• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Mutasi Band 3 dan Fragilitas Eritrosit pada Thalassemia β Minor dan Non Thalassemia β Minor yang Diseleksi dari 1800 Mahasiswa USU Berdasarkan Nilai Mentzer Index

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Mutasi Band 3 dan Fragilitas Eritrosit pada Thalassemia β Minor dan Non Thalassemia β Minor yang Diseleksi dari 1800 Mahasiswa USU Berdasarkan Nilai Mentzer Index"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Thalassemia adalah suatu penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anak-anaknya secara resesif yang disebabkan karena kelainan (mutasi) gen globin. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah Mediterania dan daerah sekitar khatulistiwa. Di Indonesia, Thalassemia merupakan penyakit terbanyak di antara golongan anemia hemolitik dengan penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007).

Sampai saat ini, ditemukan kira-kira 200 jenis mutasi (cacat molekul) pada

gen globin. Mutasi pada gen globin α atau β mengakibatkan tidak terjadinya atau

berkurangnya sintesis rantai globin. Keseimbangan ekspresi gen globin α atau β

dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi

gangguan sintesis rantai globin α, yang mengakibatkan produksi rantai globin α

berkurang atau tidak ada. Sedangkan pada Thalassemiaβ terjadi gangguan sintesis

rantai globin β, yang mengakibatkan produksi rantai globin β berkurang atau tidak

ada (Suryohudoyo et al., 2000).

Jumlah rantai globin α dan β yang tidak seimbang pada penderita

(2)

eritrosit. Membran sel eritrosit menjadi lebih rigid sehingga menurunkan kemampuan deformabilitas membran sel eritrosit (Olivieri et al., 1994). Selain rigid, sel eritrosit penderita Thalassemia menjadi lebih kecil (mikrositik). Perubahan-perubahan ini akan ditanggapi sebagai suatu sinyal oleh sistem makrofag berupa isyarat untuk merusak sel dan mengakibatkan terjadinya destruksi dini sel eritrosit (Yuan et al., 1995).

Stabilitas sel eritrosit sangat dipengaruhi oleh keadaan dan fungsi protein sitoskeleton, yang pada dasarnya terdiri dari aktin, spektrin, pita 4.1, pita 4.2, dan ankirin. Protein sitoskeleton ini sangat menentukan kemampuan sel eritrosit untuk melalui kapiler yang lebih kecil dari diameternya agar tidak mengalami kerusakan. Selain itu, stabilitas sel eritrosit juga sangat dipengaruhi oleh protein Band 3, suatu protein integral transmembran sel eritrosit. Domain sitoplasma (hidrofilik) protein Band 3 berinteraksi dengan spektrin yang diperantarai oleh ankirin. Protein Band 3 juga penting sebagai protein penukar anion, yaitu ion HCO3- dan Cl- melalui membran sel eritrosit. Melalui peran protein Band 3

sebagai penukar anion tersebut, sel eritrosit melakukan fungsi transport CO2

(Voet, 1995; Hamasaki, 1999; Wang, 1994).

(3)

meningkatnya destruksi dini sel eritrosit dan terjadinya anemia (Dhermy et al., 1999).

Protein Band 3 yang abnormal sudah dijumpai pada berbagai kelainan darah seperti ovalositosis, akantositosis dan sferositosis. Ovalositosis merupakan kelainan sel eritrosit yang ditandai oleh eritrosit berbentuk oval. Membran sel eritrosit pada ovalositosis bersifat rigid, menyebabkan menurunnya kemampuan deformabilitas membran sel eritrosit sehingga sel eritrosit mudah pecah ketika melalui kapiler yang lebih kecil dari diameternya. Sifat rigid membran sel eritrosit pada ovalositosis disebabkan oleh hilangnya 9 asam amino protein Band 3 akibat delesi 27 pasang basa (pb), kodon 400-408 pada ekson 11 gen protein Band 3 (AE1) (Hiroyuki et al., 1998).

Telah diperlihatkan adanya perbedaan pola protein membran sel eritrosit Thalassemia β dan sel eritrosit normal dengan teknik SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis). Pada penelitian tersebut

dijumpai bahwa pola protein membran sel eritrosit Thalassemia β menyerupai pola protein membran sel eritrosit normal setelah diberi beban oksidasi. Oleh karena itu disimpulkan bahwa kerusakan protein membran sel eritrosit pada Thalassemia disebabkan oleh adanya beban oksidasi (Kurniati, 2000).

(4)

memperberat kerusakan membran sel eritrosit yang disebabkan beban oksidasi (Cappellini et al., 1999).

Penderita Thalassemia ditemukan dengan ciri-ciri sebagai berikut : anemia yang berat pada anak-anak disertai splenomegali (pembesaran limpa), hepatomegali, kulit berwarna pucat dan kuning serta deformabilitas tulang (perubahan bentuk tulang). Keadaan klinis penderita Thalassemia tersebut bervariasi, mulai dari gejala anemia yang berat sehingga membutuhkan transfusi secara teratur sampai gejala anemia ringan atau tanpa anemia, tetapi morfologi sel eritrositnya terlihat abnormal. Penderita Thalassemia dengan anemia berat membutuhkan transfusi secara terus menerus dengan frekuensi yang berbeda-beda diantara seluruh penderita (Olivieri, 1999).

Kondisi bahwa penderita anemia mempunyai derajat anemia serta frekuensi transfusi yang berbeda-beda dapat dikaitkan dengan penelitian sebelumnya bahwa kerusakan protein membran sel eritrosit pada Thalassemia disebabkan oleh adanya beban oksidasi disertai dengan ada atau tidaknya mutasi gen penyandi protein Band 3.

(5)

kasus-kasus anemia ringan yang ditangani di RSUP H.Adam Malik Medan maupun di pelayanan kesehatan yang ada di kota Medan yang belum ditelusuri lebih lanjut apakah kasus-kasus anemia tersebut termasuk ke dalam kasus Thalassemia, khususnya Thalassemia minor.

Penderita Thalassemia yang dirawat serta ditangani di RSUP H.Adam Malik Medan dengan derajat anemia serta frekuensi transfusi yang berbeda-beda tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi adanya mutasi gen penyandi protein Band 3 yang menyebabkan peningkatan rigiditas sel eritrosit. Peningkatan rigiditas sel eritrosit tersebut akan dihubungkan dengan peningkatan fragilitas membran sel eritrosit melalui tes uji fragilitas membran eritrosit.

Dari karakteristik penderita Thalassemia yang rawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan pada tahun 2008, diketahui bahwa penderita yang berumur 6-15 tahun sebesar 65,8%, jenis kelamin laki-laki 63,3%, keluhan pucat 83,3%, jenis Thalassemia β 88,3% dan yang membutuhkan transfusi 60%. Data tersebut hanyalah sebahagian kecil saja dari seluruh penderita Thalassemia yang ditemukan, karena saat ini diduga bahwa penderita Thalassemia dengan gejala klinik anemia yang ringan, jarang sekali datang untuk berobat ke rumah sakit atau ke pelayanan kesehatan lainnya.

(6)

dinyatakan sebagai tersangka penderita Thalassemia dan nilai Mentzer Index di atas 13 dinyatakan sebagai tersangka penderita Anemia Defisiensi Besi.

Dengan kondisi bahwa jumlah penderita Thalassemia β adalah yang terbanyak dibandingkan Thalassemia α, kemudian karena masih belum diperoleh data kasus-kasus anemia ringan yang diduga merupakan Thalassemia minor serta untuk menghomogenkan sampel, penelitian ini akan mengkhususkan mendapatkan penderita Thalassemia β minor maupun non Thalassemia β minor sebagai subjek penelitian yang diseleksi dari 1800 mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, ingin diketahui apakah Thalassemia β minor maupun Non Thalassemia β minor yang diseleksi dari 1800 mahasiswa USU memiliki mutasi pada gen penyandi protein Band 3 dan apakah mutasi tersebut berpengaruh kepada sel eritrositnya.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

(7)

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mendata berapa banyak penderita Thalassemia β minor dari 1800 mahasiswa USU yang diseleksi berdasarkan nilai Mentzer Index.

b. Untuk membandingkan nilai pemeriksaan darah rutin pada Thalassemia β minor maupun pada Non Thalassemiaβ minor.

c. Untuk memperoleh data tentang fragilitas sel-sel eritrosit pada Thalassemiaβ minor maupun pada Non Thalassemiaβ minor.

d. Untuk menilai adanya mutasi pada gen protein Band 3pada Thalassemia β minor maupun pada Non Thalassemiaβ minor.

e. Untuk mendapatkan perbandingan mutasi gen protein Band 3dan fragilitas sel-sel eritrosit pada Thalassemiaβ minor maupun pada Non Thalassemia

β minor.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan tentang adanya Thalassemiaβ minor yang disertai dengan mutasi gen penyandi protein Band 3dalam hal perencanaan penatalaksanaan penyakitnya.

1.4.2. Sebagai bahan acuan bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian tentang penyebab anemia di tingkat molekuler.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil validasi THB dari para validator pada umumnya menyimpulkan THB ini baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Dari beberapa penilaian di atas, secara

waktu pemanasan dilakukan untuk mencari waktu pemanasan dies pada temperatur kerja yang diinginkan, sehingga dapat diketahui waktu tunggu untuk melakukan proses squeeze

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII MTs Negeri 2 Rantau Prapat Tahun Pembelajaran

Penggunaan media dalam proses pembelajaran di ruang kelas ternyata berimplikasi terhadap beberapa hal antara lain: pada diri guru itu sendiri, yakni dengan penggunaan

Saat panggilan itu datang pada dirinya, partisipan merasakan kembali memiliki tujuan dalam hidupnya, tujuan untuk dapat menjadi orang yang lebih baik lagi dan inilah

Individualised Instructional Strategies On Senior Secondary School Students’ Attitudes Toward Mathematics” (2013). The results indicated s ignificant main effects of

Pertama adalah Mengelola Relasi, Humas Polresta Surakarta menjalin hubungan dengan para wartawan, dan juga dengan pimpinan redaksi, meskipun dengan pimpinan redaksi dilakukan

[r]