• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ASPEK HISTORIS, JURIDIS, DAN KOMPETENSI FEDERATION INTERNATIONALE DE FOOTBALL ASSOCIATION (FIFA) SEBAGAI

SUATU ORGANISASI INTERNASIONAL MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

A. Sejarah Fédération Internationale de Football Association (FIFA)

Sepakbola merupakan suatu olahraga yang keberadaannya telah lama hadir di masyarakat dunia. Hingga sekarang, sepakbola telah dikenal dan dimainkan oleh ratusan juta orang di seluruh dunia. Orang-orang dari berbagai latar belakang dan kalangan, yang tua hingga yang muda, laki-laki dan perempuan, begitu menyukai olahraga ini. Dengan demikian tidaklah berlebihan jika berkata sepakbola adalah olahraga yang paling populer.

(2)

peraturan lain yang berhubungan dengan bagaimana akhirnya olahraga ini dimainkan.

Asal-usul sepakbola sendiri telah diteliti oleh banyak ahli. Disebutkan bahwa beberapa peradaban awal telah memainkan permainan ini. Daerah Amerika Tengah dan Amazon diyakini sebagai sumber kultural sepakbola dimana permainan tersebut telah dimainkan oleh suku pribumi sejak tahun 1500 SM.39. Bentuk terawal sepakbola sendiri telah dimainkan di zaman kuno, seperti permainan orang Romawi yaitu harpstum atau epicyros dari Yunani.40 Kemungkinan lain menyebutkan bahwa Cina adalah negara dengan sejarah sepakbola terkuno. Bola batu telah dibuat untuk ditendang dalam permainan di salah satu wilayah di Cina, yaitu Provinsi Dinasti Han (260 SM-220 M). Dalam permainan itu juga telah dijalankan aturan yang mirip dengan aturan yang dikenal dalam permainan sepakbola sekarang.41

Menurut Bill Muray, salah seorang sejarahwan sepakbola, dalam bukunya The World Game: A History of Soccer, permainan sepakbola juga sudah dikenal sejak awal Masehi. Pada saat itu, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal teknik membawa dan menendang bola yang terbuat dari buntalan kain linen. Sejarah sepakbola modern dan telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak berasal dari Inggris, yang dimainkan pada pertengahan abad ke-19 pada sekolah-sekolah. Tahun 1857 berdiri klub sepakbola pertama di dunia, yaitu Sheffield Football

39

E.Galeano , El Futbol a sol y sombre, Catalogos, 1995, Buenos Aires, hal. 27 sebagaimana dikutip oleh Richard Giulianotti, Football, A Sociology of The Global Game, diterjemahkan oleh Novella Parchiano, Sepakbola Pesona Sihir Permainan Global, Apeiton Philotes, Jogjakarta, 2006, hal. 1 sebagaimana dikutip Hinca IP Pandjaitan XII, Op, cit.

40

P. McIntosh, Sport in Society, West London Press, London, 1987, hal. 33 sebagaimana dikutip oleh Richard Giulianotti, Ibid.

41

(3)

Club. Klub ini adalah asosiasi sekolah yang menekuni permainan sepakbola. Pada tahun 1863, berdiri asosiasi sepak bola Inggris, yang bernama Football Association (FA). Badan ini yang mengeluarkan peraturan permainan sepak bola, sehingga sepak bola menjadi lebih teratur, terorganisir, dan enak untuk dinikmati penonton. Selanjutnya tahun 1886 terbentuk lagi badan yang mengeluarkan peraturan sepakbola modern sedunia, yaitu International Football Association Board (IFAB). IFAB dibentuk oleh FA Inggris dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di Manchester, Inggris. IFAB merupakan badan yang mengeluarkan berbagai peraturan pada permainan sepak bola, baik tentang teknik permainan, syarat dan tugas wasit, bahkan sampai transfer perpindahan pemain.42

Sepakbola menjadi suatu olahraga yang sesungguhnya dengan menjalani evolusi yang panjang. Pada awalnya sepakbola dimaknai sebagai sebuah olahraga yang secara umum berarti jika seseorang mencurahkan hidupnya dalam latihan fisik dalam perspektif kesenangan. Namun pada akhir abad ke-19, di Inggris berdiri klub-klub yang menyatukan para pelaku olahraga dengan aturan disiplin yang sebagian besar baru saja diciptakan, termasuk sepakbola, dengan membentuk federasi pada tingkat nasional yaitu asosiasi-asosiasi nasional yang kemudian bergabung untuk membentuk federasi-federasi internasional. Federasi-federasi internasional tersebut mengambil alih pengadaan kompetisi-kompetisi internasional, yang membuat dan menegakkan aturan yang sama untuk semua peserta tentang kriteria penilaian kinerja sebagai aturan permainan. Fenomena ini

42

Sejarah, Teknik Dasar, Ukuran Lapangan, dan Peraturan Sepakbola dari Waktu ke

Waktu, dimuat dalam

(4)

akhirnya melihat olahraga bukan hanya sebagai sebuah aktivitas fisik belaka. Olahraga menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari pengorganisasian yang teratur dan rapi.43

Salah satu federasi internasional tersebut adalah Fédération Internationale de Football Association (FIFA). Gagasan pembentukan federasi ini dimulai dari keinginan para bakal pendiri yang merasa perlu untuk mendirikan suatu federasi sepakbola internasional dengan mengikutsertakan Inggris yang telah mendirikan asosiasi sepakbola mereka yang bernama Football Association (FA) pada tahun 1863. Hirschman, sekretaris Asosiasi Sepak Bola Belanda saat itu kemudian menghubungi FA. Sekretaris FA, FJ Wall, menerima usulan pembentukan Federasi Internasional tersebut. Namun perkembangannya terhenti karena harus menunggu Komite Eksekutif FA, Dewan Internasional FA dan asosiasi sepakbola di Skotlandia, Wales dan Irlandia untuk memberikan pendapat mereka tentang masalah ini. Robert Guérin, sekretaris departemen sepak bola dari USFA Prancis dan juga merupakan seorang wartawan di surat kabar Le Matin, ingin segera mempercepat proses pembentukan federasi ini. Ia kemudian menghubungi asosiasi-asosiasi sepakbola nasional lain di Benua Eropa secara tertulis dan meminta mereka untuk mempertimbangkan kemungkinan untuk mendirikan sebuah organisasi payung.44

Ketika Belgia dan Prancis bertemu di pertandingan sepakbola internasional resmi pertama di Brussels pada tanggal 1 Mei 1904. Guérin kembali

43

Franck Latty, La Lex Sportiva, Recherche dur le Droit Transnational, Martinus Nijhoff Publishers, Boston, 2007 sebagaimana dikutip Hinca IP Pandjaitan XII, Op, cit.

44

(5)

membahas tentang rencana tersebut dengan rekannya yang berasal dari Belgia, Louis Muhlinghaus. Dengan kepastian bahwa FA Inggris, di bawah presiden Lord Kinnaird, tidak akan berpartisipasi dalam pendirian sebuah federasi internasional, maka Guérin menggunakan kesempatan tersebut dan mengirimkan undangan kepada para bakal pendiri FIFA nantinya. FIFA kemudian didirikan oleh asosiasi-asosiasi sepakbola di Eropa, yakni Union des Sociétés Francaises de Sports Athletiques (USFA) Prancis, Union Belge des Sociétés de Sports (UBSSA) Belgia, Dansk Boldspil Union (DBU) Denmark, Nederlandsche Voetbal Bond (NVB) Belanda, Madrid Football Club Spanyol, Svenska Bollspells Forbundet SBF Swedia, dan Association Suisse de Football (ASF) Swiss. FIFA didirikan di Rue Saint Honoré 229 yang terletak di Paris, Prancis pada tanggal 21 Mei 1904. Yang hadir dalam pertemuan bersejarah tersebut adalah: Robert Guérin dan André Espir (Prancis); Louis Muhlinghaus dan Max Kahn (Belgia); Ludvig Sylow (Denmark); Carl Anton Wilhelm Hirschman (Belanda); Victor E Schneider (Swiss). Dalam pertemuan tersebut Ludvig Sylow juga mewakili SBF dan André Spir juga mewakili Madrid Football Club. 45

Kongres FIFA pertama diselenggarakan pada tanggal 22 Mei tahun 1904, dimana Robert Guerin terpilih sebagai Presiden. Victor E. Schneider (Swiss) dan Carl Wilhelm Anton Hirschman (Belanda) menjadi Wakil Presiden. Louis Muhlinghaus (Belgia) ditunjuk sebagai Sekretaris dan Bendahara, dengan bantuan Ludvig Sylow (Denmark) . Para pelopor ini dihadapkan dengan tugas besar untuk membangun FIFA dan mendapatkan anggota-anggota baru untuk bergabung di

45

(6)

dalamnya. Pada 14 April 1905, Komite Eksekutif FA akhirnya mengakui asosiasi sepakbola nasional mereka berafiliasi dengan FIFA dan bergabung dengannya dan ini menjadi sukses besar pertama FlFA. Kongres FIFA kedua terjadi di Paris tanggal 10-12 Juni 1905. Asosiasi sepakbola dari Jerman, Austria, Italia dan Hungaria telah bergabung dengan FIFA dan asosiasi Skotlandia, Wales dan Irlandia akan segera bergabung. Pembicaraan tentang mengadakan kompetisi internasional pun telah berlangsung pada tahun 1906.46

Komite Eksekutif FIFA semakin lama semakin menghadapi banyak kesulitan antara lain kegagalan penyelenggaraan kompetisi internasional pertama dan berbagai permasalahan di asosiasi sepakbola nasional. Kesulitan-kesulitan tersebut memberikan beban yang begitu berat sehingga Guerin sebagai Presiden FIFA memutuskan menarik diri dari dunia olahraga dan menyerahkan urusan kepemimpinan di FIFA kepada Wakil Presiden Schneider dan Espir, asisten pribadinya. Pada Kongres berikutnya di Berne pada tahun 1906, Daniel Burley Woolfall, seorang Inggris, terpilih sebagai Presiden baru. Di bawah bimbingannya, sepakbola Inggris dan benua Eropa menjadi lebih bersatu. Selain itu, dia juga memimpin dorongan untuk keseragaman dalam aturan permainan sepakbola.47

Kongres, sesuai dengan Anggaran Dasar, diadakan di berbagai kota secara tahunan, dan saat itu selalu dipimpin oleh Presiden Woolfall. Kemauan untuk memberlakukan aturan sepak bola yang seragam di tingkat internasional selalu menjadi agenda utama. Dampak positif dari pemberlakuan aturan dasar federasi,

46

FIFA Takes Shape, dimuat dalam

47

(7)

memungkinkan FIFA untuk menciptakan dasar yang kokoh dan mengembangkan aturan yang jelas. Di bawah bimbingan Woolfall, kemajuan juga dibuat dalam badan FIFA. Buletin FIFA pertama resmi diterbitkan dan disepakati untuk menggunakan Bahasa Prancis sebagai bahasa resmi. Penerapan aturan permainan diperkuat dan dibuat definisi yang jelas tentang pertandingan internasional, dan dilarangnya pengaturan permainan. FIFA hanya terdiri dari asosiasi sepakbola dari Eropa sampai tahun 1909. Anggota FIFA pertama dari luar benua Eropa yang bergabung adalah Afrika Selatan pada tahun 1909-1910, Argentina dan Chile pada tahun 1912, dan Amerika Serikat pada tahun 1913.48

Perang Dunia pertama menyebabkan gangguan yang sangat besar dalam dunia sepakbola. Hanya ada beberapa pertandingan internasional yang dimainkan secara terorganisir di wilayah netral. Dengan kesulitan yang dihadapi beberapa anggota FIFA dalam melintasi perbatasan, tidak ada Kongres selama tujuh tahun dari tahun 1914. Presiden Daniel Burley Woolfall meninggal pada tahun 1918 dan FIFA selanjutnya dijalankan oleh Carl Wilhelm Anton Hirschman. Ia melakukan tugasnya dari kantornya di Amsterdam dan terus menjaga agar organisasi tetap hidup dan juga mempertahankan korespondensi dengan rekan-rekannya dari negara lain. Selanjutnya, Hirschman melakukan kontak dengan semua anggota FIFA pada akhir perang atas prakarsa Presiden Asosiasi Sepak Bola Prancis, Jules Rimet. Hirschman pun mengadakan sebuah pertemuan di Brussels pada tahun 1919. Namun pertemuan tersebut tersendat karena banyaknya anggota asosiasi yang enggan untuk duduk bersama dengan lawannya saat Perang Dunia.

48

(8)

Pertemuan akhirnya digelar di Antwerp pada tahun 1920 dan dewan administrasi sementara FIFA terpilih dan terdiri dari: Rimet sebagai ketua, Louis Oestrup dari Denmark sebagai wakil ketua dan Hirschman sebagai sekretaris kehormatan. Hasil pemilihan ini kemudian disampaikan kepada semua asosiasi yang berafiliasi dengan FIFA.49

Rimet menjadi Presiden ketiga FIFA pada 1 Maret 1921. Dia mengambil alih sebuah federasi yang telah terguncang oleh Perang Dunia pertama. Selama 33 tahun kepresidenannya, FIFA mengalami kemajuan yang luar biasa termasuk dalam kondisi Perang Dunia II. Era Jules Rimet dikenal dengan keberhasilannya dalam reorganisasi FIFA dan mewujudkan impian untuk membuat kejuaraan dunia pertama pada tahun 1930 di Uruguay. Saat mengakhiri jabatannya sebagai Presiden FIFA pada tahun 1954, saat membuka Piala Dunia di Swiss, federasi beranggotakan sebanyak 85 anggota.

50

Rodolphe William Seeldrayers menjadi Presiden keempat FIFA, setelah sebelumnya membantu Jules Rimet sebagai Wakil Presiden selama lebih dari 25 tahun. Dalam masanya, FIFA merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Seeldrayers menjabat sebagai Presiden hanya dalam waktu yang singkat setelah meninggal dunia pada Oktober 1955. Penerus Seeldrayers adalah Arthur Drewry yang terpilih menjadi Presiden pada tanggal 9 Juni 1956. Ia memimpin Komite Studi

49

More Associations Follow, dimuat dalam

Oktober 2013 pukul 23.32 WIB.

50

(9)

Statuta FIFA baru dan membuka Piala Dunia FIFA keenam di Stockholm pada tahun 1958. Ia meninggal pada tanggal 25 Maret 1961 saat berusia 70 tahun.51

Selanjutnya FIFA dikendalikan selama enam bulan oleh Ernst B. Thommen dari Swiss yang pernah menjabat sebagai ketua Komite Penyelenggaraan Piala Dunia FIFA tahun 1954, 1958 dan 1962. Pada tanggal 28 September 1961, Sir Stanley Rous terpilih Presiden keenam FIFA. Rous adalah wasit internasional saat masa mudanya dan pada akhir 1930-an membantu menulis ulang Hukum Permainan (Laws of The Game). Dalam era Rous sebagai Presiden, jumlah anggota yang berafiliasi dengan FIFA terus tumbuh terutama dari negara-negara yang baru merdeka. Transmisi televisi Piala Dunia FIFA juga memberikan kontribusi dalam ekspansinya di seluruh dunia. Rous dianugerahi gelar Presiden Kehormatan di Frankfurt pada tanggal 11 Juni 1974 dan pada hari itu, Joao Havelange dari Brasil mengambil alih kendali FIFA dengan menjadi Presiden.52

Keberadaan Havelange di markas FIFA menandakan awal era baru. Dalam waktu singkat, Havelange mengubah institusi yang berorientasi administrasi menjadi sesuatu yang dinamis dan penuh dengan ide-ide baru. Pada tingkat politik, Havelange tegas mengikuti prinsip universalitas yang telah menjadi komitmen FIFA. Di bawah kepemimpinannya, kantor FIFA menjadi saluran diplomasi olahraga. Salah satu contoh penting dari hal ini adalah ketika perwakilan dari Irak, Iran, kedua Korea, Jepang dan Arab Saudi datang untuk saling bertatap muka di Zurich pada bulan Juli 1993 untuk membahas babak final

51

50th Anniversary, dimuat dalam

52

(10)

kualifikasi Asia untuk Piala Dunia di Amerika Serikat tahun 1994 dalam suasana persahabatan dan perdamaian. Havelange terkenal dengan kegiatan diplomatik yang intens. Ia antara lain mengunjungi setiap asosiasi sepakbola setidaknya sekali, membuka jalan bagi Republik Rakyat Cina untuk kembali ke FIFA, dan memfasilitasi kedua Korea untuk mengirim tim gabungan ke FIFA World Youth Championship di Portugal.53

Pada 8 Juni 1998 Joseph S. Blatter terpilih sebagai penerus João Havelange dan menjadi Presiden FIFA kedelapan di Kongres FIFA ke-51 di Paris. Blatter berasal dari Swiss, yang warga negaranya sudah menjabat di berbagai posisi di FIFA selama 23 tahun. Blatter merupakan salah satu orang paling berpengalaman dalam bidang diplomasi olahraga internasional dan menjabat sebagai Presiden FIFA hingga saat ini.54

FIFA berkantor di Zurich, Swiss, dan adalah sebuah organisasi yang status

badan hukumnya sebagai federasi sepakbola internasional tunggal didaftarkan

berdasarkan Pasal 60 Swiss Civil Code. Bab II Pasal 60 Swiss Civil Code

mengatur tentang pendirian sebuah society55

53

New Era, dimuat dalam

sebagai berikut:

Associations which have a political, religious, scientific, artistic, charitable, social, or any other than an industrial object, acquire the status of a person as soon as they show by their constitution their intention to have a corporate existence.

The constitution must be drawn up in writing and state object, the capital and the organization of the society.”

diakses tanggal 23 Oktober 2013 pukul 00.12 WIB.

54

The Blatter Years, dimuat dalam 2013 pukul 0.18 WIB.

55

(11)

Keanggotaan FIFA bukanlah “negara” an sich, melainkan asosiasi sepakbola tunggal yang dibentuk oleh sekelompok orang yang mengelola klub

sepakbola yang berbadan hukum di negara yang bersangkutan sesuai dengan

mekanisme dan sistem aturan yang ditetapkan Pasal 10 ayat (1) Statuta FIFA.

Any association which is reponsible for organizing and supervising football in its country may become a member on FIFA. In this context, the expression ‘country’ shall refer to an Independent state recognized by the international community. Subject to par. 5 and par. 6 below, only one Association shall be recognized in each countrty”.

Ketika didirikan tahun 1904, anggota FIFA hanya sebanyak 7 asosiasi

sepakbola, tetapi di tahun 2013 sendiri keanggotaannya terdiri dari 209 asosiasi

sepakbola.56 Dengan demikian keanggotaan FIFA lebih banyak dari keanggotaan

PBB yang hanya sebanyak 193 anggota.57

56

FIFA’s Member Associations, dimuat dalam

Dalam menjalankan kegiatannya

sebagai sebuah organisasi, FIFA memiliki sebuah Anggaran Dasar yang bernama Statuta FIFA dan peraturan-peraturan lain yang terkait. Statuta FIFA menjadi konstitusi atau dasar hukum bagi persepakbolaan di dunia di mana aturan-aturan yang tercakup di dalamnya antara lain mengatur tentang masalah kompetisi, transfer, doping, dan lain-lain. Perubahan Statuta FIFA hanya dapat diselenggarakan dalam Kongres FIFA yang dihadiri minimal tiga perempat asosiasi sepakbola yang berhak untuk memilih. Statuta FIFA sendiri telah

pukul 08.44 WIB.

57

(12)

mengalami banyak perubahan sejak pertama kali dibuat di Prancis karena perkembangan zaman yang makin pesat dan dibutuhkannya kerangka hukum yang tepat untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan sepakbola. Statuta FIFA yang pertama58 sendiri dibuat di Prancis berisi poin-poin antara lain pengakuan timbal balik dan eksklusif dari asosiasi sepakbola nasional untuk mewakili dan menghadiri kegiatan di FIFA, klub dan pemain dilarang bermain secara bersamaan untuk asosiasi sepakbola nasional yang berbeda, pengakuan oleh asosiasi lain untuk pemain, dan bermain di pertandingan dengan menggunakan aturan yang ditetapkan. Setiap asosiasi sepakbola nasional juga diwajibkan membayar biaya tahunan dan diputuskan bahwa peraturan tersebut akan mulai berlaku pada 1 September 1904. Selain itu, Statuta FIFA pertama hanya bersifat sementara dan bertujuan untuk menyederhanakan penerimaan anggota tambahan. Statuta FIFA terkini yang berlaku adalah Statuta yang ditetapkan dalam Kongres FIFA ke 63 di Mauritius pada tanggal 30 dan 31 Mei 2013 dan mulai berlaku tanggal 31 Juli 2013.59

Kelembagaan struktur organisasi sepakbola dapat digambarkan sebagai

sebuah piramida dimana FIFA berada di bagian paling atas lalu diikuti dengan

bagian tengah yang diisi enam konfederasi yang berada dalam kontinennya

masing-masing ya

(CAF) di Afrika

58

Classic Football History of FIFA, dimuat dalam pukul 22.09 WIB.

59

(13)

Tengah, dan Karibia Amerika Selat

60

60

Football Confederations, dimuat dalam

yang membantu

koordinasi FIFA dan berfungsi sebagai organisasi payung untuk setiap asosiasi

sepakbola yang berada di kontinen mereka, dan di bagian paling bawah adalah

asosiasi-asosiasi sepakbola tersebut. Namun, piramida tersebut belum berhenti

sampai pada level asosiasi sepakbola di masing-masing negara, sebab setiap

asosiasi sepakbola terdiri dari klub-klub sepakbola baik klub sepakbola amatir

ataupun klub sepakbola profesional. Setiap klub terdiri atas sekumpulan pemain

sepakbola yang dikelola oleh para pengurusnya dan ofisial lainnya. FIFA dan

keenam konfederasinya serta asosiasi-asosiasi sepakbola nasional itu mempunyai

kompetensi dan yurisdiksi masing-masing dalam menyelenggarakan kompetensi

sepakbola yang sesuai dengan statuta FIFA, yang kemudian dituangkan dalam

statuta konfederasi dan statuta asosiasi sepakbola. Jadi, masing-masing asosiasi

sepakbola dapat melaksanakan kompetisinya sendiri-sendiri sesuai dengan

kebutuhannya. Sebaliknya, kompetisi sepakbola yang dibuat di level internasional

di bawah yurisdiksi FIFA maupun kompetisi sepakbola yang dibuat pada level

kontinental di bawah yurisdiksi keenam konfederasi tidak dapat dilaksanakannya

sendiri tanpa bantuan dari asosiasi-asosiasi sepakbola yang menjadi anggota FIFA

dan anggota keenam konfederasi tersebut. Sebab, pada hakekatnya peserta

kompetisi itu adalah klub dan atau tim nasional yang berada dan berasal dari

anggota FIFA di level asosiasi sepakbola. Semua kompetisi sepakbola itu

(14)

dikelola, diselenggarakan dan diselesaikan sengketa yang timbul dengan

menggunakan sistem hukum tersendiri yang dibuat FIFA dan dilaksanakan serta

dipatuhi oleh semua anggotanya.

FIFA memiliki sistem kelembagaan yang terdiri atas (i) Kongres sebagai

lembaga legislatif tertinggi, (ii) Komite Eksekutif sebagai lembaga eksekutif, (iii)

Sekretariat Jenderal sebagai lembaga administratif dan (iv) Badan Peradilan yang

terdiri dari Komite Disiplin, Komite Banding, dan Komite Etika (v) Independent Governance Committee dan (vi) Lembaga-Lembaga lain seperti Dispute Resolution Chamber, FIFA Development Officers, FIFA Medical Assessment and Research Centre, Task Force against Racism and Discrimination.

Selain itu, FIFA juga memiliki “Standing Committee” dan “Ad-Hoc Committee” yang memberikan nasihat dan bantuan kepada Komite Eksekutif dan terdiri dari sekitar 27 Komite61

Selama 25 tahun terakhir sepak bola telah meningkatkan statusnya sebagai permainan populer di dunia dan akhirnya mencapai bahkan bersinggungan dengan tidak hanya masyarakat, tetapi juga masalah perdagangan dan politik. Sepakbola, telah menyentuh batas daerah, orang-orang dan bangsa-bangsa. Pada saat ini, FIFA telah berkembang dan memiliki 209 asosiasi anggota, sehingga

yang antara lain membantu pelaksanaan dalam

kegiatan-kegiatan FIFA seperti Komite Futsal, Komite Sepakbola Pantai, dan

Komite Penyelenggara Turnamen-Turnamen FIFA seperti Piala Dunia, Piala

Konfederasi, dan Olimpiade dalam cabang sepakbola.

61

Standing Commitees, dimuat dalam

(15)

menjadikannya salah satu federasi olahraga yang terbesar dan yang paling populer di dunia.62

B. Tugas dan Wewenang Fédération Internationale de Football Association

(FIFA)

Dunia adalah tempat yang kaya akan keindahan alam dan keragaman budaya. Tetapi di banyak tempat masih terjadi perampasan hak dasar manusia. FIFA yang juga memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjangkau dunia, menggunakan sepakbola sebagai simbol bagi harapan dan kerjasama. Setiap anggota asosiasi dan pelaku dalam dunia sepakbola dalam segala bentuknya dengan demikian diharapkan berkontribusi untuk mencapai tujuan FIFA dengan menjaga standar, mendorong terlaksananya kompetisi dan mempromosikan solidaritas di dalam permainan. Dengan dimainkan oleh jutaan orang di seluruh dunia, sepakbola merupakan “jiwa” dari FIFA sehingga tanggung jawab FIFA sangat besar untuk menjaganya. Tanggung jawab ini tidak berakhir dengan hanya mengorganisir Piala Dunia FIFA dan berbagai kompetisi lainnya, tetapi juga meluas untuk menjaga, mengembangkan permainan di seluruh dunia dan membawa harapan kepada setiap masyarakat sebagai bentuk solidaritas. FIFA memandang hal tersebut sebagai misi untuk memberikan kontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi dunia dengan menggunakan kekuatan dan popularitas sepakbola. Misi ini memberikan makna dan arah untuk masing-masing dan setiap kegiatan yang terlibat dalam FIFA. Pendekatan

62

Globalisation, dimuat dalam

(16)

dilakukan dengan tahapan antara lain mengembangkan permainan sepakbola dan mempromosikannya secara global dengan nilai-nilai pemersatu budaya dan kemanusiaan. Dengan demikian, sepakbola tidak lagi hanya dianggap sekedar olahraga global, tetapi juga sebagai kekuatan pemersatu yang dapat memberikan kontribusi penting kepada masyarakat. Sepakbola digunakan sebagai alat untuk pembangunan sosial dan manusia. Untuk mendukung hal tersebut, nilai-nilai yang terus dipegang dalam organisasi ini63

FIFA mempunyai tujuan “to improve the game of football constantly and promote it globally in the light of its unifying, educational, cultural and humanitarian values, particularly through youth and development programmes;

antara lain adalah:

1. Keaslian, dimana terdapat anggapan bahwa sepakbola harus tetap sederhana dan dikenal sebagai permainan indah yang dimainkan dan dinikmati oleh seluruh orang.

2. Persatuan, menjadi tanggung jawab FIFA untuk mendorong kesatuan dalam dunia sepakbola dan untuk menggunakannya untuk mempromosikan solidaritas, yang terlepas dari jenis kelamin, latar belakang etnis, agama atau budaya.

3. Kinerja, FIFA harus bekerja keras untuk memberikan kualitas tertinggi dan pengalaman terbaik dalam sepakbola, baik itu untuk pemain, untuk penonton, dan semua orang.

4. Integritas, FIFA harus menjadi model dalam menerapkan fair play, toleransi, sportivitas dan transparansi.

63

(17)

to organise its own international competitions; to draw up regulations and provisions and ensure their enforcement; to control every type of Association Football by taking appropriate steps to prevent infringements of the Statutes, regulations or decisions of FIFA or of the Laws of the Game; to promote integrity, ethics and fair play with a view to preventing all methods or practices, such as corruption, doping or match manipulation, which might jeopardise the integrity of matches, competitions, Players, Officials and Members or give rise to abuse of Association Football.64

64

Pasal 2 Statuta FIFA

(18)

FIFA sebaga badan pengatur sepakbola internasional dengan demikian memiliki tugas dan wewenangnya untuk mencapai tujuan tersebut dan menerapkan nilai-nilai di dalamnya dalam sepakbola. Melalui lembaga-lembaganya, FIFA menjalankan tugas dan wewenangnya. Lembaga-lembaga tersebut antara lain:

1. Kongres, merupakan pertemuan paling penting dari FIFA yang diadakan setiap dua tahun. Tapi sejak tahun 1998, pertemuan ini telah terjadi setiap tahun. Pertemuan tahunan memungkinkan “parlemen sepak bola” ini untuk membuat keputusan mengenai masalah yang terus tumbuh setiap tahun. Kongres membuat keputusan yang berkaitan dengan undang-undang yang mengatur FIFA dan metode yang akan diimplementasikan dan diterapkan. Disini juga terdapat agenda untuk menyetujui laporan tahunan, memutuskan penerimaan asosiasi sepakbola nasional baru dan mengadakan pemilihan, terutama untuk presiden FIFA. Dalam semangat demokrasi sejati, setiap asosiasi nasional memiliki satu suara, untuk memberikan hak pilihnya.65

Menurut Statuta FIFA, Kongres FIFA adalah badan tertinggi organisasi. Sejumlah artikel mengatur tentang hal mana yang harus dibahas dan mana keputusan harus disahkan pada forum ini. Sebagai badan legislatif sepakbola dunia, Kongres dikenakan tanggung jawab khusus untuk mengembangkan permainan sepakbola, sesuatu yang telah mengalami perubahan yang semakin cepat selama beberapa tahun terakhir. Keputusan yang mungkin dapat diambil di Kongres antara lain Kongres memutuskan apakah akan mengakui, menangguhkan

65

FIFA Congress, dimuat dalam

(19)

atau mengeluarkan anggota FIFA, menentukan lokasi markas FIFA, memutuskan memberikan gelar sebagai presiden kehormatan, wakil presiden kehormatan atau anggota kehormatan, bertanggung jawab sebagai tempat untuk mengubah Statuta dan Tata Tertib Kongres, mengeluarkan anggota Komite Eksekutif FIFA, menyetujui neraca dan laporan laba rugi, menyetujui Laporan Kegiatan, dan memilih presiden setiap empat tahun. Presiden FIFA memiliki fungsi penting selama Kongres, ia memimpin dan memastikan bahwa perdebatan selama berlangsungnya Kongres dilakukan dengan benar. Setelah Kongres, ia kemudian bertanggung jawab untuk memastikan bahwa keputusan disahkan dan diimplementasikan.66

2. Komite Eksekutif, sebagai lembaga eksekutif, tugas dan wewenang Komite Eksekutif antara lain adalah67

66

FIFA Congress – Things to Know, dimuat dalam

:

a. Komite Eksekutif akan mengambil keputusan pada semua kasus yang tidak berada dalam lingkup tanggung jawab Kongres atau tidak diatur dalam badan-badan lain berdasarkan hukum atau berdasarka Statuta FIFA;

b. Komite Eksekutif harus mengadakan pertemuan setidaknya dua kali dalam setahun;

Oktober 2013 pukul 18.11 WIB.

67

Exco and Emergency, dimuat dalam

(20)

c. Presiden akan mengadakan rapat Komite Eksekutif. jika setidaknya tiga belas anggota Komite Eksekutif meminta untuk diadakan rapat;

d. Komite Eksekutif harus menunjuk ketua, wakil ketua dan anggota dalam standing committees;

e. Komite Eksekutif harus menunjuk ketua, wakil ketua, dan anggota dalam lembaga yudisial;

f. Presiden harus menentukan agenda dalam pertemuan Komite Eksekutif. Setiap anggota Komite Eksekutif berhak untuk mengusulkan masalah untuk dimasukkan dalam agenda;

g. Komite Eksekutif dapat memutuskan untuk membentuk komite ad-hoc jika diperlukan;

h. Komite Eksekutif harus menunjuk delegasi dari FIFA untuk IFAB; i. Komite Eksekutif harus menyusun peraturan untuk standing committee

dan komite ad-hoc;

j. Komite Eksekutif menunjuk atau memberhentikan Sekretaris Jenderal atas usul Presiden. Sekretaris Jenderal menghadiri pertemuan semua komite ex officio;

k. Komite Eksekutif akan memutuskan tempat dan tanggal kompetisi final turnamen FIFA dan jumlah tim yang mengambil bagian dari setiap Konfederasi;

(21)

3. Sekretariat Jenderal, administrasi FIFA dilakukan di dalam Sekretariat yang mempekerjakan sekitar 400 anggota staf di markas FIFA yang terletak di Zurich, Swiss. Sekretariat dikepalai oleh Sekretaris Jenderal FIFA. Sekretaris Jenderal bertanggung jawab untuk melaksanakan keputusan dari Komite Eksekutif. Sekretaris Jenderal juga bertanggung jawab untuk keuangan FIFA, hubungan internasional, pengorganisasian Piala Dunia FIFA, dan kompetisi sepakbola FIFA lainnya. Sekretariat Jenderal terdiri dari divisi yang menangani pembangunan organisasi, kompetisi, administrasi sepakbola, keuangan, bisnis, personil, pelayanan dan komunikasi.68 Sekretaris Jenderal FIFA saat ini adalah Jérôme Valcke, seorang berkebangsaan Prancis.69

Ketua dan wakil ketua standing commitees harus anggota Komite Eksekutif dengan pengecualian orang-orang dari Komite Audit. Para anggota

4. Standing Commitees, terdiri dari berbagai macam komite yang komposisi, tugas-tugas khusus dan kekuasaan setiap komite diatur dalam peraturan organisasi khusus. Setiap ketua komite akan mewakili dan melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan organisasi yang terkait. Setiap komite dimungkinkan, jika perlu, untuk mendirikan biro dan/atau sub-komite untuk menyelesaikan masalah mendesak. Setiap komite juga dapat mengusulkan amandemen terhadap peraturan kepada Komite Eksekutif .

68

Administration, dimuat dalam pukul 21.54 WIB.

69

General Secretary, dimuat dalam http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/administration/generalsecretary.html, diakses tanggal

(22)

setiap komite harus ditunjuk oleh Komite Eksekutif dengan usulan dari Anggota FIFA, Presiden FIFA atau Konfederasi. Ketua, wakil ketua dan anggota standing committes harus ditunjuk untuk masa jabatan empat tahun. Anggota dapat diangkat kembali dan dapat juga dibebaskan dari tugas mereka setiap saat. Komite-komite ini antara lain Komite Asosiasi, Komite Sepakbola Pantai, Komite untuk Klub Sepakbola, Komite Fair Play dan Tanggung Jawab Sosial, Komite Sepakbola Wanita dan Piala Dunia Wanita FIFA, Komite Hukum, Komite Penyelenggara untuk Piala Dunia Antarklub FIFA, Komite Stadion dan Komite Keamanan, Komite Strategis, dan Komite lainnya yang totalnya berjumlah 27 komite.70

5. Badan Peradilan, terdiri dari Komite Disiplin, Komite Banding dan Komite Etika. Tanggung jawab dan fungsi badan-badan ini antara lain penjatuhan sanksi yang diatur dalam Kode Disiplin FIFA dan Kode Etik FIFA, namun keputusan-keputusan kekuasaan komite tertentu tidak terpengaruh badan ini.71

6. Independent Governance Committee, pada tahun 2011 FIFA telah membentuk komite ini dengan empat gugus tugas baru (Satgas Revisi Statuta, Satuan Tugas Transparansi dan Kepatuhan, Satuan Tugas Komite Etika FIFA,

70

Standing Commitees, dimuat dalam

24 Oktober 2013 pukul 22.25 WIB.

71

Judicial Bodies, dimuat dalam

(23)

Task Force Football 2014) dan mengumumkan roadmap reformasi pemerintahan.72

Keempat Gugus Tugas FIFA yang diciptakan atas permintaan Komite Eksekutif FIFA bulan Oktober 2011 telah menyimpulkan semua mandat mereka untuk mengusulkan reformasi. Usulan dari Task Force FIFA Komite Etika dan Satuan Tugas Transparansi dan Kepatuhan, khususnya berkaitan dengan penciptaan dua kamar dalam Komite Etik dan penciptaan Komite Audit & Compliance. Satuan Tugas Revisi Statuta juga menyajikan rancangan usulan amandemen Statuta FIFA yang dipimpin oleh anggota Komite Eksekutif FIFA.73

7. Lembaga-lembaga FIFA lain, badan-badan lain ini dibentuk untuk

membantu memenuhi misi penting FIFA

cedera dan memaksimalkan manfaat kesehatan dari permainan sepakbola, Dispute Resolution Chamber (DRC) adalah tubuh FIFA yang memberikan arbitrase dan penyelesaian sengketa dengan perwakilan yang sama dari pemain dan klub, FIFA Development Officers memiliki tugas untuk bekerjasama dengan anggota FIFA dalam mengidentifikasi dan melaksanakan proyek-proyek masa depan di dalam daerah masing-masing, terakhir adalah Task Force against Racism and

72

Governance Bodies, dimuat dalam

24 Oktober 2013 pukul 23.28 WIB.

73

Governance Structure, dimuat dalam

(24)

Discrimination, sebuah gugus tugas yang dilahirkan untuk memerangi rasisme dan diskriminasi dalam sepakbola.74

74

Other Bodies, dimuat dalam

Dengan misi FIFA yaitu 'Develop the game, touch the world, build a better future', kehadiran lembaga-lembaga yang berada dalam FIFA tersebut diharapkan membantu tujuan-tujuan FIFA dalam sepakbola yaitu meningkatkan permainan sepakbola terus-menerus dan mempromosikannya secara global dengan memperhatikan pendidikan, nilai-nilai pemersatu yang budaya dan kemanusiaan, khususnya melalui pemuda dan program pembangunan, “menyentuh” dunia dengan sepakbola kelas dunia yang tersaji dalam kompetisi-kompetisi dan pertandingan-pertandingan di seluruh dunia, dan juga membangun masa depan yang lebih baik. Sepakbola tidak lagi dianggap sekedar olahraga global, tetapi juga sebagai kekuatan pemersatu yang dapat memberikan kontribusi penting kepada masyarakat sebagai alat untuk pembangunan sosial dan manusia.

For the Game, For The World, akhirnya mencerminkan inti dari misi FIFA sebagai induk organisasi sepakbola internasional yang hadir untuk berkontribusi tidak hanya dalam perkembangan sepakbola tetapi juga dalam menciptakan perbedaan positif bagi kehidupan masyarakat dunia melalui sepakbola.

(25)

C. Kedudukan Fédération Internationale de Football Association (FIFA)

Sebagai Suatu Organisasi Internasional Menurut Hukum Internasional Pergaulan internasional yang semakin bertumbuh, dalam arti terdapat perkembangan-perkembangan hubungan antara rakyat yang beragam, merupakan suatu ciri konstan dari peradaban yang matang. Kemajuan dalam bidang komunikasi yang ditambah dengan hasrat untuk berdagang demi menciptakan suatu tingkat hubungan, pada akhirnya memerlukan pengaturan melalui cara-cara kelembagaan.75

Beberapa negara kemudian mengadakan hubungan internasional secara umum, dimana masing-masing negara itu mempunyai kepentingan. Hubungan internasional secara umum itu kemudian melibatkan semakin banyak negara, berbeda dengan hubungan antara dua negara yang telah dirintis sejak abad ke-16 melalui pertukaran utusan masing-masing atas dasar persetujuan bersama. Timbulnya hubungan internasional secara umum tersebut pada hakikatnya merupakan proses perkembangan hubungan antar negara, karena kepentingan dua negara saja tidak dapat menampung kehendak banyak negara. Dalam membentuk organisasi internasional, negara-negara melalui organisasi itu kemudian akan berusaha untuk mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama, dan kepentingan ini menyangkut bidang kehidupan internasional yang sangat luas. Karena bidang-bidang tersebut menyangkut kepentingan banyak negara, maka diperlukan peraturan internasional (international regulation) agar kepentingan

75

(26)

masing-masing negara dapat terjamin. Di bidang perhubungan misalnya, negara-negara Eropa dalam tahun 1815 telah mengatur hubungan pelayaran melalui Sungai Rhine (Central Comission for the Navigation of the Rhine), demikian juga di bidang moneter ketika negara-negara Amerika Selatan dalam tahun 1865 mengadakan peraturan bersama melalui Latin Monetary Union. Sejak pertengahan abad ke-17, perkembangan organisasi internasional tidak saja diwujudkan dalam berbagai konferensi internasional yang kemudian melahirkan persetujuan-persetujuan, tetapi lebih dari itu telah melembaga dalam berbagai variasi dari komisi (commission), sarekat (union), dewan (council), liga (league), persekutuan (association), perserikatan bangsa-bangsa (united nations), persemakmuran (commonwealth), masyarakat (community), kerjasama (cooperation), dan lain-lain.76

1. Organisasi Internasional Publik juga disebut sebagai Organisasi Antar-Pemerintah (Intergovernmental Organization). Tetapi karena keanggotaannya adalah negara maka organisasi tersebut lazim disebut hanya organisasi internasional. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah adalah mewakili negaranya sebagai pihak dari organisasi internasional tersebut. Organisasi Internasional dalam arti yang luas pada hakikatnya meliputi tidak saja organisasi internasional publik (Public International Organization) tetapi juga organisasi internasional privat (Private International Organization). Untuk membedakan kedua jenis organisasi internasional ini dapat dilihat dari penjelasan berikut:

76

(27)

Organisasi internasional hanya akan dibedakan menurut prinsip-prinsip keanggotaannya yang akan dianut seperti:

a. Prinsip universalitas seperti yang dianut oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) termasuk badan-badan khususnya dimana keanggotaannya tidak membedakan besar kecilnya negara, walaupun untuk menjadi anggota dari organisasi jenis ini masih mempunyai syarat-syarat tertentu. Seperti apa yang termuat dalam pasal 4 Piagam PBB bahwa keanggotaan PBB terbuka untuk semua negara yang cinta damai yang menerima kewajiban-kewajiban internasional dan ditetapkan oleh Majelis Umum PBB atas rekomendasi Dewan Keamanan.

b. Prinsip kedekatan wilayah yang anggotanya hanya dibatasi pada negara-negara yang berada di wilayah tertentu saja seperti Tenggara. Negara di luar kawasan tersebut tidak dapat menjadi anggota. c. Prinsip selektivitas, yang melihat dari segi kebudayaan, agama, etnis, pengalaman sejarah dan sesama produsen sepertti Liga Arab, Organisasi Negara-negara Persemakuran, Organisasi Konferensi Islam, OPEC, Masyarakat Eropa, Persemakmuran Negara-negara Merdeka dan lain sebagainya.

(28)

disebut Organisasi Non Pemerintahan (Non Governmental Organization (NGO)) atau yang kita sebut sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat yang anggotanya badan-badan swasta atau perorangan.77

Istilah Non Governmental Organization (NGO) tidak ditemukan sebelum PBB dibentuk. Ketika 132 NGO internasional memutuskan untuk bekerja sama dengan satu sama lain pada tahun 1910, mereka melakukannya di bawah badan yang bernama Union of International Associations (Uni Asosiasi Internasional). Draf pertama dari Piagam PBB awalnya tidak membuat pengaturan kerjasama dengan badan-badan swasta. Berbagai kelompok, terutama dari Amerika Serikat, mencoba untuk melobi dan menambahkan hal ini pada konferensi San Francisco, yang mendirikan PBB pada tahun 1945. Tidak hanya berhasil dalam memperkenalkan ketentuan untuk memperkuat dan meresmikan hubungan dengan organisasi-organisasi swasta yang sebelumnya dikelola oleh Liga Bangsa-Bangsa, mereka juga meningkatkan peran PBB dalam isu-isu ekonomi dan sosial dan meningkatkan status Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) sebagai "organ utama " dari PBB. Juga diberikan istilah baru yang diperkenalkan untuk mengatur hubungan ECOSOC dengan dua jenis organisasi internasional. Menurut Pasal 70 Piagam PBB, "badan-badan khusus, yang didirikan oleh perjanjian antar pemerintah" dapat "berpartisipasi tanpa hak suara dalam musyawarah", sementara di bawah Pasal 71 "organisasi non-pemerintah" mendapat "pengaturan yang

77

(29)

sesuai untuk berkonsultasi". Dengan demikian, "badan-badan khusus" dan "organisasi non pemerintahan" telah menjadi istilah dalam teknis PBB.78

Berbagai jenis badan banyak yang kini digambarkan sebagai NGO. Tidak ada definisi yang berlaku secara umum dari sebuah NGO. Namun demikian, ada beberapa karakteristik dasar dari sebuah NGO. Sebuah Organisasi NGO harus independen dari kontrol langsung oleh pemerintah. Selain itu, sebuah NGO juga tidak akan dibentuk sebagai partai politik, juga akan menjadi organisasi non-profit dan tidak menjadi suatu kelompok yang dibuat untuk melakukan tindak kriminal. Karakteristik ini berlaku dalam penggunaan umum, karena karakteristik tersebut cocok dengan kondisi untuk pengakuan oleh PBB. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sebuah NGO didefinisikan sebagai sebuah asosiasi sukarela independen yang bertindak bersama-sama secara terus menerus untuk mencapai tujuan yang sama dan demi kepentingan umum.79

Namun demikian masih sukar untuk memberikan definisi apakah yang dimaksud dengan organisasi internasional yang dapat diterima secara universal. Bila organisasi internasional diartikan sebagai wadah dari negara-negara untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu secara bersama, dalam hal ini pengertian organisasi internasional dipakai dalam arti sempit. Jika diartikan sebagai wadah dari negara-negara untuk mengadakan kerjasama, di mana di wadah tersebut mempunyai wewenang atas negara anggota, maka di sini pengertian organisasi

78

Article for NGOs for UNESCO Encyclopedia dikutip dari 2014 pukul 12.29 WIB.

79

(30)

internasional agak lebih luas. Organisasi internasional merupakan wadah negara-negara dalam menjalankan tugas bersama, baik dalam bentuk kerjasama yang sifatnya koordinatif maupun subordinatif.80

Oleh karena sulitnya memberikan definisi dari organisasi internasional, maka jalan yang dapat diberikan adalah memberikan ciri-ciri dari organisasi internasional. Menurut Leroy Bennet81

80

Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta, 2004, hal. 5.

81

A. Lerroy Bennet, International Organization, Prentice-Hall Inc, New Jersey, 1979, hal. 3

, organisasi internasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. A permanent organization to carry on a continuing set of functions (Organisasi permanen untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang berkesinambungan)

2. Voluntary membership of eligible parties (Keanggotaan yang sukarela dari pihak-pihak yang memenuhi syarat)

3. Basic instrument stating goals, structure and method of operation (Anggaran dasar yang berisi tujuan, struktur dan cara-cara bertindak) 4. A broadly representative consultative conference organ (Badan

perwakilan, konsultatif dan perundingan yang bersifat luas)

(31)

Dari definisi yang telah diberikan Leroy Bennet tersebut, selanjutnya akan dilihat apakah FIFA sebagai federasi olahraga internasional telah memenuhi syarat untuk dapat disebut sebagai sebuah organisasi internasional. FIFA dapat disebut sebagai suatu organisasi internasional dengan memenuhi unsur-unsur yaitu:

1. A permanent organization to carry on a continuing set of functions. Pembentukan organisasi internasional akan dipengaruhi oleh filsafah kehidupan bangsa-bangsa di suatu kawasan dimana organisasi tersebut akan didirikan. Demikian juga tema-tema perdamaian dan tema lainnya dapat menjadi dasar bagi pembentukan organisasi internasional tersebut. Contohnya, dalam pembentukan Organisasi Persatuan Afrika yang telah melihat sejarah Bangsa Afrika yang berasal dari penjajahan, karena itu tema yang diambil adalah kerjasama untuk membebaskan belenggu penjajahan, masalah penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan nasional maupun dasar falsafah organisasi tersebut.82

Dalam sejarah berabad-abad perkembangan di bidang sepakbola, awalnya juga muncul rasa kekhawatiran oleh para pelaku di setiap tim sepakbola,

baik sebagai pemain atau pengurus klub karena disadari belum adanya badan yang

benar-benar mengelola sepakbola di dunia dan dirasakan pentingnya suatu

organisasi yang mewadahi dan mengatur permainan sepakbola di dunia. Akhirnya

dari rasa takut tersebut terbentuklah sebuah organisasi bernama FIFA.83

82

Sumaryo Suryokusumo, Op.Cit, hal.42.

Kedudukan FIFA sebagai organisasi internasional telah diakui oleh masyarakat

83

“Sejarah Terbentuknya FIFA”, dikutip dari sumber

(32)

internasional. FIFA merupakan organisasi internasional yang sejak pembentukannya pada tahun 1904 lalu telah berkembang hingga memiliki 209 anggota asosiasi dari negara-negara sampai saat ini. FIFA adalah organisasi internasional yang bersifat permanen yang dibentuk oleh asosiasi-asosiasi sepakbola negara secara sukarela yang memiliki anggaran dasar atau konstitusi dalam Statuta FIFA yang memuat mengenai tujuan dan struktur organisasi tersebut.

2. Voluntary membership of eligible parties.

Anggota FIFA adalah asosiasi-asosiasi sepakbola negara di dunia yang bergabung secara sukarela. Untuk menjadi anggota FIFA sendiri terdapat beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi seperti yang terdapat dalam Pasal 9-18 Statuta FIFA tentang Keanggotaan. Pasal 10 Statuta FIFA sendiri mengatur tentang admission (penerimaan) dimana syarat-syaratnya adalah:

(33)

sepakbola di dalam struktur mereka sendiri. Sesuai dengan bag. 5 dan bag. 6 di bawah ini, hanya satu Asosiasi yang diakui di setiap Negara.) b. Membership is only permitted if an Association is currently a member of

a Confederation. The Executive Committee may issue regulations with regard to the admission process. (Keanggotaan hanya diijinkan jika suatu Asosiasi saat ini adalah anggota dari Konfederasi. Komite Eksekutif dapat mengeluarkan peraturan berkaitan dengan proses penerimaan.)

c. Any Association wishing to become a Member of FIFA shall apply in writing to the FIFA general secretariat. (Setiap Asosiasi yang ingin menjadi Anggota FIFA harus membuat permohonan secara tertulis ke Sekretariat Jenderal FIFA.)

d. The Association’s legally valid statutes shall be enclosed with the application for membership and shall contain the following mandatory provisions (Statuta yang sah dari Asosiasi ini harus dilampirkan dengan permohonan untuk menjadi anggota dan memuat ketentuan-ketentuan wajib berikut):

i) always to comply with the Statutes, regulations and decisions of FIFA and of its Confederation (selalu mematuhi Statuta, peraturan dan keputusan FIFA dan Konfederasinya);

(34)

iii) to recognise the Court of Arbitration for Sport, as specifi ed in these Statutes (untuk mengakui Pengadilan Arbitrasi Olahraga, sebagaimana ditentukan dalam Statuta).

Kemudian, Kongres sebagai tempat diambilnya keputusan tertinggi, menetapkan status calon anggota yang mendaftar tersebut, apakah Asosiasi tersebut akan diakui sebagai anggota atau tidak.84

Organisasi internasional dibentuk melalui suatu perjanjian dari tiga negara atau lebih sebagai pihak. Suatu organisasi hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang menurut hukum dipisahkan dari setiap organisasi lainnya dan akan terdiri dari suatu badan atau lebih. Perjanjian untuk membentuk suatu organisasi internasional merupakan instrumen pokok (constituental instrument) yang akan memuat prinsip-prinsip dan tujuan, struktur maupun cara organisasi tersebut bekerja.

3. Basic instrument stating goals, structure and method of operation

85

FIFA memiliki Statuta yang menjadi dasar bagi berjalannya organisasi tersebut. Statuta FIFA berisi tujuan, struktur, dan cara-cara bertindak organisasi. Statuta FIFA menjadi hukum untuk sepakbola dunia, di mana aturan-aturan tersebut ditetapkan untuk kompetisi, transfer, masalah doping dan sejumlah masalah lain. Tujuan FIFA diatur pada Pasal 2 (a) sampai dengan (e). Sementara itu struktur FIFA yang dibagi menjadi lembaga-lembaga terdapat dalam Pasal 21 serta uraian tugasnya diatur dalam Pasal 21 sampai Pasal 60 yang mengatur

84

Pasal 9 Statuta FIFA

85

(35)

tentang Organisasi. Perubahan Statuta FIFA hanya dapat dilakukan oleh Kongres FIFA dan memerlukan mayoritas tiga perempat dari asosiasi yang hadir dan berhak untuk memilih. Statuta FIFA telah mengalami beberapa revisi menyeluruh selama sejarah FIFA sejak pertama kali dibuat pada tahun 1904. karena disadari dibutuhkan kerangka hukum yang modern dan komprehensif untuk menghadapi tantangan-tantangan yang muncul di setiap zaman. Statuta terakhir yang berlaku adalah statuta yang disahkan pada Kongres FIFA di Mauritius pada tanggal 30 dan 31 Mei 2013 dan mulai berlaku pada tanggal 31 Juli 2013.

4. A broadly representative consultative conference organ

(36)

5. Permanent secretariat to carry on continuous administrative, research, and information functions.

Suatu sekretariat tetap (permanent secretariat) yang lokasinya berada di wilayah salah satu negara anggotanya yang ditetapkan melalui persetujuan antara organisasi internasional tersebut dengan tuan rumah (head-quarters agreement) merupakan suatu kebutuhan dalam membentuk organisasi internasional. Di samping itu juga diperlukan adanya staf personalia yang disebut pejabat sipil internasional (international civil servants). Dalam menjalankan tugasnya mereka tidak akan memperoleh atau menerima petunjuk dari pemerintah maupun atau kewenangan lain dari luar organisasi. Mereka juga harus membatasi diri untuk tidak mengadakan tindakan-tindakan yang dapat berpengaruh terhadap kedudukan mereka yang hanya bertanggung jawab kepada organisasi.86

Administrasi FIFA dilakukan di Sekretariat yang terletak di Zurich, Swiss dimana terdapat sekitar 400 anggota staf yang bekerja disana. Administrasi FIFA dikepalai oleh Sekretaris Jenderal FIFA. Sekretariat ini juga secara khusus diatur dalam Statuta FIFA di Bab IX Pasal 71 dan 72 tentang Sekretariat Jenderal. Di dalam Sekretariat terdapat divisi yang terdiri divisi yang menangani pembangunan, kompetisi, administrasi sepak bola, keuangan, bisnis, personil, pelayanan dan komunikasi.87 Sekretariat FIFA juga hanya dapat dipindahkan melalui keputusan kongres.88

86

Sumaryo Suryokusumo, Op.Cit, hal.41.

87

FIFA’s Administration and The Role of General Secretary, dimuat dalam http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/administration/index.html , diakses tanggal 5 November 2013 pukul 20.04 WIB.

88

(37)

Telah dijelaskan di awal bahwa suatu Organisasi Internasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu Inter Governmental Organization (IGO) dan Non Governmental Organization (NGO). Hal ini dibedakan sebab juga masih dilihat bagaimana kedudukan kedua jenis organisasi internasional ini sebagai subjek hukum internasional. Subjek hukum internasional adalah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum dan pemegang hak dan kewajiban itu adalah kemampuan untuk mengadakan hubungan-hubungan hukum dengan sesama pemegang hak dan kewajiban hukum.89 Dalam hukum internasional subjek-subjek tersebut termasuk negara, organisasi internasional, dan kesatuan-kesatuan lainnya. Karena itu, kemampuan untuk bertindak hakikatnya merupakan personalitas dari suatu subjek hukum internasional tersebut. Tiap organisasi internasional mempunyai personalitas hukum dalam hukum internasional. Tanpa personalitas hukum maka suatu organisasi internasional tidak akan mampu untuk melakukan suatu tindakan yang bersifat hukum. Subjek hukum dalam jurisprudensi secara umum dianggap mempunyai hak dan kewajiban yang menurut ketentuan hukum dapat dilaksanakan. Dengan demikian subjek hukum yang ada di bawah sistem hukum internasional merupakan personalitas hukum yang mampu untuk melaksanakan hak dan kewajiban tersebut.90 Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional tidak diragukan lagi, walaupun pada mulanya belum ada kepastian tentang hal tersebut.91

89

Sri Setianingsih Suwardi, Op.Cit, hal.7.

90

Sumaryo Suryokusumo, Op.Cit, hal.45.

91

Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku I Bagian Umum, Binacipta, Bandung, 1982, hal. 95. Lihat juga kasus Reparation for Injuries Suffered in the Service of the United Nations Case tahun 1949.

(38)

maka organisasi internasional itu personalitas hukum di dalam hukum internasional.

Anggapan bahwa organisasi internasional merupakan subjek hukum internasional sepenuhnya terbagi ketika membicarakan dua jenis organisasi internasional yaitu IGO dan NGO. Ada yang menganggap hanya IGO yang merupakan subjek hukum internasional, dan ada juga yang menganggap IGO dan NGO keduanya adalah subjek hukum internasional. Akan tetapi, mayoritas literatur setuju dengan pendapat yang pertama. Alasannya adalah karena NGO yang bersifat swasta, maka lebih cenderung berada dibawah hukum nasional sebuah negara. Contohnya adalah International Committee of the Red Cross (ICRC) yang berada dibawah hukum nasional Swiss dan anggotanya semuanya adalah warga Swiss, dan Greenpeace yang markasnya berada di Belanda tetapi bekerjasama dengan 27 negara dan kantor regionalnya beroperasi di 41 negara.92 Bahkan NGO dianggap hanya sebagai kelompok penekan internasional, bukan subjek hukum internasional. NGO ini pada umumnya berkantor pusat dan mengadakan kegiatan di Amerika Serikat dan Eropa dan masih sedikit berada di negara berkembang. Sehingga tidaklah disangsikan bahwa NGO ini tunduk pada hukum nasional dan tidak secara langsung diatur oleh hukum internasional.93

Bagaimanapun juga NGO memainkan perang penting dalam pembentukan, interpretasi, dan penegakan hukum internasional. NGO berpartisipasi sebagai observer dalam negosisasi perjanjian multilateral, memberikan masukan pada teks draf perjanjian dan berusaha mempengaruhi

92

Sean D. M, Principles of International Law, USA, 2006, hal. 58.

93

(39)

pandangan negara. NGO sangat aktif membantu negara dalam pengimplementasian kewajibannya dibawah hukum internasional seperti melalui program-program pelatihan atau pentransferan teknologi. NGO akan lebih bermain banyak peran ketika berada dibawah hukum nasional daripada dibawah hukum internasional, dalam upaya pengembangan hukum internasional.94

Kemudian terdapat juga pendapat yang menyatakan NGO sebagai subjek hukum internasional terbatas. Alasannya adalah mengacu pada isi perjanjian dan konvensi. Palang Merah Internasional (ICRC) dianggap sebagai salah satu subjek hukum internasional terbatas karena adanya Konvensi Palang Merah (sekarang Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang).95

Maka yang dikategorikan sebagai subjek hukum internasional secara penuh adalah Inter Governmental Organization (IGO) seperti PBB, OPEC, WTO, WHO, ICJ, UNHCR, EU, ASEAN, OAS, dan lainnya. Bagaimanapun kekuasaan IGO dalam memberlakukan hukum internasional juga dibatasi oleh negara sebagai subjek hukum yang utama. Dalam hal ini ada istilah prinsip spesialitas bagi kekuasaan hukum organisasi internasional, yang melarang organisasi tersebut melakukan kegiatan-kegiatan di luar pelaksanaan tujuan yang telah ditetapkan. Merupakan pengecualian adalah Uni Eropa yang memiliki kewenangan supranasional diatas negara anggotanya dalam beberapa kebijakan.96

FIFA sendiri memenuhi unsur dan dapat dikatakan sebagai NGO seperti DW Bowett yang menyebutkan NGO adalah perserikatan-perserikatan privat internasional yaitu perserikatan-perserikatan atau perhimpunan-perhimpunan dari

94

Sean D. M, Loc.Cit, hal. 59.

95

Mochtar Kusumaatmadja, Loc. Cit., hal. 101.

96

(40)

badan-badan non pemerintah, baik swasta, individu, atau badan hukum. FIFA sendiri didirikan oleh individu-individu yang mewakili berbagai asosiasi

sepakbola di dunia dan hingga kini memiliki anggota-anggota yang bukanlah

“negara” an sich, melainkan asosiasi sepakbola swasta tunggal yang dibentuk oleh sekelompok orang yang mengelola klub sepakbola yang berbadan hukum di

negara yang bersangkutan sesuai dengan mekanisme dan sistem aturan yang

ditetapkan97

FIFA seperti ditegaskan dalam statutanya sebagai anggaran dasarnya juga memliki hak dan kewajibannya sebagai organisasi internasional yang memiliki dan mengelola sepakbola profesional secara tunggal di dunia. dimana didalamnya terdapat tujuan, struktur dan metode kerja dari FIFA sebagai organisasi internasional. Kewajiban-kewajiban FIFA dalam tugasnya antara lain untuk mempromosikan sepak bola, mengatur transfer pemain antar tim, memberikan

dan asosiasi sepakbola tersebut bukanlah badan pemerintah

negara-negara tersebut. FIFA sendiri berbadan hukum Swiss dan memiliki tujuan

mengelola sepakbola profesional secara tunggal di dunia yang tidak hanya untuk

anggotanya saja tetapi juga demi kepentingan masyarakat dunia. FIFA juga

merupakan organisasi non-profit dimana tidak ada pemilik dari organisasi ini yang menerima keuntungan dari apa yang dilakukan FIFA dalam bentuk laba. Pendapatan FIFA dialokasikan untuk cadangan dana yang diperlukan sebagai dukungan finansial dan juga seluruh pendapatan akan diinvestasikan kembali ke sektor sepakbola seperti pembangunan infrastruktur sepakbola, pengembangan sepakbola di negara-negara kecil, pelatihan sepakbola dan lainnya.

97

(41)

gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA setiap bulannya, menyelenggarakan kompetisi internasional di antara anggota-anggotanya seperti Piala Dunia dan mengawasi bagaimana sepakbola di seluruh dunia dan segenap aspek yang terkait dengannya. Dengan demikian, FIFA juga berhak untuk menegakkan aturan-aturan dalam sepakbola seperti yang tertuang di dalam statutanya. FIFA antara lain berhak untuk memberikan sanksi untuk menangguhkan tim dan anggota asosiasi terkait dari kompetisi internasional ketika pemerintah melakukan intervensi dalam berjalannya organisasi asosiasi anggota FIFA.

FIFA sebagai organisasi internasional juga memiliki kemampuan untuk mengadakan perjanjian dengan subyek hukum internasional. Contoh dari hal ini adalah ketika pada tahun 2006 FIFA dan Uni Eropa menandatangani perjanjian kerjasama hingga berlangsungnya kejuaraan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Kerjasama terkait dengan penggunaan sepak bola sebagai instrumen yang dikaitkan dengan proyek bantuan pengembangan di Afrika. Dalam 4 tahun ke depan setelah perjanjian dibuat saat itu, Uni Eropa menyediakan dana sebesar 25 milyar Euro atau hampir 300 trilyun Rupiah untuk pengembangan bantuan di Afrika. Perjanjian tersebut ditandatangani pada hari terakhir kompetisi Piala Dunia di Jerman antara Presiden FIFA, Joseph Blatter dengan Komisaris pengembangan Eropa, Louis Michel.98

98

Kerjasama FIFA dan UE Untuk Pengembangan Bantuan Afrika, dimuat dalam

Atau contoh lain di tahun 2009 ketika FIFA mengadakan perjanjian dengan pemerintah negara Hungaria tentang situasi olahraga di Uni Eropa yang juga dihadiri oleh Presiden FIFA Blatter dengan

(42)

Perdana Menteri Hungaria Gordon Bajnai.99 Sebagai sebuah federasi internasional, FIFA tidak hanya terlibat dengan asosiasi anggota, tetapi juga lembaga pembangunan internasional, organisasi non-pemerintah dan badan-badan lain yang tertarik untuk berpartisipasi dalam menjadikan sepakbola sebagai pembawa harapan dan menggunakan olahraga untuk mencapai perubahan sosial yang positif. Bekerja sama dengan badan-badan berpengalaman dengan jaringan luas juga dapat menghadirkan sumber daya tambahan, ilmu dan struktur pendukung untuk pelaksanaan program sepakbola di dunia.100

Tentang masalah imunitas juga diterangkan oleh Ken Foster yang menyatakan bahwa federasi-federasi olahraga internasional (termasuk FIFA) tidak terikat dan imun dengan sistem hukum nasional negara. Klaim otonomi hukum ini sesungguhnya didasarkan pada prinsip hukum internasional yang terwujud dalam beberapa bentuk. Setidaknya empat argumen pokok yang dapat diajukan Ken Foster atas pandangannya ini:

101

1. Versi paling luas dan paling jelas, yakni bahwa federasi-federasi olahraga internasional secara hukum tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas aktivitas dan perbuatannya mengelola dan menyelenggarakan organisasinya dan pertandingan olahraga. Imunitas federasi-federasi olahraga internasional ini berasal dari sifat

99

Agreement Between the Hungarian Government and FIFA on EU Sports Issues, dimuat

dalam

diakses tanggal 20 November 2013 pukul 16.54 WIB.

100

International Cooperation, dimuat dalam

21 November 2013 pukul 09.46 WIB.

101

(43)

internasional dan dari karakter supremasinya sendiri, sama seperti pengalaman English Trade Union tahun 1906 sampai dengan tahun 1982. Federasi olahraga internasional dengan banyak elemen imunitas diplomatik ini dilindungi oleh hukum internasional umum.

2. Klaim yang lebih terbatas ketimbang imunitas total yakni klaim untuk level tertinggi dari regulasi oleh federasi-federasi olahraga internasional. Federasi olahraga internasional ini menciptakan hierarki norma-norma yang saling mengikat yang memastikan bahwa mereka memiliki yurisdiksi di atas siapa pun dan apa pun terkait dengan olahraga internasional. Hal ini terwujud dalam klaim bahwa regulasi mereka sendiri melampaui hukum negara dan bahwa atlet memiliki kewajiban pokok terhadap regulasi tersebut ketimbang terhadap hukum negara. Dengan demikian sebagai lembaga internasional, federasi olahraga internasional berdasarkan aturan dan regulasinya sendiri dapat menciptakan hukum global dan oleh karenanya akan diakui sebagai ketentuan yang mengikat oleh pengadilan negara.

(44)
(45)

dapat mengklaim bahwa pengadilan yang dimaksudkan hanya berasal dari panel arbitrase yang diciptakan dan ditunjuk oleh federasi olahraga internasional sendiri, atau paling jauh CAS.

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengrajin gula kelapa di Desa purbosari menghasilkan produksi dan kualitas yang masih rendah, keterbatasan mengakses

3 melakukan tindakan-tindakan dalam keadaan apapun, seperti memperkirakan waktu tiba, memperkirakan tempat tiba, memperkirakan arah haluan yang digunakan dan

pemain bola voli tingkat SMP, model ini terdiri dari berbagai variasi latihan yang sangat mudah diikuti sehingga dapat mengatasi kebosanan siswa dengan materi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh Kecukupan Modal (CAR), Selisih Bunga Bank (NIM), dan Biaya Operasional (BOPO)

Kualitas Pelayanan secara individu memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dalam memilih do cafe jember, hal ini menunjukkan

Ada berbagai macam kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh guru agama Islam di SD Negeri Pao-pao Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa baik di dalam maupun di luar kelas,

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Kualitas kayu Meranti Merah umur 5 tahun hasil budi daya yang diteliti tidak

Oleh karena itu nomor kode rekening dan uraian nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan yang dicantumkan dalam formulir DPPA - SKPD 1 disesuaikan dengan