• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Judul IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Judul:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI OPERASI ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 31

BANJARMASIN.

Halaman 7. Factor eksternal

Menurut Slameto (2013) factor eksternal meliputi sebagai berikut: (a) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik berpengaruh besar terhadap anak. Hal ini jelas dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaan yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat

menentukan untuk pendidikan dalam ukuran yang besar yaitu pendidikan bangsa, Negara dan dunia. Melihat pernyataan diatas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.

(b) Hubungan Antaranggota Keluarga

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan

hubungan yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan penuh pengertian dan kasih saying, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

(c) Suasana Rumah

(2)

(d) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan eknomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, missal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, kursi, meja, alat tulis, buku, dan lain sebagainya. Fasilitas tersebut akan terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

(e) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas

kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa, perlu diingat bahwa system instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.

(f) Keadaan Gedung

Dengan jumlah yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam kelas. Bagaimana mungkin siswa dapat belajar dengan baik, kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap siswa.

(g) Metode pengajaran guru

Faktor guru dan cara ajarnya meupakan faktor yang penting. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasilnya belajar yang dapat dicapai anak (Purwanto, 2013: 105)

(h) Alat/Media

Selain itu faktor guru dan cara mengajarnya, tidak dapat kita lepaskan dari penggunaan alat-alat pelajaran yang tersedia disekolah. Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-guru akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak (Purwanto, 2013: 105)

HAlaman 13 evaluasi

(3)

Sedangkan pengukuran sendiri menurut Endang Purwannti dalam Prasetiyo (2013) merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran berupa angka.

Sebelumnya seorang evaluator harus mengetahui standar penilaian yang telah ditetapkan pemerintah sebagai acuan dasar, sehingga dari hal tersebut evaluator mampu melakukan pengukuran sesuai dengan apa yang seharusnya diukur dalam bidang pendidikan.

Selanjutnya dilakukan penilaian sebagai tindak lanjut dari hasil pengukuran

sebelum membuat keputusan.Hasilnya berupa kriteria dengan parameter tertentu. Menurut Akhmad Sudrajat dalam Prasetiyo (2013) Penilaian adalh penerapan

berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran (Prasetiyo, 2013)

Halaman Bab 2. Dibawah factor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar

(4)

dibedakan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal. Ada yang mendapatkan diatas nilai kriteria dan ada pula yang mendapatkan dibawah nilai kriteria.

Hal ini tentu menjadi tanda tanya mengapa peserta didik bisa mengalami suatu perbedaan hasil belajar. Tentu ini ada kaitannya dengan daya serap peserta didik, ada faktor lain dimana hal ini lepas dari pengawasan seorang guru ataupun tak mampu dijangkau oleh guru sehingga faktor-faktor kurang bisa ditanggulangi sehingga proses penerimaan informasi oleh peserta didik menjadi kurang maksimal sehingga berdampak pada hasil belajar yang diterima oleh siswa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi daya serap peserta didik, namun secara umum ada dua faktor yang dapat dikelompokkan yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik atau faktor eksternal dan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik atau faktor internal.

Menurut Slameto dalam Cahyo (2010: 21) faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada 2 yaitu faktor intern yang terdiri dari faktor jasmani, psikologis, dan kelelahan sedangkan faktor ekstern terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kemudian Thobroni dan Mustofa (2011: 31) Belajar

merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya perbahan dalam tingkah laku dan kecakapan. Menurut Purwanto (2013: 102), berhasil atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor yang berasal dari dalam individu atau faktor internal dan faktor yang berasal dari luar individu atau eksternal.

Pengertian Belajar

Belajar

menurut Syah (2012)

adalah kegiatan siswa yang berproses dan merupakan

unsur yang sangat dasar dalam penyelenggaraan setiap jenjang pendidikan. Jadi, belajar adalah

perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan nilai yang akan membuat

(5)

Dimyati dan Mudjiono (2009) memandang hasil belajar dari dua sisi, yaitu sisi siswa

dan guru. Sisi siswa bahwa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih

baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sisi guru bahwa hasil belajar merupakan saat

terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar menurut Sudjana (2012) adalah perubahan

tingkah laku yang terjadi pada siswa setelah melalui proses belajar mengajar, perubahan tingkah

laku tersebut mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Bloom

(Ratumanan, 2003)

menyebutkan ada tiga ranah belajar yaitu:

a.

Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak), segala upaya yang

mencakup aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam

jenjang atau aspek, yaitu: pengetahuan

(knowledge)

; pemahaman

(comprehension),

penerapan

(application),

analisis

(analysis),

sintesis

(syntesis),

dan penilaian atau penghargaan

(evaluation).

Aspek kognitif memeiliki tujuan yang berorientasi pada kemampuan berfikir, mencakup

kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat, sampai kemampuan memecahkan

masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide,

gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Aspek

kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang berawal dari

tingkat pengetahuan sampai ke tingkat paling tinggi yaitu evaluasi.

b.

Ranah afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai . Ranah afektif

mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar

mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah

(6)

tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif memiliki kategori mulai dari yang

sederhana sampai kategori yang kompleks, yakni (1) penerimaan, (2) partisipasi, (3) penilaian,

(4) organisasi, dan (5) karakterisasi nilai.

c.

Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill)

atau

kemampuan bertindak setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar

psikomotorik sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar

afektif. Ranah psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik misalnya lari, melompat,

melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

Hasil belajar (psikomotorik) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan

penilaian tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dikelas, (2) sesudah

mengikuti pembelajaran yaitu dengan memberikan tes kepada siswa untuk mengukur

pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan

dalam lingkungan kerjanya.

Sebelum sintaks ditambahkan sub bab baru

keunggulan dan kekurangan PBL

Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

1.Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

2.Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta

(7)

pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

6.Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik.

7.Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

8.Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

9.Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis

masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran adanya

kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial.

Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu :

1.Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

2.Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah menyimak penjelasan guru tentang tanggung jawab warga, siswa dapat mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pemilihan kepala desa di desanya.. Setelah

Laba yang diperoleh koperasi sering disebut sisa hasil usha (SHU), laba tersebut akan dikembalikan ayau dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa-jasanya. Akan

membujur pegunungan Meratus Utara dari barat ke timur yang juga menjadi.. batas wilayah Provinsi

Zirconia merupakan bahan keramik yang mempunyai sifat mekanis baik dan banyak digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketangguhan retak bahan keramik lain diantaranya

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Peneliti akan meneliti yang berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan akhlak pemuda dan kendala apa saja yang mempengaruhi pembinaan akhlak pemuda di lembaga pemasyarakatan kelas

Selanjutnya peneliti merancang RPP yang mengacu pada format dari Permendikbud 103 dimana di dalam RPP tersebut digunakan model Discovery Learning yang terdiri dari (

Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa sekali pun organisasi nirlaba, LAZ APU memperlihatkan sebuah pengelolaan yang profesional sehingga kegiatan yang dilakukan