• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Kantor Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Kantor Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Medan."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Motivasi Kerja

2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan” atau

daya penggerak. Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang

anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentu k

keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan

berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan

kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi

yang telah ditentukan sebelumnya Siagian (2003). Sedangkan menurut Jackson

(2006) motivasi merupakan hasrat di dalam seseorang yang menyebabkan orang

tersebut melakukan tindakan.

Menurut Mangkunegara (2009) motivasi merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan

organisasi. Robbins (2006) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu kerelaan

untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang

dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.

Menurut Wibowo (2007) Motivasi merupakan proses psikologis yang

membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau

(2)

beperilaku dalam cara-cara tertentu Griffin (2003). Menurut Sutrisno (2014)

motivasi adalah faktor seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Motivasi

merujuk pada kekuatan-kekuatan internal dan eksternal seseorang yang

membangkitkan antusiasme dan perlawanan untuk melakukan serangkaian tindakan

tertentu. Motivasi karyawan mempengaruhi kinerja, dan sebagian tugas seorang

atasan adalah menyalurkan motivasi menuju pencapaian tujuan-tujuan organisasional.

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja

bawahannya, agar mereka mau bekerja dengan memberikan semua kemampuan

dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Robbins (2003)

menyatakan bahwa motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas, arah,

dan usaha terus-menerus individu menuju pencapaian tujuan. Intensitas

menunjukkan seberapa keras seseorang berusaha. Tetapi intensitas tinggi tidak

mungkin mengarah pada hasil kinerja yang baik, kecuali usaha dilakukan dalam

arah menguntungkan organisasi.

Menurut Wibowo (2016) motivasi merupakan serangkaian proses yang

membangkitkan, mengarahkan, dan menjaga perilaku manusia menuju pada

pencapaian tujuan. Membangkitkan berkaitan dengan dorongan atau energi di

belakang tindakan.

Dari pendapat para ahli diambil kesimpulan motivasi adalah usaha yang

dilakukan oleh manusia untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Namun, agar

keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi tidaklah mudah didapatkan apabila tanpa

(3)

sesuai dengan dorongan yang dimiliki dan apa yang mendasari perilakunya.

2.1.2 Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Sunarti (2003) menyatakan 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi

motivasi, yaitu:

1. Perbedaan karakteristik individu

2. Perbedaan karakteristik pekerjaan

3. Perbedaan karakteristik lingkungan atau organisasi

Purnomo (2004) menyatakan bahwa 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi

motivasi, yaitu:

1. Kemungkinan untuk berkembang

2. Jenis pekerjaan

3. Apakah mereka merasa bangga menjadi bagian dari organisasi tempat mereka

bekerja

Menurut McGuire (2004) motivasi dapat dibagi atas motivasi internal dan

eksternal yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Motivasi internal

Berbagai kebutuhan keinginan dan harapan yang terdapat di dalam pribadi

seseorang. Kekuatan ini mempengaruhi pribadi dengan menentukan berbagai

pandangan yang menurut pikiran untuk memimpin tingkah laku dalam situasi yang

khusus. Teori kepentingan dipandang sebagai suatu bentuk dari motivasi internal

(4)

2. Motivasi eksternal

Teori motivasi eksternal meliputi kekuatan yang ada dalam diri individu seperti

halnya faktor pengendalian oleh atasan, juga meliputi hal yang berkaitan dengan

pekerjaan seperti halnya gaji/upah, keadaan kerja dan kebijaksanaan organisasi

dan pekerjaan yang mengandunng hal-hal seperti penghargaan, pengembangan

dan tanggung jawab. Karyawan berkreasi baik secara positif maupun negatif

terhadap sesuatu yang dilakukan pada atasannya, karena dipandang baik oleh

atasan untuk memanfaatkan motivasi eksternal yang dapat menemukan respon

yang positif dari karyawan.

2.2 Lingkungan kerja

2.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungann kerja merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan

kinerja karyawan, karena lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap

karyawan didalam menyelesaikan pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan

kinerja karyawan. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila karyawan

dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, serta, aman, dan nyaman. Oleh karena

itu penentuan dan penciptaan lingkungan kerja yang baik akan sangat menentukan

kerberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya apa bila lingkungan kerja

yang tidak baik akan dapat menurunkan motivasi serta semangat kerja dan akhirnya

dapat menurunkan kinerja karyawan.

(5)

kekuatan-kekuatan diluar yang berpotensi mempengaruhi kinerja organisasi,

lingkungan dirumuskan menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan khusus.

Lingkungan umum adalah segala sesuatu diluar organisasi yang memiliki potensi

untuk mepengaruhi organisasi, lingkungan ini berupa kondisi sosial dan teknologi.

Sedangkan lingkungan khusus adalah bagian lingkungan yang secara langsung

berkaitan dengan pencapaian sasaran-sasaran sebuah organisasi.

Menurut Gouzali (2000) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai

keseluruhan sarana prasarana kerja yang ada disekitar karyawan yang sedang

melaksanakan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pekerjaan itu sendiri. Sedangkan

menurut Nitisemito (2000) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja terdiri dari lingkungan kerja fisik dan

nonfisik yang melekat pada karyawan sehingga tidak dapat dipisahkan untuk

mendapatkan kinerja karyawan yang baik. Menurut Nuraini (2013) lingkungan kerja

adalah segala sesuatau yang ada disekitar karyawan yang dapat mempengaruhi dalam

menjalankan tugas yang diembankan kepadanya.

Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangatlah penting, dalam hal

ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja

dalam menyelenggarakan aktivitas organisasi. Sesuai dengan Keputusan Kementerian

Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan kesehatan

lingkungan Kerja bahwa lingkungan kerja perkantoran meliputi semua ruangan,

(6)

dengan tempat kerja untuk kegiatan perkantoran. Persyaratan kesehatan lingkungan

kerja dalam keputusan ini diberlakukan baik terhadap kantor yang berdiri sendiri

maupun yang berkelompok.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah

segala sesuatu yang ada disekitar karyawan bekerja yang mempengaruhi karwayan

dalam melaksanakan beban tugasnya..

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Nawaw i (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja

adalah sebagai berikut :

1. Kondisi fisik (kondisi kerja) merupakan keadaan kerja dalam perusahaan yang

meliputi penerangan tempat kerja, penggunaan warna, pengaturan suhu udara,

kebersihan dan ruang gerak.

2. Kondisi non fisik (iklim kerja) sebagai hasil persepsi karyawan terhadap

lingkungan kerja tidak dapat dilihat atau di sentuh tetapi dapat dirasakan oleh

karyawan tersebut. Iklim kerja dibentuk oleh para pemimpin yang berarti

pimpinan tersebut harus mempunyai kemampuan dalam membentuk iklim kerja

tersebut. Iklim kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula bagi

kualitas kerja karyawan dalam membina hubungan kerja.

2.2.3 Jenis Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis

(7)

1. Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di

sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat di bagi menjadi dua

katagori yaitu lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan dan

lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja

yang mempengaruhi kondisi manusia.

2. Lingkungan kerja non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan

dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun sesama rekan

kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga

merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

Pernyataan tersebut didukung oleh Nawawi (2003) yang mengatakan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan kerja fisik meliputi :

a. Keadaan bangunan

Keadaan bangunan gedung atau tempat kerja yang menarik termasuk

didalamnya ruang kerja yang nyaman dan mampu memberikan ruang gerak

yang cukup bagi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya serta mengatur

ventilasi yang baik sehingga para karyawan merasa betah bekerja.

b. Tersedianya beberapa fasilitas

(8)

1) Peralatan bekerja yang cukup memadai sesuai dengan jenis pekerjaan

masing-masing karyawan.

2) Tempat istirahat, tempat olahraga berikut kelengkapannya, kantin atau

kafetaria, tempat ibadah, tempat pertemuan dan sebagainya.

3) Sarana transportasi khusu antar jemput karyawan

c. Letak gedung yang strategis

Lokasi gedung haarus strategis sehinggga mudah dijangkau dari segala

penjuru dengan kendaraan umum.

2. Lingkungan kerja non fisik meliputi:

a. Adanya perassaan aman

Perasaan aman dari diri karyawan dalam menjalankan pekerjaannya seperti:

rasa aman dari bahaya yang mungkin timbul pada saat menjalankan

pekerjaannya, merasa aman dari pemutusan hubungan kerja yang

sewenang-wenang dan merasa aman dari segala macam bentuk tuduhan sebagai akibat

dar saling curiga diantara para karyawan.

b. Adanya perasaan puas

Perasaan puas akan terwujud apabila kebutuuhan karyawan dapat terpenuhi

baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan sosial.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli tersebut, fasilitas kerja yang

merupakan bagian dari lingkungan kerja fisik sangat memberikan dampak yang

cukup siginifikan terhadap kinerja karyawan. Maka dari hal itu, untuk

(9)

tujuan memberikan kenyamanan pada lingkungan kerja.

2.2.4 Manfaat lingkungan kerja

Menurut Ishak & Tanjung (2003) manfaat lingkungan kerja adalah

menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja meningkat.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang

termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Yang artinya pekerjaan

diselesaikan sesuai standard yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan.

Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak akan

menimbulkan terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.

2.3 Kinerja Karyawan

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi dalam mengelola,

mengatur, memanfaatkan karyawan sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk

tercapainya tujuan. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun

alat-alat yang dimiliki organisasi begitu canggihnya, alat-alat canggih yang dimiliki tidak

akan bermanfaat jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan. Sumber daya manusia

merupakan faktor potensial. Optimalisasi sumber daya manusia menjadi titik sentral

perhatian organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Kinerja berasal dari kata performance, pengertian performance sebagai hasil

kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya

(10)

Wibowo (2007) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat

dengan tujuan strategis organisasi.

Faktor utama yang berkaitan dengan tujuan organisasi adalah mengukur

seberapa baik karyawan dapat melakukan suatu pekerjaan. Kinerja adalah hasil kerja

secaraa kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

(Mangkunegara, 2011).

Menurut Moeheriono (2009) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis

suatu organisasi.Kinerja adaah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari

tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja (Sutrisno, 2014)

Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan

adalah hasil kerja yang dilakukan seseorang dalam suatu organisasi agar tercapainya

tujuan yang diinginkan suatu organisasi.

2.3.2 Penilaian Kinerja

Menurut Handoko (2002) penilaian kinerja adalah usaha untuk merencanakan

dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan sesuai tujuan

yang telah ditetapkan, penilaian prestasi kerja juga merupakan proses mengevaluasi dan

menilai prestasi kerja karyawan waktu yang lalu atau untuk memprediksi prestasi kerja

(11)

Handoko (2002) menyebutkkan bahwa penilaian kinerja terdiri dari 3

kriteria yaitu:

1. Penilaian berdasarkan hasil yaitu penilaian yang didasarkan adanya target-target

dan ukurannya spesifik serta dapat diukur.

2. Penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaian perilaku-perilaku yang berkaitan

dengan pekerjaan.

3. Penilaian berdasarkan judgement yaitu penilaian yang berdasarkan kualitas

pekerjaan, kreativitas, semangat kerja, kepribadian, keramahan, integritas pribadi

serta kesadaran dan dapat dipercaya dalam menyelesaikan tugas.

2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja memang memakan waktu yang cukup lama untuk

mendapatkan hasil. Namun penilaian kinerja memiliki tujuan utama yang paling

penting adalah untuk menghasilkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan

bagi pencapain tujuan organisasi. Menurut Sofyandi (2008) tujuan penilaian kinerja

dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu evaluasi dan pengembangan.

Kedua tujuan tersebut tidaklah terpisah, tetapi memang secara tidak langsung

berbeda dari segi orientasi waktu, metode, serta peran atasan dan bawahan. Dengan

mengkombinasikan aspek evaluasi dan aspek pengembangan penilaian kinerja

haruslah menyediakan dasar bagi keputusan personalia, meningkatkan SDM melalui

penempatan kerja yang lebih baik spesifikasi kebutuhan akan pelatihan.

(12)

1. Manfaat bagi karyawan yang dinilai antara lain:

a. Meningkatkan motivasi

b. Meningkatkan kepuasan kerja

c. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan

d. Adanya kesempatan berkomunikasi keatas

e. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi

2. Manfaat bagi penilai

a. Meningkatkan kepuasan kerja

b. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikassi

c. Kecenderungan kinerja karyawan

d. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer ataupun karyawan

e. Sebagai srana meningkatkan motivasi karyawan

f. Bisa mengidentiffikasi kesempatan untuk rotasi karyawan

3. Manfaat bagi perusahaan

a. Memperbaiki seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan

b. Meningkatkan kualitas komunikasi

c. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan

d. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan

untuk masing-masing karyawan.

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

(13)

motivasi, kepuasan kerja, tingkat setres, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi,

desain pekerjaan, komitmen terhadap organisasi dan aspek-aspek ekonomis, teknis

serta keperilakuan lainnya.

Menurut As'ad (2001) menyatakan ada dua macam faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang yaitu:

1. Faktor Individual

Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat fisik, minat dan

motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta faktor

individual lainnya.

2. Faktor Situasional

a. Faktor fisik pekerjaan, meliputi metode kerja, kondisi dan desains

perlengkapan kerja, penentuaan ruang, dan lingkungan fisik.

b. Faktor sosial dan organisasi, meliputi peraturan organisasi, jenis latihan dan

pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.

Menurut Kuswandi (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan, antara lain sebagai berikut:

1. Kepuasan karyawan

Kepuasan karyawan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

mendapatkan hasil kerja yang optimal. Kepuasan kerja karyawan mencerminkan

perasaan seseoraang terhadap pekerjaannya.

2. Kemampuan Karyawan

(14)

oleh karyawan itu sendiri. Karyawan dengan kemampuan teknis maupun

operasional yang tinggi untuk sebuah tugas akan meningkatkan semangat

kerjanya. Seorang karyawan merasa termotivasi dan memiliki kinerja yang

baik, jika ia memiliki pengetahuan yang memadai terhadap bidang tugas dan

tanggung jawabnya.

3. Kepemimpinan

Dalam kehidupan beroganisasi, kepemimpinan memengang peranan penting dalam

usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Baik tidaknya suatu kepemimpinan

akan menentukan kinerja karyawan. Kepemimpinan yang mengairahan karyawan

merupakan sumber motivasi, sumber semangat dan sumber disiplin dalam

melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab mereka.

4. Motivasi

Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh efektivitas

kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Pimpinan harus memiliki

teknik-teknik untuk dapat memelihara dan mempertahankan kinerja

karyawan, salah satunya dengan memberikan motivasi kepada karyawan agar

dapat bekerja secara optimal.

5. Lingkungan kerja

Terciptanya lingkungan kerja baik fisik, maupun non fisik yang kondusif

merupakan faktor yang memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan

kepuaan kerja karyawan.

(15)

1. Efektivitas dan Efesiensi

Suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa

kagiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan

mempunyai nilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan

ketidakpuasan walauapun efektif dinamakan tidak efisien. Sebaliknya bila akibat

yang dicari-cari penting atau remh maka kegiatan tersebut efisien.

2. Otoritas (wewenang)

Arti otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam organisasi

formal yang dimiliki (diterima) oleh seseorang anggota organisasi kepada

anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan

kontribusinya (sumbangan tenaganya). Perintah tersebut menyatakan apa yang

boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut.

3. Disiplin

Disiplin kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian

kerja dengan organisasi dimana dia kerja.

4. Inisiatif

Berkaitan dengan daya dan kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan

sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi, inisaiatif adalah gaya

dorong kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi.

2.3.5 Indikator-indikator Kinerja

(16)

berikut :

1. Kuantitas

Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti

jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas yang diukur dari

persepsi karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.

2. Kualitas

Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin, dedikasi. Tingkat dimana hasil

aktivitas yang dikehendaki mendekati sepurna dalam arti menyesuaikan beberapa

cara ideal dari penampilan aktivitas, maupun memenuhi tujuan-tujuan yang

diharapkan dari sutau aktivitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan

terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan, keterampilan, pengambilan

keputusan, efektivitas serta kemampuan tugas terhadap ketermapilan dan

kemampuan karyawan.

3. Keandalan

Keandalan merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan

dengan supervise minimum, seperti kemapuan atau keahlian apa yang miliki

seorang karyawan serta bagaimana seorang karyawan mampu memanfaatkan

waktu dengan baik.

4. Kehadiran

Kehadiran adalah keyakinan akan masuk kerja setiap hari dan sesuai dengan

(17)

5. Kemampuan bekerja sama

Kemampuan bekerja sama adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk

bekerja bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas, dan

berkomunikasi dengan rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah

ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya

2.4 Penelitian Terdahulu

Dapat dilihat pada Tabel 2.1.

2.5 Kerangka Koseptual

Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa, kerangka konseptual merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

2.6 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja

Robbins (2006)memberikan suatu pernyataan tentang adanya suatu

hubungan antara motivasi dan kinerja, pernyataan tersebut sebagai berikut:

“Bahwa seorang karyawan akan bersedia melakukan upaya yang lebih besar

apabila diyakininya bahwa upaya itu akan berakibat pada penilaian kinerja yang

baik, dan bahwa penilaian kinerja yang baik akan berakibat pada kenaikan gaji

serta promosi, dan kesemuanya itu memungkinkan yang bersangkutan untuk

(18)

2.4 Penelitian terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Diana Khairani Sofyan (2013)

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai BAPEPDA Aceh

Regresi Linier Sederhana

Bahwa Lingkungan Kerja pada BAPPEDA mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

Quraeshi, Iftikhar (2013)

Relationship Job Sress, Workload, Employess Turnover Intention: What we Know, What Should We Know

Analisis Regresi Berganda

setres kerja, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap turnover intention.

Agung, Sudibya, Wayan (2012)

Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi, Dan Kompenssasi Terhadap Kepuasan dan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali

Regresi Linier Sederhana

Hasil analisis membuktikan motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerja semntara kompetensi dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Hujaimatul Fauziah (2012)

Pengaruh Insentif Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1 Bandar Lampung.

Regresi Linier Sederhana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara insentif dan motivasi terhadap kinerja pegawai Kantor Dinas Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1 Bandar Lampung.

Emmanuel

Majekodunmi Ajala (2012)

The Influence of workplace

Environment On Workers Walfare, Performance and Productivity

Analisis Regresi Linier Berganda

(19)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Munparidi (2012) Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang

Regresi Linier Berganda

Lingkungan kerja memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang nyaman dan manyenangkan, akan membentuk budaya kerja yang cukup produktif sehingga setiap anggota selalu termotivasi untuk memberikan peforma terbaik untuk menyelesaikan sesuai dengan pekerjaannya. Dengan adanya lingkungan yang nyaman, aman, budaya kerja yang

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara

Analisis Deskriptif dan Analisis Linier Berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis deskriptif bahwa secara parsial lingkungan kerja fisik dan non fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Joseph, Chares

(2003)

The Influence Of Subjective Arletness

And Motivation On Human

Performance Independent Of

Circadian And Homeostatic Regulation

Analisis Regresi Linier Berganda

(20)

2.7 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Lingkungan Kerja mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap kinerja

karyawan, motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh karyawan harus ditumbuhkan

dari dalam diri sendiri dan dari lingkungan kerja, karena motif berprestasi yang

ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika

situasi lingkungan kerja turut menunjnag maka pencapaian kinerja akan lebih mudah

(Mangkunegara, 2004).

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka model kerangka konseptual

yang digunakan adalah sebagai berikut:

Sumber: McGuire (2004:138), Sedarmayanti (2001:21), Marthis dan Jackson (2006:373).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Arikunto (2006) Suatu hipotesis

akan diterima apabila data yang dikumpulan mendukung pernyataan. Hipotesis Motivasi

(X1)

Lingkungan Kerja

(X2)

Kinerja Karyawan

(21)

merupakan angapan dasar yang kemudian membuat seuatu teori yang masih masih harus

diuji kebenarannya. Jadi hipotesis merupakan jawaban sementara pernyataan-pernyataan

yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Dalam kaitannya dengan pengaruh

motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di atas, maka dirumuskan

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

di Kantor Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Medan.

H2 : Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan di Kantor Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Medan.

H3 : Motivasi kerja dan lingkungan kerja secara serempak atau bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Kantor

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada dasarnya prinsip kerja dari sensor asap dan gas MQ-2 adalah mendeteksi keberadaan gas - gas yang dianggap mewakili kandungan dari asap rokok, yaitu gas

Pendukung Pertumbuhan Industri dan Jasa dalam Koridor 2, MP3EI dengan meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa antara pelabuhan tanjung priok dengan Kawasan Industri di area

Makalah ini membahas pengembangan kurikulum IPA dan Fisika yang lebih fleksibel di sekolah dengan menekankan pengajaran inkuiri secara sempurna, sehingga bagi guru fisika diharapkan

Jangan lupa search dan start chat pada bot server pengirim notif absensi untuk mendapatkan pesan notif jika ada absensi masuk... LAMPIRAN C

Singkapan batuan di daerah Tanjungbatu dimana endapan jatuhan pirokastik ditindih secara langsung oleh aliran lava andesit basal, tebal keseluruhan lebih dari 25

percobaan kelima dengan skenario pengujian run test program dengan interval 1, 2,dan 6 jam dengan total waktu sebesar 24 jam, diperoleh tingkat keberhasilan 100%

Pada bulan Maret 2017 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0008 persen dengan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah Komoditas televisi