• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan Sakarin dan Sikt Pada Manisan Buah yang Dijajakan di Pasar Rame Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penggunaan Sakarin dan Sikt Pada Manisan Buah yang Dijajakan di Pasar Rame Medan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

setiap saat. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik diolah

maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi

konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain

yang digunakan dalam proses pengolahan makanan dan minuman (Mahendratta,

2007). Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai

arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa (Bulog, 2012).

Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan

sehari hari. Dalam prakteknya masih banyak produsen pangan yang menggunakan

bahan tambahan pangan yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan konsumen.

Kurangnya perhatian terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak

buruk, berupa penurunan kesehatan konsumen, mulai dari keracunan makanan akibat

tidak higienis dalam proses penyiapan dan penyajian, sampai resiko munculnya

penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan yang berbahaya (Syah, 2005).

Undang Undang Kesehatan RI No 36 tahun 2009 pasal 109-111 tentang pengamanan

makanan dan minuman menyebutkan setiap orang dan badan hukum yang

(2)

diperlakukan sebagai makanan dan minuman hasil teknologi rekayasa genetik yang

diedarkan harus terjamin agar aman bagi manusia dan lingkungan (Depkes, 2009).

Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, semakin banyak ide dan kreasi

manusia dalam mengolah makanan atau minuman. Salah satunya adalah dengan cara

menambahkan bahan-bahan lain yang berasal dari bahan alami ataupun hasil buatan

secara kimiawi yang disebut dengan bahan sintetis.

Sejak pertengahan abad ke -20 ini, peranan bahan tambahan pangan semakin

penting. Namun demikian, perlu kita sadari bahwa makanan hasil industri rumah

tangga, seperti manisan buah, seringkali mengandung bahan tambahan makanan

berbahaya. Salah satunya adalah pemanis buatan yang dilarang atau pemanis buatan

yang diizinkan namun jumlahnya berlebihan (Yuliarti, 2007).

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan

untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan

kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki

sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan

sumber kalori bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan

jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat

badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama

(Eriawan R. dan Imam P., 2002). Berdasarkan hasil wawancara, nama lain dari

pemanis buatan yang dikenal oleh masyarakat atau orang pasar adalah sari manis atau

(3)

Berdasarkan dari berita yang dilansir dari Huffington Post, pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2013, terdapat penelitian oleh Gitanjali M. Singh, Ph.D menyatakan

bahwa ditemukan 25.000 kematian akibat konsumsi minuman berpemanis buatan

tahun 2010 di Amerika Serikat. Temuan ini didasarkan pada data Global Burden of

Disease tahun 2010 yang mengamati konsumsi minuman berpemanis buatan di berbagai negara.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di lapangan,

sakarin memiliki harga jual yang paling murah dibandingkan dengan zat pemanis

buatan lainnya, yang tidak jauh beda dengan siklamat. Harga sakarin dan siklamat

dijual dengan rentang harga Rp3000 – Rp5000 per bungkus (40gr), sedangkan

pemanis buatan jenis lainnya dijual dengan harga di atas Rp10.000 dengan ukuran

yang sama. Selain harganya yang murah, sakarin juga memiliki tingkat kemanisan

yang tinggi, sehingga dengan kadar yang sedikit sudah dapat memberikan rasa yang

sangat manis. Namun, sakarin meninggalkan rasa pahit sesaat setelah makanan di

konsumsi. Agar rasa pahit dari sakarin dapat disamarkan, maka sakarin selalu

didampingi penggunaannya dengan siklamat. Hal ini yang menjadi alasan peneliti

memilih zat pemanis buatan sakarin dan siklamat dalam penelitian ini.

Badan POM hanya melakukan kajian terhadap siklamat dan sakarin karena

disinyalir pemanis buatan ini digunakan tanpa batas oleh pedagang jajanan anak

sekolah. Sakarin dan siklamat harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan

(4)

Salah satu jenis makanan yang ditambahkan pemanis buatan adalah manisan

buah. Menurut Muaris (2003) manisan buah merupakan buah-buahan yang direndam

dalam air gula selama beberapa waktu. Makanan olahan yang disukai masyarakat

yang rasanya manis bercampur dengan rasa buah (Kusmiadi, 2008).

Pemakaian pemanis buatan banyak dipakai pedagang kecil dan industri

rumahan karena dapat menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan jauh lebih

murah dibandingkan dengan gula asli. Berdasarkan survei yang dilakukan dibeberapa

SD di Malang tahun 2009, ditemukan adanya konsumsi pemanis buatan pada level

berbahaya. Badan POM hanya melakukan kajian terhadap kandungan sakarin dan

siklamat karena pemanis buatan ini lebih murah dibanding pemanis lainnya dan

digunakan tanpa batas oleh pedagang (Indriasari, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Hakiki (2015), menyatakan bahwa pada saus

cabai bakso bakar dan saus gejrot tahu dangdut yang dijajakan dikawasan USU tahun

2015 terhadap zat pewarna dan zat pemanis buatan menunjukkan bahwa dari 5

sampel saus cabai bakso bakar dan 7 sampel saus gejrot tahu dangdut, 3 sampel saus

cabai diantaranya menggunakan zat pewarna buatan jenis Coklat HT, Panceau 4R dan

Eritrosin. Demikian pula dari 7 saos gejrot tahu dangdut, semuanya mengandung zat

pemanis buatan berupa siklamat.

Penelitian Silalahi (2010), menyatakan bahwa pada produk permen karet yang

beredar di kota Medan tahun 2010, diketahui dari 10 sampel yang diperiksa

(5)

Penelitian Napitupulu (2005), menyatakan bahwa pada es krim yang dijajakan

di kota Medan tahun 2005 terhadap zat pewarna buatan dan zat pemanis buatan

menunjukkan dari 15 sampel es krim terbukti seluruhnya menggunakan zat pewarna

buatan dan pemanis buatan. Zat pemanis buatan yang dipakai adalah sakarin dan

kadarnya telah melebihi batas kadar yang diizinkan.

Demikian pula pada penelitian Setia (2003), menyatakan bahwa pada manisan

buah yang dijajakan pada pasar petisah tahun 2003 terhadap sakarin dan siklamat

menunjukkan dari 8 sampel manisan buah, 2 sampelnya menggunakan sakarin dan

sisanya 6 sampel menggunakan siklamat sebagai pemanis buatan. Sakarin yang

digunakan pada manisan buah tersebut diketahui telah melebihi batas yang ditentukan.

Penelitian yang dilakukan BPOM terhadap jajanan anak sekolah (PJAS) yang

diambil dari 886 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang tersebar di 30 kota

Indonesia. Selama tahun 2011 telah diambil sampel sebanyak 4808 sampel PJAS dan

1705 (35,46%) sampel diantaranya tidak memenuhi syarat keamanan dan mutu

pangan (BPOM, 2011).

Hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

menunjukkan bahwa beberapa makanan jajanan yang dijual di sekolah-sekolah dasar,

seperti limun merah, limun kuning, manisan kedondong, dan es coklat menggunakan

kombinasi sakarin dan siklamat. Jumlah sakarin yang terdapat di dalam makanan

jajanan tersebut berkisar antara 36,5 – 113 ppm, sedangkan jumah siklamat yang

(6)

jumlah tersebut hanya ditujukan untuk produk yang rendah kalori atau bagi penderita

diabetes mellitus dan bukan untuk produk konsumsi umum apalagi untuk anak-anak

sekolah dasar, sedangkan berdasarkan penelitian Streetfood Project (Proyek Makanan Jajanan) di Bogor tahun 1989, diketahui bahwa hampir seluruh jenis es puter dan

minuman ringan yang diperiksa (251 sampel), ternyata mengandung siklamat

(Cahyadi, 2012).

Penelitian oleh Weihrauch dan Diehl (2004) menunjukkan bahwa konsumsi

kombinasi pemanis buatan dalam jumlah lebih besar dari 1.6 gram/ hari berpotensi

meningkatkan risiko kanker empedu sebanyak 1,3 kali lipat pada manusia.

Berdasarkan dari data pengawasan tahun 2006 yang dilakukan Badan POM di

478 Sekolah Dasar yang tersebar di seluruh Indonesia, menunjukkan bahwa dari 2903

contoh PJAS yang dianalisis, 1069 contoh diantaranya adalah produk Es (es sirop, es

mambo, es lolipop, dsb), sirup jelly, agar-agar, dan minuman ringan, dimana 458

(42,84%) contoh diantaranya mengandung siklamat melebihi batas maksimum

penggunaan yang diizinkan (BPOM, 2006).

Kasus-kasus di atas telah menunjukkan cukup tingginya penggunaan pemanis

buatan (sakarin dan siklamat) pada kalangan masyarakat. Hal ini terjadi tidak lain

karena alasan ekonomi dan kemudahan dalam mendapatkan zat kimia tersebut.

Tingginya harga bahan produksi yang mengharuskan produsen menjual barang

dagang dengan harga yang murah, sehingga membuat produsen beralih menggunakan

bahan produksi lain dengan harga yang jauh lebih murah pula, agar dapat

(7)

adalah produsen kurang memperhatikan batas kadar bahan pemanis buatan yang

harus digunakan.

Meskipun diizinkan untuk makanan, zat pemanis buatan sakarin dan siklamat

merupakan zat pemanis yang sebenarnya khusus ditujukan bagi penderita diabetes

atau konsumen diet rendah kalori. Namun demikian, saat ini sakarin sering

ditambahkan ke dalam makanan yang dikonsumsi secara umum. Padahal data

sebelumnya yang dilaporkan oleh Canada’s Health Protection Branch bahwa,

pemanis ini diduga dapat menimbulkan kanker kandung kemih pada tikus. Seperti

halnya sakarin, penggunaan siklamat dapat pula berbahaya mengingat hasil

metabolismenya yaitu sikloheksana yang bersifat karsinogenik sehingga ekskresi

lewat urin dapat merangsang pertumbuhan tumor ataupun sel kanker pada kandung

kemih tikus (Yuliarti, 2009).

Pasar tradisional merupakan tempat umum yang banyak menjual berbagai

macam makanan dan minuman, termasuk manisan buah yang digemari oleh

masyarakat. Pasar tradisional memiliki fungsi untuk menyediakan kebutuhan hidup

masyarakat sehingga pasar menjadi tempat yang sangat ramai dikunjungi oleh

masyarakat. Pasar tradisional banyak menyediakan produk pangan berupa kebutuhan

primer maupun sekunder seperti beras, sayur mayur, daging, ikan, buah buahan, dan

lainnya. Segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat dengan mudah dapat ditemukan

dalam pasar. Jumlah pasar tradisional yang ada dikota Medan berkisar 53 jenis pasar

(8)

Hasil survey pendahuluan peneliti dibeberapa pasar tradisional yang ada

dikota Medan, seperti Pasar Beruang, Pasar Petisah, Pasar Sentral, Pasar Helvetia,

dan lain lain, maka ditentukan Pasar Rame sebagai lokasi penelitian dikarenakan

pasar ini memiliki banyak kios yang menyediakan berbagai jenis manisan buah

seperti mangga, jambu, kedondong, pepaya, dan apel. Berdasarkan hasil wawancara

dengan pedagang, sebagian besar manisan buah yang dijual dipasar tersebut

merupakan hasil produksi oleh pedagang sendiri.

Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan, peniliti tertarik untuk

mengetahui keberadaan dan kadar sakarin dan siklamat pada manisan buah yang

dijual di Pasar Rame Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah apakah manisan yang dijual di Pasar Rame Medan menggunakan

pemanis buatan sakarin dan siklamat dan sesuai dengan baku mutu keamanan pangan

atau tidak yang mengacu pada SNI 01-6993-2004 tentang Bahan Tambahan Pangan

Pemanis Buatan yang menyatakan bahwa Bahan Tambahan Pangan boleh digunakan

jika tidak melebihi batas maksimal penggunaan dalam kategori pangan.

(9)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan dan kadar sakarin

dan siklamat pada manisan buah yang dijual di Pasar Rame Medan. Kemudian

disesuaikan dengan SNI 01-6993-2004 Tentang Bahan Tambahan Pangan Pemanis

Buatan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan

dan Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) tentang pemakaian zat

pemanis buatan pada manisan buah yang dijajakan di Pasar Rame Medan.

2. Memberikan informasi pada masyarakat, sehingga dapat lebih teliti dan waspada

Referensi

Dokumen terkait

Tuliskan kelemahan atau kekurangan yang dimiliki sekolah/madrasah Saudara ditinjau dari komponen kurikulum dan pembelajaran.. Jenis sarana yang dimiliki

Pada hari ini, Selasa tanggal Tujuh bulan Agustus tahun Dua Ribu Dua Belas, kami Panitia Pengadaan Pemeliharaan Gedung Kantor (Eksterior) Komplek Kanwil VII DJKN

PERINGKAT AKREDITASI    KESEIMBANGAN ANTARA FOKUS PENILAIAN KE-LAYAKAN DAN KINERJA SEKOLAH/MADRASAH KESEIMBANGAN ANTARA PENILAIAN INTERNAL DAN EKSTERNAL KESEIMBANGAN HASIL

Dalam persyaratan kualifikasi tidak menyebutkan istilah surat dukungan, hanya diharuskan melampiri surat pernyataan keaslian barang dan kesanggupan garansi dari penyedia barang

Hubungan antara pertumbuhan biomassa, aktivitas enzim selulase dan kadar gula reduksi yang dihasilkan pada proses hidrolisis batang pohon singkong dengan

Namun, jika kita merupakan orang yang sangat sibuk dan tidak sempat untuk mencari dan meracik sendiri obat alami tersebut, tidak ada salahnya jika kita memilih obat herbal

Bukti-bukti tinggalan budaya paleolitik di Pulau Seram telah memberikan suatu pandangan baru yang sangat signifikan terhadap perkembangan penelitian arkeologi prasejarah di