BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. la ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jikamelibatkan dua orang atau lebih. Frase dua orang atau lebih perlu ditekankan,karena sebahagianliterature menyebut istilah komunikasi intrapersonal, yaknikomunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau symbol, baik bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk non verbal (nonkata-kata), tanpa harus memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu system symbol yang sama. (Mulyana, 2008:3).
Komunikasi adalah penyampaian dan pemahaman suatu maksud atau tujuan, yang perlu diperhatikan dari definisi adalah penekanannya pada penyampaian maksuddan pemahaman maksud, tanpa penyampaian maksud komunikasi tidak akan terjadi, tanpa pemahaman maksud komunikasi juga jarang berhasil (Ardana dkk, 2009:49).
mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang itu dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan (Effendy, 2013:9)
Menurut Wiryanto (2004:9), Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari satu orang keorang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang dipergunakan dalam percakapan, ekspresi wajah, intonasi, dan sebagainya.
Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi. Komunikasi organisasi merupakan suatu bidang komunikasi yang berperan dalam menyediakan informasi yang efektif bagi manajemen dalam rangka pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah ataupun peluang-peluang yang berkaitan dengan organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi itu sendiri (Purwanto,2006:25).
2.1.2. Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Menurut Effendy (2013:27), ada 4 (empat) tujuan komunikasi organisasi,yaitu:
2. Mengubah pendapat atau opini (to change opinion), yaitu pendapat individu atau kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka terima.
3. Mengubah perilaku (to change the behavior), yaitu perilaku individu atau kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang diterima. 4. Mengubah masyarakat (to change the society), yaitu tingkat sosial individu
atau kelompok menjadi berubah atas informasi yang mereka terima.
Dalam melaksanakan tugasnya pimpinan organisasi dihadapkan kepada dua bidang tugas dan tanggungjawab yang harus dikoordinirnya secara terpadu, yaitu bidang teknis yang dilakukan oleh para petugas dan bidang administrasi yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab para staf administrasi. Tidak bisa dipungkiri kedua bidang organisasi ini saling mendukung dan melengkapi.
Dalam mengkoordinir kegiatan, pimpinan perusahaan harus benar-benar dapat memanfaatkan proses komunikasi yang dilakukannya dengan para staf sesuai dengan fungsi komunikasi yaitu menghubungkan semua unsur yang berinteraksi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa kesetia-kawanan dan loyalitas antar sesama, seperti:
1. Pimpinan dapat mengetahui langsung keadaan bawahannya, sehingga pekerjaan berlangsung secara efisien.
3. Memunculkan rasa saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing sehingga meningkatkan rasa kesatuan dan pemantapan spirit de corps (semangat korps). (Purwanto, 2006:40)
2.1.3. Pola Komunikasi
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara suatu organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda (Purwanto, 2011:49). Jenis-jenis komunikasi tersebut adalah:
1. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi kebawah memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.
Jalur komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah (pegawai) merupakan penyampaian pesan yang dapat berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, perlu diperhatikan penggunaan bahasa yang sama, sederhana, tidak bertele-tele, dan mudah dipahami dalam penyampaian pesan.
2. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up atau upward communication) berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari
mula-mula berasal dari para pegawai yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi. Keterlibatan pegawai (bawahan) dalam proses pengambilan keputusan merupakan cara yang paling positif dalam upaya membantu pencapaian tujuan organisasi.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communication) atau sering disebut dengan komunikasi lateral (lateral communication) adalah komunikasi anatara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
4. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang melibatkan antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda, misalnya komunikasi yang terjalin antara manajer SDM dengan karyawan keuangan.
2.1.4.Unsur-Unsur Komunikasi
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source, sender, decoder.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isi pesan bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau proganda. Dalam istilah asing pesan diterjemahkan dengan kata message, content, atau information
3. Media
Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi terbagi atas media massa dan media nirmassa. Nirmassa merupakan komunikasi tatap muka sedangkan media massa menggunakan saluran yang berfungsi sebagai alat yang dapat menyampaikan pesan secara massal.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
5. Pengaruh
pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
6. Umpan Balik
Selain berasal dari penerima, umpan balik juga bisa berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim. Hal-hal semacam ini menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.
2.1.5.Tipe dan Fungsi Komunikasi
Dewi (2006:25) menguraikan lima tipe atau tingkatan komunikasi beserta fungsinya masing-masing:
1. Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
2. Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antar pribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih. Komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka disebut komunikasi diadik (Dyadic Communication). Fungsi komunikasi ini adalah untuk meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
3. Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication)
Komunikasi kelompok kecil adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka atau menggunakan sebuah alat untuk membantu interaksi antara satu dengan yang lain. Tipe komunikasi ini sering juga dikelompokkan sebagai tipe komunikasi antar pribadi.
4. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Dalam komunikasi massa, pesan dikirim dan sumber lembaga kepada khalayak yang bersifat massal melalui alat-alat mekanis, seperti televisi, radio, surat kabar, atau film.
5. Komunikasi Publik (Public Communication)
Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, kolektif, retorika, public speaking, atau audiens communication.
Fungsi komunikasi secara menyeluruh dapat dirinci kembali sebagai berikut (Dewi, 2006:27):
1. Informasi, yakni kegiatan mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, oponi dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya.
2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.
3. Motivasi, yakni mendorong seseorang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar melalui media massa. 4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk
mencapai persetujuan dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.
5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun informal.
6. Memajukan kebudayaan, media massa menyebarkan hasil-hasil kebudayan melalui aneka program siaran atau penerbitan buku.
7. Hiburan; media massa telah menyita banyak waktu luang dari semua golongan usia dengan difungsikannya media komunikasi sebagai alat hiburan dalam rumah tangga.
Menurut Lawrence dalam Effendy(2013:66) dalam kehidupan organisasi ada 2 dimensi komunikasi yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. 1. Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantaranya para administrator dan pegawai dalam suatu perusahaan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal didalam perusahaan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung. Adapun bentuk dari komunikasi internal :
a. Komunikasi Personal
Komunikasi Personal adalah komunikasi diantara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara:
1) Komunikasi tatap muka 2) Komunikasi bermedia b. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan kelompok orang dalam situasi tatap muka.
2. Komunikasi Eksternal
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak 1) Majalah organisasi
2) Radio dan televisi 3) Brosur
4) Film dokumenter 5) Majalah
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Merupakan umpan balik dari sebagai efek kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
2.2. Motivasi
2.2.1. Pengertian Motivasi
Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya berisikan langkah-langkah perencanaan, penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan danpenggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tertentu, baik tujuan individual maupun organisasi. Keberhasilan pengelolaan perusahaan bisnis sangat ditentukan oleh efektivitas kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Dalam hal ini, seorang manajer harus memiliki teknik yang dapat memelihara prestasi dan kepuasan kerja, antara lain dengan memberikan motivasi kepada karyawan agar dapat melaksanakan tugas dengan ketentuan yang berlaku.
kondisi yang menggerakkan karyawan agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Menurut Samsudin (2010:281), motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau sekelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang ditetapkan. Sedangkan menurut Sunyoto (2013:1), motivasi kerja adalah sebagai keadaan yang mendorong keinginan indlvidu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai keinginannya.
2.2.2.Teori Motivasi
Ada banyak teori yang membahas mengenai motivasi yang adadalam setiap individu. Pada dasarnya setiap teori motivasi mempunyai maksuddan tujuan yang jelas untuk dapat dipahami dengan baik dan benar. Oleh sebabitu, manajemen perlu mengetahui dan memahami jenis-jenis teori motivasi yangada sehingga hal ini dapat memberikan informasi penting dalam mengambilkeputusan yang sifatnya penting dan strategis.
Menurut Siagian (2004:103), teori motivasi terdiri dari : 1. Teori Hierarki Kebutuhan
Menurut teori ini kebutuhan dan kepuasan kerja identik dengan kebutuhanbiologis dan psikologis, yaitu berupa material maupun psikologis, yaituberupaya untuk material maupun non materai. Dasar teori ini adalah manusia merupakan makluk yang keinginan tidak terbatas serta kebutuhannya berjenjang. Dengan demikian hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis b. Kebutuhan rasa aman c. Kebutuhan sosial
d. Kebutuhan penghargaaan e. Kebutuhan aktualisasi diri.
2. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) dari Alfeder
orang cenderung meningkatkan kebutuhan sejalan dengan terpuaskannya kebutuhan dibawahnya. Menumt teori ERG, ada tiga kelompok kebutuhan yang utama, yaitu:
a. Kebutuhan akan keberadaan (existence needs), kebutuhan ini berhubungandengan kebutuhan mendasar termasuk juga kebutuhan fisiologis yangdidalamnya mencakup makan, minum, pakaian, perumahan dan keamanan.
b. Kebutuhan akan afiliasi (relatedness needs), kebutuhan ini menekankan akan pentingnya hubungan antara individu dan juga hubungan bermasyarakat tempat kerja di perusahaan tersebut.
c. Kebutuhan akan pertumbuhan (growth needs), keinginan untukpengembangan potensi dalam diri seseorang untuk maju danmeningkatkan kemampuan pribadinya.
3. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Herzberg, dapat disimpulkan bahwa ada faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya disebut dengan faktor pemuas kerja dan faktor penyebab ketidakpuasan kerja yang berkaitan dengan suasana pekerjaan. Faktor yang berperan sebagai motivator terhadap karyawan, yaitu yang mampu memuaskan dan mendorong orang-orang untuk bekerja dengan baik, faktor tersebut terdiri dari:
a. Prestasi
d. Pekerjaan itu sendiri e. Penghargaan
f. Tanggung jawab
g. Keberhasilan dalam bekerja
h. Pertumbuhan dan perkembangan pribadi
Sedangkan faktor-faktor higienis (faktor penyebab ketidakpuasan kerja), terdiri dari :
a. Gaji
b. Kondisi kerja c. Status
d. Kualitas supervisi e. Hubungan antar pribadi
f. Kebijakan dan administrasi perusahaan
Faktor-faktor higienis ini bila dilakukan perbaikan secara berkesinambungan, maka akan dapat mengurangi rasa ketidakpuasan dan jika diabaikan akan menambah kekecewaan dan rasa tidak puas para karyawan.
4. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland
Teori ini menyatakan bahwa seseorang bekerja memiliki enerji potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi, dan peluang yang ada. Menurut hasil penelitan dari MC. Clelland, ada tiga jenis kebutuhan, yaitu:
1) Orang yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi memiliki rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan suatu tugas.
2) Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi dan dia memiliki suatu keinginan besar untuk dapat berhasil dalam menyelesaikan pekerjaannya.
3) Orang yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi memiliki keinginan untuk bekerja keras guna memperoleh tanggapan atau umpan balik atas pelaksanaan tugasnya.
b. Kebutuhan akan afiliasi, ciri-cirinya yaitu:
1) Mereka memiliki suatu keinginan dan mempunyai perasaan diterimaoleh orang lain dilingkungan dimana mereka bekerja.
2) Mereka cenderung berusaha membina hubungan sosial yangmenyenangkan dan rasa saling membantu dengan orang lain. 3) Mereka memiliki suatu per hatian yang sungguh-sungguh
terhadapperasaan orang lain,
c. Kebutuhan akan kekuasaan, ciri-cirinya yaitu:
1) Keinginan untuk mempengaruhi secara langsung terhadap orang lain.
2.2.3. Dimensi Motivasi Kerja
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki suatu factor yang mendorng aktivitas tersebut. Sutrisno (2009:22)
Oleh karena itu Hamzah (2008:22), menyatakan motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal. Motivasi Internal yaitu motivasi kerja yang bersumber dari dalam diri karyawan yang menimbulkan dorongan atau semangat untuk bekerja keras, dapat berupa kesadaran mengenai pentingnya makna pekerjaan yang dilaksanakan. Indikator motivasi internal meliputi:
1. Tanggung jawab karyawan, 2. Melaksanakan tugs,
3. Mempunyai tujuan yang jelas, 4. umpan balik pekerjaan, 5. perasaan senang bekerja,
6. Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain, 7. Mengutamakan prestasi.
1. berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja, 2. Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya,
3. Bekerja untuk ingin memperoleh insentif,
4. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari atasan dan teman.
2.3. Kinerja Karyawan
2.3.1. Pengertian Kinerja Karyawan
Menurut Wibowo (20011:7), kinerja berasal dari pengertian performance, ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja, namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Mangkunegara (2005:67) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Sedangkan Moeheriono (2009:60) menyatakan kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, visi, misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Menurut Rivai dan Basri (2005:14) kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
Kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja dapat berjalan baik dan meningkat apabila karyawan mendapatkan gaji sesuai harapan, mendapatkan pelatihan dan pengembangan, lingkungan kerja yang kondusif, mendapat perlakuan yang sama, penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya serta terdapat umpan balik dari perusahaan. Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja.
Landasan yang sesungguhnya dalam suatu organisasi adalah kinerja. Jika tidak ada kinerja maka seluruh bagian organisasi, maka tujuan tidak dapat tercapai. Kinerja perlu dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pemimpin atau manajer. Menurut Nawawi (2006: 63) adalah “Kinerja dikatakan tinggi apabila suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas waktu yang disediakan”. Kinerja menjadi rendah jika diselesaikan melampui batas waktu yang disediakan atau sama sekali tidak terselesaikan.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Soesilo dalam Nogi (2005:180), kinerja suatu organisasi dipengaruhi adanya faktor-faktor berikut :
1. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi
3. Sumber daya manusia, yang berhubungan dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan berkarya secara optimal
4. System informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.
5. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas organisasi.
2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Dessler (2006:325) tujuan dari penilaian kinerja antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai dasar pengambilan keputusan yang digunakan sebagai promosi, pemberhentian, penetapan besarnya balas jasa yang akan diberikan.
2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan dapat sukses dalam pekerjaanya.
3. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan perusahaan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
4. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan karyawan.
5. Sebagai kriteria dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
2.3.4. Metode Penilaian Kinerja
1. Metode Penilaian Umpan Balik 360 Derajat
Metode penilaian kinerja yang populer yang melibatkan masukan evaluasi dari banyak level dalam perusahaan sebagaimana pula dari sumber sumber eksternal.
2. Metode Skala Penilaian
Metode penilaian kinerja yang menilai para kayawan berdasarkan faktor faktor yang telah ditetapkan.
3. Metode Insiden Kritis
Metode penilaian kinerja yang membutuhkan pemeliharaan dokumen dokumen tertulis mengenai tindakan tindakan karyawan yang sangat positif dan sangat negatif.
4. Metode Esai
Metode penilaian kinerja dimana penilai menulis narasi singkat yang menggambarkan kinerja karyawan.
5. Metode Standar Kerja
Metode penilaian kinerja yang membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan atau tingkat output yang diharapkan. 6. Metode Peringkat
7. Metode Distribusi Dipaksakan
Metode penilaian kinerja di mana penilai diharuskan membagi orang-orang dalam sebuah kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori terbatas, mirip suatu distribusi frekuensi normal.
8. Metode Skala Penilaian Berjangkar Keperilakuan
Metode penilaian kinerja yang menggabungkan unsur unsur skala penilaian tradisional dengan metode insiden kritis: berbagai tingkat kinerja ditunjukkan sepanjang sebuah skala dengan masing masing dideskripsikan menurut perilaku kerja spesifik seorang karyawan.
9. Sistem Berbasis Hasil
Metode Penilaian kinerja di mana manajer dan bawahan secara bersama sama menyepakati tujuan tujuan untuk periode penilaian berikutnya di masa lalu merupakan suatu bentuk management by objectives.
2.3.5. Dimensi Kinerja
Menurut Mathis dan Jackson (2006:378), dimensi yang berkaitan dengan kinerja adalah sebagai berikut:
1. Kuantitas Hasil
Nilai yang diberikan suatu perusahaan untuk menentukan hasil kerja karyawan. Kuantitas hasil memiliki indikator sepertistandar kerja dan volume pekerjaan.
2. Kualitas Hasil
hasil kerja atau produk yang berupa barang dan jasa, dengan alat ukur yang biasa digunakan hasil pekerjaan karyawan dan tingkat kesalahan karyawan. 3. Ketepatan Waktu
Waktu yang biasanya digunakan oleh setiap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan maupun tugasnya, dengan indicator tidak menunda-nunda pekerjaan dan memberikan laporan kepada pimpinan tepat waktu.
2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Variabel Kesimpulan
Adniaty(2013) Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara UPT. Binjai
Variabel Indepnden:
Motivasi dan Disiplin Kerja
Variabel Dependen: Kinerja Pegawai
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja dan disiplin kerja secara
bersama sama berpengaruh positif
terhadap Kinerja Karyawan Pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara UPTD. Binjai. Berdasarkan hasil uji signifikan secara parsial
yang dominan mempengaruhi kinerja
Pegawai Kantor Dinas.Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara UPDT. Binjai. Adalah variabel displin kerja.
Andayani Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung
Hasil penelitian ini menunjukkan komunikasi dan motivasi secara
bersama sama berpengaruh secara positif
PT.JasaMarga.
Berdasarkan uji signifikansi secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Sedangkan menurut uji signifikan secara parsial yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Jasa Marga adalah variabel motivasi.
Nugroho (2011)
Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja karyawan PT. Kresnatel Indonesia
Komunikasi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Kresnatel Indonesia Semarang.
Festus Femi The Impact Of Communication on Worker’s Performance in selected
Organisations in Lagos State, Nigeria
The result of this study reveals that a relationship exists between effective communication and, productivity and commitment. The study
recommended that managers will need to communicate with employees regularly to
The result showed that employees in the two organizations of study were to a very large extent influenced to perform by a combination of intrinsic and extrinsic motivational factors applied through
2.5. Kerangka Konseptual
Kinerja yang baik adalah bagaimana seseorang karyawan mampu memperlihatkan perilaku kerja yang mengarah tercapainya maksud dan tujuan perusahaan. Komunikasi dan motivasi merupakan salah satu faktor pendukung dalam meningkatkan kinerja didalam sebuah perusahaan.
Effendy (2011:9) mengatakan bahwa komunikasi akan terjadi dan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan, dengan kata lain mengerti bahasanya belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Jelas bahwa percakapan kedua orang itu dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya dapat mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat jelas dengan adanya komunikasi yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan karena dengan komunikasi yang baik dan komunikatif tidak ada kesalahan informasi dan kesalahan penyampaian terhadap pekerjaan yang akan dikerjakan.
akan berusaha untuk memperbaiki kinerja dan kerjanya didalam sebuah perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, adapun kerangka konseptual yang dapat gambarkan adalah berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
2.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah di atas penulis memberikan hipotesis dari penelitian ini adalah “Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara komunikasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada
PT. Bumiputera Cabang Binjai”. Komunikasi (X1)
Motivasi (X2)