• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perdagangan Komoditi Karet di Daerah Aliran Sungai Batang Hari Jambi Tahun 1906 – 1942

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perdagangan Komoditi Karet di Daerah Aliran Sungai Batang Hari Jambi Tahun 1906 – 1942"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Jambi merupakan sebuah wilayah kesultanan sejak tahun 1615 -1906.

Wilayahnya tercatat membentang 350 kilometer dari Timur ke Barat dan 220

kilometer dari Utara ke Selatan.1 Jambi memiliki posisi yang sangat strategis yakni di

cekungan sebuah sungai yang memiliki banyak anak sungai, Batang Hari merupakan

sungai utama yang ada di wilayah Kesultanan Jambi.2

Sungai Batang Hari berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di

Selat Berhala. Sungai Batang Hari merupakan sungai yang memiliki kawasan Daerah

Aliran Sungai (DAS) terbesardi Sumatera yang berkelok kelok menyusuri wilayah

sepanjang 800 kilometer. Sungai yang menjadi anak sungai Batang Hari terdiri dari

Batang Asai,Batang Tembesi, Batang Merangin, Batang Tabir, Batang Tebo, Batang

Sumay, Batang Bungo, dan Batang Suliti.

Sungai sungai inilah yang

memiliki fungsi vital dalam menghubungkan kawasan ulu dan ilir. Sungai Batang

Hari menjadi urat nadi utama transportasi yang menghubungkan antar wilayah yang

ada di kawasan Kesultanan Jambi.

1

Elsbeth Locher-Scholten, Kesultanan Sumatra dan Negara Kolonial: Hubungan

Jambi-Batavia (1830-1907) dan Bangkitnya Imperialisme Belanda, terj. Noor Cholis, (Jakarta: KITLV dan

Banana, 2008). hal 39

2Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari merupakan DAS terbesar kedua di

(2)

Sungai Batang Hari memiliki fungsi yang vital dalam hubungan perdagangan

dari Jambi ke Selat Malaka, hal ini telah mendatangkan keuntungan bagi penduduk

lokal. Hasil hutan seperti damar, karet, rotan dan kayu dihimpun dan dikirimkan

melalui sungai Batang Hari ke pasar pasar di luar Jambi utamanya ke Singapura

setelah tahun 1819.3 Melalui sungai hasil bumi yang terdapat di hulu di bawa ke hilir

untuk di perdagangkan dan di ekspor ke luar terutama Singapura dan Penang.4 Peran

sungai selain sebagai jalur perdagangan, juga berguna sebagai jalur untuk

menjangkau ke pedalaman. Pada awal sebelum di bangunnya jalan raya, masyarakat

melakukan perdagangan melalui sungai. Hal inilah yang menyebabkan transportasi

utama masyarakat pada saat itu adalah melalui jalur sungai.5

Pada umumnya sungai- sungai yang berada di Kawasan Jambi merupakan

sarana transportasi yang amat penting karena memiliki kedalaman yang dapat dilayari

oleh kapal berukuran 5 sampai 1000 ton bobot mati. Pentingnya sungai dalam

kehidupan masyarakat Jambi dapat dilihat dari pemukiman-pemukiman di wilayah

Jambi yang berada disepanjang jalur sungai.6

Masuknya pengaruh Belanda ke wilayah Kesultanan Jambi mulai pada masa

pemerintahan Sultan Muhammad Fachrudin yakni pada tahun 1833, ketika Sultan

meminta bantuan kepada Belanda untuk mengusir bajak laut yangmenguasai kawasan

3Elsbeth Locher-Scholten, op.cit., hal. 41. 4

Bambang Triatmodjo, Pelabuhan, Jakarta : Beta Offset, 1992, hlm.7.

5 Edi sumarno, Mundurnya Kota Pelabuhan Tradisional di Sumatera Timur Pada Priode

Kolonia, dalam Buletin Historisme Edisi No 22 ( Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara,2006) hlm. 2.

6

(3)

penting Kesultanan Jambi yakni di kawasan Sungai Batang Hari yang menjadi pusat

ekonomi pada saat itu. Pada tahun 1615 Jan Pieterzoon Coen, Gubernur Jenderal

VOC, mengirim dua kapal ke Jambi di bawah pimpinan kepala perwakilan dagang

(opperkoopman) Sterck. Selain tujuan kunjungan untuk memberantas bajak laut

jugamenyelidiki kemungkinan perdagangan di Jambi.7

Setelah bantuan diberikan oleh Belanda kemudian muncul korte verkelaring

atau perjanjian pendek yang berisikan tentang penguasaan dan perlindungan Negeri

Jambi diserahkan kepada Belanda, Pemerintah Belanda memiliki hak untuk

membangun kekuatan di Kesultanan Jambi.8 Perjanjian inilah yang menyebabkan

masuknya imperialis modern ke Jambi.9

Pada tahun 1876 Perhimpunan Geografi Kerajaan Belanda

at menyarankan

dilakukan survey mengenai kelayakan sungai Batang Hari dilayari dari Gassing

yang terletak di Hulu Batang Hari hingga ke Hilir Batang Hari. Hal ini dilakukan

untuk mengeksplorasi jalur transportasi lain bagi kepentingan angkutan Batu Baradari

Ombilin.10

7Taufik Abdullah, Reaksi terhadap Perluasan Kuasa Kolonial: Jambi dalam Perbandingan,

Prisma 11 (1984), hlm. 13.

8

Tim penyusun, Sejarah Perjuangan Rakyat Jambi, ( Jambi: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi,2000,hlm.66.

9Imperialisme modern adalah istilah dalam historiografi untuk memaparkan periode

1870-1914, yakni saat negara-negara Barat merampas kekuasaan di wilayah-wilayah non-lat Barat, terutama Asia dan Afrika.

10Elsbeth Locher-Scholten,op.cit., hal. 171.

Sebab Batu Bara merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan

(4)

Sungai Batang Hari pada awalnya menjadi salah satu pilihan bagi penyaluran

hasil Batu Bara dari Ombilin, namun hasil survey yang dilakukan menyatakan sungai

Batang Hari tidak layak untuk jalur pengangkutan Batu Bara dari Ombilin. Hal ini

karena muatan kapal lebih kecil dari muatan gerbong yang diangkut menggunakan

kereta api. Pilihan penggunaan rel kereta api sebagai pengangkut Batu Bara Ombilin

merupakan sebuah hal yang dianggap lebih rasional. Sehingga penggunaan sungai

Batang Hari sebagai pengangkut hasil Ombilin di kesampingkan.

Sungai- sungai merupakan urat nadi utama transportasi di Jambi. Para

penduduk biasanya bertempat tinggal di kawasan tepi sungai. Namun pada musim

kemarau aliran sungai Batang Hari tidak dapat dilalui, hal ini karena debit air pada

musim kemarau mengalami penurunan yang mengakibatkan aliran sungai pada

beberapa bagian mengalami surut sehingga memutus jalur antara Jambi Hulu dan

Jambi Hilir.11

Pada tahun 1900 perekonomian Jambi tidak terlalu berarti, hal ini dikarenakan

perdagangan total daerah lain yang lebih besar, perdagangan Jambi yang didominasi

oleh hasil hutan hanya memiliki nilai keseluruhan f 653.000 per tahun, jumlah Namun pada musim hujan debit air sungai Batang Hari mengalami

peningkatan, sehingga tidak jarang luapan air sungai meluber sampai ke pemukiman

warga yang ada di tepian sungai. Walaupun sungai merupakan sarana transportasi

paling utama di Jambi namun pada tahun 1920 mulai dibangun sarana infrastruktur

jalan raya untuk menjangkau wilayah pemukiman yang tidak dilalui sungai.

(5)

tersebut kurang dari 1 persen dari jumlah statistik perdagangan Hindia Belanda.12 Namun, pada tahun 1925 pendapatan Jambi dari hasil karet sangat menakjubkan

yakni 46.000.000 gulden per tahun, jumlah yang menakjubkan ini menduduki tempat

teratas dari berbagai jenis komoditi ekspor Hindia Belanda.13

Penyaluran hasil karet ini tidak terlepas dari penggunaan sungai Batang Hari

sebagai jalur untuk menyalurkan hasil karet dari kawasan Jambi Hulu ke Jambi Hilir.

Perdagangan hasil karet di kuasai oleh pedagang – pedagang Cina. Para pedagang

Cina mengumpulkan karet langsung dari petani karet yang berada jauh di pedalaman

Jambi dengan menggunakan kapal kapal beroda (hekwieler).14

Dalam mengumpulkan karet pada tahun 1925 di Jambi terdapat 2 kongsi

kapal beroda milik orang Cina, yang setiap minggunya melakukan dua kali perjalanan

dalam mengumpulkan karet. Hubungan antara Jambi dan Singapura dilayani tiga

kapal milik kongsi kapal Cina, dua diantaranya merupakan pengangkut karet. Hal ini

menjadikan pedagang Cina menjadi pelaku utama dalam memonopoli penyaluran

maupun perdagangan. Selain itu pedagang Cina juga memiliki jaringan pemilik

pabrik remilling di Singapura.15

Kedatangan Koninklijke Paketvaart Maatschapitj (KPM) pada tahun 1926

telah menggeser sejenak monopoli pedagang-pedagang Cina dari kekuasaannya

12Ibid., hal. 321.

13Ibid., hal. 323 14

Lindayanti, “Perkebunan Karet Rakyat di Jambi pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda, 1906-1940”, Arikel sejarah 5, hal 40.

(6)

dalam bisnis pengangkutan hasil karet.16 Hal ini karena KPM menambah armadanya untuk mengangkut hasil karet dari Jambi, selain itu KPM membayar hasil karet

rakyat sesuai dengan harga pasar.17

Permintaan yang tinggi ini di imbangi oleh semakin banyak warga Jambi yang

melakukan penanaman karet secara besar-besaran, perkembangan karet rakyat di

Jambi mengalami peningkatan secara signifikan berdampak pada kehidupan

masyarakat Jambi pada saat itu. Perkembangan yang terjadi pada perdagangan Aktifitas yang dilakukan oleh KPM

menguntungkan bagi pedagang karet pribumi sehingga menyebabkan banyaknya

pengapalan karet yang dilakukan KPM yang memperkuat kedudukan pedagang

perantara pribumi.

Dari uraian di atas, penelitian ini diberi judul Perdagangan Komoditi Karet di

Daerah Aliran Sungai Batang Hari Jambi tahun 1906 -1942. Periode waktu yang

dipilih dalam penelitian ini adalah tahun 1906 -1942. Pada tahun 1906 merupakan

periode dimana masuknya tanaman karet ke Kesultanan Jambi, masuknya komoditi

ini menjadi penyebab majunya perekonomian Jambi secara signifikan. Terutama

karena pertumbuhan perusahaan otomotif banyak membutuhkan Ban sebagai salah

satu komponen utamanya, sehingga permintaan yang banyak terhadap karet

menyebabkan harga karet yang cukup tinggi di pasaran internasional pada saat itu.

16

Elsbeth Locher-Scholten, op.cit., hal. 323.

(7)

komoditi karet ini tidak terlepas dari keberadaan Sungai Batang Hari yang memiliki

peran sangat vital dalam penyaluran dan perdagangan karet.

Tahun 1942 menjadi akhir periode penelitian, karena pada tahun ini

perdagangan karet di Jambi mengalami kemerosotan, karena disebabkan terjadinya

perang dunia ke II. Sehingga permintaan akan karet di pasaran internasional

mengalami penurunan. Turunnya permintaan terhadap karet ini memberikan dampak

yang cukup luas bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Jambi.

1.2.Rumusan Masalah

Dalam melakukan suatu penelitian, rumusan masalah menjadi landasan yang

sangat penting dari sebuah penelitian kerena dapat mempermudah penelitian dalam

proses pengumpulan data dan analisis data. Dari latar belakang yang telah saya

paparkan diatas, maka penelitian ini mencoba mengkaji bagaimanaperan Sungai

Batang Hari dalam kurun tahun 1906- 1942.

Sub pertanyaan yang akan menjadi fokus penelitian mencakup:

1. Bagaimana peran Sungai Batang Hari dalam menyalurkan berbagai komoditi

lokal antara Hulu dan Hilir sebelum masuknya Belanda Ke Jambi?

2. Bagaimana penyaluran hasil karet melalui sungai Batang Hari dari kawasan

Hulu ke kawasan Hilir pada tahun 1906-1942?

(8)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan

hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk

memaparkan tentang :

1. Peran sungai Batang Hari dalam menyalurkan berbagai komoditi lokal

antara Hulu dan Hilir sebelum masuknya Belanda Ke Jambi.

2. Penyaluran hasil karet melalui sungai Batang Hari dari kawasan Hulu ke

kawasan Hilir pada tahun 1906-1942.

3. Dampak perdagangan karet terhadap berbagai aspek kehidupan

masyarakat Jambi.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perdagangan karet yang terjadi di daerah aliran

Sungai Batang Hari

2. Untuk menjelaskan pengaruh berkembangnya perdagangan karet terhadap

masyarakat Jambi.

3. Menambah pembendaharaan karya sejarah, khususnya sejarah lokal.

1.4. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mencoba menelusuri

pandangan-pandangan penulis lain yang relevan dengan objek yang akan diteliti,terutama untuk

mendukung kerangka berfikir yang telah dibangun, kemudian bermuara pada sebuah

(9)

Penulis juga telah berusaha mengumpulkan sejumlah sumber pustaka yang

membahas mengenai pokok permasalahan yang berkaitan dengan apa yang diteliti.

Pencaharian sumber pustaka tidak hanya terfokus kepada buku-buku saja,

tulisan-tulisan dalam bentuk skripsi, tesis, arsip-arsip serta jurnal yang berkaitan dengan

kajian ini juga menjadi sumber yang dapat membantu penulis dalam penelitian.

Peran daerah aliran Sungai Batang Hari dalam perdagangan karet telah

disinggung dalam beberapa tulisan, baik berupa skripsi, disertasi, maupun buku.

Informasi yang didapatkan dari sumber memberikanpenjelasan tentang peran Sungai

Batang Hari dan alasan masuknya pengaruh Belanda ke Jambi.

Taufik Abdullah dalam karyanya yang berjudul “Reaksi terhadap Perluasan

Kuasa Kolonial: Jambi dalam Perbandingan” menyebutkan bahwa, perwakilan

dagang di Jambi adalah yang pertama milik Belanda. Sebagai yang pertama tentu saja

ia harus diperhatikan. Kelak ketika Malaka dan Palembang telah jatuh ke kekuasaan

Belanda, perwakilan dagang di Jambi ditutup. Karyanya Taufik Abdullah ini

memberikan gambaran yang cukup luas bagi penulis untuk memahami keadaan Jambi

pada awal masuknya Belanda.

Ulasan tentang perdagangan karet padadaerah aliran sungai Batang Hari

terdapat dalam karya Elsbeth Locher Scholten,Kesultanan Sumatra dan Negara

Kolonial: Hubungan Jambi-Batavia (1830-1907) dan Bangkitnya Imperialisme

Belanda, Karya Elsbeth Locher Scholten ini menjelaskan tentang hubungan antara

Batavia dan Kesultanan Jambi dalam kurun 1830-1907, dengan epilog pada

(10)

mengenai keadaan ekonomi dan sosial yang terjadi di Jambi. Sehigga membantu

dalam memahami keadaan masyarakat Jambi pada awal abad ke 20, selain itu dalam

buku ini dijelaskan juga peran sungai sebagai sebuah urat nadi penting

menghubungkan antara wilayah Ulu dan Ilir sungai Batang Hari.

Ulasan lain mengenai perdagangan karet pada daerah aliran sungai Batang

Hari terdapat pada buku karya Resosudarmo(ed) yang berjudul Geografi Budaya

Daerah Jambi,buku ini menjelaskan mengenai keadaan geografi wilayah Jambi dan

memberikan gambaran umum mengenai kondisi sungai maupun penggunaan sungai

sebagai transportasi utama masyarakat Jambi dari sebelum masuknya kolonial

Belanda sampai saat sekarang. Lalu lintas sungai menjadi sangat penting karena

sanggup menerobos jauh ke pelosok pedalaman dan memainkan peranan penting

dalam menghubungkan antar kampung yang di aliri oleh sungai Batang Hari. Selain

itu buku ini juga menjelaskan tentang hasil hasil bumi maupun hasil hutan yang ada

di kawasan provinsi Jambi.

Ulasan tentang perdagangan karet pada daerah aliransungai Batang Hari

dapat ditelusuri dalam skripsi yang ditulis oleh YurisaAndika, Pengaruh

Terbentuknya Karesidenan Jambi Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi

(1906-1942).Pada tulisan ini Yurisa Andika, menjelaskan tentang pengaruh terbentuknya

Karesidenan Jambi yang memberikan dampak signifikan dalam kehidupan

masyarakatnya baik dibidang sosial maupun ekonomi.Dalam skripsi ini hanya

(11)

secara luas bagi masyarakat Jambi, tidak membahas mengenai kegiatan perdagangan

yang terjadi di kawasan sungai Batang Hari.

Perdagangan karet pada daerah aliran sungai Batang Hari juga diulas dalam

artikel karya Lindayanti, yang berjudul Perkebunan Karet Rakyat di Jambi pada

Masa Pemerintahan Hindia Belanda, 1906-1940. Dalam artikel ini disebutkan

mengenai perkebunan karet milik rakyat Jambi yang menjadi daya tarik masuknya

kolonial Belanda ke Jambi. Pada artikelnya ini juga menyampaikan secara detail hasil

karet dan dampak yang ditimbulkan dari melonjaknya hasil karet bagi rakyat Jambi.

Ulasan yang lebih rinci tentang perdagangan karet rakyat di Jambi dapat

dilihat dari laporan Departemen Van Landbouw, Nijverheid En Handel oleh Dr.N.R

Pekelharing “De BevolkingsRubberCultuur In Nederlandsch-Indie: I. Djambi”

(1925). Laporan ini menjadi rujukan utama dalam memahami bagaimana gambaran

tentang pertanian karet rakyat di Jambi, baik itu tentang cara penanaman,

pemeliharaan, produksi hingga perdagangan. Informasi ini begitu berharga dalam

penulisan ini.

1.5. Metode Penelitian

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode sejarah dengan melalui

beberapa tahap-tahap penelitian guna mendapatkan tulisan yang akurat. Metode

(12)

peninggalan dimasa lampau.18

Selain itu penulis juga telah mengunjungi Pusat Arsip Nasional Republik

Indonesia di Jalan Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan dan juga Perpustakaan

Nasional, di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. Studi Arsip ini dilakukan mengingat

periode dari penelitian ini adalah pada masa kolonial. Kunjungan yang dilakukan

pada bulan April2016 merupakan pengalaman yang didapatkan oleh peneliti dalam

mengunjungi dan mengakses arsip. Meskipun telah mendapat arahan dari pegawai Sebelum melakukan rekonstruksi serta menuliskannya

ke dalam sebuah historiografi, terlebih dahulu perlu menguji dan menganalisis secara

kritis rekaman dan jejak-jejak peninggalan sejarah tersebut. Dalam

pengimplementasiannya, metode sejarah menggunakan empat tahapan pokok, yaitu

heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Tahap pertama adalah Heuristik. Secara sederhana Heuristik merupakan

proses mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam

hal ini, peneliti telah melakukan studi arsip dan studi pustaka. Studi arsip awalnya

dilakukan dengan mengunjungi Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi di Jalan Ade

Irma Suryani Nasution. Kunjungan yang dilakukan pada bulan Maret 2016 guna

mencari sumber-sumber kolonial yang tersimpan di arsip daerah. Pada kunjungan ke

Arsip Daerah Provinsi Jambi peneliti mendapatkan berbagai data yang memberikan

informasi yang berguna bagi penulisan, beberapa diantaranya Memorie van Overgave

(MvO) dan arsip-arsip mengenai penundukan Jambi oleh Belanda.

18

(13)

Arsip Nasional Indonesia. Awalnya, peneliti yang masih awam ini merasa sangat

kesulitan, baik dalam pemesanan arsip ataupun dalam melakukan penggandaan arsip.

Namun, karena mulai terbiasa dan mulai mengerti bagaimana mencari dan memesan

arsip yang berhubungan dengan pertanian karet rakyat di Jambi pada masa kolonial.

Kesulitan yang dihadapi hanyalah data yang menggunakan bahasa Belanda, dimana

peneliti harus menterjemahkannya terlebiih dahulu agar lebih mengerti apa yang

tertulis dalam arsip . Di Arsip Nasional Republik Indonesia, peneliti mendapatkan

banyak data yang berguna bagi penulisan, beberapa diantaranya yakni Staatsblad,

Foto-foto lama, dan arsip-arsip lainnya.

Meskipun telah mendapat data di Arsip Nasional Republik Indonesia, rasa

puas penulis belum terwujud. Penulis juga mengunjungi Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia. Pada kunjungan ke Perpustakaan Nasional peneliti menemukan

sumber-sumber yang memberikan informasi bagi penulisan.

Setelah mendapatkan sumber-sumber yang diinginkan, maka tahapan

selanjutnya adalah kritik sumber.19

19 Kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik intern dan kritik ekstern. Kritik

ekstern dilakukan untuk memilah apakah dokumen itu diperlukan atau tidak, serta menganalisis apakah dokumen yang telah dikumpulkan asli atau tidak dengan mengamati tulisan, ejaan, jenis kertas serta apakah dokumen tersebut masih utuh isinya atau sudah di ubah sebahagian. Kritik intern yaitu suatu langkah untuk menilai isi dari sumber-sumber yang telah di kumpulkan.Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kredibilitas sumber atau kebenaran isi dari sumber tersebut. Lihat Kuntowijoyo,

Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 99

Kritik ini dilakukan agar mengetahui apakah data

yang didapatkan benar-benar asli, ataukah sudah dirubah isi-nya, dan juga bisa

dilakukan sebuah perbandingan jika sumber yang berbeda menyebutkan hal yang

(14)

Setelah dokumen-dokumen tersebut telah di kritik, tahapan selanjutnya yang

dilakukan adalah interpretasi yang memuat analisis dan sintesis terhadap data yang

telah di verifikasi (di kritik). Pada tahapan ini, peneliti dituntut untuk melakukan

penafsiran fakta lalu kemudian membandingkannya serta mengelompokkannya

berdasarkan daftar isi yang ada sebelum mendapatkan kesimpulan lalu kemudian

menceritakannya kembali kedalam sebuah bentuk tulisan (historiografi).20

20Ibid, hal. 100

Tahap terakhir dari penelitian sejarah adalah histotiografi. Pada tahapan ini

bertujuan agar fakta-fakta yang telah ditafsirkan dan didapat baik secara tematis

ataupun kronologis dapat dirangkai sesuai outline yang telah dirancang sebelumnya

sehingga menjadi tulisan yang kritis analisis, serta bersifat ilmiah sehingga tahap

Referensi

Dokumen terkait

[r]

barang yang telah didata dapat menuju ke kotak pemisah sesuai dengan jenisnya. Laporan data barang pada perancangan ini dapat menampilkan laporan

Tulisan ini menyajikan serangkaian tes yang dilakukan untuk menghubungkan gambar termal dan kegagalan yang biasa terjadi dalam arrester Zinc Oxide dan pengembangan

Optimalisasi Pemanfaatan dan Pengembangan Jaringan Internet Lingkup Kantor Gubernur Prov.. Kegiatan Penataan pertelekomunikasi

“ Penerapan Modulasi DPSK pada Transmisi Serat Optik ” , penempatan repeater- repeater (perangkat pengulang sinyal) yang bekerja berdasarkan konsep penguatan/amplifier

Konsekuensi hukum terhadap pernikahan anak di bawah umur yang dilaksanakan tanpa mendapat izin tertulis Mahkamah Rendah Syariah adalah, pernikahan yang telah dilangsungkan

Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pelayanan tingkat desa di Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan yang menyatakan “Baik” apabila diklasifikasikan berdasarkan jenis

Lamintang (2000: 135) dan Soesilo (1988: 209) menjelaskan pula bahwa perbuatan cabul merupakan segala jenis kejahatan yang berkaitan dengan nafsu kelamin, yang tidak sampai