• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah fisik, di mana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif (Agustiani, 2009). Menurut Hall (dalam Santrock, 2007) masa remaja sebagai pandangan badai dan stress (storm and stress view). Ia menyatakan bahwa masa remaja berkisar antara 12 hingga 23 tahun yang diwarnai oleh pergolakan, yang dipenuhi oleh konflik dan perubahan suasana hati.

Menurut Havighurst (dalam Agustiani, 2009), tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja ada delapan yaitu, mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita, menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mempersiapkan karier ekonomi, menyiapkan perkawinan dan keluarga, dan memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi.

(2)

faktor yang berasal dari lingkungan, seperti faktor keluarga. Hubungan anak yang paling intensif dan paling awal terjadi adalah dalam keluarga. Keluarga mempengaruhi dalam pencapaian tugas perkembangan usia tumbuh kembang termasuk remaja.

Hurlock (1980), menjelaskan remaja dalam melewati tugas perkembangan dituntut adanya perubahan dalam sikap dan pola perilaku. Pada akhirnya dalam memenuhi tuntutan ini hanya sedikit anak laki-laki dan perempuan yang dapat melewati tugas selama masa awal remaja, hal ini terjadi terutama pada remaja yang mengalami keterlambatan mental. Agustiani (2009), keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan pada periode usia remaja akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya seseorang dalam menjalankan tugas perkembangan pada usia selanjutnya.

Orang tua memiliki peranan yang banyak dalam pencapaian tugas perkembangan, seperti dalam perkembangan nilai yang sesuai dengan nilai-nilai orang dewasa (Hurlock, 1980). Pola asuh orang tua berpengaruh dalam proses pencarian identitas pada remaja, ditemukan bahwa orang tua demokratis mendorong remaja untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, sebaliknya orang tua otoriter mengontrol perilaku remaja dan tidak memberikan peluang kepada mereka untuk mengeksperisikan pendapat, dan orang tua permisif kurang memberikan bimbingan dan membiarkan remaja untuk membuat keputusan sendiri (Enright dkk dalam Santrock, 2007).

(3)

norma-norma yang berlaku dimasyarakat agar dapat hidup selaras dengan lingkungan. Menurut Hurlock (1980), bentuk pola asuh orang tua dibagi menjadi tiga macam yaitu, pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif. Pola asuh otoriter cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Pola asuh demokratis bercirikan pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Pola asuh permisif, orang tua memberikan pengawasan yang sangat longgar pada anak.

Hubungan yang baik antara orang tua dan remaja akan membantu pembinaan diri remaja dalam upaya menyelesaikan setiap tugas perkembangan remaja. Hubungan orang tua dan remaja yang membaik bermula ketika orang tua mulai menyadari bahwa anak-anak mereka bukan anak kecil lagi. Selanjutnya hubungan orang tua dan anak lebih menyenangkan pada saat orang tua berusaha untuk mengerti remaja dan nilai-nilai budaya baru dari kelompok remaja, meskipun tidak sepenuhnya menyetujui, dan menyadari bahwa remaja masa kini hidup dalam dunia yang berbeda dengan dunia ketika ia di besarkan dahulu (Hurlock, 1980). Menurut Havighurst (dalam Sunarto, 2008), tugas perkembangan pada masa remaja di pusatkan untuk menanggulangi sikap dan pola perilaku kekanak-kanakan. Remaja dalam menjalani tugas mempersiapkan diri untuk dapat hidup dewasa, dalam arti mampu menghadapi masalah-masalah, bertindak dan bertanggung jawab sendiri.

(4)

otoriter yang di berikan orang tua dengan perilaku agresif pada remaja. Sartika (2012), dalam penelitiannya tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan sosialisasi remaja menunjukkan bahwa pola asuh mempunyai hubungan yang besar terhadap perkembangan sosialisasi remaja. Hasil analisa menunjukkan bahwa 74 responden (82,22%) memiliki tipe pola asuh demokratis, dan analisa statistik bivariat diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dua pola asuh dengan perkembangan sosialisasi remaja (p value = 0,000).

Menurut Hurlock (1980), ada masalah khas yang dialami remaja dalam pencapaian tugas perkembangan yaitu, masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalah pahaman atau penilaian berdasarkan stereotif yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orang tua. Pada umumnya masalah remaja disekolah berkenaan dengan tidak tercapainya tugas perkembangan remaja. Menurut Amidya (2013), adapun beberapa masalah remaja di sekolah yaitu, remaja malu dalam mengikuti berbagai aktivitas yang digelar sekolah, melanggar peraturan sekolah, menyontek, membolos, tidak sopan terhadap guru dan mempermainkan temannya.

Menurut Havighurst (Agustiani, 2009), bila dalam pencapaian tugas perkembangan gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

(5)

berasal dari latar belakang dan karakteristik orang tua yang berbeda. Pada saat kegiatan rapat orang disekolah, 85% orang tua datang kesekolah untuk menghadiri rapat tersebut dan sisanya tidak hadir tetapi membalas surat yang telah diberikan oleh sekolah. Dan pada saat kegiatan belajar mengajar dan kegiatan lain di lingkungan sekolah siswa sering melanggar peraturan sekolah dan mencari alasan apabila mereka bersalah. Seperti terlambat datang kesekolah. 5% dari siswa sering terlambat ke sekolah, setiap harinya sekitar 25-40 orang. Siswa cenderung tidak mempunyai pendirian dan siswa mengikuti perilaku teman-temannya yang menyimpang. Seperti merokok di lingkungan sekolah dan membolos. Tetapi tedapat juga siswa yang tidak pernah melanggar peraturan sekolah dan berprestasi dalam kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil penelitian dan data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara. Peneliti memilih SMA karena siswa SMA merupakan remaja yang sesuai dengan tujuan penelitian.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka di dapat rumusan masalah sebagai berikut, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Pencapaian

Tugas Perkembangan Remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan, Labuhanbatu Utara”.

(6)

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara ?

1.4 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian yang diharapkan pada penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh orang tua dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan, Labuhanbatu Utara ?

1.5 Tujuan

1.5.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara.

1.5.2 Tujuan Khusus

1.5.2.1Mengidentifikasi pola asuh yang diterapkan orang tua pada remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara.

1.5.2.2Mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara.

1.5.2.3Mengidentifikasi hubungan pola asuh yang diterapkan orang tua pada remaja dengan pencapaian tugas perkembangan remaja di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Pendidikan Keperawatan

(7)

jiwa berbasis komunitas tentang hubungan pola asuh yang diterapkan orang tua pada remaja dengan pencapaian tugas perkembangan remaja, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa.

1.6.2 Pelayanan Keperawatan

Mengetahui lebih dalam mengenai perkembangan psikososial remaja khususnya pencapaian tugas perkembangan remaja sehingga dapat membantu di dalam pemberian pelayanan yang tepat apabila berhadapan dengan pengguna jasa pelayanan keperawatan, khususnya remaja.

1.6.3 Penelitian Berikutnya

Dapat memberikan informasi bagi peneliti berikutnya mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap pencapaian tugas perkembangan remaja dan tipe pola asuh yang diterapkan orang tua untuk mendidik anak-anaknya di dalam keluarga.

1.6.4 Keluarga

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh efektivitas iklan terhadap sikap konsumen, efektivitas iklan terhadap keyakinan

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara koreografi Nong Anggrek termasuk dalam tari kreasi kelompok dan kreatifitas terlihat pada pribadi Sherly Fatmarita serta

[r]

1) Kelompok fauna daratan / terestrial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove, terdiri atas: insekta, ular, primata, dan burung. Kelompok ini tidak memiliki sifat

Kota Lubuk Linggau No..

2 14290415710659 ESTI KUSMININGSIH Bahasa Inggris SMPN 3 JEBUS SMP/MTs De' Premium Kelas A. Tahap III (21 September - 30

Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk membuat website KODAM JAYA yang dapat digunakan sebagai informasi tentang organisasi ini. Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana

Program PAUD menyampaikan laporan hasil penilaian kepada orangtua peserta didik dengan frekuensi pelaporan:. Setiap minggu Ya