4
PENDAHULUAN
Trombosit merupakan struktur yang dinamis, bagian luarnya dilapisi oleh glycoprotein (GP) dan
pada bagian dalam terdapat alpha (α) granule dan dense (δ) granule.1
Trombosit memegang peranan penting dalam hemostasis dan thrombosis.2 Defek pada fungsi
trombosit dapat menyebabkan trombosit tidak responsive atau hipersensitif. Fungsi trombosit yang
abnormal dapat menyebabkan terjadinya kelainan perdarahan ataupun trombotic. Kelainan perdarahan
biasanya disebabkan oleh berkurangnya jumlah trombosit (trombositopenia), trombosit yang tidak
berfungsi, atau adanya inhibitor. Kelainan thrombosis biasanya disebabkan oleh meningkatnya aktifitas
trombosit.3 Pada keadaan patologis, pembentukan thrombus yang tidak terkontrol dapat berujung pada
vasoocclusion dan nekrosis iskemik, seperti pada myocardial infarction dan stroke. Trombosit juga dapat
membantu penyebaran tumor.4
Tes agregasi trombosit merupakan metode yang dipilih untuk menilai fungsi trombosit sejak awal
tahun 1970.5 Tes ini mengevaluasi kemampuan trombosit untuk melekat satu sama lain.6 Tes fungsi
trombosit banyak diminta untuk melakukan evaluasi klinis pasien-pasien dengan kelainan perdarahan.7
Tes agregasi trombosit mengukur respon trombosit terhadap aggregating agents yang ditambahkan
atau agonists, dengan pengukuran yang mencerminkan aktivasi, agregasi dan sekresi, dengan tambahan
instrument.1
Hingga sekarang belum ada standar laboratorium klinis yang seragam untuk penilaian atau
interpretasi pemeriksaan ini.7 Meskipun membutuhkan waktu dan kerja intensif, memerlukan darah
segar dan mungkin sulit diinterpretasikan, tes ini tetap dianggap sebagai gold standard untuk menilai
fungsi trombosit.1,8