TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi pohon kemenyan
Di Sumatera Utara jenis tanaman ini umumnya tumbuh secara alami dengan jenis yang dimanfaatkan antara lain kemenyan toba (Styrax sumatrana), kemenyan durame (Styrax benzoin) dan kemenyan bulu (Styrax benzoin var hiliferum). Dari ketiga jenis tersebut kemenyan toba merupakan jenis yang paling banyak diusahakan karena dianggap menghasilkan getah dengan kualitas terbaik dan kuantitas yang lebih banyak(Nurmaisaroh, 2011).
Kemenyan toba termasuk dalam genus Styrax adalah jenis pohon yang tumbuh di lereng-lereng bukit dan pada tanah berpasir pada ketinggian 60-2100 mdpl. Secara taksonomi, kedudukan tanaman kemenyan dalam sistematika adalah sebagai berikut (Jayusman dkk, 1999).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Styracales
Famili
Genus
Spesies : Styrax spp
dibandingkan jenis toba. Getah yang dihasilkan memiliki aroma balsamat agak tajam, warna putih-kuning kecoklatan dengan ukuran butiran getah panjang 3-5 cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Pada perdagangan lokal harga getah kemenyan durame relatif lebih rendah dibandingkan jenis toba dan sering digunakan hanya sebagai getah pencampur dikilang kemenyan. Tipe perkecambahan benih kemenyan durame dan pertumbuhan tanaman di lapangan relatif lebih cepat dibandingkan jenis toba.Usia matang sadap jenis ini umumnya dimulai pada umur 5 tahun dengan ukuran diameter batang tanaman mencapai >10cm (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2014).
Ciri morfologis kemenyan
Kemenyan termasuk pohon besar, tinggi dapat mencapai 20-40m dan diameter batang mencapai 60-100 cm. Batang lurus dengan percabangan sedikit, kulit beralur tidak terlalu dalam (3-7 mm) dengan warna kulit merah anggur 10cm (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2014).
Kemenyan berdaun tunggal dan tersusun secara spiral.Daun berbentuk oval bulat, bulat memanjang (ellips) dengan dasar daun bulat dengan ujungruncing. Sebelah atas daun berwarna hijau dan sebelah bawah berwarnakekuning-kuningan dengan pinggiran daun rata. Panjang daun mencapai 4-15 cm,lebar daun 5-7,5 cm, tangkai daun 5-13 cm, helai daun mempunyai nervi 7-13 pasang. Warna daun jenis toba lebih gelap kecoklatan dan lebih tebal dibandingkan jenis durame dan bulu(Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2014).
bunga masing-masing 5 buah. Kemenyan berbunga secara teratur 1 kali setiap tahun.Waktu berbunga pada bulan November sampai Januari (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2014).
Buah kemenyan berbentuk bulat gepeng dan lonjong berukuran 2,5-3 cm. Biji berukuran 15-19 mm, dengan warna coklat keputihan. Biji kemenyanterdapat di dalam buah dengan kulit buah berukuran 1,75-3,1 mm. Biji kemenyan toba berwarna coklat tua dan lebih gelap (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2014).
Habitat dan penyebaran
Pohon kemenyan menyebar pada berbagai negara meliputi Malaysia, Thailand, Indonesia, dan Laos. Di Indonesia kemenyan memiliki daerah sebaran pohon kemenyan di Pulau Sumatera, Pulau Jawa bagian barat dan Kalimantan Barat.Sumatera memiliki sebaran terluas, terutama daerah Tapanuli dan Dairi.Diperkirakan hampir 67% dari luas kebun kemenyan yang ada di Indonesia terdapat di daerah Tapanuli Utara.Pohon kemenyan menyebar pada berbagai elevasi (60-2100 mdpl).Di daerah Palembang Sumatera Selatan dan Tapanuli Selatan, pohon kemenyan banyak ditemukan pada daerah dengan ketinggian 60-320 mdpl.Sentra kebun kemenyan di Tapanuli Utara yang dikenal secara luas rata-rata berada pada ketinggian lebih dari 600 mdpl.Pohon kemenyan tidak memerlukan persyaratan yang istimewa(Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2014).
Pemanfaatan kemenyan
bukan kayu (HHBK) nabati yang masuk dalam kelompok resin. Di dunia perdagangan, getah kemenyan terdiri atas dua jenis yaitu Sumatra benzoin dan
Siam benzoin.Sumatra benzoin diperoleh dari S. benzoin Dryand dan Siam Benzoin diperoleh dari S. tokinensis. Getah kemenyan memiliki banyak manfaat baik penggunaan lokal maupun sebagai komoditi ekspor.Kemenyan berguna untuk upacara ritual, campuran rokok, bahan pengawet, ekspektoran, antiseptik, industri kosmetik dan parfum (Nurmaisaroh, 2011).
Getah kemenyan mempunyai kegunaan yang cukup luas, mulai dari industri farmasi, parfum, rokok dan lain-lain. Beberapa kegunaan antara lain: 1. Sebagai tradisional, kemenyan banyak digunakan dalam acara-acara ritual atau
adat.
2. Industri farmasi, antara lain menggunakan kemenyan sebagai bahan pengawet, campuran obat batuk, sebagai obat tumor, bisul, muntah, disentri, demam, masalah kulit dan penceranaan. Kemenyan juga digunakan untuk mengobati arthtritis dan menurunkan kadar kolesterol jahat.
3. Industri parfum yaitu sebagai bahan baku wewangian, terapi kesehatan maupun kecantikan, dan pengikat aroma (Badan Penelitian Kehutanan Aek Nauli, 2013).
Perbanyakan tanaman dengan stek pucuk
ditinggalkan 1/3 bagian.Sebelum disemai sebaiknya bagian bawah stek direndam dalam larutan hormon pertumbuhan dengan konsentrasi 20 gr/liter selama 15-20 menit.Media semai stek untuk pengakaran berupa pasir halus setebal 20-25 cm yang diletakkan di bawah sungkup plastik untuk menjaga kestabilan kelembaban.Sebelum digunakan media sebaiknya disterilisasi dengan menyiram larutan fungsida Benlate (2 gr/liter) secara merata. Pemeliharaan stek yang utama adalah penyiraman (secara manual sebaiknya menggunakanknapsack sprayer pagi dan sore hari atau menggunakan alat “timer” yang mengatur secara periodik penyiraman secara mekanis (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2014).
Teknik stek adalah memanfaatkan bahan vegetatif dari tumbuhan dan menumbuhkannya menjadi individu tumbuhan baru.Oleh sebab itu, teknik stek memerlukan pohon induk sebagai sumber bahan stek.Untuk memperoleh stek yang baik diawali dengan pemilihan sumber stek yang berkualitas dengan memperhatikan kesehatan batang dan daun, tunas vertikal (orthotropic), tunas muda (juvenile) (Badan Litbang Kehutanan, 2007).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan stek
Faktor keberhasilan stek dapat berasal dari dalam maupun dari luar.Faktor luar seperti suhu, kelembaban, media perakaran, intensitas cahaya dan hormon pengatur tumbuh. Faktor dalam diantaranya adalah kondisi fisiologis stek, waktu pengumpulan stek dan lain sebagainya (Nababan, 2009).
Ada beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan stek antara lain suhu dan kelembaban. Suhu udara yang tepat untuk merangsang pembentukan primordial akar untuk setiap jenis tanaman berbeda-beda.Suhu udara yang optimal untuk pembentukan akar pada kebanyakan jenis tanaman pada bedeng stek adalah sekitar 29oC, karena suhu ini dapat merangsang pembelahan sel dalam perakaran.Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi dapat menyebabkan stek mati (Rumayasari, 2006).
Pada sistem perakaran perbanyakan vegetatif, stek pucuk menghasilkan jumlah akar dan panjang akar lebih tinggi dibandingkan stek batang.hal ini dikarenakan stek pucuk mampu membentuk akar lebih cepat dibandingkan dengan stek batang. pada stek pucuk sel sel pada dasar stek lebih meristematik sehingga mudah membentuk akar dan hormon auksin terus disintetis dibagian pucuk juga membantu pertumbuhan akar (Yusmaini, 2009).
Keberhasilan teknik stek pucuk untuk tanaman kehutanan telah dilaporkan oleh Putri dan Danu (2014) pada tanaman kemenyan dengan persentase stek berakar kemenyan terbesar (83,54 %) dihasilkan oleh stek dari bibit umur 4 bulan dengan tanpa pemberian ZPT IBA. Kombinasi bahan stek dari bibit umur 2 bulan yang diberi ZPT IBA 750 ppm menghasilkan panjang tunas stek terbesar (3,98 cm). Jumlah akar terbanyak dicapai oleh stek dari anakan umur 2 bulan dengan tanpa pemberian ZPT IBA (15 buah). Stek dari anakan umur 2 bulan menghasilkan panjang akar terbesar (4,89cm). Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh .
Media tanam stek
dan tingkat ionisasi pada media. Sifat fisik lebih diarahkan pada karakteristik fisik dari media yang digunakan seperti kemampuan mengikat air dan porositas media. Sehingga media stek yang ideal adalah media yang dapat memiliki aerasi yang cukup namun dapat mengikat air. Media tumbuh yang baik adalah media yang higenis atau populasi mikrobanya rendah, jika tidak akan menyebabkan pembusukan pada batang stek yang diakibatkan oleh spora atau hipa jamur. Untuk mengurangi kandungan mikroorganisma didalam media dapat dilakukan perlakuan penjemuran atau pengukusan (Badan Litbang Kehutanan, 2007).
Karakteristik media tanam pasir dan arang sekam
Pasir merupakan media yang mudah tersedia bersih dan daya rekatnya rendah. Pasir tidak menyimpan kelembaban sehingga membutuhkan frekuensi penyimpanan yang lebih. Penggunaan tunggal tanpa adanya campuran media lain akan membuat pasir bersifat kasar sehingga memberikan hasil yang baik (Hartmann et al. 1997).
Sekam dan arang sekam padi sering digunakan di persemaian. Arang yang berwarna hitam dapat menyerap panas sehingga suhu tanah naik dan mempercepat pertumbuhan semai. Sekam padi sangat baik sebagai pendukung media atau pengganti tanah pertanian. Apabila sekam padi mengalami penguraian, maka sekam akan membebaskan unsur P dan K dengan kadar yang cukup berarti (Susilowati, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harsono (2002) dalam