• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi koperasi terdapat hampir disemua negara industri dan negara berkembang.Pada mulanya organisasi tersebut tumbuh di negara industri di Eropa Barat, namun setelah adanya kolonialisme di beberapa negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan koperasi juga tumbuh di negara- negara jajahan. Beberapa negaramemanfatkan koperasi sebagai suatu alat untuk meningkatkan kesejahteraan, bahkan koperasi sebagai salah satu alat pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.

Dahulu koperasi hanya menekankan pada kegiatan simpan pinjam dimana keadaannya masih cukup sulit. Meski banyak koperasi dalam posisi kuat dan menguntungkan, namun lebih banyak lagi yang berada dalam kondisi lemah dan sangat tergantung pada dana dari pemerintah. Kemudian setelah koperasi simpan pinjam, koperasi berkembang menjadi koperasi serba usaha yang juga menyediakan barang-barang konsumsi.Namun sekarang koperasi Indonesia mulai merambah pada penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi (Hendrojogi, 2004).

(2)

perdagangan dan pertanian yang cepat. Industri yang mula-mula bercorak padat karya berubah menjadi padat modal dan produksi yang mula-mula dilaksanakan berdasarkan pesanan berubah menjadi industri yang memproduksi untuk kebutuhan pasar.Perubahan ini membawa dampak terhadap berbagai kalangan masyarakat(Hendrojogi, 2004).

Sebagai Negara jajahan, Indonesia juga mengenal sistem koperasi modern pada awal tahun 1896 yang muncul dari adanya politik etis Belanda.Seorang patih praja bernama R. Aria Wiria Atmadja di Purwokerto merintis pendirian suatu bank simpanan (hulp end spaarbank) untuk menolong para pegawai negeri (kaum priyayi) yang terjerat hutang dari kaum lintah darat.Usaha ini mendapat bantuan dari asisten residen Belanda yang bertugas di Purwokerto bernama E. Sieburgh.Pada tahun 1898, ide R. Aria Wiria Atmadja ini diperluas oleh De Walff Van Westerrode sebagai pengganti E. Sieburgh.Bank tidak hanya membantu pegawai negeri saja, tetapi juga petani dan pedagang kecil.Tetapi cita-cita dari R. Aria Wiria Atmadja ini tidak dapat berlanjut karena mendapat rintangan dan hambatan sebagai akibat kegiatan politik pemerintah penjajah pada waktu itu(Firdaus dan Susanto, 2004).

(3)

Setelah pihak Belanda dilumpuhkan oleh balatentara Jepang keadaan perkoperasian di Indonesia ternyata lebih menyedihkan. Pada jaman pendudukan Jepang ini, bukan penyempurnaan usaha koperasi yang dialami, tetapi justru apa yang telah ada dihancurkan. Penjajahan bangsa Jepang berlangsung kurang lebih tiga setengah tahun. Tetapi penjajahan terssebut menimbulkan malapetaka yang lebih dahsyat daripada penjajahan bangsa Belanda. Kekayaan alam Indonesia dikuras, mereka membeli padi dan bahan pangan lain dengan paksa, dengan harga yang sudah ditetapkan dengan sewenang-wenang. Mereka yang berani menolak akan dihukum berat, bahkan disiksa atau dibunuh. Rakyat kekurangan pangan dan bahkan mati kelaparan.

Koperasi oleh tentara Jepang dijadikan alat pendistribusian barang-barang keperluan tentara Jepang.Koperasi yang ada diubah menjadi Kumiai yang berfungsi sebagai pengumpul barang untuk keperluan perang.Koperasi tidak mengalami perkembangan, bahkan semakin hancur.Hal ini karena adanya ketentuan dari penguasa Jepang bahwa untuk mendirikan koperasi harus mendapat ijin dari pemerintah setempat (suchokan - residen), dan biasanya ijin itu dipersulit.Keadaan ini berlangsung dari tahun 1942 – 1945.

(4)

periode kemerdekaan ini pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap perkembangan koperasi (Firdaus dan Susanto, 2004).

Koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. Satolop merupakan salah satu koperasi yang terbesar di TapanuliUtara yang berdiri tahun 1975.Satolop yang dalam bahasa Batak artinya“seia sekata”, memiliki prinsip bahwa kemiskinan, kesengsaraan dankebodohan masyarakat bisa hilang asal jalan pikiran mereka dipersatukanuntuk membangun kemandirian.

Pendirian koperasi Satolop initidak terlepas dari kemiskinan petani di desa, yang dulu sedang maraksistem ijon.Rakyat harus kerja keras hanya untuk membayar bunga pinjaman, dari situ timbul pikiran bagaimana agar rakyat terbebas dari lingkaran setan pinjam meminjam dalam sistem ijon. Akhirnya mereka bersepakat untuk mengumpulkan dana sedikit demi sedikit dan sesudah terkumpul dapat digunakan di antara mereka secara bergantian.

(5)

Sebagaimana salah satu fungsi lembaga sosial yaitu sebagai pedoman anggota masyarakat dalam bertingkah laku atau bersikap untuk menghadapi masalah dalam masyarakat khususnya menyangkut mengenai kebutuhan manusia, demikian juga koperasi satolop sebagai lembaga social mencoba untuk menjalankan fungsinya yaitu mengatasi masalahpada masyarakat petani kopi di Keluharan Pasar Siborong-borong Tapanuli Utara. Salah satu hal yg dilakukan Koperasi Satolop yaitu melalui pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan Masyarakat yaitu sebagai upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat.Jadi pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan masyarakat petani kopi adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri.Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikanperanan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar maka secara bertahap masyarakat akan memperoleh kemampuan atau daya dari waktu ke waktu(Adi, 2008).

(6)

tergantung pada masing-masing kualitas kopi yang dihasilkan oleh petani yang telah tergabung dalam keanggotaan koperasi. Kopi tersebut nantinya akan di distribusikan kepada pihak-pihak yang telah melakukan kerja sama dengan koperasi satolop. Salah satu contohnya adalah saat ini wira koperasi satolop mendistribusikan kopi kepada perusahaan kopi Starbucks melalui PT SSC (Sumatera Speciality Coffee).Pihak Starbucks memberikan harga yang relatif tinggi terhadap kopi yang kualitasnya bagus dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kerjasama antara PT SSC dan Koperasi Satolop diawali dengan keberadaan desa binaan milik PT SSC yang berada di Siborongborong. Kualitas kopi yang baik dari desa ini membuat PT SSC mempertahankan kerjasama dengan masyarakat petani kopi dan koperasi (LPJ Koperasi Satolop, 2015).

Koperasi satolop juga memberikan pelatihan ataupun pembinaan bagi masyarakat petani kopi yang tergabung dalam keanggotaan koperasi untuk meningkatkan kualitas dan hasil pertanian kopinya.Wira Koperasi satolop menjadi wadah bagi masyarakat dalam membantu kegiatan pertaniannya.Disebut wira koperasi dikarenakan dikoperasi ini juga menyediakan barang-barang kebutuhan untuk pertanian.Jadi, masyarakat petani kopi dapat menjual kopinya ke koperasi dan sekalian dapat mempergunakan hasil usaha taninya untuk membeli berbagai produk kebutuhan lainnya dikoperasi seperti pupuk dan alat pertanian (LPJ Koperasi Satolop, 2015).

(7)

masyarakat petani kopi di Kelurahan Pasar Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dilatar belakang masalah,maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah partisipasi Koperasi Satolop dalam pemberdayaan masyarakat petani kopi di Kelurahan Pasar Siborongborong

b. Bagaimanakah dampak pemberdayaan bagi kehidupan sosial masyarakat petani kopi di Kelurahan Pasar Siborongborong?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menginterpretasikan fungsi Koperasi Satolop dalam pemberdayaan masyarakat petani kopi di Kelurahan Pasar Siborongborong 2. Untuk mengetahui dan mengiterpretasikan sejauh mana pengaruh keberadaan

Koperasi Satolop dalam memberdayakan masyarakat petani kopi Kelurahan Pasar Siborongborong

1.4 Manfaat Penelitian

(8)

perkembangan ilmu pengetahuan social. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini

a) Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan kajian ilmiah dan memperluas cakrawala pengetahuan terkait kajian koperasi, pemberdayaan masyarakat petani kopi bagi mahasiswa sosiologi yang akan melakukan penelitian selanjutnya. Serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat yang melakukan penelitian mengenai fungsi koperasi dalam pemberdayaan masyarakat petani kopi.

b) Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis berupa fakta-fakta dilapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis penulis, sehingga memperoleh pengetahuan-pengetahuan tambahan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi salah satu referensi bagi pengambil kebijakan dalam mengembangkan fungsi dan peranan koperasi dalam pemberdayaan masyarakat petani kopi.

1.5 Defenisi Konsep

(9)

Adapun konsep-konsep dalam penelitian ini adalah :

a. Koperasi

Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya dan berusaha membebaskan mereka dari kesulitan-kesulitan ekonomi.

b. Fungsi koperasi

Adapun fungsi koperasi menurut UURI No. 25/1992 bagian pertama pasal 4 adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya, berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya, dan berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

c. Pemberdayaan masyarakat

(10)

perlindungan dengan tidak mengatur dan mengendalikan kegiatan masyarakat yang diberdayakan untuk mengembangkan potensinya sehingga masyarakat tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan mengaktualisasikan diri atau berpartisipasi melalui berbagai aktivitas.

d. Masyarakat petani kopi

Referensi

Dokumen terkait

Vertical loop control Sistem kontrol ini mengevaluasi/mengawasi besarnya posisi yang kecepatan (speed correction) billet melintas di antara 2 tersebut. Koreksi kecepatan

Kalimantan Timur tanggal Keuangan untuk Pengadaan Tahun Anggaran pelelangan tersebut adalah.

dilakukan oleh Masyarakat Paser disebabkan oleh karena belum ada teknik lain yang lebih cocok pada waktu itu, di samping itu pula menurut mereka bahwa apabila tanah

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya mempunyai alasan mengapa tidak menggunakan hak pilihnya, seperti kesibukan atau aktivitas masyarakat Kota Bekasi, Calon pasangan yang

Bapak Drs.M.Husni Thamrin Nasution,M.SI selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai

Perubahan nilai THI menurun kembali dalam kondisi sedang/cukup nyaman pada sore hari di lokasi tegakan sengon buto, tegakan campuran dan tegakan beringin.Sementara, lokasi lapangan

a) Memahami bagaimana struktur geologi dalam suatu batuan terbentuk dan hal ini dapat membantu untuk mengetahui sejarah yang pernah terjadi pada batuan

 Ada beberapa zat kimia yang dapat menimbulkan penyakit terhadap seseorang,  baik yang berasal dari luar tubuh maupun dalam tubuh.Zat kimia yang berasal dari luar tubuh dapat  berupa