabauyang tidak

sedapakanterciumolehorangyang melaluinya.Haltersebutdapatdiatasidengan

memindahkansumberbautersebutdanditempatkanpadaareayangtertutupdari

pandanganvisualsertadihalangioleh tanamanpepohonanatausemakataupun dengan

peninggian mukatanah.

e. Bentuk

Bentuk dari rencana konstruksiharusdisesuaikandenganukuranstandarmanusia agar

dapat menimbulkanrasanyaman.

f. Keamanan

Keamananmerupakanmasalah terpenting,karena ini dapatmengganggudan

menghambataktivitasyangakandilakukan.Keamananbukansajaberartidari

segikejahatan(kriminal),tapijugatermasukkekuatan konstruksi,bentukruang, dan

kejelasanfungsi.

(18)

nyamankarenabebasdarikotoransampahataupunbau-bauanyang tidaksedap.

Padadaerahtertentuyang menututkebersihantinggi,pemilihanjenispohondan semak

harus memperhatikan kekuatan daya rontok daun dan buah.

h. Keindahan

Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh

kenyamanankarena mencakupmasalahkepuasanbatindanpanca indera.Untuk menilai

keindahancukupsulitkarenasetiap orang memilikipersepsiyang berbeda

untukmenyatakansesuatuituadalah indah. Dalamhalkenyamanan,keindahan dapat

diperoleh dari segibentuk ataupun warna.

i. Penerangan

Untuk mendapatkanpenerangan yangbaik dalam ruangperlu memperhatikan

beberapa halyaitu cahayaalami,kuat penerangan,kualitascahaya,daya penerangan,

pemilihan dan perletakan lampu. Pencahayaan alami di sinidapat

membantupeneranganbuatan dalam batas-batas tertentu, baikdan kualitasnya maupun

jarak jangkauannyadalam ruangan.

2.2 Hipotesis

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005:70).

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka penulis mengemukakan hipotesis

sebagai berikut:

(19)

Ada pengaruh antara pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) terhadap kenyamanan kerja karyawan.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh antara pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) terhadap kenyamanan kerja karyawan.

2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara

abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial

(Singarimbun, 1987: 33).

Dengan konsep, maka akan dapat melakukan abstraksi dan menyederhanakan

pemikirannya melalui penggunaan suatu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu

dengan lainnya. Dan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kenyamanan kerja karyawan

sangat berpengaruh terhadap kenyamanan karyawan dimana tanpa adanya jaminan

keselamatan dan kesehatan maka karyawan akan merasa diri mereka tidak dilindungi dan

yang pada akhirnya membuat kinerja karyawan menurun karena tidak merasakan nyaman

dalam bekerja. Oleh sebab itu, konsep yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka konsep pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

kenyamanan kerja karyawan Keselamatan dan

(20)

Operasionalisasi secara sederhana mengacuh pada langkah-langkah,

prosedur-prosedur atau operasi-operasi yang akan melalui pengukuran dan identifikasi

variabel-variabel yang akan di observasi . definisi operasional menurut Singarimbun (2006:46) adalah

unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengatur suatu variabel. Dengan

kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel. Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis, maka

variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (x)

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat

bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan dan

penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal

yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja, dan

tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian serta kondisi yang merujuk pada kondisi fisik

karyawan agar terhindar dari penyakit yang ditimbulkan akibat kerja yang dapat mengganggu

aktivitas karyawan (Serdamayanti, 2004).

Adapun indikator-indikator keselamatan dan kesehatan kerja yaitu sebagai berikut

- Ketersediaan alat-alat pelindung

- Pembinaan SDM melalui pendidikan dan training

- Pengetahuan

- Jaminan kecelakaan kerja dan frekuensi kecelakaan kerja

- Adanya kelengkapan unit perusahaan seperti alat pemadam kebakaran, kotak

P3K dan lain-lain

(21)

- Pelayanan kesehatan

- Kebersihan lingkungan, air dan udara di tempat kerja

- Fasilitas kesehatan yang diberikan oleh perusahaan seperti rumah sakit

2. Variabel Terikat (Y)

Kenyamanan adalah suatu kontinum perasaan dari paling nyaman sampai dengan

paling tidak nyaman yang dinilai berdasarkan persepsi masing-masing individu pada suatu

hal yang dimana nyaman pada individu tertentu mungkin berbeda dengan individu

lainnya. (Sanders dan McCormick, 1993) (Kolcaba, 2003).

Kenyamanan kerja karyawan dengan indikator sebagai berikut:

- Sikap karyawan untuk meningkatkan kualitas kerja

- Keahlian dan keterampilan karyawan didalam bidang pekerjaan

- Kemampuan menyelesaikan pekerjaan

- Disiplin kerja

- Keluhan dan pujian atasan

- Keberhasilan dan kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan

Gambar

Gambar 1. Kerangka konsep pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara agar penyewaan kamar suatu Hotel dapat diproses dengan cepat dan mudah adalah dengan membuat Sistem Pemesanan dan Pembayaran Sewa Kamar sehingga dapat diketahui

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2010 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha Di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

Tujuan penulisan ini adalah membantu dalam meningkatkan kinerja marketing dalam mengolah data dan informasi dengan cepat, tepat dan lengkap, dan informasi yang berguna bagi

[r]

Dengan melihat dari dasar tersebut, maka akan memudahkan hasil dari program test IQ yang lebih canggih dengan memperhatikan sistem dan cara pembuatan yang baik juga

Berdasarkan surat Pejabat Pembuat Komitmen DIPA Direktorat Bina Pemagangan Nomor | 8.157llattas-l4ag/PPK/Vl/2013 tanggal 24 Juni 2013 tentang Penetapan Pemenang Pekerjaan

The histogram equalization doesn’t make the result image look better than the original image. Consider the histogram of the result image, the net effect of this method is to map

Jadi, model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan unutk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung