• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Indonesia Dalam Oganisasi Konfrensi Islam Terhadap Upaya Kemerdekaan Palestina Dalam Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yodhoyono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Indonesia Dalam Oganisasi Konfrensi Islam Terhadap Upaya Kemerdekaan Palestina Dalam Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yodhoyono"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Palestina Dan Berdirinya Negara Israel

Sejarah mencatat bangsa yahudi merupakan golongan yang

ekslusif dan membentuk kelompok -kelompok tersendiri di setiap

wilayah yang ia tempati. Akibatnya,bangsa yahudi mendapat perlakuan

yang tidak baik dari masyarakat lokal yang menjadi tujuan

diasporanya, seperti dijadikan budak ataupun pekerja kasar. Fakta ini

terungkap dari Rosetta Stone yang memuat sejarah mesir kuno.

Sepanjang sejarah yahudi, yahudi telah b erulang kali diusir baik dari

tanah kelahiran mereka, maupun dari kawasan dimana mereka menetap.

Diaspora yahudi terus berlangsung dari masa purba hingga

medern. Hingga pada akhirnya diadakanlah 1st zionist congress pada

tahun 1897 di Basel, Swis. Kongres ini diprakarsai oleh Theodore

Herzl yang bertujuan untuk mempersatukan Yahudi sedunia. Theodore

Herzl pada tahun 1896 mendirikan “gerakan zionis” yang telah dirintis

sejak tahun 1717 oleh tokoh -tokoh Yahudi Prancis.

Cita-cita gerakan zionis untuk mengumpul kan yahudi sedunia di

sebuah teritori yang jelas dipermulus oleh Perjanjian Rahasia Sykes

Picot tanggal 16 Mei 1916. Perjanjian ini merupakan perjanjian rahasia

antara pemerintah Inggirs dengan Prancis dengan persetujuan Rusia,

untuk menentukan kontrol wilayah Timur Tengah dalam mengalahkan

(2)

bawah kontrol Inggris dan Prancis. Di tengah perjanjian ini,

pemerintah Inggris melakkukan negosiasi dengan yahudi di parlemen.20

Pada tanggal 2 November 1017, sekertaris negara Inggris untuk

Urusan Luar Negeri, Arthur Balfour yang juga seorang Yahudi

mengirimkan surat kepada Lord Rothschild, Ketua Komunitas yahudi

Inggris, ia menyerahkan surat yang disebut sebagai Balfour Declaratio n

berisikan komitmen Pemerintah Inggris untuk mendirikan negara

Yahudi di Palestina. Pada bulan April 1920, Palestina dijadikan mandat

Inggris untuk memudahkan pemindahan orang -orang Yahudi. Inggris

bekerja sama dengan Public Body, badan perwakilan zionis, Inggris

mengangkat seorang Yahudi bernama Sir Herbert Samuel menjadi

Komisaris Tinggi Inggris di Palestina.

Pada tanggal 14 Mei 1948, negara Israel dideklarasikan,

pengakuan de facto diberikan oleh Presiden Truman atas nama Amerika

Seriikat. Selanjutnya menyusul pengakuan dari Uni Soviet, Inggris, dan

Prancis. Hal ini menimbulkan perlawanan dari negara -negara Arab dan

pecahnya Perang Arab-Israel yang melibatkan Mesir, Suriah, Yordania,

Lebanon, dan Irak.21

2.2 Perjuangan Kemerdekaan Palestina

Bangsa arab yang selama ratusan tahun dapat hidup damai di Jerusalem,

Palestina, berdampingan dengan bangsa lainnya, termasuk pemeluk Yahudi dan

Nasrani, makin terpojok usai perpindahan kekuasaan Jerusalem dari Turki

20

Denny Lesmana, et al., Dukungan indonesia Untuk Palestina (Jakarta : CV.Hilda, 2014), hal 1 21

(3)

Utsmani ke Inggris. Apalagi, setelah dideklarasikannya Negara Israel pada 14 Mei

1948, maka bangsa Arab semakin diasingkan di tanah yang telah sekian lama

ditinggali dan dimakmurkannya.

Sementara bangsa-bangsa Arab di wilayah lainnya dapat memperoleh

kemerdekaannya usai Perang Dunia I atau perang dunia II, bangsa Arab di

Palestina tak juga mampu keluar dari cengkraman bangsa Yahudi, atau kemudian

Negara Israel. Bahkan, semakin hari justru posisi Arab Palestina semakin tersisih.

Di sisi lain, negara-negara Arab lainnya sibuk untuk memakmurkan rakyatmya

masing-masing, atau sekedar menjaga stabilitas dalam negerinya. Dalam hal itu,

perjuangan bangsa Arab Palestina pun tak kunjung menemukan jalan keluarnya.

Segala upaya telah dilakukan, baik melalui kekerasan (perang) maupun

cara-cara halus (diplomasi, politik). Upaya perang pernah terjadi dengan

meletusnya Perang Arab-israel 1948 dan 1967. Sehari setelah deklarasi Negara

Israel, 15 Mei 1948, deklarasi perang datang dari Mesir, Suriah, Irak, Lebanon,

Yordania dan Arab Saudi. Deklarasi perang ini diikuti invasi pasukan Arab ke

wilayah Yahudi. Setelah jual beli serangan selama 9 bulan, tercapai genjatan

senjata antara Israel dengan Mesir, Lebanon, Yordania dan Suriah, di antara hasil

persetujuan genjatan senjata, Israel berhasil menguasai 78 persen wilayah

Palestina yang diperebutkan, termasuk Jerusalem Barat. Sementara itu, mesir

menguasai jalur gaza, sedangkan Yordania mendapatkan Tepi Barat dan

Jerusalem Timur. Namun, dampak buruk perang itu justru dirasakan bangsa Arab

penduduk Palestina, dimana 750 ribu di antaranya harus mengungsi ke luar

(4)

Kota Gaza telah menjadi ladang pembunuhan bagi rakyat Palestina.

Kurang lebih 312 orang meninggal dunia termasuk didalamnya adalah wanita dan

anak-anak. Selain itu, juga menyisakan 1300 korban luka-luka. Tentara Israel

dengan kekuatan militernya penuh baik dengan jet-jet tempur telah menjatuhkan

50 ton com dan tank-tank yang ditopang 6 ribu pasukan militer telah

memporak-porandakan jalur Gaza selama 2 dasarwasa sebanyak 8900 orang telah meninggal

dunia.

Kekuatan militer Israel yang sangat kuat tentu tidak sebanding dengan

kekuatan Palestina. Masyarakat Palestina khususnya yang tinggal di Gaza hanya

mampu melempari tentara Israel dengan batu ketika melihat kebringasan tentara

Israel yang menghancur leburkan rumah-rumah mereka. Kebrutalan tentara Israel

yang telah memakan ratusan korban sipil di Gaza tentunya tidak bisa dilepaskan

dengan kuatnya lobi Yahudi yang di sebut AIPAC (American Israeli Political

Activity Committe) di Amerika Serikat serta lemahnya Dewan Keamanan PBB

dan Liga Arab.22

Tanggal 15 Mei 1948 adalah tinggak bagi semakin krisisnya hubungan

Israel dan Palestina. Pada tanggal tersebut Israel dibawah komando David Ben

Gurion dan Chaim Weizmann telah memproklamirkan berdirinya negara Israqel

setelah Inggris mengahiri mandatnya di Palestina. Dalam Momen tersebut, Israel

telah mendapatkan pengakuan kedaulatan dua negara seperti Amerika Serikat dan

Uni Soviet.selain itu juga, Israel juga mendaptkan dukungan dari Guatemala. Pada

tahun 1948-1958 menjadi tahun terjadinya imigrasi skala yang sangat besar bagi

bangsa Israel yang berasal dari Eropa, Afrika Utara, dan Asia untuk menempati

22

(5)

wilayah Palestina. Fakta ini dipicu dengan adanya undang-undang Israel tentang

Hak Kembali dan Menetap di Daerah Asal (Law Of Return And Asentee Property

Law).23

Selanjutnya, dewan keamanan PBB pernah meminta Israel untuk mundur

dari Jerusalem Timur dan tepi barat pada 1967 untuk memudahkan perjanjian

damai dengan negara Arab. Namun, pemerintah Israel tak mengindahkan DK

PBB dan malah pada 1980 mendeklarasikan “seluruh wilayah Jerusalem sebagai

ibu kota Israel.” Deklarasi Israel tersebut sontak memicu perseteruan dengan

Palestina hingga muncul pemberontakan yang dikenal sebagai Intifada pertama

yang berlangsung 1987 hingga 1993. Setelah sempat mereda, kerusuhan Intifada

kembali terjadi pada September 2000, dan dikenal dengan Intifada kedua.

Bentrokan ini mengakibatkan sekitar 3000 orang Palestina, 1000 warga Israel, 64

orang asing tewas.

Sementara itu, usaha perdamaian juga ditempuh.pada tahun 1993, para

pejabat Israel yang dipimpin Yitzhak Rabin dan Organisasi Pembebasan Palestina

yang dipimpin Yasser Arafat berusaha untuk mencari solusi damai melalui

Perjanjian Oslo. Usaha berikutnya dilakukan Presiden AS Bill Clinton yang

mengajak kedua negara untuk bertemu di Camp David pada Juli 2000. Perdana

Menteri Israel Ehud Barak menyampaikan syarat perdamaian kepada Presiden

Palestina Yasser Arafat yaitu pembagian negara Palestina nonmiliter menjadi tiga

bagian, termasuk Tepi Barat, sebagian Jerusalam Timur, dan seluruh Jalur Gaza.

Syarat lainnya, Israel menguasai Temple Mount di Jerusalem Timur, lembah

23

(6)

Yordania, dan sebagian besar pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Namun ditolak

oleh Arafat.

Usaha perdamaian kembali terjadi saat Pangeran Arab Saudi, Abdullah,

memgusulkan Inisiatif Perdamaian Arab, atau The Arab Peace Intitive, di

Konfrensi Tingkat Tinggi Beirut Summit pada 28 Maret 2002. Inisiatif

Perdamaian Arab ini kemudian disepakati oleh Liga Arab pada KTT penarikan

pasukan Israel dari seluruh wilayah yang diduduki, termasuk Dataran Tinggi

Golan, mengakui kedaulatan Palestina dengan ibu kota Jerusalem Timur di tepi

Barat dan Jalur Gaza, serta menciptkan solusi yang adil bagi para pengungsi

Palestina. Paling mutakhir, usai invasi Israel selama 51 hari atas Jalur Gaza, 8

Juli- 27 Agustus 2014, Mesir memajukan diri untuk mendamaikan pertikaian

bersenjata. Hasilnya, genjatan senjata tanpa batas waktu disepakati Palestina-

Israel. Dalam hal ini, Mesir bersama Noerwegia berinisiatif menyelenggarakan

Cairo International Conference on Palestine; Reconstructing Gaza pada 12

Oktober 2014. Dalam konferensi tersebut, otoritas Palestina diundang untuk

mempresentasikan kebutuhan rekonstruksi Gaza dan Palestina pada umumnya.

2.3 Dukungan Indonesia Untuk Mendorong Pengakuan Internasional Terhadap Palestina

Sejarah Indonesia di OKI mengalami dinamika yang cukup unik,

keanggotaan dan peran aktif Indonesia di OKI bermula sejak Organisasi Islam

terbesar di dunia ini berdiri pada 25 september 1969, karena Indonesia merupakan

salah satu dari 24 negara yang hadir dalam KTT I di Rabat, Maroko yang

(7)

pada awal-awal keikut sertaan ini masih mengalami pasang surut. Bahkan

keanggotaan Indonesia di OKI sempat menjadi perdebatan baik dikalangan OKI

maupun di dalam negeri . ketika piagam OKI dicetuskan pada yahun 1972,

Indonesia menolak menandatanganinyakarena berdasarkan UUD 1945 Indonesia

bukanlah negara Islam, demikian juga dengan politik luar negeri Indonesia yang

Bebas Aktif, tidak mendasarkan pada nilai Islam. Namun, karena tuntutan aspirasi

dan politik dalam negeri, maka Indonesia mulai aktif ikut berperan aktif tahun

1990-an. Ketika Presiden Soeharto untuk pertama kalinya hadir dalam KTT ke-6

OKI yang diselenggarakan di Senegal, Desember 1991.24 Pada KTT III tahun

1972 di Jeddah, Saudi Arabia, Indonesia secara resmi menjadi anggota OKI dan

turut menandatangani piagam OKI. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

Indonesia termasuk salah satu negara anggota OKI pemula. Bahkan didalam

pertemuan-pertemuan resmi, Indonesia dianggap telah menjadi anggota OKI sejak

tahun 1969.

Isu palestina terus mendapatkan perhatian khusus Indonesia, termasuk

dalam forum multilateral. Peran Indonesia dalam mendorong berdirinya negara

Palestina yang merdeka dan hidup berdampingan secara damai dengan Israel

dalam forum multilateral, antara lain dilakukan melalui PBB,GNB,dan OKI.

Dalam kaitan ini, penanganan peran Indonesia yang berkaitan dengan tugas dan

fungsi Direktoral Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) adalah

terkait pemajuan pembahasan situasi di Palestina pada forum PBB serta upaya

komunitas internasional untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

24

(8)

2.4 Profil OKI

Indonesia merupakan salah satu negara pendukung utama perjuangan

kemerdekaan rakyat Palestina dan senantiasa menyerukan dukungan politisnya

dalam berbagai forum, termasuk dalam forum Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Sejak berdirinya OKI Indonesia aktif menyuarakan posisinya dan secara konsisten

mendukung resolusi-resolusi OKI terkait Palestina pada setiap Konferensi Tingkat

Tinggi, Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri, dan Pertemuan Darurat Tingkat

Menteri Luaar Negeri yang membahas perkembangan konflik Palestina-Israel.

Dalam berbagai pertemuan OKI, Indonesia telah menggarisbawahi isu Palestina

sebagai isu sentral OKI, peran penting OKI dalam mendukung perjuangan

Palestina, serta berbagai langkah-langkah kongkrit yang dapat dilakukan OKI.

Pada KTT OKI ke 12 di Kairo, telah diselenggarakan sesi khusus terkait

isu settlements di wilayah Palestina, sehubungan dengan rencana Israel

membangun lebih dari 3600 pemukiman yahudi di Jerusalem Timur yang

merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Pada kesempatan ini

presiden RI dalam pernyataannya yang disampaikan oleh Menlu RI secara khusus

mennggaris bawahi lagkah konkret yang dapat diambil OKI dalam kerangka

diplomatik, dengan meninggkatkan upaya mempertahankan dan meningkatkan

konsensus global melawan pembangunan settlements untuk menghindari ekspansi

Israel yang lebih luas ; dalam kerangka legal, dengan menjajangi kemungkinan

merujuk isu settlements kebadan legal internasional yang sesuai, serta dalam

kerangka ekonomi, dengan memastikan pihak Israel tidak mendapat keuntungan

secara finansial dan ekonomi pembangunan settlements dan Palestina tidak

(9)

Safety Net untuk Palestina menyampaikan pledge dukungan finansial Indonesia

untuk Palestina. Disamping itu juga ditekankan agar capaian Palestina pada bulan

Novenber 2012 yang berhasil memperoleh status non member observer state di

PBB menjadi momentum bagi Palestina untuk menjadi anggota penuh di PBB

dalam sesi Brainstorming mengenai Al-quds Al-Sharif yang diselenggarakan pada

KTM OKI ke 40 di Conakry, Republik Guinea, tanggal 10 Desember 2013,

Indoensia menyampaikan sejumlah langkah yang perlu diambil OKI dalam

menanggapi pelanggaran-pelanggaran Israel, antara lain agar Komite Al-Quds

OKI dapat berperan aktif dalam mengkoordinir langkah-langkah tanggapan OKI

dan menjajagi pengajuan isu tersebut kepada forum yang tepat di dalam PBB guna

mendapat dukungan politik dari dunia Internasional.25

Sehubungan dengan agresi Israel di Gaza, atas permintaan Indonesia telah

diselenggarakan pertemuan kelompok OKI di New York tanggal 11 Juli 2014.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia mendesak negara-negara OKI untuk

mengambil langkah-langkah nyata dalam menghentikan agresi israel dan

menyampaikan komitmen bantuan kemanusiaan Indonesia sebesar USD 1 juta.

Selanjutnya, dalam pertemuan kelompok OKI di New York tanggal 23 Juli 2014

indonesia juga telah menyampaikan dukungan pada pembentukan mekanisme

independen untuk melakukan investigasi atas pelanggaran HAM wilayah OPT

Palestina.

Dalam upaya perlindungan HAM bangsa Palestina, Indonesia

merupakankan satu pendukung awal diselenggarakannya Special Session ke-21

(10)

Dewan HAM mengenai situasi HAM di Occupied Palestinian Territory (OPT)

pada tanggal 23 Juli 2014 di Jenewa. Indonesia juga telah menjadi co-sponsor

ranres Ensuring respect for internasional law in the occupied palestinian teritory,

including East Jerusalem, yang berhasil disahkan dimana salah satu isi pokok

ranres dimaksud adalah pembentukan Commission of Inquiry (COI) guna

menginvestigasi pelanggaran Israel atas International Humanitarian Law dan

hukum HAM International.

Indonesia juga telah berpartisipasi aktif dalam Expanded Extraordinary

Meeting Of the Executive Commitee OKI yang diselenggarakan tanggal 10 Juli

2014 dan 12 Agustus 2014 guna membahas eskalasi Israel di Gaza. Dalam

pertemuan dimaksud, Indonesia menggarisbawahi langkah-langkah untuk

menghentikan agresi Israel dan lingkaran kekerasan (cycle of violence) yang

terjadi melalui genjatan senjata jangka panjang di Gaza ; OKI harus mengambil

posisi dalam upaya melakukan tekanan internasional pada Israel, termasuk

gerakan boikot global atas produk-produk yang berafiliasi dengan OPT;

melakukan langkah-langkah hukum pada forum yang sesuai untuk mencegah

impunitas Israel; melanjutkan proses perundingan perdamaian guna mencapai visi

dua negara yang hidup berdampingan (two states solution); dan penggalangan

bantuan kemanusiaan dan upaya rekonstruksi Gaza.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) (dahulu Organisasi Konferensi Islam)

adalah organisasi antar-pemerintah terbesar kedua setelah PBB yang memiliki

keanggotaan 57 negara yang tersebar di empat benua. Organisasi ini adalah suara

kolektif dunia Muslim dan memastikan untuk menjaga dan melindungi

(11)

harmoni internasional di antara berbagai masyarakat dunia, meningkatkan

solidaritas Islam di antara negara anggota, mengoordinasikan kerja sama

antarnegara anggota, mendukung perdamaian dan keamanan internasional, serta

melindungi tempat-tempat suci Islam dan membantu perjuangan pembentukan

negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.26 OKI saat ini beranggotakan 57

negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan Afrika.

Sebagai organisasi internasional yang pada awalnya lebih banyak

menekankan pada masalah politik, terutama masalah Palestina, dalam

perkembangannya OKI menjelma sebagai suatu organisasi internasional yang

menjadi wadah kerja sama di berbagai bidang politik, ekonomi, sosial,

budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara-negara muslim di seluruh dunia.

Organisasi ini memiliki kehormatan tunggal menggembleng umat menjadi sebuah

badan terpadu dan telah secara aktif mewakili umat Islam dengan 1,5 miliar

Muslim di dunia. Organisasi ini memiliki hubungan konsultatif dan kerjasama

dengan PBB dan organisasi antar-pemerintah lainnya untuk melindungi

kepentingan vital umat Islam dan bekerja untuk penyelesaian konflik dan sengketa

yang melibatkan negara-negara anggota. Dalam menjaga nilai-nilai Islam

organisasi ini telah mengambil berbagai langkah untuk menghapus kesalahan

persepsi dan diskriminasi terhadap umat Islam dalam segala bentuk dan

manifestasinya.

Piagam Organisasi ini diadopsi dari KTT Islam Kesebelas yang diadakan

di Dakar pada 13-14 Maret 2008 yang meletakkan tujuan dan prinsip-prinsip

organisasi dan tujuan mendasar untuk memperkuat solidaritas dan kerjasama di

26

(12)

antara negara anggota. Selama 40 tahun terakhir, keanggotaan telah berkembang

dari anggota pendirinya 25 negara sampai 57 negara. Organisasi memiliki

kehormatan tunggal menggembleng umat menjadi sebuah badan terpadu dan telah

secara aktif mewakili umat Islam dengan mengemban semua penyebab dekat

dengan hati lebih dari 1,5 miliar Muslim di dunia.

Organisasi memiliki hubungan konsultatif dan kerjasama dengan PBB

dan organisasi antar-pemerintah lainnya untuk melindungi kepentingan vital umat

Islam dan bekerja untuk penyelesaian konflik dan sengketa yang melibatkan

negara-negara anggota. Dalam menjaga nilai-nilai Islam yang sebenarnya,

organisasi ini telah mengambil berbagai langkah untuk menghapus kesalahan

persepsi dan telah sangat menganjurkan penghapusan diskriminasi terhadap umat

Islam dalam segala bentuk dan manifestasinya.27 Negara anggota OKI banyak

mengalami tantangan di abad ke-21 dan untuk mengatasi tantangan-tantangan

tersebut, sesi luar biasa ketiga KTT Islam di Makkah pada Desember 2005,

meletakkan cetak biru yang disebut Program Sepuluh Tahun Aksi yang

membayangkan bersama aksi Negara Anggota, promosi toleransi dan moderasi,

modernisasi, reformasi yang luas di semua bidang kegiatan termasuk ilmu

pengetahuan dan teknologi, pendidikan, peningkatan perdagangan, dan

menekankan pemerintahan yang baik dan promosi hak asasi manusia di dunia

Muslim, khususnya yang berkaitan dengan hak-hak anak-anak, wanita dan orang

tua dan nilai-nilai keluarga diabadikan oleh Islam.

2.5 Tujuan Organisasi Yang Tertuang Di Dalam Piagam OKI

27

(13)

Antara Lain:

 Meningkatkan dan mengkonsolidasikan ikatan persaudaraan dan

solidaritas di antara negara anggota;

 Menjaga dan melindungi kepentingan umum dan Negara-negara Anggota,

mengkoordinasikan dan menyatukan upaya negara-negara anggota dalam

pandangan tantangan yang dihadapi oleh dunia Islam pada khususnya dan

masyarakat internasional pada umumnya;

 Menghormati hak penentuan nasib sendiri dan non-campur tangan dalam

urusan dalam negeri dan untuk menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan

integritas teritorial masing-masing Negara Anggota;

 Memastikan partisipasi aktif dari negara anggota dalam global politik,

ekonomi dan sosial pengambilan keputusan proses untuk mengamankan

kepentingan bersama mereka;

 Menegaskan kembali dukungannya terhadap hak-hak masyarakat

sebagaimana diatur dalam Piagam PBB dan hukum internasional;

 Memperkuat intra-Islam kerjasama ekonomi dan perdagangan; dalam

rangka mencapai integrasi ekonomi yang mengarah pada pembentukan

Pasar Umum Islam;

 Mengerahkan upaya untuk mencapai pembangunan manusia yang

berkelanjutan dan komprehensif dan ekonomi kesejahteraan di Negara

Anggota;

 Melindungi dan mempertahankan citra Islam yang sebenarnya, untuk

memerangi pencemaran nama baik Islam dan mendorong dialog antar

(14)

 Meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan

mendorong penelitian dan kerjasama antar negara-negara anggota di

bidang ini;

 Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, negara anggota harus

bertindak, antara lain, sesuai dengan prinsip-prinsip berikut:

 Semua negara anggota berkomitmen untuk tujuan dan prinsip Piagam

PBB;

 Negara anggota yang berdaulat, mandiri dan setara dalam hak dan

kewajiban;

 Semua negara Anggota wajib menyelesaikan perselisihan mereka melalui

cara-cara damai dan menahan diri dari penggunaan atau ancaman

penggunaan kekuatan dalam hubungan mereka;

 Semua negara anggota berusaha menghormati kedaulatan nasional,

kemerdekaan dan integritas wilayah Negara Anggota lainnya dan harus

menahan diri dari campur tangan dalam urusan internal orang lain;

 Negara-negara Anggota wajib menegakkan dan mempromosikan, pada

tingkat nasional dan internasional, good governance, demokrasi, hak asasi

manusia dan kebebasan dasar, dan aturan hukum.28

Guna mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka para Negara anggota sepakat untuk

berpedoman pada 5 prinsip, yaitu:

• Persamaan mutlak diantara Negara-negara anggota

• Menghormati hak menentukan nasib sendiri, tidak campur tangan atas

urusan dalam negeri Negara lain 28

(15)

• Menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah setiap

Negara

• Penyelesaian setiap sengketa yang mungkin timbul, melalui cara-cara

damai, seperti perundingan, mediasi, rekonsiliasi atau arbitrasi

• Tidak menggunakan ancaman atau kekerasan terhadap integritas wilayah

kesatuan nasional atau kemerdekaan politik suatu negara29

Pada umumnya, pengambilan keputusan dalam OKI bersifat consensus.

Dalam Deklarasinya disebutkan bahwa OKI akan bekerja sama dengan organisasi

Internasional lain, seperti PBB dan menyerukan pada para anggota OKI untuk

affirm their commitments to the United Nations Charter and to the fundamental

human rights”, namun sekaligus menyebutkan “to preserve Islamic spiritual, ethical, social and economic values”. 30

2.6 Badan Utama OKI

1. OIC Summit / Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI

OICSummit/ Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI merupakan otoritas

tertinggi OKI, yang membahas, melakukan keputusan dan panduan untuk semua

isu yang direalisasikan Piagam OKI dan isu lain yang menjadi perhatian anggota

OKI danUmat. KTT OKI dilangsungkan setiap 3 (tiga) tahun.

2. OIC Council of Foreign Ministers Meeting / Konferensi

Tingkat Menteri (KTM) OKI

29

Aiyub Mohsin, “Diktat Organisasi dan Administrasi Internasional‟. (Paper Halaqoh, 2009, Denpasar), hal. 60

30

(16)

OIC Council of Foreign Ministers Meeting / Konferensi Tingkat Menteri

(KTM) OKI merupakan organ yang mengkaji kemajuan implementasi kebijakan

dan resolusi yang diadopsi KTT dan KTM, memutuskan program, anggaran dan

laporan keuangan membahas isu-isu yang menjadi perhatian anggota OKI.

3. Standing Committe / KomiteTetap OKI

Standing Committe / Komite Tetap OKI merupakan organ yang membahas

isu-isu OKI yang terdiri dari empat komite.

1) Al Quds Committee

2) Standing Committee for Information and Cultural Affairs

(COMIAC)

3) Standing Committee for Economic and Commercial

Cooperation (COMCEC)

4) Standing Committee for Scientific and Technological

Cooperation (COMSTECH).

4. Executive Committee/KomiteEksektutif OKI

Executive Committee/Komite Eksektutif OKI terdiri dari Ketua KTT dan

KTM saat ini, sebelumnya dan yang akan datang tuan rumah Sekretariat OKI, dan

Sekretaris Jenderal sebagai ex-officio member.

5. Committee of Permanent Representives / Komite Perwakilan

(17)

Committee of Permanent Representatives, sesuai denganPasal 5 Piagam

OKI merupakan “an organ of the Organisation of Islamic Cooperation” dan

sesuai pasal 13 disebutkan “the prerogratives and modes operation of the

Committee of Representatives” ditetapkan oleh KTM OKI.KTM OKI ke-41 telah

menyepakati “the Rules Governing the Functions of the OIC Committee of

Permanent Representatives and its Mode of Operation.”Dalam pasal 4 dari Rules

tersebut disebutkan bahwa Committee of Permanent Representatives (CPR)

mengadakan pertemuan regular setiap3 (tiga) bulan sekali pertahun juga dapat

menyelenggarakan Extraordinary Meeting.

Berdasarkan pasal 3 Rules Governing the Function of OIC CPR and its

Modes of Operation, CPR menjalankan empat fungsi, yaitu :

Pertama, Berkoordinasi dengan Negara anggota OKI, Sekretariat Jenderal

OKI dan berbagai organnya dan bekerjasama dengan Sekretariat Jenderal OKI

dalam tindak lanjut implementasi resolusi dan rekomendasi KTM OKI.

Kedua, Bertindak sebagai expert group apabila dimandatka noleh KTM

dan mengusulkan pembentukan ad-hoc working group bila dipandang perlu.

Ketiga, Membuat usulan-usulan yang diperlukan untuk kegiatan OKI.

Keempat, Menjalankan tugas yang dimandatkan oleh KTM OKI.

Catatan :

Indonesia belum menunjuk secara resmi Permanent Representative untuk

(18)

6. The International Islamic Court of Justice / MahkamahIslam

Internasional.

7. The International Islamic Court of Justice (IICJ) / Mahkamah

Islam Internasional

IICJ adalah mahkamah yang didirikan untuk menyelesaikan persengketaan

antar negara OKI/Hingga saat ini IICJ belum operasional karena Statusnya belum

memenuhi persyaratan batas minimal ratifikasi oleh negara-negara anggota OKI

untuk berlakunya.

8. Independent Permanent Commission on Human Rights

(IPHRC) / Komisi HAM PermanenIndependen OKI

IPHRC merupakan komisi HAM OKI yang mempromosikan hak sipil, hak

politik dan hak ekonomi yang tercermin dalam kovenan,deklarasi,dan instrumen

HAM yang disepakati secara universal, sesuai dengan nilai Islam.

9. General Secretariat/SekretariatJenderal OKI

Sekretariat Jenderal OKI dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang menjadi

Pejabat Kepala Administratif (Chief Administrative Office) yang dipilih oleh

KTM OKI untuk periode lima tahun. Sekjen OKI didukung oleh 4 Asisten Sekjen

yaitu di bidang politik, ekonomi, budaya, informasi dan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta isu Al Quds danPalestina.

10.Subsidiary Organ / Badan-Badan Subsider

Badan – badan subsider OKI dibentuk berdasarkan keputusan KTT atau

(19)

dan wajib untuk membayar kontribusi. Besaran kontribusi ditetapkan oleh KTM

OKI.31

Badan – badansubsider OKI terdiridari:

1) Statistical, Economic, Social Research and Training Center for

IslamicCountries (SESRIC)

2) Research Center for Islamic History, Art and Culture(IRCICA)

3) Islamic University of Technology (IUT)

4) Islamic Center for the Development of Trade (ICDT)

5) International Islamic Fiqh Academy (IIFA)

6) Islamic Solidarity Fund and its Waqf (ISF)

7) Specialized Institutions/ Badan-BadanKhusus

Badan – badan khusus OKI dibentuk berdasarkan keputusan KTT atau

KTM dimana keanggotaannya terbuka untuk semua anggota, namun bersifat

opsional. Anggaran badan – badan khusus tersebut ditetapkan sendiri oleh

masing-masing badan.

Badan – badankhusus OKI, terdiri dari:

1. Islamic Development Bank (IDB)

2. Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO)

3. Islamic Broadcasting Union (IBU)

31

(20)

4. International Islamic News Agency (IINA)

5. Islamic Committee of the International Crescent (ICIC)

6. The Science, Technology and Innovation Organization (STIO).

8) Affiliated Institutions/Badan-BadanAfiliasi

Badan-badan Afiliasi adalah Institusi – institusi dibawah OKI yang bersifat

terbuka dan optional bagi negara – negara anggota OKI. Anggaran institusi

tersebut tidak ditentukan oleh OKI. Dan dimungkinkan untuk memperoleh

bantuan sukarela dari badan– badan subsidi atau badan khusus OKI serta Negara

anggota. Institusi – institusi tersebut, adalah:

1) Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture (ICCIA)

2) Organization of Islamic Capitals and Cities (OICC)

3) Islamic Solidarity Sports Federation (ISSF)

4) World Federation of Arab-Islamic International Schools (WFAIIS)

5) Organization of the Islamic Shipowners Association(OISA)

6) Islamic Conference Youth Forum for Dialogue and Cooperation

7) International Union of Muslim Scouts (IUMS)

8) Federation of Consultants from Islamic Countries (FCIC)

9) Islamic World Academy of Sciences (IAS)

(21)

11)Federation of Contractors from Islamic Countries (FOCIC)

12)OIC Computer Emergency Response Team (OIC-CERT)

13)Standards and Metrology Institute for Islamic Countries(SMIIC)

14)Islamic Cement Association (ICA)

15)International Islamic University Malaysia (IIUM)

16)Association of Tax Authorities of Islamic Countries(ATAIC)

Selain badan-badan tersebut, OKI juga memiliki Islamic Universities, dimana

terdapat tiga Universitas yang di-sponsori oleh OKI, yaitu di Niger, Uganda dan

Bangladesh.

2.7 Domain Kerja OKI

Hak Asasi Manusia, Masalah Kemanusiaan, Kesehatan, Urusan Ekonomi,

Pengembangan, Perlucutan Senjata, Migrasi, Tenaga Kerja, Lingkungan,

Teknologi Telekomunikasi, Pengembangan Industri, Terorisme, Obat-Obatan Dan

Kejahatan, Pendidikan, Peninggalan Sejarah.32 OKI mempertahankan kerjasama

yang erat dengan banyak Organisasi Internasional. Kerjasama antara Organisasi

Konferensi Islam dan organisasi-organisasi internasional dan regional, OKI juga

memiliki dua resolusi kerjasama dengan PBB dan Organisasi Kerjasama

Ekonomi.Setiap tahun Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi kerjasama antara

PBB dan Organisasi Kerjasama Islam. Sekretariat Jenderal, lembaga yang

berafiliasi khusus serta badan anak perusahaan dari OKI memiliki Perjanjian

32

(22)

Kerjasama atau Memorandum / Protokol Perjanjian / Kesepakatan dengan

organisasi internasional berikut:

 Komite Internasional Palang Merah (ICRC)

 Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD)

 Program Pembangunan PBB (UNDP)

 PBB Departemen Kerjasama Teknik Pembangunan (UNDTCD)

 Program Lingkungan PBB (UNEP)

 PBB Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO)

 Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO)

 Dana Kependudukan PBB (UNFPA)

 Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR)

 Dana Anak-anak PBB (UNICEF)

 Organisasi Pembangunan Industri PBB (UNIDO)

 Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD)

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO)

 Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM)

 International Telecommunication Union (ITU)

Organisasi Berikut Memiliki Status Pengamat Dengan OKI:

 Persatuan negara-negara

 Gerakan Non-Blok

 Liga Arab

(23)

 Organisasi Kerjasama Ekonomi

2.8 Sekretariat Umum

Ini didirikan oleh Konferensi Islam Pertama Menteri Luar Negeri yang

diadakan di Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, di Muharram 1390H (Februari

1970).Sekretariat Jenderal terdiri dari Sekretaris Jenderal yang adalah Kepala

Administrasi Officer Organisasi dan staf seperti Organisasi, yang terdiri dari :

Sekretaris Jenderal

Sekretaris Jenderal dipilih oleh Dewan Menteri Luar Negeri untuk jangka

waktu lima tahun. Sekretaris Jenderal dipilih dari kalangan warga negara dari

Negara Anggota sesuai dengan prinsip-prinsip pemerataan geografis, rotasi dan

kesempatan yang sama untuk semua negara anggota dengan pertimbangan karena

kompetensi, integritas dan pengalaman.

Sekretaris Jenderal Memiliki Tanggung Jawab Sebagai Berikut:

a. Membawa perhatian organisasi yang kompeten dari hal-hal Organisasi

yang menurut pendapatnya dapat melayani atau merusak tujuan dari

Organisasi, tindak lanjut pelaksanaan keputusan, resolusi dan

rekomendasi dari KTT Islam, dan Dewan Menteri Luar Negeri dan

pertemuan Menteri lainnya;

b. Menyediakan Negara Anggota dengan kertas kerja dan memorandum,

dalam pelaksanaan keputusan, resolusi dan rekomendasi dari Summits

Islam dan Dewan Menteri Luar Negeri;

c. Mengkoordinasikan dan menyelaraskan, pekerjaan Organisasi yang

(24)

d. Mempersiapkan program dan anggaran Sekretariat Jenderal;

meningkatkan komunikasi antara Negara Anggota dan memfasilitasi

konsultasi dan pertukaran pandangan serta penyebaran informasi yang

bisa menjadi sangat penting untuk Negara-negara Anggota; melakukan

fungsi lain seperti yang dipercayakan kepadanya oleh Summit Islam

atau Dewan Menteri Luar Negeri; menyampaikan laporan tahunan

kepada Dewan Menteri Luar Negeri pada karya Organisasi.

Orang yang telah terpilih OKI Sekretaris Jenderal sejak berdirinya

Organisasi adalah sebagai berikut:

1. H.R.H. Tunku Abdul Rahman (Malaysia) 1971-1973

2. DIA. Hassan Al-Touhami (Mesir) 1974-1975

3. DIA. Dr. Amadou Karim Gaye (Senegal) 1975-1979

4. DIA. Pak Habib Chatty (Tunisia) 1979-1984

5. DIA. Syed Sharifuddin Pirzada (Pakistan) 1985-1988

6. DIA. Dr. Hamid Algabid (Niger) 1989-1996

(25)

8. DIA. Dr. Abdelouahed BELKEZIZ (Maroko) 2001-2004

9. H.E.Prof. Dr. Ekmeleddin Ihsanoglu (Turki) 2005-2013

10.DIA. Mr. Iyad Ameen Madani (Saudi Arabia) 201433

2.9 Negara Anggota

Organisasi ini beranggotakan 57 negara termasuk Indonesia, yang mencakup tiga

kawasan yaitu Asia,Arab dan Afrika, antara lain :

No Nama Negara Anggota Sejak

1 Republic Of Azerbaijan 1992

2 Hashemite Kingdom Of Jordan 1969

3 Islamic Republic Of Afghanistan 1969

4 Republic Of Albania 1992

5 State Of The United Arab Emirates 1972

6 Republic Of Indonesia 1969

7 Republic Of Uzbekistan 1996

8 Republic Of Uganda 1874

9 Islamic Republic Of Iran 1969

10 Islamic Republic Of Pakistan 1969

11 Kingdom Of Bahrain 1972

12 Brunei-Darussalam 1984

13 People‟s Republic Of Bangladesh 1974

14 Republic Of Benin 1983

15 Burkina-Faso (Then Upper Volta) 1974

16 Republic Of Tajikistan 1992

17 Republic Of Turkey 1969

18 Turkmenistan 1992

19 Republic Of Chad 1969

20 Republic Of Togo 1997

21 Republic Of Tunisia 1969

22 People‟s Democratic Republic Of Alger 1969

23 Republic Of Djibouti 1978

24 Kingdom Of Saudi Arabia 1969

25 Republic Of Senegal 1969

26 Republic Of The Sudan 1969

27 Syrian Arab Republic 1972

33

(26)

28 Republic Of Suriname 1996

29 Republic Of Sierra Leone 1972

30 Republic Of Somalia 1969

31 Republic Of Iraq 1975

32 Sultanate Of Oman 1972

33 Republic Of Gabon 1974

34 The Islamic Republic Of The Gambia 1974

35 Republic Of Guyana 1998

36 Republic Of Guinea 1969

37 Republic Of Guinea-Bissau 1974

38 State Of Palestine 1969

39 Union Of The Comoros 1976

40 Kyrgyz Republic 1992

41 State Of Qatar 1972

42 Republic Of Kazakhstan 1995

43 Republic Of Cameroon 1974

44 Republic Of Cotedivoire 2001

45 State Of Kuwait 1969

46 Republic Of Lebanon 1969

47 Libya 1969

48 Republic Of Maldives 1976

49 Republic Of Mali 1969

50 Malaysia 1969

51 Arab Republic Of Egypt 1969

52 Kingdom Of Morocco 1969

53 Islamic Republic Of Mauritania 1969

54 Republic Of Mozambique 1994

55 Republic Of Niger 1969

56 Federal Republic Of Nigeria 1986

Gambar

Tabel 1. Negara Anggota OKI

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan perlengkapan laboratoruim untuk menunjang proses pembelajaran sains untuk kegiatan praktikum tidaklah mudah, peralatan sains dalam laboratorium

The variational model of Total Variation regularization term and L1 fidelity term (TV-L1) is adopted to obtain the salient texture of vehicles and the cartoon surface of pavement.

skema usaha, alur pelayanan dan fasilitas-fasilitas yang ada di PT.Pirantinusa Energi Persada Indralaya, dengan harapan website tersebut bisa bermanfaat dan dapat

[r]

Untuk perbaikan passing bawah bolavoli tahap selanjutnya adalah melakukan penelitian siklus II dengan menggunakan strategi pembelajaran kompetisi sehingga diperoleh

Even though students watch examples of digital stories and are given an extensive list of website resources to assist in the process, it is a good idea to spend time as a

[r]

Apabila pihak Penyedia Jasa yang diundang tidak hadir pada waktu yang ditentukan di atas tanpa pemberitahuan secara resmi, kami anggap pihak penyedia jasa MENGUNDURKAN