• Tidak ada hasil yang ditemukan

Administrasi pendidikan dalam profesi ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Administrasi pendidikan dalam profesi ke"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Devi Ariani ( 201410080311152 ) Kelas : IC / Pend. Bahasa Indonesia PROFESI KEGURUAN

BAB I

ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan

Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan dengan meninjaunya dari berbagai aspeknya.

Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengetian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, penilaian.

Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam suatu proses untuk merubah masukan menjadi keluaran.

Keempat, administrsi pendidikan juga dapat dilihat dari segi memanjemen jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju pada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujaun pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan.

Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan di lihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator pendidikan itu apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodho dalam pencapaian tujuan pendidikan.

(2)

Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.

Kedelapan, administrasi seringkali di artikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat menyatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.

B. Konsep Administrasi Pendidikan

Untuk memahami konsep-konsep yang erat hubungannya dengan administrasi pendidikan di sekolah kita perlu menelusuri konsep sistem pendidikan nasional, dan sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional itu.

a. Sistem Pendidikan Nasional

Barangkali cara yang paling baik untuk memahami sistem pendidikan nasional adalah dengan membaca definisi sistem pendidikan nasional itu dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Supaya otentik dan tidak keliru, ada baiknya dikutip langsung Bab I Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang tersebut, sebagai berikut:

“Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan.”

(3)

kesalingterkaitan sistem pendidikan nasional itu dengan seluruh usaha pembangunan nasional; c) pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab menteri P dan K (UUSPN No. 2/89 Pasal 49). Dari pengertian itu dapat dikemukakan unsur-unsur penting dalam sistem pendidikan yang akan kita pakai sebagai titik tolak pembahasan.

Pertama, sistem pendidikan nasional mempunyai satuan dan kegiatan. Satuan pendidikan adalah lembaga kegiatan belajar-mengajar yang dapat mempunyai wujud sekolah, kursus, kelompok belajar ataupun bentuk lain yang berlangsung dalam bangunan tertentu atau tidak. Yang terakhir ini misalnya satuan pendidikan yang penyelenggaraannya menggunakan sistem jarak jauh. Dengan kegiatan pendidikan yang dimaksudkan untuk semua usaha yang ditujukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan itu dapat berlangsung dalam satuan pendidikan atau dalam unit lain yang terkait, seperti yayasan, Kantor Departemen P dan K di semua tingkat serta dalam berbagai lembaga di luar Departemen P dan K, dan yang terkait atau yang menyelenggarakan usaha pendidikan. Dengan perkataan lain, kegiatan yang dimaksud merupakan kegiatan yang dilakukan oleh unsur atau komponen sistem dalam mencapai tujuan pendidikan baik sendiri-sendiri atau melalui interaksi dengan sesamanya.

Kedua, sistem pendidikan nasional adalah alat dan tujuan dalam mencapai cita-cita pendidikan nasional. Sebagai alat berarti sistem itu merupakan wadah yang dialaminya terdapat kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai tujuan, sistem pendidikan nasional memberikan rambu-rambu ke mana arah dan bagaimana seharusnya pendidikan nasional itu dikelola.

(4)

b. Sekolah sebagai Bagian Sistem Pendidikan Nasional

Telah disebutkan bahwa jenjang pendidikan adalah unsur atau komponen sistem pendidikan nasional, yaitu termasuk dalam komponen organisasi. Jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, pendidikan menengah didefinisikan sebagai pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar. Pendidikan menengah mempunyai bentuk satuan pendidikan yang terdiri atas: a) sekolah menengah umum, b) sekolah menengah kejuruan, c) sekolah menengah keagamaan, d) sekolah menengah kedinasan, dan e) sekolah menengah luar biasa. Sebagai suatu unsur atau komponen sistem pendidikan nasional, sekolah menengah harus ikut menyumbang terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Berikut ini diberikan bagan (Gambar 1.1) yang melihat sistem pendidikan dari unsur-unsur yang ada di dalamnya. Sebagai suatu sistem, pendidikan mempunyai masukan yang diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan keluaran. Peserta didik sebagai masukan, diolah dalam proses pendidikan dan keluaran sebagai lulusan. Untuk memudahkan unsur-unsur sistem pendidikan itu diidentifikasikan sebagai unsur-unsur yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989.

Norma: hak warga negara, hari belajar dan libur sekolah, bahasa pengantar, penilaian, peran serta masyarakat,

(5)

Gambar 1.1 Skema Sistem Pendidikan Nasional Keterangan:

Kotak di sebelah kiri adalah masukan, di tengah adalah proses, dan di kanan adalah keluaran sistem pendidikan nasional.

C. Fungsi Administrasi Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Menengah

Tujuan pendidikan menengah perlu dibicarakan karena alasan sebagai berikut : a. Tujuan menengah merupakan jabaran dari pendidikan nasional.

b. Tujuan pendidikan menengah merupakan titik berangkat administrasi pada jenjang sekolah menengah.

c. Tujuan pendidikan menengah itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.

Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 itu disebutkan bahwa tujuan nasional pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang aha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan nasional tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuan instituonal, yaitu tujuan untuk tiap jenjang pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 adalah peraturan yang mengatur institusi pendidikan menengah. Dalam peraturan pemerintah tersebut dinyatakan bahwa tujuan pendidikan menengah adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan sisiwa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

(6)

Di dalam pasal 3 disebutkan bahwa :

a. Pendidikan Menengah Umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi..

b. Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional.

c. Pendidikan Menengah Keagamaan mengutamakan penyiapan siswa dalam penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.

d. Pendidikan Menengah Kedinasan mengutamakan peningkatan pegawai negri atau calon pegawai negri dalam melaksanakan tugas kedinasan.

e. Pendidikan Menengah Luar Biasa diselenggarakan khusus untuk siswa yang menyandang kelainan fisik atau mental.

Tujuan nasional serta nasional serta tujuan institusional itu harus selalu dijadikan pedoman sekolah dan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk guru,tujuan-tujuan tersebut perlu dijabarkan lagi kedalam tujuan yang lebih sempit sehingga dapat dijadikan pedoman operasional dalam mengejar. Berturut-turut institusional itu dijabarkan secara hierarkis menjadi tujuan;

 Kurikuler

 Instruksional umum  Instruksional khusus

Penjelasan macam-macam tujuan :

a. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu institusi, misalnya tujuan pengajaran sejarah di sekolah menengah umum.

b. Tujuan instruksional, yaitu tujuan suatu pokok bahasan tertentu suatu mata pelajaran dalam suatu tingkat dan dalam suatu jenjang istitusi.

(7)

1. Proses sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah

Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan menengah dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan proses yang merupakan siklus, mulai dari perencanaan, pengorganisir, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan dan penilaian.

a. Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tetang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraaan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud sumber meliputi sumber manusia, material, uang dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap identifikasi masalah, tahap perumusan masalah, tahap penetepan tujuan, tahap identifikasi alternatif, tahap pemilihan alternatif dan tahap elaborasi alternatif.

Proses perencanaan di sekolah harus dilaksanakan secara kolaboratif, artinya dengan mengikutsertakan personel sekolah dalam semua tahap perencanaan itu. Pengikutsertaan ini akan menimbulkan perasaan ikut memiliki yang dapat memberikan dorongan kepada guru dan personel sekolah yang lain untuk berusaha agar rencana tersebut berhasil.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang yaitu guru dan personel sekolah lainnya, serta mengalokasikan prasarana dan sarana untuk menjunjung tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.

c. Pengarahan

(8)

dilakukan individu atau kelompok dan memberikan petunjuk umum dan petunjuk khusus, baik secara lisan maupun tertulis, secara langsung maupun tidak langsung.

d. Pengkoordinasian

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah. Pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara:

 Melaksanakan penjelasan singkat (briefing).  Mengadakan rapat kerja.

 Memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.  Memberi umpan balik tentang hasil suatu kegiatan. e. Pembiayaan

Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapakan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.

f. Penilaian

Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan.

D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan

Pada umumnya kita mengetahui tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar mengajar dalam suatu lingkungan tertentu yaitu sekolah. Karena sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen-komponen yang lainya. Guru harus peka terhadap yang terjadi pada lingkunganya.

(9)

Di sekolah guru berada dalam administrasi sekolah. Dalam hubungan administrasi sekolah guru di tuntut bekerja, disini guru berfungsi sebagai administrator. Sebagai administrator guru dituntut bekerja secara administratif dan teratur.

Dalam buku pedoman administrasi dan supervisi yang di terbitkan oleh depertemen pendidikan dan kebudayaan (1978,hal.4) tertulis tugas dan bertanggung jawab guru sebagai adminitrator sbb ;

1) Menguasai program pengajaran (garis-garis besar program). 2) Menyusun program kegiatan mengajar.

3) Menyusun model satuan pelajaran dan pembagian waktu.

4) Melaksanakan tatausaha kelas, antara lain pencatatan data murid.

Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 38 tahun 1992, pasal 20 yang mana dimaksudkan bahwa selain peranya untuk menyukseskan kegiatan administrasi di sekolah, guru perlu secara sungguh-sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah, jika karier yang di tempuh nanti adalah menjadi pengawas , kepala sekolah atau pengelola suatu pendidikan yang lain.

DAFTAR BACAAN

Soetjipto, Raflis kosasi.2011.Profesi Keguruan.Jakarta:Rineka Cipta

http://jcedy.blogspot.com/2012/05/administrasi-pendidikan-dalam-profesi.html diakses tanggal 27 Oktober 2014

(10)

BAB II

PERANAN GURU DALAM ADMINISTRASI SEKOLAH MENENGAH

A. Pengertian Kurikulum

Mauritz Johnson (tujuan), Mac Donald, Beuchamp, dan Taba (rencana). Jadi beberapa praktisi pendidikan di atas memandang kurikulum sebagai tujuan dan rencana. Sebagai tujuan, kurikulum dilihat dari rentetan hasil belajar (tujuan pengajaran). Bila meninjau dari aspek rencana, kurikulum dipandang sebagai rencana tertulis (apa yang diundang-undangkan, atau diatur oleh pemerintah) dan rencana fungsional (apa yang disusun dan disampaikan guru dalam proses mengajar; nanti kaitannya dalam administrasi kurikulum).

Dalam arti yang singkat, kurikulum adalah kumpulan mata pelajaran. Namun, bila dilihat aspek yang lebih luas di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

B. Administrasi Kurikulum

Administrasi Kurikulum memiliki tujuan, yaitu:

a. Membantu para pelaksana pendidikan dalam memahami cara merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan, serta menilai proses belajar mengajar di sekolah.

b. Meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan pendidikan dengan lingkungan sebagai sumber belajar dan kebutuhan siswa untuk bekal hidup di masyarakat.

Untuk itu biasanya perencanaan kurikulum pada tingkat pusat meliputi: 1. Penyusunan kurikulum dan kelengkapan pedoman yang terdiri atas: a) Ketentuan-ketentuan pokok.

b) Garis-garis besar program pengajaran. c) Pedoman pelaksanaan kurikulum.

(11)

Pada tataran di bawah departemen, kurikulum sebagai sebuah rencana kembali mengalami perincian seperti:

Penyusunan kalender pendidikan untuk setiap tahun ajaran, yang memuat diantaranya: a) permulaan dan akhir tahun ajaran; b) penerimaan siswa baru dan persiapan tahun ajaran; c) kegiatan pada hari-hari pertama masuk sekolah; d) hari-hari belajar efektif; e) hari-hari libur (hari libur umum, hari libur khusus, hari libur semester) f) Ulangan umum semesteran, UN, Pengisian dan Pembagian raport.

Berikutnya pada bagian yang menjadi pelaksana sesungguhnya dari kurikulum itu (sekolah), seperti: a) pembuatan kalender pendidikan untuk tingkat sekolah berdasarkan kalender pendidikan tingkat kanwil. B) penyusunan mata pelajaran untuk sekolah. Kurikulum pada tingkat sekolah kembali mengalami perincian, yaitu:

1. Tujuan Institusional Sekolah Menengah

Tujuan institusional sekolah menengah dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional. 2. Struktur Program Sekolah Menengah

Struktur inti kurikulum di sekolah menengah, yaitu: a) Program Inti

Program ini diterapkan sampai kelas X SMA, program ini harus diikuti oleh semua siswa.

b) Program Khusus

Program khusus ini diterapkan pada kelas XI atau semester 3 pada SMA. Terjadi penjurusan dalam mata pelajaran, kita mengenal dengan IA, IS, dan Bahasa di SMA.

Perlu diperhatikan, bahwa kurikulum senantiasa berubah mengikuti perkembangan masyarakatnya. Namun, secara umum tidak mengalami perubahan yang signifikan sehingga pada beberapa komponennya sama saja.

3. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)

(12)

bahan pengajaran (pokok bahasan, sub pokok bahasan, dan Uraian); d) Program (kelas, semester, alokasi waktu); metode; e) metode; f) sarana/sumber; dan g) Penilaian.

C. Administrasi Kesiswaan

Administrasi kesiswaan dilakukan agar transformasi yang telah ditetapkan, dapat berlangsung efektif dan efisien. Secara sederhana administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik dari mulai dia masuk sampai dia lulus.

a. Kegiatan dalam administrasi kesiswaan

Kegiatan dalam administrasi kesiswaan terbagi atas: 1. Penerimaan siswa;

2. Pembinaan siswa; pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajar di kelas.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap pembinaan siswa: a) Orientasi siswa baru

b) Pengaturan kehadiran siswa. Pencatatan kehadiran dapat dilakukan pada papan, buku absensi, rekapitulasi harian siswa.

c) Pencatatan siswa di kelas. d) Pembinaan disiplin siswa.

e) Tata tertib sekolah, merupakan sarana sekolah untuk membuat siswa berdisiplin. Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan disiplin di sekolah. Disiplin sekolah dapat diberikan antara lain melalui ganjaran dan hukuman. Ganjaran adalah sesuatu yang bersifat menyenangkan yang diterima siswa karena berprestasi, berusaha dengan baik atau bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh bagi yang lain. Sedangkan hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang harus diterima atau dikerjakan siswa karena mereka bertingkah laku yang tidak pada tempatnya (Carolyn, 1984). Kalau ganjaran diberikan untuk membuat siswa melakukan hal yang positif, maka hukuman diberikan dengan maksud agar siswa jera atau tidak ingin berbuat lagi hal-hal yang negatif. Hukuman diberikan kepada siswa dalam batas-batas yang wajar, sehingga misi mendidik siswa tercapai.

(13)

g) Pencegahan terhadap drop out (DO). Drop Out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya. Pencegahan dilakukan untuk penghematan (meminimalkan pemborosan) terhadap biaya yang dikeluarkan. Tingginya angka DO juga menurunkan partisipasi pendidikan.

3. Tamatan belajar; bila siswa sudah menyelesaikan/menempuh jenjang pendidikan dalam kurikulum, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah.

b. Peranan guru dalam administrasi kesiswaan

Beberapa peranan guru dalam administrasi pendidikan diantaranya:

a. Dalam penerimaan siswa, guru dapat terlibat di dalamnya seperti: menjadi panitia. b. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat siswanya mampu dengan cepat

melakukan penyesuaian.

c. Untuk pengaturan kehadiran siswa. Hal ini juga penting untuk melakukan penilaian akhir.

d. Memotivasi siswa agar berprestasi tinggi.

e. Untuk menciptakan disiplin sekolah/kelas yang baik. D. Administrasi Prasarana dan Sarana

Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda bergerak maupun tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar-mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Administrasi prasarana dan sarana merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien.

(14)

Kegiatan administrasi prasarana dan sarana yaitu: 1. Perencanaan kebutuhan

Dilakukan atas pertimbangan: a) kebutuhan sekolah b) mengganti barang yang rusak, dihapuskan, atau hilang c) untuk persedian.

2. Pengadaan prasarana dan sarana pendidikan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk menghadirkan prasarana pendidikan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas sekolah. Pengadaan dapat dilakukan dengan cara: pembelian, buatan sendiri, hibah/bantuan, penyewaan, pinjaman, dan pendaurulangan.

3. Penyimpanan prasarana dan sarana pendidikan

Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan persediaan prasarana dan sarana di dalam ruang penyimpanan/gudang.

4. Inventaris prasarana dan sarana pendidikan

Inventarisasi merupakan kegiatan melaksanakan pengurusan penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang-barang yang menjadi milik sekolah menengah yang bersangkutan dalam semua daftar inventaris barang.

5. Pemeliharaan prasarana dan sarana pendidikan

Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan barang inventaris meliputi: perawatan, pencegahan kerusakan, dan penggantian ringan.

6. Penghapusan prasarana dan sarana pendidikan

Penghapusan ialah kegiatan meniadakan barang-barang milk negara/daerah dari daftar inventaris karena barang itu dianggap sudah tidak mempunyai nilai guna atau sudah tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan, atau biaya pemeliharaan sudah terlampau mahal.

7. Pengawasan prasarana dan sarana pendidikan

Pengawasan merupakan kegiatan pengamatan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan.

(15)

Guru merupakan pemakai dari sarana dan prasarana, guru memiliki peranan yang penting dimulai dari:

a. Perencanaan; guru memikirkan saran dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan oleh sekolah, supaya hal tersebut fungsional dalam menunjang kegiatan belajar-mengajar. b. Pemanfaatan dan pemeliharaan; guru memanfaatkan secara optimal.

c. Pengawas penggunaan; disini guru mengawasi bagaimana siswanya menggunakan sarana dan prasarana.

E. Adminstrasi Personal

Personel pendidikan adalah golongan petugas yang membidangi kegiatan edukatif dan yang membidangi kegiatan nonedukatif (ketatausahaan) personal bidang edukatif ialah mereka yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar-mengajar yaitu guru dan BK.

a. Pengadaan guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri

Pasal 16 ayat I undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepagawaian menyatakan bahwa pengadaan pegawai negeri sipil adalah untuk mengisi formasi (jumlah dan susunan pangkat pegawai negeri sipil yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok untuk jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab dalam bidang penertiban dan penyempurnaan aparatur negara).

b. Pengisian jatah/formasi baru

Mulai tahun 1974 pemerintah selalu membuka formasi baru, penambahan guru disesuaikan jatah agar sampai kebutuhan guru sekolah menengah terpenuhi. Untuk penambahan dan pengangkatan guru sekolah menengah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: a) persyaratan untuk diangkat sebagai guru sekolah menengah b) lamaran c) ujian/seleksi d) pengangkatan sebagai calon pegawai negeri sipil.

c. Pembinaan pegawai negeri sipil

(16)

Di bagian ini akan dibahas: 1) pengangkatan menjadi pegawai negeri sipil, 2) pengangkatan dalam pangkat pegawai negeri sipil, 3) penggajian pegawai negeri sipil, 4) kenaikan gaji berkala, 5) kenaikan pangkat guru sekolah menengah, 6) cuti pegawai negeri sipil, dan 7) daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan.

d. Kesejahteraan pegawai

Jaminan terhadap kesejahteraan pegawai negeri seperti taspen, askes, dan koperasi. e. Pemindahan

Pegawai negeri sipil dapat dipindahkan, pemindahan pegawai dibagi atas: 1) atas permintaan sendiri 2) tidak atas kemauan sendiri 3) kepentingan dinas.

f. Pemberhentian

Pemberhentian pegawai negeri sipil dapat dilakukan karena: 1) permintaan sendiri, 2) mencpai batas usia pensiun, 3) penyederhanaan organisasi 4) pelanggaran/tindak pidana penyelewengan, 5) tidak cakap jasmani/rohani, 6) meninggalkan tugas, 7) meninggal/hilang, 8) hal-hal lain.

g. Pensiun

Hak pensiun pegawai negeri sipil diatur dalam undang-undang nomor 11 tahun 1969. Pensiun adalah berhentinya seseorang yang telah selesai menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri sipil karena telah mencapai batas yang telah ditentukan atau karena menjalankan hak atas pensiunnya.

(17)

F. Administras Keuangan Sekolah Menengah

Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan, pelaporan, dan pertanggungjawaban dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kepala sekolah menjadi pengawas dalam penggunaan dana. Sumber keuangan sekolah menengah:

1. Anggaran pendapat dan belanja negara (APBN); keuangan ini dianggarkan oleh pemerintah pusat melalui departemen pendidikan. Sekolah mendapatkan anggaran rutin dalam APBN guna menyelenggarakan pendidikan.

2. Bantuan pembantu penyelenggara pendidikan (BP3); dana berasal dari para pencita pendidikan dan orang tua siswa.

3. Subsidi/bantuan pembiayaan penyelenggaraan sekolah menengah negeri; dana diperoleh dari pemerintah daerah. Kepala sekolah menjadi adminitator yang diwajibkan membuat surat pertanggungjawaban (SPJ), dengan dilampiri bukti-bukti yang sah.

G. Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (HUSEMAS)

Sekolah merupakan wadah untuk melestarikan nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, di lain pihak menjadi lembaga yang mendorong perubahan sebagai bentuk adaptasi dari kemajuan dan tuntutan zaman serta pembangunan.

Husemas merupakan suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong kerja sama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.

Tujuan dari husemas: 1) peningkatan pehaman masyarakat tentang tuuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah. 2) peningkatan pemahaman sekolah tentang keadaan serta aspirasi masyarakat tersebut terhadap sekolah.

a. Prinsip-prinsip hubungan sekolah-masyarakat

1. Otoritas, dilakukan oleh orang yang memiliki otoritas, sebab pengetahuan dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan sekolah.

(18)

5. Ketetapan, bahwa apa yang disampaikan sekolah kepada masyarakat harus tepat, baik dilihat dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan yang akan dicapai b. Penyelenggaraan kegiatan administrasi hubungan sekolah-masyarakat

Kegiatan ini dilihat dalam dua segi yaitu:

1. Proses penyelenggaraan hubungan sekolah-masyarakat

a. Perencanaan program; program hubungan harus memperhatikan dana yang ada, ciri masyarakat, daerah jangkauan, sarana/media, dan teknik penyampaiannya.

b. Pengorganisasian; perlu dilakukan agar berjalan dengan efektif dan efisien c. Pelaksanaan; kerjasama antar bagian, dan penggunaan waktu yang sinkron.

d. Evaluasi; dilihat atas dua kriteria: efektivitas (sejauh mana tujuan telah tercapai) dan efisiensi (sejauh mana sumber yang telah digunakan untuk kepentingan kegiatan hubungan masyarakat.

2. Kegiatan hubungan sekolah masyarakat

Beberapa teknik yang digunakan dalam melakukan hubungan antara sekolah dengan masyarakat a) teknik langsung (tatap muka kelompok (mis. Rapat), tatap muka individu (mis. Berkunjung), melalui surat, dan melalui media massa. B) teknik tidak langsung (hubungan dilakukan melalui kegiatan yang tidak sengaja dilakukan, memberikan nilai postif terhadap husemes.)

c. Peranan guru dalam hubungan sekolah masyarakat Peranan guru dalam kegiatan husemes, yaitu:

1. Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik husemas. 2. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat.

3. Guru melaksanakan kode etik dalam husemas. H. Administrasi Layanan Khusus

(19)

Beberapa jenis layanan khusus: 1. Pusat sumber belajar

Unit kegiatan yang mempunyai fungsi untuk memproduksi, mengadakan, menyimpan, serta melayani bahan pengajaran sesuai dengan keutuhan pelaksanaan proses belajar-mengajar di kelas atau pelaksanaan pendidikan di sekolah pada umumnya. Salah satu pusat sumber belajar yang mutlak ada adalah perpustakaan sekolah.

Fungsi perpustakaan diantaranya: a. Pendidikan (memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambah pengetahuan atau mempelajari kembali materi) b. Informasi (tempat untuk mencari informasi yang berkenaan dengan pemenuhan rasa ingin tahu siswa dan guru.) C. Rekreasi (memberi kesempatan kepada guru dan siswa untuk menikmati bahan yang ada) d. Penelitian (menjadi sumber rujukan terhadap berbagai pertanyaan)

Keterlibatan guru dalam administrasi perpustakaan, diantaranya mengenalkan buku-buku kepada para siswa dan guru, memilih buku dan bahan pustaka, mempromosikan perpustakaan, dll.

2. UKS (Unit Kesehatan Sekolah) 3. Kantin sekolah

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam administrasi kepala sekolah: a. Kesehatan masakan yang dijajakan oleh sekolah.

b. Kebersihan tempat.

(20)

DAFTAR BACAAN

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2000 (cet.pertama). Profesi Keguruan. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas dan Rineka Cipta.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2004 (cet.2). Profesi Keguruan. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas dan Rineka Cipta.

Hansiwany Kamarga. “Landasan dan Prinsip Kurikulum” diperoleh dari: www.hackey.pbworks.com diakses pada: Wednesday, March 24, 2010 11:27:58 AM.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pertanian. 2009. Administrasi dan Pengelolaan Sekolah (administrasi Kurikulum dan Pembelajaran). Cianjur: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pertanian.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pertanian. 2009. Administrasi dan Pengelolaan Sekolah (kesiswaan). Cianjur: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pertanian.

KESIMPULAN BAB I DAN BAB II

Guru memegang peranan yang penting dalam proses administrasi kurikulum, kesiswaan, prasarana dan sarana, personal, keuangan, husemas, dan layanan khusus. Proses ini berlangsung seiring dengan jalannya kegiatan pendidikan, selama seorang guru mengajarkan ilmunya dalam lingkungan yang kita sebut dengan sekolah.

Berbagai peranan guru dalam proses administrasi menunjukkan keluwesan guru dalam melakukan interaksinya di dalam maupun di luar sekolah . Untuk itu kita perlu mengetahui, agar ketika kita turun ke masyarakat secara langsung terutama dalam lingkungan sekolah kita mampu beradaptasi dengan cepat dan mampu memudahkan proses administrasi yang dilaksanakan.

Referensi

Dokumen terkait

dikarenakan Dalam dokumen Penawaran metode pelaksanaan pekerjaan tidak mengambarkan penguasaan pekerjaan; pelaksanaan pekerjaan urugan tanah dilaksanakan sebelum

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik tersebut

The purposes of our study were to solve the browning problem on explants and develop the propagation system of sago palm via in vitro culture through direct shoots derived

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan analisis siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Sharia Compliance of Fatwa of the National Sharia Supervisory Board of the Indonesian Ulama Council (DSN-MUI) of Handling Murabaha Financing Problem of House Loan Product in Bank

Keadaan perairan Indonesia pada umumnja dipenga- ruhi oleh dua musim jang berlawanan satu sama lainnja, ialah musim Barat jang berlangsung kira2 2 dari bulan Desember s/d Februari